Kemarin hari rabu
lagi asik-asiknya duduk dengan teman-teman di kafe kampus sambil
menikmati kopi di temani rokok, yah karena ini memang sudah menjadi
kebiasaan saya, hari-hari saya di kampus memang pasti saya luangkan
untuk ke kafe kampus, di kafe ini mungkin perlu saya akui bahwa
pengetahuan saya banyak terbentuk di sana, jika kami duduk bersama
teman-teman pasti tetap di warnai dengan diskusi ntah itu diskusi materi
kuliah atau hal lain yang penting ada bahan cerita yang sedikit
bermutulah.
Eemm saat itu kira-kira sekitar 10 menit saya duduk
tiba-tiba datanglah 3 orang teman cewek, mereka lalu mengambil kursi
lalu duduk bersama-sama dengan saya dan teman lain mereka pun ikut
ngobrol dengan kami, tiba-tiba teman cewek ini liat seorang cewek yang
merokok di seblah tempat kami duduk,lalu kemudian teman saya ini
komentar ihhh kok di kampus ini perempuan semakin banyak yah yang
ngerokok, emmm tapi kelihatan kren juga sih yah kalau cewek ngerokok
hehe,lalu kemudian teman cewek yang satu tiba-tiba bertanya ke saya kak,
salah nda kalau wanita merokok,,? emm dengan spontan aku bilang dengan
sedikit iseng, “ohhh tentu tidak hal itu baik apalagi ceweknya duduk
sama saya lalu dia beli rokok lalu kita rokok sama-sama hehe” lalu dia
bilang isst aku serius, emm lalu aku jawab dengan serius, emm bagi saya
sih ini nda asing bagi saya wanita merokok itu sah-sah saja, Cuma justru
yang menjadi pertanyaan saya dalm konteks ini adalah wanita-wanita
merokok yang banyak saya jumpai adalah di dalam kampus, namun di luar
orang yang sama saya liat di kampus ketika di luar dia tidak merokok,
ini sesuatu yang perlu di pertanyakan bagi saya. Tapi jika saya liat
dalam perspektif umum, bahwa kehadiran wanita-wanita mudah yang merokok,
di tempat umum, aku justru menganggapnya ini bagian dari emansipasi
perempuan yah mungkin saja keliru tapi itu menurut asumsi saya.
Bahwa perempuan
akhirnya membangun pandangan sendiri bahwa kenapa rokok menjadi Nampak
sebagai hal yang hanya dubutuhkan kaum pria, dengan mungkin bersandar
pada pandangan tersebut, akhirnya beberapa wanita mengawali dengan
mencoba mengissap rokok, akhirnya akktivitas ini menjadi terbiasa.
Berawal dari satu dua orang dalam misalkan komunitas akhirnya merambah
ke teman-teman yang lain, yah mungkin saja di antara mereka banyak yang
hanya ikut-ikutan dengan kawanya tapi ini nda menjadi soal, intinya
adalah apa yang menjadi dasar mereka itu yang perlu. Dalam budaya
Indonesia, jika permpuan tua merokok itu hal yang biasa, namun anak
remaja yang merokok, banyak budaya yg ada di bangsa ini menganggap hal
yang kurang etis. Ada banyak persepsi tentang wanita merokok, ada yang
bilang wanita merokok adalah wanita yang nakal, wanita penghuni di
tempat-tempat hiburan malam. Namun di saat ini pandangan tersebut
nampaknya sudah di anggap sebgai pandangan keliru, bagi banyak orang apa
lagi kaum wanita yang merokok pastinya mereka tidak terimah dengan
pandangan demikian. Teman saya ada banyak yang merokok, sering juga saya
bertanya pada mereka, kenapa kalian merokok, justru dia nanya balik
kamau juga kenapa merokok, pertanyaan ini ketika di tanggap demikian
memang membuktikan bahwa ini soal kesetaraan bahwa apakah hanya kaum
pria yang tepat untuk menikmati rokok, di antara mereka juga ada yang
bilang yah senang saja kalau isap rokok, ada banyak pandangan tentang
wanita merokok.
