ARTIKEL PILIHAN

GOOGLE TRANSLATE

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

ARTIKEL PILIHAN

Mengupas Kembali Tragedi Mei `98

Written By Situs Baginda Ery (New) on Senin, 09 Mei 2011 | 09.03

Liputan6.com, Jakarta: Desing peluru seolah kembali
bergema. Derap sepatu serdadu berbaur teriakan
histeris terdengar lagi memantul dari aspal jalan.
Kenangan pahit 12 Mei 1998, tepatnya Selasa petang
ketika itu, menjadi sejarah kelam Indonesia. Peristiwa
di Kampus Trisakti tidaklah mudah dilupakan. Insiden
yang menelan korban enam mahasiswa itu mengawali aksi
anarkis massal dan berujung pada runtuhnya "kerajaan"
Orde Baru. Hingga enam tahun kejadian Trisakti
berlalu, sosok yang mesti bertanggung jawab atas
peristiwa tersebut tetap misteri. "Saya sudah lelah,"
kata Karsiyati Sie, ibunda Hendrawan Sie, mahasiswa
Trisakti yang tewas tertembak.

Kelelahan memang terpancar pada raut Karsiyati ketika
berdialog dengan reporter SCTV Indiarto Priyadi di
Studio Liputan 6, Jakarta, Rabu (12/5) malam, dalam
acara Topik Minggu Ini bertajuk "Tragedi Mei 1998,
Sejarah Gelap Negeri Ini". Karsiyati mengaku jiwanya
kosong setelah ditinggal Hendrawan, putra tunggalnya.
Untuk menuntaskan rasa penasaran atas kematian
mahasiswa Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen, Angkatan
1996 itu, Karsiyati rela meninggalkan Kalimantan.
"Saya bekerja di koperasi Rektorat Trisakti," ungkap
dia.

Gelisah tak hanya menyergap Karsiyati. Lasmiati, ibu
kandung Herry Hartanto (mahasiswa Fakultas Teknik
Industri Jurusan Mesin Angkatan 1995) malah terpaksa
pindah rumah. "Trauma. Tiga tahun jalan empat tahun,
saya kebayang terus. Kita tidur, kayaknya dia
[Hendrawan] dateng," kata Lasmiati. Jika rindu
menyergap, hanya sehelai jaket almamater menjadi
pengobatnya. Lasmiati mungkin agak beruntung bisa
bertemu "jagoannya". Ketika terbaring di brankar
(velbed), Herry masih segar bugar. "Jam sembilan
[21.00 WIB] saya dibawa teman-temannya, dia [Herry]
sudah di kamar mayat," tutur Lasmiati. Sementara
Karsiyati mengetahui kabar Hendrawan tewas melalui
televisi saat menanti pesawat yang akan
menerbangkannya ke Jakarta.

Upaya hukum terus ditempuh agar pelaku penembakan
ditangkap. Mulai dari meminta bantuan hukum Tim
Gabungan Pencari Fakta Komisi Nasional Hak Asasi
Manusia (TGPF Komnas HAM), Komisi untuk Orang Hilang
dan Tindak Kekerasan (Kontras) dilakoni keluarga
korban Trisakti. Semua penyelidikan mengerucut pada
kesimpulan seperti diungkapkan Komisi Penyelidikan
Pelanggaran (KPP) HAM Kasus Trisakti dan Semanggi
I-II, bahwa telah terjadi kejahatan kemanusiaan dalam
tragedi itu [baca: KPP HAM Trisakti: Terjadi Kejahatan
Kemanusiaan].

Kesimpulan demikian belumlah memupus kegelisahan
keluarga korban. "Saya berharap tidak dipolitisir.
Saya tidak anti-TNI/Polri, yang penting berpihak
kepada rakyat semua," tegas Lasmiati. Proses peradilan
memang belum berhenti. Ada sembilan perwira TNI belum
tersentuh. Mereka antara lain Jenderal TNI
Purnawirawan Wiranto, eks Panglima Komando Cadangan
Strategis (TNI) Angkatan Darat (Kostrad) Letnan
Jenderal (Purn) Prabowo Subianto, mantan Kepala Badan
Intelijen ABRI Mayor Jenderal Zacky Makarim, dan
Mayjen TNI Sjafrie Sjamsoeddin.

Upaya pemanggilan paksa oleh KPP HAM tidak membuahkan
hasil. DPR akhirnya menggelar rapat dengar pendapat
dengan Wiranto, satu tahun silam. Hasilnya: "Kami
sudah dipanggil oleh Pansus [Panitia Khusus]
Trisakti-Semanggi oleh DPR dan akhirnya diputuskan
melalui Sidang Paripurna bahwa Semanggi dan Trisakti
bukan pelanggaran HAM berat," tegas Wiranto. Dan, para
keluarga korban cuma bisa menjerit pilu.

Kini, Wiranto dan Prabowo kembali disorot. Menjelang
Pemilihan Umum Eksekutif, Wiranto terpilih menjadi
calon presiden dari Partai Golkar. Prabowo--yang juga
mencalonkan diri--gagal dikalahkan Wiranto. Kehadiran
Wiranto berdampingan dengan Ketua Komnas HAM
Solahuddin Wahid (Gus Solah) seolah membangkitkan
mimpi buruk lagi. Padahal Wiranto sudah berusaha
menerangkan posisinya kepada khalayak seperti
dituangkan dalam buku Kesaksian di Tengah Badai [baca:
Wiranto Meluncurkan Buku Lagi].

Sang penulis, Aidul Fitricia Azhari, yang juga ikut
berdialog di SCTV mengatakan, buku tersebut juga
bercerita tentang rivalitas Wiranto dan Prabowo. Isu
persaingan antara kedua petinggi TNI itu terus
bergulir sejak Wiranto menjabat Panglima ABRI ada era
Soeharto, sampai menduduki jabatan Menteri Koordinator
Politik dan Keamanan di masa Presiden Bacharuddin
Jusuf Habibie. Belakangan Prabowo "unjuk gigi". Sebuah
buku bertajuk Politik Huru-Hara Mei 1998 diterbitkan
Fadli Zon, kawan dekat menantu mantan Presiden
Soeharto itu, Maret silam. "Jangan sampai anak cucu
kita membaca sejarah yang salah," kata Fadli.

Lebih jauh Fadli menjelaskan, banyak data dan fakta
dalam buku Kesaksian di Tengah Badai tidak akurat dan
cenderung propaganda pribadi Wiranto. Misalnya kutipan
Wiranto: "...Mendengar laporan kejadian tersebut saya
benar-benar merasa sangat sedih, kesal, dan menyesal,
semuanya menggumpal menjadi satu. Bisa dibayangkan,
kejadian yang sudah diantisipasi sebelumnya dan oleh
karenanya berbagai upaya sudah dilakukan sebagai
langkah pencegahan, namun pada akhirnya juga harus
kita terima sebagai kenyataan..."

Ketika peristiwa terjadi, kata Fadli, Wiranto dan
sejumlah petinggi TNI tengah berada di Malang, Jawa
Timur, menghadiri peringatan ulang tahun Kostrad.
Menurut Fadli, Komandan Kostrad yang kala itu dijabat
Prabowo hanya mengundang Kepala Staf Umum TNI Fachrul
Razi, bukan Wiranto. Tanpa alasan jelas, menjelang 7
Mei 1998 Wiranto berkeras pergi ke Malang. "Ada
kontradiksi, karena tanggal 4 Mei dia [Wiranto]
mengaku pergi ke Medan untuk mengurus kerusuhan di
sana," lanjut Fadli.

Sementara Prabowo selaku Pangkostrad, kata Fadli,
tidak bisa turun tangan langsung karena hanya bertugas
membantu pengamanan. Prabowo yang mengaku baru
mendengar kerusuhan sekitar pukul 20.00 WIB kemudian
berinisiatif akan mengerahkan pasukan untuk
menghentikan kerusuhan sistematis dan penjarahan
toko-toko. "Tapi, Panglima TNI melalui Kasum Fachrul
Razi melarang pengerahan pasukan untuk membantu Kodam
[Komando Daerah Militer] Jaya," sambung dia.

Aidul mengakui bukunya tidak menerangkan di mana
sesungguhnya posisi Wiranto ketika kerusuhan melanda
Ibu Kota selama tiga hari. "Saya tidak tahu persis,"
kata Aidul. Yang pasti, kepergian Wiranto ke Malang
diputuskan melalui rapat staf. "Eskalasi [situasi]
tidak hanya di Jakarta, tapi juga di Solo, seperti
saya alami sendiri," papar Aidul. Boleh jadi, dia
menambahkan, Wiranto memberikan mandat pengamanan
lewat Kepala Kepolisian Metro Jaya yang ketika itu
dipegang Mayor Jenderal Polisi Hamaminata.

Aneh memang. Tapi, kedua buku tersebut tetap tak
menjawab misteri Tragedi Mei `98. Apalagi, saat ini,
Wiranto dan Gus Solah yang semula diandalkan keluarga
korban Trisakti tengah bersiap bertarung di kancah
pemilihan presiden. Jika Wiranto atau calon pemimpin
Bangsa lain sudah terpilih, Karsiyati maupun Lasmiati
mengaku pesimistis. Jalan cerita pengusutan kasus
tersebut diyakini tak jauh berbeda. "Atau mungkin akan
dipetieskan," tandas Karsiyati.(KEN)

http://www.liputan6.com/fullnews/77958.html

--
Komentar:

May. 01, 2005 00:16:30 WIB
Abdoul
Tidak bisa kita mengatakan "yang berlalu biarlah
berlalu" enak kali tuh,coba warga pribumi yang menjadi
korban pemerkosaan,pembunuhan,perampokan dan
penganiyaan bagaimana??? tentu kalian juga tidak
menyerah begitu saja tetapi negara INDONESIA bukan
punya etnis tionghoa mereka hanya numpang ngomong
kasarnya sih begitu dan meski mereka bukan asli orang
INDONESIA tetapi mereka banyak mendukung perekonomian
INDONESIA tetapi kenapa mereka dirampok,dibunuh bahkan
wanitanya diperkosa dan dibakar oleh biadabnya pribumi
INDONESIA? hanya ALLOH saja yang bisa menghukum
saudara yang terlibat termasuk oknum pejabat tinggi di
era orde baru.kapan bisa diusut?siapa yang berani
sampai saat ini tahun 2005 tidak pernah lagi
diceritakan sudah raib ditelan setan kali!!! memang
brengsek banget INDONESIA saya malu bukan bangga
sangat biadab pribumi INDONESIA,walaupun sholat 5 kali
satu hari ataupun 1000 kali kagak berguna kalau
berbuat jahat!ALLOH tidak mengampuni dosa orang yang
biadab! bagi etnis tionghoa jangan menghayal bisa di
bongkar masalah besar ini,berdoa saja pada
keyakinannya semoga yang maha kuasa selalu melindungi
kalian semua.AMIN.

