ARTIKEL PILIHAN

GOOGLE TRANSLATE

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

ARTIKEL PILIHAN

Sisi Lain: Membongkar Kerjasama Dokter dan Produsen Obat

Written By Situs Baginda Ery (New) on Minggu, 02 Februari 2014 | 20.14

Sebagian khalayak sudah tahu tentang " kemesraan " antara dokter dan
produsen obat tertentu. Tudingan miring seputar " kerjasama " dengan beragam
bentuk dan gaya ini pun sering kali diekspos media. Bukan masalah
kerjasamanya semata, melainkan lebih kepada dampak yang ditimbulkannya, yang
berujung pada mahalnya harga obat serta kecenderungan peresepan obat yang
irrasional.
Salah satu penilitian terkait harga obat menyebutkan bahwa biaya non
produksi ( konon lebih 30 % ) berperan pada mahalnya harga obat di
Indonesia. Kendati tidak menyebutkan secara gamblang maksud dari " biaya non
produksi ", kita sudah mafhum bahwa yang tersirat adalah biaya " kerjasama "
antara produsen obat dengan dokter. Dan nilai total semua komponen obat
dibebankan kepada pengguna alias penderita alias orang sakit. Lho …

BAGAIMANA SIH BENTUK KERJASAMANYA ?

Pada umumnya bentuk kerjasama yang diketahui publik adalah penulisan resep
"obat produk tertentu " oleh seorang dokter kepada pasiennya, atau anjuran (
kadang seperti paksaan ) untuk menyerahkan resep pada apotik tertentu. Ada
yang lain ?

Simak ringkasannya, di bawah ini:

Perjanjian pemberian persentase nilai penjualan obat, maksudnya: seorang
dokter mendapatkan persentase tertentu berdasarkan deal dengan produsen obat
dari nilai penjualan obat dalam kurun waktu tertentu, misalnya bulanan,
triwulan dan lain-lain.

Persentase jumlah resep, maksudnya: seorang dokter mendapatkan persentase
tertentu dari apotik berdasarkan jumlah resep dalam kurun waktu tertentu.
Ada apotik yang memberlakukan persentase kepada semua resep yang masuk,
adapula yang hanya memberikan persentase berdasarkan deal dengan dokter
tertentu.

Paket " fee ", maksudnya: pihak produsen memberikan " fee " berupa uang yang
ditransfer ke nomor rekening dokter tertentu berdasarkan deal paket yang
telah ditentukan. Biasanya nilai paket ditentukan oleh pihak produsen obat.
Contoh: pihak produsen obat memberlakukan paket " antibiotik tertentu ".
Jika seorang dokter dalam penulisan resepnya mencapai jumlah tertentu dalam
kurun waktu tertentu, maka pihak produsen akan menyerahkan " fee " kepada
sang dokter.

Kontrak penulisan resep, maksudnya: seorang dokter mendapatkan sejumlah uang
berdasarkan deal apabila mampu menulis resep produk obat tertentu. Contoh:
deal dokter-produsen obat menyepakati jika sang dokter menulis resep "obat A
" dalam jumlah 5 box dalam tempo tertentu, maka akan mendapatkan fee sesuai
perjanjian.

Reward, artinya: pemberian uang atau barang tertentu atau apapun sesuai
kebijakan pihak produsen obat. Bentuk reward dan kurun waktunya bisa
macam-macam, masing-masing produsen obat punya trik dan tips khusus soal
ini.

Selain bentu-bentuk kerjasama di atas, tentu masih banyak varian yang
sengaja dibuat untuk menjalin " kerjasama " tersebut. Sejauh ini,
cerita-cerita dari para sejawat dan med-rep terkait " kerjasama " sangat
beragam, bergantung banyak hal yang mungkin menjadi pertimbangan kedua belah
pihak.

Tidak semua "kerjasama" berkonotasi negatif. Kerjasama di atas bisa
diarahkan untuk sesuatu yang positif dan tidak merugikan orang lain,
terutama pasien … Apa bisa ?
 
http://kiatsehat2010.blogspot.com/2010/08/membongkar-kerjasama-dokter-dan.html
20.14 | 0 komentar | Read More

Sisi Lain: Bencana akibat vaksin yang tidak pernah dipublikasikan

Tidak ada satu kematian pun yang dihubungkan dengan vaksin. Vaksin dianggap hal yang mulia dan tidak ada pemberitaan negatif apapun mengenai mereka di media utama karena mereka begitu menguntungkan bagi perusahaan farmasi.




.
• Di Amerika pada tahun 1991 – 1994 sebanyak 38.787 masalah kesehatan dilaporkan kepada Vaccine Adverse Event Reporting System (VAERS) FDA. Dari jumlah ini 45% terjadi pada hari vaksinasi, 20% pada hari berikutnya dan 93% dalam waktu 2 mgg setelah vaksinasi. Kematian biasanya terjadi di kalangan anak anak usia 1-3 bulan.
• Pada 1986 ada 1300 kasus pertusis di Kansas dan 90% penderita adalah anak-anak yang telah mendapatkan vaksinasi ini sebelumnya. Kegagalan sejenis juga terjadi di Nova Scotia di mana pertusis telah muncul sekalipun telah dilakukan vaksinasi universal.
• Jerman mewajibkan vaksinasi tahun 1939. Jumlah kasus dipteri naik menjadi 150.000 kasus, di mana pada tahun yang sama, Norwegia yang tidak melakukan vaksinasi, kasus dipterinya hanya sebanyak 50 kasus.
• Penularan polio dalam skala besar, menyerang anak-anak di Nigeria Utara berpenduduk muslim. Hal itu terjadi setelah diberikan vaksinasi polio, sumbangan AS untuk penduduk muslim. Beberapa pemimpin Islam lokal menuduh Pemerintah Federal Nigeria menjadi bagian dari pelaksanaan rencana Amerika untuk menghabiskan orang-orang Muslim dengan menggunakan vaksin.
• Tahun 1989-1991 vaksin campak ”high titre” buatan Yugoslavia Edmonton-Zagreb diuji coba pada 1500 anak-anak miskin keturunan orang hitam dan latin, di kota Los Angeles, Meksiko, Haiti dan Afrika. Vaksin tersebut sangat direkomendasikan oleh WHO. Program dihentikan setelah di dapati banyak anak-anak meninggal dunia dalam jumlah yang besar.
• Vaksin campak menyebabkan penindasan terhadap sistem kekebalan tubuh anak-anak dalam waktu panjang selama 6 bulan sampai 3 tahun. Akibatnya anak-anak yang diberi vaksin mengalami penurunan kekebalan tubuh dan meninggal dunia dalam jumlah besar dari penyakit-penyakit lainnya WHO kemudian menarik vaksin-vaksin tersebut dari pasar di tahun 1992.
• Setiap program vaksin dari WHO di laksanakan di Afrika dan Negara-negara dunia ketiga lainnya, hampir selalu terdapat penjangkitan penyakit-penyakit berbahaya di lokasi program vaksin dilakukan. Virus HIV penyebab Aids di perkenalkan lewat program WHO melalui komunitas homoseksual melalui vaksin hepatitis dan masuk ke Afrika tengah melalui vaksin cacar.
• Desember 2002, Menteri Kesehatan Amerika, Tommy G. Thompson menyatakan, tidak merencanakan memberi suntikan vaksin cacar. Dia juga merekomendasikan kepada anggota kabinet lainnya untuk tidak meminta pelaksaanaan vaksin itu. Sejak vaksinasi massal diterapkan pada jutaan bayi, banyak dilaporkan berbagai gangguan serius pada otak, jantung, sistem metabolisme, dan gangguan lain mulai mengisi halaman-halaman jurnal kesehatan.
• Kenyataannya vaksin untuk janin telah digunakan untuk memasukan encephalomyelitis, dengan indikasi terjadi pembengkakan otak dan pendarahan di dalam. Bart Classen, seorang dokter dari Maryland, menerbitkan data yang memperlihatkan bahwa tingkat penyakit diabetes berkembang secara signifikan di Selandia Baru, setelah vaksin hepatitis B diberikan secara massal di kalangan anak-anak.
• Melaporkan bahwa, vaksin meningococcal merupakan ”Bom waktu bagi kesehatan penerima vaksin.”
• Anak-anak di Amerika Serikat mendapatkan vaksin yang berpotensi membahayakan dan dapat menyebabkan kerusakan permanen. Berbagai macam imunisasi misalnya, Vaksin-vaksin seperti Hepatitis B, DPT, Polio, MMR, Varicela (Cacar air) terbukti telah banyak memakan korban anak-anak Amerika sendiri, mereka menderita kelainan syaraf, anak-anak cacat, diabetes, autis, autoimun dan lain-lain.
• Vaksin cacar dipercayai bisa memberikan imunisasi kepada masyarakat terhadap cacar. Pada saat vaksin ini diluncurkan, sebenarnya kasus cacar sudah sedang menurun. Jepang mewajibkan suntikan vaksin pada 1872. Pada 1892, ada 165.774 kasus cacar dengan 29.979 berakhir dengan kematian walaupun adanya program vaksin.
• Pemaksaan vaksin cacar, di mana orang yang menolak bisa diperkarakan secara hukum, dilakukan di Inggris tahun 1867. Dalam 4 tahun, 97.5& masyarakat usia 2 sampai 50 tahun telah divaksinasi. Setahun kemudian Inggris merasakan epidemik cacar terburuknya dalam sejarah dengan 44.840 kematian. Antara 1871 – 1880 kasus cacar naik dari 28 menjadi 46 per 100.000 orang. Vaksin cacar tidak berhasil.
• Dan masih banyak lagi.


http://kiatsehat2010.blogspot.com/2010/09/bencana-akibat-vaksin-yang-tidak-pernah.html
20.13 | 0 komentar | Read More

Sisi Lain: Bio Farma Mengakui Penggunaan Tripsin Babi Pada Pembuatan Vaksin?


Hidayatullah. com—Direktur Perencanaan dan Pengembangan PT. Bio Farma, Drs. Iskandar, Apt., M.M mengatakan, enzim tripsin babi masih digunakan dalam pembuatan vaksin, khususnya vaksin polio (IPV).
Demikian dikatakannya kepada www.hidayatullah. com pada acara seminar ilmiah Bio Farma, tentang pandemi influenza di Aula PT. Bio Farma, Bandung.

Namun Iskandar menolak vaksinnya dikatakan haram. "Saat ini yang kami pegang adalah surat dari MUI tentang kehalalan produk yang kita produksi untuk vaksin polio," ujar Iskandar. Iskandar mengibaratkan kehalalan vaksinnya dengan air yang diproduksi oleh perusahaan air minum (PAM).
Kata Iskandar, air PAM dibuat dari air sungai yang mengandung berbagai macam kotoran dan najis, namun menjadi bersih dan halal setelah diproses. Iskandar melanjutkan, dalam proses pembuatan vaksin, tripsin babi hanya dipakai sebagai enzim proteolitik (enzim yang digunakan sebagai katalisator pemisah sel/protein) .
Pada hasil akhirnya (vaksin), enzim tripsin yang merupakan unsur turunan dari pankreas babi ini tidak terdeteksi lagi. Enzim ini akan mengalami proses pencucian, pemurnian, dan penyaringan.
Iskandar mengatakan, saat ini PT. Bio Farma sedang melakukan riset untuk mengganti enzim berbahan binatang dengan bahan yang berasal dari tanaman. Di antaranya mengusahakan enzim yang diolah dari kacang kedelai.
"Ketika kita melakukan riset tidak bisa selesai dalam waktu setahun. Ini sudah setahun berjalan, mudah-mudahan 2 – 3 tahun selesai," ujar Iskandar.
Jaringan Ginjal Kera dan Anjing
Selain penggunaan tripsin, produksi vaksin juga menggunakan media biakan virus (sel kultur) yang berasal dari jaringan ginjal kera (sel vero), sel dari ginjal anjing, dan dari retina mata manusia.
Kepala Divisi Produksi Vaksin Virus PT. Bio Farma, Drs. Dori Ugiyadi mengatakan, ketiga sel kultur tersebut dipakai untuk pengembangan vaskin influenza. "Di Bio Farma, kita menggunakan sel ginjal monyet untuk produksi vaksin polio. Kemudian sel embrio ayam untuk produksi vaksin campak," ujar Dori.
Diakui Iskandar, sejauh ini vaksin yang bebas dari keterlibatan bahan haram adalah vaksin campak. Karena vaksin tersebut dibiakkan dengan dengan embrio telur ayam serta bebas dari tripsin babi.
Namun secara umum, kata Dori, produksi vaksin masih menggunakan berbagai macam sel yang berasal dari hewan maupun manusia.
Dori mengatakan, untuk satu dosis vaksin campak dibutuhkan 1 sampai 1.5 telur. 12500 telur perhari, dan 600 ribu telur setiap pekannya. Bahkan Iskandar menambahkan, PT Bio Farma pernah digugat oleh LSM lingkungan, Pro Fauna, atas penangkapan ribuan kera ekor panjang untuk produksi vaksinnya. [sur/iman/www.hidayatullah. com]
20.12 | 0 komentar | Read More

Tips dan Cara Mengatasi Diare Pada Anak


Diare tidak selalu dianggap penyakit yang harus diredam dengan obat-obatan anti diare. kebanyakan diare merupakan sinyal positif yang tidak boleh distop dengan obat. ini bisa merupakan indikasi bahwab dalam pencernaan kita sudah terjadi penumpukan toksik atau terjadi infeksi karena penumpukan toksik


KENALI BAHAYA DERAJAT DEHIDRASI AKIBAT DIARE

A. Diare tanpa Dehidrasi

Tanda-tandanya :
Keadaan umum : Baik
Mata : normal
Air mata : Ada
Mulut dan Lidah : basah
Rasa Haus : minum biasa, tidak haus
Turgor kutit : Kembali cepat

B. Diare dengan dehidrasi ringan/sedang

Tanda-tandanya :
Keadaan umum : gelisah, rewel
Mata : normal
Air mata : tidak ada
Mulut dan lidah : kering
Rasa haus : haus, ingin minum terus
turgor kulit : kembali lambat

c. Diare dengan dehidrasi berat

Tanda-tandanya:
Keadaan umum : lese, lunglai, tidak sadar
Mata : sangat cekung dan kering
Air mata : tidak ada
Mulut dan lidah : sangat kering
Rasa haus : malas minum atau tidak bisa minum
turgor kulit : kembali sangat lambat

CARA PENANGANAN :

