ARTIKEL PILIHAN

GOOGLE TRANSLATE

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

ARTIKEL PILIHAN

Artikel Islami Penyejuk Hati: Ketika Badai Benci dan Badai Cinta Bertemu

Written By Situs Baginda Ery (New) on Senin, 03 Februari 2014 | 11.57

love-and-hate 

dakwatuna.com - Siapapun Anda, apapun baju kebanggaan Anda, serumit apa pun masalah Anda, seberapa besar pun badai kebencian atau kecintaan Anda, marilah sejenak bersama saya menundukkan hati, menenangkan pikiran, kita dengarkan sapaan dari langit, dari Allah swt. Zat Yang Maha Menggenggam Hati manusia, merubah yang benci jadi cinta dan yang cinta jadi benci. Allah berfirman:
عَسَى اللَّهُ أَنْ يَجْعَلَ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَ الَّذِينَ عَادَيْتُمْ مِنْهُمْ مَوَدَّةً وَاللَّهُ قَدِيرٌ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Mudah-mudahan Allah menimbulkan kasih sayang antaramu dengan orang-orang yang kamu musuhi di antara mereka. Dan Allah adalah Maha Kuasa. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Al-Mumtahanah: 7)
***
Saudaraku yang dirahmati Allah…
Setelah membaca ayat di atas, kira-kira apa kesan yang Anda dapat? Bagaimana perasaan Anda terhadap orang yang selama ini membenci dan memusuhi Anda? Bagaimana perasaan Anda terhadap orang atau sesuatu yang selama ini Anda benci dan Anda musuhi? Bagaimana pula perasaan Anda terhadap orang yang selama ini mencintai dan begitu dalam mencurahkan perhatiannya kepada Anda? Bagaimana perasaan Anda terhadap orang atau sesuatu yang selama ini Anda cintai dan Anda sayangi?
Silahkan Anda benci, siapapun yang Anda tidak suka atau apapun yang Anda tidak suka? Silahkan Anda cintai, siapapun yang Anda suka atau apapun yang Anda suka?
Namun, sadarkah Anda bahwa benci dan cinta itu muncul karena ledakan emosional sesaat ketika perasaan seseorang tersentuh. Ia berawal karena ada energy pendorong yang mem-push kita untuk membenci dan mencintai itu datang secara beruntun. Dan secara reflex, kita akhirnya membenci atau mencintai sesuatu/seseorang. Jika ia dibiarkan terakumulasi dalam beberapa tenggang waktu dan faktanya energy itu terus-menerus mem-push kita, maka kuota kebencian  atau kecintaan akan semakin bertambah. Yang cinta jadi benci, dan yang benci jadi cinta.
Kebencian itu ibarat badai topan. Ia akan mengerahkan segala kekuatan yang dimilikinya. Lahir dan batinnya. Ia akan datangi semua gedung, bahkan gedung pencakar langit pun ia akan hampiri. Ia akan hantam gedung yang kokoh tegak berdiri itu dengan bertubi-tubi. Tanpa ampun. Seakan tanpa mengenal lelah. Tanpa jeda waktu. Tanpa mengenal usia, seakan hidup selamanya. Bahkan tanpa mengenal kehidupan dan kematian. Perhitungan dan pertanggungjawaban.
Maka, bisa jadi, sedikit demi sedikit salah satu dari atapnya copot, tiangnya mulai retak, kaca di jendelanya pecah-pecah dan akhirnya angin topan pun mendesak memasuki area dalam gedung megah itu, hingga bisa memporak-porandakan semua yang ada di dalam. Dan mungkin, seiring berjalannya waktu, gedung itu juga akan runtuh. Karena diterpa badai kebencian.
Kecintaan juga demikian. Badai cinta juga akan memobilisasi semua potensinya. Badai cinta itu juga hakikatnya terdiri dari beberapa formula pendorong yang terakumulasi hingga menjadi cinta yang utuh dan matang serta tidak tergantikan. Pertama cinta karena al-istihsan (anggapan baik). Kedua cinta karena takjub (at-ta’ajjubu). Cinta karena ingin selalu dekat dan ada di sisinya atau rindu yang menggebu (hayyamahul hubbu). Dan cinta karena kasmaran (al-‘usyqu). Pikiran seseorang pada level ini akan selalu dipenuhi oleh cinta, hati dan pikirannya. Tidak ada ruang dalam hati dan pikirannya untuk membenci, sekalipun orang lain sebenarnya sudah menampakkan indikasi-indikasi kebencian mereka.
Celakanya, manusia banyak terjebak untuk tidak melibatkan akal pikirannya, untuk berpikir secara jernih, untuk mengkalkulasikan dengan detail, kerugian apa jika ia membenci atau mencintai sesuatu atau seseorang? Keuntungan apa jika ia membenci atau mencintai dan menyayangi sesuatu atau seseorang? Lalu, apakah keuntungan dan kerugian itu akan berkepanjang hingga hari di saat kita bertemu dengan Allah (mumtaddah ila yaumil qiyaamah) ?
Atau mengajak akal pikirannya merenung sejenak, menanyakan sebenarnya energi apa yang mendorongnya untuk begitu membenci atau mencintai sesuatu atau seseorang?
Saudaraku yang dirahmati Allah…
Kita hidup di era interplaniter, disaat cinta dan benci menjadi semu. Cinta dan benci sering terbeli oleh materi. Terkapitalisasi dalam bentuk jabatan publik dan kekuasaan. Tersandera dan terpenjara dalam satu komunitas tertentu. Bukan cinta dan benci dengan standar universal.
Inilah yang menjadikan saya tertarik untuk kembali membuka lembaran-lembaran buku karya DR. Khalid Jamal yang bertajuk AJARI AKU CINTA. Beliau mengajak kita untuk membayangkan jika seandainya cinta itu makhluk hidup seperti manusia, maka saat ini ia pasti akan berteriak lantang di hadapan kita, karena CINTA itu sekarang sedang mengalami penderitaan.
Beliau menggambarkan dalam bukunya tersebut, “Penderitaan Cinta itu sekarang terjadi saat melihat manusia melakukan tindakan-tindakan bodoh mengatasnamakan aku (cinta).  Mereka merampas kehormatan orang lain atas namaku. Jika semut itu berteriak, mengingatkan seluruh bangsanya atas bahaya yang akan menimpa mereka ketika lewat satuan inspeksi tentara Sulaiman dengan berkata: “Berkatalah seekor semut: “Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari.” (An-Naml: 18).  Maka, aku (cinta) juga berteriak atas nasibku dan nasib semua orang yang mengatasnamakan cinta untuk berbuat ‘kerusakan’ di atas bumi ini.”
Jadi, sebenarnya dalam lembaran kebencian itu, ada ‘lembaran-lembaran cinta’ yang sengaja ditutupi-tutupi atau tersembunyi. Begitu juga dalam lembaran cinta, ada ‘lembaran-lembaran kebencian’ yang juga sengaja ditutup-tutupi atau tersembunyi.
Hanya saja yang jadi pertanyaan, “Siapa yang menyuruhnya menutupi lembaran cinta itu, disaat kebencian meledak? Siapa sebenarnya yang menyuruh menutupi lembaran kebencian itu, disaat cinta meledak?”
Jika yang menunjukkannya adalah Zat Yang Maha Pencipta dan Maha Kasih Sayang, maka ia berada dalam jalan kebenaran. Begitu juga jika yang mengajarkan menutupi cinta dan benci itu Rasul-Nya, maka ia dalam keselamatan. Sehingga manusia akan membenci apa yang dibenci Allah dan Rasul-Nya, dan mencintai apa yang dicintai Allah dan Rasul-Nya. Membenci orang-orang yang dibenci Allah dan Rasul-Nya dan mencintai orang-orang yang dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya. Inilah barometer yang tepat sasaran dan tepat guna.
Kalau manusia sadar dengan hakikat ini, maka potensi berubahnya kebencian menjadi cinta, atau cinta menjadi kebencian, bukanlah suatu yang mustahil. Dan itulah yang diisyaratkan dalam surat Al-Mumtahanah di atas.  Mudah-mudahan Allah menimbulkan kasih sayang antaramu dengan orang-orang yang kamu musuhi di antara mereka. Dan Allah adalah Maha Kuasa. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Al-Mumtahanah: 7)
Masih segarkah dalam ingatan Anda, berapa banyak dari pembesar kota Mekkah yang membenci nabi agung kita Muhammad saw? Apakah dulu Umar bin Khattab tidak membenci Rasulullah? Bagaimana dengan Khalid bin Walid, Hamzah, Suroqoh? Abu Sufyan?
Bahkan, satu kota Thaif yang dulu begitu membenci Rasulullah, menolak dakwah Rasulullah, mencerna dan menghina Rasulullah, melukai Rasullah dengan lemparan batu hingga tubuh Rasulullah berlumuran darah, mengusir Rasulullah dari kota mereka, akhirnya semua penduduk Thaif masuk Islam dan bahkan keislaman mereka jauh lebih kuat dari umumnya para penduduk Mekkah yang sudah masuk Islam. Hal itu dibuktikan ketika hembusan fitnah kekufuran mewabah di setiap kota Mekkah dan Madinah sepeninggal Nabi Muhammad saw., namun di kota Thaif tidak ditemukan satupun orang yang murtad.
Subhaanallah….
Mereka yang dulu membawa bendera kebencian terhadap Rasulullah dan dakwahnya, akhirnya menjadi sosok-sosok yang mengalirkan cinta mereka dengan deras kepada Rasulullah dan dakwahnya hingga akhir hayat mereka.
Tidakkah Anda membayangkan bahwa bisa jadi orang yang Anda benci, nanti akan bertemu dengan kita di surga, ketika ia kembali pada jalan kebenaran. Begitu juga, tidakkah Anda membayangkan bahwa bisa jadi orang yang kita cintai, akan kita temukan di neraka, ketika jauh dari hidayah Allah dan Rasul-Nya?
Maka sapalah mereka yang membenci Anda dengan sapaan cinta. Tataplah mereka yang membenci Anda dengan tatapan cinta. Taburkan doa-doa hidayah atas jiwa-jiwa yang dipenuhi dengan kebencian. Lidah boleh bicara, tangan boleh bergerak, kaki boleh melangkah, otak boleh berpikir, namun yang menggenggam hati hanyalah Allah. Janganlah ada kebencian yang membabi buta, sehingga kita menganggap hanya ‘dia’ seseorang (hingga akhir hayat kita) yang harus masuk ‘jahannam’. Atau jangan ada kecintaan yang membabi buta, sehingga kita menganggap hanya ‘dia’ seseorang (hingga akhir hayat kita) yang harus masuk ‘surga’. Semua harus di bawah bimbingan Allah dan Rasul-Nya.