Apr. 12, 2005 15:47:16 WIB
Dustoff
Tragedi bulan mei 1998 adalah lembaran hitam yang akan
melekat selamanya dirahim Ibu Pertiwi yang kata orang
punya jiwa berBinneka Tunggal Ika dan Ber-azaskan
prikemanusian,tapi dimana azaz tersebut terletak kalau
para Pemimpin negri ini TIDAK MAMPU MENGUAK DALANG
TRAGEDI TERSEBUT !!!! DIMANA RASA KEADILAN DAN
KEMANUSIAAN ???? YANG MENJADI KORBAN BAIK DARI
KALANGAN MAHASISWA TRISAKTI DAN RAKYAT JELATA (
PRIBUMI & ETNIS TIONGHA )HANYA JADI TUMBAL KEKUASAAN
BELAKA.DALANG TRAGEDI MEI 1998 TAK AKAN DAPAT
DITANGKAP,YANG ADA HANYA KORBAN KAMBING HITAM DARI
PERISTIWA INI,USA YANG DIBILANG NENEKNYA NEGARA
DEMOKRASI SAJA,SAMPAI SKRG TDK DAPAT MEMBUKA / MENGUAK
DALANG PEMBUNUH PRESIDEN JHON F.KENNEDY,APALAGI RI
YANG BARU MELEK DEMOKRASI,KASUS PEJUANG HAM MUNIR SAJA
MASIH BIAS,YANG KORBANNYA CUMA SATU ORANG
SAJA,BAGAIMANA DENGAN TRAGEDI MEI 1998,CUMA TUHAN SAJA
YANG TAHU,SEMOGA DIAKHERAT NANTI MEREKA DAPAT GANJARAN
YANG SETIMPAL !!!!

Apr. 09, 2005 00:30:31 WIB
Moessavierre
HUKUM KARMA SEDANG BERPUTAR DI TITIK YANG SAMA ! SIAPA
MENABUR ANGIN DIA AKAN MENUAI BADAI. Jiwa dan darah
korban kerusuhan Mei 98 saat ini sedang menuntut
pembayaran hutang nyawa mereka.KORBAN KERUSUHAN MEI 98
BUKAN CUMA MAHASISWA TRISAKTI ATAU 200 JIWA MAYAT
TERPANGGANG DI DALAM DEPT.STORE JOGJA (ssst..tau nggak
LAGI NGAPAIN MEREKA DI SITU ??) TAPI JANGAN DI INGKARI
JUGA BAHWA ADA RATUSAN NYAWA DAN KEHORMATAN ETNIS
TIONGHOA YANG MEMBUSUK TAK TERSENTUH OLEH HUKUM.
Mereka dijarah dan dirampok,tapi toh mereka tak
menjadi miskin,harta mereka malah bertambah
berlipat-lipat,tapi bagaimana nasib sang penjarah dan
perampok apakah mereka sudah menjadi kaya sekarang ?
Tetap saja mereka hidup Blangsak mengais makanan di
tumpukan sampah. Jangan berharap kasus ini di angkat
sampai kapanpun,kecuali PBB turun tangan dengan sanksi
embargo DISEGALA SEKTOR. Atau menunggu Presiden RI
yang bernama si A Cong,A Siong atau A Kiong. (artinya
MUSTAHIL KHAN.....) SUDAH TERIMA SAJALAH
NASIBMU.SELAMAT BERMIMPI.

Mar. 27, 2005 16:25:47 WIB
Nalakerti
Kepada para Pejabat ? Elite Politik yg terlibat dlm
Tragedi Mei '98, selamat untuk anda karena anda telah
memeberi keluarga anda sesuatu yg tak pantas..., saat
anda menikmati, anda takkan tahu balasan itu datang
tiba-tiba.

Mar. 22, 2005 12:21:33 WIB
Djo_edan
makanya, selama kita masih menganut ideologi
kapitalis, sekuleris, demokratis, pacasilais,
nasionalis, gitaris dll ideologi bikinan makluk
manusia, yaaa begini2 ajah

Mar. 22, 2005 09:36:20 WIB
Bintang12
Tragedi mei 98 telah memakan korban dari mahasiwa
trisaksi.mereka adalah pahlawan sejati yang setia
dengan mempertahankan idiologi murni mahasiswa.hai
kawanku, jasa-jasa pengorbanan kalian tidak sia2.dan
slalu kita kenang,smoga mrk berada ditempat terbaik
disisi Allah SWT..amien

Mar. 19, 2005 17:16:54 WIB
Pukitolo
Yg lalu biarlah berlalu. Mari kita jelang masa depan
dgn semangat nasioanlisme dan membangun negeri ini dgn
jiwa yg bersih.

Mar. 18, 2005 03:38:20 WIB
Train
saya tidak setuju dengan Radiol yang mengatakan bahwa
mengingat kembali masa lalu itu hal bodoh,
perlu kita ingat bahwa jelas ada korban baik material
, maupun spiritual.
bagaimana mungkin kita bisa membiarkan hal ini
(kerusuhan Mei) tidak ditindak, coba anda pikirkan
bagaimana perasaan korban kerusuhan mei ini, perasaan
orang tua yang melihat anak dan istrinya mati terbakar
, dibunuh atau diperkosa. sementara pelaku bebas
berkeliaran di luar. Bila hal ini menimpa anda ,
bagaimana perasaan anda ? melupakannya ? tutup mata ?

Permasalahan kedua adalah apa yang terjadi bila hal
ini dibiarkan tanpa ditindak, para oknum yang terlibak
tidak akan jera, karena kuasa hukum tidak menyentuh
mereka, maka bisa dipastikan hal yang sama akan
terulang lagi dimasa depan.

apalah salah kami sebagai orang Cina ? mengapa kami
dibantai ? semua jabatan di pemerintah dipegang
mayoritas pribumi, mengapa kami dituduh sebagai
perusak bangsa ? apakah dengan menjarah dan membantai
kami negara kita akan bertambah makmur ?
Dimanakah
KETUHANAN YANG MAHA ESA, KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN
BERADAB, PERSATUAN INDONESIA ,
KERAKYATAN YANG DIPIMPIN DENGAN HIKMAT DENGAN
PERMUSYAWARATAN PERWAKILAN ,
KEADILAN SOSIAL BAGI SEMUA RAKYAT INDONESIA
apakah semua itu tidak berlaku untuk keturunan Cina ?
Berbeda-beda tetapi tetap satu , kecuali Cina ?
tidak semua Cina itu baik, ada yang jahat,kotor, tapi
apakah kami bukan manusia ?

Mar. 16, 2005 11:51:02 WIB
GLADIOL
Kata pepatah,hanya orang yang tidak berilmu yang
terus-terusan melihat ke belakang,jadi menurut saya
orang yang selalu mengkotak atik masalah masa lalu itu
orang kuarng kerjaan,atau jangan-jangan dia seorang
pengangguran,atau mungkin dia orang pandai tapi jadi
penghianat Bangsa,atau juga dia di bayar negara asing
untuk memporak porandakan Bangsa Indonesia,tapi yang
pasti Itu dia adlah penghianat Bangsa,orang negerinya
sedang di acam negara lain kok buta dan terus terusan
mengobok - obok negri sendiri,Hai pemerintah orang
seprti itu tangkapi saja buang ke tengah laut selatan
untuk makan hiu-hiu lapar,yang sudah ya sudahlah mari
kita bangun negri ini ke depan demi sejahtera nya
rakyat.

Feb. 24, 2005 11:56:20 WIB
Tommykwitang

Bp Abdoul,

Saya setuju dengan anda. Saya sudah merasakan sendiri
indahnya hidup dalam kebersamaan. Tanpa membedakan ras
dan keturunan atau bangsa.

Jadi selain kasus para mahasiswa korban 13 MEi '98 dan
Peristiwa Semanggi, akibat gerakan politik saat itu
juga telah memakan korban dari etnis China dan rakyat
kecil. Saya sangat berharap SBY peduli dengan kasus
ini.

Ini bukan masalah dendam, tetapi untuk pelajaran
bangsa kita kedepan, bahwa kalau kita berpecah belah
akan berakibat kehancuran bagi bangsa kita sendiri.

Feb. 15, 2005 11:06:21 WIB
Permadi_536
Nggak akan ada habis-habisnya, seperti air laut,
ngapain....???
Percuma kamu-kamu jadi orang beriman kalau meributkan
orang yang jadi pahlawan. Sudah arwahnya nggak tenang,
ke akhirat tidak ke dunia juga tidak, yang seneng TPI,
jadi arwah GENTAYANGAN
Rela anak-anakmu jadi setan.....?

Feb. 04, 2005 20:18:50 WIB
Yaya_ez
Menurut saya, sebenarnya para pejabat2 di lapisan atas
sudah tahu sama tahu siapa dalang dan tokoh peristiwa
'Mei 98. Tapi mental pejabat kita kan semuanya mental
TEMPE. Mungkin nga SBY bikin gebrakan utk mengupas
ini? Buat para pejabat yang tau, semoga hati nurani
kalian terbuka dan mau ikut membongkar peristiwa Mei
98.Pikirkan jika ini kelak terjadi pada cucu ato cicit
kalian, gimana? Kalian rela kalo mereka yang harus
membayar kesalahan kalian? Pada saat nanti, bangsa
Tionghoa akan lebih kuat dari sekarang dan akan
menjadi penggerak RI. Saatnya nanti akan ada Presiden
Tionghoa, dan siapa pun yang terlibat pada kerusuhan
Mei '98 harus membayar dosanya plus di akherat juga,
Rasain Lu....

Buat SCTV, acara ini dah basi, hanya akan membuka luka
lama para korban. Kalo mau memuat berita ini lagi,
sekalian dong dengan kupasan para pelaku dibalik
peristiwa ini, jangan tanggung2.

Apa komentar2 ini dibaca para pemirsa nga? Tujuan
kolom komentar utk apa dong?