1. stop semua makanan yang masuk agar akumulasi kuman penyebab diare bisa dihentikan
2. beri air minum sebanyak mungkin terutama sehabis BAB agar keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh tetap terjaga
3. perbanyak minum air madu hangat atau air kelapa + madu
4. untuk bayi yang masih menyusu, berikan ASI sesering mungkin
5. bila anak sering muntah, tunggu 10 menit tiap sesudah muntah, kemudian berikan minum 1-2 sendok setiap 2 - 3 menit setelahnya.
5. usahakan sekitar perut dan tulang belakang dalam keadaan hangat dengan diolesi minyak telon atau kayu putih atau kompresan air hangat
6. Bila diare sudah terkendali dan rasa lapar mulai muncul, mulailah dengan pemberian bubur encer (air tajin + madu)

CARA PENANGANAN DIARE DENGAN DEHIDRASI BERAT
Bila sudah ada tanda tanda ke arah dehidrasi berat segera bawa ke rumah sakit, atau dokter atau puskesma terdekat untuk segera mendapatkan pertolongan medis

Sumber : DR. Husen A. Bajry, M.D., Ph.D. : Tubuh Anda Adalah Dokter yang Terbaik

http://kiatsehat2010.blogspot.com/2010/12/cara-mengatasi-diare-pada-anak.html
20.10 | 0 komentar | Read More

Harapan Untuk Penderita Kanker ( Kanker memang merupakan penyakit yang dianggap paling menyeramkan bagi banyak orang )

Kanker memang merupakan penyakit yang dianggap paling menyeramkan bagi banyak orang. Karena menyembuhkan kanker bukanlah hal yang mudah, para ilmuan, dan dokter ahli kanker juga masih belum menemukan obatnya sampai sekarang. . .benarkah? untuk penderita kangker tak perlu berputus asa
Jadi dokter hanya bisa menyarankan operasi dan obat-obatan yang sebenarnya untuk mengurangi rasa sakit saja dan menekan pertumbuhan kanker tersebut, bukan mengobatinya.
sebenarnya operasi bukanlah langkah yang tepat dan bukan langkah yang baik untuk menangani penyakit ini, sebab walaupun sudah di operasi dan dinyatakan sudah sembuh oleh dokter, ujung-ujungnya pasti akan muncul lagi penyakit serupa di tempat lain(misal sebelumya di kaki, bisa muncul di anggota tubuh yang lain, bahkan bisa sampai ke otak), kecuali ada mujizat dari yang Mahakuasa.

hindari operasi, dan obat-obatan medis dari dokter, karena itu hanya akan mengurangi rasa sakit saja, dan bahkan lama-kelamaan bisa menyebabkan ketergantungan obat.
menakutkan bukan?

lalu apa yang harus dilakukan?
yang harus dilakukan ialah gunakan obat-obatan HERBAL dan TRADISIONAL yang tidak mengandung bahan kimia, karena sudah lumayan banyak penderita kanker menggunakan obat-obatan alam dan hasilnya. . . sembuh total dalam kurun waktu 3-10 bulan dengan rutin memakai obat dari alam tersebut. . .

sudah banyak toko-toko obat herbal dan Tradisional China di Indonesia seperti Tianshi,dsb.
tapi ada juga yang dari produk indonesia seperti Diant Herbal (bisa dilihat situsnya di sini) ,dan masih banyak lainnya.

silahkan coba obat-obatan herbal bagi pendrita kanker ataupun penyakit berat lainnya, dan buktikanlah, presentasi kesembuhan lebih besar dibanding obat-obatan medis.
karena alam telah menyadiakan obatnya, tiada penyakit yang tidak dapat disembuhkan!

Tetap semangat dan terus positive thinking bagi kalian penderita kanker, karena masih ada harapan buat kalian, sekalipun sudah stadium akhir.
http://kiatsehat2010.blogspot.com/2010/08/harapan-untuk-penderita-kangker.html
20.08 | 0 komentar | Read More

Artikel Tentang Mengatasi Kanker Payudara: Cara Mengatasi Kanker Payudara Secara Alami


Brokoli memang telah sering disebut-sebut sebagai salah satu sayuran yang mampu mencegah dan mengatasi kanker payudara. Hal ini telah dibuktikan melalui berbagai penelitian mengenai manfaat brokoli yang dilakukan para ilmuwan.

Senyawa kimia yang ditemukan pada sayuran ini mentargetkan sel-sel yang menjadi makanan bagi pertumbuhan tumor. Kandungan sulforaphane yang tinggi pada brokoli mampu membunuh sel-sel induk kanker ini, dan mencegah perkembangan atau penyebaran penyakitnya.

Para peneliti dari University of Michigan telah berhasil menyelesaikan uji laboratorium terhadap tikus dan kultur-kultur sel. Penulis studi ini, Profesor Duxin Sun, mengatakan, "Sebelumnya telah sering dipelajari bagaimana pengaruh sulforaphane pada kanker, namun studi ini menunjukkan bahwa manfaatnya adalah dalam menghambat sel-sel induk kanker payudara."

Setiap tahun, di Inggris ditemukan sekitar 46.000 kasus kanker payudara, dengan kasus kematian sebanyak 12.000. Perawatan kemoterapi belakangan ini tidak bekerja melawan sel-sel induk kanker, yang menyebabkan penyakit ini bisa timbul kembali dan menyebar ke area lain. Menyingkirkan sel-sel induk kanker diyakini sangat penting untuk mengontrol perkembangan tumor.

Karena percobaan laboratorium ini tidak diujikan pada pasien kanker payudara, para peneliti hanya menyarankan agar kita tidak menambahkan suplemen sulforaphane dalam pola makan kita. Hal ini dimaksudkan sebagai antisipasi untuk mencegah atau mengatasi kanker.

Saat ini mereka juga sedang mengembangkan metode mereka sendiri untuk mengekstrak dan melindungi bahan kimia tersebut, dan akan melanjutkan percobaan klinis untuk menguji prosesnya.
http://kiatsehat2010.blogspot.com/2011/12/cara-mengatasi-kanker-payudara-secara.html
20.07 | 0 komentar | Read More

Cerpen Islami Inspirasi: Demi Masa

AWAL KISAH
Kini aku berdiri di depan gedung yang tinggi, disini lah nantinya aku akan menyandarkan mimpi ku, ya di sebuah sekolah, kampus namanya. usiaku memang sudah 19 tahun, tapi aku baru bisa kuliah, semuanya karena kondisi keuangan yang terpuruk 2 tahun ini dan juga mata hati ku belum terbuka untuk berfikir maju dan terbuka.
http://static.panoramio.com/photos/large/78120648.jpgNama ku Vian Ananta panggil saja aku vian, aku anak baru di kampus ini sama seperti teman-teman ku yang lain, entah bagaimana caranya aku bisa masuk di universitas ini, tapi aku yakin aku mampu untuk bersaing.
Pruittt, suara peluit terdengar, itu dari kakak tingkat ku, entah dengan sebuatan apa aku memanggilnya, kakak atau panggil nama. Mereka masih seumuran dengan ku. Kami dibariskan di lapangan nama kami dipanggil satu persatu menuju kelompoknya masing-masing kami di suruh duduk di bawah pohon rindang, kami maju satu persatu memperkenalkan diri dan ditanya banyak hal setiap anak berbeda pertanyaan, aku giliran yang terakhir aku maju ke depan memperkenalkan diri
“nama saya vian ananta panggil saja saya vian hobi saya tersenyum, cita-cita saya merubah sikap buruk dari seseorang. lahir di malang, 18 agustus 1992, terima kasih”
“emh… vian, hal yang paling berkesan menurut kamu apa?” Kakak tingkat ku bertanya
“hidup ku” jawab ku
“kenapa?” kakak tingkat ku bertanya lagi
“karena menurut ku itu lah yang paling berkesan yang pernah ku alami”
“oh.. ya.. coba cerita, kami mau dengar”
“tapi ceritanya panjang”
“tak masalah cerita kan saja”
“ok, baik lah”