11.57 | 0 komentar | Read More

Rasa Benci Sangat Menyiksa Diri

Mungkin diantara kalian pernah merasakan yang namanya Benci. Benci adalah suatu rasa sangat tak suka bercampur muak terhadap sesuatu. Saat kita memiliki rasa ini kita akan malas mendengar, melihat, merasakan, menyentuh bahkan mendekati sesuatu yang kita benci itu.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEilkAZEuCynB5x7HUkikQ4GKqcbJepH3rUXASQfw1_0VIsXKhegBhB3hey9hEiOVRJLTmcWLeovhMS8IdwOzUwyVfKcMrdrh9SMzmrH-dFJeoQnMHLQd91nw7RTWV6ujFR3Zh_ebZRmH8g/s1600/into+the+fire.jpg
Perasaan benci ini jika terlalu berlebihan akan menyiksa batin kita. Rasa sesak dalam dada saat menahan rasa benci tersebut. Perasaan tidak nyaman jika jika sesuatu yang kita benci itu ada di dekat kita. Dan rasa benci ini juga yang membuat hati menjadi sensitif dan mudah merasakan sakit. Gak enak banget dech pokoknya kalau di dalam hati itu ada rasa benci. Apalagi yang kita benci itu selalu ada disekelilinng kita. Hidup ini rasanya bagaikan dineraka. Pengen rasanya pergi menjauh secepatnya. Mau ini. Mau itu gak jadi jika ada yang kita benci tersebut.

Kebencian yang terlalu lama dipendam juga akan membawa dampak buruk dalam jiwa seseorang tersebut. Tersiksa batinnya. Dan membuat emosi menjadi labil yang bisa membuat kerusakan di muka bumi. Seseorang yang membenci orang lain dengan teramat sangat bisa saja membunuh orang yang dia benci yang akan membuat mendapat hukuman dan tersiksa dalam penjara. Woww. Sampai segitunyakah anda membenci orang. Kalau bisa jangan ya. Karena membencii seseorang itu tidak baik. Dan bagi agama islam, sifat benci itu di larang oleh agama karena bisa merusak ketentraman umat.

Ada banyak alasan kenapa perasaan benci itu ada, namun yang sering adalah karena sering disakiti/tersakiti oleh yang dibenci tersebut, sudah di maafkan ngulang lagi. Ujung2nya yang di sakiti merasa muak dan tak jarang menjadi dendam.

Jika kalian tak ingin tersiksa oleh rasa benci maka jaga tali persaudaraan antar sesama manusia dan maafkanlah kesalahan orang2 yang pernah menyakiti anda. Ikhlas kan semua kepada Allah Tuhan semesta alam.

Ingatlah selalu "Membenci seseorang itu sama saja menyakiti diri anda sendiri" oleh karena itu jika kalian tak ingin tersiksa oleh rasa benci, jauhilah perasaan itu. Dan maafkan kesalahan orang yang menyakiti anda.

Hidup terasa lebih indah jika saling memaafkan.

http://arbas.pun.bz/rasa-benci-menyiksa-diri.xhtml
11.53 | 0 komentar | Read More

( 3 Jenis Manusia Yang Akan Mendapat Laknat Allah SWT ) Jauhi Tiga Jenis Manusia Yang Akan Mendapat Laknat Allah SWT

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

سْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْم

Segala puji bagi Allah, Tuhan sekelian alam. Selawat serta salam buat junjungan mulia Nabi Muhammad SAW keluarga serta para sahabat dan pengikut yang istiqamah menuruti baginda hingga ke hari kiamat.

Sahabat yang dirahmati Allah,
Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud: "Ada tiga macam orang yang terkena laknat Allah SWT iaitu seorang yang membenci kedua ibu bapanya, seseorang yang berusaha menceraikan sepasang suami isteri, kemudian setelah isteri tersebut dicerai ia menggantikannya sebagai suaminya dan seseorang yang berusaha agar orang-orang mukmin saling membenci dan saling mendengki antara sesamanya dengan hasutan-hasutannya". (Hadis Riwayat Ad Dailami daripada Umar r.a)

Berdasarkan hadis di atas terdapat tiga macam manusia yang akan mendapat laknat Allah SWT iaitu :

Pertama : Seorang yang membenci kedua ibu bapanya.
http://bilikml.files.wordpress.com/2011/11/anger.jpg
Kedua : Seseorang yang berusaha menceraikan sepasang suami isteri, kemudian setelah isteri tersebut dicerai ia menggantikannya sebagai suaminya.

Ketiga : Seseorang yang berusaha agar orang-orang mukmin saling membenci dan saling mendengki antara sesamanya dengan hasutan-hasutannya.

Huraiannya :

Pertama : Seorang yang membenci kedua ibu bapanya.

Menurut Al Qurthubi, derhaka kepada kedua ibu bapa ialah menyalahi perintah keduanya, sebagaimana bakti keduanya bererti mematuhi perintah mereka berdua. Berdasarkan ini jika keduanya atau salah seorang dari mereka menyuruh anaknya, maka anaknya wajib mentaatinya, jika perintah itu bukan maksiat. Meskipun pada asalnya perintah itu termasuk jenis mubah (harus), begitu pula bila termasuk jenis mandub (sunat). Jika melanggar perintah kedua ibu bapa sudah dianggap derhaka apatah lagi membenci keduanya terutama ketika mereka berdua telah tua dan memerlukan bantuan dan pembelaan.

Dalam sebuah hadis dijelaskan, Rasulullah SAW bersabda: Dari Abdullah bin Amr, ia berkata: seorang lelaki datang kepada Rasulullah, lalu berkata: "Wahai Rasulullah, aku datang untuk berjihad bersama baginda kerana aku ingin mencari redha Allah dan hari akhirat. Tetapi aku datang kesini dengan meninggalkan ibu bapaku dalam keadaan menangis". Lalu sabda baginda: "Pulanglah kepada mereka. Jadikanlah mereka tertawa seperti tadi engkau jadikan mereka menangis". (Hadis Riwayat Ibnu Majah)

Jadi perintah ibu atau bapa yang bukan bersifat maksiat atau mempersekutukan Allah, maka kita wajib mentaatinya. Namun jika perintah nya bersifat melawan kehendak dan hukum agama, maka tolaklah dengan cara yang baik.

Di dalam Islam orang yang derhaka dan membenci kepada kedua ibu bapanya termasuk ke dalam kategori dosa besar setelah mensyirikkan Allah, dan akan di masukkan ke dalam neraka. Firman Allah SWT maksudnya: "Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapamu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ah (uff) dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia". (Al Isra' 23)

Orang yang tidak menghormati ibu bapa akan dilaknat oleh Allah SWT.dan hidupnya di dunia ini tidak akan ada keberkatan kerana reda Allah SWT bergantung kepada reda kedua ibu bapa kepada anaknya.

Dalam hadis yang lain Nabi SAW bersabda yang bermaksud : “ Barangsiapa membuat ibu bapanya gembira (memberi keredan), maka sesungguhnya ia membuat reda Allah. Barangsiapa menyakitkan hati ibu bapanya, maka sesungguhnya ia membuat kebencian Allah”  (Hadis riyawat Bukhari )

Anak derhaka tidak akan mencium bau syurga dan haram baginya untuk memasuki syurga Allah SWT.

Nabi SAW memberi wasiat kepada Sayyidina Ali k.wj : "Wahai Ali ! Saya melihat tulisan pada pintu syurga yang berbunyi "Syurga itu diharamkan bagi setiap orang yang bakhil (kedekut), orang yang derhaka kepada kedua orang tuanya, dan bagi orang yang suka mengadu domba (mengasut)."

Nabi SAW bersabda, “Aku beritahukan kepadamu tiga macam dosa yang paling besar, yakni: Mengada-adakan sekutu bagi Allah SWT, tidak patuh kepada kedua orangtuamu, dan memberikan kesaksian palsu.” (Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim)

Kedua : Seseorang yang berusaha menceraikan sepasang suami isteri, kemudian setelah isteri tersebut dicerai ia menggantikannya sebagai suaminya.

Salah satu sifat orang fasik adalah suka kepada isteri orang dan dia berusaha untuk menceraikan pasangan suami isteri tersebut. Mungkin bermula apabila wanita tersebut mengadu kepadanya bahawa dia mempunyai masaalah dengan suaminya. Sepatutnya sebagai seorang mukmin dia menasihatkan wanita tersebut supaya kembali mentaati suaminya dan melupakan perbalahan kecil urusan rumah tangga bukannya menggalakkan wanita tersebut meminta cerai kepada suaminya dengan itu dia akan berpeluang mengawininya. Akhlak lelaki seperti ini cukup buruk dan akan mendapat laknat Allah SWT di dunia ini dan di akhirat akan mendapat azab yang besar.

Perlu diingatkan kepada para wanita yang sudah berkahwin kalian perlu berhati-hati apabila meluahkan masaalah rumah tangga kepada lelaki yang kalian tidak kenal sepenuhnya hanya kenal di alam maya ini kerana ramai lelaki mempunyai "penyakit hati" dan akan mengambil kesempatan untuk "meneguk di air keruh" dan dikira berdosa kerana membuka aib suami kepada orang yang tidak berkenaan. Tetapi jika kalian berhajat mendapatkan khidmat nasihat maka dapatkanlah daripada ustazah atau ustaz atau pakar kaunseling maka hubungilah mereka yang berpengalaman dalam menyelesaikan masaalah rumah tangga.

Bukan sahaja lelaki yang merosakkan rumah tangga orang lain akan mendapat laknat daripada Allah SWT tetapi wanita tersebut yang tertarik dengan lelaki yang menghasutnya juga tidak akan masuk syurga kerana meminta cerai tanpa alasan yang dibenarkan oleh syarak.

Rasulullah SAW bersabda maksudnya : “Mana-mana wanita yang meminta suaminya menceraikannya dengan tiada sebab yang dibenarkan oleh syarak maka haramlah baginya bau syurga”.  (Hadis Riwayat Abu Daud dan Tarmizi)

Ketiga : Seseorang yang berusaha agar orang-orang mukmin saling membenci dan saling mendengki antara sesamanya dengan hasutan-hasutannya.

Menghasut, mengadu domba, atau memprovokasi, dalam Islam disebut namimah.