Jan. 09, 2005 14:08:21 WIB
Abdoul
Saya juga ikut prihatin dengan masalah besar yang
menimpa etnis TIONGHOA PADA ERA KERUSUHAN MEI
yang tidak tau menau tentang pemerintahan RI yang
bejat menjadi korban sia sia,jangan selalu singgung
pembunuhan 6 mahasiswa tuh saja begitu banyak etnis
tionghoa yang diperkosa,dibunuh dan dianiya tuh
masalahnya belum dikupas oknum pejabat diera orde baru
harus bertanggung jawab penuh dengan duka besar dihati
etnis tionghoa yg sudah merasa pahit,padahal mereka
sangat banyak membangun negara RI kita ini.saat ini
musibah "tsunami"mereka juga tidak menyimpan dendam
pada kita warga asli pribumi malahan ikut membantu
baik menyumbang tenaga atau pun materiil untuk korban
tsunami di ACEH dan RRC juga menyumbang uang tuk
negara RI padahal di RRC semua china yg ada didaratan
CHINA tau persis saudaranya yg hidup di negara RI
selalu menjadi kambing hitamnya warga asli
pribumi,saya bukan menyinggung tentang RAS tetapi
memang kenyataan dunia indonesia yang banyak dosa dan
bejat indonesia sudah dicap black list buku hitam
internasional tak bermoral coba kalau kerusuhan mei
tuh RRC mengirim pasukannya ke indonesia saya jamin
USA juga tidak bisa berbuat banyak tuk
indonesia,kalian pemerintah seharusnya sudah sadar
jangan ada istilah anak kandung dan anak tiri
diindonesia yang selalu dirongrong warga etnis
tionghoa dan pajak besar sampai pajak kecil selalu
mereka bayar tapi tuk warga asli sedikit dan malahan
kadang tidak mau bayar pajak yah...warga asli bisa
donk berontak coba warga etnis tionghoa hanya bisa
"iya pak saya bayar" kalau kagak bayar dibentak dan
dimaki maki woi...cina dan cina sudah cukuplah
penderitaan saudara kita etnis tionghoa--->semoga
kasus kerusuhan mei yg banyak mengambil korban etnis
tionghoa segera di kupas tapi siapa yg berani ya?
tanda tanya juga sih,kalau ada tulisan saya yg gak
enak dibaca mohon maaf saya ikut prihatin dengan
bangsa kita RI yang kayaknya ada saling dendam
diantara etnis asli dan bukan itu saja.semoga
indonesia bisa seperti MALAYSIA yg segala etnis bisa
bersatu tidak seperti negara kita iri hati melihat
orang lain maju dan berhasil,kalau anda mau berhasil
positif donk pemikiran kalian wahai saudaraku jangan
malas arti kata giat dalam hal positif karna saya tau
sendiri dilingkungan saya banyak pengangguran yg
setiap malam main gitar minum minuman keras dan kalau
ada etnis tionghoa lewat selalu digangguin dan
dimintain uang,contoh buruk dan malas maunya hidup
santai dan iri hati lihat kemajuan orang lain.mohon
maaf sekali lagi kalau ada pihak tertentu yang
tersinggung oleh tulisanku,saya maunya indonesia
damai,tenteram dan maju seperti tetangga kita malaysia
dan singapura ok!kepada sctv supaya diberitakan
kepihak pemerintah RI supaya bisa menyentuh hati
mereka kita kan orang beragama walaupun lain warna
kulit gitu bilangnya ok! banyak masukan dari teman
saya dari etnis tersebut yg sedih dan bisanya hanya
pasrah saja.MERDEKA RI
jonathangoeij at ...
09.03 | 0 komentar | Read More

PSMTI Desak Wiranto, Prabowo Klarifikasi Tragedi Mei 1998

Peristiwa Mei 1998

Masyarakat etnis Tionghoa mendesak Wiranto dan Prabowo yang menjadi cawapres pada Pemilu Presiden 2009 mengklarifikasi tragedi berdarah pada Mei 1998.

Anggota Dewan Kehormatan Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Provinsi Kepulauan Riau, Rudy Chua, Rabu (27/5) di Tanjungpinang, meminta kedua cawapres yang berpasangan dengan Jusuf Kalla dan Megawati itu menjelaskan kepada publik peristiwa yang melukai bangsa Indonesia, dan menimbulkan trauma berkepanjangan terhadap etnis Tionghoa.

“Kasus penganiayaan, kerusuhan, pemerkosaan dan penjarahan terhadap mayoritas etnis Tionghoa yang tinggal di Jakarta dan beberapa daerah lainnya pada Mei 1998 itu belum tuntas karena seakan-akan dilupakan begitu saja,” kata Rudy yang juga anggota DPRD Kepri.

Dia mengatakan, keterlibatan Wiranto dan Prabowo yang disampaikan di beberapa media massa maupun elektronik pada peristiwa tragis Mei 1998 menimbulkan opini di kalangan masyarakat etnis Tionghoa.

Tanggapan terhadap kedua jenderal tersebut kemungkinan mempengaruhi keputusan pemilih dari kalangan etnis Tionghoa pada Pemilu Presiden 2009.

“Selama ini yang hanya kami dengar kedua pejabat militer pada Mei 1998 itu membantah dikaitkan dengan peristiwa berdarah tersebut. Tapi mereka tidak memberi penjelasan yang dapat mengungkap misteri dibalik kerusuhan yang sistematis tersebut,” katanya.

Rudy mengatakan, keputusan politik masyarakat etnis Tionghoa tersebut dapat merugikan Wiranto dan Prabowo jika peristiwa itu tidak dipahami secara mendalam.

Jika Wiranto dan Prabowo tidak terlibat kerusuhan Mei 1998, seharusnya itu dijelaskan kepada publik.

“Mereka akan dirugikan dengan opini yang berkembang saat ini jika benar mereka tidak terlibat pada tragedi Mei 1998,” katanya. (ant/Rakyat Demokrasi)

Sekilas Tragedi Mei 1998

Kerusuhan Mei 1998 Tragedi Mei 1998 merupakan kemarahan masyarakat terhadap kebrutalan aparat keamanan dalam peristiwa Trisakti. Amuk massa kemudian dialihkan kepada orang Indonesia sendiri yang keturunan, terutama keturunan Cina. Amuk massa terjadi sepanjang siang dan malam hari, kemarahan Massa dimulai pada malam hari tanggal 12 Mei dan semakin tidak terkendali pada tanggal 13 Mei siang setelah mendengar berita gugurnya mahasiswa yang tertembak aparat.

Kerusuhan Mei 1998Sampai tanggal 15 Mei 1998 di Jakarta dan banyak kota besar lainnya di Indonesia terjadi kerusuhan besar tak terkendali mengakibatkan ribuan gedung, toko maupun rumah di kota-kota Indonesia hancur lebur dirusak dan dibakar massa. Sebagian mahasiswa mencoba menenangkan masyarakat namun tidak dapat mengendalikan banyaknya massa yang marah.

Kerusuhan Mei 1998 meninggalkan ribuan korban jiwa, tidak terhitung rumah dan bangunan serta sarana ekonomi yang hancur akibat peristiwa itu. Belum lagi efek psikologis akibat peristiwa pembakaran, penganiayaan, pemerkosaan terhadap etnis Cina maupun yang terpaksa kehilangan anggota keluarganya saat kerusuhan terjadi.

(dari berbagai sumber)

09.02 | 0 komentar | Read More

berikut ini para saksi-saksi yang melihat kejadian berdarah pada tanggal 12 Mei 1998, "takkan pernah kulupa ..."

Sumber :

Ferona


12 Mei 1998,...
Jam 10 pagi digelar mimbar bebas yang merupakan aksi damai Mahasiswa Trisakti. Dihadiri oleh ribuan mahasiswa Trisakti juga para pejabat kampus dan dosen. Hari ini kuliah diliburkan. Dan seperti aksi demonstrasi mahasiswa lainnya, massa menuntut untuk turun ke jalan.Senat Mahasiswa Universitas Trisakti yang merupakan penanggung jawab kegiatan tidak mengizinkan, bahkan cenderung bermaksud membubarkan massa yang sudah tumpah ke jalan S.Parman.

awalnya aksi damai didalam kampus ...

Gbr 1. Demo di dalam kampus

trisakti


Sampai sekitar jam 16.00, sebagian besar mahasiswa sudah membubarkan diri dan meninggalkan kampus, sehingga tinggal sekitar 500-an mahasiswa yang enggan meninggalkan tempat.

Pukul 17.15, mahasiswa yang duduk-duduk di jalan S.Parman disuruh masuk oleh aparat keamanan.

Dan mahasiswa membandel. Yang terdengar kemudian adalah suara tembakan peringatan dan beberapa detik kemudian tembakan tersebut diarahkan kepada kerumunan mahasiswa yang berada di jalan.

Aparat bersenjata api dengan peluru sungguhan (bukan peluru karet) mengambil tempat di atas jembatan layang dan menembakkan senjata mereka kepada mahasiswa. Mahasiswa sontak berhamburan. Gas airmata diarahkan kedalam kampus. Kampus diliputi kabut gas airmata.

Mahasiswa lari ke dalam kampus menyelamatkan diri dari tembakan
aparat.Ketua Senat Mahasiswa Universitas Trisakti yang berada di depan terkena tembakan peluru di perutnya. Seorang Satgas dari Senat berhasil menariknya ke dalam kampus sebelum sempat dipukuli oleh aparat.

Dan yang terjadi selanjutnya mirip dengan perjuangan intifadah rakyat Palestina. Dimana mahasiswa berusaha mempertahankan diri dengan melemparkan batu, botol aqua dan apa saja yang bisa dipungut di jalan kepada aparat yang bersenjata api.

Yang lebih mengerikan, di atas gedung yang sedang dibangun terdapat aparat bersenjata yang menembaki mahasiswa yang berlarian di bawah.Kalau ada yang pernah nonton Schlinder's List mungkin bisa membayangkan bagaimana kejadiannya.

Aparat memburu mahasiswa sampai ke dalam kampus. Korban berjatuhan. Yang diketahui meninggal sampai jam 11 malam ini tercatat berjumlah 6 orang. Identitas yang sudah diketahui, dua orang mahasiswa Ekonomi, satu org mhs jurusan Mesin dan satu org mhs jurusan Teknik Sipil. Belum lagi korban luka2 terkena peluru yang masih dirawat di RS.Sumber Waras. Mahasiswa yang berada didalam kampus tidak diizinkan pulang oleh aparat. Sampai akhirnya para pejabat kampus, dan komnas HAM datang, barulah mereka diizinkan pulang.

Saya tidak bisa mengerti mengapa para mahasiswa harus ditembaki?! Apakah karena mereka membandel tidak mau masuk ke kampus? Kalau hanya untuk membubarkan sekitar 500-an mahasiswa, kenapa harus menembak dengan peluru ? Bukankah pasukan yang didatangkan dengan sekitar 15 truk itu bisa mendesak mahasiswa dengan cara digebuki atau dilempar dengan gas airmata (Seperti yang biasa mereka lakukan untuk membubarkan aksi demonstrasi) ?!!

Mengapa mereka ditembaki seakan-akan mereka adalah penjahat yang
berbahaya ? Mereka hanya mahasiswa yang sedang berjuang menuntut diperbaikinya kehidupan rakyat di Indonesia ! Mereka berjuang bahkan untuk kehidupan APARAT yang menembaki mereka !!