Setiap peristiwa pasti mengisakan cerita, cerita berbagai cerita, entah itu sedih atau bahagia sebuah cerita pasti akan selalu berkesan bagi orang yang mengalaminya, begitu juga dengan cerita ku.
19 tahun yang lalu tepat pada tanggal 18 agustus 1992 pukul 19.43 WIB aku dilahirkan dengan keadaan normal, dilahirkan sebagai anak pertama dari ibu lili dan ayah tono mereka memberiku nama Vian Ananta nama yang bagus, bukan?. Kata ayah, saat ibu melahirkan ku, ibu mengalami pendarahan yang begitu hebat, tapi untung lah ibu dan aku dapat diselamatkan, tubuh ibu begitu lemas saat beliau melahirkan ku, kesakitan yang ibu alami setelah melahirkan ku tak kurang hanya 8 hari, ibu pergi meninggalkan ku jauh, sangat jauh sampai-sampai aku tak bisa untuk melihatnya lagi. entah kemana. ibu ku juga memberi ku gelar anak yatim, ibu menyerahkan seluruh raga dan jiwanya untuk ku, rela berkorban dan mengalah agar aku dapat melihat dunia. Aku tak pernah tau bagaimana rupa ibu ku, tapi kata kebanyakan orang ibu ku sangat mirip pada bibi yang ada di kampung. Ayah ku tak mampu jika harus merawat ku sendirian tanpa seorang wanita di sisinya, ayah menitipkan ku pada bibi, bibi memang begitu sayang padaku tapi tetap saja aku tak pernah bisa merasakan dekap seorang ibu, bibi ku tinggal di sebuah desa yang teramat sangat jauh pada kota besar, bibiku hanya seorang petani sama seperti ayahku, selama aku berada dalam asuhan bibi, aku tak begitu mengenali ayah ku, ayah ku hanya akan pulang jika akan mengantarkan uang pada ku, bibi merawat ku selama 11 tahun, setelah aku tamat sekolah dasar aku diajak oleh kakak ku pergi ke kota untuk menerus kan sekolah yang lebih tinggi lagi, kakak ku berkata, jika aku menerus kan sekolahku di kota aku akan mudah untuk mencari pekerjaan nantinya, aku yang tak tau apa-apa hanya dapat ikut apa kata kakak ku saja. Kakak membawa ku ke kota, mengajak aku tinggal bersamanya, tinggal di sebuah gubuk reot miliknya, hanya sepetak bangunan sederhana, yang aku tau gubuknya itu sangat sempit. semua aktivitas dikerjakan di sana mulai dari tidur, memasak, bahkan kendaraan yang kakak punya juga disana, aku benar-benar tidak betah untuk tinggal bersama kakak selamanya, semuanya serba susah, bahkan untuk mandi atau sekedar buang air kecil saja harus menumpang dahulu ke rumah tetangga, bukannya aku sombong pada keadaan yang seperti itu, tapi aku benar-benar tak kuat jika harus selalu begitu.
Ayah ku mengizinkan ku untuk mengontrak rumah yang harganya terjangkau tiap bulannya, akhirnya aku tinggal di salah satu kontrakan yang tidak jauh dari tempat ku sekolah. Aku tak perlu naik kendaraan lagi untuk menuju ke sekolah ku, hanya butuh beberapa menit saja untuk tiba di sekolahku, sekarang aku bersekolah di MTS atau madrasah sanawiya sekolah dengan pengajaran agama yang tinggi, disini aku diajari banyak hal, mulai dari sholat sampai mengaji, maklum lah dari kecil aku tak pernah belajar mengaji pada siapa pun. Kalau sholat aku hanya tau gerakan saja itu pun tak pernah kulakukan, aku hanya akan sholat jika aku mau saja atau jika lagi akan menjelang ujian sekolah, bukan sholat 5 waktu yang ku kerjakan tapi hanya magrib yang dianggap wajib oleh kebanyakan orang.
Di kontrakan ku, aku mempunyai teman yang banyak, mulai dari yang SMA, SMP, bahkan sudah kuliah, pergaulannya sangat lah bebas, semuanya terserah, ibu kos’an tidak begitu memperhatikan, asal saja jangan pernah membawa lawan jenis masuk ke kamar. Aku benar-benar seperti hidup sebatang kara disini, seperti benar-benar tak ada yang memperdulikanku, ayah ku hanya datang ke kontrakan ku sebulan sekali itu pun hanya memberiku uang saja. Bagi ku ada dan tidak adanya ayah di sampingku itu sama saja, tak ada yang benar-benar memperhatikan ku, hanya saja aku bangga pada ayahku karena sampai saat ini iya tidak pernah berniat untuk menikah lagi. Mungkin jika sekarang aku masih mempunyai ibu, kami akan hidup bahagia, aku akan mempunyai adik yang selalu aku dambakan selama ini, aku akan mengajarkan pada adikku banyak hal, mengajaknya bermain sepak bola, bermain bersama bahkan aku akan lebih sering bertemu dengan kedua orang tuaku setiap harinya, berkumpul bersama selalu riang canda tawa walau keadaannya miskin tapi alangkah bahagianya bisa seperti itu..
Ahhh…. sudah lah semua itu hanya mimpi kosong ku saja, semuanya telah terjadi dan tak akan mungkin dapat kembali, berulang kali aku menginginkan mimpi itu terwujud bahkan sangat banyak pula harapan yang gagal sebelum waktunya, karena yang selalu ku impikan hanyalah kenangan manis masa lalu tetapi pahit dalam kenyataan.
Lingkungan kosanku memang sangat bebas, tak jarang kakak-kakak kosan ku mengajak ku menjelajahi dunia malam atau hanya sekedar menyuguhkan rok*k yang mereka punya pada ku, tapi tak sedikit pula aku menolak mereka, kata ibu guru ku di sekolah, merok*k itu tidak baik untuk kondisi kesehatan, merok*k dapat menyebabkan berbagai penyakit, dan juga aku datang ke kota bukan untuk bersenang-senang tapi hanya untuk sekolah dan menjadi orang yang sukses agar aku dapat menjadi orang yang kaya banyak uang dan dijamin aku tak akan menjadi orang yang kekurangaan lagi.
2 tahun berlalu tak terasa waktu begitu cepat berlalu, kini tiba lah aku memasuki dunia SMA, dunia yang dianggap baling berkesan selama masa-masa sekolah. aku memilih SMK sebagai SMA ku, aku berharap setelah tamat SMK aku langsung dapat bekerja dan membuka praktik bengkel ku sendiri, membuka banyak cabang di seluruh kota, ahh, alangkah indahnya bermimpi.
Hari itu aku mulai memasuki sekolah ku, aku banyak mendapat teman, teman dari asal yang berbeda-beda, aku bahagia dapat mengenal semua karakter yang berbeda-beda dari mereka, hingga akhirnya aku berteman lama dengan mereka, tapi aku tak pernah tau kalau mereka semua dari keluarga yang beruntung tidak seperti ku, mereka semua mempunyai kedua orang tua yang lengkap mempunyai kendaraan sendiri dan mereka juga punya rumah sendiri, jujur lagi-lagi aku minder, aku iri dengan mereka semua, aku ingin sama seperti mereka semua, bahagia dengan kehidupan mereka. Hingga akhirnya aku meminta pada ayah ku untuk membelikan kan ku kendaraan, ayah ku tak setuju katanya “ayah tak punya uang untuk membelikan mu motor” aku tak terima, pokoknya aku ingin motor tak ingin apa-apa aku melawan pada ayahku, aku ingin semua yang aku ingin kan dapat terpenuhi oleh ayah ku, aku tak mau tau, pokoknya ayah harus membelikan ku motor sekarang juga, aku mengancam ayah, kalau ayah tak mau membelikan ku motor aku akan berhenti sekolah dan kembali ke desa, satu-satunya alasan ku ingin mempunyai motor hanyalah karena aku malu pada teman-teman ku.
Cinta pertama
VMJ (Virus merah jambu) menyerangku, Lagi-lagi mata ku melirik gadis cantik yang bernama citra, dia gadis yang sangat baik, berpenampilan menarik dan juga cantik, siapa yang tidak tertarik dengan gadis secantik dia, semua orang juga ingin memiliki hatinya termasuk saya, tapi tak ada yang lebih beruntung kecuali indra yang berhasil menaklukan hati perempuan yang satu ini, kalau boleh jujur mereka memang sangat cocok. Indra yang selalu mengantar jemput citra pulang pergi sekolah tampak nya mereka benar-benar serasi. Tapi aku juga ingin merebut hati citra dari indra aku akan melakukan apapun untuk satu hal ini, apa pun caranya.
Semakin rasa cinta ku pada citra bertamba besar semakin besar juga keinginan ku untuk mempunyai kendaraan. Aku meminta hal yang sama pada ayahku, dengan alasan yang sama dan dengan pengancaman yang sama, aku ingin semua yang ku mau dapat terpenuhi, aku tidak sekolah selama ayah ku tak membelikan ku motor, dan hal itu tidak ditindak lanjuti oleh pihak sekolah, itu lah sebabnya banyak siswa yang bolos pada saat hari-hari sekolah.
Sore itu aku sedang bercakap-cakap dengan teman-teman kosan ku di luar, tiba-tiba ayah ku datang dengan mengendarai motor bermerek honda yang tidak ada no plat polisinya, aku cercengang, ayah ku berjalan gontai menemuiku, ayahku memberikan kunci motor pada ku, “vian ini motor untuk kamu, tolong dijaga baik-baik, walau pun motor ini belum sepenuhnya lunas tapi percayalah ayah akan memberikan mu yang terbaik asal kamu sekolah” aku hanya mengangangguk dan tak berbicara apa-apa, ayah ku pergi dari hadapan ku, berjalan membelakangiku, ayah berhenti di depan kosaan seperti menunggu sesuatu, ada motor lewat di hadapan ayah, ayah naik dan pergi, ada rasa tak tega dalam hati ku, sebenarnya aku ingin sekali mengantarnya tapi apalah daya lagi-lagi rasa malu itu menyerang ku lagi.
Teman ku rano, mengajak jalan-jalan malam ini, dia tau kalau aku mempunyai kendaraan baru, awalnya aku ragu sebab ini hal yang baru dalam duniaku tapi aku mencoba untuk berani mencoba untuk menikmati masa remajaku di kota, aku setuju dengan ajakan rano, aku pergi bersama teman-teman ku.
Benar kata teman-teman dunia malam itu sangat menyenangkan, penuh canda, tawa, gurau dan yang pasti tak ada tangis. Aku diajak mereka duduk-duduk di pinggir lapangan bola tepi jalan raya, udara yang begitu segar, menghembus sepay-sepoy menabrak setiap helaian rambut ku. Aku benar-benar tak tau kalau semua teman-teman ku merok*k hanya aku yang tidak karena aku begitu ingat apa yang diucapakan ibu guru ku SMP kemarin.
23.32 aku pulang sendiri melewati jalan tol kecil, aku mendengar suara jeritan mintak tolong berkali-kali dari belakang pohon besar yang sepi, entah apa yang terjadi pada ku, aku benar-benar tak berpikir apa-apa aku langsung bergesas mencari tahu, aku melihat sepeda motor yang tak asing lagi di mata ku, citra… ya itu citra, apa yang indra lakukan pada citra tanpa berpikir panjang aku memukul habis wajah dan badan indra ku jauh kan mukanya dari citra, laki-laki yang ku kira baik teryata bajingan aku benar-benar tak tega kalau wanita yang ku cintai terluka karena orang lain, indra tak mau mengalah dia memukul ku balik, kami saling memukul satu sama lain, tapi citra menyelamat kan ku citra memukul kepala indra menggunakan batu, kepalanya bercucuran darah tapi tak banyak, aku menarik tangan citra, aku dan citra pergi dari tempat itu meninggalkan indra sendiri, tubuh ku gemetar, aku tak mampu lagi untuk berdiri dengkul ku lemas, tapi demi citra aku mencoba untuk tetap tegar. aku mengantar citra pulang ke rumah, citra memeluk ku dia berterimah kasih pada ku, tentu saja aku sagat bahagia, orang yang aku suka seperti menaburkan benih-benih cintanya pada ku.
Keesokan harinya, indra tak masuk sekolah, kata teman-temannya indra sakit, aku bersyukur karena indra masih hidup dari kejadian semalam. Citra menghampiriku dia mengobati luka-luka ku yang sudah kering, aku senang karena sekarang aku sudah bisa dekat dengan citra, pujaan hati ku selama ini, tapi disisi lain aku juga takut jika nanti indra akan membalas perbuatan ku padanya tadi malam.
Hubungan ku pada citra dan teman-teman yang lain sudah semakin akrab, aku senang semuannya bisa berjalan dengan lancar. Aku, citra dan teman-teman yang lain juga sering jalan bareng, tentu saja dengan pasangan ya masing-masing, teman-teman ku mengajak ku pergi ke sebuah tempat makan yang terlihat begitu kumuh, gelap, dan banyak perempuan dan laki-laki yang melenggokkan badan mereka seperti bebek mandi, diiringi musik cepat yang sangat tak enak didengar. aku bingung kenapa aku diajak ke tempat seperti ini, ini tak cocok pada duniaku sebelumnya, aku dipersilakan duduk oleh teman-teman ku disuguhkan minum-minuman yang baunya sangat aneh, dihidangkan kacang-kacangan dan beberapa bungkus rok*k aku tak mengerti mengapa semua teman-teman ku seperti ini termasuk citra. Aku tak menyentuh apa pun disini hanya memandangi wajah orang-orang yang seperti tidak akan mati. Mereka semua bersenang-senang bergoyang sepuas mereka sedangkan aku hanya duduk dengan beban pikiran yang bergumpal di kepala ku, citra menghampiri ku
Dia berkata “kenapa hanya diam, ayo ikut bergoyang”
Aku hanya diam dan menggelengkan kepala ku, tapi citra tak mau mengerti dia memaksa ku berdiri tapi aku tetap tak mau, citra mengalah dia duduk di sampingku dia menatap wajah ku tapi aku menunduk, citra menyuguhkan rok*k pada ku, lagi-lagi aku menggeleng
“kamu kenapa ian? Gak mau merok*k? rok*k itu enak, manis” rayu citra
aku tetap diam dan menunduk
“ayo dicoba dulu, kali ini aja udah itu udah, pliss, cowok ngak ngerok*k itu gak keren, mau ya.” Citra merayu ku lagi, aku berpikir mungkin jika 1 kali saja tidak akan berpengaruh besar bagi kesehatan ku, aku menganggukan kepala ku citra menyugukan 1 batang rok*k pada ku, aku mengambilnya dan mulai menghisapnya awalnya aku batuk tapi lama kelamaan tidak, benar apa yang dikatakan oleh citra rok*k itu nikmat, manis dan mungkin ibu guru ku di smp salah, orang dapat berpenyakit berat bukan disebabkan oleh rok*k, buktinya banyak orang merok*k tidak terserang penyakit apa-apa, aku mencobanya lagi dan lagi rasanya seperti tidak akan pernah bosan.
Setelah lama aku kenal dengan citra akhirnya baru ku ungkap kan semua rasa cinta ku pada citra yang ku tunda sekian lama, awalnya aku ragu citra menolak cinta ku tapi teman-teman ku selalu mendukungku aku mengungkap kan rasa cinta ku pada citra di depan kelas yang disaksikan banyak orang dan aku juga memberinya serangkaian bunga, citra mengambil bunga pemberian ku dan menerima cinta ku aku begitu senang hari ini sampai-sampai aku tak tahan lagi untuk ke kamar mandi, aku berjalan dengan senyum-senyum sendiri setibanya di wc indra dan teman-temannya sudah ada disana mereka mengunci pintunya aku diserbu banyak orang dan terutama indra dia menghajar ku habis-habisan.
“vian, 2 kali loe udah bikin gue sengsara pertama loe hampir bikin gwe mati dan kedua loe udah merebut citra dari tangan gwe jadi loe berhak dapetin ini semua” indra memukuli ku berulang kali sampai-sampai aku benar-benar tak berdaya, indra meninggalkan aku sendirian dengan penuh luka di tubuh ku, aku pingsan seketika.
Tak ada yang bisa dilakukan oleh orang yang sedang pingsan hingga membuka mata perlahan, ada citra dan teman-temanku di hadapanku aku berada di ruangan serba putih banyak udara yang masuk dan di tangan ku ada jarum infus yang menancap pada kulitku, aku seperti orang yang kehabisan akal, aku tak memikirkan apa pun, pikiran ku kosong. Mereka semua tersenyum pada ku, aku pun ikut tersenyum tapi rasanya tubuh ku sulit untuk digerakan dan mulut ku seakan-akan enggan untuk berbicara, aku bingung pada keadaan ini, keadaan yang menurut ku begitu sulit, muka ku bonyok biru, rasanya sakit, mungkin seperti ini juga rasanya indra sewaktu aku memukulinya kemarin.
Aku dibawa pulang oleh teman-teman ku ke kosan ku, aku hanya mampu terbujur kaku di tempat tidur, aku sama sekali tak makan atau minum, lagian siapa juga yang akan merawat ku, aku hidup disini hanya sebatang kara, tak ada keluarga dan saudara. Semua keluargaku di kampung ayahku juga tak akan memperdulikan ku apa lagi kakak ku yang setiap harinya bekerja kesana kemari mencari pekerjaan yang tak jelas.
3 hari aku tak masuk sekolah alasan ku “sakit” selama 3 hari aku tak masuk sekolah, aku mampu mengkabiskan 3 bungkus rok*k dan setelah kejadian itu aku tetap beraktivitas seperti biasa masih dengan gaya ku, dan masih dengan dunia ku, aku masih resmi menyandang status pacar citra sampai saat ini dan aku sama sekali tak takut dengan indra walau pun indra sering mengancam ku, aku juga masih dengan dunia malam ku, dunia penuh canda dan tawa ku dan masih bersama batang-batang rok*k kesayangan ku.
MOTIVASI TERBAIK
Aku tamat sekolah selama 3 tahun, aku sama sekali tak ada niatan untuk kuliah yang aku pikir kan adalah bekerja dan mempunyai uang, bagi ku kuliah hanya akan menghabiskan uang saja hanya untuk mendapat kan gelar sarjana atau hanya untuk menambah nama belakang sekarang kan banyak terbukti sarjana nganggur, jadi kalau hanya untuk menghamburkan uang miliaran rupiah hanya untuk duduk di bangku selama 4 tahun, itu tindakan yang percuma.
Tamat dari smk sudah menjadi modal ku untuk melamar pekerjan di bengkel, aku diterima sebuah bengkel mobil tak jauh dari kontrakkan ku, setelah satu bulan aku bekerja aku hanya digaji Rp300.000,- lumayan untuk makan selama 1 bulan tapi aku bekerja siang dan malam, tubuh ku tak pernah bersih, tumpahan oli telah jadi makanan ku setiap hari, jatah makan tak diberi, kalau mau makan ya beli saja sendiri, itu kata bos ku, jadi selama aku bekerja di bengkel ini, uang ku hanya habis untuk makan sebulan kalau pun ada sisanya aku harus memmbayar cicilan motor agar tak membebankan ayah ku lagi, tapi itu sangat jarang, masih tetap ayah ku yang membayar uang cicilan motor selama 1 tahun ini aku hanya bisa membantu 1 kali aja sebab uang gaji ku tak pernah naik-naik dari aku pertama sekali masuk sampai sekarang aku sudah bekerja 1 tahun, aku anak yang masih labil, ego ku masih tinggi aku lebih memilih berhenti dari pekerjaan ku ketimbang aku harus bekerja siang dan malam tak menghasil kan apa-apa yang ada tubuh ku pegal-pegal dan aku menjadi hitam legam.
