ARTIKEL PILIHAN

GOOGLE TRANSLATE

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

ARTIKEL PILIHAN

Presiden Nggak Dicintai Rakyatnya: Megawati: Ada Loh Presiden Nggak Dicintai Rakyatnya

Written By Situs Baginda Ery (New) on Senin, 24 Maret 2014 | 13.00

Megawati: Ada Loh Presiden Nggak Dicintai Rakyatnya
TRIBUNJOGJA.COM, BALI - Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menyinggung kepemimpinan seorang presiden. Mega tidak menjelaskan presiden mana yang memimpin Indonesia tetapi tidak disenangi oleh rakyat.
"Ada loh presiden nggak dicintai rakyatnya, mau seperti itu?" tanya Megawati dalam kampanye terbuka di  di Lapangan bola Kopral I Wayan Surem, Desa Blahkiuh, Badung, Bali, Sabtu (22/3/2014).
Megawati lalu meminta simpatisan memilih calon presiden yang diusung PDIP Gubernur DKI Joko Widodo pada pemilu 2014. Sebab, Jokowi tipe pemimpin yang dinilai dicintai rakyat.
Presiden RI ke-5 itu lalu menceritakan bagaimana ayahnya Soekarno berjuang untuk kemerdekaan Indonesia hingga ditangkap dan ditindas penjajah.
"Bung Karno memperjuangkan bangsa, ia mau dibuang, mau dipenjara tetapi tetap teguh dan tegar," ujarnya.
Selain itu, Megawati juga menyinggung keberadaan intelijen yang senang menakuti PDIP. Ia meminta simpatisan PDIP tidak khawatir atas intervensi intelijen.
"Apa dia makan orang? Orang dia juga nyari makan kok. Dia sembunyi-sembuyi, kok gitu ya mau? Ini seperti zombie jalan nggak ada nyawa," imbuhnya.
13.00 | 0 komentar | Read More

Megawati Sindir Pemerintahan SBY saat Kampanye di Bali ( Megawati Sindir Pemerintahan SBY )

KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarnoputri menyindir 10 tahun pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat berkampanye kampanye di Badung, Bali, Sabtu (22/3/2014) sore.

Menurut Megawati, selama pemerintahan SBY, Indonesia justru mengalami kemunduran. "Sepuluh tahun setelah saya pada 2004 menyelesaikan tugas saya sebagai Presiden Republik Indonesia, sejak itu juga peran saya tergantikan. Sekarang hampir 10 tahun saya melihat bahwa hal yang seharusnya banyak dilakukan, justru tidak dilakukan dengan baik," kata Megawati di depan ribuan pendukungnya.

Oleh karena itu, menurutnya wajar jika sebagai Ketua Umum PDI-P, dia sering memberikan kritik keras kepada pemerintahan SBY.

"Itu karena program yang dilakukan memang sangat merugikan. Saudara mungkin bertanya apa saja yang membuat saya bisa sampai mengatakan ada hal-hal yang tidak dilakukan dengan baik," lanjut dia.

Megawati pun memberi contoh kebijakan impor pangan sebagai salah satu permasalahan yang muncul selama pemerintahan SBY berlangsung.

"Coba bayangkan, bahan pangan yang bisa diolah petani kita dengan sangat baik tapi justru banyak diimpor. Artinya didatangkan dari negara lain. Tidak bisakah kita?" tanya Megawati.

Dia pun memuji Bali yang menurutnya mempunyai pertanian sangat baik dan berhasil.

"Melihat Bali saja, ketika petaninya dengan susah payah mengusahakan padinya bisa menghasilkan bulir padi yang berisi dan menjadi makanan, tapi itu disia-siakan pemerintah. Saya jalan di Bali ini terkagum-kagum betapa indahnya sawah atau subak di Bali ini," pujinya.

Sang proklamator Soekarno juga, kata dia, pernah mengatakan bahwa Indonesia adalah bangsa yang sangat kaya raya.

"Lalu ada sebuah keputusan yang dilatakan kalau kita selalu kekurangan beras impor dari luar. Saya tidak setuju karena Bung Karno sebagai proklamator mengatakan kalau Indonesia adalah negara yang kaya raya. Tapi mengapa sampai hari ini masih ada orang yang alami kemiskinan, kebodohan, harga diri rasa percaya diri yang rendah," ujarnya.

Megawati pun berjanji, jika PDI-P memenangi pemilu legislatif mendatang, partainya akan memperbaiki kondisi tersebut. Dengan begitu, tak ada lagi masyarakat kecil yang akan hidup dalam kesusahan.
12.58 | 0 komentar | Read More

Prabowo sindir PDIP: Lewat sajak, Prabowo sindir PDIP suka bohong

Lewat sajak, Prabowo sindir PDIP suka bohongMerdeka.com - Partai Gerindra menggelar kampanye dan HUT di Stadion Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta. Dalam orasi politiknya, Capres Partai Gerindra Prabowo Subianto menyindir PDI Perjuangan yang telah mengingkari janji.

"Ada yang mengatakan zaman ini zaman edan, orang Jawa angkat tangan? Banyak sekali orang Jawa di sini. Jaman ini zaman edan, orang salah dibilang benar, orang benar dibilang salah. Orang jujur dihancurkan, katanya," kata Prabowo di depan ribuan kader dan simpatisaanya di GBK, Senayan, Jakarta, Minggu (23/3).

Kemudian, Prabowo tergelitik dengan adanya seorang tokoh politik yang membuat statment di koran yang minta jangan saling menjelekkan.

"Saya setuju. Dia menganjurkan politik harus santun, jadi saya merasa aneh, akhirnya saya bikin sajak menjawab orang itu. Karena saya melihat budaya politik baru, budaya boleh bohong. Orang tua mengajarkan kamu jangan bohong," tegas Prabowo.

"Kalian dianggap wong cilik tapi lebih pintar dari mereka. Saya bikin sajak judulnya asal santun. Boleh bohong asal santun, boleh korupsi asal santun, boleh khianat asal santun, boleh jual negeri asal santun, boleh menyerahkan kedaulatan bangsa asal santun," lanjut Prabowo membacakan sajak.

Prabowo mengaku kesal partainya dibohongi oleh partai lain.

"Saya tanya ini budaya baik atau tidak? Tak baik, saudara mau punya pemimpin seperti itu. Oleh karena itu kalian harus kerja keras untuk Gerindra," tandasnya.

Seperti diketahui, Partai Gerindra dan PDIP membuat perjanjian batu tulis pada tahun 2009. Yang mana, pada tahun itu, Prabowo mendukung penuh pencalonan Megawati sebagai capres 2009 dengan imbal balik pada tahun 2014 PDIP akan balik memberikan dukungan terhadap pencapresan Prabowo Subianto. Namun, PDIP memberikan mandat dan mencalonkan Jokowi sebagai Capres 2014.
12.57 | 0 komentar | Read More

Strategi bagi Kompetitor Jokowi: Ini Pilihan Strategi bagi Kompetitor Jokowi

RODERICK ADRIAN MOZES Calon presiden yang juga Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi) berkampanye di lapangan Rejobasuki, Seputih Raman, Lampung Tengah, Lampung, Sabtu (22/3/2014). Jokowi menjadi juru kampanye Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan di beberapa kota di Provinsi Lampung bersama sejumlah tokoh PDIP di antaranya Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. KOMPAS IMAGES/RODERICK ADRIAN MOZES


KOMPAS.com — Dalam menghadapi Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo yang diusung PDI-Perjuangan sebagai calon presiden, ada tiga pilihan strategi yang dapat ditempuh para kompetitor. Menurut Direktur Eksekutif The Political Literacy Institute, Gun Gun Heryanto, strategi pertama yang dapat ditempuh kompetitor adalah dengan menjadikan Jokowi sebagai musuh utamanya.

"Pilihan strategi kompetitor hanya tiga posisi. Pertama, menjadikan Jokowi musuh utama," kata Gun Gun dalam diskusi bertajuk Efek Jokowi dan Strategi Partai Politik di Pilpres 2014 di Jakarta, Minggu (23/3/2014).

Menurut Gun Gun, strategi ini mulai diposisikan Gerindra. Sejak PDI-P menyatakan akan mengusung Jokowi sebagai capres, katanya, Gerindra intensif melancarkan serangan. "Mulai dari kampanye-kampenye, surat Batu Tulis-lah, Jokowi disebut mencla-mencle, bagaimana mau memimpin Indonesia. Verbal ini harus dimaknai, konteks pilihan Prabowo, mau enggak mau bertarung di 2014 atau tidak sama sekali," kata Gun Gun.

Pilihan strategi kedua, lanjutnya, dengan menjadikan Jokowi sebagai kekuatan utama. Dia meramalkan, banyak partai papan tengah yang nantinya akan berkoalisi dengan PDI-P bukan karena ideologi yang senada, melainkan karena politik akomodasi semata.

"Bagaimana mendapatkan win-win solution dari proses koalisinya, politik akomodasi, akan ada muncul kekuatan yang merapat ke PDI-P," sambung Gun Gun.

Selain kedua strategi di atas, menurut Gun Gun, kompetitor dapat menjadikan Jokowi sebagai alternatif terakhir jika calon yang diusungnya dianggap tidak mampu.

"Nah yang ketiga ini sangat mungkin dimainkan Golkar. Bisa dihitung, sekarang tetap mencapreskan Ical, tapi kita tahu Golkar sejarahnya selalu di kekuasaan, bisa jadi proses akhirnya menjadikan pencapresan Pak Ical, bisa jadi injury time dia merapat ke kekuasaan," tutur Gun Gun. Di sisi lain, Golkar bisa juga menjadikan Jokowi sebagai alternatif terakhir jika calonnya gagal.

Sementara bagi PDI-P, Gun Gun menilai partai yang dipimpin Megawati Soekarnoputri itu sedianya menjalankan strategi yang konsisten menjaga tren positif Jokowi serta menjaga mesin pemenangan partai dari pusat hingga daerah. Selain itu, menurutnya, PDI-P harus mengelola harapan publik terhadap Jokowi.

"Ini harus dilakukan, political treatment, karena Jokowi diasumsikan bukan hanya milik PDI-P, melainkan juga semua orang berekspektasi kepada Jokowi," ujarnya.

Wakil Sekretaris Jenderal Partai Golkar Musfihin Dahlan dalam diskusi yang sama mengatakan, Jokowi bagi Golkar bukan musuh ataupun lawan politik. Golkar, katanya, menempatkan Jokowi sebagai seorang figur yang patut diapresasi. Kehadiran Jokowi, menurut Musfihin, tidak menjadi masalah bagi Golkar karena partainya sudah mengusung calon presiden sendiri sejak awal.

Mengenai kemungkinan Golkar berhenti mengusung bakal capresnya yang sekarang, yakni Aburizal Bakrie, Musfihin mengatakan bahwa hal itu tergantung perkembangan internal Golkar setelah hasil pemilu legislatif keluar.

"Golkar sangat dinamis, di dalam selalu ada mekanisme evaluasi, setelah legislatif kita akan mengadakan rapim yang bisa mengubah segala-galanya," katanya.
12.55 | 0 komentar | Read More

Berita Terbaru Ical Golkar: Foto-Foto Mesra Ical-Marcella Kian Anjlokkan Suara Golkar

Derasnya arus informasi dan kecanggihan teknologi membuat masyarakat dengan cepat menerima informasi. Setelah ramai beredar video capres Partai Golkar Aburizal Bakrie (Ical) dengan artis cantik Marcella Zalianty, kini di Surabaya juga beredar foto Ical memeluk erat artis cantik tersebut.
Foto: Istimewa
Selain beredar disejumlah situs jejaring sosial baik Facebook maupun Twitter, foto tersebut juga beredar di sejumlah pengguna Blackberry Mesenger (BBM).

Dalam foto tersebut, Ical menggunakan baju berwarna putih dan Marcella menggunakan baju tanpa lengan. Ical memeluk Marcella di dalam pesawat pribadi yang diduga milik sang capres itu. Saat berpose, Ical memeluk erat kakak kandung artis Olivia Zalianty itu.

Dalam berpose, Ical mengenakan kacamatan hitam dan Marcella terlihat tersenyum. Komentar akun Twitter pun bermunculan. Salah satunya adalah akun @Bang_is yang menyebut sebagai calon ibu negara. "hahaha calon ibu negara ziip ziip," tulis akun tersebut.

Sebelumnya, video Ical bersama artis cantik Marcella Zalianti. Video itu diambil saat bos Bakrie Group itu liburan di Pulau Maladewa bersama Olivia Zalianty (adik Marcella) dan Wakil Ketua Komisi III DPR Azis Syamsuddin. Kehebohan atas video tersebut muncul setelah diunggah oleh akun DP News disitus YouTube, Kamis 20 Maret 2014 dengan durasi 3 menit 22 detik.

Tatty Murnitriati, istri Ical, dalam jumpa persnya di Bandara Ahmad Yani Semarang, Jawa Tengah, menuturkan bahwa tidak ada masalah dengan liburan suaminya dengan duo Zalianty tersebut.

“Marcella dan Olive itu teman dekat anak-anak saya. Mereka seperti anak-anak saya sendiri. Jadi adanya berita-berita seperti itu, apa sih maunya,” tutur Tatty dii Ruang Transit VIP Bandara Ahmad Yani, Semarang, Minggu 23 Maret 2014.

