Pengantar
Ibnu ‘Arabi adalah sosok sufi yang banyak mendapatkan kritikan dan tuduhan tajam. Bahkan, sebagian ulama ada yang mengatakan, “Ma Ikhtalafal ulama’u fi ahadin ka ikhtilafihim fi Muhyidin Ibnu ‘Arabi”, tak
ada satupun seseorang yang lebih kontrovesional di kalangan para ulama
yang melebihi Ibnu Arabi. banyak ulama yang telah berusaha menjelaskan
peri kehidupan dari Ibnu Arabi, yang paling lengkap adalah Taqiyudin
Al-Faasi dalam kitab ‘Al-‘Aqduts Tsamin fi Tarikh Al-buldan Al-Amin’
dan ia mengatakan “Saya telah menulis biografi paling lengkap tentang
Ibnu Arabi yang belum ada di kitab manapun, dan sebagiannya saya rujuk
dari orang yang hidup semasa dengannya’.
Secara ringkas namanya adalah Muhammad
bin Ali bin Muhammad bin Ahmad Ath-Tha’i, Al-hatimi, Al-Mursi, Muhyiddin
Ibnu Arabi. Lahir di Mursiyah pada tahun 560 H, ia tumbuh disana,
tahun 578 H pindah ke Asbelia setelah itu ia banyak mengadakan
perjalanan menuntut ilmu seperti Syam, Romawi dan Baghdad.
Artikel ini berusaha mengetengahkan
pemikiran-pemikiran kontroversial dari Ibnu Arabi dan selanjutnya kita
bandingkan dengan Abdul Hamid Al-Ghazali dalam hal keterpengaruhan
mereka terhadap sufi. Dan sebelumnya kita bahas dulu asal-usul nama
Tasawuf, Definisi Tasawuf, dan Hakikat Tasawuf.
Asal usul Nama Tasawuf
Para ahli tasawuf sendiri mempunyai
pendapat yang berbeda tentang asal-usulama tasawuf. Syaikh Sarraj
Al-thusi menulis sebuah bab khusus yang berjudul “Babu Kasyfi ‘An Ismi Al-Shuffiyyah wa lima Summu Bihadzal Ismi, wa lima Nusibu Ila Hadza Al-libsati”. Ia
berkata, “Seseorang bertanya, “Para ahli hadits, dinisbatkan keahlian
mereka pada ilmu hadits, para ahli fiqih dinisbatkan pada ilmu fiqih.
Tetapi kenapa anda memberi nama “Shufiiyah” tanpa menisbatkannya pada
sebuah keadaan atau suatu disiplin ilmu tertentu? Seperti zuhud
dinisbatkan pada perilaku para ahli zuhud, tawakal terhadap perilaku
orang-oarng yang bertawakal, sabar terhadap perilaku orang-orang yang
bersabar?” Maka jawabannya adalah: karena orang-orang sufi sendiri tidak
mendalami salah satu cabang ilmu tertentu, tanpa cabang-cabang yang
lain. Dan mungkin masih dipersoalkan kenapa mereka malah dinisbatkan
kepada pakaiannya? Jawabannya adalah karena pakaiandari wol kasar
merupakan kebiasaan para Nabi as dan syiar para wali dan orang-orang
yang disucikan.”[1]
Dari kutipan di atas, As-Sarrraj
berpendapat bahwa tasawuf diambil dari kata ‘shuf’ yang bermakna wol
kasar dengan melihat pakaian yang kebanyakan digunakan kaum sufi.
Tetapi Al-Qusyairi yang juga seorang sufi
berbeda pendapat dengan As-Sarraj. Ia berkata: “ketahuuilah oleh kalian
semua –semoga kalian dirahmati Allah swt- sesungguhnya umat islam
setelah wafatnya Rasulullah saw tidaklah melakukan penamaan apa pun
untuk menunjukkan keutamaan mereka di jaman itu, kecuali para pengikut
setia Nabi saw, sebab tidak ada keutamaan yang melebihi mereka, maka
golongan tadi disebut dengan nama “As-Shahabah”.
Tetapi generasi berikutnya, orang-orang
yang menjadi pengikut sahabat mulai dinamai dengan istilah “Tabi’in”,
dan tampaklah dalam nama itu keutamaan yang tinggi dan keagungan. Dan
orang-orang yang mengikuti tabi’in juga dinamai dengan “Tabi’ut
Tabi’in”. Kemudian umat Islam terpecah belah, dan terjadilah perbedaan
tingkatan. Orang-orang tertentu yang dengan tekun dan rajin mengamalkan
ajaran agama lalu dinamai dengan Az-Zuhhad (Ahli Zuhud) atau Al-Ubbad (Ahli Ibadah).
Selanjutnya bid’ah mulai merebak di
tengah-tengah masyarakat, dan terjadilah saling klaim antar golongan.