Aku akhirnya memilih untuk bekerja jadi kuli bangunan, memang aku kurang tau masalah membangun rumah, tapi kalau hanya sekedar mengaduk semen, mengecat, atau bantu-bantu mengangkat pasir jelas saja aku bisa, aku tidak dibayar perbulan tapi setelah pekerjaan ku selesai mau 10 hari, 1 bulan, 2 bulan jika dalam tempo itu kami selesai tugas maka di saat itu juga kami dibayar, bayarannya memang lebih besar sekarang dari kemaren, mencapai Rp800.000,- an lumayan bisa cicil motor, tapi pekerjaan ini tak selalu ada, jadi kalau ada pekerjan baru aku akan digaji.
Kakak ku menikah bulan ini, aku disuruh mendampinginya, awalnya aku menolak tapi kakak memaksa, akhirnya aku mau mendamping nya. Aku pergi ke rumah calon istri kakak, rumahnya besar tidak seperti guubuk reot milik kakak atau rumah bibi yang ada di desa, aku bingung kenapa ada wanita yang mau menikah dengan kakak ku yang tak tau apa-apa ini. Aku memasuki rumahnya keluarganya begitu ramah menyambut kedatangan kami, kami dipersilakan untuk makan dengan hidangan yang jarang sekali kami temukan tiap harinya, selesai makan kami dipersilakan untuk mencicipi hidangan yang lain dengan ruangan yang berbeda, calon istri kakak dari tadi mendampingi kami, tiba-tiba ada 2 orang gadis menuju ke arah kami yang satu tidak menggunakan jilbab dan yang satu menggunakan jilbab tampaknya mereka adik kakak yang jelas yang tidak menggunakan jilbab itu kakak nya mukanya terlihat lebih tua, dari yang memakai jilab, mereka menyalami kami, mereka duduk dekat calon istri kakak, aku hanya bisa diam tidak mengucapkan 1 kata pun dari muulut ku, kami disuruh duduk di ruangan lain, ruang yang lebih kecil lagi kami disuruh melipat tisu untuk makan,
Lalu wanita yang tidak pakai jilbab bertanya “kita belum kenalan, siapa namumu?”
Aku menjawab “vian, kalian?”
“aisah” kata wanita yang tidak memaki jilbab
“saya azzahra panggil saja zahra” kata wanita yang menggunakan jilbab.
Dia begitu mempesona, anggun, cantik dan sopan sesuai dengan namanya azzahra, terkadang dia tertawa, tapi tawanya juga membuat ku tertawa.
Aku mengeluarkan rok*k ku, azzahra memang duduk di samping ku, tapi aku tetap mengisap dan menghembuskan asap rok*k sepertii biasa, azzahra memang terlihat biasa saaja tapi tangannya selalu menuutup hidungnya, azzahra terkadang juga batuk-batuk kecil aku masih melanjutkan aktivitas ku. menghisap rok*k. azzahra pergi entah apa yang iya lalukan lama sekali iya tak kembali, akhirnya azahra kembali tapi zahra duduk agak jauh dari ku, azzaahra duduk di dekat jendela, jenndelanya terbuka lebar, entah itu disengaja atau tidak aku juga tak mengerti. Kami banyak ngobrol tapi belum satu pun aku tau informasi tentang zahra.
Keesokan harinya aku, kakak, calon istri kakak, zahra, dan juga kak aisah jalan-jalan keliling kampung untuk mampir di rumah-rumah tetangga untuk makan, tinggah ku sama yaitu selalu merok*k di setiap kondisi, aku melihat zahra yang selalu batuk-batuk jika aku sudah berada di dekatnya apa lagi jika iya tercium bau rok*k ku zahra lebih milih keluar ketimbang harus ada di dekat orang yang sedang merok*k, entah itu aku atau kakak, dan tak jarang juga kak aisah juga ikut keluar jika zahra sudah keluar. Dengan acara jalan-jalan ini, aku dan zahra bisa mengenal satu dengan yang lain zahra tau banyak tentang kehidupan ku, aku pun begitu banyak tau tentang zahra tapi mungkin masih banyak yang belum ku ketahui tentang zahra, namanya azzahra nur fatma iya sering dipanggil zahra, umurnya baru 16 tahun dia masih kelas 2 sma hanya beda 2 tahun dari ku, dia anak pertama dari 4 bersaudara adiknya semuanya laki-laki hanya dia sendiri yang perempuan. Ada satu hal yang membuat ku penasaran, akhirnya aku beranikan untuk bertanya
“za, kenapa setiap kali aku merok*k kamu selalu menghindar” tanya ku, azzahra tersenyum iya menjawab “aku gak suka rorok, apalagi asapnya” jawab zahra
“lho, kenapa?”
“itu gak bagus untuk kesehatan”
“oh.. ya?”
Zahra menganggukan kepala “kalau kakak kenal dekat dengan ku nanti kakak akan tau sendiri”
Aku tambah semakin bingung dengan semua tingkah laku zahra, iya begitu membuat ku penasaran.
Aku banyak bergaul dengan zahra sekarang, aku sekarang mengerti, aku tidak pernah merok*k di depan azzahra lagi
“umur kakak berapa?” tanya azzahra
“18 tahun za”
“kenapa gak kuliah?”
“kuliah? Enggak ahh, ngabisin biaya, lagian dengan kuliah gak menjamin akan banyak dapat uang dan pekerjaan, lagian sekarang banyak sarjana nganggur za” jawab ku
“memang ada sarjana pengangguran, tapi itu hanya sebagian kecil, yang sarjana S1, S2 saja susah untuk cari pekerjaan apalagi hanya tamatan SMK, di zaman sekarang semua orang berlomba-lomba untuk menjadi orang sukses, berlomba-lomba dalam hal kekayaan dan terkadang itu semua menyebabkan mereka semua kufur akan nikmat ALLAH SWT benar-benar lupa atau dilupakan. entahlah.”
“zahra nanti kuliah?” tanya ku
“mungkin, jika ALLAH mengizinkan aku akan kuliah”
“kenapa mungkin?”
“karena kita tak pernah tau umur kita sampai kapan, mungkin besok, minggu depan, atau beberapa bulan lagi semuanya ada di tangan ALLAH”
Aku hanya menganggukan kepala, mungkin semua yang dikatakan zahra ada benarnya manusia itu selalu kekurangan, tak mau bersukur dan kufur akan nikmat Allah, dan begitu juga dengan aku.
Dalam beberapa hari ini aku selalu bertemu dengan zahra, hari itu zahra mengajak ku sholat magrib berjamaah, aku hanya menganggukan kepala ku, tapi tak ikut sholat berjamaah dengan zahra dan keluarga calon istri kakak, aku dan kakak sholat sendirian di kamar, aku menganggap sholat sendirian lebih baik dari sholat berjamaah sebab aku tak pernah sholat berjamaah, aku tau ilmunya tapi aku enggan untuk melakukannya, selesai sholat zahra bertanya pada ku
“kenapa tak sholat”
Aku menjawab “aku sholat”
“kenapa tak berjamaah?”
“untuk apa?, aku bisa sendiri”
“sholat berjamaah itu pahalanya 70 derajat dari orang yang hanya sholat sendiri”
“aku tau itu”
“lantas kenapa tak dikerjakan?”
“aku tak terbiasa untuk sholat berjamaah”
“segala sesuatu yang telah menjadi kebiasaan itu berawal dari ketidak biasaan jadi terbiasa jika ada peluang, kenapa tidak dimanfaat kan dengan baik”
Seperti biasa aku hanya mengangguk dan pura-pura mengerti
“kakak tau sholat apa saja yang wajib dilakukan?”
“tau, sholat 5 waktu kan?”
“iya, wajib itu artinya apa sih kak?”
“emm, jika dikerjaan mendapat pahala dan jika tidak dikerjakan mendapat dosa”
“kalau gitu, kakak sudah mengerjakan sholat wajib itu?”
Aku terdiam sebentar “belum, hanya magrib yang aku kerjakan dan itu pun kadang-kadang”
“kenapa hanya magrib, ke-4 sholat lainnya kenapa tidak dikerjakan?”
Aku hanya bisa diam tidak untuk bicara
“neraka itu gak enak loh kak, gak bisa makan enak, kerjanya hanya disiksa atas apa yang telah iya lakukan di dunia, minuman ya nanah, jangan kan untuk duduk tersenyum saja mungkin tak bisa, orang yang selalu mengerjakan sholat 5 waktu, naik haji dan berzakat saja belum tentu bisa masuk surga, apa lagi kita yang banyak salah dan dosa”
Aku masih terdiam terkadang juga aku menghela kan nafas ku dan berfikir mungkin apa yang dikata kan zahra itu benar.
Waktu mendekati isya aku pergi ke masjid dekat sini, keadaan masih sangat sepi aku mengambil air wudu aku teringat akan perkataan ibu guru ku di SMP iya bilang kalau kita mau memasuki masjid sebelum duduk, kita dianjurkan untuk sholat tahyatul masid pengerjaannya boleh 2 rakaat saja, aku sholat, hanya ada aku sendiri disini aku merenung sempat terpikir bagaimana jika aku meninggal hari ini dan aku benar-benar dimasukan kedalam api neraka, apa benar aku tak akan dapat tersenyum lagi? Apa benar aku akan disiksa? Dan apa mungkin aku tak pernah bisa mencium bau surga ya Allah selama ini aku telah zalim, banyak meninggalkan perintah mu, mungkin dosa ku sekarang dak dapat ku hitung lagi, bertumpuk seperti gunung entah berapa banyak tumpukan gunung-gunung dosa ku, entah 2, 3, 4 bahkan 1000. Aku banyak menyia-nyikan orang yang sayang padaku. tak terasa air mata ku mengalir sedikit membasahi pipi ku, ada seorang bapak menghampiri ku dia menyuruh ku azan, tapi aku tak mau, aku lupa bait-bait azan sangking lamanya aku pernah mendengar azan, bila azan berkumandang aku seolah tak mendengar aku tetap asik dengan ponselku, itu lah kesalahan kecil yang akibatnya fatal untuk ku. Azan isya berkumandang aku mendengarkan dengan penuh penghayatan ku ikuti bait-bait azan aku merasa aku sudah tau, padahal tidak.
Keesokan hari nya aku masih ada di rumah calon isri kakak menunggu hari bahagianya kakak disini itung-itung aku bisa dekat dengan azzahra, zahra menghampiriku iya membawa 1 toples permen zahra memberikan permen itu pada ku, aku bingung untuk apa permen sebanyak ini? Tapi kata azzahra jika nanti aku mau berhenti merok*k aku bisa mengganti rok*k dengan permen jika setiap kali aku mau merok*k lagi. Aku hanya tersenyum dan berkata sepertinya aku tak butuh ini, tapi aku masih mengambil toples permen yang diberikan azzahra pada ku, aku menyimpannya di tas ku.
Detik pun berganti akhirnya hari yang ditunggu kakak tiba calon istri kakak memang sangat cantik dihari pernikahannya tapi tentunya azzahra lebih cantik dia begitu mengagumkan di setiap kesempatan, acara itu tiba begitu menegangkan tapi tidak dengan azzahra wajahnya begitu santai tak ada rasa gugup atau tegang sama sekali, itu lah istimewanya azzahra dia benar-benar istimewa, setelah acara selesai aku sengaja duduk di dekat azzahra,
“kamu gak tegang tadi?” tanya ku
Azzahra tersenyum “aku sudah terbiasa mengahadapi segala sesuatu yang tegang, aku berusaha untuk tidak tegang mencoba untuk tenang agar nantinya kita terbiasa menghapi segala masalah dengan tenang, walaupun sebenarnya kita tidak tenang”
Aku hanya menganggukan kepala ku “emm, za kamu tolong jawab yang jujur ya kanapa kamu kalau bau asap rok*k dikit aja kamu batuk?”
Lagi-lagi zahra tersenyum “nanti kakak tau sendiri”
“tapi aku mau tau sekarang!”
“bener mau tau?”
Aku menganggukan kepala
zahra menjawab sambil tersenyum “aku perok*k pasif kak”
“apa itu?”
“kakak gak tau?”
Aku mengelengkan kepala ku
“cari tau sendiri saja ya kak, aku gak bisa menjelaskan”
Aku hanya mengangguk dan pura-pura mengerti.
Beberapa minggu setelah pernikahan kakak, aku dan kakak ku hanya tinggal di rumah istri kakak, sama sekali aku tak pernah bertemu dengan azzahra, aku hanya bisa menatap pertmenn yang telah diberikan azzahra pada ku.
Kringgg… kringgg… kring…
Ibunya istri kakak atau sering ku sebut ibu mengangkat telpon
“hallo,”
“waalaikum salam”
“hah? Sekarang ada di ruang mana?”
“ohh iya iya nanti kami akan kesana”
Ibu menutup telponnya iya masuk ke kamar, istri kakak bertanya,
“ada apa ma?”
“azzahra masuk rumah sakit ti, ibu harus kesana”
Aku terkejut, kembali diam dan tak dapat berkata apa-apa ibu lewat didepan ku “ibu aku ikut” ajak ku
Ibu mengangguk, aku kembali ke kamar membawa tas yang hanya ada permen dari azzahra yang ku bawa, aku dan ibu mencari ruangan azzahra aku ingin cepat bertemu dengan azzahra, sesampainya aku di ruangan azzahra, aku hanya melihat azzahra terbaring lemas di tempat tidur iya bernafas menggunakan tabung oksigen, apa yang terjadi? Kenapa semuanya serba rahasia? Aku keluar dari ruangan, aku melihat ayah azzahra duduk di sebuah kursi, aku mengahampirinya aku bertanya,
“pak, azzahra sakit apa?”
Terlihat begitu banyak penyesalan dari wajah ayah azzahra
“ini semua salah saya”
“kenapa pak” aku bertanya lagi
“coba saja kalau saya tidak merok*k”
“tapi, bukan kah bapak memang tidak merok*k”
“saya baru berhenti merok*k 3 tahun yang lalu setelah saya tau azzahra mengidap penyakit Bronkitis kronis”
“apa itu pak”
“bronkitis kronis adalah gangguan pernafasan jangka panjang dimana peradangan dan produksi dahak dapat berlangsung selama tiga bulan dalam setahun selama dua tahun berturut-turut, penyakit ini biasanya disebab kan oleh orang yang merok*k”
“tapi pak, bukan ya zahra tidak merok*k”
“benar, zahra memang tidak merok*k tapi zahra menjadi perok*k pasif selama 13 tahun dari dia bayi dia sudah jadi perok*k pasif dan itu karena saya”
“perok*k pasif, apa itu pak?”
“mereka yang tidak merok*k kemudian asap rok*k juga terhirup dari orang yang merok*k, meraka mempunyai resiko yang sama masalah pernafasan”. hening. sejenak saya berfikir
“saya dulu adalah perok*k berat, saya bisa sehari menghabiskan 1 bungkus rok*k dan zahra selalu ada di dekat saya dari kecil sampai sekarang dan zahra yang sakit bukan saya, dan sekarang penyakit zahra sekarang makin bertambah parah saya tak tahu harus melakukan apa lagi saya bingung” lanjut ayah zahra
“pak, bapak harus sabar ya”
Aku berjalan gontai membelakangi ayahnya azahra hati ku tiba-tiba berdenyut, sedih, aku tak mampu membendung air mata ku aku berlari, berlari kencang, aku seperti orang ling-lung, aku mencari masjid atau musolah untuk sekedar menengkan hati ku suara zahra selalu terngiang-ngiang di telinga ku, aku takut, takut jika harus kehilangan zahra, aku menyandarkan diriku pada dinding masjid yang sendari tadi ku cari aku mengambil air wudu’ aku sholat malam berdoa akan keselamatan zahra aku menangis dalam doa ku, aku benar-benar tak mau akan kehilangan zahra, aku tak berpikir apa-apa, aku langsung membuang rok*k ku ke kotak sampah sekarang aku baru tau kenapa selama ini zahra tak menyukai rok*k, dan juga kenapa zahra selalu memaksa ku untuk tidak merok*k. Aku kembali ke rumah, sesampainya aku di rumah aku langsung tidur di kamar aku merasa lelah.
Malam pun berganti, bergulir mendekati siang aku kembali bangun menatap pancaran cahaya yang masuk ke dalam selah-selah kamar ku, rencana untuk hari itu aku akan pergi ke rumah sakit lagi untuk menjenguk zahra, pagi sekali aku telah bergegas pergi sesampainya aku di rumah sakit aku melihat keadaan yang begitu gaduh semua orang menangis aku masih berdiri hanya sekedar melihat, dokter keluar dari ruang azzahra, wajah dokder sudah mengambarkan jelas aku kembali membendung tangis sebelum dokter bicara, setelah jelas semua air mata ku tak bisa dibendung lagi aku terduduk diatas kursi, menangis. aku seakan tak percaya gadis kecil yang ku kenal 1 bulan lalu telah pergi jauh sekali meninggalkan orang-orang yang iya cintai dan meninggalkan perih yang berbekas di hati, aku tak pernah merasa kehilangan seperti ini, apa ini yang dialami ayah saat harus kehilangan ibu? Aku mengalaminya lagi, senyum manisnya selalu tergambar dalam ingatan ku, suara ya pun begitu, aku mengambil permen pemberian azahra aku memeluknya erat, ini lah satu-satunya pemberian azahra untuk ku, kemarian aku mengatakan permen ini tak ku butuh kan tapi sekarang aku benar-benar sangat membutuhkannya, zahra begitu banyak memberiku arti kehidupan yang sesungguhnya, memotivasiku dari pengalaman hidupnya bahkan sepahit apapun hidup yang harus iya jalani iya masih tetap tersenyum tenang dihadapan semua orang.
Air mata ku mengalir lebih deras saat aku kembali menyaksikan zahra yang telah dibungkus kain kafan, iya dimasukan ke dalam lubang yang kecil, isak tangis menyelimuti pemakaman zahra semua orang mencintai zahra tapi kenapa iya harus pergi begitu cepat, iya memberi tau ku segalanya, pengetahuan yang sangat berarti dan pelajaran yang sulit ku mengerti, aku kembali ke rumah mata ku bengkak, aku masih sulit menerima kenyataan ini. Aku lebih suka di kamar setelah pemakaman zahra.
Hari itu aku melihat ayah azahra di rumah, kakak memanggil ku, aku turun dan menemuinya ayah zahra bertanya,
“vian, apa kamu mau kulia?”
Aku terdiam, bengong,
“vian?”
“kenapa ya pak?” jawab ku
“zahra perna cerita tentang kamu, tapi kami abaikan lalu setelah zahra meninggal kami begitu banyak menemukan surat di kamarnya salah satunya ini,
Dear papa, mama
Pa, ma, mungkin saat papa dan mama membaca surat ini, azzahra udah gak ada tapi zahra tetap ada kok pa, ma di hati kalian semua.
Pa, papa masih ingat kan anak yang perna zahra ceritakan sama papa?
Namanya vian pa, dia sudah kehilangan ibunya sejak 8 hari ia dilahirkan, zahra kasihan pa, dia seharusnya kuliah pa, tapi mungkin dia gak punya biaya, dia mau jadi orang kaya tapi gak mau sekolah, papa tolong aku ya, ajak dia supaya dia mau sekolah dan aku mohon anggap dia jadi anak papa, jika kata papa, papa sudah menabung untuk kuliah ku tapi sayang pa sepertinya umur ku tak sampai kejenjang kuliah, papa biayain vian kulia ya, pliss.
Azzahra sayang kalian semua.
Azzahra nur fatma
Suara tepuk tangan dari teman-teman terdengar kencang. Aku tersenyum dan kemudian berdiri tak terasa air mata ku mengalir lagi saat 1 tahun ini aku telah kehilangan zahra.
“nah teman-teman itu lah kisah hidup ku terimakasih untuk waktunya”
Selesai
Cerpen Karangan: Ririn Nurpi Herwanti
Facebook: Ririn Nurpi