Pakar komunikasi politik dari Universitas Indonesia (UI), Agung Suprio menilai beredarnya foto tersebut bisa membuat suara Golkar merosot di Pileg dan Pilpres 2014. “Kasus video dan foto Ical-Marcella akan menurunkan elektabilitas Ical dan Partai Golkar,” tuturnya. (sus)
12.53 | 0 komentar | Read More

Misteri Malaysia Airlines Segera Terungkap: PM Australia Yakin Misteri Malaysia Airlines Segera Terungkap


 
BBC 
Lokasi ditemukannya obyek yang diduga puing pesawat Malaysia Airlines di selatan Samudra Hindia


PORT MORESBY, KOMPAS.com — Upaya pencarian pesawat Malaysia Airlines MH370 di perairan Samudra Hindia diyakini akan segera membuahkan hasil. Perdana Menteri Australia Tony Abbott optimistis misteri hilangnya pesawat tersebut segera terungkap.

"Kita sekarang telah memperoleh sejumlah petunjuk yang sangat kuat dan hal itu meningkatkan harapan bahwa kita mungkin selangkah lagi mengungkap apa yang terjadi pada pesawat naas ini," ujar Tony Abbott dalam konferensi pers di Port Moresby, Papua Niugini, Minggu (23/3/2014) pagi tadi.

Sebelumnya, pada Kamis (20/3/2014) lalu, Australia mengumumkan citra satelit yang memotret dua obyek sepanjang 24 meter di perairan Samudra Hindia. Dengan ukuran sepanjang itu, kuat dugaan kemungkinan puing pesawat Malaysia Airlines.

Kemudian, pada Sabtu kemarin, China juga mengumumkan citra satelit yang memotret sebuah obyek sepanjang 22 meter tidak begitu jauh dari lokasi temuan Australia.

Upaya pencarian pesawat yang melibatkan 26 negara telah ditingkatkan dengan menambah pesawat dan kapal laut untuk melakukan penyisiran. China telah mengirim dua pesawat ke Australia untuk menambah kekuatan armada pencarian.

Saat ini total terdapat delapan pesawat yang dikerahkan untuk melakukan pencarian di Samudra Hindia atau bertambah dua pesawat dibandingkan Sabtu kemarin. Pesawat P-8 Poseidon milik Angkatan Laut Amerika Serikat juga telah bergabung.

"Tentu saja, dengan lebih banyak pesawat, lebih banyak kapal, semakin besar keyakinan kita untuk menemukan benda apa yang ada di sana," ujar Abbott.

Namun, sebelum memastikan apa yang sebenarnya terjadi, hal terpenting yang harus dilakukan, menurut Abbott, adalah mengambil sampel benda tersebut.
Abbott mengatakan, tim pencari Australia telah mengidentifikasi sejumlah benda, antara lain sebuah palet kayu yang berpotensi menjadi kunci utama misteri. Palet kayu ini adalah salah satu obyek yang dibawa penumpang pesawat Malaysia Airlines.
Dugaan ini diperkuat karena adanya tim kaligrafi China yang menaiki pesawat. Abbott melanjutkan puing-puing ini berukuran relatif kecil, ditemukan dalam kondisi berdekatan di zona pencarian Australia.

Pesawat Malaysia Airlines dengan nomor penerbangan MH370 yang membawa 239 penumpang, 7 di antaranya dari Indonesia, hilang saat penerbangan Kuala Lumpur-Beijing, Sabtu (8/3/2014) dini hari sekitar 2 jam setelah tinggal landas.

Banyak spekulasi penyebab hilangnya pesawat tersebut, tetapi dugaan terakhir pesawat kemungkinan dikuasai orang yang berpengalaman di bidang penerbangan sehingga mematikan transponder dan mengarahkan pesawat ke tujuan lain di sekitar Samudra Hindia. Dugaan tersebut berdasarkan data sinyal yang diterima satelit beberapa jam setelah pesawat hilang dari radar.
12.41 | 0 komentar | Read More

Inilah Etika dalam Bercanda

Written By Situs Baginda Ery (New) on Minggu, 23 Maret 2014 | 19.07

http://azzuralhi.files.wordpress.com/2012/03/info-manfaat-tertawa.jpg 
Berkelakar atau bercanda merupakan hal lumrah yang dilakukan manusia. Bahkan, kadang berkelakar sudah menjadi semacam ‘bumbu’ dalam setiap pembicaraan. Namun, adakalanya kita menemui seseorang yang berlebihan dalam bercanda dan tertawa, dan di lain pihak ada pula seseorang yang selalu bermuka kelam tanpa dihiasi garis-garis senyum di bibirnya. Islam adalah agama pertengahan (wasath) antara dua kebathilan. Selain itu Islam juga merupakan agama yang komplit, yang mengatur segala sesuatu sampai dengan buang hajat dengan segala adabnya. Lalu,… bagaimana Islam membicarakan fiqh dalam bercanda ?
Dalam beberapa riwayat menyebutkan bahwa Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam pernah bercanda ketika memanggil shahabatnya :
يَا ذَا اْلأُذُنَيْن
“Hai yang mempunyai dua telinga “ 1
Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam juga pernah berkata kepada seorang perempuan tua : “Tidak ada perempuan tua yang masuk surga”. Kemudian beliau shallallaahu ‘alaihi wasallam membaca ayat :
إِنَّا أَنشَأْنَاهُنَّ إِنشَاء - فَجَعَلْنَاهُنَّ أَبْكَارًا
“Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari itu) dengan langsung. Dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan “ (Al-Waaqi’ah : 35-36) 2
Dari Anas radliyallaahu ‘anhu diriwayatkan bahwa ada seorang laki-laki menemui Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam dan berkata: “Wahai Rasulullah, bawalah aku jalan-jalan”. Beliau berkata : “Kami akan membawamu berjalan-jalan menaiki anak unta”. Laki-laki itu pun menukas : “Apa yang bisa kuperbuat dengan anak unta?”. Beliau berkata : “Bukankah setiap unta adalah anak ibunya?”. 3
Dari Abu Hurairah radliyallaahu ‘anhu diriwayatkan bahwa ia berkata : “Orang-orang bertanya : ‘Wahai Rasulullah, apakah engkau juga mengajak kami bercanda?’. Beliau menjawab : ‘Ya, tapi aku hanya mengatakan sesuatu apa adanya (tanpa berdusta)“4 .
Dari beberapa riwayat tentang kelakar/bercandanya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam terkumpul padanya 3 (tiga) perkara :
1. Tidak berdusta / tidak mengada-ada.
2. Dilakukan terhadap wanita, anak-anak, dan kalangan pria yang lemah yang butuh bimbingan.
3. Jarang dilakukan (kadang-kadang).
Tiga perkara di atas hendaknya diperhatikan oleh kaum muslimin - baik bagi orang awam, para da’i, dan para pemimpin - dalam bermuamalah terhadap sesama. Tidak halal hukumnya sengaja melucu dengan hal-hal kedustaan agar manusia tertawa karenanya. Merupakan musibah di masyarakat ketika profesi pelawak menjadi sangat laris di masyarakat. Hendaknya mereka bertaubat kepada Allah ta’ala dan meninggalkannya, sebab rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam mengancam mereka (yang melucu dengan dusta agar orang-orang tertawa) dengan sabdanya :
ويل للذي يحدث فيكذب ليضحك به القوم ويل له ويل له
“Neraka Wail bagi orang yang berbicara lalu berdusta untuk melucu (membuat orang tertawa); neraka Wail baginya, neraka Wail baginya “ 5.
Dengan demikian, berlebihan dalam kelakar dan terus-terusan dengannya adalah terlarang, karena hal itu akan menjatuhkan kehormatan dan menumbuhkan dendam serta kemarahan. Adapun kalau sedikit, seperti yang telah disebutkan sebelumnya, maka hal itu mengandung kebaikan jiwa. Dan terakhir, tersisa nasihat emas dari Imam Dzahabi rahimahullah bagi kita semua, dengan perkataannya :
“…hendaknya mereka membatasi diri dan hendaknya mereka mencela diri sendiri sehingga jiwanya tidak goyah. Sementara bagi mereka yang berwajah kusam masam, hendaknya mereka tersenyum dan memperelokkan akhlaqnya, serta harus marah kepada diri sendiri karena kejelekan akhlaqnya. Setiap penyimpangan yang keluar dari rel penyimpangan adalah tercela. Sehingga jiwa itu perlu dididik dan dibenahi” 6
—————————-
Catatan kaki :
1. HR. Tirmidzi dalam Syamail 225 dan Sunan-nya 1992, 3828; Abu Dawud no. 5002; dan Ahmad 3/117, 127. Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih Sunan Abi Dawud no. 4182.
2. HR. Tirmidzi dalam Syamail 240 dan dihasankan oleh Syaikh Al-Albani dalam Ghayatul-Maram 375.
3. HR. Abu Dawud dalam Sunan-nya dalam kitab Al-Adab – 92 bab Riwayat tentang Bersendau-Gurau hadits no. 3998 (V : 270) dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih Sunan Abi Dawud III : 943 no. 4180. Dikeluarkan juga oleh At-Tirmidzi dalam kitab Al-Birr – 57 bab Riwayat tentang Bersendau-Gurau hadits no. 1992 (VI : 207).
4. HR. Tirmidzi dalam kitab Al-Birr wash-Shilah – 57 bab Riwayat tentang Sendau-Gurau 1991; dan beliau berkata : “Hadits ini hasan shahih”.
5. HR. Abu Dawud dalam kitab Al-‘Adab – 88, bab Ancaman Keras terhadap Dusta; hadits no. 3990 dan dihasankan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih Sunan Abi Dawud III : 942 no. 4175.
6. Siyaaru A’lamin-Nubalaa’ X/140, 141.
=====Abu Al-Jauzaa’ 1427 H======
Dikutip dari Forum My Qur’an….

http://www.dzikir.org/index.php/etika-dalam-islam/57-etika-dalam-bercanda
19.07 | 0 komentar | Read More

Inilah Etika Mengambil Laba dalam Islam

pasar
Banyak cara yang dapat ditempuh seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, misalnya berdagang (berniaga). Berdagang merupakan cara yang efektif untuk mendapatkan keuntungan atau laba. Di samping itu, juga menjadi sarana yang dapat mendekatkan seorang hamba terhadap Tuhannya. Di mana, berniaga dapat membantu sesama saudara yang membutuhkan barang komoditas.

Berdagang pernah dipraktekkan Nabi Muhammad saw. di saat usianya baru menginjak 13 tahun. Usia yang bisa dibilang cukup belia. Bersama pamannya beliau berdagang ke negeri Syam untuk menyalurkan barang-barang dari Makkah. Imam madzhab pun juga pernah berniaga. Abu Hanifah adalah salah satu dari imam madzhab yang dikenal sebagai pedagang yang cukup sukses. Namun, beliau lebih dikenal sebagai pengarang kitab (mushannif) daripada saudagar, karena yang dominan pada beliau adalah ke-ulama’-annya. Sehingga, sisi yang lain tidak banyak terungkap di permukaan.

Praktik jual-beli (berdagang) dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah ba’idan tijarah. Ba’i dan tijarah memiliki perbedaan makna, di mana ba’i adalah tukar menukar barang dengan yang lain sebatas ingin memenuhi kebutuhan tidak sampai pada keinginan mendapatkan keuntungan atau laba. Beda halnya dengan tijarah yang lebih menitikberatkan pada hasil atau laba. Namun, pada intinya keduanya memiliki satu tujuan, yaitu untuk memenuhi kebutuhan, baik bertujuan mendapatkan hasil atau tidak.

Ulama fiqh mengkategorikan jual beli sebagai usaha yang baik. Jual beli menempati posisi nomor tiga setelah bercocok tanam (bertani) dan perindustrian. Al-Malibary menuturkan dalam kitabnya, Fath al-Mu’in,

فتح المعين – (ج 2 / ص 355)

(فائدة) أفضل المكاسب الزراعة ثم الصناعة ثم التجارة

“Usaha yang terbaik adalah bercocok tanam, perindustrian, kemudian perniagaan.”

Muhammad Syattha al-Dimyati dalam kitabnya, I’anah al-Thalibin, mencoba mengurai alasan perniagaan masuk dalam usaha yang baik. Menurut beliau, tidak sedikit dari kalangan sahabat yang melakukan praktek jual beli dan dari hasil perniagaan itulah mereka dapat memenuhi kebutuhan hidup mereka.[1]

Jual beli yang dimaksudkan al-Malibary tentu jual beli yang tidak mengandung unsur penipuan atau gharar yang bisa merugikan salah satu dari kedua belah pihak yang bertransaksi. Dalam arti, pihak pembeli dan penjual sama-sama rela serta tanpa ada unsur keterpaksaan dalam bertransaksi.

Dalam berniaga, tentu yang menjadi prioritas utama adalah mendapatkan keuntungan atau laba. Namun, terkadang seseorang lupa akan etika jual-beli, sehingga memiliki kecenderungan untuk meraup keuntungan sebanyak-banyaknya tanpa memperhatikan pihak konsumen (pembeli). Padahal tujuan jual-beli sesungguhnya bukan semata-mata murni mencari keuntungan atau laba, namun juga membantu saudara yang sedang membutuhkan.

Keinginan untuk meraup keuntungan sebesar-besarnya akan berdampak pada kecenderungan pedagang untuk berbuat negatif serta berbohong, menipu, manipulasi, bersumpah-serapah, mengambil kesempatan dalam kesempitan, dan lain-lain. Hal ini tentu sangat dilarang oleh Islam. Nabi saw. bersabda,

سنن الترمذى – (ج 4 / ص 471)

التَّاجِرُ الصَّدُوقُ الْأَمِينُ

“Pedagang itu (harus) jujur dan terpercaya”.

Dalam kesempatan yang lain, Nabi saw. pernah ditanya sahabatnya perihal usaha yang baik untuk dikerjakan, sebagaimana dalam haditsnya,

مسند أحمد بن حنبل – (ج 4 / ص 141)

أَيُّ الْكَسْبِ أَطْيَبُ قَالَ عَمَلُ الرَّجُلِ بِيَدِهِ وَكُلُّ بَيْعٍ مَبْرُوْرٍ

“Usaha apakah yang paling baik, Nabi menjawab: Pekerjaan seseorang dengan tangannya (jerih payahnya) dan tiap-tiap jual beli yang mabrur.”