Mereka tidak melakukan kerusuhan, mereka tidak merampok harta benda orang lain, mereka tidak membakar rumah ibadah, mereka tidak membunuh satu pun APARAT KEAMANAN!!!

Saya kira semua orang harus mengetahui kejadian yang sebenarnya. Berita yang dikeluarkan oleh pihak keamanan belum tentu sama dengan kejadian sebenarnya. Banyak yang menjadi saksi mata, bahkan menjadi korban.Hari ini merupakan aksi paling berdarah sepanjang sejarah Indonesia Merdeka. ABRI yang seharusnya membela rakyat, hari ini ternyata MEMBANTAI rakyat.

Saya menundukkan kepala, berdukacita yang sedalam-dalamnya atas
kematian rekan-rekan yang telah menjadi korban kebuasan Aparat Keamanan yang seharusnya melindungi kita semua. Semoga kematian rekan-rekan membuka mata hati mereka yang tertutup rapat atas penderitaan yang dialami oleh bangsa Indonesia.

Amin.


Sumber :

Kukuh Tw

Alumni Arsitektur Trisakti Angkatan 1991


Seperti telah kita ketahui bersama atas insiden hari Selasa
Sore 12 May 1998, saya pribadi selaku alumnus mahasiswa arsitektur trisakti angk. 1991 mengucapkan belasungkawa atas meninggalnya 6 mahasiswa trisakti. Saya sendiri kebetulan berada di tengah-tengah peristiwa selasa sore kemarin tepatnya dari jam 14:00. Sekitar jam 17.30
Demo Mahasiswa beberapa jam sebelum tragedi/reuters

Gbr 2. Demonstran berada didepan

gedung walikota


Pada saat rombongan demonstran sedang membubarkan diri satu persatu tiba-tiba terdengar tembakan keras disertai bau mesiu di mana-mana.
Hal ini mengakibatkan kepanikan sejumlah besar mahasiswa dan warga yang berada di sekitar kejadian.

Serentak terjadi arus massa yang datang dari arah depan Gd. Wali Kota dan berlari ke arah kampus

trisakti di jalan S.Parman. Pada saat itu saya berada di bawah jembatan penyeberangan jalan S.Parman.


Dalam keadaan menegangkan itu massa mahasiswa membantu rekan-rekannya yang terjatuh dalam kepanikan. Letusan tembakan terus saja terdengar. Benar-benar sadis !!!! ternyata benar sekali berita-berita yang sering saya dengar dari media massa asing dan lokal tentang perlakuan aparat keamanan ini terhadap mahasiswa dan masyarakat.
Massa berlari dan berteriak-teriak histeris, sejumlah pedagang
yang biasa berkumpul di depan pintu masuk lari menyelamatkan diri
ke dalam. Barisan polisi terus mengejar mahasiswa dan menyusun barikade di fly over dan mengarahkan tembakan ke dalam kampus trisakti. Mahasiswa berusaha menutup pintu depan masuk universitas trisakti, karena ngeri melihat sejumlah polisi sudah siap di fly over maka saya terus berlari masuk ke dalam lingkungan kampus.

Kejadian penembakan dan perlawanan mahasiswa ini berlangsung cukup lama (kira-kira dari jam 17:30 sampai dengan 19:00),dan pelurunya sampai menembus ke kaca jendela Gd. M (Syarif Thayib). Beberapa mahasiswa tiba-tiba terjatuh berbarengan dengan letusan peluru yang terdengar keras.
Masya Allah, setelah mahasiswa ada di dalam kampus, polisi-polisi justru semakin bersemangat menembaki mereka yang sudah ada di dalam. Bagaimana mungkin??? kita sudah ada di dalam tapi masih aja terus ditembaki. Apakah tentara itu merasa terancam jiwanya oleh mahasiswa yang sudah ada di dalam kampus ???????. Kita bukan anjing, bukan kriminal berbahaya, bukan sangsak,
kita bayar pajak untuk pembangunan. mahasiswa sedang perjuangkan nasib rakyat dan aparat itu sendiri sebagai rakyat biasa juga sedang diperjuangkan nasib dan kesejahteraannya. Balasan yang 'sangat amat baik sekali' dari aparat keamanan. Tiap kali terdengar letusan senapan yang keras dan menggetarkan kaca-kaca di Gedung M, Massa mahasiswa spontan berteriak 'Allahu Akbar'.


Kejadian ini memancing emosi sejumlah mahasiswa, perlawanan dilakukan dengan melempar batu dan botol. sejumlah mahasiswa yang terluka sempat dibawa ke koridor di Gd. P dan ruang himpunan mahasiswa arsitektur.
Darah berceceran di lantai Gd. P (Gd.Arsitek). Korban yang tertembak di bagian pinggang tampkanya tidak kuat menahan sakit dan berteriak-teriak.

Mahasiswa yang tidak kuat menahan emosi berteriak-teriak istiqfar
dan mengutuk perbuatan aparat bermoral binatang. Karena bantuan alat-alat medis yang kurang, korban dibawa ke MS-Tri FM gedung I lt.1
Di tengah kepanikan dan kekalutan massa sebagian mahasiswa memberikan informasi ada mahasiwa yang meninggal di Gd. Syarif Thayib, Untuk membuktikan informasi tersebut beberapa berlarian ke gedung M. Tampak seorang mahasiswa yang dibaringkan di lantai dan beberapa rekannya mencoba menggerakkan tubuh mahasiswa tersebut untuk mengetahui reaksinya.
Tidak ada reaksi sama sekali. Sebagian mahasiswa belum yakin kalau mahasiswa ini sudah meninggal Seorang rekan menempelkan telunjuknya ke hidung mahasiswayang luka-luka tersebut.

Inna Lillahi Wa Ina Lillahi Roji'un, mahasiwa yang sedang berbaring ini sudah tidak bernyawa. tidak ada nafasnya seru seorang rekan ketika tidak merasakan aliran nafas dari hidungnya. Tidak kuat menahan emosi yang sedang terjadi, beberapa mahasiswa beristiqfar menyebut nama Allah Swt, dan lainnya menyerukan untuk mengadakan pembalasan sebagian lagi berusaha menahan emosi rekannya. "Tidak ada gunanya dilawan",
" jangan ada korban lagi", semuanya mundur, rekan kita sudah ada
yang meninggal, Mundur semua !!!! jerit beberapa rekan mahasiwa.
Mahasiswa-mahasiwa yang berada di barisan depan terus melempari petugas dan berteriak-teriak histeris. Kabar kematian rekan mahasiswa tampaknya malah membakar emosi mahasiswa barisan depan ini.

Seorang rekan mahasiswa di tengah-tengah kekacauan sempat membakar foto tokoh nasional yang sangat tidak dihormati oleh sebagian besar mahasiswa. Setelah jam 19:00 lewat tampaknya aksi perlawanan dari mahasiswa berhenti dan sebagian besar mahasiswa berkumpul di depan Gd. I di depan Ruangan Radio MS-Tri FM. Mahasiwa yang luka-luka dirawat di MS-Tri FM.

Ada yang mengalami luka di jari-jari tangan, kaki dan pinggang.
Pada saat itu terdengar kabar 2 mahasiswa meninggal dunia.
Barang bukti berupa sejumlah selongsong peluru dikumpulkan oleh mahasiswa.
Sekitar jam 19:15 saya pulang melalui jalan Kyai Tapa.
Di depan pintu masuk jl. kyai tapa beberapa mahasiswa sedang berbicara dengan 2 orang wartawan. Sejumlah polisi masih berkumpul mengepung kampus universitas trisakti dari jalan s.parman dan jalan. kyai tapa.

ketika sampai di rumah terdengar khabar bertambah korban jiwa
menjadi 6 orang. Inna Lillahi wa Inna Lillahi Roji'un. Perjuangan 6 rekan kita tidak akan pernah sia-sia. Reformasi yang datang dari arus bawah tidak akan pernah bisa dihentikan. Demikianlah peristiwa yang tidak akan pernah terlupakan sepanjang hidup saya. Disusun berdasarkan kebenaran dan kenyataan yang saya alami.


Sumber :

Afrizal Malna

Date: Tue, 12 May 1998 23:27:44 +0700
Subject: [Fwd: requiem untuk mahasiswa korban]


Cuplikan dari CNN dan reuters

Gbr 3. Suasana pada jam 17.15, disinilah

awal reformasi bangsa Indonesia

tampak aparat membabi buta

dengan cara yang tidak

manusiawi.


Teman-teman, siapapun anda yang masih sudi memelihara nurani, detik ini (ketika anda membaca mail ini) marilah kita bersama mendoakan arwah para 'mahasiswa' korban keberingasan gerombolan tentara pengawal kekuasaan rejim psikopat.
Dari sejak maghrib sampai detik ini Tim Relawan untuk Kemanusiaan terus menerus mendapat laporan keadaan di Kampus Trisakti, Jakarta. Mahasiswa, Sumber kontak Relawan terakhir (20.30 wib) menjelaskan ada 11 mahasiswa yang meninggal, diinjak-injak sepatu lars dan terkena peluru timah panas.

Sekitar 500 mahasiswa, termasuk yang meninggal dan luka, sampai detik tulisan ini dibuat tidak bisa keluar. Sementara teman-teman mereka yang diluar, berupaya masuk untuk memberikan bantuan, kesulitan menembus blokade. Tim Relawan sangat mengharapkan kepedulian anda untuk membantu para korban, entah dalam bentuk apapun.

salam
relawan

Sumber :

"Nova Dharma Putra" <1874@mailexcite.com>

To: apakabar@clark.net
Date: Tue, 12 May 1998 09:44:04 -0700
Subject: Kejadian Trisakti berdarah


Pada hari ini Selasa (12 Mei 1998) telah terjadi peristiwa berdarah di Universitas Trisakti. Kejadian ini melibatkan aparat yang telah menggunakan arogansinya untuk membabat mahasiswa di Universitas tersebut dengan granat & peluru. Dalam kejadian ini di kabarkan 6 orang meninggal dunia karena ledakan tersebut dan 7 orang dalam kondisi koma,salah satunya ketua senat mahasiswa telah meninggal dunia dan saya memohon dan berharap kepada rekan - rekan yang menerima mail dari saya untuk mengheningkan diri
sejen ak u/ mendoakan mereka agar dapat diterima disisi-Nya.

