GOOGLE TRANSLATE

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

ARTIKEL PILIHAN

Sisi Lain Sebuah Negara Yaitu Arab Saudi

Written By Situs Baginda Ery (New) on Kamis, 21 Maret 2013 | 21.42


Sisi Lain Arab Saudi   Femina
Bermukim dua tahun di Kota Jeddah, memperkenalkan saya, Jihan Davincka, kepada  tempat-tempat menarik di Arab Saudi. Ternyata, ada pesona lain dari kota-kota di sekitar Jeddah, selain magnet dari dua kota suci umat muslim, Mekkah dan Madinah. Menikmati Kota Yanbu dengan suasana kota yang berbeda dengan hiruk pikuk di Jeddah, sekaligus bertamasya di pantainya yang jernih. Tak lupa singgah ke Kota Badar, bermain-main di padang pasir dan berziarah ke salah satu tempat bersejarah.

Yanbu: Kota Industri di Tepi Pantai

Kota Yanbu terletak sekitar 300 km di sebelah utara Kota Jeddah. Dengan infrastruktur jalanan antarkota di negara Saudi, yang umumnya didominasi oleh jalan raya lebar, jarak ini bisa ditempuh dalam tempo kurang dari 3 jam saja.

Hati-hati, jangan terbius untuk ngebut. Ada kamera pengintai kecepatan yang siap menangkap pengemudi yang nakal dan menjeratnya dengan denda ratusan riyal. Di sepanjang perjalanan, gunung-gunung batu yang berdiri megah, peternakan unta di beberapa sudut gurun, beserta hamparan padang pasir mahaluas, menghiasi kiri kanan jalan.

Memasuki Kota Yanbu, dengan menyusuri jalanan utama King Abdul Azis Road, suguhan pertama adalah banyaknya kilang minyak. Diselingi bangunan berbahan seng berbentuk kotak alias gudang atau warehouse.

Di Yanbu inilah terdapat pengilangan minyak milik Saudi Aramco, perusahaan minyak asal negeri Paman Sam. Sejak tahun 1970-an, sebagian wilayah Kota Yanbu ini disulap menjadi kota industri oleh pemerintah Saudi.

Pemandangan berupa kawasan industri bisa dinikmati sekitar 30-40 km. Setelah itu, berganti dengan taman-taman beserta playground yang tertata rapi dengan bunga warna-warni. Suasana yang berbeda dengan kontur umum di Saudi sebagai negara tandus. Sepertinya, bagian kota yang ini memang ikut ‘disulap’ untuk kepentingan para warga Yanbu yang menghuni wilayah perumahan di sekitar pabrik-pabrik tadi. Mereka rata-rata pekerja asing. Mungkin agar mereka betah tinggal di kota kecil yang sunyi ini.
Kalau berbelok di kiri-kanan jalan utama yang bertaburan taman tadi, kita akan melihat jajaran compound. Baik yang masih dalam proses pembangunan  maupun yang berdiri kokoh, lengkap dengan pos penjaga beserta satpam penjaganya. 

Compound adalah semacam kompleks perumahan yang biasanya dikelilingi   tembok yang tinggi. Siapa pun yang berada dalam compound terbebas dari aturan-aturan khas Saudi: kewajiban berabaya untuk wanita dewasa, larangan menyetir bagi wanita, dan sebagainya. 

Compound merupakan permukiman yang umum ditemukan di banyak kota di berbagai wilayah Saudi. Modelnya macam-macam. Dari yang hanya berupa susunan rumah mungil yang tak menyediakan lahan untuk kendaraan, hingga yang berukuran sangat luas, lengkap dengan berbagai fasilitas olahraga dan supermarket.

Selain barisan compound, ada juga rumah-rumah kecil atau gedung-gedung apartemen kecil yang tertata apik di sepanjang jalan. Ada minimarket yang tersebar di beberapa tempat. Komplet dengan pohon-pohon yang ditanam rapi di pinggiran jalan. Bersih dan teduh.

Balik lagi ke jalan utama, King Abdul Azis Road, dan terus mengikuti jalan ke arah utara, perlahan-lahan saya memasuki bagian kota yang belum tersentuh efek modernisasi. Bagian kota yang ini jalan-jalannya mulai mengecil. Bangunan-bangunan apartemennya berukuran kecil dan banyak yang sudah kusam.
Masih menyusuri King Abdul Azis ini, tak lama kemudian saya melihat pesisir pantai Laut Merah. Di sekitar sinilah, banyak ditemui tempat-tempat penginapan berupa hotel dan resor.