Nabi SAW bersabda maksudnya : ''Sesungguhnya, orang-orang yang suka menghasut tidak akan masuk syurga.'' (Hadis Riwayat Bukhari-Muslim).

Hakikat namimah ialah menyebarkan rahsia, mengadu domba dan mengumpat. Tidak seharusnya setiap keadaan yang tak disukai disampaikan ke orang lain, kecuali jika ditujukan untuk kemaslahatan kaum muslimin atau menolak kemaksiatan, seperti kesaksian di pengadilan.

Selain ancaman tidak masuk syurga, penghasut dikecam sebagai manusia paling buruk perilakunya. Nabi SAW bersabda maksudnya : ''Maukah aku beritahukan kepada kalian tentang orang yang paling buruk perilakunya di antara kalian? Yaitu, orang yang berjalan di atas muka bumi seraya menghasut, yang merosak di antara orang-orang yang tadinya saling mencintai, dan hanya ingin memceritakan aib orang-orang yang tidak bersalah.''
(Hadis Riwayat Ahmad).

Menghasut sangat berbahaya jika dibiarkan berlaku di dalam kehidupan sosial.

Pertama, munculnya benih saling mencurigai di antara sesama muslim.

Kedua, jatuhnya nama baik dan martabat seseorang.

Ketiga, terciptanya kekacauan, ketakstabilan, dan ketidakharmonian dalam hubungan sosial.

Rasulullah SAW mengecam orang-orang munafik di Madinah kerana perilaku kotornya yang suka menghasut ketika baginda berhijrah. Kebiasaan menghasut sepertinya sudah menjalar dan meluas di negeri kita pada masa ini. Melahirkan banyak bloger-bloger politik yang tidak bermoral dan sanggup menabur fitnah, maki hamun dan memecahbelahkan perpaduan umat Islam.

Dari Al-Zuhri bahawa Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam bersabda : "Tidak akan masuk syurga bagi yang memutuskan silaturahim".
(Hadis Riwayat Muslim)

Nabi SAW bersabda maksudnya : “Tidak ada dosa yang lebih layak dipercepat hukumannya di dunia, dan apa yang dipersiapkan Allah baginya di akhirat daripada tindakan kezaliman dan memutuskan hubungan silaturrahim”. (Hadis Riwayat Ibnu Majah dan Tarmizi)

Nabi SAW bersabda maksudnya : "Sesungguhnya lelaki yang paling dibenci Allah ialah yang paling gigih dalam permusuhan." (Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim)

Dari Abi Hurairah r.a, dari Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam baginda bersabda : "Seorang muslim adalah seorang yang apabila orang lain terselamat daripada lidahnya dan tangannya dan seorang mukmin adalah seorang yang apabila orang lain berasa aman daripadanya terhadap jiwa dan harta benda mereka". (Hadis Riwayat an-Nasaie)

Oleh itu jauhilah daripada segala bentuk perbuatan, percakapan, tulisan dan amalan yang  suka memecahbelahkan perpaduan umat Islam dengan memutuskan silaturahim, mengadu domba, menghasut, memfitnah, mengumpat dan menimbulkan permusuhan bukan sahaja mendapat dosa besar tetapi akan mendapat laknat Allah SWT  dan tidak akan mencium bau syurga.

Sahabat yang dikasihi,
Marilah sama-sama kita menjauhi diri kita daripada tiga jenis manusia yang akan mendapat laknat Allah SWT di dunia dan akhirat seperti hadis di atas. Untuk menjauhi daripada laknat Allah SWT perlulah kalian melakukan; pertama, mengasihi kedua ibu bapa kalian jangan menderhakainya dan berbaktilah kepada mereka jika mereka masih hidup dan jika mereka sudah meninggal dunia doakan mereka dan buatlah amal soleh untuk mereka. Kedua, jauhilah dan jangan cuba untuk mendekati wanita yang sudah berkahwin dengan tujuan-tujuan yang tidak bermoral,  jika terdapat ruang-ruang fitnah cubalah menutupnya. Jika berhajat untuk mencari pasangan hidup carilah janda atau gadis yang masih belum berpunya dan gunakanlah cara-cara yang diizinkan oleh syarak. Ketiga, janganlah sekali-sekali memecah belahkan perpaduan umat Islam. Jadikanlah diri kita sebagai penyelamat umat, pendakwah yang jujur dan ikhlas dan berjuang semata-mata mencari keredaan Allah SWT bukannya untuk mendapatkan nama, pujian dan kedudukan dalam masyarakat.

http://www.facebook.com/notes/indah-nya-ayat-ayat-al-quran/jauhi-tiga-jenis-manusia-yang-akan-mendapat-laknat-allah-swt/339606962722984
11.49 | 0 komentar | Read More

Artikel Islami Pencerah Islami: Sujud Sajadah Dan Cara Melaksanakannya

Assalaamu'alikum warohmatulloohi wabarokatu.....,

Dalam kesempatan ini penulis ingin menyajikan suatu hal yang mungkin jarang kita laksanakan atau bahkan kita belum tahu tentang perkara tersebut. Ialah dia adalah Sujud Sajadah. Tulisan ini dikutip dari catatan Abangandan Dr. Fuji Rahmadi, MA dalam suatu kesempatan ceramah yang  membahas Rubrik Hukum Islam Tentang Sujud Sajadah yang disajikan dalam bentuk tanya jawab.

Pertanyaan:
            Assalamu’alaikum ustadz... Saya ingin bertanya tentang hukum sujud sajadah, bacaan, dan tatacara melakukannya dalam aturan fikih. Mohon agar ustadz bisa menjelaskannya secara rinci dan jelas. Terima kasih ustadz. Dari: Bu Erniati Medan
Jawaban:

Sujud sajadah atau sujud tilawah adalah sujud yang dilakukan setelah membaca salah satu ayat-ayat sajadah dalam Aquran ketika sholat ataupun di luar sholat. Orang yang mendengar juga dituntut sujud apabila mendengar ayat sajadah. Ini bermaksud, orang yang dituntut sujud ialah orang yang membaca ayat sajadah dalam sholat, orang yang membacanya di luar sholat, orang yang mendengar tidak dalam sholat dan tidak membaca. Ketiga-tiga keadaan ini dituntut sujud tilawah.

Jika seseorang itu membaca Alquran bersendirian dan sampai pada ayat sajadah hendaklah dia sujud. Manakala jika seorang imam membaca ayat sajadah lalu apabila sampai pada ayat sajadah dia pun sujud, maka wajib bagi makmum mengikut imam dalam sujud.

Dalam tertib sujud disunatkan bertakbir sebelum sujud dengan tidak mengangkat kedua tangan dan hendaklah memelihara adab ketika sujud seperti mana sujud dalam sholat. Bacaan yang disunatkan dalam sujud sajadah ialah 

Allahumma laka sajdtu wa bika aamantu, wa laka aslamtu, sajada wajhiya lilladzi khalaqahu wa sawwarahu, wa syaqqa sam'ahu wa basharahu wa quwwatihi, fa tabarakallahu ahsana al-Khaliqin 

Artinya : 

(Wahai Tuhan, kepada-Mu jualah aku sujud, dengan-Mu jualah aku beriman dan kepada-Mu lah aku berserah, telah sujud wajahku kepada yang telah menciptanya, yang telah memberi rupa baginya dan telah memberi pendengaran dan penglihatan dengan kehendak-Nya dan dengan kekuatan-Nya, Tuhan yang penuh limpah keberkatan-Nya telah menjadikan manusia dengan sebaik-baik kejadian). 

Setelah itu, takbir kembali untuk bangkit dari sujud
Adapun syarat sujud bagi mereka yang di luar sholat adalah:
  1.  Suci dari hadas kecil dan hadas besar; 
  2. Menutup aurat; 
  3. Berniat untuk sujud sajadah;
  4. Menghadap kiblat; 
  5. Takbiratul ihram dan takbir bagi sujud;
  6. Memberi salam. 

Sekiranya terdapat halangan yang menyebabkan seseorang itu tidak dapat sujud, seperti berhadas kecil, dalam kenderaan atau mendengarnya dari corong masjid, maka diharuskan mengucapkan: Subhanallahi walhamdulillahi, wa laa Ilaha illahi, wallahu akbar. 
Dalil tentang sujud sajadah sebagian besar adalah hadis Nabi saw., diantaranya: \
Dari Abu Hurairah r.a. katanya, Rasulullah saw., telah bersabda; Apabila anak Adam membaca ayat Sajadah, lalu dia sujud; maka syaitan jatuh sambil menangis. Katanya, "kecelakaan ke atas aku! Anak Adam disuruh sujud, maka dia sujud, lalu mendapat syurga. Aku disuruh sujud, tetapi aku menolak maka untukku neraka.
[HR. Bukhari dan Muslim] 
Ibnu Umar meriwayatkan; Bahwa Nabi saw., pernah membaca Alquran. Lalu beliau membaca sebuah surah yang ada ayat sajadahnya. Beliau lantas sujud dan kami juga sujud mengikuti beliau sampai-sampai beberapa di antara kami tidak mendapatkan tempat sujud bagi keningnya (karena banyaknya sahabat yang hadir). 
[HR. Muslim]
Menurut mazhab Al-Syafi’iyyah, hukum sujud sajadah adalah sunat muakkad, atau sunat yang amat digalakkan. Sementara mazhab Al-Hanafiyyah mewajibkan sujud sajadah. Ini didasarkan pada hadis dari Umar ra.,: 
Pada suatu hari Jumat, dia (Rasulullah) membaca surah al-Nahl di atas mimbar, maka ketika sampai pada ayat Sajadah, dia lalu turun dan sujud. Dan para hadirin juga turut melakukan sujud. Pada hari Jumaat berikutnya, dibacanya surah berkenaan, lalu apabila sampai pada ayat Sajadah dia berkata: Wahai manusia, sebenarnya kita tidak diperintahkan (diwajibkan) sujud tilawah/sujud sajadah. Tetapi barang siapa bersujud, dia telah melakukan yang benar. Dan barang siapa yang tidak melakukannya, maka dia tidak mendapat dosa.
[HR. Bukhari dan Muslim] 
Ayat-ayat sajadah dalam Alquran antara lain : 
  • Surah Al-A’Raaf: 206,
  • Surah Ar-Ra’d: 15,
  • Surah Al-Nahl: 50,
  • Surah Al-Isra’: 109,
  • Surah Maryam: 58,
  • Surah Al-Haj: 18,
  • Surah Al-Haj: 77,
  • Surah Al-Furqan: 60,
  • Surah An-Naml: 26,
  • Surah As-Sajdah: 15,
  • Surah Shaad: 24,
  • Surah Fushshilat: 38,
  • Surah An-Najm: 62,
  • Surah Al-Insyiqaq: 21,
  • Surah Al-’Alaq: 19. 
Adapun bacaan ayat dari surah Shaad ayat 24 menurut Syafi'iyah dan Hanbaliyah tidak termasuk ayat yang dituntut sujud, tetapi ayat itu adalah ayat yang disunatkan untuk sujud syukur. Hal ini dinyatakan dalam hadis Rasulullah swaw., 
Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas: Shaad tidak termasuk dalam tuntut sujud (yaitu ayat 24), sesungguhnya aku telah melihat Rasulullah saw., sujud padanya, lalu baginda bersabda: telah sujud Daud as dalam ayat sebagai taubat kepada Allah swt, manakala kita sujud sebagai tanda syukur kepada Allah
[HR. Bukhari]
Berkaitan dengan rutinitas imam masjid yang melakukan sujud sajadah di setiap subuh jumat, hal ini berdasarkan hadis: 