Gbr 4. Mahasiswi Trisakti

dikelilingi aparat

Mahasiswi trisakti/reuters

Sumber :

"ros ros"
Cc: apakabar@clark.net
Subject: TEWAS DITERJANG PELURU
Date: Tue, 12 May 1998 15:35:14 PDT


EMPAT MAHASISWA USAKTI TEWAS DITERJANG PELURU TAJAM

Empat mahasiswa Universitas Trisakti (Usakti) tewas diterjang peluru tajam yang ditembakkan aparat keamanan di Kampus Usakti Jakarta Barat,Selasa sore (12/5).
Menurut Adi Andojo selaku Ketua Crisis Center Usakti yang ditemui diKamar Mayat Rumah Sakit Sumber Waras, keempat mahasiswa Usakti itu adalah:
1. Elang Mulia Lesmana (Mahasiswa Fakultas Teknik Sipil &
Perencanaan/FTSP Jurusan Arsitektur Angkatan '96) tewas tertembak di
punggung
2. Heri Hertanto (Mahasiswa Fakultas Teknik Industri/FTI Jurusan TEknik
Mesin Angkatan '95) tewas tertembak
3. Hafidhin Royan (Mahasiswa Fakultas Ekonomi/FE Angkatan '94) tewas
tertembak peluru menembus batok kepalanya
4. Hendriawan (Mahasiswa FE Angkatan '96) tewas tertembak di pinggang.
Menurut Adi Andojo, satu lagi mahasiswa yang dikabarkan tewas masih sedang dikonfirmasi. Kemungkinan mahasiswa tersebut adalah Vero Prasetyo yang tertembak bagian kepalanya dan malam itu masih koma.
Selain itu, belasan mahasiswa menderita luka tembak, terkena pukulan serta gas air mata. Dalam konferensi pers Selasa malam Adi menjelaskan, penembakan terjadi ketika mahasiswa sudah kembali ke kampus. Dia mengaku melihat sendiri darah di depan Gedung M (Gedung Syarif Tajeb yang menghadap Jl. S.Parman, yang berarti penembakan terjadi sewaktu mahasiswa sudah berada di dalam kampus.
"Lha kok sudah di kampus ditembak dengan peluru tajam. Itu kan ada prosedurnya. Ini kok 'ujuk-ujuk' (tiba-tiba) pakai peluru tajam dan itu sudah ada di dalam kampus," tutur mantan Jaksa Agung Muda itu.
Menurut saksi mata, tambah Adi, penembakan dilakukan aparat keamanan dari jalan layang (fly over) yang membentang di depan Jl. S. Parman depan kampus Usakti.

Gbr 5. Aparat terkena "batu" nya.


Hal itu dibuktikan dengan adanya sejumlah kaca Gedung M yang pecah terkena peluru.
Adi menegaskan, "Kami akan mengakukan protes keras kepada yang berwajib khususnya Kapolri dan Menhankam. Kami juga akan berkonsultasi dengan Komnas HAM."
Malam itu juga dua anggota Komnas HAM, Marzuki Darusman dan Clementino dos Reis Amaral turun ke Kampus Usakti. Marzuki menyesalkan saat ini tengah terjadinya eskalasi kekerasasan.

Sumber :

"andy janarko"
To: apakabar@clark.net
Subject: Trisakti
Date: Tue, 12 May 1998 17:11:14 PDT

saya kuliah di Untar (Universitas Tarumanegara-red), sekitar pukul 10.00 WIB saya melihat banyak anak Trisakti berdemonstrasi didalam kampus mereka, tetapi setelah beberapa jam mereka langsung menuju ke Walikota yang katanya mau jalan ke gedung MPR tetapi mereka di pagar betis oleh 8-10 lapisan anti huru-hara. Saya melihat semua dari kampus A Untar (sebelah CL) (CL Citra Land-red). sekitar pukul 17.00 WIB keadaan memanas dan terdengar suara tambakan dan asap gas air mata dimana-mana, kami semua berhamburan untuk menyelamatkan diri sampai ada teman saya yang terjatuh dan luka. para demonstrans masuk ke Untar II.

Mata sampai pedih semua . Mereka malarikan diri lawat kampus B dan keluar ke tanjung duren. Ternyata tembakan tersebut mengenai beberapa anak Trisakti (6 orang ). Mereka menembak dari atas jembatan. Anti huru-hara ini kesal karena mobil dan motor merek dibakar. Tetapi apa ini yang dinamakan Kemanusiaan?????? Tidak ada lagi penegakan hukum...
ada seorang anak Trisakti yang masuk Got, seseorang ingin menolong perempuan ini akhirnya malah ditembak, Ada juga yang dikejar sampai ke gang-gang di tawakal...
6 orang tewas dan 41 orang hilang entah kemana...

Cuplikan dari CNN dan reuters

Gbr 6. Atas : Suasana di Unit Gawat

Darurat RS Sumber Waras

Bawah: Mahasiswa yang berusaha

menyelamatkan diri !

Sumber :

Heri purnomo

Date: Wed, 13 May 1998 17:03:01 +0000
To: apakabar@clark.net
Subject: Trisakti Berdarah


Saya, mahasiswa universitas Trisakti, ingin meluruskan pemberitaan di media massa bahwa seakan-akan mahasiswa memaksa untuk keluar kampus, yang sebenarnya ialah pada waktu itu, sekitar pukul 17.15, semua aksi sudah dihentikan, dan mahasiswa sudah bersiap- siap akan pulang, rencananya,mahasiswa akan memberi bunga kepada para petugas, tapi ternyata petugas berprasangka lain dan langsung memberondongkan tembakan, saya yang waktu itu, baru melangkahkan kaki ke gerbang kampus lari, begitu juga teman-teman saya, terdengar suara tembakan-tembakan, dan di kiri kanan saya lihat teman-teman saya sudah bergelimpangan berlumuran darah,
suasana sangat kacau, dan saya melihat dengan mata kepala sendiri,

Gbr 7. Heri Hartanto (Teknik Mesin

Angkatan 1995).


para petugas tersebut, dengan tanpa ampun, seperti gaya Rambo memberondong ke arah mahasiswa, wajah mereka seperti benci dan dendam sekali pada para mahasiswa, saya tidak sanggup meneruskan....kabar terakhir yang saya dengar 6 mahasiswa tewas di tempat, 8 mahasiswa tewas di rumah sakit dan ratusan lainnya luka luka, saya sendiri untung hanya memar di punggung karena terjengkang di selokan.jauh hari sebelumnya ketika melewati dekat para petugas tersebut, saya memang sudah mendengar pembicaraan-pembicaraan penuh kebencian kepada mahasiswa, seperti "tak pateni mahasiswa-mahasiswa kuwi" dan lain sebagainya tapi saya hanya menganggapnya angin lalu saja, sekarang....

Sumber :

Heri purnomo

Date: Wed, 13 May 1998 17:03:01 +0000
To: apakabar@clark.net
Subject: Trisakti Berdarah


Saya, mahasiswa universitas Trisakti, ingin meluruskan pemberitaan di media massa bahwa seakan-akan mahasiswa memaksa untuk keluar kampus, yang sebenarnya ialah pada waktu itu, sekitar pukul 17.15, semua aksi sudah dihentikan, dan mahasiswa sudah bersiap- siap akan pulang, rencananya, mahasiswa akan memberi bunga kepada para petugas, tapi ternyata petugas berprasangka lain dan langsung memberondongkan tembakan,
Adhisthana 96/reuters

Gbr 8. 4 jenazah di kamar mayat RS.

Sumber Waras, tampak

jenazah Elang Mulya Lesmana

sedang dilayat teman-teman

alm.


saya yang waktu itu, baru melangkahkan kaki ke gerbang kampus lari, begitu juga teman-teman saya, terdengar suara tembakan-tembakan, dan di kiri kanan saya lihat teman-teman saya sudah bergelimpangan berlumuran darah, suasana sangat kacau, dan saya melihat dengan mata kepala sendiri, para petugas tersebut, dengan tanpa ampun, seperti gaya Rambo memberondong ke arah mahasiswa, wajah mereka seperti benci dan dendam sekali pada para mahasiswa,
saya tidak sanggup meneruskan....kabar terakhir yang saya dengar 6 mahasiswa tewas di tempat, 8 mahasiswa tewas di rumah sakit dan
ratusan lainnya luka luka, saya sendiri untung hanya memar di punggung karena terjengkang di selokan.jauh hari sebelumnya ketika melewati dekat para petugas tersebut, saya memang sudah mendengar pembicaraan-pembicaraan penuh kebencian kepada mahasiswa, seperti "tak pateni mahasiswa-mahasiswa kuwi" dan lain sebagainya tapi saya hanya menganggapnya angin lalu saja, sekarang...
09.01 | 0 komentar | Read More

Siapakah Dalang Tragedi 14 Mei 1998


Secara tak terduga ketika browsing Menemukan ini tolong disimak jika perlu di update terus dalam kasih info Baik yg Pro maupun Kontra
Saya harap fokus pada kejadian 14 mei 1998.
Walaupun kita sadari banyak sekali kekurangan pada Mantan Presiden RI ke II. tp jika hanya mahasiswa saja tanpa ada campur tangan provokator
Saya kira tdk bisa, apalagi seorang Sniper menembak tanpa izin komandan nya tdk bakalan mau, seperti kejadian Munir.
Apakah Presiden SBY yg memerintah melakukan ???
Saya kira jawaban nya tidak pasti ada kepentingan Elite Politik lain.
Pemilu akan datang hati2 pada pilihan nya, jangan sampai kita dikibuli seperti Mantan Presiden BJ Habibie.

Majalah Tokoh Indonesia
PROBO: Pada waktu itu Pak Harto ke Mesir. Sebelum tanggal 15 Mei sudah terjadi gerakan-gerakan anti Soeharto. Dia dituduh korupsi. Setiap hari ada orasi. Waktu mau berangkat ke Mesir saya sebenarnya sudah mengingatkannya. “Mas, jangan pergilah. Dirikanlah Dewan Reformasi, lakukan perbaikan atau reform untuk menjaga supaya jangan sampai reformasi berubah menjadi revolusi sebab apa yang kita bangun bisa rusak,” kata saya.

Namun saya mendapat jawaban bahwa ini bukanlah masalah pribadi, bukan mewakili Indonesia saja tapi juga mewakili ASEAN dan Gerakan Non Blok. Terus saya juga meminta kepada Ketua MPR Harmoko supaya mencegah Pak Harto agar jangan pergi. Maksud saya, bikinlah keputusan sidang yang bisa mencegah kepergian Pak Harto.

Tetapi Harmoko cuma datang kepada Pak Harto minta supaya jangan pergi dan memberitahu pula bahwa itu adalah atas usul saya. Lalu saya bilang Harmoko, “Kenapa dibilang Pak Probo, saya artinya apa, saya orang swasta dan tidak punya kedudukan.”

Demonstrasi terjadi terus-menerus tiada henti. Terjadi penembakan mahasiswa Universitas Trisakti. Puncaknya tanggal 14 Mei terjadi penjarahan di beberapa tempat. Kelihatannya sudah direncanakan sebelumnya karena tempatnya tertentu begitu saja. Malah ada perkosaan-perkosaan di rumah-rumah keturunan etnis Tionghoa.