Mabrur maksudnya adalah jual beli yang terbebas dari penipuan dan kecurangan. Termasuk dalam kriteria curang adalah melakukan sumpah palsu untuk menarik perhatian konsumen. Tak heran, bila Islam melarang praktik penawaran untuk mengecoh minat konsumen (najsy) dan lain sebagainya yang berpotensi merugikan pembeli.

Kecenderungan untuk mengambil laba setinggi mungkin pada biasanya dilakukan pada momen-momen tertentu. Semisal hari raya ‘idul fitri, tahun baru, hari natal, dan seremonial yang lain, semisal pengajian, konser, dan lain-lain. Pada hari-hari inilah, para penjual dengan berbagai alasan, menaikkan harga barang tanpa kenal kompromi. Tak ayal, para konsumen pun banyak yang mengeluh.

Berbicara tentang laba atau keuntungan, tentu yang dimaksud adalah hasil yang diusahakan melebihi dari nilai harga barang. Dalam pandangan Wahbah al-Zuhaili, pada dasarnya, Islam tidak memiliki batasan atau standar yang jelas tentang laba atau keuntungan. Sehingga, pedagang bebas menentukan laba yang diinginkan dari suatu barang. Hanya saja, menurut beliau keuntungan yang berkah (baik) adalah keuntungan yang tidak melebihi sepertiga harga modal.[2]

Ibnu Arabi juga memberikan komentar tentang batasan pengambilan laba sebagai konsep penetapan harga. Menurut beliau, penetapan laba harus memperhatikan pelaku usaha dan pembeli. Oleh karena itu, pelaku usaha boleh menambah laba yang akan berakibat makin tingginya harga. Sedangkan pembeli juga diperkenankan untuk membayar lebih dari harga barang yang dibelinya.

Beliau juga mengatakan, bahwa tidak boleh mengambil keuntungan terlalu besar. Beliau mengkategorikan hal tersebut dengan orang yang makan harta orang lain dengan jalan yang tidak benar, di samping itu juga masuk dalam kategori penipuan. Karena dalam pandangan beliau, hal itu bukanlah tabarru’ (pemberian sukarela) juga bukan mu’awadhah (tukar-menukar), karena pada biasanya dalam mu’awadhah tidak sampai mengambil laba terlalu besar.[3]

Pendapat Ibnu Arabi ini sama dengan pendapat yang dikemukakan Imam Malik bin Anas. Dalam pandangan Imam Malik, pelaku usaha atau pedagang pasar tidak boleh menjual barangnya di atas harga pasaran. Mengingat, mereka juga harus memperhatikan kemaslahatan para pembeli. Sedangkan menjual barang dengan harga di atas harga pasaran (normal) akan mengabaikan kemaslahatan pembeli. Bahkan, dalam hal ini beliau memberikan peringatan dengan sangat tegas. Kalau sekiranya ada pedagang (di pasar) menjual di luar harga pasaran, maka harus dikeluarkan dari pasar tersebut.[4]

Sedangkan menurut sebagian ulama dari kalangan Malikiyyah membatasi maksimal pengambilan laba tidak boleh melebihi sepertiga dari modal. Mereka menyamakan dengan harta wasiat, di mana Syari’ membatasi hanya sepertiga dalam hal wasiat. Sebab wasiat yang melebihi batas tersebut akan merugikan ahli waris yang lain. Begitu pula laba yang berlebihan akan merugikan para konsumen (pembeli). Oleh sebab itu, laba tertinggi tidak boleh melebihi dari sepertiga.[5]

Islam memang tidak memberikan standarisasi pasti terkait pengambilan laba dalam jual beli. Kendatipun begitu, sepantasnya bagi seorang muslim untuk tidak mendhalimi sesama muslim yang lain dengan mengambil keuntungan terlalu besar. Harga yang sangat mahal karena keuntungan yang diambil sangat besar tentu sangat memberatkan kepada pihak pembeli. Dalam hal ini, tidak akan ada istilah tolong menolong yang sedari awal sangat diwanti-wanti oleh Islam. Islam tidak melarang untuk mengambil keuntungan, namun dalam batas kewajaran.

Tirulah mu’amalah yang dilakukan Nabi, di mana beliau tidak jarang menyebutkan harga pokok barang agar konsumen (pembeli) tidak merasa rugi dan dipermainkan dengan harga. Dengan demikian, tidak ada pihak yang merasa dirugikan. Toh, pembeli juga rela dengan laba yang diambil pihak penjual asalkan sewajarnya. (eL-Kafi.net, img: tribunnews)



[1] Muhammad Syattha al-Dimyati, I’anah al-Thalibin, Bairut: Dar al-Fikr,  juz II, h. 355.

[2]  Wahbah al-Zuhaili, Al-Mu’amalat al-Mu’ashirah, Bairut: Dar al-Fikr, h. 139.

[3]  Ibnu Arabi, Ahkam al-Qur’an, Bairut: Dar al-Fikr, juz I, h. 408-409.

[4]  An-Nawawi,  Al-Majmu’, Maktabah Syamilah, juz XIII, h. 34-35.

[5]  Wahbah al-Zuhaili, Al-Fiqh al-Islami wa Adillatuhu, Bairut: Dar al-Fikr, juz V, h. 307.



http://cyberdakwah.com/2013/05/etika-mengambil-laba-dalam-islam/
Banyak cara yang dapat ditempuh seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, misalnya berdagang (berniaga). Berdagang merupakan cara yang efektif untuk mendapatkan keuntungan atau laba. Di samping itu, juga menjadi sarana yang dapat mendekatkan seorang hamba terhadap Tuhannya. Di mana, berniaga dapat membantu sesama saudara yang membutuhkan barang komoditas.
Berdagang pernah dipraktekkan Nabi Muhammad saw. di saat usianya baru menginjak 13 tahun. Usia yang bisa dibilang cukup belia. Bersama pamannya beliau berdagang ke negeri Syam untuk menyalurkan barang-barang dari Makkah. Imam madzhab pun juga pernah berniaga. Abu Hanifah adalah salah satu dari imam madzhab yang dikenal sebagai pedagang yang cukup sukses. Namun, beliau lebih dikenal sebagai pengarang kitab (mushannif) daripada saudagar, karena yang dominan pada beliau adalah ke-ulama’-annya. Sehingga, sisi yang lain tidak banyak terungkap di permukaan.
Praktik jual-beli (berdagang) dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah ba’idan tijarah. Ba’i dan tijarah memiliki perbedaan makna, di mana ba’i adalah tukar menukar barang dengan yang lain sebatas ingin memenuhi kebutuhan tidak sampai pada keinginan mendapatkan keuntungan atau laba. Beda halnya dengan tijarah yang lebih menitikberatkan pada hasil atau laba. Namun, pada intinya keduanya memiliki satu tujuan, yaitu untuk memenuhi kebutuhan, baik bertujuan mendapatkan hasil atau tidak.
Ulama fiqh mengkategorikan jual beli sebagai usaha yang baik. Jual beli menempati posisi nomor tiga setelah bercocok tanam (bertani) dan perindustrian. Al-Malibary menuturkan dalam kitabnya, Fath al-Mu’in,
فتح المعين – (ج 2 / ص 355)
(فائدة) أفضل المكاسب الزراعة ثم الصناعة ثم التجارة
“Usaha yang terbaik adalah bercocok tanam, perindustrian, kemudian perniagaan.”
Muhammad Syattha al-Dimyati dalam kitabnya, I’anah al-Thalibin, mencoba mengurai alasan perniagaan masuk dalam usaha yang baik. Menurut beliau, tidak sedikit dari kalangan sahabat yang melakukan praktek jual beli dan dari hasil perniagaan itulah mereka dapat memenuhi kebutuhan hidup mereka.[1]
Jual beli yang dimaksudkan al-Malibary tentu jual beli yang tidak mengandung unsur penipuan atau gharar yang bisa merugikan salah satu dari kedua belah pihak yang bertransaksi. Dalam arti, pihak pembeli dan penjual sama-sama rela serta tanpa ada unsur keterpaksaan dalam bertransaksi.
Dalam berniaga, tentu yang menjadi prioritas utama adalah mendapatkan keuntungan atau laba. Namun, terkadang seseorang lupa akan etika jual-beli, sehingga memiliki kecenderungan untuk meraup keuntungan sebanyak-banyaknya tanpa memperhatikan pihak konsumen (pembeli). Padahal tujuan jual-beli sesungguhnya bukan semata-mata murni mencari keuntungan atau laba, namun juga membantu saudara yang sedang membutuhkan.
Keinginan untuk meraup keuntungan sebesar-besarnya akan berdampak pada kecenderungan pedagang untuk berbuat negatif serta berbohong, menipu, manipulasi, bersumpah-serapah, mengambil kesempatan dalam kesempitan, dan lain-lain. Hal ini tentu sangat dilarang oleh Islam. Nabi saw. bersabda,
سنن الترمذى – (ج 4 / ص 471)
التَّاجِرُ الصَّدُوقُ الْأَمِينُ
“Pedagang itu (harus) jujur dan terpercaya”.
Dalam kesempatan yang lain, Nabi saw. pernah ditanya sahabatnya perihal usaha yang baik untuk dikerjakan, sebagaimana dalam haditsnya,
مسند أحمد بن حنبل – (ج 4 / ص 141)
أَيُّ الْكَسْبِ أَطْيَبُ قَالَ عَمَلُ الرَّجُلِ بِيَدِهِ وَكُلُّ بَيْعٍ مَبْرُوْرٍ
“Usaha apakah yang paling baik, Nabi menjawab: Pekerjaan seseorang dengan tangannya (jerih payahnya) dan tiap-tiap jual beli yang mabrur.”
Mabrur maksudnya adalah jual beli yang terbebas dari penipuan dan kecurangan. Termasuk dalam kriteria curang adalah melakukan sumpah palsu untuk menarik perhatian konsumen. Tak heran, bila Islam melarang praktik penawaran untuk mengecoh minat konsumen (najsy) dan lain sebagainya yang berpotensi merugikan pembeli.
Kecenderungan untuk mengambil laba setinggi mungkin pada biasanya dilakukan pada momen-momen tertentu. Semisal hari raya ‘idul fitri, tahun baru, hari natal, dan seremonial yang lain, semisal pengajian, konser, dan lain-lain. Pada hari-hari inilah, para penjual dengan berbagai alasan, menaikkan harga barang tanpa kenal kompromi. Tak ayal, para konsumen pun banyak yang mengeluh.
Berbicara tentang laba atau keuntungan, tentu yang dimaksud adalah hasil yang diusahakan melebihi dari nilai harga barang. Dalam pandangan Wahbah al-Zuhaili, pada dasarnya, Islam tidak memiliki batasan atau standar yang jelas tentang laba atau keuntungan. Sehingga, pedagang bebas menentukan laba yang diinginkan dari suatu barang. Hanya saja, menurut beliau keuntungan yang berkah (baik) adalah keuntungan yang tidak melebihi sepertiga harga modal.[2]
Ibnu Arabi juga memberikan komentar tentang batasan pengambilan laba sebagai konsep penetapan harga. Menurut beliau, penetapan laba harus memperhatikan pelaku usaha dan pembeli. Oleh karena itu, pelaku usaha boleh menambah laba yang akan berakibat makin tingginya harga. Sedangkan pembeli juga diperkenankan untuk membayar lebih dari harga barang yang dibelinya.
Beliau juga mengatakan, bahwa tidak boleh mengambil keuntungan terlalu besar. Beliau mengkategorikan hal tersebut dengan orang yang makan harta orang lain dengan jalan yang tidak benar, di samping itu juga masuk dalam kategori penipuan. Karena dalam pandangan beliau, hal itu bukanlah tabarru’ (pemberian sukarela) juga bukan mu’awadhah (tukar-menukar), karena pada biasanya dalam mu’awadhah tidak sampai mengambil laba terlalu besar.[3]
Pendapat Ibnu Arabi ini sama dengan pendapat yang dikemukakan Imam Malik bin Anas. Dalam pandangan Imam Malik, pelaku usaha atau pedagang pasar tidak boleh menjual barangnya di atas harga pasaran. Mengingat, mereka juga harus memperhatikan kemaslahatan para pembeli. Sedangkan menjual barang dengan harga di atas harga pasaran (normal) akan mengabaikan kemaslahatan pembeli. Bahkan, dalam hal ini beliau memberikan peringatan dengan sangat tegas. Kalau sekiranya ada pedagang (di pasar) menjual di luar harga pasaran, maka harus dikeluarkan dari pasar tersebut.[4]
Sedangkan menurut sebagian ulama dari kalangan Malikiyyah membatasi maksimal pengambilan laba tidak boleh melebihi sepertiga dari modal. Mereka menyamakan dengan harta wasiat, di mana Syari’ membatasi hanya sepertiga dalam hal wasiat. Sebab wasiat yang melebihi batas tersebut akan merugikan ahli waris yang lain. Begitu pula laba yang berlebihan akan merugikan para konsumen (pembeli). Oleh sebab itu, laba tertinggi tidak boleh melebihi dari sepertiga.[5]
Islam memang tidak memberikan standarisasi pasti terkait pengambilan laba dalam jual beli. Kendatipun begitu, sepantasnya bagi seorang muslim untuk tidak mendhalimi sesama muslim yang lain dengan mengambil keuntungan terlalu besar. Harga yang sangat mahal karena keuntungan yang diambil sangat besar tentu sangat memberatkan kepada pihak pembeli. Dalam hal ini, tidak akan ada istilah tolong menolong yang sedari awal sangat diwanti-wanti oleh Islam. Islam tidak melarang untuk mengambil keuntungan, namun dalam batas kewajaran.
Tirulah mu’amalah yang dilakukan Nabi, di mana beliau tidak jarang menyebutkan harga pokok barang agar konsumen (pembeli) tidak merasa rugi dan dipermainkan dengan harga. Dengan demikian, tidak ada pihak yang merasa dirugikan. Toh, pembeli juga rela dengan laba yang diambil pihak penjual asalkan sewajarnya. (eL-Kafi.net, img: tribunnews)