Dari Abu Hurairah r.a. yang telah memberitahu bahwa: “Rasulullah saw., akan membaca surah Alif Lam Mim dan surah al-Insan pada solat fajar pada hari Jumaat."
[HR. Bukhari].
 Dalam menjelaskan kandungan hadis ini, Ibnu Daqiq al-Aed berpendapat bahwa hadis ini tidaklah bermaksud mesti membaca kedua-dua surah itu secara berterusan. Seorang ulama yang bernama al-Qarafiy di dalam kitabnya, Fawaid al-Muhazzab menjelaskan bahwa: "Sekiranya waktu tidak mengizinkan untuk membaca surah Sajdah maka hendaklah dibaca beberapa ayat yang ada padanya sajadah." 
Setelah meneliti hadis Rasulullah saw., dan pandangan ulama dapatlah disimpulkan bahwa membaca surah Sajadah yaitu Alif Lam Mim dan surah al-Insan adalah sunat muakkad, maksudnya sunat yang dituntut. Maksudnya ibadah ini masih dalam kategori sunat, namun tidak bermaksud boleh ditinggalkan begitu saja. Dalam hal ini imam masjid mestilah memahami keadaan makmum. Rasulullah pernah mengingatkan para imam agar jangan memanjangkan bacaan karena khawatir ada di kalangan makmum yang mempunyai hajat untuk ditunaikan, mungkin juga ada orang tua yang tidak berdaya, termasuklah warga yang ingin ke tempat kerja. 
Semua ini perlu dipertimbangkan agar solat itu sempurna. Janganlah yang sunat itu diperlihatkan seperti wajib, sehingga menggangap kalau tidak baca surah Sajadah, tidak sah solat Subuh pagi Jumaat. Ini sudah bertentangan dengan syariat Rasulullah saw, baginda hanya menunjukkan yang terbaik, ini bermaksud siapa yang ada kemampuan dan ada waktu serta kelapangan lebih baik melakukan yang sempurna, tetapi kalau ada hambatan lakukanlah yang mampu, asalkan yang wajib tidak ditinggalkan. Wallahu a’lam bi ash-shawab.
Semoga bermanfaat untuk kita semua..,
wassalaaamu'alaikum :) 

http://alhabibi89.blogspot.com/2013/05/sujud-sajadah-dan-cara-melaksanakannya.html
11.38 | 0 komentar | Read More

Artikel Islami Inspirasi Kehidupan: Menghilangkan Benci Dan Dendam Dengan Petunjuk Quran dan Hadist

Assalaamu'alaikum...
Tiada bosan penulis ucapkan salam kepada semua saudaraku seiman yang tentunya telah mendapat hidayah untuk membersihkan qalbunya dari penyakit hati yang sangat berbahaya untuk fisik dan mentalnya. Sehingga diberi petunjuk untuk sudi membaca tulisan ini yang mungkin bisa jadi masukan atau saran untuk kita semuanya. Ialah Benci dan Dendam, yang merupakan penyakit yang tiada memiliki wujud fisik yang nyata, dan merupakan dua di antara beberapa macam penyakit hati yang sangat merugikan diri si pelakunya.
Secara bahasa Benci adalah suatu perasaan tidak suka, ketidak tertarikan seseorang terhadap sesuatu, dan banyak juga disebutkan bahwa benci itu adalah lawan kata dari cinta dan kasih sayang. Sedangkan Dendam dalam bahasa arab hiqid yang berarti permusuhan dalam batin yang menanti-nanti waktu yang tepat untuk  membalaskannya. Secara bahasa dendam adalah rasa marah yang tidak terlampiaskan atau tidak tersalurkan sehingga di dalam hati menjelma menjadi sifat buruk yang selalu berkeinginan membalas perbuatan orang lain. Dengan catatan yang dimaksud dengan benci dan dendam dalam tulisan ini adalah merujuk kepada hubungan kepada sesama kita, manusia terutama di antara seorang muslim dengan muslim lainnya.
Adalah sangat wajar, sebagai manusia yang menjalankan hidup dan qodratnya sebagai makhluk sosial yang sangat membutuhkan adanya orang lain dalam hidupnya. Tentu sebagai manusia yang juga tiada sempurna bisa melakukan suatu kesalahan yang mungkin disengaja atau tidak dengan niatnya. Hal inilah yang sering menimbulkan benci, benci dan benci yang terus disimpan dalam hatinya sampai pada tahap dendam yang selanjutnya mencari cara untuk membalaskan semua perbuatannya karena hanya hal itu yang mungkin akan jadi penawar rasa Benci dalam hatinya. Na'udzubillah.
Saudaraku, sebagai seorang muslim tentunya kita berpegang dengan dalil dan aturan yang telah ditetapkan untuk kita, kita tentunya menjadikan al-quran sebagai kitab pedoman hidup yang didukung dengan hadist dari Rasulullah. Tahukah kita saudaraku jika kedua hal ini, Benci dan Dendam merupakan sifat yang tiada terpuji yang pasti tak akan pernah mendapat ridho Allah. Dan paling bahayanya sifat ini dapat menghabiskan semua amalan baik dan menuntun kita ke neraka. Semoga kita tidak termasuk di dalamnya, Amin.
Sekarang mari kita merujuk kepada diri kita sendiri. Mungkin pernah ada rasa benci dan dendam dalam hati. Apakah yang kamu rasakan saudaraku? Bukankah benci dan dendam itu menyiksa batinmu? Apakah ada kepuasaan yang hakiki di dalam qalbumu andai jika melihat orang yang engkau benci harus mengalami luka yang sama dengan yang kamu rasakan? Atau andai jika dendam yang telah engkau balaskan, akankah apa yang membuatmu mendendam itu akan kembali kepadamu? Sehingga silaturrahmi pun akan terputus, padahal dalam hadist Rasulullah bersabda :
“Tidaklah halal bagi seorang muslim untuk meninggalkan saudaranya lebih dari tiga malam. Keduanya juga saling bertemu, tetapi mereka tidak saling mengacuhkan satu sama lain. Yang paling baik diantara keduanya yang terlebih dahulu memberi salam”. 
(HR. Muslim)

Andai saja kita jujur, pasti benci dan dendam membuat hatimu panas terbakar amarah, menghilangkan ketenangan hatimu, membuatmu bersikap tidak karuan, menghilangkan seleramu kketika berjumpa dengan seseorang yang engkau benci. Coba pertimbangkan, apakah itu menguntungkan atau bahkan merugikan dirimu? Andai saja kita jujur saudaraku.
Karenanya, mari kita hindari diri dari sifat ini karena pada hakikatnya merugikan diri kita secara lahir dan batin. Islam sebagai jalan yang lurus untuk semua ummat dapat memberikan solusi yang baik untuk menuntun kita ke jalan yang benar. Ada banyak solusi menghilangkan rasa benci dan dendam di hati kita. Ialah :
- Banyak-banyaklah berdzikir (mengingat Allah),

insyaallah akan ada ketenangan di hatimu sebagai mana firman Allah :
"Ketahuilah, hanya dengan mengingat Allah (zikrullah) hati menjadi tenang".
[Q-S Ar-Ra'd ayat 28.]

- Bersabarlah
Dari Abu Hurairah R.A., Rasulullah saw bersabda, Orang yang hebat itu bukanlah orang yang kuat pukulannya, sesungguhnya orang yang kuat adalah yang mampu mengekang hawa nafsunya ketika marah. (H.R. Bukhari dan Muslim)
*mengekang hawa nafsu tentunya memerlukan kesabaran dan keimanan yang kuat.
(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema`afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.
[Surat Ali Imron 3 : 134]

Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.
[Q.S Al-Baqoroh 2 : 153]

- Jadilah Seorang Pemaaf

Allah berfirman :

"...Maka barangsiapa yang memaafkan dan berbuat baik, maka pahalanya atas tanggungan Allah." 
[Q.S.Asy-Syura : 40]
Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah-lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma`afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.

[Q.S Ali Imron 3 : 159]

Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima). Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun.

[Q.S Al-Baqoroh 2 : 263]
Dalam hadist :
"Rasulullah SAW bersabda, "wahai Uqbah, bagaimana jika kuberitahukan kepadamu tentang akhlak penghuni dunia dan akhirat yang paling utama? Hendaklah engkau menyambung hubungan persaudaraan dengan orang yang memutuskan hubungan denganmu, hendaklah engkau memberi orang yang tidak mau memberimu dan maafkanlah orang yang telah menzalimimu."
 (HR.Ahmad, Al-Hakim dan Al-Baghawy).

"Ada 3 hal yang apabila dilakukan akan dilindungi Allah dalam pemeliharaanNya dan ditaburi rahmatNya serta dimasukkanNya ke dalam surgaNya yaitu : apabila diberi iia berterimakasih, apabila berkuasa ia suka pemaaf dan apabila marah ia menahan diri"
[HR. Hakim dan Ibnu Hibban]

- Biasakanlah diri Berperasangka Baik


Dalam al-quran Allah berfirman :

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia sangat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu, padahal ia sangat buruk bagimu. Allah Mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” 
[Q.S. Al-Baqarah : 216]

”Hai orang-orang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebahagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain.Sukakah salah seorang diantara kamu, memakan daging saudaranya yang sudah mati ?.Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya.Dan bertakwalah kepada Allah Tuhan Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.
[QS.Al-Hujuraat :12]

- Ingatlah bahwa Dendan dan Benci itu merugikan dirimu sendiri

Kelak akan menimpa umatku penyakit umat-umat terdahulu yaitu penyakit sombong, kufur nikmat dan lupa daratan dalam memperoleh kenikmatan. Mereka berlomba mengumpulkan harta dan bermegah-megahan dengan harta. Mereka terjerumus dalam jurang kesenangan dunia, saling bermusuhan dan saling iri, dengki, dan dendam sehingga mereka melakukan kezaliman (melampaui batas).
(HR. Al Hakim)

Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu). 
[Q.S Al-Maidah : 91]

- Jangan Sombong dan menganggap diri paling benar
Mari kita koreksi diri, adanya kejadian pasti karena ada penyebabnya. 