Sampai-sampai Cristianto Wibisono, Direktur Pusat Data Bisnis Indonesia (PDBI) takut betul-betul sehingga koma dan tidak mau lagi tinggal di Indonesia. Ia keluar ke Amerika.
Pada tanggal 14 Mei penjarahan terjadi di mana-mana, keadaan kacau. Saya berusaha menghubungi Habibie sebagai Wakil Presiden tapi tidak berhasil. Sama Wiranto juga tidak berhasil. Tidak ada satu pun yang bertindak pada tanggal 14 itu. Lalu saya pulang dari kantor.

Kemudian, dari rumah pukul setengah lima subuh, saya keliling Jakarta, ternyata kota sudah morat-marit semuanya. Jakarta sepi tak ada satu pun mobil yang lewat kecuali saya.

MTI: Saat itu Pak Probo ada di Gedung Tedja Buana, berusaha mencari atau mengadakan hubungan kontak dengan Pak Habibie dan Pak Wiranto?


PROBO: Ya, tapi Habibie-nya tidak tahu di mana dan Wiranto-nya juga tidak bisa dihubungi. Belakangan baru tahu ikut rombongan ke Malang. Ada apa ini, dan acara apa itu?
Bagaimanapun yang merasa sudah puluhan tahun dibina supaya nanti bisa menggantikan meneruskan pembangunan, tahu-tahu sesudah ada kesempatan kok tega membikin dan mencari kedudukannya supaya kuat.


Kalau kita merenungkannya seperti begitu, kan tampak selama dia menjadi presiden gerakannya cuma mencari kedudukan supaya menjadi kuat, supaya mendapat kepercayaan. Sampai kepada anak-anak pun didekatinya seperti Josua, penyanyi anak-anak dari Surabaya pun sempat diterimanya di Istana. ?mti


=============================================

IMF dan Likuidasi 16 Bank

MTI: Posisi politik Pak Harto sampai tahun 1998 masih sangat kuat bahkan terpilih kembali menjadi Presiden. Ba-rangkali satu-satunya cara menurunkannya hanya lewat goncangan ekonomi yang menemukan momentum saat krisis mo-neter melanda Asia. Bagaimana sesunguh-nya penanganan krisis kala itu, sehingga Pak Harto, seorang pemimpin yang ber-pengalaman sampai tak kuasa menahan gejolak?

PROBO: Menjelang akhir masa jabatannya memang banyak pejabat yang selalu menjilat ke Pak Harto. Kasarnya begitu. Mengangkat-ngangkat dan memuji-muji Pak Harto dengan maksud supaya diangkat menjadi pejabat.

Ternyata mereka itu banyak yang hanya ngomong gede. Malah yang terakhir menjelang terjadinya reformasi, banyak pejabat yang me-nyusun buku yang namanya Manajemen Soeharto. Termasuk Tanri Abeng dan Abdul Gafur yang isi bukunya memuji-muji Pak Harto, supaya Pak Harto senang, lantas dia diangkat jadi menteri. Tapi ternyata mereka itu tidak becus.

Mula-mula Pak Harto dituduh bekerjasama dengan Liem Soe Liong. Padahal, tujuannya wak-tu itu Liem Soe Liong adalah orang yang bisa dikendalikan untuk membangun pabrik-pabrik yang sangat bermanfaat untuk kepentingan rakyat. Rupanya diam-diam banyak juga pejabat yang menjalin hubungan dengan pengusaha-pengusaha sehingga menjadi kaya.

Terus yang terakhir, terjadi krisis moneter yang tidak saja melanda Indonesia tetapi juga Korea Selatan, Thailand dan Filipina. Negara lain seperti Hongkong dan Cina tidak terkena karena cadangan devisanya banyak.

Indonesia cadangan devisanya pas-pasan. Itulah yang dipermainkan oleh George Soros. Akhirnya nilai rupiah jatuh kemudian terjadilah krisis moneter. Pak Harto sudah dijadikan sasaran di sini. Kemudian Pak Harto dipaksa supaya berhubungan dengan IMF. Menteri-menterinya pada waktu itu sudah mulai bertindak sendiri. Seperti Menteri Keuangan Mari’e Muhammad dan Gubernur BI J Soedradjat Djiwandono mengatur bank sendiri sampai ada 16 bank yang dilikuidasi.
Setelah ternyata tidak berhasil, Pak Harto memerintahkan agar jangan ada likuidasi lagi, karena tidak ada gunanya. Lebih baik kalau ada bank yang bermasalah dikasih bantuan kredit. Itulah kemudian keluar yang namanya BLBI (Bantuan Likuiditas Bank Indonesia).

Waktu BLBI keluar, saya sudah bilang sama Prof Edi Swasono, lewat telepon. “Wah, ini BI akan bangkrut.”
“Kenapa Pak?” tanya Edi Swasono. “Itu, orang-orang bank tidak bisa dipercaya. Nanti akan dibikin nasabah fiktif. Yang pinjam fiktif, nasabahnya fiktif, nanti akan terjadi begitu sehingga BI disedot.”

Benar saja. Akhirnya dana BI mengalir terus sampai sekian ratus triliun rupiah. Karena keadaannya begitu, Pak Harto dituduh tidak mampu lagi mengendalikan sehingga terjadilah krisis kepercayaan.

Dalang Tragedi Mei

MTI: Siapa kira-kira dalang peristiwa Kerusuhan 14 Mei 1998?

PROBO: Itulah yang kita tidak tahu. Saya kira kelompok orang-orang yang ekstrim-ekstrim itu. Orang kiri itu, kelihatannya dari situ.

MTI: Mengapa pada waktu itu jenderal-jenderal tidak berada di Jakarta?

PROBO: Ya itulah juga yang sampai sekarang menjadi teka-teki. Wiranto itu mengapa pergi ke Malang sewaktu terjadi peristiwa tanggal 14 Mei. Semua jenderal-jenderal pergi ke Malang di sini kosong sehingga tidak ada komando pengamanan. Dan sesudah sore-sore peristiwa itu berhenti sendiri. Aneh, kan?

Waktu itu saya duduk di sini juga, lantai tiga gedung Tedja Buana Building, Menteng, Jakarta Pusat. Si Lis, sekretaris saya yang dulu sudah ketakutan sekali. “Bagaimana ini, pulang saja Pak,” katanya. ?mti

Sumber Berita
Majalah Tokoh Indonesia
09.00 | 0 komentar | Read More

Misteri Tabir Tragedi Mei 1998

Mengenang 10 tahun tragedi Mei 1998? Pada titik mana kita mengheningkan cipta? Hidup para mahasiswa yang gugur?
Ribuan kematian yang terpanggang api dan amuk penjarahan? Rezim Soeharto yang runtuh? Awal reformasi yang
mengawali ilusi hari ini?

Entah yang mana, brutalitas kekerasan Mei 1998 masih utuh tak tersentuh dan teka-tekinya terkunci bahkan bagi para
pemberani. Seperti setiap teka-teki tentang tragedi besar, dalam diam khalayak tetap menyimpan pertanyaan.

Maka, sementara kita mengenang dan mengheningkan cipta, mungkin ada gunanya mengingat lagi teka-teki brutalitas
peristiwa yang masih utuh tak tersentuh. Ia tidak akan terkuak sebelum tiga pertanyaan besar ini terjawab. Pertama,
mungkinkah gelombang kekerasan Mei 1998 itu terjadi secara spontan? Kedua, apa artinya pola sistematik yang terjadi
dalam kekerasan serentak? Ketiga, apakah masuk akal badan intelijen tidak tahu sebelumnya kekerasan massal yang
bersifat serentak dan sistematik itu?

Keserentakan kekerasan

Sangatlah ganjil ledakan kekerasan dalam skala kolosal seperti Mei 1998 terjadi pada waktu yang bersamaan. Kekerasan
berskala kolosal yang terjadi pada waktu bersamaan di seluruh Jakarta pun sudah amat sangat ganjil. Apalagi kekerasan
tersebut meledak pada waktu bersamaan dalam skala seluas Jabotabek dan kota-kota lain. Istilah ”pada waktu
bersamaan” merupakan kunci.

Istilah itu menunjuk terjadinya kekerasan dalam skala kolosal secara serentak. Dan, terjadinya kekerasan secara serentak
dalam skala kolosal itu memberi kesan kekerasan kolosal meledak secara spontan serta acak (random). Ia spontan dan
acak dalam arti tidak digerakkan melalui pengorganisasian apa pun.

Mereka yang telah menelan mentah-mentah klaim spontanitas kekerasan dalam tragedi Mei 1998 itu sebaiknya segera
memuntahkan kembali. Sebabnya sederhana. Dapatkah kita mendamaikan kontradiksi antara ”spontanitas kekerasan”
dan ”skala kolosal kekerasan”? Apa yang spontan hampir mustahil terjadi dalam skala kolosal, dan apa yang terjadi
dalam skala kolosal hampir tidak mungkin muncul secara spontan.

Dalam dunia perilaku manusia, suatu gejala yang sama sekali baru, bersifat acak, dan berskala kolosal hanya mungkin
muncul atau terjadi karena dua hal. Pertama, karena kebiasaan sosial yang sudah terbentuk lama dan panjang dalam
proses sejarah hingga menjadi kebiasaan kolektif. Kedua, karena hasil rekayasa yang sangat sistematis.

Tentang penyebab pertama, apabila ciri-ciri kekerasan yang berskala kolosal dalam tragedi Mei 1998 itu disebabkan oleh
kebiasaan sosial kita yang sudah menyejarah, satu-satunya kemungkinan adalah kita memang bangsa brutal atau
bahkan biadab. Namun, jika kita bukan bangsa biadab, kekerasan yang berskala kolosal itu tentu dipicu oleh sebab lain
yang bukan berakar pada kebrutalan yang telah menyejarah. Justru karena itu, pintu terbuka sangat lebar untuk
memahami kekerasan berskala kolosal dalam tragedi Mei 1998 itu bukan sebagai gejala spontan, melainkan sebagai
hasil rekayasa yang amat sistematis dan terorganisasi. Pertanyaan siapa yang mengorganisasi adalah teka-teki besar
lain.

Sistematisasi amuk

Dari pola bagaimana kekerasan kolosal Mei 1998 dimulai, amatlah tidak masuk akal menerima keganasan itu sebagai
hasil dari spontanitas massal. Dari begitu banyak saksi di lokasi kejadian, kita bisa belajar bahwa orang-orang yang
memulai tindakan kekerasan bukanlah orang-orang dari lingkungan setempat ataupun orang- orang yang dikenal warga
setempat. Mereka adalah ”orang-orang asing dari antah-berantah”.