[1] Muhammad Syattha al-Dimyati, I’anah al-Thalibin, Bairut: Dar al-Fikr,  juz II, h. 355.
[2]  Wahbah al-Zuhaili, Al-Mu’amalat al-Mu’ashirah, Bairut: Dar al-Fikr, h. 139.
[3]  Ibnu Arabi, Ahkam al-Qur’an, Bairut: Dar al-Fikr, juz I, h. 408-409.
[4]  An-Nawawi,  Al-Majmu’, Maktabah Syamilah, juz XIII, h. 34-35.
[5]  Wahbah al-Zuhaili, Al-Fiqh al-Islami wa Adillatuhu, Bairut: Dar al-Fikr, juz V, h. 307.
- See more at: http://cyberdakwah.com/2013/05/etika-mengambil-laba-dalam-islam/#sthash.PWnHN9pV.dpuf
19.04 | 0 komentar | Read More

Bolehkah Berdagang dengan Mengambil Laba Lebih dari 30%? ( Assalamualaikum wr. wb. Ustadz, saya punya sedikit permasalahan mengenai pengambilan keuntungan/laba yang lebih dari 30%. Kalau tidak salah, saya pernah mendengar bahwa cara berdagang Rasulullah SAW itu tidak pernah lebih dari 30% dari harga awal beli dagangannya )

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEia_BVbGvZOdgtngpmJ2D8ez2PIPqEkDWdreh0uRJyNCElg5lODFgmFo0p6e3UpmKI6yM0Zgsnc5gz1G-WnePh1bFN2k87LmTwldlhi8KQZ2NQPxU4WJ_WHIrxSrDU8ZnIota7TiqR6x20/s320/berdagang+menurut+islam.jpg 

Assalamualaikum wr. wb.
Ustadz, saya punya sedikit permasalahan mengenai pengambilan keuntungan/laba yang lebih dari 30%. Kalau tidak salah, saya pernah mendengar bahwa cara berdagang Rasulullah SAW itu tidak pernah lebih dari 30% dari harga awal beli dagangannya. Lalu saya punya produk dagangan yang jika saya jual barang tersebut keuntungannya itu hampir 100% atau dua kali lipat dari harga awal belinya.
Jika saya mencoba untuk mengurangi keuntungannya hingga 30%, maka saya telah berani untuk menurunkan harga pasaran, dan saya mungkin akan ditegur bahkan dilarang oleh pedagang lain karena melakukan perbuatan yang demikian. Jadi, apakah saya tetap berdagang dengan keuntungan yang menurut saya ini terlalu berlebihan, ataukah saya harus tetap mengikuti anjuran Rasulullah?
Terima kasih.
Wassalamualaikum wr. wb.
Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Sebenarnya tidak ada ketentuan batas maksimal margin keuntungan dalam syariat Islam. Setiap orang bebas menjual barang dengan harga berapa saja, bahkan lebih dari 100% dari nilai belinya. Bahkan ratusan persen dari harga belinya sekalipun tidak pernah ada larangan.
Apa yang pernah anda dengar tentang keuntungan yang diambil oleh Rasulullah SAW dalam berdagang yang tidak pernah lebih dari 30% perlu dikritisi.
Pertama, kita wajib mengkritisi sejauh mana keshahihan hadits tersebut. Sebab dalam menentukan hukum syariah dengan berlandaskan pada riwayat hadits nabawi, hanya hadits yang benar-benar valid dan maqbulsaja yang boleh dijadikan landasan.
Sedangkan bila riwayat itu lemah, apalagi palsu, maka kita diharamkan untuk menjadikannya sebagai landasan syariah.
Kedua, kita wajib meneliti apakah hal itu dilakukan oleh Rasulullah SAW pada masa belau belum menjadi nabi ataukah setelah diangkat menjadi nabi. Mengapa?
Karena yang boleh dijadikan dasar hukum syariah hanyalah apa yang beliau lakukan setelah mendapat wahyu. Bila sebelum beliau jadi nabi, maka meski tetap dapat hidayah dari Allah, namun nilainya bukan sebagai risalah dalam syariah Islam.
Sementara kita tahu bahwa aktifitas perdagangan yang beliau lakukan kebanyakan sebelum beliau diangkat menjadi nabi. Di mana beliau pernah diajak oleh pamannya, Abu Thalib, pergi berdagang ke Syam. Juga pernah berdagang sendiri membawa modal dari Khadijah ditemani oleh Maysarah. Namun semua itu dilakukannya jauh sebelum diangkat menjadi nabi. Setelah jadi nabi, beliau relatif tidak melakukan aktifitas berjualan sebagai seorang pedagang yang mendapatkan penghidupan keluarganya. Penghidupan (maisyah beliau) dari hasil rampasan perang setelah hijrah ke Madinah.
Ketiga, kalau pun benar beliau pernah berdagang di masa kenabian dengan riwayat yang shahih, tindakannya yang tidak mengambil margin keuntungan lebih dari 30% itu belum tentu menjadi dasar pelarangan. Kecuali ada qarinah (keterkaitan) dari dalil lainnya yang punya nilai penegasan bahwa mengambil keuntungan di atas 30% itu haram.
Ketentuan dalam Margin Keuntungan
Sesungguhnya yang perlu diperhatikan dalam menetapkan margin keuntungan bukan pada angka prosentase keuntungannya, melainkan pada sisi penzaliman.
Bentuk penzaliman itubisa kita gambarkan misalnya bila seseorang punya barang yang tidak dijual di tempat lain kecuali hanya dia seorang yang menjualnya, sementara barang itu merupakan hajat hidup orang banyak, maka bila dia menaikkan harga setinggi-tingginya tanpa alasan yang kuat, di situlah lewat penzalimannya.
Sebagai contoh nyata adalah di daerah yang kekeringan air, ada seorang yang menjual air dengan menaikkan harga yang amat tidak wajar, dengan mengambil kesempatan dalam kesempitan masyarakat, maka inilah yang kami maksud dengan penzaliman. Seharusnya si pedagang peka dengan keluhan dan kesulitan masyarakatnya. Bahkan kalau perlu dia tidak perlu menjual air, tetapi membagikannya dengan gratis.
Bila kasusnya di luar seperti yang dicontohkan di atas, yaitu masyarakat punya alternatif lain untuk mendapat barang kebutuhannya dengan harga yang murah dan mudah, silahkan saja naikkan harga semaunya. Nanti mekanisme pasar lah yang akan menjawabnya.
Orang yang memasang harga setinggi-tingginya pasti barangnya tidak akan laku. Sebab pesaingnya bisa memberi harga yang amat miring dengan kualitas yang sama, serta dengan pelayanan yang standart. Maka orang akan berduyun-duyun untuk membeli barang dari pesaingnya, sementara si penjual yang memasang harga yang semahal-mahalnya sebentar kemudian akan gulung tikar.
Wallahu a’lam bishshawab, wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Ahmad Sarwat, Lc.
http://www.eramuslim.com/ekonomi/bolehkah-berdagang-dengan-mengambil-laba-lebih-dari-30.htm#.Uy-fsHYvg_4

19.01 | 0 komentar | Read More

Antara Jokowi dan Prabowo: Sajak Prabowo di GBK untuk Jokowi?

Dalam kampanye akbar di Gelora Bung Karno, capres Gerindra Prabowo Subianto (62) kembali bicara soal capres boneka. Prabowo memang sering menyinggung kata 'boneka' dan 'pembohong' setelah Jokowi ditetapkan jadi capres PDIP. Apakah Prabowo sudah pasang kuda-kuda menghadapi Jokowi di Pilpres 2014?

"Saudara mau dipimpin boneka?!" teriak Prabowo yang mengenakan kemeja putih saku empat bergaya Soekarno lengkap dengan celana panjang krem plus peci hitam itu, saat menyampaikan pidato politiknya di Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Minggu (23/3/2013).

Setelah itu Prabowo membacakan santun soal penipu dan pembohong. Tak main-main, Prabowo menyebut pantun tersebut ditujukan ke seseorang.

"Boleh bohong asal santun. Boleh nipu asal santun. Boleh ingkar janji asal santun. Boleh menyerahkan kedaulatan asal santun," kata Prabowo membacakan sajaknya.

Belakangan memang Prabowo sering melempar kritik tajam ke Jokowi. Setelah Gubernur DKI itu ditetapkan sebagai capres PDIP, Prabowo langsung menyindir soal komitmen Jokowi menyelesaikan tugas 5 tahun di DKI. Tak hanya itu, Prabowo juga menyebut adanya capres boneka, mencla-mencle dan seterusnya.

Jokowi pun sempat membalas serangan Prabowo. Jokowi mengingatkan agar capres tetap berpolitik santun.

"Saya tidak mau mengomentari yang malah nanti menjadi panas. Sudahlah. Kita ini kan, biarkan masyarakat yang nanti memberikan penilaian. Ini kan demokrasi. Yang mau mendukung, silakan mendukung, yang tidak mau, silakan," kata Jokowi kepada wartawan di Masjid Sunda Kelapa, Jakarta Pusat, Minggu (16/3/2014).

Jokowi lantas berpesan agar setiap capres tidak saling menjelekkan. Namun mengedepankan etika sopan santun. "Saya kira tidak mendukung juga tidak apa-apa. Saya kira tidak perlu saling menjelekkan, saling menyerang, saling mencemooh, kita tunjukkan sopan santun kita," kata Jokowi dengan mimik serius.

Lalu benarkah pantun Prabowo ditujukan ke Jokowi? Sampai kapan sindiran Prabowo akan berlangsung?

http://news.detik.com/pemilu2014/read/2014/03/23/161712/2533999/1562/sajak-prabowo-di-gbk-untuk-jokowi
18.56 | 0 komentar | Read More

Jokowi Jadi Capres: Megawati Ungkap Proses Memilih Jokowi Jadi Capres PDI-P


 
Megawati menunjukkan surat mandat kepada Joko Widodo menjadi capres yang dia tulis tangan.



KOMPAS.com — Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarnoputri mengungkapkan proses dirinya menyeleksi calon presiden sehingga akhirnya Joko Widodo alias Jokowi-lah yang terpilih. Menurut Mega, proses pemilihan Jokowi itu bukanlah hal yang tiba-tiba, melainkan sudah diperhitungkan secara matang dalam jangka waktu yang panjang.

"Untuk jadi pemimpin, tidak bisa dilakukan dengan cara-cara curang. Jadi pemimpin itu susah, dia harus memiliki mata hati, dia harus memiliki kejujuran keadilan untuk membangun bangsa ini. Sebab itulah, saya melihat-melihat-melihat-melihat, si ini tidak, si itu tidak, sana coret, sini coret. Muncullah seorang yang kerempeng itu. Tapi biarpun kerempeng, dia tetap banteng," kata Megawati saat kampanye di Badung, Bali, Sabtu (22/3/2014) sore.

Setelah memilih Jokowi untuk menjadi calon presiden, Megawati pun menanyakannya langsung kepada yang bersangkutan. "Saya tanya, mau kamu jadi presiden kalau ditugasi oleh Ibu? Karena Ibu sebagai Ketua Umum Partai, dan memiliki tugas dari partai untuk menunjuk calon presiden yang mau diusung, saya beri mandat kamu, Insinyur Joko Widodo, untuk menjadi calon presiden PDI-P," ungkap Megawati.

Sebelum Jokowi sempat menjawab pertanyaan itu, Megawati pun memberikan pesan-pesannya. "Kalau kamu tidak menggunakan hati dan nuranimu (saat menjawabnya), yang pertama, rakyat akan marah. Yang kedua, Allah juga akan marah," ujar Putri sang proklamator, Bung Karno, itu.

Akhirnya, Jokowi pun menyanggupi permintaan Megawati. Jadi, kata Megawati, pemilihan Jokowi bukan hanya karena popularitasnya yang tinggi. "Kenapa sih si kerempeng Jokowi namanya sangat terkenal? Sampai puncak gunung Papua sana kenal? Itu karena dia memang rajin mengunjungi rakyatnya, sama media difoto, diliput, jadi dia populer. Tapi dia tidak pernah mencari nama. Saya tahu dia orangnya tidak begitu. Saya kenal dia, dari saat di Solo juga memang sudah begitu orangnya," kata Megawati.
18.54 | 0 komentar | Read More

( Berita Terbaru Aburizal Bakrie ) Aburizal Bakrie Klarifikasi Video Maladewa Ditemani Istri, Anak, dan Menantu

 
WARTA KOTA/ EDWIN FIRDAUS Aburizal Bakrie mengklarifikasi video perjalanan ke Maladewa bersama Marcella dan Olivia Zalianty di VIP room Bandara A Yani, Semarang, Minggu (23/3/2014).

KOMPAS.com — Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie menggelar konferensi pers secara khusus ditemani anak, istri, dan menantu untuk mengklarifikasi beredarnya video liburan ke Maladewa bersama dua artis kakak beradik, Marcella Zalianty dan Olivia Zalianty.