"Tidak akan masuk syurga siapa saja yang di dalam hatinya ada seberat biji sawi dari kesombongan."
[HR. Muslim]

- Ikhlas dan Tawakkallah

Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai subuh, dari kejahatan makhluk-Nya,dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul,  dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki
[Q.S Al-Falaq 1-5]
Tolaklah perbuatan buruk mereka dengan yang lebih baik. Kami lebih mengetahui apa yang mereka sifatkan,Dan katakanlah: "Ya Tuhanku aku berlindung kepada Engkau dari bisikan-bisikan syaitan,Dan aku berlindung (pula) kepada Engkau ya Tuhanku, dari kedatangan mereka kepadaku."
[Q.S Al-Mu'minuun 96-98] 
-Dan jika benci dan dendam itu tak jua hilang, maka ingatlah kebaikannya saja, mungkin ada kebaikan yang pernah ia lakukan untuk kita, jangan selalu memikirkan keburukannya, kejahatannya dan sifatnya yang kurang terpuji, Insyaallah hati kita akan terobati.


Itulah yang dapat penulis sarankan dalam perkara Menghilangkan Benci Dan Dendam di hati kita. Semoga Petunjuk dan hidayahNya selalu bersama kita.

Mari sama-sama kita berdoa,
“Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkan hati kami di atas agama-Mu, teguhkanlah hati kami diatas ketaatan kepadamu,arahkanlah hati-hati kami untuk taat kepadamu, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia).”
Amiin, ya Robbal 'aalamiinnn...

Semoga bermanfaat untuk kita semuanya,
“Manusia akan tetap berada di dalam kebaikan selama dia tidak mempunyai rasa benci.”
(HR. Thabrani)

Wassalam :)
 
http://alhabibi89.blogspot.com/2013/06/menghilangkan-benci-dan-dendam-dengan.html
11.37 | 0 komentar | Read More

Artikel Inspirasi Islami: Dendam. Apabila Kita Dimalukan, Dicaci Dan Difitnah

dendam
dendam | Walk hard by ~Bandur88

Rambut yang tercabut daripada akar menimbulkan rasa sakit. Tangan yang tergores ataupun kaki yang terhantuk pada batu juga menyebabakan rasa sakit.
Perut yang ditendang, muka yang ditampar, terkena tusukan ataupun pukulan jaga goresan pedang pasti memunculkan rasa sakit. Rasa sakit itu tidak diajar melalui proses pendidikan dan pembelajaran.
Rasa sakit itu bersifat semula jadi dan fitrah.
Begitu juga rasa sakit yang mendera hati, batin dan perasaan.
Apabila kita dihina, pasti rasa sakit muncul dalam hati kita. Apabila kita difitnah, pasti muncul rasa perit yang mencucuk jiwa.

Membalas Dendam: Pengecut atau tidak?

Ada orang yang mengatakan, orang yang tidak berani membalas sakit hati adalah pengecut. Mereka berkata, orang yang mengatakan “mari memaafkan” adalah orang yang hipokrit.
Sakit hati perlu dibalas. Mata diganti mata dan gigi diganti gigi. Sakit hati dibalas dengan sakit hati, sekitanya boleh, sehingga ke tahap yang sekejam – kejamnya.
Ini salah
Sebenarnya dia salah apabila mengatakan orang yang tidak membalas sakit hati adalah pengecut. Menahan sakit hati supaya tidak membalas rasa sakit hati dengan cara menyakiti kembali bukan tindakan pengecut.
Lebih dari itu, bersabar dan tidak menyakiti orang yang menyakiti  ia tidak disebut sebagai tindakan pengecut.
Pengecut adalah ketika disakiti, lalu kita berasa sakit, kecewa, sedih dan berputus asa kerana tidak dapat berbuat apa – apa bagi membalasnya ataupun tidak tidak kuat menahan rasa sakit dengan kesabaran.
Inilah yang disebut sebagai pengecut. Orang yang pengecut biasanya lari daripada tanggungjawab terhadap diri sendiri.
Pertanyaan yang sering muncul sekarang adalah mengapa dendam muncul dalam diri kita?
Adakah dendam perlu dibalas?
Sekiranya dendam tidak terbalas, apa yang terjadi?
Dendam bermula daripada rasa sakit hati. Dalam buku yang berjudul The Road to Allah. “Dendam adalah rasa marah yang kita simpan jauh dalam hati, sehingga merosakkan hati kita sedikit demi sedikit.
Akibat menyimpan dendam, kita mengalami tekanan berpanjangan”
Ada orang menderita strok kerana disebabkan oleh mereka sakit hati, dan ada orang menderita sakit jantung juga kerana perkara yang sama.
Semua itu disebabkan hatinya dikuasai dendam, tetapi dia tidak dapat melampiaskan dendamnya itu.
Dendam dihati bukan hanya menyebabkan sakit hati, bahkan mungkin juga menjejaskan kesihatan tubuh badan.
Dalam dendam memang selalu ada kebencian, marah, kecewa, putus asa, dan hampa kerana dendam itu tidak terbalas.
Adakah waktu dapat menguraikan dendam?
Ya. Tetapi bergantung pada orang yang memiliki dendam itu sendiri. Apabila hati tidak segera dibebaskan daripada rasa dendam, sakitnya tetap terasa walaupun waktu berubah.
Apabila orang berbuat jahat kepada kita, kita boleh mengambil jalan dengan urutan cara berikut:
  • Kita tidak membalas
  • Kita balas dengan cara setimpal
  • Kita bersabar dengan keburukan yang dilakukan oleh orang kepada kita
Antara akhlak Islam adalah apabila orang lain memperlakukan kita dengan buruk, kita membalasnya dengan berbuat baik, tidak dengan keburukan juga.
Namun, pada saat orang berbuat jahat kepada kita, biasanya tiada yang lain yang akan kita fikirkan kecuali bagaimana membalasnya dengan kejahatan juga.
Kadangkala kejahatan sehasta dibalas dengan keburukan beberapa hasta
Contohnya, kita difitnah mencuri wang pejabat. Lalu, tindakan kita adalah membalas keburukannya dengan cara menyebarkan keburukan diri orang itu.
Tentunya kita belum merasa puas. Kita pun berteriak memarahi orang itu, ditambah keinginan memukul, menendang, ataupun tindakan lain yang lebih ekstrem.
Jujur pada diri sendiri. Kita sering tidak sedar pembalasan kita sudah melampaui batas. Kita membalas keburukan dengan cara yang lebih buruk.
Sekali kita dimarahi, kita membalas dengan berkali – kali memarahi. Sekali kita ditampar, kita membalasnya dengan menampar berkali – kali.
Rasanya – rasanya, kita masih juga belum puas. Kita ingin menamparnya lagi, kita ingin menyakitinya dengan cara yang lebih sakit dan lebih sakit lagi.
Membalas keburukan dengan keburukan adalah kehinaan atas kehinaan. Darjat orang yang demikian adalah rendah, sama sahaja seperti membalas kedengkian dengan kedengkian.
Perkara yang melatari perkara itu adalah dendam dan bukan menegakkan keadilan.
Membalas keburukan dengan keburukan memang dapat membahagiakan hawa nafsu, Tetapi membalas keburukan dengan kebaikan adalah kemenangan manusia dihadapan manusia lain dan di hadapan Allah. 

Bersabar, bersabar dan bersabarlah..

Percayalah setiap apa yang berlaku pasti ada hikmah yang ingin Allah tunjukkan kepada kita. Apa yang perlu buat adalah sabar dan yakin bahawa semua itu akan datang pada kita, tepat pada masanya.
“Apabila kamu membalas kejahatan, kamu perlu membalas kejahatan yang sama seperti yang ditimpakan kepada kamu dan apabila kamu bersabar, tindakan yang demikian itu adalah lebih baik untuk orang yang bersabar”  [ An-Nahl ayat 126 ]

http://akuislam.com/blog/renungan/dendam-dimalukan-dicaci-difitnah/
11.35 | 0 komentar | Read More