http://cerpenmu.com/cerpen-islami-religi/demi-masa.html
10.40 | 0 komentar | Read More

Cerpen Cinta Islami: Nyanyian Cinta

Kembali berkisah….
Tentang sebuah cinta…
Udara panas di siang hari menambah buliran-buliran keringat di keningnya. Jilbab biru yang dikenakannya terus berkibar tertiup angin sedari tadi. Wajahnya terlihat lelah. Namun kedua bola matanya yang bening masih memancarkan ketenangan dan kedamaian. Laelatul namanya. Nama yang memiliki arti malam seribu bulan.
http://img.okeinfo.net/dynamic/content/2008/01/09/19/73975/l25Oxds3Ab.jpg?w=400Laela baru saja pulang dari rumah Hasan, calon suaminya. Namun status itu kini tak lagi disandangnya, semenjak keluar dari rumah lelaki itu. Sebulan yang lalu, Hasan yang baik hati dan sopan budi pekertinya, datang ke rumah Laela untuk melamar dirinya.
Hati siapa yang tak bahagia dilamar lelaki baik hati yang rupawan dan berkecukupan itu? Namun hati siapa yang tak sedih saat mendengar permintaan orang tua si lelaki, untuk meninggalkan ibunya karena tak bisa melihat betapa indahnya dunia ini?
Orang tua si lelaki tak mau menanggung aib, memiliki besan yang buta. Dengan berat hati, Laela memilih keluar dari rumah lelaki itu. Yang berarti memutuskan pertunangannya dengan lelaki itu. Karena Laela tak mau menjauhi surga di telapak kaki ibunya, walau harus kehilangan lelaki yang ia cintai.
Laela berjalan di tengah panas yang terus menyengat kulitnya, walaupun busana muslim menutupi tubuhnya. Serta suara bising dari mobil-mobil yang berseliweran di jalan. Tangannya mengusap keringat yang bercucuran di keningnya. Hatinya tak merasa menyesal dengan memilih memutuskan pertunangannya dengan lelaki itu. Namun hatinya sedih mengingat permintaan calon mertuanya.
Bibirnya gemetar, lamat-lamat memanggil ibunya. Dan sekelebat bayangan masa lalu menghampirinya. Seperti sebuah reklame film yang dipertontonkan padanya. Reklame film itu menampilkan kehidupan masa kecilnya yang bahagia. Dimana ada ayah dan ibunya, tentu saja keadaan ibunya yang masih bisa melihat. Sampai peristiwa menyedihkan itu terjadi. Peristiwa yang merenggut nyawa ayahnya dan penglihatan ibunya. Sementara dirinya diberi hidayah kesehatan sampai sekarang ini.
Diam-diam matanya terasa panas. Dan air matanya mengintip di balik kelopak matanya yang indah. Hingga membentuk sungai kecil yang mengalir di pipinya.
“Astagfirulloh. Ibu, sungguh berdosa kalau aku sampai menuruti keinginanku. Bagaimana durhakanya aku kalau aku sampai meninggalkan Ibu.” Terdengar isak tangis Laela yang terdengar memilukan.
Detik berikutnya kedua kakinya berlari menuju rumahnya. Ia ingin segera bertemu dengan ibunya. Memeluknya erat. Dan berkata betapa besarnya ia menyayangi ibunya. Dan tak ingin sedetik pun berpisah dengan ibunya.
Begitu melihat rumahnya, Laela langsung menuju ke tempat ibunya berada. Sebuah kamar sempit berukuran 2×2 meter, menampakkan seorang wanita setengah baya yang sedang duduk di atas sajadah. Mukena putih pemberian Almarhumah suaminya melekat di tubuhnya. Semerbak aroma wangi, sewangi kesturi menyambut kedatangan Laela.
Laela mendekati ibunya dan memeluk erat. Tanpa dikira, air hangat meluncur begitu saja di pipinya. Dengan gemetar, bibirnya berucap,
“Ibu, aku sangat menyayangi Ibu. Dan tak ingin sedetik pun berpisah dari ibu.” Lirih Laela sambil tersedu.
Tangan hangat ibunya membelai kepala Laela dan mencium kening putri semata wayangnya.
“Ibu juga menyayangimu, Nak.”
“Maafkan aku Ibu, yang belum bisa membahagiakan Ibu. Dan maafkan aku juga yang sempat memiliki pikiran untuk meninggalkan Ibu. Kukira dengan keadaan ibu yang sekarang akan menghalangi kebahagiaanku. Sungguh betapa berdosanya aku jika melakukan hal itu Ibu.”
“Ketidakmampuan Ibu melihat dunia ini menjadi rasa syukur bagi Ibu, untuk tidak melakukan zina mata. Walau kegelapan yang Ibu lihat, ada cahaya Allah yang disorotkan kepada Ibu. Lewat hati, Ibu bisa melihat, Nak.”
Laela semakin merasa bersalah pada ibunya setelah mendengar ucapan ibunya.
“Ibu tahu Nak, kalau orang tua Hasan tak mau Ibu mendampingimu setelah kamu menikah nanti. Lalu apa daya seorang Ibu yang tak bisa melihat secara fisik ini untuk melarangmu meninggalkan Ibu. Namun Ibu tak mau meninggalkan cinta dari Tuhan Ibu, yaitu Allah SWT.”
Isakkan Laela semakin keras. Hatinya semakin bersalah.
“Aku akan tetap disini, bersama Ibu. Aku tak peduli pada orang yang hanya mencintaiku saja. Tanpa mencintai Allah dan Ibu.”
“Ibu yakin suatu saat nanti, kamu akan mendapatkan suami yang baik dan soleh. Yang mau menerimamu apa adanya. Bukankah jodoh, rezeki, dan kematian sudah di atur yang di Atas. Dan Ibu selalu mendoakanmu menjadi anak soleha dan istri yang soleha. Bagi semua Ibu, kebahagiaan anak-anaknya adalah harta yang paling berharga.”
Dua tahun kemudian terdengar suara merdu perempuan separuh baya yang tengah melantunkan ayat suci Al-Qur’an di tengah-tengah orang banyak. Semua orang menyimak dengan khusyu, termasuk Laela yang hari itu terlihat seperti bidadari dalam balutan kebaya putih.
Hari ini, Laela tengah melangsungkan pernikahannya dengan seorang pemuda yang dikenalnya enam bulan lalu, Yusuf namanya. Pemuda itu mau menerima keadaan Laela yang yatim dan memiliki ibu yang tak bisa melihat. Karena ketulusan hati Yusuf, Laela mau menerima lamaran Yusuf untuk menjadi istrinya.
Dan di tengah-tengah acara yang membahagiakan itu, Laela menyaksikan sang ibu yang dengan khusyuknya membaca surat An-nisa. Lantunan ayat suci begitu deras mengalun di bibir keriput itu. Membentuk sebuah syair indah. Syair cinta untuk Allah.
Dan baru disadari Laela, bahwa inilah yang disebut dengan nyanyian cinta. Nyanyian yang ditujukan kepada sang pencipta, Allah SWT. Nyanyian cinta yang mampu menggetarkan hati setiap pendengarnya.
~Selesai~
Cerpen Karangan: Mia
Facebook: www.facebook.com/der.laven3

http://cerpenmu.com/cerpen-islami-religi/nyanyian-cinta.html
10.36 | 0 komentar | Read More

