Sepanjang hidup seorang pecinta Tuhan yang difikirkan adalah bagaimana dia bisa menyenangkan Tuhannya, bisa melayani Tuhannya dengan sepenuh hati. Ketika yang berbicara adalah cinta maka tidak ada lagi ukuran salah benar, pahala dan dosa bahkan tidak ada juga surga dan neraka. Bagaimana mungkin seorang yang sedang jatuh cinta bisa kita tawarkan kenikmatan lain sementara dia sedang hanyut dengan cintanya. Sejuta kenikmatan yang ditawarkan tidak akan mempengaruhi sedikitpun khusyuk dia kepada Sang Kekasih.
Cinta
tidak mengenal logika dan akal pun terkadang menjadi lumpuh. Lalu
bagaimana mungkin kita bisa menghukum ucapan orang-orang yang sedang
dimabuk cinta. “Engkau adalah wanita tercantik sedunia, tak ada yang bisa menandingi kecantikanmu” atau “engkau adalah pria paling ganteng sejagad raya, hanya orang gila yang mengatakan dirimu tidak ganteng”.
Kita yang sedang tidak jatuh cinta kemudian dengan santai menilai
ucapan-ucapan orang yang sedang tenggelam dalam lautan cinta memakai
logika orang sehat, tentu saja kita menilai mereka dengan penilaian yang
salah. Wanita yang dimaksud dia “paling cantik sedunia”, jangankan bisa bertanding di ajang Miss Universe,
dipertandingan wanita paling cantik se kelurahan saja bisa kalah. Tapi
apakah kita bisa menggugat penilaian orang yang dimabuk cinta??
Jawabannya TIDAK. Kalau ada yang menilai dengan penilaian orang normal
maka yang menilai itu tergolong tidak Normal.
Begitu
juga ucapan-ucapan dan tindakan orang yang sedang mabuk cinta dengan
Tuhan atau mabuk cinta dengan Rasul maka logika tidak lagi bisa jalan.
Saidina Abu Bakar Shiddiq ra menyerahkan seluruh harta yang dimilikinya
untuk orang yang dicintainya yaitu Nabi Muhammad SAW bahkan begitu cinta
kepada Nabi, Aisyah anak kandung beliau pun diizinkan menikah dengan
Nabi. Sahabat-sahabat Nabi menyerahkan seluruh hidupnya hanya untuk Nabi
semata, bahkan nyawapun mereka berikan, semua bisa terjadi karena
cinta.
Begitu
asyiknya Nabi dengan Tuhannya, sehingga dalam sebuah riwayat pernah
Nabi tidak mengenal sama sekali istri Beliau Aisyah. Berulang kali
Aisyah memperkenalkan diri tetap Nabi tidak mengenalnya. Kemudian Aisyah
sadar kalau Nabi sedang tenggelam dalam samudera cinta Tuhan, akhirnya
Aisyah diam.
Rabi’ah al Adawiyah dengan cinta membara dan kondisi mabuk kepayang kepada Allah berdoa, “Ya
Allah, jika aku beribadah kepadamu karena mengharapkan surga-Mu maka
tutuplah pintu surga itu, seandainya aku beribadah karena takut
neraka-Mu maka masukkan aku ke dalam neraka itu tapi kalau aku beribadah
karena diri-Mu semata maka jangan palingkan wajah-Mu dari aku”. Lalu ada orang yang merasa pandai bukan pandai merasa
kemudian menilai ucapan Rabi’ah dan menuduh Rabi’ah dan kaum sufi orang
yang tidak menginginkan surga dan tidak takut neraka. Kemudian
diciptakan fitnah dengan segudang argumen, dipakai ayat-ayat Al-Qur’an
yang dipahami sejengkal pandangannya untuk menyalahkan ucapan Rabi’ah.
Itu sama dengan orang mempertandingkan sosok yang disebut oleh orang
jatuh cinta sebagai “wanita paling cantik sedunia” dalam ajang pemilihan wanita paling cantik. Inilah yang disebut orang bodoh yang tidak mengetahui kebodohannya.
Dalam kondisi mabuk Ketuhanan, Mansur al-Halaj berucap, “Aku adalah Kebenaran”,
kemudian ucapan itu dijadikan bahan diskusi panjang dan rumit sepanjang
zaman, padahal dalam kondisi sadar al-Halaj sendiri adalah seorang yang
taat beribadah, paling takut dengan Allah bagaimana mungkin dia mau
menyatakan diri sebagai Tuhan???. Al-Halaj bisa jadi hanya sekali
mengeluarkan ucapan itu dalam kondisi mabuk cinta, artinya ucapan “Ana al-Haq” bukanlah ucapan keseharian dari al-Halaj. Sama juga dengan ucapan Nabi, “Aku adalah Ahmad tanpa Mim”
serupa dengan ucapan Al-Halaj, apakah kita bisa menghukumi Nabi sebagai
orang yang mengaku sebagai Tuhan?? Padahal dalam keseharian Nabi adalah
seorang hamba yang sadar penuh sebagai hamba.
Itulah sebabnya Abu Yazid al-Bisthami memberikan nasehat, “Barangsiapa yang menuntun ilmu tanpa berguru maka wajib setan gurunya”.
Ucapan-ucapan Sufi kita nilai dari sudut pandang ilmu diluar sufi maka
tentu saja kita menganggap mereka sesat dan salah. Bagaimana mungkin
seorang ahli hukum bisa menilai tindakan seorang dokter atau seorang
insyiur karena memang kedua ilmu itu berbeda. Kalau ingin menilai
kualitas seorang dokter maka harus memakai ilmu kedokteran. Kalau ingin
menilai ucapan seorang pengamal tasawuf harus memakai ilmu tasawuf.
Menuntut ilmu hanya dengan membaca tanpa memiliki Guru lebih banyak
kelirunya dari pada benarnya.
Banyak
ucapan-ucapan dari orang sufi yang dianggap keliru karena menilainya
dengan menggunakan ilmu yang berbeda. Kadang dengan bangga mengatakan
berdasarkan ayat ini, hadit riwayat ini ucapan sufi itu keliru dan
sesat. Mereka yang menilai itu lupa bahwa kaum sufi itu adalah orang
yang sangat paham Al-Qur’an dan Hadits bahkan atas izin Allah mereka
sanggup memahami lapisan-lapisan yang tersirat dan tersembunyi
dari tersuratnya Al-Qur’an. Alangkah bijaknya kalau ada ucapan tokoh
Sufi yang tidak kita pahami atau tidak lazim jangan buru-buru menilai
salah dengan ilmu kita yang terbatas, tanyakan kepada orang yang ahli
dibidangnya agar mendapat bimbingan.
Menutup tulisan singkat ini saya memberikan saran, “Jangan
pernah menilai ucapan orang yang sedang jatuh cinta karena ucapannya
tidak bisa dijadikan dasar hukum sebagai benar atau salah. Hanya orang
yang tenggelam dalam cinta saja yang bisa memahami ucapan orang yang
dimabuk cinta”. Demikian!
0 komentar:
Posting Komentar
1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.
Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.
( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )
Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.
Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar
Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com