Konferensi pers digelar di VIP Room Borobudur, Bandara Internasional Ahmad Yani, Semarang, Minggu (23/3/2014) siang. Aburizal yang akrab dipanggil Ical dan menggunakan nama ARB dalam kampanyenya sebagai calon presiden (capres) Golkar ditemani istrinya, Tatty Bakrie, anak bungsunya, Anindra Ardiansyah Bakrie atau Ardi Bakrie, dan menantunya, Nia Ramadhani. Juga tampak Sekretaris Jenderal Partai Golkar Idrus Marham turut mendampingi.

Aburizal mengatakan, beredarnya video tersebut tak menimbulkan percekcokan di keluarganya. Namun, ia merasa perlu mengklarifikasi video tersebut agar tidak menimbulkan paradigma negatif di masyarakat.

Ia menilai video tersebut sengaja disebarkan sebagai bentuk kampanye hitam dari lawan politiknya. Menurut Ical, video sengaja disebarkan pada saat kampanye menjelang pemilu untuk menjatuhkannya.

"Lucu sekali. Saya prihatin," kata Ical.

Ia tak menjelaskan secara rinci apa yang dilakukannya bersama Wakil Ketua Komisi III DPR Azis Syamsuddin dan dua artis perempuan dalam video ke Maladewa tersebut. Sebelumnya, dalam kampanye di Bogor, Ical hanya mengatakan ia ingin menunjukkan keberhasilan Maladewa.

Dalam jumpa pers di Kantor DPP Partai Golkar, Sabtu kemarin, Sekretaris Jenderal Partai Golkar Idrus Marham pun menjelaskan bahwa video dibuat tahun 2010-2011. Kedua artis diajak ke Maladewa karena dianggap berprestasi. Marcella dan Olivia adalah panitia penyelenggara kegiatan organisasi kepemudaan di bawah Golkar di Bandung, sementara Azis Syamsuddin adalah Ketua KNPI.

Kehebohan atas video tersebut muncul setelah diunggah oleh akun DP News di situs YouTube, Kamis (20/3/2014). Dalam video berdurasi 3 menit 22 detik tersebut, Aburizal bersama Azis dan Marcella tampak duduk bersama dalam sebuah pesawat pribadi saat hendak mendarat. Adapun Olivia tampak saat sedang memberikan penjelasan tentang Maladewa dalam sebuah mobil yang tengah berjalan.
Di akhir video, Marcella yang berbusana tanpa lengan tampak berdiri di dekat jacuzzi atau kolam kecil dengan pemandangan pantai di sekitarnya.(Edwin Firdaus)
18.51 | 0 komentar | Read More

Kisah Nyata Penuh Hikmah: Mencintai tanpa syarat

Written By Situs Baginda Ery (New) on Sabtu, 22 Maret 2014 | 11.43

http://sketsadalamsunyi.files.wordpress.com/2011/04/sepi.jpg 

KISAHNYATA = MAMPUKAH KITA MENCINTAI ISTRI KITA TANPA SYARAT???
Ini cerita Nyata, beliau adalah Bp. Eko Pratomo, Direktur Fortis Asset
Management
yg sangat terkenal di kalangan Pasar Modal dan Investment, beliau
juga
sangat sukses dlm memajukan industri Reksadana di Indonesia .
Apa
yg diutarakan beliau adalah Sangat Benar sekali.
Silahkan baca dan
dihayati.
*MAMPUKAH KITA MENCINTAI TANPA SYARAT* – - – sebuah
perenungan
Buat para suami baca ya….. istri & calon istri juga
boleh..
Dilihat dari usianya beliau sudah tidak muda lagi, usia
yg sudah senja bahkan
sudah mendekati malam,Pak Suyatno 58 tahun
kesehariannya diisi dengan merawat
istrinya yang sakit istrinya juga
sudah tua.. mereka menikah sudah lebih 32
tahun.
Mereka
dikarunia 4 orang anak disinilah awal cobaan menerpa, setelah istrinya
melahirkan
anak ke empat tiba2 kakinya lumpuh dan tidak bisa digerakkan itu
terjadi
selama 2 tahun, menginjak tahun ke tiga seluruh tubuhnya menjadi lemah
bahkan
terasa tidak bertulang lidahnyapun sudah tidak bisa digerakkan lagi.
Setiap
hari pak suyatno memandikan, membersihkan kotoran, menyuapi, dan
mengangkat
istrinya keatas tempat tidur. Sebelum berangkat kerja dia letakkan
istrinya
didepan TV supaya istrinya tidak merasa kesepian.
Walau istrinya
tidak dapat bicara tapi dia selalu melihat istrinya tersenyum,
untunglah
tempat usaha pak suyatno tidak begitu jauh dari rumahnya sehingga
siang
hari dia pulang untuk menyuapi istrinya makan siang. sorenya dia pulang
memandikan istrinya, mengganti pakaian dan selepas maghrib dia
temani istrinya
nonton televisi sambil menceritakan apa2 saja yg dia
alami seharian.
Walaupun istrinya hanya bisa memandang tapi
tidak bisa menanggapi, Pak Suyatno
sudah cukup senang bahkan dia
selalu menggoda istrinya setiap berangkat tidur.
Rutinitas ini
dilakukan Pak Suyatno lebih kurang 25 tahun, dengan sabar dia
merawat
istrinya bahkan sambil membesarkan ke empat buah hati mereka, sekarang
anak2
mereka sudah dewasa tinggal si bungsu yg masih kuliah.
Pada
suatu hari ke empat anak Suyatno berkumpul dirumah orang tua mereka
sambil
menjenguk ibunya. Karena setelah anak mereka menikah sudah
tinggal dengan
keluarga masing2 dan Pak Suyatno memutuskan ibu
mereka dia yg merawat, yang dia
inginkan hanya satu semua anaknya
berhasil.
Dengan kalimat yg cukup hati2 anak yg sulung berkata “
Pak kami ingin sekali
merawat ibu semenjak kami kecil melihat bapak
merawat ibu tidak ada sedikitpun
keluhan keluar dari bibir
bapak……. ..bahkan bapak tidak ijinkan kami
menjaga ibu” . dengan
air mata berlinang anak itu melanjutkan kata2nya “sudah
yg keempat
kalinya kami mengijinkan bapak menikah lagi, kami rasa ibupun akan
mengijinkannya,
kapan bapak menikmati masa tua bapak
dengan berkorban seperti ini
kami sudah tidak tega melihat bapak, kami janji
kami akan merawat
ibu sebaik-baik secara bergantian”. .
Pak Suyatno menjawab hal yg
sama sekali tidak diduga anak2 mereka.”
Anak2ku ……… Jikalau
perkawinan & hidup didunia ini hanya untuk nafsu,
mungkin bapak
akan menikah….. ..tapi ketahuilah dengan adanya ibu kalian
disampingku
itu sudah lebih dari cukup, dia telah melahirkan kalian.. sejenak
kerongkongannya
tersekat,… kalian yg selalu kurindukan hadir didunia ini
dengan
penuh cinta yg tidak satupun dapat menghargai dengan apapun. Coba kalian
tanya ibumu apakah dia menginginkan keadaannya seperti Ini.
Kalian
menginginkan bapak bahagia, apakah batin bapak bisa bahagia
meninggalkan
ibumu dengan keadaanya sekarang, kalian menginginkan
bapak yg masih diberi
Tuhan kesehatan dirawat oleh orang lain,
bagaimana dengan ibumu yg masih sakit.”
Sejenak meledaklah tangis
anak2 pak Suyatno merekapun melihat butiran2 kecil
jatuh dipelupuk
mata ibu Suyatno… dengan pilu ditatapnya mata suami yg sangat
dicintainya
itu.. Sampailah akhirnya Pak Suyatno diundang oleh salah satu
stasiun
TV swasta untuk menjadi nara sumber dan merekapun mengajukan pertanyaan
kepada Suyatno kenapa mampu bertahan selama 25 tahun merawat
Istrinya yg sudah
tidak bisa apa2.. disaat itulah meledak tangis
beliau dengan tamu yg hadir di
studio kebanyakan kaum perempuanpun
tidak sanggup menahan haru disitulah Pak
Suyatno bercerita.
“Jika
manusia didunia ini mengagungkan sebuah cinta dalam perkawinannya,
tetapi
tidak mau memberi (memberi waktu, tenaga, pikiran, perhatian)
adalah
kesia-siaan. Saya memilih istri saya menjadi pendamping
hidup saya, dan sewaktu
dia sehat diapun dengan sabar merawat saya
mencintai saya dengan hati dan
batinnya bukan dengan mata, dan dia
memberi saya 4 orang anak yg lucu2..
Sekarang dia sakit karena
berkorban untuk cinta kita bersama..dan itu merupakan
ujian bagi
saya, apakah saya dapat memegang komitmen untuk mencintainya apa
adanya.
Sehatpun belum tentu saya mencari penggantinya apalagi dia sakit,,,”

http://raz1el.wordpress.com/2010/05/31/mencintai-tanpa-syarat/
11.43 | 0 komentar | Read More

Kisah Islami Penuh Hikmah: Suami Berhati Malaikat ( Setiap kisah mempunyai hikmah tersendiri )

http://ervakurniawan.files.wordpress.com/2012/03/sunyi.jpg?w=300&h=225 
Eko Pratomo Suyatno, siapa yang tidak kenal lelaki bersahaja ini? Namanya sering muncul di koran, televisi, di buku-buku investasi dan keuangan. Dialah salah seorang dibalik kemajuan industri reksadana di Indonesia dan juga seorang pemimpin dari sebuah perusahaan investasi reksadana besar di negeri ini.
Dalam posisinya seperti sekarang ini, boleh jadi kita beranggapan bahwa pria ini pasti super sibuk dengan segudang jadwal padat. Tapi dalam note ini saya tidak akan menyoroti kesuksesan beliau sebagai eksekutif. Karena ada sisi kesehariannya yang luar biasa!!!!
Usianya sudah tidak terbilang muda lagi, 60 tahun. Orang bilang sudah senja bahkan sudah mendekati malam, tapi Pak Suyatno masih bersemangat merawat istrinya yang sedang sakit. Mereka menikah sudah lebih 32 tahun. Dikaruniai 4 orang anak.
Dari isinilah awal cobaan itu menerpa, saat istrinya melahirkan anak yang ke empat. tiba-tiba kakinya lumpuh dan tidak bisa digerakkan. Hal itu terjadi selama 2 tahun, menginjak tahun ke tiga seluruh tubuhnya menjadi lemah bahkan terasa tidak bertulang, lidahnyapun sudah tidak bisa digerakkan lagi.
Setiap hari sebelum berangkat kerja Pak Suyatno sendirian memandikan, membersihkan kotoran, menyuapi dan mengangkat istrinya ke tempat tidur. Dia letakkan istrinya di depan TV agar istrinya tidak merasa kesepian. Walau istrinya sudah tidak dapat bicara tapi selalu terlihat senyum. Untunglah tempat berkantor Pak Suyatno tidak terlalu jauh dari kediamannya, sehingga siang hari dapat pulang untuk menyuapi istrinya makan siang.
Sorenya adalah jadwal memandikan istrinya, mengganti pakaian dan selepas maghrib dia temani istrinya nonton televisi sambil menceritakan apa saja yg dia alami seharian. Walaupun istrinya hanya bisa menanggapi lewat tatapan matanya, namun begitu bagi Pak Suyatno sudah cukup menyenangkan. Bahkan terkadang diselingi dengan menggoda istrinya setiap berangkat tidur. Rutinitas ini dilakukan Pak Suyatno lebih kurang 25 tahun. Dengan penuh kesabaran dia merawat istrinya bahkan sambil membesarkan ke 4 buah hati mereka. Sekarang anak- anak mereka sudah dewasa, tinggal si bungsu yg masih kuliah.
Pada suatu hari…saat seluruh anaknya berkumpul di rumah menjenguk ibunya– karena setelah anak-anak mereka menikah dan tinggal bersama keluarga masing-masing- – Pak Suyatno memutuskan dirinyalah yang merawat ibu mereka karena yang dia inginkan hanya satu ‘agar semua anaknya dapat berhasil’.
Dengan kalimat yang cukup hati-hati, anak yang sulung berkata:
“Pak kami ingin sekali merawat ibu, semenjak kami kecil melihat bapak merawat ibu tidak ada sedikitpun keluhan keluar dari bibir bapak……bahkan bapak tidak ijinkan kami menjaga ibu.” Sambil air mata si sulung berlinang.
“Sudah keempat kalinya kami mengijinkan bapak menikah lagi, kami rasa ibupun akan mengijinkannya, kapan bapak menikmati masa tua bapak, dengan berkorban seperti ini, kami sudah tidak tega melihat bapak, kami janji akan merawat ibu sebaik-baik secara bergantian”. Si Sulung melanjutkan permohonannya.
”Anak-anakku. ..Jikalau perkawinan dan hidup di dunia ini hanya untuk nafsu, mungkin bapak akan menikah lagi, tapi ketahuilah dengan adanya ibu kalian di sampingku itu sudah lebih dari cukup,dia telah melahirkan kalian….*sejenak kerongkongannya tersekat*… kalian yang selalu kurindukan hadir di dunia ini dengan penuh cinta yang tidak satupun dapat dihargai dengan apapun. Coba kalian tanya ibumu apakah dia menginginkan keadaanya seperti ini ?? Kalian menginginkan bapak bahagia, apakah bathin bapak bisa bahagia meninggalkan ibumu dengan keadaanya seperti sekarang, kalian menginginkan bapak yang masih diberi Tuhan kesehatan dirawat oleh orang lain, bagaimana dengan ibumu yang masih sakit.” Pak Suyatno menjawab hal yang sama sekali tidak diduga anak-anaknya
Sejenak meledaklah tangis anak-anak Pak Suyatno, merekapun melihat butiran-butiran kecil jatuh di pelupuk mata Ibu Suyatno..dengan pilu ditatapnya mata suami yang sangat dicintainya itu……
Sampailah akhirnya Pak Suyatno diundang oleh salah satu stasiun TV swasta untuk menjadi nara sumber dan merekapun mengajukan pertanyaan kepada Pak Suyatno kenapa mampu bertahan selama 25 tahun merawat Istrinya yg sudah tidak bisa apa-apa….disaat itulah meledak tangisnya dengan tamu yang hadir di studio kebanyakan kaum perempuanpun tidak sanggup menahan haru.
Disitulah Pak Suyatno bercerita : “Jika manusia di dunia ini mengagungkan sebuah cinta dalam perkawinannya, tetapi tidak mau memberi waktu, tenaga, pikiran, perhatian itu adalah kesia-siaan. Saya memilih istri saya menjadi pendamping hidup saya, dan sewaktu dia sehat diapun dengan sabar merawat saya, mencintai saya dengan hati dan bathinnya bukan dengan mata, dan dia memberi saya 4 anak yang lucu-lucu..Sekarang saat dia sakit karena berkorban untuk cinta kami bersama… dan itu merupakan ujian bagi saya, apakah saya dapat memegang komitmen untuk mencintainya apa adanya. Sehatpun belum tentu saya mencari penggantinya apalagi dia sakit…” Sambil menangis
” Setiap malam saya bersujud dan menangis dan saya hanya dapat bercerita kepada Allah di atas sajadah..dan saya yakin hanya kepada Allah saya percaya untuk menyimpan dan mendengar rahasia saya…”BAHWA CINTA SAYA KEPADA ISTRI, SAYA SERAHKAN SEPENUHNYA KEPADA ALLAH”.