Cerpen Islami Pilihan: Pertemuan Singkat

Kulangkahkan kaki keluar kelas yang sangat membosankan dan suntuk. Siang hari yang cukup terik di kampus, hanya segelintir orang yang rela berpanas-panas di jalan, sementara yang lain sepertinya nyaman duduk di bawah pohon yang rindang. Menyebalkan sekali ketika mata kuliah selanjutnya ada diakhir waktu pada sore hari pukul lima, masih ada jeda waktu yang panjang untuk menunggu.
Suara azan zuhur menggema dari masjid kampus yang letaknya tidak jauh dari kelasku. Tanpa ragu kulangkahkan kaki ke masjid untuk salat zuhur dan tidur sejenak untuk melepas suntuk.
Dari sudut mataku bisa kulihat sepasang mata sedang mengawasiku dengan lekat saat aku mengambil air wudhu. Tak kuindahkan tatapan perempuan itu, aku bergegas ke dalam masjid dan memulai salat zuhur. http://fananihendy.files.wordpress.com/2008/10/hanya-rerumputan4.jpgBerbagai rapalan doa kupanjatkan, aku memohon agar keluargaku selalu diberi perlindungan, dan untuk ibu semoga diberi ketabahan dalam mengurus anak-anaknya termasuk aku, semoga ia selalu sabar dalam menjalani kehidupannya yang sendiri mengurus kami. Dan untuk ayah, berilah ia selalu kebahagiaan dengan keluarga barunya. Aku menyadari walaupun kenyataannya orangtua kami bercerai, aku lebih bisa melihat wajah ibu yang segar kembali dan tidak ada beban mengkhawatirkan ayah yang selalu pulang malam dengan pacar barunya.
Kuusap wajahku dengan kedua tanganku seraya mengamini doaku. Aku duduk disudut pojok masjid dengan posisi yang cukup nyaman dengan tas yang kujadikan alas untukku tidur.
Sosok perempuan tadi kembali menghampiriku masih dengan tatapan tajamnya. Wajah dan rambut panjangnya basah, mungkin ia ingin meminjam mukena milik masjid yang sudah terlipat rapi di sampingku.
Aku tersenyum simpul sambil menyodorkan mukena kepadanya.
“Untuk apa?” Tanyanya datar kepadaku.
Aku memutar bola mata dan menjawab pertanyaannya dengan nada jengkel.
“Ya untuk salat. Kamu kesini untuk salat kan?”. Lalu ia menatapku lagi dengan tatapan sinis.
“Maksudku, untuk apa kau salat? Salat bisa membuatmu bahagia?” Tanyanya sinis.
Aku terperanjat kaget, berani-beraninya perempuan ini berkata begitu, dadaku panas dan tersulut emosi.
“Ya, aku bahagia, karena hanya dengan salat aku bisa bertemu Tuhan” jawabku tegas.
Perempuan itu kembali menatapku dengan tatapan yang menyebalkan.
“Kau tahu? ada hamba-Nya yang tak pernah ingkar sekalipun kepada-Nya. Namun, ketika hamba-Nya tertimpa musibah, Ia sama sekali tidak menolong hamba itu. Aku khawatir kalau Tuhan kita selama ini tertidur” Katanya dengan nada yang kini menginggi. Sudah cukup aku bersabar dari tadi, tuturnya sudah cukup membuatku muak karena menghina apa yang aku percayai.
“Apa maumu? Siapa kamu? Berhentilah menjengkelkan! Kalau kau tidak percaya dengan Tuhan, keluarlah kau dari tempat ini dan tinggalkan aku!” Tuturku dengan nada meninggi, semua orang di dalam masjid memandangku dengan tatapan betanya-tanya. Namun, perempuan ini hanya tertunduk kaku dan menitikkan air mata, aku bingung, apa yang sudah kuperbuat? Perempuan ini sepertinya sedang tertekan dan aku malah membuatnya semakin tertekan.
“Ceritakanlah apa yang ingin kau ceritakan”
Setiap tutur katanya selalu dibarengi dengan air mata. Aku hanya bisa menenangkannya tanpa mampu memberi solusi tentang ceritanya yang begitu rumit. Kucerna sedikit demi sedikit ceritanya, namun semakin kesini, semakin aku ingin juga mengeluarkan air mata.
Namanya Laras, anak kedua dari dua bersaudara, kakaknya adalah seorang laki-laki yang sudah kerja menjadi Tenaga Kerja Indonesia di Arab Saudi, hingga tinggallah ia bertiga dengan ibu dan ayahnya.
Laras adalah anak yang pintar, ia kuliah disini juga, di jurusan Ilmu Komputer dengan beasiswa prestasi penuh. Aku terkejut, terlintas dipikiranku ia adalah seorang yang jenius. Lalu ia juga taat pada agama, selalu menjalankan perintah-Nya. Namun, pada suatu titik tertentu dimana di bagian hidupnya ia meragukan keberadaan Tuhan. Hingga ia menceritakan bagian yang lebih banyak menguras air mata untuk diceritakan.
Keluarga Laras tinggal di lingkungan tempat prost*tusi dan kelab malam ilegal, Laras sudah sering meminta kepada ibunya untuk pindah kontrakan karena lingkungannya sangat rawan sekali. Namun, keluarga Laras bukanlah keluarga yang mudah untuk berpindah-pindah tempat tinggal, bukanlah keluarga yang mudah untuk mengabulkan permintaan anaknya. Namun, ibu Laras bekerja keras dengan menjadi penjual nasi uduk setiap pagi di depan kontrakannya. Sampai pada suatu malam, ayah Laras pulang ke rumah dalam keadaan mabuk berat dan diseret oleh dua lelaki berbadan besar dan kekar. Mereka akan membakar rumah ini dan segala isinya apabila ayah Laras tidak melunasi hutang-hutangnya yang terlampau banyak. Laras dan Ibunya sangat ketakutan, ini bukan sekali dua kali ayahnya membuat ulah, barang-barang di rumah Laras juga habis digadaikan di meja judi.
Dengan pikiran yang masih dipengaruhi alkohol, ayah Laras menarik Laras dan melemparkannya ke arah dua lelaki itu sebagai pengganti hutang-hutangnya. Batin Laras terpukul, ia kecewa ayahnya sendiri menyerahkan dirinya seperti binatang, tidak berperikemanusiaan.
Kedua Lelaki itu kemudian menyerahkan Laras ke bos mereka yang meminjamkan uang kepada ayahnya. Sebagai gantinya, Laras harus menjadi P*K dan hasil ia “kerja” harus ia setorkan ke bos itu atau dengan ancaman keluarga Laras akan dibunuh tanpa sisa. Malam-malam yang Laras lalui seperti disayat-sayat pisau lalu dikucuri air jeruk nipis, perih, pedih dan menyakitkan tanpa jeda.
Hingga di dalam semua kekalutannya, Laras kabur dan berada di sini, merambah masjid yang sudah jarang ia rambah sejak kejadian itu. Namun, aku tertegun di antara semua keraguannya, ia masih mengingat tuhan dan ingin menyembahnya walau dengan perasaan takut. Takut karena ia mengangap dirinya kotor.
“Aku percaya Tuhan itu ada. Tetapi mengapa ia tega membuatku seperti ini?. Aku bukan hamba-Nya yang sombong, aku selalu mengerjakan perintah-Nya, dan menutup auratku. Tetapi lihat sekarang, Tuhan membiarkan auratku terbuka, membiarkan aku seperti ini. Apa Tuhan mendengarku dengan baik disini? Apa ia masih menerima sujudku setelah ini? atau memang sebenarnya dia memang tak ada untukku?”
Tutur Laras yang tangisnya kembali pecah. Aku mencoba menenangkan Laras kembali.
“Laras, kamu percaya kan kamu punya otak? Tapi apa kamu bisa melihat otakmu sendiri? Kamu juga bisa melihat cara kerjanya? tidak kan?. Analogi itu sama dengan analogi Tuhan, kita tidak bisa melihat-Nya, kita tidak bisa melihat cara kerja-Nya. Laras, aku yakin kamu juga tahu kalau letak keimanan kita bukan dipikiran kita, tapi ada di hati kita, Ras. Karena pikiran tidak bisa menangkap hal diluar dari pengamatan indra secara faktual.” Jelasku dengan nada yang pelan, menghindari agar dirinya tidak menangis dan tersinggung. Laras kembali memandangku, dan kini ia memberi sebuah senyuman yang manis. Sambil mengusap air matanya, ia berkata lagi kepadaku.
“Kau benar, seharusnya aku memang tidak mempertanyakan keberadaan Tuhan. Aku hanya perlu menanyakan satu hal, mengapa Tuhan menghancurkan masa depanku seperti ini. Itu saja, Nesia!. Terimakasih kau bersedia mendengarkan ceritaku yang sangat tidak berguna. Aku akan protes sendiri ke Tuhan kita” Ucapnya keras. Lalu ia berdiri, mengeluarkan sebuah pistol dan mengacungkan ke pelipis kanannya sendiri.
“Laras, jangan lakukan itu! percayalah kalau ini semua hanya ujian dari Tuhan. Aku yakin kamu bisa melewatinya dan mengulangnya menjadi manusia yang baru, Ras!” Teriakku semakin takut, seluruh orang yang berada di dalam maupun di luar masjid berusaha menggagalkan rencana Laras, namun tak ada satupun yang berani mendekatinya.
“Jangan mendekat! ini urusanku dengan Tuhan!. Nes, kalau memang Tuhan bisa menyelamatkanku dari peluru ini, aku percaya ia memang ada, tetapi kalau tidak, aku meragukan-Nya!” Teriaknya lantang, air mata kembali membasahi pipinya yang merah.
“Ras, itu bodoh! kau jelas akan mati!. Percayalah bahwa semua deritamu akan berujung bahagia, jangan akhiri hidupmu seperti ini, Tuhan bisa murka!” Teriakku tak kalah keras, air mataku tumpah, aku tidak mengerti bagaimana aku bisa dengan jelas merasakan kepedihan hati Laras.
“Oh ya? Jangan sok tahu! Aku akan bertanya sendiri kepada-Nya.”
Kemudian suara tembakan terdengar, dan perempuan yang menjengkelkan beberapa jam yang lalu kini tergeletak tak bernyawa di pelataran masjid dengan lubang peluru di pelipis kanannya.
Semoga kamu menemukan jawabanmu, Ras.
Cerpen Karangan: Erna Cahyani
Blog: http://starersnew.blogspot.com
Facebook: Erna Cahyani
Perkenalkan, nama saya Erna Cahyani, Mahasiswi tingkat dua di salah satu Universitas Negeri di Jakarta. Cerpen yang berjudul “Pertemuan Singkat” ini adalah karya saya yang telah dimuat di blog pribadi saya www.starersnew.blogspot.com . Ide cerita ini berdasarkan hasil introspeksi diri saya terhadap seluruh pertanyaan-pertanyaan saya terhadap kehidupan ini, termasuk kepada Tuhan. Semoga kisah cerita ini bisa menginspirasi banyak orang yang membaca cerita ini, bahwa Tuhan hanya bisa ditemui saat kita berdoa, bukan saat kita memutuskan untuk mati dengan cara sendiri.
Terimakasih :)

http://cerpenmu.com/cerpen-islami-religi/pertemuan-singkat-5.html
10.32 | 0 komentar | Read More

Cerpen Islami Terbaik: Adilkah Tuhan Kepada Kita?

Banyak kalangan remaja yang saat ini mengaku bahwa dirinya muslim namun pada kenyataannya jarang menjalankan apa yang diperintahkan oleh Tuhan yang maha kuasa. Apakah kita berhak mengatakan bahwa kita muslim? Apabila kenyataannya seperti demikian. Bukan hanya itu saja, bahkan ada juga yang mengatakan bahwa tuhan itu tidak adil terhadapnya. Saya bisa mengatakan hal tersebut karena teman SMA saya sendiri yang mengatakan hal tersebut karena apa yang diinginkan agar bisa lolos di tes PTN tidak terwujud padahal kata teman saya, dia siang malam shalat dan berdoa tidak pernah ditinggalkan ketika sebelum pelaksanaan tes PTN. Dan saya bertanya kepada teman saya yang bernama Bagus Syahreza, “apakah kamu selalu menjalankan ibadah itu ketika tidak ada yang kamu inginkan?”. Lalu dia menjawabnya,” iya sih, walaupun tidak serajin saat tes”.
http://desiharahap.files.wordpress.com/2012/12/tuhan-itu-tahu1.jpgTahu kah kita semua, bahwa kita sebagai seorang remaja sebagai generasi penerus bangsa tidak layak mengatakan hal tersebut. “Allah selalu memberikan apa yang kita inginkan bukan apa yang kita butuhkan”. Banyak dari kita yang selalu mengeluh dengan apa yang kita inginkan tapi tidak terwujud padahal tahu kah, Allah telah mempersiapkan tempat yang terbaik buat kita. Dan itu saya alami sendiri, ketika masuk SMP walaupun itu SMP yang favorit di daerah saya, namun saya kurang suka karena teman saya banyak yang tidak mendaftar disitu dan hasilnya sekolah saya hancur itu berbeda 180 derajat ketika di SMA, walaupun sekolahnya biasa saja, namun saya suka dan hasilnya saya bisa mendapatkan ranking tiap semester. Dan yang saya minta kepada Allah adalah agar saya diberikan tempat yang terbaik bukan yang di anggap orang itu adalah tempat yang terbaik. Dan yakinlah kita, khususnya remaja yang mengaku muslim, janganlah kalian semua mengatakan bahwa Allah tidak adil karena ketika keinginan kita tidak terwujud, yakinlah Allah telah menyiapkan tempat yang terbaik untuk kita dan di tempat itulah kemungkinan kita bisa lebih sukses daripada tempat yang kita anggap yang terbaik.
Dan saya bisa mengatakan hal demikian, karena itu dari pengalaman saya pribadi dan juga pengalaman dari teman saya sendiri. Sebagai remaja muslim yang baik, jangan pernah mengatakan bahwa tuhan tidak adil, toh sebenarnya kita yang tidak adil kepada tuhan karena saat kita disuruh mengerjakan apa yang disuruhnya banyak yang lupa atau malas. Kita hanya ingat ketika saat kita membutuhkan tuhan, pantaskah tuhan mewujudkan keinginan kita apabila kita tidak pernah mendengarkan perintahnya dan bahkan banyak remaja Indonesia yang mengerjakan apa yang dilarangnya.
Dari saya yang terakhir, kerjakanlah apa yang diinginkan tuhan kita terlebih dahulu dan yakinlah bahwa tuhan akan mewujudkan keinginan kita.
Cerpen Karangan: Irwan Ahmad Rozaki
Facebook: Lioneljozz19[-at-]yahoo.com

http://cerpenmu.com/cerpen-islami-religi/adilkah-tuhan-kepada-kita.html
10.29 | 0 komentar | Read More