Setiap golongan di antara mereka mengklaim bahwa dirinyalah yang paling “zuhhad”.
Lalu keluarlah dari kemelut ini orang-orang khusus dari golongan ahli
sunnah, yang selalu menjaga dirinya agar selalu dekat dengan Allah swt
dan selalu menjaga dirinya dari jalan yang membuat lalai kepada-Nya,
mereka itu lalu dinamai dengan ahli tasawuf. Maka menjadi mashurlah nama
itu di antara pembesar-pembesar mereka sebelum akhir abad kedua
hijriyah.”[2]
Dr. Musa bin Sulaiman Ad-Duwaisy ketika
memberikan komentar atas perkataan Qusyairi di atas mengatakan; Pendapat
Al-Qusyairi itu tidak bisa diterima, sebab orang-orang khusus dari
golongan Ahlus Sunnah adalah mereka yang konsisten mengikuti ajaran
Rasulullah saw dan mempelajari dengan sungguh-sungguh agama Allah swt.
Mereka juga merumuskan berbagai hukum ajaran agama, mereka beribadah
kepada Allah swt dengan dasar ilmu pengetahuan. Mereka juga menentang
para ahli bid’ah, menasehati mereka, dan mereka sendiri berhati-hai dari
jalan para ahli bid’ah. Mereka juga tidak menamai dirinya dengan
istilah-istilah yang agung dan muluk-muluk, seperti yang dilakukan oleh
golongan-golongan lain yang menyimpang dari sunnah Rasulullah saw.
Walaupun pada hakekatnya dalam diri mereka ada kebenaran”.[3]
Oleh karena itu , golongan Ahli Sunnah
wal Jama’ah selalu terkenal di setiap zaman dengan kemoderatannya serta
kekonsistenannya dalam mengikuti sunnah Rasulullah saw,
sahabat-sahabatnya, tabi’in dan para tabi’ut tabi’in.
Dari sini nampaklah, bahwa Al-Quyairi
berlebih-lebihan dalam memberikan nama tasawuf, bahkan tidak cermat.
Pendapatnya juga bertentangan dengan pendapat As-Saraj Al-Thusi yang
hidup lebih awal dan lebih mengetahui golongan ini.
Kesimpulan ini juga diperkuat oleh Ibnu
Taimiyah ketika beliau mendiskusikan asal penamaan kelompok tasawuf, ia
berkata, “Kemudian mereka berselisih tentang asal muasal penamaan
golongan ini. Sesungguhnya “Ash-Shufi” adalah “Isim Nisbat” sebagaimana nama Al-Quraisy, Al-Madani dan contoh-contoh lainya. Ada yang berpendapat, ia dinisbatkan ‘‘Ahlu Shuffah”, pendapat ini tentu keliru, sebab jika dinisbatkan padanya maka ia harus dibaca “Shuffiy”ada juga yang menisbatkannya pada “shof” yang utama di sisi Allah swt, ini juga salah, sebab seharusnya ia berbunyi “Shofi”. Nama ini juga dinisbatkan pada kata “Shafwah” di antara makhluk Allah, ini juga salah, karena seharusnya ia berbunyi “Shifawiy”.
Ada juga yang berpendapat nama ini dinisbatkan pada Shufah bin Bisyr
bin Adhan Thabikhah. Ia merupakan kabilah Arab yang tinggal di sekitar
Makkahsejak zaman dahulu kala. Mereka identik dengan para ahli ibadah.
Walau pun penisbatan terhadap mereka adalah benar dari segi lafadz,
tetapi pendapat ini sangat lemah sebab mereka tidaklah terkenal di
antara kaum ahli zuhud, dan jika penisbatan dilakukan terhadap mereka,
maka tentunya istilah ini telah muncul sejak zaman sahabat dan tabi’in
generasi pertama. Dan orang-orang yang sering menggunakan istilah “sufi”
tidaklah mengetahui kabilah ini. Bahkan mereka tidak rela jika
dinisbatkan pada sebuah kabilah jahiliyah yang tidak dikenal dalam agama
islam. Nama ini juga dikaitkan –dan ini yang paling masyhur- pada
pakaian wol kasar.
Abu Syaikh Al-Asbahani meriwayatkan
dengan sanadnya dari Muhammad bin Sirin, bahwa ada beberapa kaum yang
mengutamakan pakaian wol kasar. Ia berkata: “Sesungguhnya ada kaum yang
memilih dan mengutamakan baju wol. Mereka mengatakan bahwa mereka
menyerupai Al-Masih bin Maryam sedangkan petunjuk nabi kami lebih kami
cintai, dan nabi Muhammad saw memakai pakaian dari katun atau yang
lainnya.”sumber: http://ahmadbinhanbal.wordpress.com/2012/07/14/kontroversi-pemikiran-ibnu-arabi-ash-shufi/
0 komentar:
Posting Komentar
1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.
Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.
( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )
Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.
Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar
Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com