http://raz1el.wordpress.com/2010/04/19/suami-berhati-malaikat/
11.41 | 0 komentar | Read More

Kisah dan Hikmah: Arjuna dan bidadari

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgty2rCSb7CAoNRkdlLOCjd7cLokFxD12NM5dXjopgGD268WUBkK8tC4TPKG4-YP-XjZimNtUtl6dWtTa8nMW1N0ZB0ZBhPpqRfZGGCCXmi5ruQXPwtoTKaWGnEoPZEe5b8C4SduiIPMntS/s1600/Fantasy+Worlds+(326).jpg
Namanya Arjuna, persis nama seorang tokoh dalam dunia pewayangan. Tapi ia tak tampan, tak gagah. Apalagi digila-gilai oleh wanita. Arjuna yang ini hanya seorang penjual ulat sebagai pakan burung yang penghasilannya tidak menentu.
Tinggalnya di sebuah rumah sederhana dengan ibundanya yang sudah berusia 70 tahunan. Sejak usia 2 tahun Arjuna menderita lumpuh. Penyebabnya adalah demam yang sangat tinggi yang kemudian merusak syarafnya.
Arjuna kini sudah 40 tahun dan tetap lumpuh. Ia pun masih tetap ulet menjalankan profesinya. Sejak beberapa waktu yang lalu ia mempunyai kegemaran baru, suka mengikuti pengajian dari masjid ke masjid. Dari pengembaraannya itu akhirnya ia jatuh cinta pada sebuah masjid di sebuah pondok pesantren yang dipimpin oleh seorang kyai yang masih muda dan berkharisma.
Pagi itu Arjuna tampak rapi dan wangi. Ia menggunakan baju terbaiknya, sebuah baju koko berwarna putih yang dimintanya pada sang ibu untuk disetrika licin-licin. Ia sudah siap menuju pengajian di pondok pesantren. Jaraknya lumayan, dari Jl. Pendawa Dalam, Bandung, ke daerah Gegerkalong Girang. Apalagi bagi seseorang yang tak berfisik sempurna seperti Arjuna, jarak itu terasa lebih dari sekedar lumayan.
Arjuna merangkak di depan rumahnya, lalu dengan suara cadelnya berteriak memanggil becak di ujung jalan. Sang tukang becak pun tanggap dengan panggilan Arjuna. Ia mafhum, Arjuna pasti akan pergi ke pondok pesantren.
Arjuna duduk manis di dalam becak, hingga sampai ke jalan besar. Di jalan besar, sang tukang becak membantu memanggilkan taxi. Satu taxi lewat, taxi berikutnya juga, dan berikutnya, lalu berikutnya. Arjuna tetap duduk manis di dalam becak, tersenyum. Keringat mengucur di tubuh sang tukang becak yang tampak sedikit kesal tidak satu pun taxi yang mau berhenti.
Membawa Arjuna sebagai penumpang taxi memang berbeda. Sang sopir taxi harus rela membantu menggendongnya. Maka tak heran kalau tak semua sopir taxi mau. Tapi Allah selalu memberikan pertolongan-Nya. Sebuah taxi meluncur pelan dan berhenti. Sampai di pondok pesantren Arjuna disambut oleh beberapa orang jemaah.
Ia sama sekali tak dipandang sebelah mata. Justru banyak orang yang sayang padanya, termasuk sang kyai.
Ceramah pun dimulai. Seperti kali yang lalu. kali ini Arjuna tak mampu
membendung air matanya. Semangatnya membara. Bukan hanya itu bahkan bergejolak.
Bagai sebuah handphone yang perlu di-charge, inilah saat-saat Arjuna
menge-charge jiwanya. Total biaya Rp.50.000,- yang harus ia keluarkan untuk pulang pergi ke pondok pesantren, serasa tak ada harganya dibanding dengan setrum yang menyulut dirinya. Ajuna jadi lebih semangat bekerja, lebih semangat mengumpulkan uang untuk bisa datang ke pengajian.
Arjuna sekarang jadi rajin ibadah malam. Sifat pemarahnya mulai hilang, jadi lebih sabar dan optimis. Pelan-pelan keinginan itu muncul. Suatu keinginan yang sama sekali tak pernah berani untuk ia mampirkan walau sekilas di kepalanya.
“Ibu, Arjuna kepingin kawin!” Suara cadel Arjuna bagai geledek yang memecah kesunyian malam di telinga sang ibu.
“Arjuna enggak mimpi kan?” sang ibu bertanya sambil menguncangkan tubuh Arjuna yang tergolek lemah di tempat tidur.
” Eh ibu, Arjuna mah bangun. Ini enggak mimpi. Sungguhan, Arjuna kepingin kawin.”
Sang ibu menelan ludahnya beberapa kali, miris. “Jang, kamu teh mau kawin sama siapa?”
“Nggak tau. Tapi Arjuna sudah minta sama Allah.”
Mata sang ibu hampir-hampir tak kuat membendung air mata yang hendak tumpah.
“Bener atuh, kalau memohon ya sama Allah.”
Sang ibu bingung apa yang harus ia lakukan. Menghibur Arjuna dan membangun mimpi-mimpi indah yang kosong melompong. Atau membuatnya melek melihat kondisi cacatnya. Tapi itu sama saja artinya dengan menghempaskannya ke jurang dalam.
Sang ibu cuma bisa menyerahkan pada Allah, apapun kehendak-Nya.
Malam purnama. Arjuna baru saja selesai sholat tahajud. Ia merenungi
keinginannya yang mulai menjadi azzam. Pikirannya berkecamuk. “Tapi, kalau nanti punya istri pasti biaya akan bertambah. Sekarang saja hidup sudah pas-pasan. Ah, rejeki kan sudah diatur oleh Allah, tinggal kita yang harus ikhtiar. Tapi, mau nikah sama siapa. Eh, iya ya. Siapa yang mau sama saya yang jalan aja mesti merangkak, mau ke mana-mana mesti digotong. Ah, itu kan sama juga, jodoh sudah diatur sama Allah. Tinggal ikhtiar saja. Besok saya akan bilang sama Pak Kyai, minta dicarikan istri.”
“Pak Kyai, saya kepingin kawin!”
Pak Kyai itu pun kaget tak beda seperti ekspresi sang ibu ketika mendengar ucapan Arjuna. Dengan sabar Kyai berkata, “Wah bagus itu. Menikah kan sunnah Rasulullah, apalagi kalau niatnya untuk ibadah.”
“Iya, iya, saya kepingin kawin karena kepingin ibadah. Kepingin punya anak-anak yang normal dan berjuang di jalan Allah.”
“Arjuna mau menikah dengan siapa?”
“Saya ingin minta dicarikan sama Pak Kyai.”
Pak Kyai pun menggaruk-garuk kepalanya. Bukan amanah yang ringan. Sudah berkali-kali ia mempertemukan jodoh diantara santri-santrinya. Diantaranya ada juga yang tidak sekali langsung jadi. Itu pun santri-santri yang normal, tapi Arjuna…?!
Sang Kyai bukan mengecilkan arti Arjuna. Semua orang sudah ditentukan takdirnya oleh Allah. Dan tak akan tahu takdirnya bagaimana kecuali dengan berusaha. Tapi usaha yang harus dilakukan untuk mencari istri untuk Arjuna bukan perkara mudah.
Tapi Allah berkehendak lain. Sang Kyai akhirnya menemukan sang gadis.
Gadis itu normal, juga sholehah. Ia salah satu jamaah yang kerap mengikuti pengajian Kyai. Kyai mengucap syukur yang tiada tara, karena akhirnya gadis itu mengucapkan kesediaannya menikah dengan Arjuna.
Ina, gadis itu, jelas-jelas tahu Arjuna yang akan dinikahinya berfisik tak
sempurna. Sangat jauh dari gambaran tokoh Arjuna yang ada di lirik lagu.
“Kenapa Ina mau menikah dengan Arjuna?” tanya sang Kyai. “Ina sudah tahu apa resikonya? Apa yang akan dihadapi di kemudian hari?”
“Niat saya cuma ingin mencari keridhoan Allah. Saya ingin menjadi bidadari di syurga nantinya,” kata sang gadis dengan mantap.
Pagi hari di bulan Agustus 2002 itu seakan bersinar lebih cerah dari biasanya bagi Arjuna. Sebelum berangkat, ia menangis. Bukan sedih, justru kebahagiaan luar biasa yang tak terbendung. Suatu keajaiban yang tak pernah ia bayangkan akan terwujud. Mulanya hanya sebuah keinginan, lalu menjadi tekad, dan kini menjadi nyata. Allah mengabulkan permohonannya.
Terbata-bata Arjuna mengucapkan ijab kabul. Bukan karena grogi, tapi karena memang ia kesulitan mengucapkan kata-kata. Dua ratus pasang mata ikut berlinangan airmata, tak kuasa menahan haru yang tiba-tiba menyeruak. Arjuna menyerahkan mas kawin berupa 23 gram emas kepada istrinya. Lalu Arjuna bersujud di hadapan ibunya, menangis tersedu-sedu.
Di hadapan para tamu, sang Kyai berkata, “Kita harus banyak belajar dari Arjuna, seseorang yang diberi ujian berupa kekurangan fisik dari Allah, namun tidak takut dan berani mengambil keputusan terhadap masa depannya. Arjuna adalah contoh seseorang yang berserah kepada Allah, yakin akan rejeki yang sudah ditetapkan-Nya. Semoga Allah memberkahi pasangan pengantin ini, menjadikannya sakinah, mawadah, warrahmah.” Doa sang Kyai ini pun di amini oleh para tamu walimah.
Arjuna memandangi istrinya penuh haru. Ina baru saja selesai mencuci baju.
Arjuna senang sekali, kini ia tak lagi mencuci baju sendiri seperti ketika
bujangan dahulu. Ina juga selalu merawat dengan penuh ikhlas dan telaten.
Seorang gadis telah Allah kirim untuk menjadi pendampingnya di dunia. Arjuna berharap Ina juga akan menjadi bidadarinya di surga nanti.
Insya Allah.
(Inspired by true story of Sugiarto & Kusminah, jamaah Daarut Tauhiid Bandung) dari milis daarut-tauhid
sumber : dudung.net
**************
Dikisahkan bahwa, Imran bin Haththan , suatu hari, masuk rumah untuk menemui istrinya. Imran adalah seorang yang buruk muka, tak ganteng, lagipula pendek, sementara itu, istrinya begitu cantik.
Tatkala ia memandang istrinya, wanita itu bertambah cantik saja dalam pandangannya. Dia pun tak mampu mengekang dirinya untuk terus menatap sang istri.
Lalu istrinyapun keheranan dan bertanya,”Ada apa denganmu, suamiku?”
“Alhamdulillah, engkau sungguh seorang wanita yang cantik sekali,
”jawab Imran spontan.
“Berbahagialah, karena aku dan engkau berada dalam surga,” kata istrinya lembut.
“Darimana engkau tahu itu?”, tanya Imran keheranan.
Istrinya menjawab,”Karena engkau telah diberi wanita seperti aku lalu engkau bersyukur, sedangkan aku diuji dengan seorang pria seperti engkau dan aku bersabar. Sementara itu, orang yang sabar dan bersyukur keduanya berada dalam surga”.
(kitab Mi’atu Qishshah wa Qishshah fi Anisish-Shalihim wa Sa-miril Muttaqin karya Muhammad Amin al-Jundi)

http://raz1el.wordpress.com/2010/04/13/arjuna-dan-bidadari/
11.39 | 0 komentar | Read More

