Sebuah Kisah Pengalaman Bekerja di UBC, Kampusku

Pengalaman menjadikan sesuatu yang berharga untuk kita tahu apa yang telah terjadi di dalam hidup kita. Bisa belajar dari pengalaman menjadi sesuatu yang menyenangkan.

Sepertiku yang saat ini bekerja di salah satu unit di kampus, aku bekerja sebagai staff disana. Kewalahan melayani jumlah pembeli yang tak 1-2 orang tapi ini lebih dari 5 orang. Akan terbayangkan bagaimana caranya, tetapi kita benar-benar selektif dan pentingnya lagi adalah sabar dalam hadapi pelanggan. Karena pelanggan adalah raja. Layani pelanggan kita dengan segenap hati. Itulah yang selalu aku terapkan. Puji Tuhan selama 1 bulan lebih ini, aku bekerja di sini merasakan banyak hal dan pengalaman yang tak pernah terbayarkan sama sekali.selesai bekerja hampir seharian, aku harus telaten menghitung berlian demi berlian yang terkumpul dalam penjualan. Walau sulit itu yg harus aku alami dan miliki. Sulit di awal, mudah di kemudian. Memang awalnya pasti rasanya repot bin ribet. Tapi kalau udah terbiasa jadi rasanya sukacita sekali. Di Unit Bisnis center ini, aku makin banyak pengalaman menyenangkan. Harus tetap sabar hadapi customer. Kemudian aku juga sudah bisa memperhitungkan besarnya pengeluaran untuk nanti aku skripsi. Karena pada bulan-bulan ini banyak sekali angkatan sebelum aku, sibuk dengn melakukan kebutuhan skripsinya.


Lama kelamaan, aku jadi tahu kisarannya berapa untuk nanti aku skripsi. Paling sibuk kalau ada buku-buku kuliah datang. Tentunya ku harus teliti lagi untuk menghitung dan mengecek kembali buku-buku tersebut. Lalu dicatatkan harga buku yang diberikan, jumlah buku serta tanggal mulai penjualan. Memang sih ribet, tapi kan jadi mulai saat ini bisa membuat pembukuan untuk pengeluaran. Hal semacam ini akan dilakukan lagi ketika kita bekerja atau sudah berkeluarga. Prinsip Firman Tuhan serta ayat Alkitab yang juga menjadi favorit aku adalah sebuah acuan untuk aku terus melakukannya dengan segenap hati. Terima kasihku pada ke2 rekan kerja dan dosen yang memberikan kesempatan aku bekerja. Meskipun penghasilan awal sedikit, itu tak membuat aku menyerah kemudian. Tapi makin giat untuk bekerja. Memaksimalkan waktu serta komitmen untuk bekerja dengan sepenuh hati. Karena hati lah yang menentukan bagaimana hasil kedepannya. Soal susah atau mudah, sebenarnya balik lagi dengan kita sendiri. Apa kita mau melakukannya dengan maksimal atau hanya setengah hati.


Nb. Terima Kasih untuk Sandro, Resha dan Bu Diana Frederica yang memberikan kesempatan emas ini untukku. Sembari skripsi aku juga bisa kembangkan potensi yang aku miliki. Karena memang aku merasakan jiwa enterpreneur itu ada di dalam di diriku. Dan welcome untuk Kevin, yang nanti ikut kerjasama di ubc. Yuk, sama-sama majukan UBC di kampus. Tanamkan diri dengan potensi yang kita punya. Agar mencapai buah yang kita mau.
http://ekonomi.kompasiana.com/wirausaha/2013/09/01/pengalaman-bekerja-di-ubc-kampusku-588768.html