Itulah para pelaku yang rupanya memulai vandalisme dan kekerasan. Ketika gelombang kekerasan telah mulai berjalan
kencang, orang-orang dari antah-berantah ini kemudian mengajak kerumunan massa penonton bergabung dalam
deretan penjarahan dan kekerasan. Pada momen inilah segera terlihat kesan bahwa seluruh gelombang kekerasan Mei
1998 itu seolah- olah dimulai para penduduk setempat secara spontan.

Ketika laju kekerasan sudah terlihat seolah-olah sebagai gelombang amuk spontan, orang-orang dari antah-berantah
yang menjadi pelatuk kekerasan itu lalu menyingkir, dan kemudian lenyap dalam bayang-bayang dan lipatan kekerasan
kolosal. Mungkin orang-orang asing dari antah-berantah itu masih mendengar bunyi api yang membakar kota, atau jeritan
anak-anak yang terperangkap dalam detik-detik kematian, atau mungkin mereka berpindah untuk segera menyalakan api
dan kekerasan di sasaran berikutnya. Yang pasti, ”mesin-mesin kekerasan” itu kemudian lolos dari lensa sejarah. Mereka
menyelinap dan lenyap dalam bayang-bayang pertarungan besar kekuasaan yang akhirnya membawa kejatuhan Soeharto.

Selanjutnya, kepada kita disajikan kisah tentang segala bentuk kekerasan dalam tragedi Mei 1998 sebagai teka-teki yang
terkunci. Ada satu lagi pertanyaan mahabesar yang perlu diajukan, dan jawabannya akan menunjukkan apakah tragedi
Mei 1998 itu misteri atau bukan.

Misteri intelijen

Pertanyaan terakhir ini sentral dan sedemikian mendasar. Bukankah begitu aneh dan tidak masuk akal ledakan
kekerasan dalam skala kolosal sebesar Mei 1998 itu sama sekali tak dikenali oleh radar badan intelijen militer? Kita tidak
sedang berbicara mengenai lembaga intelijen suatu negara yang baru lahir, tetapi badan intelijen yang sudah punya
pengalaman luar biasa selama 32 tahun kediktatoran.

Hanya orang biasa seperti saya yang tidak sanggup mendeteksi serta mengantisipasi mesin-mesin kekerasan yang akan
berderap di jalan-jalan Jabotabek dan kota-kota lain. Simaklah keanehan besar berikut ini. Kalau gerakan amat rahasia
beberapa orang aktivis pun dengan mudah dideteksi dan dibongkar oleh badan intelijen (dan ini sudah menjadi
kebiasaan bertahun-tahun), bagaimana mesti dijelaskan gelombang kekerasan berskala kolosal dalam tragedi Mei 1998
sama sekali lolos dari radar badan intelijen yang sama?

Tanpa jawaban atas keganjilan mahabesar itu, kita tidak perlu percaya penjelasan apa pun tentang tragedi Mei 1998.
Sekali lagi, keganjilan kinerja badan intelijen itu sedemikian besar sehingga klaim atas ciri spontan kekerasan yang
berskala kolosal itu tidak mungkin dapat diterima. Para saksi yang dapat menguak keganjilan mahabesar ini sekarang
tentu masih segar bugar. Cuma, sedikit kemungkinan mereka akan berani tampil untuk menjawab tiga pertanyaan besar
di atas. Apa pun juga, tiga pertanyaan besar itu bisa menjadi pandu yang menuntun kita dalam menanggapi simpang siur
tentang tragedi Mei 1998.

Mengapa mesti berjerih payah dengan tiga pertanyaan besar yang membuat batin kita digigit kembali oleh kepedihan
pembunuhan, pembakaran, penjarahan, dan kekerasan lainnya? Sejak hari-hari gelap pada bulan Mei 1998 itu, berita
tentang negeri ini setiap hari berisi headlines baru. Setiap headline tentu terasa mendesak, tetapi sesungguhnya juga
menjadi tabir yang menutupi tragedi itu sampai menjadi tabu. Lalu, apa yang kita tulis di buku sejarah hanyalah tabir
kegelapan. Itu membuat anak-anak kita tidak belajar apa pun selain ketakutan.

Oleh: B Herry Priyono Dosen pada Program Pascasarjana Sekolah Tinggi Filsafat (STF) Driyarkara, Jakarta

sumber: http://kompas.co.id/kompascetak.php/read/xml/2008/05/15/0020250/tabir.tragedi.mei.1998
08.58 | 0 komentar | Read More

Misteri Sejarah Tragedi 12 mei 1998

Sore 12 May 1998, saya pribadi selaku alumnus mahasiswa arsitektur trisakti angk. 1991 mengucapkan belasungkawa atas meninggalnya 6 mahasiswa trisakti. Saya sendiri kebetulan berada di tengah-tengah peristiwa selasa sore kemarin tepatnya dari jam 14:00. Sekitar jam 17.30

Demo Mahasiswa beberapa jam sebelum tragedi/reuters


Gbr 2. Demonstran berada didepan

gedung walikota

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhvGO1Yx8CFOne2gLJZduOirdUhZ8vW31eota6pCPUelv1o7Aqy4Gx8lQnj_Bospkhvy4U59iZ5kqWF6STIk-Mwxw_XFHXVS22sbKToiV9woZ-PjW3WyLVpDWUuxU-uEaYvyNMi31ORW4nh/s1600/10.jpg
Pada saat rombongan demonstran sedang membubarkan diri satu persatu tiba-tiba terdengar tembakan keras disertai bau mesiu di mana-mana.

Hal ini mengakibatkan kepanikan sejumlah besar mahasiswa dan warga yang berada di sekitar kejadian.

Serentak terjadi arus massa yang datang dari arah depan Gd. Wali Kota dan berlari ke arah kampus

trisakti di jalan S.Parman. Pada saat itu saya berada di bawah jembatan penyeberangan jalan S.Parman.

Dalam keadaan menegangkan itu massa mahasiswa membantu rekan-rekannya yang terjatuh dalam kepanikan. Letusan tembakan terus saja terdengar. Benar-benar sadis !!!! ternyata benar sekali berita-berita yang sering saya dengar dari media massa asing dan lokal tentang perlakuan aparat keamanan ini terhadap mahasiswa dan masyarakat.

Massa berlari dan berteriak-teriak histeris, sejumlah pedagang

yang biasa berkumpul di depan pintu masuk lari menyelamatkan diri
http://rakyatdemokrasi.files.wordpress.com/2009/05/kerusuhanmei1998.jpg

ke dalam. Barisan polisi terus mengejar mahasiswa dan menyusun barikade di fly over dan mengarahkan tembakan ke dalam kampus trisakti. Mahasiswa berusaha menutup pintu depan masuk universitas trisakti, karena ngeri melihat sejumlah polisi sudah siap di fly over maka saya terus berlari masuk ke dalam lingkungan kampus.

Kejadian penembakan dan perlawanan mahasiswa ini berlangsung cukup lama (kira-kira dari jam 17:30 sampai dengan 19:00),dan pelurunya sampai menembus ke kaca jendela Gd. M (Syarif Thayib). Beberapa mahasiswa tiba-tiba terjatuh berbarengan dengan letusan peluru yang terdengar keras.

Masya Allah, setelah mahasiswa ada di dalam kampus, polisi-polisi justru semakin bersemangat menembaki mereka yang sudah ada di dalam. Bagaimana mungkin??? kita sudah ada di dalam tapi masih aja terus ditembaki. Apakah tentara itu merasa terancam jiwanya oleh mahasiswa yang sudah ada di dalam kampus ???????. Kita bukan anjing, bukan kriminal berbahaya, bukan sangsak,


kita bayar pajak untuk pembangunan. mahasiswa sedang perjuangkan nasib rakyat dan aparat itu sendiri sebagai rakyat biasa juga sedang diperjuangkan nasib dan kesejahteraannya. Balasan yang 'sangat amat baik sekali' dari aparat keamanan. Tiap kali terdengar letusan senapan yang keras dan menggetarkan kaca-kaca di Gedung M, Massa mahasiswa spontan berteriak 'Allahu Akbar'.

Kejadian ini memancing emosi sejumlah mahasiswa, perlawanan dilakukan dengan melempar batu dan botol. sejumlah mahasiswa yang terluka sempat dibawa ke koridor di Gd. P dan ruang himpunan mahasiswa arsitektur.

Darah berceceran di lantai Gd. P (Gd.Arsitek). Korban yang tertembak di bagian pinggang tampkanya tidak kuat menahan sakit dan berteriak-teriak.


Mahasiswa yang tidak kuat menahan emosi berteriak-teriak istiqfar

dan mengutuk perbuatan aparat bermoral binatang. Karena bantuan alat-alat medis yang kurang, korban dibawa ke MS-Tri FM gedung I lt.1

Di tengah kepanikan dan kekalutan massa sebagian mahasiswa memberikan informasi ada mahasiwa yang meninggal di Gd. Syarif Thayib, Untuk membuktikan informasi tersebut beberapa berlarian ke gedung M. Tampak seorang mahasiswa yang dibaringkan di lantai dan beberapa rekannya mencoba menggerakkan tubuh mahasiswa tersebut untuk mengetahui reaksinya.

Tidak ada reaksi sama sekali. Sebagian mahasiswa belum yakin kalau mahasiswa ini sudah meninggal Seorang rekan menempelkan telunjuknya ke hidung mahasiswayang luka-luka tersebut.

Inna Lillahi Wa Ina Lillahi Roji'un, mahasiwa yang sedang berbaring ini sudah tidak bernyawa. tidak ada nafasnya seru seorang rekan ketika tidak merasakan aliran nafas dari hidungnya. Tidak kuat menahan emosi yang sedang terjadi, beberapa mahasiswa beristiqfar menyebut nama Allah Swt, dan lainnya menyerukan untuk mengadakan pembalasan sebagian lagi berusaha menahan emosi rekannya. "Tidak ada gunanya dilawan",

" jangan ada korban lagi", semuanya mundur, rekan kita sudah ada

yang meninggal, Mundur semua !!!! jerit beberapa rekan mahasiwa.

Mahasiswa-mahasiwa yang berada di barisan depan terus melempari petugas dan berteriak-teriak histeris. Kabar kematian rekan mahasiswa tampaknya malah membakar emosi mahasiswa barisan depan ini.

Seorang rekan mahasiswa di tengah-tengah kekacauan sempat membakar foto tokoh nasional yang sangat tidak dihormati oleh sebagian besar mahasiswa. Setelah jam 19:00 lewat tampaknya aksi perlawanan dari mahasiswa berhenti dan sebagian besar mahasiswa berkumpul di depan Gd. I di depan Ruangan Radio MS-Tri FM. Mahasiwa yang luka-luka dirawat di MS-Tri FM.

Ada yang mengalami luka di jari-jari tangan, kaki dan pinggang.

Pada saat itu terdengar kabar 2 mahasiswa meninggal dunia.

Barang bukti berupa sejumlah selongsong peluru dikumpulkan oleh mahasiswa.