Saya kemudia berpikir
mengapa hal ini nampak menjadi sebuah bahan diskusi yang menarik, aku
mencoba membawa dalm perspektif budaya, bahwa di banyak masyarakat kita
menganggap hal ini tidak pantas bagi kaum wanita untuk merokok, karena
dalam komunitas-komunitas masyarakat sebelumnya wanita merokok sangat
jarang kecuali perempuan yang sudah tua, memang ini tidak lazim namun
kalau permpuan yang sudah tua. Jika wanita mudah ini yang menjadikan
persepsi akan beragam. Dalam asumsi banyak orang bahwa wanita-wanita
yang ada di Bar, Café Malam, Pengunjung hotel, yang kelihatan banyak
wanita merokok, jadi kondisi inilah yang membawa paradigma berpikir
masyarakt yang mengatakan bahwa jika ada wanita mudah yang merokok di
tempat umum, itu artinya dia wanita yang tidak baik.
Namun kita juga harus
terimah dengan kebiasaan yang telah membumi, terkait dengan paradigma
berpikir tersebut, mental free tidak bisa dipaksakan untuk berbaur degan
kebiasaan kita, mungkin jika kita bicara dalam konteks terkait dengan
kebebasan yah hal ini sah-sah saja, dalam peraturan juga tak di batasi
kaum hawa untuk merokok, namun ada tata nilai yang tidak tertulis yang
disebut kebiasaan yang terkonsep bagi masyarakat yang etis dan yang
tidak. Anggapan ini memang Nampak sudah menjadi norma. Apapun alasanya
kaum perempuan jika ia merokok dan membantah paradigma bahwa jika wanita
remaja merokok, maka dia adalah wanita tidak “baik”, wanita “nakal”,
hal ini tak dapat di sangkal dengan berpegang pada prinsip pribadi, jika
tidak mau tau yah itu mungkin cara untuk tetap membela diri.
Di daerah perkotaan
kebebasan berekspresi mungkin aku bilang adalah priorita kaula mudah
saat ini, kaki di kepala, kepala di kaki mungkin juga tak lagi aneh.
Dalam amatan saya memang wanita-wanita mudah di perkotaanlah yang memang
paling banyak merokok, mereka masi duduk di SMA mereka sudah mencoba
barang tersebut, apalagi anak mahasiswi, ini bukan lagi hal yang asing
melainkan hal yang biasa-biasa saja, diperkotaan mungkin sesama anak
mudah akan di pandang sebagai bagian dari gaya hidup, namun di kalangan
orang tua ini tetap saja di anggap sebgai hal yang tidak baik. Bahkan
saya masi ingat salah seorang vokalis dari Band Liyla, mengatakan aku
menganggap wanita merokok itu Nampak kayak “kodratya telah hilang”, aku
tidak terlalu mengerti maksudnya namun ini bisa kita katakana bahwa dia
kontra terhadap hal tersebut, sekali lagi saya bilang wanita merokok
tidak masalah, namun wanita saat mereka merokok harus siap menerima
paradigma berpikir masyarakt. Saya pribadi pun tidak senang melihat
wanita merokok, karena memang dalam kesan hidup saya bahwa wanita
merokok itu memang pertama kali saya liat di tempat-tempat hiburan
malam, lalu wanita-wanita yang tidak terdidik, wanita-wanita di jalanan,
mungkin dalam hati pikiran mereka juga tidak ingin demikian namun
karena factor lain yang memaksa untuk masuk di lingkaran tersebut,
meskipun sekarang banyak alasan yang berusaha untuk menanggapi untuk
bisa menjadi hal positif.
http://lifestyle.kompasiana.com/urban/2012/11/08/perempuan-merokok-adalah-perempuan-nakal-benarkah-501550.html
http://lifestyle.kompasiana.com/urban/2012/11/08/perempuan-merokok-adalah-perempuan-nakal-benarkah-501550.html
0 komentar:
Posting Komentar
1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.
Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.
( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )
Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.
Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar
Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com