Lampu Islam: 10 Keutamaan Mempunyai Sifat Pemaaf


“Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di
antara kamu bersumpah, bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada
kaum kerabat(nya), orang-orang miskin dan orang-orang yang berhijrah pada
jalan Allah, dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah
kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah adalah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang” (QS. an-Nur [24]: 22)
Pertama,dapat menyelesaikan perselisihan atau perseteruan. Perselisihan
atau perseteruan mungkin timbul lantaran ada pihak yang melakukan
perbuatan aniaya dan pihak lain merasa teraniaya. Jika pihak yang bersalah
tidak mau meminta maaf, dan pihak yang merasa teraniaya juga enggan
memaafkannya, maka perselisihan tersebut akan sulit diselesaikan. Tetapi
dengan adanya sifat pemaaf niscaya perselisihan dan perseteruan tersebut
dapat didamaikan.
Kedua, dapat menghilangkan rasa benci, dengki dan dendam. Benci, dengki
dan dendam mungkin timbul karena suatu perseteruan yang belum bisa
diselesaikan, lalu mendorong pihak-pihak yang berseteru untuk melakukan
balas dendam, mencederai dan menghancurkan pihak lawan. Jika masing-masing
pihak berlapangdada serta dengan tulus mau berdamai dan saling memaafkan,
insya Allah rasa benci, dendam dan dengki tersebut akan bisa dihilangkan.
Ketiga, dapat menyambung silaturrahim yang telah putus. Dua orang
bersaudara atau bertetangga, bisa jadi terganggu komunikasinya sehingga
bertahun-tahun tidak saling bertegur-sapa. Padahal, pemicunya mungkin
sepele, katakanlah gara-gara masalah anak. Namun karena keduanya merasa
berada di pihak yang benar dan tidak ada yang mau mengalah, akibatnya
silaturrahim antara keduanya menjadi terputus.
Keempat, dapat memperkokoh ukhuwah Islamiyah (persatuan dan kesatuan
umat). Di dalam kehidupan umat Islam banyak terjadi perbedaan faham dan
pendapat, baik di bidang fikih maupun bidang-bidang lainnya.
Perbedaan-perbedaan tersebut kadang sampai menimbulkan konflik dan
benturan yang cukup keras. Maka, bila setiap Muslim bersikap pemaaf
terhadap saudaranya, berlapang dada dan saling menghormati pendapat yang
berbeda tersebut, insya Allah persatuan dan kesatuan umat akan bisa
diperkokoh.
Kelima, pemaaf itu dapat menghilangkan rasa permusuhan dan memperbanyak
teman. Islam melarang permusuhan antarsesama. Sebaliknya, Islam sangat
menganjurkan membangun persahabatan sebanyak mungkin. Untuk itulah Islam
menganjurkan sifat pemaaf dan ketulusan hati kepada para pemeluknya,
karena sifat pemaaf yang tulus itu akan menghilangkan sifat benci dan
dendam, menghilangkan rasa permusuhan dan
mempersubur persahabatan.
Keenam, melahirkan sifat tawadu’, menghilangkan sifat sombong dan angkuh.
Sifat sombong dan angkuh dapat timbul pada diri seseorang, karena ia
merasa lebih dari yang lain, paling baik, paling benar dan paling mampu
dalam segala hal. Sifat-sifat ini sering membuat orang enggan meminta
maaf, karena ia merasa tidak pernah bersalah, sehingga ia gengsi untuk
meminta maaf, bahkan meminta maaf dianggapnya identik dengan kerendahan
diri.
Ketujuh, dapat menghapus dosa dan memudahkan jalan ke surga. Allah tidak
akan mengampuni dosa seseorang dan tidak akan memasukkannya ke surga
sebelum orang tersebut terlebih dulu menyelesaikan urusannya di dunia,
sangkut pautnya dengan orang lain sehingga mereka berdamai dan saling
memaafkan.
Kedelapan, menjadikan hati tenang-tenteram. Dosa adalah sesuatu yang
membuat pelakunya gelisah, tidak tenang. Apalagi kalau dia telah menyadari
betul bahwa perbuatannya itu tidak benar, maka bisa dipastikan, maka
hidupnya tidak akan pernah merasa tenang, setiap hari dihantui oleh rasa
bersalah atau berdosa. Jika dia telah meminta maaf, dan kesalahannya
dimaafkan oleh orang lain, barulah hatinya akan tenang.
Kesembilan, sifat pemaaf itu akan melahirkan pemaaf juga. Ada orang yang
ingin semua kesalahannya dimaafkan oleh orang lain, sementara dia sendiri
enggan memaafkan kesalahan orang lain. Tentu orang lain akan sulit
menerima hal itu. Jika kesalahan kita ingin dimaafkan oleh orang lain,
maka terlebih dahulu maafkanlah kesalahan-kesalahan orang lain, niscaya
orang lain akan memaafkan kesalahan kita.
Kesepuluh, sifat pemaaf itu merupakan bagian dari strategi dakwah yang
jitu. Kaum kafir Quraisy demikian dahsyat memusuhi Nabi Muhammad dan umat
Islam. Umat Islam di masa itu, selalu diganggu, disiksa bahkan dibunuh.
Tetapi, ketika kaum Muslimin berhasil menguasai Makkah dan Jazirah Arab,
Nabi Muhammad SAW segera memaklumkan amnesty umum, memaafkan semua
kesalahan semua orang kafir Quraisy. Tindakan Nabi itu, ternyata membuat
mereka tersentuh dan terharu, sehingga kemudian mereka berbondong-bondong
masuk Islam.
Jadilah engkau pema’af dan suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh.
QS. Al-A’raf 7:199
Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keuntungan yang besar.
QS. Al-Fushilat 41:35
- See more at: http://forum.muslim-menjawab.com/2011/08/02/keutamaan-sifat-pemaaf-ada-10-perkara/#sthash.9e49x6RB.dpuf
“Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di
antara kamu bersumpah, bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada
kaum kerabat(nya), orang-orang miskin dan orang-orang yang berhijrah pada
jalan Allah, dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah
kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah adalah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang” (QS. an-Nur [24]: 22)

Pertama,dapat menyelesaikan perselisihan atau perseteruan. Perselisihan
atau perseteruan mungkin timbul lantaran ada pihak yang melakukan
perbuatan aniaya dan pihak lain merasa teraniaya. Jika pihak yang bersalah
tidak mau meminta maaf, dan pihak yang merasa teraniaya juga enggan
memaafkannya, maka perselisihan tersebut akan sulit diselesaikan. Tetapi
dengan adanya sifat pemaaf niscaya perselisihan dan perseteruan tersebut
dapat didamaikan.
Kedua, dapat menghilangkan rasa benci, dengki dan dendam. Benci, dengki
dan dendam mungkin timbul karena suatu perseteruan yang belum bisa
diselesaikan, lalu mendorong pihak-pihak yang berseteru untuk melakukan
balas dendam, mencederai dan menghancurkan pihak lawan. Jika masing-masing
pihak berlapangdada serta dengan tulus mau berdamai dan saling memaafkan,
insya Allah rasa benci, dendam dan dengki tersebut akan bisa dihilangkan.
Ketiga, dapat menyambung silaturrahim yang telah putus. Dua orang
bersaudara atau bertetangga, bisa jadi terganggu komunikasinya sehingga
bertahun-tahun tidak saling bertegur-sapa. Padahal, pemicunya mungkin
sepele, katakanlah gara-gara masalah anak. Namun karena keduanya merasa
berada di pihak yang benar dan tidak ada yang mau mengalah, akibatnya
silaturrahim antara keduanya menjadi terputus.
Keempat, dapat memperkokoh ukhuwah Islamiyah (persatuan dan kesatuan
umat). Di dalam kehidupan umat Islam banyak terjadi perbedaan faham dan
pendapat, baik di bidang fikih maupun bidang-bidang lainnya.
Perbedaan-perbedaan tersebut kadang sampai menimbulkan konflik dan
benturan yang cukup keras. Maka, bila setiap Muslim bersikap pemaaf
terhadap saudaranya, berlapang dada dan saling menghormati pendapat yang
berbeda tersebut, insya Allah persatuan dan kesatuan umat akan bisa
diperkokoh.
Kelima, pemaaf itu dapat menghilangkan rasa permusuhan dan memperbanyak
teman. Islam melarang permusuhan antarsesama. Sebaliknya, Islam sangat
menganjurkan membangun persahabatan sebanyak mungkin. Untuk itulah Islam
menganjurkan sifat pemaaf dan ketulusan hati kepada para pemeluknya,
karena sifat pemaaf yang tulus itu akan menghilangkan sifat benci dan
dendam, menghilangkan rasa permusuhan dan
mempersubur persahabatan.
Keenam, melahirkan sifat tawadu’, menghilangkan sifat sombong dan angkuh.
Sifat sombong dan angkuh dapat timbul pada diri seseorang, karena ia
merasa lebih dari yang lain, paling baik, paling benar dan paling mampu
dalam segala hal. Sifat-sifat ini sering membuat orang enggan meminta
maaf, karena ia merasa tidak pernah bersalah, sehingga ia gengsi untuk
meminta maaf, bahkan meminta maaf dianggapnya identik dengan kerendahan
diri.
Ketujuh, dapat menghapus dosa dan memudahkan jalan ke surga. Allah tidak
akan mengampuni dosa seseorang dan tidak akan memasukkannya ke surga
sebelum orang tersebut terlebih dulu menyelesaikan urusannya di dunia,
sangkut pautnya dengan orang lain sehingga mereka berdamai dan saling
memaafkan.
Kedelapan, menjadikan hati tenang-tenteram. Dosa adalah sesuatu yang
membuat pelakunya gelisah, tidak tenang. Apalagi kalau dia telah menyadari
betul bahwa perbuatannya itu tidak benar, maka bisa dipastikan, maka
hidupnya tidak akan pernah merasa tenang, setiap hari dihantui oleh rasa
bersalah atau berdosa. Jika dia telah meminta maaf, dan kesalahannya
dimaafkan oleh orang lain, barulah hatinya akan tenang.
Kesembilan, sifat pemaaf itu akan melahirkan pemaaf juga. Ada orang yang
ingin semua kesalahannya dimaafkan oleh orang lain, sementara dia sendiri
enggan memaafkan kesalahan orang lain. Tentu orang lain akan sulit
menerima hal itu. Jika kesalahan kita ingin dimaafkan oleh orang lain,
maka terlebih dahulu maafkanlah kesalahan-kesalahan orang lain, niscaya
orang lain akan memaafkan kesalahan kita.
Kesepuluh, sifat pemaaf itu merupakan bagian dari strategi dakwah yang
jitu. Kaum kafir Quraisy demikian dahsyat memusuhi Nabi Muhammad dan umat
Islam. Umat Islam di masa itu, selalu diganggu, disiksa bahkan dibunuh.
Tetapi, ketika kaum Muslimin berhasil menguasai Makkah dan Jazirah Arab,
Nabi Muhammad SAW segera memaklumkan amnesty umum, memaafkan semua
kesalahan semua orang kafir Quraisy. Tindakan Nabi itu, ternyata membuat
mereka tersentuh dan terharu, sehingga kemudian mereka berbondong-bondong
masuk Islam.
Jadilah engkau pema’af dan suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh.
QS. Al-A’raf 7:199
Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keuntungan yang besar.
QS. Al-Fushilat 41:35
- See more at: http://forum.muslim-menjawab.com/2011/08/02/keutamaan-sifat-pemaaf-ada-10-perkara/#sthash.9e49x6RB.dpuf
“Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di
antara kamu bersumpah, bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada
kaum kerabat(nya), orang-orang miskin dan orang-orang yang berhijrah pada
jalan Allah, dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah
kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah adalah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang” (QS. an-Nur [24]: 22)