Cerpen Islami Inspirasi: True Friend

http://pad3.whstatic.com/images/thumb/b/b2/Find-a-True-Friend-Step-13.jpg/670px-Find-a-True-Friend-Step-13.jpgSepi rasanya ketika sahabat yang menjadi sandaran jiwa, pergi meninggalkan kita. akan ada ada pula rasa kehilangan tatkala dia tidak mau mengenal dan berelasi lagi dengan kita. Bahkan terasa pahit saat sahabat yang dulu baik bagaikan malaikat, kini menjelma menjadi seorang yang tidak berperasaan. Tapi apakah masih bisa dinamakan sahabat? apakah masih sahabat jika keberadaanku dianggapnya hanya sebuah hiburan? Aku tidak sekedar dari sebuah proyek yang ketika berjaya dan semua orang mengakui eksistensiku, ia ada di sampingku. Tapi ketika aku rapuh dan terpuruk, ia mencaci dan mencampakkanku bak onggokan sampah tak berguna…
“jangan sok perfect, deh…!” Dona begitu saja menghujamkan kata-kata itu. Membuatku terkesiap, dan tak lagi berselera dengan makanan yang ada di hadapanku. Tenggorokanku tecekat, mataku panas menahan tetesan-tetesan keperihan. Kata-kata Dona bagaikan angin di musim dingin, demikian lincah meliuk-liuk memasuki rongga pendengaranku. Dona melangkah meninggalkanku, hening.
Kini aku seperti tersesat di labirin tak bertepi. Setiap hari hanya bermuram dengan kenangan yang aku sendiri telah kehilangan jejaknya. Dingin musim hujan kurasakan bagai terik kekeringan di padang pasir yang mengharapkan oase.
Pukul 15:10. Langit telah kelabu, awannya bergelung-gelung tersapu angin. Suasana yang begitu khas di musim ini. Aku masih terpekur berdiri di pinggir jalan di sebuah perempatan. Beberapa kendaraan umum yang berlalu lalang sesekali menawarkan tumpangan. Namun kutolak karena aku masih malas untuk pulang. Aku merasa tak banyak yang bisa kulakukan di rumah selain mengurung diri di kamar. Pfiuhh… sebentang gerimis pun terberai dari langit. Disusul hujan yang berdesing melindap alam raya ini. Aku sendiri belum beranjak dari pijakanku, berteduh di depan sebuah kios fotokopi, saat tiba-tiba seseorang dengan jaket yang agak lepek menghampiriku…
“ehmm…” Azmi menyapaku. Aku melengos menahan senyum yang enggan kutampakkan padanya.
“kenapa, sih.. lagi ada masalah ya? Sharing aja lagi…” mata Azmi bergerak-gerak seperti mencari sesuatu. Tapi aku tetap tidak menghiraukan kata-katanya.
“jelek tuh kalau cemberut gitu, anggra?! anggra jelek…” Azmi meledek. Ada kemistri tidak tepat yang menghantam pikiranku. Membuatku ingin meledak di depannya. Aku hanya tersenyum miris, iba dengan kepolosan Azmi. Sahabatku yang paling tulus itu malah sering kuabaikan. Aku memang tidak tahu diri. Mengukir keburukan sahabat di atas batu, sedang mengukir kebaikannya di atas air.
“pulang kuliah?” tanyaku akhirnya. Azmi tersenyum mengangguk.
“kamu sendiri dari mana?”
“dari sanggar kerja…” Jawabku datar.
“ehh.. udah mau ashar, aku duluan, ya! Nanti sharingnya lewat sms aja, hehehe…” Azmi berlalu dengan sekilas senyum yang hangat. Kupandangi langkahnya hingga menghilang di balik jendela sebuah kendaraan umum.
Pukul 20:40. Kilat dan petir masih mengisyaratkan hujan takkan reda seketika malam itu. Perlahan lagu-lagu melankolis Opick mengalun dari winamp di laptopku. Tanpa sadar tanganku membuka file foto-fotoku saat SMA. Ada Dona yang tersenyum lebar sambil merangkul pundakku. Tapi aku sangat kenal, itu adalah Dona yang dulu. Yang pernah menjadi sahabat dekatku dan telah mengenalkanku pada banyak hal. Ia berubah semenjak aku menduduki posisinya di perusahaan sebuah majalah tempat kami bekerja. Dona diturunkan jabatannya lantaran ia pernah absen selama tiga minggu dari pekerjaannya tanpa alasan, bahkan ia tidak mau menceritakan apa masalah yang menimpanya. Mungkin ia tersinggung hingga semenjak itu ia bersikap acuh dan sinis padaku. Dan mungkin juga tadi siang adalah kata-katanya yang kudengar terakhir kali. I am quite. Aku ingin fokus di sanggar penulisan.
Handphoneku berdering dengan tune sms. Aku terkesiap membaca tulisan yang tetera di layarnya.
- assalamu alaikum ukhtiy… dah sholat isya? Pengirim: azmi.
Aku tak bisa untuk tidak membalas kali ini. Aku sadar belakangan ini sudah terlalu sering aku mengabaikan sahabat lamaku ini.
- waalaikum salam. Udah
- ya udah tenang aja! Jangan bad mood terus, selama ada sahabat kayak aku yang udah biasa jadi penampungan masalah…
- yah… sayangnya masalah-masalahku udah ditumpahin semua di kening sajadah
- bagus tuh… Dia kan Penghandle paling bijak?
- yoi.. eh mi, kenapa, sih kita harus membutuhkan sahabat?
- sahabat kan kayak “sampoerna ijo”: gak ada loe gak rame! Karena kalo udah sama sahabat bisa kayak XL: segala-galanya segila-gilanya… keberadaan sahabat sering seperti “mizone” membuat kita: be 100%. Pokoknya kayak “chitato” banget, deh: life is never flat…! Makanya selalu bareng sahabat bikin hidup terasa seperti “beng-beng”: asyiiik beratz.. iya gak?
- hakshakshaks… lagi jualan buu?
- maklum putri iklan… tapi nggra, sebenarnya punya sahabat itu bukan tujuan hidup kita. Kita harus tetap kuat dan tegar meski sahabat kadang gak bisa di samping kita. Asalkan kita selalu dekat dengan Dzat yang menguatkan kita
Aku terhenyak membaca sms Azmi. Ia benar…
- anggra… by the way kerudunganku yang warna krem masih sama kamu kan? Balikin donk…
- iya ada. Ntar ana anterin, deh…
- alhamdulillah.. lagian yang namanya anggra pake kerudungnya Britney spears juga masih tetep jelek kok…
- udah tau jelek masih jealous aja!
- yaaa coz sampai sekarang aku belum bisa ngalahin jeleknya kamu, hehehe…
- bagus, deh… mi kapan libur?
- ada, deh… nggra ntar kerudungnya anterin pagi ya
- yupz insya allah!
Sepuluh menit berlalu. Tak ada lagi sms yang masuk. Hujan perlahan reda, menyisakan suara gemeletuk di atap rumah. Aku tertegun, semua pelajaran seolah tercerna sudah. Seperti Sang Maha Baik telah memprogram semua di sekenario kehidupanku. Bahwa setelah seseorang pergi dari hidupku, seorang lagi merangkulku dengan cinta dan ketulusan.
Sudah tidak terlalu pagi, saat aku berangkat ke sanggar hari ini. Meski kurasa ini lebih awal dari biasanya. Karena aku harus ke rumah Azmi untuk mengembalikan kerudungnya. Mendung begitu nyaman di kening cuaca. Gemawan yang nyaris menutupi langit dan mentari yang hangat, serta daun-daun yang tersibak angin tak henti berguguran.
Aku tiba di depan rumah azmi yang sepi. Aneh, seperti tak berpenghuni. Aku mencoba mengetuk pintu, “assalamu alaikum…” Hening. Tak ada jawaban. Hanya riuh angin yang menyeret dedaunan. Aku mengulangi salamku. Tetap tak ada jawaban. Mataku mencari-cari ke sekeliling. Mungkin ada petunjuk apakah ada orang di rumah ini atau tidak. Tapi sesuatu menarik pandanganku. Sebuah amplop putih yang diselipkan di pohon bonsai di bawah jendela depan. Perlahan kubuka amplop surat itu..
Assalamu alaikum wr.wb.
Anggra sahabatku, maaf tidak bisa menemuimu hari ini. Kerudungnya biar menjadi kenang-kenagan saja. Maaf juga selalu bohong kalau kamu jelek. Aku hanya terkagum pada keanggunanmu yang selalu kamu balut dengan kerudung dan kerendahan hati.
Anggra sahabatku, ayahku meninggal tadi malam karena kecelakaan. Pemakamannya selesai tadi pagi. Aku terpaksa menghentikan langkahku untuk kuliah sampai di sini. Dan hari ini juga aku pindah bersama ibu dan adik-adikku ke kampung halaman di Lhokseumawe. Be strong friend! All things can be better when you change yourself to be better…
Wassalamu alaikum wr.wb.
Bogor, 24 september 2010
Yours,
Azmi Maulidya
Wangi mawar-mawar merah jambu yang ditanam di halaman menyemerbak, berhembus bersama guguran kelopaknya. Mengiringi tetesan air mataku yang membasahi surat Azmi. Kenyataan yang harus kuterima ini sudah cukup membuatku sadar, aku harus kuat. Yang Maha Baik telah menguatkanku lewat hamba-hambaNya yang hebat. Yang selalu bisa memberiku pelajaran berharga, yang ikut menata mozaik-mozaik dalam puzzle hidupku. Thanks Allah.
For my sweetheart in 6 NSP1. Accompanies a lot of thanks and tons of sorry. When you are wishing to be someone else, someone else in somewhere is wishing to be you..
Cerpen Karangan: Imam Nur Hidayat
Blog: Imamnurhidayat2.blogspot.com

http://cerpenmu.com/cerpen-islami-religi/true-friend.html
10.27 | 0 komentar | Read More

Cerpen yang Sangat Gokil: Dinda Kabur

https://31.media.tumblr.com/ebbf8ce4b6c78275a180a522d42b72fa/tumblr_my5ipjGL7m1qmlfvdo1_500.jpgCerita ini bermula ketika gue, gantiin adek gue jualan. Karena adek gue mesti ngaji dulu di rumah. Well, ini adalah hal yang menyenangkan. Segala sesuatunya menyenangkan, barang jualan yang menyenangkan, rekan-rekan sesama pedagang yang menyenangkan, pembeli yang menyenangkan, langit, tanah, pohon-pohon, sampai dengan para kucing yang terlihat menyenangkan.
Belum terjadi apa-apa sampai detik ini.
Selang setengah jam kemudian…
*ddrrtt drrrt drrt!!
Hape gue bergetar, sms masuk, pemberitahuan kalau kuliah besok jamnya di majuin, dari jam 8 ke jam 7. Well… its easy, rumah gue deket kampus, 10 menitan sambil ngesot ke sana ke mari, menggelinding ke sono ke sini sampe nyempetin motong rumput tetangga juga bakal nyampe. Gue pikir, ah abis jogging jebret jebret mandi, ini-itu dah tinggal ke kampus. Hm… gue tanggepin info itu dengan menyebarkannya kembali ke seantero kelas gue by sms. Tidak lupa kepada rakyat kurang mampu dan rakyat terlantar.
Ga lama kemudian…
*drrrt drrttt drrttt!!
Hape kembali bergetar. Telfon dari salah satu play boy tak jadi di kelas, si Rendi Pangalaman
“Halo?”
“Oi Py, kau di mana?” Suara bass bin datar menyahut di seberang sana.
“Di rumah, ngapa?” Dengan baiknya aku merespon antusias
“Ada nomor Telkomsel kau?” Masih dengan suara datar.
“Ada. Ngape?” Aku harap anak ini tidak sedang mengMLM ku sekarang
“Dinda kabur dia.” Juga masih terdengar datar.
“Hah? Iya? Yang serius kauuu?!.” Bagaikan diterpa angin, hujan, badai dan jemuran belum kering, ku rasa perasaanku saat itu.
“Iya tadi di telpon nangis-nangis dia, dibilangnya dia abis dimarahi sama bapaknya. Coba kau telpon dulu dia ya.”
Aku berpikir sekilas, sebenarnya anak ini memang suaranya datar saja, atau memang dia buta nada dan tidak berperasaan? Come on, temannya kabur. Seharusnya dia bisa lebih ekspresif kan? Seharusnya adegan itu seperti ini.
*ddrrtt drrrtt ddrttt
*Pip!
“Hallo.”
“Oi!! Py kau di mana?!!! SHhh!! Ah!! SHh! Ah!!.” (Dengan nafas tersengal-sengal).
Sehingga pengaruhnya gue kan bisa lebih excited gitu nanggepinnya.
“Di rumah. Ngapa?”
“Ooiii!! Kau tau nggakk?!!! Aii maaaakkk… Sii Dddiinndaaa!! Leadernya Pesek Ladieess!!! Dia kaburrr!! Tau ga si kau?!!! Iii!!! COba la kau pikir!! Gimana dia tuu!! Ada nomor telkomsel kau?!!! Cobak hubungi dia ya!!! Cari tau dia dimana sekarang!! Uuulaalaaa ada hadiah menanti loooh di akhir acaraaa… *melet melet*.”
Lihatlah, beda sekali kan? Mana lebih bagus? Versi asli, atau versi gue? Gak perlu dijawab, gue udah tau semua, lo lo pade pasti beranggapan punya gue yang lebih ekspresif dan bikin MUI bisa mengharamkan diri gue untuk selama-lamanya. Hahahhahahaha. Op!
Well. Kembali ke realitanya. Dinda, salah satu cewek bermulti talenta di kelas gue, punya suara bagus dan pinter sulap. Sedikit bercerita tentang dia, dia ini bisa dibilang penyanyi, dari panggung ke panggung, hm… panggungnya dia gotong sendiri. Hahahaha.
Soal suara gak perlu di sangsikan, doi bagus. Dan untuk menambah daya tariknya, dia bisa sulap, dia bisa make kaca mata, anehnya tu kaca mata kagak nyantol di hidung tapi bisa bertengger di muka dia… Gila gak tu?!
Salah seorang temen gue pernah berusaha menyadarkan gue, bahwa Dinda bukan pesulap, dia memang gak bisa nyantolin gagang kaca mata di hidungnya. Tapi Dinda punya pipi sekokoh jiwa pejuang! Jadi, kacamatanya nempel di pipi, kagak di hidung.
Ah, tapi gue! Si anak genius! Penggemar jamu anak sehat! Gue gak bakal semudah itu dibodoh-bodohi. Gue tetep yakin, kalau yang dilakukan Dinda itu, salah satu teknik sulap dia yang keren! Cayo Dinda!! ^_^ Aku padamuuu!!! ( Hahahaha)
Nah, itu seputar Dinda. Problemnya adalah, sekarang anak itu kabur. Dia kabur dalam keadaan berurai air mata, gundah gulana, tersakiti, kusut masai, ah… yang gue pikirin, semoga dia gak lupa bawa kameramen atau minimal sadar diri untuk merekam dirinya sendiri. Yah… lumayan kan, buat dijadiin film ntarannya, judulnya “Abang Tukang Bakso Mari Mari Sini”. (E eh -_- )
Wah! Dinda kabur, dan si Rendi ini minta gue buat nyari die. Hah! Aku harus segera, jangan sampai Dinda ditemukan duluan oleh sekelompok gembala sapi atau Spongebob dan Patrick lalu dimasukan ke jaring karena dikira ubur-ubur! Walau bagaimanapun bibir Dinda tetap lah bibir manusia! Bukan tentakel ubur-ubur!!
(Pembaca semua yang kenal Dinda, tolong bilang sama Dinda, aku gak kenal dia #panik#takut)
Ah! Pokoknya harus gerak cepat!! Tunggu aku Dindaaa!!!
Motor gue geber.
“GRRRNNGG!!! GRRRNGGG!!!”
Hemaviton! GRRNGGG!! Hemaviton GRRRNGG!!!
Hm… Bak siput mencari mangsa, aku mencari Dinda ke sana ke mari. Sreeet… Sreeet… Tidak ketemu juga. Hah, dari kejauhan aku sudah mendengar suara Patrick bernyanyi kesenangan “Berburu dubur dubur! Berburu dubur dubur!”. Aku jadi semakin panik.
*Tess! Tess! Tess!
Bulir-bulir air menetes di wajahku, sayup-sayup terdengar musik dangdut *eh musik klasik mempengaruhi emosiku… Apakah aku menangisss?!!! Tuhan!! Mengapa aku menangis!!! Tidaaaakkk!!! Dindaaa di mana kau naaakkk!!!
Ya. Aku kehujanan. Pikiranku melayang ke Dinda, apakah Dinda sudah ditemukan, sudah pulang ke rumah kah? Apakah ada tempat berteduh untuknya? Atau… paling tidak… Apakah dia membawa payung? Inilah yang paling penting. Setidaknya hujan-hujan begini Dinda bisa sambilan menjadi ojek payung, kan lumayan nyari duit tambahan buat membeli sepetak rumah.
(Aaaiiiss Cadas!)
Setelah aku pikir-pikir, aku memilih untuk tidak meneruskan pencarianku, kenapa? Apa karena aku ingin menjadi ojek payung juga? Tentu tidak. Aku hanya ingin pulang, aku rindu rumahku, rindu orangtua ku, rindu saudara-saudara ku, dan juga… Kamar mandi. Heheh, baiklah, sebenarnya aku sakit perut :P Ditambah udara dingin begini, itu membuat perut semakin panas loh. Lagipula Rendi sudah menyarankan aku untuk pulang juga, secara hari sudah malam, dan Dinda tau tau BBM dengan mengatakan.
“Ga usah cari aku Py.”
(Zoom in-zoom out-zoom in-zoom out)
Aku tercekat membacanya.
Dalam hati aku berkata…