Rahasia Sholat Subuh: Sungguh Dahsyatnya Sholat Subuh

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjbx-SyK0ecPfQs3E8f9AGzGko06elbWmYDloaqczJMapGTa5DUgOTrDD6RrrzMQmyVFLYUrxFF0dOJG2F_RC5OdrDUV1scKB2kFtxtu9G_RqayVznO1GpFY6oaKUhBok3STUFleBoHGDMR/s1600/subuh.jpg
Seorang pria bangun pagi-pagi buta utk sholat subuh di Masjid.
Dia berpakaian, berwudhu dan berjalan menuju masjid.
ditengah jalan menuju masjid, pria tsb jatuh dan pakaiannya kotor.
Dia bangkit, membersihkan bajunya, dan pulang kembali kerumah. Di rumah, dia berganti baju, berwudhu, dan, LAGI,
berjalan menuju masjid.
Dlm perjalanan kembali ke masjid, dia jatuh lagi di tempat yg sama!
Dia, sekali lagi, bangkit, membersihkan dirinya dan kembali kerumah.
Dirumah, dia, sekali lagi, berganti baju, berwudhu dan berjalan menuju masjid.
Di tengah jalan menuju masjid, dia bertemu seorang pria yg memegang lampu.
Dia menanyakan identitas pria tsb, dan pria itu menjawab “Saya melihat anda jatuh 2 kali di perjalanan menuju masjid,
jadi saya bawakan lampu untuk menerangi jalan anda.’
Pria pertama mengucapkan terima kasih dan mereka berdua berjalan ke masjid.
Saat sampai di masjid, pria pertama bertanya kepada pria yang
membawa lampu untuk masuk dan sholat subuh bersamanya.
Pria kedua menolak.
Pria pertama mengajak lagi hingga berkali2 dan, lagi, jawabannya sama.
Pria pertama bertanya, kenapa menolak untuk masuk dan sholat.
Pria kedua menjawab
Aku adalah Setan
Pria itu terkejut dgn jawaban pria kedua.
Setan kemudian menjelaskan, ‘Saya melihat kamu berjalan ke masjid,dan sayalah yg membuat kamu terjatuh. Ketika kamu pulang ke rumah, membersihkan badan dan kembali ke masjid,
Allah memaafkan semua dosa-dosamu.
Saya membuatmu jatuh kedua kalinya, dan bahkan itupun tidak membuatmu merubah pikiran untuk tinggal dirumah saja,
kamu tetap memutuskan kembali ke masjid.
Karena hal itu, Allah memaafkan dosa-dosa seluruh anggota keluargamu.
Saya KHAWATIR jika saya membuat mu jatuh utk ketiga kalinya,
jangan-jangan Allah akan memaafkan dosa-dosa seluruh penduduk desamu,
jadi saya harus memastikan bahwa anda sampai dimasjid dgn selamat..’
Nb: Jangan melepaskan sebuah niat baik yg hendak kamu lakukan karena kamu tidak pernah tahu ganjaran yg akan kamu dapatkan
dari segala kesulitan yg kamu temui dalam usahamu utk melaksanakan niat baik tersebut .
Dibalik pelaksanaan dua rokaat di ambang fajar, tersimpan rahasia yang menakjubkan. Banyak permasalahan yang bila dirunut, bersumber dari pelaksanaan shalat subuh yang disepelekan. Itulah sebabnya, para sahabat Nabi berusaha sekuat tenaga agar tidak kehilangan waktu emas itu. Pernah, suatu ketika mereka terlambat shalat subuh dalam penaklukan benteng Tsatar. “Tragedi” ini membuat sahabat semisal Anas bin Malik selalu menangis bila mengenangnya. Kemudian Anas berkata, “Buat apa Tsatar? sungguh shalat subuh telah berlalu dariku. Sepanjang usia, aku tidak akan bahagia seandainya dunia diberikan kepadaku sebagai ganti shalat ini!”
Pernah dikisahkan pula, salah seorang penguasa Yahudi yang menyatakan bahwa mereka tidak takut dengan orang Islam kecuali pada satu hal. Ialah bila jumlah jamaah shalat subuh menyamai jumlah jamaah shalat jum’at. Orang Yahudi lebih jeli terhadap kondisi kita daripada diri kita sendiri.
Jikalau seandainya ada seorang kaya raya berjanji akan memberi anda uang setiap hari pada pukul empat pagi sebesar 1 juta rupiah jika anda datang tepat waktunya, apakah anda akan mendatanginya? Apakah anda akan beralasan bahwa anda tidur terlambat, atau karena anda terikat dengan janji setelahnya, sehingga anda tidak bisa datang?
Tahukah Anda ???
sejarah mencatat, bahwa Allah SWT menghancurkan orang-orang yang zalim itu adalah pada waktu subuh. Misalnya kaum Nabi Luth (QS Hud : 81), kaum ‘Ad dan Hud, dihancurkan Allah SWT dengan mengirim angin yang panas dan kencang juga pada waktu subuh (QS Al-Ahqaf 25).
Pengangkatan Umar bin Khattab RA menjadi khalifah menggantikan Abu Bakar Ash-Shiddiq yang wafat, itu pun setelah salat subuh.
Diceritakan, satu waktu Rasulullah SAW tidak melihat Ali bin Abi Thalib ikut salat berjemaah subuh. Khawatir menantunya ini sakit, maka usai salat beliau menuju rumahnya. Di sana Siti Fatimah menerangkan bahwa karena Ali asyik beribadah malam, maka usai salat subuh, ia tidur kembali. Mendengar ini, Rasulullah SAW berkata lebih kurang: “Sesungguhnya menghadiri salat subuh secara berjamaah lebih baik dari ibadah yang dilakukan semalam suntuk di rumah.”
Satu kali Umar bertemu dengan Asy-Syifa’ ibunda Sulaiman RA. Ia pun bertanya kepadanya: “Saya tidak melihat Sulaiman tadi pada saat salat subuh.” Lalu ia menjawab: “Dia salat malam lalu ia tertidur pada pagi harinya.” Mendengar ini Umar berkata: “Sungguh, ikut serta dalam salat subuh berjamaah itu lebih baik bagi saya dari pada salat malam.” Pernah ketika masuk waktu subuh, Rasulullah SAW melihat putrinya Siti Fatimah masih tidur-tiduran. Dengan penuh kasih sayang beliau menggoyang- goyangkan kaki putrinya itu sambil berkata: “Wahai anakku, bangunlah! Ketahuilah! Allah SWT menentukan pembagian rezeki kepada para hamba-Nya adalah pada waktu subuh.”
Dikisahkan pula, suatu waktu Ubai bin Kaab berkata: “Rasulullah SAW pernah salat subuh.
Beliau bertanya, ‘Apakah kalian menyaksikan si Fulan?” Mereka menjawab ‘ Tidak ‘.
Beliau bertanya lagi hal yang sama. Para sahabat menjawab ‘Tidak’. Lalu Rasulullah SAW berkata: ” Sesungguhnya dua salat ini (subuh dan isya) adalah salat yang berat bagi orang munafik. Sesungguhnya bila mereka mengetahui apa yang ada dalam salat subuh dan isya, maka mereka akan mendatanginya,
sekalipun dengan merangkak.”
Begitu mulianya waktu subuh, maka Rasulullah SAW secara khusus berdoa: “Ya Allah berkahilah umatku selama mereka senang bangun subuh.” (HR Turmuzi -Abu Daud – Ahmad dan Ibnu Majah).
Dan kepada mereka yang senang salat subuh berjamaah, Allah SWT memberikan berbagai karunia sejak di dunia ini lebih-lebih di akhirat kelak. Dalam hadis yang diriwayatkan Muslim, At-Tirmidzi dan Ibnu Majah, Rasulullah SAW menegaskan bila salat subuh dikerjakan secara berjamaah, maka Allah akan melindungi Anda seharian penuh.
Kelak, Allah SWT akan memberikan cahaya yang terang benderang kepada hamba-Nya yang istiqamah menghadiri salat subuh berjamaah seperti diterangkan Nabi Akhir zaman itu: “Sampaikan kabar gembira kepada orang-orang yang berjalan menuju masjid dalam keadaan gelap gulita, mereka akan diganti dengan cahaya di akhirat kelak.”
” Dua rakaat fajar (shalat sunnah sebelum subuh) lebih baik dari dunia dan seisinya” (HR. Muslim)
“………., Dan jika mereka mengetahui apa yang tersimpan di dalam shalat subuh dan isya’ maka mereka akan mendatanginya walau dengan merangkak (HR. Bukhari)
Rasullullah bersabda:
“Berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang banyak berjalan dalam kegelapan(subuh dan Isya’) menuju masjid dengan cahaya yang sangat terang pada hari kiamat” (HR. Abu Dauwud, At-Tirmidzi, dan Ibnu Majah).
Dalam hadis yang berasal dari Abu Hurairah RA, bahwa Nabi SAW bersabda: “Berpagi-pagilah kamu dalam mencari segala hajat atau keperluan, karena sesungguhnya di pagi hari itu terdapat keberkahan.”
“Waktu shalat Subuh dari terbit fajar sampai terbit matahari.” (HR. Muslim)
“Barang siapa yang mendapatkan satu rakaat shalat Subuh sebelum terbit matahari, maka ia telah melaksanakan shalat Subuh.” (HR. At-Tirmidzi)
“Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat) subuh. Sesungguhnya shalat Subuh itu disaksikan (oleh malaikat).”
(Al-Isra’ [17]:78)
”Sesungguhnya shalat yang paling berat bagi orang munafik adalah shalat Isya’ dan shalat Subuh. Sekiranya mereka mengetahui apa yang terkandung di dalamnya, niscaya mereka akan medatangi keduanya sekalipun dengan merangkak. Sungguh, aku ingin menyuruh melaksanakan shalat, lalu shalat itu ditegakkan, kemudian aku perintahkan seseorang untuk mengimami shalat bersama orang-orang. Kemudian beberapa lelaki berangkat bersamaku dengan membawa kayu yang terikat, mendatangi suatu kaum yang tidak menghadiri shalat berjamaah, sehingga aku bakar rumah mereka.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
“Sesungguhnya dua shalat ini (Subuh dan Isya’) adalah shalat yang berat bagi orang munafik. Sesungguhnya, apabila mereka mengetahui apa yang ada dalam shalat Subuh dan Isya’, maka mereka akan mendatanginya, sekalipun dengan merangkak.” (HR Ahmad dan An-Nasa’i)
“Barang siapa yang shalat Isya’ berjamaah maka seakan-akan dia telah shalat setengah malam. Dan barangsiapa shalat Subuh berjamaah (atau dengan shalat Isya’, seperti yang tertera dalam hadits Abu Dawud dan Tirmidzi’) maka seakan-akan dia telah melaksanakan shalat malam satu malam penuh.” (HR. Muslim)
“Barangsiapa yang shalat dua waktu yang dingin maka akan masuk surga.” (HR. Al-Bukhari)
Note: Dalam Fath Al-Bari disebutkan bahwa yang dimaksud dengan shalat “Al-Bardaini” (dua waktu dingin) adalah shalat Subuh dan Isya.
Dari Jarir bin Abdullah:
“Kami sedang duduk bersama Rasulullah, ketika melihat bulan purnama. Beliau berkata, ‘Sungguh, kalian akan melihat Rabb kalian sebagaimana kalian melihat bulan yang tidak terhadang dalam melihatnya. Apabila kalian mampu, janganlah kalian menyerah dalam melakukan shalat sebelum terbit matahari dan shalat sebelum terbenam matahari. Maka lakukanlah.’” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
“Berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang banyak berjalan dalam kegelapan menuju masjid dengan cahaya yang sangat terang pada hari kiamat.” (HR. Abu Dawud, At-Tirmidzi, dan Ibnu Majah)
Note: Dalam kegelapan maksudnya: shalat Isya’ dan shalat Subuh.
“Seandainya setiap orang tahu keutamaan adzan dan shaf pertama, kemudian mereka ingin memperebutkannya, tentu mereka akan memperebutkannya dengan berundi.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Rasulullah SAW bersabda: Setan akan mengikat ujung kepala kalian ketika sedang tidur dengan tiga ikatan. Pada setiap ikatan setan akan dibisikkan, “Kamu masih memiliki malam panjang, maka tidurlah.” Jika engkau bangun dan mengingat Allah, maka akan terlepaslah ikatanmu yang pertama. Apabila engkau kemudian berwudhu, maka akan terlepaslah ikatan kedua. Dan jika engkau melakukan shalat, maka akan terlepaslah ikatanmu yang ketiga. Jika engkau tidak melakukan ketiga hal itu, niscaya hatimu akan menjadi sesat dan malas. (HR Bukhari dan Muslim)
Rasulullah SAW bersabda: Malaikat-malaikat malam hari dan malaikat-malaikat siang hari silih berganti mengawasi kalian, dan mereka berkumpul pada saat shalat Subuh dan shalat Ashar, kemudian malaikat-malaikat yang mengawasi kalian semalam suntuk naik (ke langit). Allah menanyakan kepada mereka, padahal Dia lebih mengetahui dari mereka, “Dalam keadaan apakah kalian tinggalkan hamba-hamba-Ku?” Mereka menjawab, “Kami tinggalkan mereka dalam keadaan mengerjakan shalat, dan kami datangi mereka dalam keadaan mengerjakan shalat pula.” (HR Bukhari, Muslim dan an-Nasa’i)
Utsman bin Affan ra. menuturkan, “Saya telah mendengar Rasulullah saw. bersabda,
“Siapa yang shalat Isya’ berjamaah, seolah-olah bangun setengah malam (seperti shalat separuh malam). Siapa yang shalat Subuh berjamaah, maka bagaikan shalat semalam penuh.” (HR Muslim)
Dari Ibnu Umar ra bahwa Rasulullah SAW bersabda, Shalat berjamaah itu lebih utama dari shalat sendirian dengan 27 derajat.
Dua rakaat shalat sunnah Subuh lebih baik daripada dunia dan semua yang ada di dalamnya. (HR Muslim, Tirmidzi dan Ahmad)
Jabir bin Abdullah al-Bajalli berkata, “Kami berada di samping Nabi saw. pada suatu malam, maka Nabi melihat bulan purnama sambil berkata, “Kalian akan melihat Tuhan sebagaimana kalian melihat bulan ini, tidak silau karena melihatnya. Maka sebisa mungkin, jangan sampai dikalahkan untuk shalat sebelum terbit matahari (Subuh) dan sebelum terbenamnya (Ashar). Cepatlah kamu kerjakan!” (HR Bukhari dan Muslim)
“Islam bermula dalam keadaan asing dan akan kembali menjadi asing. Maka beruntunglah orang yang diasingkan.” (HR. Muslim, At Tirmidzi, Ibnu Majah, At Tabarani)
“Hai orang-orang yang beriman, taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya, dan janganlah kamu berpaling daripada-Nya, sedang kamu mendengar (perintah-perintahnya).” (QS. al-Anfal: 20)
“Dan janganlah kamu menjadi sebagaimana orang-orang (munafik) yang berkata, “Kami mendengarkan, padahal mereka tidak mendengarkan.” (QS. al-Anfal:21)
dan Dialah yang telah menciptakan bagimu pendengaran, penglihatan dan hati nurani, tetapi sedikit sekali kamu bersyukur (Al Mu’minun : 78)
“Sesungguhnya binatang (makhluk) yang seburuk-buruknya pada sisi Allah ialah orang-orang yang pekak dan tuli yang tidak mengerti apa-apa pun. Kalau kiranya Allah mengetahui kebaikan ada pada mereka, tentulah Allah menjadi kan mereka dapat mendengar. Dan jikalau Allah menjadikan mereka dapat mendengar, niscaya mereka pasti berpaling juga, sedangkan mereka memalingkan diri (dari apa yang mereka-mereka dengar itu).” (QS. al-Anfal: 22-23)
Dari Abu Hurairah ra. berkata bahwa Rasulullah SAW didatangi oleh seorang laki-laki yang buta dan berkata, Ya Rasulullah, tidak ada orang yang menuntunku ke masjid. Rasulullah SAW berkata untuk memberikan keringanan untuknya. Ketika sudah berlalu, Rasulullah SAW memanggilnya dan bertanya, Apakah kamu dengar azan shalat? Ya, jawabnya. Datangilah, kata Rasulullah SAW.
*Dari Abu Hurairah ra, bahwasanya Rasulullah SAW apabila pergi (ke tempat shalat ‘Id) pada hari ‘Id melalui satu jalan, maka beliau kembali dari tempat tersebut melalui jalan yang berbeda.” (H.R. Tirmidzi)
**Salah satu hikmah dari anjuran tersebut adalah menyebarkan syiar Islam di segala sudut kota atau desa, membantu keperluan penduduk yang dilewati, menyebarkan salam kepada penduduk yang dilewati, membuat geram orang-orang munafik, menyaksikan tempat-tempat yang dilalui untuk dijadikan pelajaran.
Dari Abi Musa ra berkata bahwa Rasulullah SAw bersabda, Sesungguhnya orang yang mendapatkan ganjaran paling besar adalah orang yang paling jauh berjalannya. Orang yang menunggu shalat jamaah bersama imam lebih besar pahalanya dari orang yang shalat sendirian kemudian tidur.
“Setiap langkah berjalan untuk menunaikan shalat adalah sedekah.” (HR. Muslim no. 2382)
“Siapa yang berwudhu seperti wudhuku ini kemudian ia shalat dua rakaat, [dengan tidak menyibukkan dirinya dalam pelaksanaan shalat tersebut urusan dunia, maka akan diampuni dosanya yang telah berlalu] (HR. Bukhari, Muslim)
Rasul bersabda: ”Siapa yang berwudhu di rumahnya, kemudian dia berjalan menuju salah satu mesjid untuk menunaikan shalat wajib, maka di setiap langkahnya akan menghapuskan dosa dan kesalahan serta mengangkat derajatnya……..dengan wudhu yang sempurna, maka kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan seorang hamba akan keluar dari badannya hingga keluar dari ujung-ujung kukunya” (HR Muslim)
“Dan (dirikanlah pula salat) subuh. Sesungguhnya salat subuh itu disaksikan (oleh malaikat).”(Al-Isra : 78).
“Hai orang-orang yang beriman, taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya, dan janganlah kamu berpaling daripada-Nya, sedang kamu mendengar (perintah-perintahnya).” (QS. al-Anfal: 20)
Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan keturunanku orang yang mendirikan shalat (sujud menyembah Engkau). Ya Tuhan kami, perkenankanlah permohonan kami ini. (QS Ibrâhîm [14] : 40)
Subhanallah.
Sungguh shalat subuh telah berlalu dariku. Sepanjang usia, aku tidak akan bahagia seandainya dunia diberikan kepadaku sebagai ganti shalat ini!” (Anas Bin Malik)
“………., Dan jika mereka mengetahui apa yang tersimpan di dalam shalat subuh dan isya’ maka mereka akan mendatanginya walau dengan merangkak (HR. Bukhari)