Pertama,dapat menyelesaikan perselisihan atau perseteruan. Perselisihan
atau perseteruan mungkin timbul lantaran ada pihak yang melakukan
perbuatan aniaya dan pihak lain merasa teraniaya. Jika pihak yang bersalah
tidak mau meminta maaf, dan pihak yang merasa teraniaya juga enggan
memaafkannya, maka perselisihan tersebut akan sulit diselesaikan. Tetapi
dengan adanya sifat pemaaf niscaya perselisihan dan perseteruan tersebut
dapat didamaikan.
Kedua, dapat menghilangkan rasa benci, dengki dan dendam. Benci, dengki
dan dendam mungkin timbul karena suatu perseteruan yang belum bisa
diselesaikan, lalu mendorong pihak-pihak yang berseteru untuk melakukan
balas dendam, mencederai dan menghancurkan pihak lawan. Jika masing-masing
pihak berlapangdada serta dengan tulus mau berdamai dan saling memaafkan,
insya Allah rasa benci, dendam dan dengki tersebut akan bisa dihilangkan.
Ketiga, dapat menyambung silaturrahim yang telah putus. Dua orang
bersaudara atau bertetangga, bisa jadi terganggu komunikasinya sehingga
bertahun-tahun tidak saling bertegur-sapa. Padahal, pemicunya mungkin
sepele, katakanlah gara-gara masalah anak. Namun karena keduanya merasa
berada di pihak yang benar dan tidak ada yang mau mengalah, akibatnya
silaturrahim antara keduanya menjadi terputus.
Keempat, dapat memperkokoh ukhuwah Islamiyah (persatuan dan kesatuan
umat). Di dalam kehidupan umat Islam banyak terjadi perbedaan faham dan
pendapat, baik di bidang fikih maupun bidang-bidang lainnya.
Perbedaan-perbedaan tersebut kadang sampai menimbulkan konflik dan
benturan yang cukup keras. Maka, bila setiap Muslim bersikap pemaaf
terhadap saudaranya, berlapang dada dan saling menghormati pendapat yang
berbeda tersebut, insya Allah persatuan dan kesatuan umat akan bisa
diperkokoh.
Kelima, pemaaf itu dapat menghilangkan rasa permusuhan dan memperbanyak
teman. Islam melarang permusuhan antarsesama. Sebaliknya, Islam sangat
menganjurkan membangun persahabatan sebanyak mungkin. Untuk itulah Islam
menganjurkan sifat pemaaf dan ketulusan hati kepada para pemeluknya,
karena sifat pemaaf yang tulus itu akan menghilangkan sifat benci dan
dendam, menghilangkan rasa permusuhan dan
mempersubur persahabatan.
Keenam, melahirkan sifat tawadu’, menghilangkan sifat sombong dan angkuh.
Sifat sombong dan angkuh dapat timbul pada diri seseorang, karena ia
merasa lebih dari yang lain, paling baik, paling benar dan paling mampu
dalam segala hal. Sifat-sifat ini sering membuat orang enggan meminta
maaf, karena ia merasa tidak pernah bersalah, sehingga ia gengsi untuk
meminta maaf, bahkan meminta maaf dianggapnya identik dengan kerendahan
diri.
Ketujuh, dapat menghapus dosa dan memudahkan jalan ke surga. Allah tidak
akan mengampuni dosa seseorang dan tidak akan memasukkannya ke surga
sebelum orang tersebut terlebih dulu menyelesaikan urusannya di dunia,
sangkut pautnya dengan orang lain sehingga mereka berdamai dan saling
memaafkan.
Kedelapan, menjadikan hati tenang-tenteram. Dosa adalah sesuatu yang
membuat pelakunya gelisah, tidak tenang. Apalagi kalau dia telah menyadari
betul bahwa perbuatannya itu tidak benar, maka bisa dipastikan, maka
hidupnya tidak akan pernah merasa tenang, setiap hari dihantui oleh rasa
bersalah atau berdosa. Jika dia telah meminta maaf, dan kesalahannya
dimaafkan oleh orang lain, barulah hatinya akan tenang.
Kesembilan, sifat pemaaf itu akan melahirkan pemaaf juga. Ada orang yang
ingin semua kesalahannya dimaafkan oleh orang lain, sementara dia sendiri
enggan memaafkan kesalahan orang lain. Tentu orang lain akan sulit
menerima hal itu. Jika kesalahan kita ingin dimaafkan oleh orang lain,
maka terlebih dahulu maafkanlah kesalahan-kesalahan orang lain, niscaya
orang lain akan memaafkan kesalahan kita.
Kesepuluh, sifat pemaaf itu merupakan bagian dari strategi dakwah yang
jitu. Kaum kafir Quraisy demikian dahsyat memusuhi Nabi Muhammad dan umat
Islam. Umat Islam di masa itu, selalu diganggu, disiksa bahkan dibunuh.
Tetapi, ketika kaum Muslimin berhasil menguasai Makkah dan Jazirah Arab,
Nabi Muhammad SAW segera memaklumkan amnesty umum, memaafkan semua
kesalahan semua orang kafir Quraisy. Tindakan Nabi itu, ternyata membuat
mereka tersentuh dan terharu, sehingga kemudian mereka berbondong-bondong
masuk Islam.
Jadilah engkau pema’af dan suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh.
QS. Al-A’raf 7:199
Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keuntungan yang besar.
QS. Al-Fushilat 41:35
- See more at: http://forum.muslim-menjawab.com/2011/08/02/keutamaan-sifat-pemaaf-ada-10-perkara/#sthash.9e49x6RB.dpuf

Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah, bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kaum kerabat(nya), orang-orang miskin dan orang-orang yang berhijrah pada jalan Allah, dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS. an-Nur [24]: 22)

Pertama,dapat menyelesaikan perselisihan atau perseteruan. Perselisihan atau perseteruan mungkin timbul lantaran ada pihak yang melakukan perbuatan aniaya dan pihak lain merasa teraniaya. Jika pihak yang bersalah tidak mau meminta maaf, dan pihak yang merasa teraniaya juga enggan memaafkannya, maka perselisihan tersebut akan sulit diselesaikan. Tetapi dengan adanya sifat pemaaf niscaya perselisihan dan perseteruan tersebut dapat didamaikan.

Kedua, dapat menghilangkan rasa benci, dengki dan dendam. Benci, dengki, dan dendam mungkin timbul karena suatu perseteruan yang belum bisa diselesaikan, lalu mendorong pihak-pihak yang berseteru untuk melakukan balas dendam, mencederai dan menghancurkan pihak lawan. Jika masing-masing pihak berlapangdada serta dengan tulus mau berdamai dan saling memaafkan, insya Allah rasa benci, dendam dan dengki tersebut akan bisa dihilangkan.

Contohnya seperti ini:
Bayangkan di rumah, ada anggota keluarga yang kita benci. Sekarang bayangkan kita dalam perjalanan pulang ke rumah.

Ketika sudah di dekat rumah, kita melihat sebuah ambulan terparkir di depan rumah dan para tetangga juga sudah berkumpul. Tentu hal ini membuat kita khawatir dan bertanya-tanya tentang ada apa sebenarnya.

Kemudian kita melihat beberapa petugas dari rumah sakit  membawa stretcher (tandu) keluar dari rumah, kita menghampirinya dan ternyata orang yang kita benci di dalam keluarga-lah yang ditandu keluar dengan stretcher itu. Ternyata orang itu telah meninggal.

Kebencian kita kepada orang itu tentu juga telah hilang. Bayangkan jika orang itu adalah ibu atau saudara kita sendiri, sedangkan kita tidak pernah berkesempatan untuk berbicara dengannya tentang masalah kita, tak pernah punya kesempatan untuk mendapatkan maaf dari mereka, atau memaafkan mereka. Apakah sekarang kita merasa senang? Tentu tidak...

Beberapa orang berpikir bahwa jika mereka menunggu sampai hari kiamat, dimana setiap manusia dapat mengadukan perkaranya dan mendapatkan haknya dengan adil, maka dia akan dapat lebih. Tapi sesungguhnya tidak begitu. Jika kita dapat mengampuni mereka saat berada di dunia, maka kita akan mendapatkan pahala lebih banyak daripada menunggu hingga hari kiamat. Hal ini sudah dijelaskan dalam hadist.

Jika kita menunggu hingga hari kiamat, memang kita dapat menyelesaikan masalah kita dengan orang itu, dan Allah akan memberikan kita sebagian pahala darinya, tapi pahala terbesar yang dapat kita raih adalah dengan memaafkan mereka ketika masih di dunia ini.

Ketiga, dapat menyambung silaturrahim yang telah putus. Dua orang bersaudara atau bertetangga, bisa jadi terganggu komunikasinya sehingga bertahun-tahun tidak saling bertegur-sapa. Padahal pemicunya mungkin sepele, katakanlah gara-gara masalah anak. Namun karena keduanya merasa berada di pihak yang benar dan tidak ada yang mau mengalah, akibatnya silaturrahim antara keduanya menjadi terputus.

Keempat, dapat memperkokoh ukhuwah Islamiyah (persatuan dan kesatuan umat). Di dalam kehidupan umat Islam banyak terjadi perbedaan paham dan pendapat, baik di bidang fiqih maupun bidang-bidang lainnya. Perbedaan-perbedaan tersebut kadang sampai menimbulkan konflik dan benturan yang cukup keras. Maka, bila setiap Muslim bersikap pemaaf terhadap saudaranya, berlapang dada dan saling menghormati pendapat yang berbeda tersebut, insya Allah persatuan dan kesatuan umat akan bisandiperkokoh.

Kelima, pemaaf itu dapat menghilangkan rasa permusuhan dan memperbanyak teman. Islam melarang permusuhan antarsesama. Sebaliknya, Islam sangat menganjurkan membangun persahabatan sebanyak mungkin. Untuk itulah Islam menganjurkan sifat pemaaf dan ketulusan hati kepada para pemeluknya, karena sifat pemaaf yang tulus itu akan menghilangkan sifat benci dan dendam, menghilangkan rasa permusuhan dan mempersubur persahabatan.

Keenam, melahirkan sifat tawadu’, menghilangkan sifat sombong dan angkuh. Sifat sombong dan angkuh dapat timbul pada diri seseorang, karena ia merasa lebih dari yang lain, paling baik, paling benar dan paling mampu dalam segala hal. Sifat-sifat ini sering membuat orang enggan meminta maaf, karena ia merasa tidak pernah bersalah, sehingga ia gengsi untuk meminta maaf, bahkan meminta maaf dianggapnya identik dengan kerendahan diri.

Ketujuh, dapat menghapus dosa dan memudahkan jalan ke surga. Allah tidak akan mengampuni dosa seseorang dan tidak akan memasukkannya ke surga sebelum orang tersebut terlebih dulu menyelesaikan urusannya di dunia, sangkut pautnya dengan orang lain sehingga mereka berdamai dan saling memaafkan.