Pesisir pantai Kota Yanbu tergolong bersih. Dari kejauhan warna airnya berkilau kehijauan. Mendekatlah ke bibir pantai, lalu jejakkan kaki ke dalam airnya hingga tenggelam, bayangan kaki kita tetap akan terlihat jelas. Airnya bening sekali.
Pesisir pantai Yanbu cukup panjang. Saya mencoba menyusuri pesisirnya searah dari satu ujung ke ujung yang lain dengan menyetir santai. Tapi, karena sudah satu jam belum tampak ujungnya, saya pun memutar balik.

Saya berhenti di beberapa tempat untuk mengambil foto. Ada beberapa tempat di pesisirnya yang sekilas mirip dengan suasana di Pantai Anyer dan Pangandaran.
Sebagian wilayah pesisirnya ditutup untuk umum. Disekat dengan pagar tinggi atau tembok semen. Ini menunjukkan bahwa wilayah tersebut tergolong 'private beach'. Untuk melongok ke dalam, perlu merogoh kantong. Tempat-tempat seperti ini juga dilengkapi dengan resor. Mulai dari yang biasa-biasa saja hingga yang menawarkan fasilitas bintang lima.

Pada umumnya, daerah pantai di Saudi  hanya ramai bila malam telah menjelang. Saat itu, barulah orang-orang Arab berbondong-bondong duduk bersantai menggelar tikar di sepanjang pesisir pantai. Tak lupa membawa  termos minuman hangat dan camilan. Tidak seperti di Indonesia, di sini jarang ditemukan pedagang makanan kaki lima.

Padang Badar: Mengunjungi Makam Syuhada Badar
Di Badar, tujuan utamanya adalah menikmati bukit pasir halus di Padang Badar. Kota kecil ini berjarak sekitar 90 km dari Yanbu. Tak susah menemukan jalan menuju kota ini dari Yanbu. Ada banyak petunjuk bertebaran di sepanjang jalan. Tapi,  tidak ada salahnya meminta bantuan melalui GPS.

Tidak sampai sejam perjalanan, saya sudah memarkir mobil di salah satu sisi bukit pasir yang terhampar di sebagian besar wilayah kota ini. Pilihlah bukit pasir yang halus tanpa kerikil. Saat itu, musim dingin sudah menjelang. Namun, suhu belum terlalu rendah. Suhu gurun pagi itu mencapai 37 derajat Celsius. Konon, di puncak musim dingin, suhu sore hari di gurun  ini bisa berada di bawah 10 derajat Celsius. Brrrr....

Kalau membawa bayi, memang sebaiknya berkunjung di pagi hari. Sore hari memang lebih sejuk, namun anginnya cukup kencang. Pasirnya beterbangan ke mana-mana.
Anak sulung saya bebas berlarian di padang pasir mahaluas itu. Sesekali ia mendaki. Pasirnya tidak terasa panas di kulit. Tanpa angin, pasirnya hanya berhamburan bila terinjak kaki. Hawanya pun tidak gerah. Anak kedua saya yang saat itu masih berusia 5 bulan tidak rewel sama sekali.

Setelah mendaki bukit pasir yang agak tinggi, akan terlihat hamparan gurun pasir yang sangat luas. Terlihat juga jalan raya berliku yang membelah gurun. Datarannya sangat empuk seolah akan mengisap kaki-kaki kita. Benar-benar tumpukan pasir membentuk bukit. Bukan bukit batu beralas pasir. Lepaskan alas kaki bila tidak ingin langkah memberat akibat butiran-butiran pasir yang menyusup masuk.

Kota Badar juga merupakan salah satu saksi penting dalam sejarah awal umat muslim di masa penyebaran Islam. Badar inilah tempat peperangan besar pertama umat muslim sejak hijrah ke Madinah. Pasukan muslim yang berjumlah jauh lebih sedikit berhasil memukul mundur musuh.

Beberapa sahabat Nabi gugur dalam pertempuran ini. Mereka dimakamkan di salah satu tempat di Kota Badar. Liburan kala itu tidak menyempatkan saya mengunjungi makam para syuhada Badar. Tapi,  beberapa waktu lalu, saat ibu mertua mengunjungi saya sekaligus beribadah umrah, saya bertandang lagi ke Kota Badar ini dan kali ini sekalian ziarah ke makam tersebut.

Tempatnya mudah dijangkau. Dan jangan khawatir, semua orang mengerti jika kita bertanya. Bilang saja, makam Badar. Makam ini terletak di tengah Kota Badar. Sangat mudah menemukannya. Ada di sisi salah satu jalan utama di kota ini. Kotanya lebih kecil lagi daripada Yanbu.

Di jalan tersebut juga dibangun semacam tugu dan monumen Perang Badar. Monumen tersebut memuat nama keempat belas sahabat Nabi yang mati syahid dalam peperangan ini.

0 komentar:

Posting Komentar

1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.

Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.

( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )

Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.

Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar

Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com

BACA JUGA

DAFTAR LENGKAP ARTIKEL BLOG BAGINDAERY

Ikuti situs Bagindaery

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...