http://raz1el.wordpress.com/2010/05/14/dahsyatnya-sholat-subuh/
11.38 | 0 komentar | Read More

Kisah Pejuang Subuh, Dari Broken Hearted Sampai Clubbing ( Buku yang diluncurkan oleh komunitas akun Twitter @Pejuang Subuh diharapkan bisa memotivasi umat Islam lainnya untuk terbiasa shalat Subuh )

Kisah Pejuang Subuh, Dari  Broken Hearted Sampai Clubbing 
Buku yang diluncurkan oleh komunitas akun Twitter @Pejuang Subuh diharapkan bisa memotivasi umat Islam lainnya untuk terbiasa shalat Subuh
 
 
 
Hidayatullah.com–Awalnya pengunjung tetap klub malam, kini berubah menjadi “pasukan” dibarisan terdepan jamaah shalat Subuh. Itulah salah satu cerita yang terdapat dalam buku Pejuang Subuh yang diluncurkan Ahad, 2 Februari 2014, di Masjid Baitul ‘Ilm, Diknas, Jakarta.
Buku itu memuat kumpulan kisah nyata orang-orang yang istiqomah berjuang mengerjakan shalat Subuh berjamaah dan memperoleh keajaiban.
Buku yang diluncurkan oleh komunitas akun Twitter @Pejuang Subuh diharapkan bisa memotivasi umat Islam lainnya untuk terbiasa shalat Subuh.
Para pemilik kisah nyata itu sendiri yang menuliskan ceritanya. Buku yang diterbitkan Wahyu Qalbu itu bisa didapatkan di berbagai toko buku di Indonesia.
“Kami percaya, sulit bangun Subuh hanyalah masalah kebiasaan saja. Esensi gerakan ini ingin membentuk kebiasaan itu bersama-sama. Kalau belum terbiasa awalnya memang harus dipaksakan, lama-lama akan jadi mudah bangun Subuh,” jelas Hadi E. Salim, Pendiri @Pejuang Subuh.
Ia menyadari, pembiasaan ini bukanlah hal mudah. Ditengah jalan, pasti ada saja halangan. Komunitas yang memiliki motto : Istiqomah Sampai Khusnul Khotimah, ini dijadikan wadah untuk saling menguatkan shalat Subuh berjamaah.
Menurut Didot, panggilan akrab Hadi E. Halim, diperlukan setahun mengumpulkan kisah-kisah itu.
Didot kerap menjalani shalat Subuh diberbagai masjid.
“Selain dari curhat teman-teman di Twitter, saya juga tanya-tanya, kira-kira di antara mereka ada nggak yang punya cerita hijrah melalui shalat Subuh,”ulas mualaf yang terinspirasi dengan amalan 40 hari berturut-turut shalat Subuh berjamaah.
Hasil obrolan ringan paska Subuh berjamaah, menebarkan cerita-cerita mengharukan. Salah satunya tentang seorang anak muda bertato di lengan, rambut spike bercat warna-warni. Sosok anak gaul macam itu masuk ke Masjid Agung Al Azhar, Jakarta dan ikut Subuh berjamaah.
“Ada seorang bapak heran. Dia pikir, anak ini mungkin musafir. Tapi kok, seminggu berturut-turut nongol lagi ikut Subuh berjamaah,”ucap Didot sembari tersenyum geli mengingatnya.
Rasa penasaran itu akhirnya terjawab. Ternyata pemuda nyentrik itu sedang menjalani terapi untuk lepas dari kecanduan narkoba melalui shalat Subuh berjamaah.
Masih banyak cerita inspiratif lainnya yang bisa dibukukan.
“Salah satu kendala kami adalah mewawancarai dan menulis sendiri kisah orang yang karena usia atau fisik, tidak memungkinkan menulis,”ungkap Didot.
Seperti cerita seorang pria yang sudah 30 tahun berturut-turut shalat Subuh berjamaah. Dia selalu berada di shaf terdepan.
Keistiqomahannya membuatnya ditunjuk menjadi Ketua shalat Subuh berjamah di masjid itu.
“Usianya hampir 60 tahun. Dari rumahnya, beliau nggowes sepeda. Wajahnya adem banget,”cerita Didot tentang pria paruh baya itu. Didot menambahkan, dahulu, pria itu sering shalat berjamaah di masjid yang sama dengan Almarhum Buya Hamka.
Selain peluncuran buku, Pejuang Subuh juga meluncurkan program Istiqomah. Program yang baru dijalani 29 hari (per Senin 3 Februari 2014) ini bertujuan saling mengingatkan Shalat Subuh.
Satu kelompok terdiri dari 10 orang anggota dengan satu administrator. Rekapitulasi data shalat Subuh akan dilaporkan pada pihak pengurus @Pejuang Subuh.
Terdapat penilaian dan reward sesuai dengan lokasi dan kondisi shalat. Anggota yang berada di masjid saat adzan Subuh yang pertama, maka mendapat poin 1. Juga ada pangkat-pangkat tertentu jika berhasil memenuhi target.
Cara itu terlihat menarik dan menyemangati mereka untuk shalat tepat waktu. Khususnya untuk para pria, menyemangati mereka untuk shalat berjamaah di masjid.*
Rep: Rias Andriati
Editor: Cholis Akbar
11.35 | 0 komentar | Read More

Kisah Kisah Penggugah Jiwa: Kenapa Ayah Tidak Shalat Subuh?!

Seorang bocah duduk di kelas tiga sekolah dasar. Di salah satu mata pelajaran, sang guru berbicara tentang shalat subuh. Dia berbicara dengan gaya bahasa yang menyentuh hati anak- anak didiknya. Dia juga berbicara tentang keutamaan dan pentingnya shalat subuh.


Bocah kecil ini mendengarkannya dan tersentuh dengan pembicaraan sang guru. Bocah ini tidak pernah shalat subuh, begitu juga keluarganya.

Saat pulang ke rumah, dia berpikir bagaimana caranya dia bangun untuk shalat besok harinya. Dia tidak menemukan jalan keluar kecuali begadang sepanjang malam sampai azan shalat berkumandang. Dia benar-benar melaksanakan idenya dan saat mendengar azan, dia segera bertolak untuk menunaikan shalat. namun muncul masalah. Masjid jauh dan dia tidak bisa pergi sendirian. Lalu sang bocah menangis dan duduk di belakang pintu.

Tiba-tiba dia mendengar bunyi sepatu dijalan. Dia membuka pintu dan segera keluar. Ternyata seorang tua sedang berjalan menuju masjid. Sang bocah memandang kakek tua itu. cLa mengenalnya. Dia adalah kakek temannya, Ahmad, anak tetangga. Dengan tenang dan sembunyi-sembunyi, sang bocah membuntuti sang kakek sehingga sang kakek tidak merasakan kehadirannya dan memberitahu keluarganya. Dia takut kena hukuman oleh keluarganya.

Kondisinya terus seperti ini, tapi umur manusia terbatas, Kakek Ahmad meninggal. Ketika sang bocah mengetahuinya, dia bingung dan menangis keras. Kedua orang tuanya merasa heran melihat tangis sang anak.
"Nak, kenapa kamu menangisinya seperti ini? Dia tidak seusia denganmu untuk kamu ajak bermain dan dia juga bukan kerabatmu sehingga kamu merasa kehilangan," tanya sang ayah.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi_i5FUCAblPaF94kMXL2I9idkzogRgyEf1Mh-JBI5o0D6JXY5lVON3D2zX4L3qFNKcZFzOLDTx7IEcGHoYeDZD8KcRBdCUCuKHbzsAjS-G_jf3pnueTyFOEPFmFObMiecZojKNmPP23r94/s400/Masjid_Indramayu_by_ctlz.jpg
Sang bocah menatap ayahnya dengan mata berlinang dan tatapan sedih, "Aku kehilangan dia bukan karena itu. Juga bukan karena seperti yang Ayah katakan," jawab sang bocah.

Sang ayah semakin merasa heran, "Terus karena apa?"
"Karena shalat."
Kemudian sang bocah melanjutkan bicaranya sambil menelan air matanya, "Ayah, kenapa kamu tidak shalat subuh? Kenapa kamu tidak seperti kakek itu dan orang-orang yang aku lihat."

"Di mana kamu melihat mereka?" Tanya sang ayah.
"Di masjid."
"Bagaimana mungkin?" Tanya sang ayah heran.

Lalu sang bocah menceritakan kisahnya kepada sang ayah. Sang ayah pun tersentuh dengan cerita anaknya. Kulitnya bergetar dan air matanya hampir tumpah. Lalu dia memeluk anaknya.
Sejak saat itu, dia tidak pernah meninggalkan satu shalat pun di masjid.
Selamat untuk sang ayah, selamat untuk sang bocah, dan selamat untuk sang guru.

Sumber : Kisah Kisah Penggugah Jiwa
Karya : Abdurrahman Bakar
11.34 | 0 komentar | Read More

BACA JUGA

DAFTAR LENGKAP ARTIKEL BLOG BAGINDAERY

Ikuti situs Bagindaery

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...