Kedelapan, menjadikan hati tenang-tenteram. Dosa adalah sesuatu yang membuat pelakunya gelisah, tidak tenang. Apalagi kalau dia telah menyadari betul bahwa perbuatannya itu tidak benar, maka bisa dipastikan, maka hidupnya tidak akan pernah merasa tenang, setiap hari dihantui oleh rasa bersalah atau berdosa. Jika dia telah meminta maaf, dan kesalahannya dimaafkan oleh orang lain, barulah hatinya akan tenang.

Kesembilan, sifat pemaaf itu akan melahirkan pemaaf juga. Ada orang yang ingin semua kesalahannya dimaafkan oleh orang lain, sementara dia sendiri enggan memaafkan kesalahan orang lain. Tentu orang lain akan sulit menerima hal itu. Jika kesalahan kita ingin dimaafkan oleh orang lain, maka terlebih dahulu maafkanlah kesalahan-kesalahan orang lain, niscaya orang lain akan memaafkan kesalahan kita.

Kesepuluh, sifat pemaaf itu merupakan bagian dari strategi dakwah yang jitu. Kaum kafir Quraisy demikian dahsyat memusuhi Nabi Muhammad dan umat Islam. Umat Islam di masa itu, selalu diganggu, disiksa bahkan dibunuh.

Tetapi, ketika kaum Muslimin berhasil menguasai Makkah dan Jazirah Arab, Nabi Muhammad SAW segera melakukan perjanjian damai, memaafkan semua kesalahan semua orang kafir Quraisy. Tindakan Nabi itu, ternyata membuat mereka tersentuh dan terharu, sehingga kemudian mereka berbondong-bondong masuk Islam. 

Jadilah engkau pema’af dan suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh. (QS. Al-A’raf 7:199)

Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keuntungan yang besar. 

 (QS. Al-Fushilat 41:35)

Referensi: forum.muslim-menjawab.com
 
http://lampuislam.blogspot.com/2013/08/keutamaan-mempunyai-sifat-pemaaf.html
11.33 | 0 komentar | Read More

Artikel Islami Penyejuk Hati: MENGHALAU DENDAM DENGAN SABAR DAN MAAF


Oleh: Prof. Dr. H. Abd. Majid, M.A.
Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia
Jika kita rajin mengikuti berbagai peristiwa, baik yang tersaji melalui media massa ataupun yang langsung kita temukan dalam kehidupan bermasyarakat, banyak kasus negatif kehidupan manusia yang muncul disebabkan oleh balas dendam.
http://rivanlee.files.wordpress.com/2010/10/dendam.pngBanyak sudah korban yang berjatuhan oleh karena adanya tindakan balas dendam atau yang lazim disebut dengan dendam kesumat yang dilakukan oleh seseorang kepada yang lainnya.
Balas dendam adalah tindakan emosional tanpa memikirkan akibat buruk yang akan ditimbulkan di kemudian hari. Tindakan semacam ini dilatarbelakangi oleh banyak faktor yang tidak mampu dikontrol lagi secara manusiawi.Itu sebabnya banyak pula yang mengklaim akibat perbuatan ini sebagai yang tidak manusiawi.Mengapa?
Munculnya rasa balas dendam dikarenakan oleh hawa nafsu. Itulah salah satu kelebihan manusia yang diberikan Allah kepadanya ialah adanya hawa nafsu yang tidak diberikan kepada makhluq-Nya yang lain.
Dengan hawa nafsu seseorang bisa lebih agresif dan dinamis.Bahkan tak jarang ada orang yang melebihi kapasitas agresifitas dan kedinamisan secara normal dari seorang manusia.
Jika hal ini sudah terjadi pada diri seseorang maka pada saat itu seorang manusia telah dikuasai oleh daya amarahnya, yang oleh filosof Al-Kindi disebutnya sebagai Al-Quwwah al-Gadhabiyyah.
Sifat balas dendam yang disertai dengan mengorbankan orang lain dalam ajaran Islam amat dicela dan karenanya ia dikategorikan ke dalam perbuatan akhlaq madzmumah(perbuatan yang tidak terpuji).
Dikatakan tercela karena tindakan tersebut sudah tidak mengindahkan norma-norma kemanusiaan di mana seseorang tidak memberi kesempatan pada orang lain untuk mau mengakui kesalahannya yang selanjutnya membuka peluang untuk berbuat baik, serta tindakan itu seolah memaksakan kehendak seseorang untuk "mengakhiri" kehidupan seseorang di dunia ini.
Hal demikian telah dilukiskan oleh Allah swt bahwa "Sesungguhnya dosa itu atas orang-orang yang berbuat dzalim kepadamanusia dan melampaui batas di muka bumi tanpa hak. Mereka itu mendapat `azab` yang pedih" (Q.S. Al-Syura/42:42).
Selain faktor umum dan darimana sumbernya dendam itu, kita masih dapat merinci lagi beberapa penyebabnya, yaitu: Pertama, seseorang ingin melakukan balas dendam karena pada masa silamnya ia pernah dihina oleh orang lain.
Perasaan ingin melakukan balas dendam itu justru umumnya muncul pada saat orang tersebut berada pada taraf kehidupan yang layak dilihat dari segi materi dan sosial.
Kedua, seseorang ingin membalas dendamnya kepada orang lain manakala dirinya merasa terpojok atau dipojokkan oleh suatu situasi di mana situasi itu dipandang sebagai keadaan yang sudah "buntu". Ketika ada sedikit cela yang terbuka, maka ia pun segera melakukan tindakan emosionalnya itu.
Ketiga, biasanya seorang pendendam itu berpikiran sempit dengan jangkauan pemikiran yang pendek.
Dengan keterangan di atas, maka pada saatnyalah kita mempertanyakan adakah cara untuk meredam sifatbalas dendam itu dan bagaimana pula solusi yang diajarkan Islam kepada umat manusia?
Jika kita merujuk kepada sejumlah ayat Alquan al-majid atau hadis Rasulullah saw maka kita akan menemukan beberapa jalan keluar sebagai alternatif pilihan untuk menghindari dan menjauhi balas dendam itu.
Pertama, sabar. Ada yang mendefinisikannya sebagai sikap tabah dan tahan uji terhadap segala masalah yang akan muncul sebagai akibat logis dari sikap itu. Kesabaran itu pun mempunyai batas.
Tindakan balas dari orang yang sabar kepada orang yang pernah menyakiti hatinya tidak akan melampaui batas perbuatan yang menimpanya dahulu, karena ada petunjuk Allah dalam hal ini, "Dan jika kamu memberikan balasan, maka balaslah dengan balasan yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu. Akan tetapi jika kamu bersabar, sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang sabar"(Q.S. Al-Nahl/16:126).
Kesabaran adalah perbuatan dan tindakan yang terpuji serta berkaitan erat dengan kebenaran. Perhatikanlah firman Allah tatkala mengingatkan para pemimpin yang harus memberi contoh bagaimana seharusnya mengamalkan kesabaran untuk menegakkan prinsip-prinsip kebenaran, "Dan Kami jadikan diantara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami" (Q.S. Al-Sajdah/32:24).
Mengapa perlu kita ketengahkan masalah prinsip kebenaran hubungannya dengan sifat dan sikap sabar ini justeru karena munculnya perbuatan dendam pada orang sudah menyimpang dari nilai-nilai kebenaran.Begitu hebatnya hawa. Nafsu telah menguasai diri seseorang.
Bagi orang yang bersabar atas segala macam musibah dan perlakuan dalam kehidupannya ini akan memperoleh balasan dari Allah dengan sebuah janji yang maha benar "Dan sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan" (Q.S.Al-Nahl/16:96).
Pahala itu akan dinikmatinya di hari kemudian di dalam surga yang serba lux dan penuh dengan fasilitas serta layanan yang amat menyenangkan. Kehidupan di surga yang demikian itu dapat diketahui dari firman Allah yang tertera pada surah Al-Insan/76:12-21.Orang yang sabar memiliki keistimewaan tersendiri, karena "Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar".(Q.S. Al-Anfal/8:46).
Kedua, pemaaf. Salah satu sifat yang dipuji Allah adalah sikap seseorang untuk mau memaafkan kesalahan orang lain (Q.S. Ali Imran/3:134). Meski ia terpuji namun sulit untuk diterapkan. Gengsi dan beberapa macam pertimbangan status kemanusiaan merupakan kendala utama bagi perwujudannya. Sekalipun Allah telah menegaskan keutamaan dari sifat senang memaafkan kesalahan orang lain.
Sifat memaafkan dan menyadari kesalahan (tawbat) yang telah diakui oleh orang lain adalah dua hal yang beriringan muncul dari kedua belah pihak adalah juga sifat yang dipuji Allah, karena sesungguhnya "Dialah yang menerima taubat dari hamba-hamba-Nya dan memaafkan kesalahan-kesalahan dan mengetahui apa yang kamu kerjakan" (Q.S. Al-Syura/42:25).
Dalam tarikh antara lain dikisahkan bahwa jika nabi Muhammad saw sedang gundah atau mungkin marah, maka raut mukanya kelihatan memerah karena sedang dan mampu menahan emosinya. Oleh karena beliau menyadari dirinya sebagai rahmat dari Allah, berperilaku sebagai manusia terpuji dan teladan bagi orang lain maka beliau memiliki cara tersendiri bagaimana meredam kemarahan dengan cara yang simpatik.
Jika keadaan beliau itu kita teorikan,maka ada lima pemeringkatan untuk meredam kemarahan yaitu: (1) sudah saatnyakah saya marah, (2) sudah betulkah saya marah, (3) apakah kemarahan saya bisa merubah orang, (4) apakah materi kemarahan saya sudah betul, dan (5) untuk apa saya marah? Ternyata, kemarahan yang muncul dari diri bisa dikontrol dan dikendalikan dengan cara mengedepankan pertimbangan akal daripada emosi.
Kita sangat berharap bahwa ajaran agamalah yang akan menuntun keselamatan hidup dan kehidupan kita melalui model kehidupan pembawanya. Dua di antara berbagai ajaran Islam yang perlu dan segera kita amalkan mulai saat ini ialah bagaimana agar sikap sabar dan mau memaafkan kesalahan orang lain dapat menjadi perisai diri kita untuk menghalau atau menyingkirkan rasa dan tindakan dendam kesumat yang tidak terpuji itu.

http://jabar1.kemenag.go.id/index.php?a=artikel&id=27
11.31 | 0 komentar | Read More

BACA JUGA

DAFTAR LENGKAP ARTIKEL BLOG BAGINDAERY

Ikuti situs Bagindaery

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...