Pada suatu masa dimana kadar keimananku di atas rata-rata, aku tergoda oleh para mahkluk mulia agar aku mengkaji kitab suci. Maka kubedahlah baitan firman itu. Tapi maafkan aku ya Allah, aku tidak mau terdoktrin mentah-mentah dengan kata-kata indah dariMu. Karena kuyakin selain memberi ketentraman hati dan sastra nan agung, di dalam pesan-pesanMu mengadung maksud tertentu. Bahkan aku yakin aku bisa menemukanMu.
Akhirnya kusudahi rapalan di satu bahasa, dan kurahkan mataku pada tulisan berbahasa ibu, yang merupakan arti dan tafsiran dari bahasa asing yang tadi kulantunkan. Sekali lagi aku tak puas. Segera kututup media itu, dan beralih ke media cyber. Lebih asyik, pikirku, karena bisa menggunakan indeks dengan mudah.
Pencarianku mulai tak terarah, bukan arti dan tafsir dari bacaan tadi. Melainkan tentang hal lain. Kucoba cari tentang Iskandar Zulkarnain. Kubaca. Kemudian kucari tentang Khidir. Kubaca. Kemudian kucari dan kubaca tentang orang-orang hebat dan mulia zaman dahulu. Lalu kucari tentang kaum Ad, Tsamud, dan kaum-kaum lain. Bagiku mereka tampak sama saja: berlatar belakang Arab, atau setidaknya berada di jazirah sana
Timbul pikiran nakal dalam benakku: Kenapa tidak ada bangsa selain bangsa Arab di kitab mulia ini?; Bukankah Dia itu Tuhannya alam semesta?; Apakah Dia hanya Tuhannya bangsa Arab, dan diluar bangsa Arab secara langsung ataupun tidak langsung "dipaksa" percaya pada Tuhannya bangsa Arab itu?; Kalau Dia memang Tuhannya alam semesta mengapa Dia tidak melibatkan bangsa lain dalam Kitab Agung ini, seperti bangsa Viking atau suku Aztec misalnya?; Bukankah kalau kita menyebut "alam semesta" berarti sama saja menyebut seluruh bangsa di dunia ini bahkan sampai keluar galaksi (jika memang ada bangsa di luar galaksi)?; dan pertanyaan-pertanyaan nakal lain yang terpintas. Lebih spesifik lagi: Mengapa Dia tidak mengikutsertakan Indonesia, bangsaku ini, kedalam sejarah dunia? Mengapa selalu bangsa Arab? Lagi-lagi Arab, lagi lagi Arab. Mengapa ya Allah, mengapa?
Maafkan atas keingintahuanku yang membabi buta ini. Bukankah Kau sendiri yang menyuruh manusia sepertiku untuk berpikir dan membaca, sesuai kata pertama dalam firmanMu? "BACA!"�
Lagi-lagi Arab, lagi-lagi Arab. Mana Indonesianya? Akibatnya aku minder menjadi bangsa Indonesia
Sebuah negara "tim hore" yang cuma meramaikan kancah dunia. Tidak dapat peran apa-apa. Figuran dalam sandiwara besar dan panjang dari sejarah dunia ini. Terbesit dalam hati kecilku sebuah doa kecil: andai saja bangsa ini ikut serta dalam sejarah dunia. Seperti Iraq dengan Mesopotamia-nya, Jerman dengan Hitler-nya, Yunani dengan para filsufnya, Andalusia dengan para ilmuwannya, atau bahkan Amerika dengan Bush-nya. Aku tak bangga menjadi bangsa Indonesia
Waktu berlalu cukup lama.
Seorang sahabat di lingkunganku tumbuh dan besar berbicara mengenai sebuah buku. Dia suka pada buku itu, walau diakui ceritanya tidak berakhir sesuai harapan. Aku tidak tertarik, karena dia menceritakan tentang sebuah negeri non sense, bernama Atlantis, sesuai yang diapaparkan buku itu. Betapa tidak, aku hanya tahu Atlantis dari film-film barat. Dan yang paling dekat kuketahui, aku teringat akan game Age of Mythology Expansion: The Titans, yang didalamnya ada kaum Atlantean (orang-orang atlantis).
Tapi karena cerita itu keluar dari mulut seorang sahabat, aku berpura-pura tertarik dan sesumbar meminjam buku itu. Dia menyanggupinya. Kupikir karena aku masih punya banyak waktu senggang, tak apalah sebagai pelipur sepi. Dan kubacalah buku berjudul NEGARA KELIMA karangan ES ITO itu.
Selepasnya, aku justru mendiskreditkan si penulis. Kupikir dia terlalu banyak nonton film. Film fiksi pula! Aku tidak meyakini apa-apa tentang hasil karyanya itu. Lalu aku mengemukakan pendapatku pada si empunya buku. Dia justru memberi pandangan bahwa bisa jadi si penulis salah, tapi bagaimana jika si penulis benar? Mengapa dia berani mengemukakan tulisan itu, sama beraninya dengan Dan Brown yang mengungkap Holy Grail, rahasia Monalisa, Madonna of the Rock, dan lain-lain? Bukankah harusnya dia punya data akurat agar tulisannya bisa dipertanggungjawabkan jika ada orang 'kurang kerjaan' minta buktinya?
Pandanganku terbagi dua. Jika ES ITO salah maka selesai perkara. Tapi jika benar?
Sejujurnya aku sedikit berharap bahwa si penulis menceritakan fakta yang kuat. Betapa tidak, dia menyebutkan bahwa peradaban tertua di Hindustan, Mesopotamia, Mesir, dan suku Indian di benua Amerika, berasal dari satu induk peradaban, yaitu peradaban pertama dan lebih tua dari peradaban yang pernah tercatat dalam sejarah, peradabannya Nabi Adam as, Plato menyebutnya dengan nama Peradaban Atlantis. Dan peradaban ini terletak di bumi Nusantara.