Hatiku berkata…

APA?
Kan hatiku yang berkata. Mana bisa didengar! Logika dong lo! Mikir!! Bikin emosi.
(Maaf penulis ini sedikit gangguan jiwa, setelah Negara api menyerang, otaknya baling akibat tersedot septitank).
Selang beberapa menit kemudian, setibanya aku di rumah. Hm! Selanjutnya adalah adegan slow motion.
Aku buka pagar, masuk ke halaman, ke arah pintu rumahku, sudah terbayang wajah ibu dan adik-adikku, tak tahan lagi aku, aku segera berlari… berlarii… dan berlarii lagi…
Menuju kamar mandi. Di sanalah aku melepas rindu dengan jamban tercinta.
*Kecipak! Kecipuk! Jebrat! Jebret! Jebrooottt!!!*
Kira-kira pukul 11 malam. Sesudah sempat BBMan bersama Dinda dan Rendi. Untuk Dinda, aku pikir dia punya privasi dia sendiri, aku gak maulah kepoin dia. Yang jelas, Tuhan aku sama Tuhan Dinda sama, sehingga aku mohon sama Tuhan, semoga Tuhan selalu melindungi Dinda. Amiin.
Begitu juga dengan Rendi. Dia berpikiran yang sama denganku. Ceilah!
Cerita ini berakhir dengan Dinda kembali ke rumahnya dalam keadaan bersimbah air comberan, karena pada saat hujan, dia yang sudah kabur, berubah pikiran dengan berlari pulang. Karena hari sudah gelap, hujan, jalanan becek dan ia berlari, walhasil Dinda terpleset ke got.
TAMAT
Cerpen Karangan: Happy Wulandari
Facebook: Cerita Happy/Happy Wulandari Sarwono

http://cerpenmu.com/cerpen-gokil/dinda-kabur.html
10.24 | 0 komentar | Read More

Cerpen Cinta yang Sangat Sedih: Hujan Terakhir

Written By Situs Baginda Ery (New) on Sabtu, 01 Februari 2014 | 20.32

Oktober 2012, 00:25, hujan rintik.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiDu7B0fdayYJLRV2Tj1bDVqkd30eAai-zBBBYwK8P6KBEQNT2vOTc4faVwUKhw64yRm5JzNpVGarDCLbXtsZf7rTQRaSMidBuNaTFBJFy-7A_hXPmJ9rlNo6-ecwG6ADtzAJriPJ5L8bw/s400/tetes+hujan.jpg
Sorotan lampu belajar masih memenuhi meja belajar nya, dia tidak peduli seberapa besar rasa kantuk yang menggelayuti kelopak matanya untuk segera turun mengantongi kedua bola mata cokelat itu. Masih menatap berbagai rumus bangun ruang di atas kertas putihnya, pythagoras yang tak pernah terpecahkan. Di kertas coret-coretan nya berbagai macam angka dari satuan hingga ribuan telah bertebaran dengan hasil operasi hitung nya, tidak juga ketemu. Ia menggaruk kepalanya yang tidak gatal, membenarkan posisi duduknya hingga bangku yang ia duduki berdecit, matanya memandang ke sebuah pigura yang terletak manis di atas meja belajar nya. Foto dirinya dan mantan kekasihnya yang tidak tahu ada di mana sekarang, tarikan nafas nya berat, entah ia merasa lega atau melepaskan beban di dadanya yang terkadang sulit ia lepaskan.
Ia melirik lemah berbagai rumus di depannya, tugas akhir dari dosen yang kadang tidak mampu ia pecahkan sendiri, tetapi jika belajar kelompok pun tidak akan membantu banyak, paling hanya mengobrol dan menghabiskan waktu untuk berdiskusi dengan topik pertandingan bola atau balapan motor, obrolan umum khas lelaki. Ini tugas akhir yang sangat menyita waktu, mengerjakan lima puluh soal yang diberikan dosen dengan waktu kurang dari satu minggu, belum lagi tugas akhir dari mata kuliah yang lain. Punggung nya tidak kuat lagi menahan pegal yang menggantung, ia hempaskan tubuhnya ke atas kasur single nya yang empuk, tak kurang sepuluh menit ia memejamkan mata, pikirannya sudah terbang jauh ke alam mimpi.
Lorong jurusan Teknik Elektro hari ini cukup ramai, UAS memang selalu menjadi momen yang membuat mahasiswa belajar. Yang tadinya hanya nongkrong-nongkrong di koridor kampus sambil mengotorinya dengan kulit kacang rebus, minimal sekarang ada buku yang dijepit di sela-sela jari mereka, walaupun sedikit yang terhapal.
“Ega!” seseorang memanggil lelaki yang memiliki postur tubuh jangkung dan berambut gondrong.
Ia menatap wanita mungil yang berlari kecil ke arah nya dengan menenteng buku di tangannya.
“Ada sesuatu buat lo” ucap wanita itu kepada Ega.
“Apa Wen?”
Wanita kecil yang bernama Wendy kemudian membuka tas ranselnya dan mengeluarkan undangan berwarna putih susu dan berpita cokelat manis di atasnya.
“Dari Keysha, sudah seminggu ada di gue, tapi baru sempat gue kasih ke lo hari ini. Maaf ya, Ga”
“Dia ulang tahun?” Tanya Ega speechless, hanya pertanyaan bodoh itu yang mampu keluar dari bibirnya. Wendy menepuk bahu kiri Ega tiga kali dan lanjut berjalan meninggalkan Ega yang belum berani membuka undangan yang di sampulnya bertuliskan inisial nama H&K. Hendri & Keysha .

10 Oktober 2010
“Happy Anniversarry yang ke tiga tahun ya, Key” ucap Ega sambil membawa strawberry cheesecake dengan lilin angka 3 yang tertancap cantik di tengah kue. Wajah sumringah wanita cantik yang mengenakan mini dress hitam dengan rambut ikal terurai itu kini menebarkan senyum yang manis dengan kedua lesung pipi yang dalam di kiri dan kanan pipinya.
“Egaaa, terimakasih banyak. Aku terharu.” Kemudian mereka sama-sama meniup api kecil yang tercipta di atas lilin angka 3 itu, waktu yang tidak sebentar.
Sebuah kecupan kecil didaratkan di kening Keysha, hal yang tidak pernah dilakukan Ega, mengingat Ega bukanlah sosok pria yang romantis, bahkan terkesan cuek. Pipi Keysha bersemu merah, dia tak mampu lagi menyembunyikan luapan rasa bahagianya.
“Semoga kamu gak banyak ngambek lagi ya, Key” Permintaan yang sederhana dari seorang Ega yang memang sesederhana sifatnya.
“Iya, semoga kamu juga gak sibuk terus ya”
Ega tersenyum manis sekali, setidaknya itu adalah hal yang paling disukai oleh Keysha, senyum manis dari lelaki yang selama tiga tahun ini ia kejar dan perjuangkan walaupun sesibuk apapun dan seegois apapun Ega.
“Gimana kalau kita bikin surat? suratnya kita tukar, nanti kita baca pas kita sudah sampai di rumah. Seperti surat-surat annive biasanya? Gimana? setuju?” Ajak Keysha yang kemudian disambut kernyitan dahi Ega, tetapi akhirnya ia mengangguk juga. Keysha meminta dua lembar kertas dan bolpoin ke waitress restoran dan memberi Ega satu buah keduanya.
Mereka bertatapan sejenak, dan mulai menulis. Ega lama berpikir sebelum akhirnya menulis beberapa kalimat yang mungkin akan mengubah air muka Keysha sesampainya ia di rumah.
“Aku sudah! Kamu sudah belum?”
Ega menatap wajah Keysha lama sebelum akhirnya ia melipat-lipat kertas itu hingga membentuk pesawat kecil dan memberikannya ke Keysha.
“Nah, janji ya bacanya kalau sudah di rumah? Hehe. Makan kue nya yuk? sepertinya enak”
Keysha tertawa lebar, Ega merekam semua itu, ketika itu mungkin menjadi tawa terlebarnya yang terakhir.
Keysha tak pernah sesedih ini, setelah diantar pulang oleh Ega sampai di depan gerbang rumahnya, ia segera naik ke lantai dua dan masuk ke kamarnya, mengeluarkan pesawat kertas kecil yang merupakan surat anniversarry nya yang ke 3. Dengan pelan dan amat hati-hati ia membuka lipatan-lipatan kecil itu hingga menjadi kertas utuh dengan tulisan Ega yang sangat ia kenali. Hanya ada beberapa kalimat, sedetik, dua detik, satu menit. Keysha membaca itu berulang kali, senyum yang terkembang di bibirnya memudar, berharap yang ia baca bukanlah surat annive nya, berharap surat yang ia baca bukan dari seorang Ega Putranto. Tetapi ternyata benar, berkali-kali Keysha mengulang kalimat yang ada di atas kertas itu, beberapa kalimat itu berputar-putar di otak nya. Bulir-bulir air mata pun menetes dari rintik hingga menderas, mengalahkan ritme rintik lain yang turun di luar sana.
Ega menatap kertas putih dengan tulisan rapi di depannya dengan nanar, perasaannya sudah kebal dengan rasa sesal, membayangkan wajah Keysha yang tak semanis tadi.
To: Ega Putranto
From: Keysha Melia
Selamat hari jadi ke tiga tahun ya, Ga. I’ll always be yours, forever and more. Jangan terlalu banyak cuekin aku ya, tadi itu kejutan paling membahagiakan dalam hidup aku. Thanks for being mine. Aku cinta kamu, Ega :)
Ega menyimpan kertas itu, di tempat tersembunyi yang tak ia harapkan akan ia lihat lagi. Maafin aku Key. Rintik hujan pertama di bulan Oktober yang kemudian menderas.

Hempasan tubuh Ega membuat per spring bed nya memantul lebih keatas dan mengguncangkan tubuh Ega seperti baru diterjunkan dari lantai sepuluh. Ujuan Akhir Semester kalkulus yang sangat rumit membuat pikiran Ega bercabang-cabang. Mahasiswa seperti Ega adalah seorang yang tak pernah main-main dengan kuliah, pekerja keras, sampai terkadang ia melupakan orang di sekitarnya. Tas ranselnya tergeletak di sampingnya, memandangnya sejenak, ada sesuatu yang belum sempat terbaca sejak siang tadi. Ia membuka resleting tas ranselnya, melihat sebuah undangan manis berwarna putih susu, membuka plastik pelindungnya dan mulai membaca isinya. Ada sesuatu yang tak beres berkecamuk dan mendidih di dalam dada nya.
Undangan pernikahan Keysha. Keysha akan menikah beberapa hari lagi, tanggal 10 Oktober 2012, sial! wanita yang ia cintai tapi selalu ia sia-siakan kebaikannya, selalu ia abaikan senyumnya, dan menganggap perhatiannya sebuah gangguan.
Ega mengetik sebuah nomor yang ia hapal di luar kepalanya, bukan rumus matematika, bukan rumus kalkulus, menekan tombol hijau dan berharap nomor itu masih menyambungkan dirinya ke orang yang dulu.

09 Oktober 2012, Skydinning. Angin kencang, mendung.
“Aku kaget begitu dengar suara kamu di telepon. Mendadak sekali minta ketemunya, hehe” Ujar Keysha sambil menyeruput strawberry milk tea nya. Ega berusaha terlihat tenang, gadis di depannya ini tambah cantik dengan bolero biru yang ia kenakan sebagai luaran.
“Mengapa secepat ini Key?” ucap Ega yang tertahan. Air muka Keysha tidak lagi setenang tadi, rahangnya mengatup, menahan sesuatu yang beberapa hentak lagi akan keluar.
“Ya, secepat itulah, Ga. Seperti pesawat bencana yang kamu kirim ke aku dulu, secepat itu juga kan kamu mengambil keputusan itu setelah kita bersama-sama meniup lilin anniversarry kita?. Seharusnya aku yang bertanya saat itu, tetapi aku tahu, egomu lebih besar, dan pertanyaanku pun akan kau jawab dengan berjuta alasan yang sering kali kudengar. Saat itu aku pasrah, mengapa? Karena tidak ada lelaki manapun yang tega memutuskan hubungannya di hari jadinya, tidak ada, kecuali lelaki brengsek seperti kamu, Ga.” tutur Keysha, matanya mulai berair dan terasa panas.
“Aku mencintaimu, Key. Aku hanya tidak ingin sesuatu menghambatku untuk mencapai cita-citaku” sergah Ega cepat.
“Aku sudah terlalu hapal dengan alasanmu, bahkan sebelum kamu menjawab pertanyaanku dulu. Kamu egois, lelaki paling egois. Telat Ga, kalau kamu selalu berpikir aku menghambat masa depanmu, maka malam ini, pertemuan ini sangat menghambat masa depanku. Aku mempunyai masa depan yang harus kutatap besok. Besok, jari manisku sudah tidak kosong lagi, sudah ada yang melingkar manis. Aku tidak ingin pertemuan ini merusak segalanya, seperti kau merusak semua mimpi-mimpiku bersamamu dulu.”
“Key, aku mohon.” Pinta Ega sekali lagi, matanya berair.
“Maaf Ga. Tidak seharusnya aku berada disini.” Keysha berdiri, hendak meninggalkan Ega, masa lalunya. Kemudian sesuatu hal menyeretnya kembali ke meja dan menemui Ega.
“Oh iya, ini pesawatmu. Selamat tinggal Ega”
To: Keysha Melia
From: Ega Putranto
Aku mencintaimu, Key. Tetapi, aku tidak bisa melanjutkan ini semua. Aku ingin mengejar masa depanku tanpa harus khawatir meninggalkanmu. Demi kebaikan kita berdua, agar kamu tidak selalu khawatir akan aku, aku meminta maaf, aku kira tiga tahun cukup waktuku untuk mengenal cinta yang kau berikan. Terima kasih, selamat tinggal.
Ega tertawa sinis, rasa sesal bukan lagi kebal untuknya. Tapi rasa sesalnya kali ini menguap dan berkondensasi sehingga merintikkan air mata. Rintik itu menderas dan menambah rintik lain yang kini turun membasahi tanah dan rumput, membuat setiap orang menyeduh kopi dan menarik selimut ke atas tubuhnya. Dan seseorang yang lain lagi memandang rintik hujan malam ini dari dalam mobil, matanya masih menatap jalan di depannya. Pertemuan pertama dan terakhir bersama seseorang yang pernah ia cintai, yang pernah ia kecup keningnya di hujan pertama bulan Oktober. Ia masih menanti, kapan tetes hujan terakhir turun dan meluruhkan semua rasa yang sesak di dalam dadanya.
Cerpen Karangan: Erna Cahyani
Blog: http://starersnew.blogspot.com
Facebook: Erna Cahyani
Mahasiswi yang mencintai Sastra Indonesia.

http://cerpenmu.com/cerpen-penyesalan/hujan-terakhir.html
20.32 | 0 komentar | Read More

BACA JUGA

DAFTAR LENGKAP ARTIKEL BLOG BAGINDAERY

Ikuti situs Bagindaery

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...