Tadi sudah kusebutkan bahwa keingintahuanku membabi buta. Rasa ingin tahu tentang Atlantis justru semakin kuat dan mendorongku mencari tahu lebih dalam lagi. Sebagai awal, aku meracau ke teman-temanku: jika mereka ada informasi tentang Atlantis, atau lokasi Nabi Adam as turun ke bumi, atau peradaban Nusantara Kuno, tolong beritahu aku. Sedangkan aku sendiri mencari literatur satu-satunya yang menjadi bukti tunggal tentang keberadaan Atlantis, sebuah karya Plato yang berjudul Timaeus and Critias. Memang ada bagian yang menyebutkan tentang kondisi alam Atlantis:
1. Tanahnya subur, banyak pepohonan. Rakyat Atlantis tidak akan pernah merasa khawatir akan kehabisan kayu.
2. Banyak ragam binatang, khususnya gajah dan banteng.
3. Mempunyai dua musim. Ini berarti Atlantis berada di daerah tropis. 4. Banyak gunung.
5. Dan beberapa keterangan lain, sayangnya aku lupa.
Memang semua ciri-ciri yang disebutkan ada di bumi Nusantara. Tapi aku tidak mau terlalu cepat mengambil kesimpulan.
Menurut keterangan Plato, yang dijabarkan di buku NEGARA KELIMA, Atlantis adalah tanahnya Poseidon. Poseidon punya anak kembar laki-laki. Yang satu dipanggil Atlas. Yang satu lagi aku lupa siapa namanya. Tanah Atlantis diberikan pada Atlas, itulah mengapa tanah itu disebut Atlantis, negeri milik Atlas.
Di lain sisi, aku pernah mendengar bahwa Nabi Adam as punya anak kembar, bernama Habil dan Qabil.
Hanya itu informasi yang kutahu. Memang ada korelasi antara Poseidon dan Nabi Adam. Kupikir ibarat banana dan pisang, batu dan stone, langit dan sky. Hanya beda nama tapi merujuk ke satu objek.
Nah, jadi jika Atlantis adalah bumi Nusantara, sementara Poseidon adalah Nabi Adam as, berarti Nabi Adam as turun di bumi Nusantara. Hanya sampai di sini pencarianku. Buntu. Dari sisi agama aku tidak mendapat apa-apa lagi tentang Nabi Adam, kecuali doktrin bahwa dia adalah manusia pertama, sementara dari sisi lain aku juga tidak mendapat apa-apa lagi selain tetek bengeknya si Plato itu.
Buntu. Waktu berlalu cukup lama, lagi. Aku mulai patah semangat mencari tahu dimana sebenarnya letak Atlantis. Adakah korelasi antara Atlantis, Nusantara, Nabi Adam as, dan Poseidon?
Namun ternyata seorang mantan pacar ada yang terpengaruh dengan racauanku tentang Atlantis, Nusantara, Nabi Adam as, dan Poseidon. Yang tadi sudah kusebutkan. Dia rupanya juga mencari tahu tentang itu.
Kemarin, 25-08-07, aku menerima e-mail yang memberi link ke www.atlan.org. Sebuah e-mail dari mantan pacar yang masih peduli dengan pola pemikiran dan imajinasi-imajinasiku. Aku terkejut dan merasa bangga. Rupanya seorang profesor asal Brasil, bernama Arysio Santos, mengklaim telah menemukan benua yang hilang: Atlantis. Dan penemuannya itu merujuk ke bumi Nusantara. Bahkan dia juga mensinyalir bahwa Nusantara bukan hanya situs peradaban pertama, melainkan juga situs manusia pertama. Manusia pertama tidak lain dan tidak bukan adalah Nabi Adam as, yang Plato menyebutnya dengan nama Poseidon.
Selisih beberapa menit setelah kuungkapkan pada rekan kerjaku bahwa aku (juga ikut) menemukan pencarianku tentang peran Nusantara, dia menceritakan tentang cerita rakyat Badui. Katanya, rakyat Badui masih meyakini bahwa manusia pertama kali berada di tanah Badui, Banten. Ungkapan ini semakin membuatku sumringah. Percaya tidak percaya. Dan yang lebih ajaib lagi, somehow, paman dari Bos-ku tiba-tiba memastikan apakah aku mau ikut dengannya ke Badui. Pikiranku mendadak kacau balau. Tiba-tiba pertanyaanku terjawab bertubi-tubi, dan aku diberi kesempatan untuk membuktikan kebenaran jawaban itu.
Ada kekuatan ilahiah yang sedang bekerja padaku saat itu. Aku yakin, somehow, aku digariskan untuk menapak tilas asal muasal manusia. Yang ternyata asalnya dari bumi Nusantara. Dari tanah Atlantis. Jawabanku tentang peran Indonesia di kancah dunia sudah terjawab. Ternyata Indonesia punya peran yang sangat penting bagi peradaban lainnya. Betapa tidak, manusia pertama turun di bumi Nusantara!!! Dan pencarianku justru baru bermulai di sini. Insya Allah, aku akan segera berangkat ke Badui untuk berkunjung ke situs 'tanah asal' kita semua. Dan tulisan ini tidaklah berakhir sampai disini. Sama seperti pencarianku, tulisan ini justru baru dimulai.
http://benks.blogs.friendster.com/benks/2007/08/atlantis.html
0 komentar:
Posting Komentar
1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.
Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.
( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )
Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.
Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar
Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com