Sekitar jam 19:15 saya pulang melalui jalan Kyai Tapa.

Di depan pintu masuk jl. kyai tapa beberapa mahasiswa sedang berbicara dengan 2 orang wartawan. Sejumlah polisi masih berkumpul mengepung kampus universitas trisakti dari jalan s.parman dan jalan. kyai tapa.

ketika sampai di rumah terdengar khabar bertambah korban jiwa

menjadi 6 orang. Inna Lillahi wa Inna Lillahi Roji'un. Perjuangan 6 rekan kita tidak akan pernah sia-sia. Reformasi yang datang dari arus bawah tidak akan pernah bisa dihentikan. Demikianlah peristiwa yang tidak akan pernah terlupakan sepanjang hidup saya. Disusun berdasarkan kebenaran dan kenyataan yang saya alami.



Gbr 3. Suasana pada jam 17.15, disinilah awal reformasi bangsa Indonesia. tampak aparat membabi buta dengan cara yang tidak manusiawi.


Teman-teman, siapapun anda yang masih sudi memelihara nurani, detik ini (ketika anda membaca mail ini) marilah kita bersama mendoakan arwah para 'mahasiswa' korban keberingasan gerombolan tentara pengawal kekuasaan rejim psikopat.

Dari sejak maghrib sampai detik ini Tim Relawan untuk Kemanusiaan terus menerus mendapat laporan keadaan di Kampus Trisakti, Jakarta. Mahasiswa, Sumber kontak Relawan terakhir (20.30 wib) menjelaskan ada 11 mahasiswa yang meninggal, diinjak-injak sepatu lars dan terkena peluru timah panas.

Sekitar 500 mahasiswa, termasuk yang meninggal dan luka, sampai detik tulisan ini dibuat tidak bisa keluar. Sementara teman-teman mereka yang diluar, berupaya masuk untuk memberikan bantuan, kesulitan menembus blokade. Tim Relawan sangat mengharapkan kepedulian anda untuk membantu para korban, entah dalam bentuk apapun.

Pada hari ini Selasa (12 Mei 1998) telah terjadi peristiwa berdarah di Universitas Trisakti. Kejadian ini melibatkan aparat yang telah menggunakan arogansinya untuk membabat mahasiswa di Universitas tersebut dengan granat & peluru. Dalam kejadian ini di kabarkan 6 orang meninggal dunia karena ledakan tersebut dan 7 orang dalam kondisi koma,salah satunya ketua senat mahasiswa telah meninggal dunia dan saya memohon dan berharap kepada rekan - rekan yang menerima mail dari saya untuk mengheningkan diri

sejenak aku mendoakan mereka agar dapat diterima disisi-Nya.


Gbr 4. Mahasiswi Trisakti

dikelilingi aparat


gan, ane ga ngerti harus ngomong apa lagi. yang ane tau Negara ini harus lebih baik sekarang, detik ini, menit ini, dan kedepannya. Semoga para elit politik yang ada di DPR, MPR dan segala macam institusi nya "Terbuka hati nya" untuk bersama membangun negri ini.

mau sejelek apa, seburuk dan sekacau apa. SAYA BANGGA MENJADI ANAK INDONESIA!

Semoga kejadian 12 Mei 1998 tidak terulang kembali, dan INDONESIA KEMBALI MENJADI MACAN ASIA.


sumber : http://www.kaskus.us/showthread.php?t=4093905
08.50 | 0 komentar | Read More

Monalisa: Senyum Sejuta Misteri

SEBUAH senyum ternyata bisa memancing banyak interpretasi, teori, polemik, film, lagu, puisi bahkan parodi. Sementara sang empunya senyum mungkin hanya sekedar tersenyum saja dan tidak memiliki maksud apapun dari senyumannya itu karena hingga kini dia hanya terpaku diam di dinding Museum Louvre, Perancis. Itulah senyum Monalisa, sebuah ekspresi dari lukisan karya maestro Leonardo da Vinci. Lukisan Monalisa sampai saat ini dipercaya merupakan karya seni yang paling banyak dilihat orang sedunia. Bagaimana tidak, jutaan salinan lukisan ini telah dibuat dan beredar di seluruh dunia, sementara lukisan aslinya yang dipajang di Museum Louvre dipelototi oleh ribuan pengunjung setiap hari. Lalu mengapa lukisan ini menjadi sangat terkenal? Berikut sepenggal kisah asal-usul dan beberapa fakta menarik tentang lukisan Monalisa.

Asal-usul Monalisa
Lukisan Monalisa yang juga dikenal sebagai La Gioconda di Italia dan La Joconde di Perancis diyakini banyak kalangan dilukis oleh Leonardo da Vinci pada era Renaisans yaitu tepatnya di tahun 1503. Sementara subyek lukisannya menurut sejumlah sejarawan adalah seorang wanita asal kota Florence, Italia yang bernama Lisa del Giocondo atau Lisa Gherardini, isteri dari seorang pengusaha sutera kaya, Francesco del Giocondo.


Leonardo da Vinci mengerjakan lukisan potret ini hingga tahun 1506 dan sayangnya ia tidak meninggalkan catatan apapun dalam karya legendaris tersebut hingga akhir hayat pada tahun 1519. Namun hal inilah yang membuat Monalisa menjadi masyhur karena para sejarawan mengajukan beragam teori tentang lukisan ini baik berupa motif pribadi da Vinci dalam melukis, subyek lukisan, kapan lukisan dibuat, siapa pemilik sah lukisan dan tentu saja: makna senyum si Monalisa.

Leonardo da Vinci_self portrait, Leonardo da Vinci, renaissance, La Gioconda, La Joconde, Lisa del Giocondo, florence, louvre museum
Leonardo da Vinci

Lukisan Monalisa menggambarkan potret setengah badan seorang wanita usia pertengahan 20an yang berpose di sebuah teras gedung. Berbeda dengan sejumlah model lukisan potret pada masa itu yang umumnya berpose tegak lurus dan kaku, model lukisan ini terlihat santai menyilangkan tangannya di pegangan kursi sambil mengembangkan senyum tipis yang sangat misterius. Lukisan ini menjadi khas juga karena sang model lukisan tidak memakai perhiasan apapun di tubuhnya dan bahkan tidak mempunyai alis mata!

Namun sebenarnya lukisan Monalisa tidak terlalu terkenal hingga pertengahan era 1800an ketika para seniman aliran Simbolik memuji Monalisa sebagai simbol kemisteriusan wanita. Sejak saat itu Monalisa menjadi inspirasi berbagai macam puisi, lagu dan drama. Semakin terkenal lagi ketika lukisan ini dicuri pada tahun 1911 dan untungnya dua tahun kemudian diketemukan.

Perjalanan panjang Monalisa
Monalisa merupakan salah satu karya kesayangan Leonardo da Vinci. Ini terbukti karena da Vinci terus membawa lukisan tersebut kemana pun dia pergi hingga akhir hayat. Tahun 1516, da Vinci diundang melukis ke Perancis oleh Raja Francois I. Raja yang kagum terhadap karya-karya da Vinci membeli sejumlah lukisan sang maestro termasuk lukisan Monalisa dan kemudian memajangnya di istana Château Fontainebleau. Selanjutnya, Raja Louis XIV memindahkan lukisan ke istana Versailles. Setelah Revolusi Perancis, lukisan berpindah lagi ke istana (sekarang museum) Louvre. Penguasa terkenal pasca Revolusi Perancis, Napoleon I bahkan pernah menggantung lukisan Monalisa di kamar pribadinya.

Peristiwa menggemparkan terjadi pada 21 Agustus 1911 ketika Monalisa dicuri oleh seorang karyawan museum berkebangsaan Italia, Vincenso Peruggia. Dia menyimpan Monalisa selama dua tahun di loteng kamarnya di Paris. Tahun 1913, Peruggia membawa pulang Monalisa ke Italia dan mencoba menjualnya. Dia kemudian tertangkap, namun masyarakat Italia malah menganggap Peruggia sebagai pahlawan karena berhasil ‘memulangkan’ Monalisa ke tanah airnya. Setelah dipamerkan ke publik, Pemerintah Italia akhirnya memulangkan Monalisa kembali ke ‘rumah’ di Museum Louvre, Perancis.

Tahun 1962, Monalisa sempat berkunjung ke negara Paman Sam, AS untuk dipamerkan di museum National Gallery. Tahun 1974, bertualang ke Moskow dan Tokyo, di mana jumlah pengunjung pameran hampir mencapai dua juta orang hanya dalam beberapa hari saja. Sebuah rekor jumlah kunjungan museum yang belum terpecahkan hingga sekarang.

Banyak yang menyukai lukisan Monalisa namun tidak sedikit pula yang membencinya. Tahun 1956, Monalisa dilempari asam hingga menyebabkan sedikit kerusakan di bagian bawah lukisan. Selanjutnya terkena lemparan batu yang menyebabkan lukisan lecet di beberapa bagian. Tahun 1974, Pemerintah Jepang menghadiahi Monalisa bingkai kaca anti peluru yang berpenyejuk udara. Sejak saat itu Monalisa mulai aman dari gangguan tangan-tangan jahil.

pengunjung louvre, louvre museum, leonardo da vinci, renaissance, La Gioconda, La Joconde, Lisa del Giocondo

Sejumlah fakta menarik lain tentang Monalisa
  • Monalisa dilukis di atas kanvas kulit kayu menggunakan cat minyak dan berukuran 77 x 53 cm.
  • Mona dalam bahasa Italia adalah singkatan untuk madonna yang artinya adalah "nyonyaku". Sehingga judul lukisan artinya adalah Nyonya Lisa. Dalam bahasa Italia biasanya judul lukisan ditulis sebagai Monna Lisa (dengan ‘n’ ganda).
  • La Gioconda adalah bentuk feminin dari Giocondo. Kata giocondo dalam bahasa Italia artinya adalah "riang" dan la gioconda artinya adalah "wanita riang". Berkat senyum Mona Lisa yang misterius, frasa ini memiliki makna ganda. Begitu pula terjemahannya dalam bahasa Perancis; La Joconde.
  • Nama Mona Lisa dan La Gioconda atau La Joconde menjadi judul lukisan yang diterima secara luas semenjak abad ke-19. Sebelumnya lukisan ini disebut dengan berbagai nama seperti "Wanita dari Firenze" atau "Seorang wanita bangsawan dengan kerudung tipis".
  • Lisa del Giocondo (Lisa Gherardini) atau Monna Lisa lahir tahun 1479 dan berusia sekitar 24 tahun ketika Leonardo da Vinci melukisnya.
  • Tahun 1625, seorang bangsawan Inggris, Duke of Buckingham mengajukan tawaran membeli lukisan Monalisa.
  • Seniman terkenal Italia, Pablo Picasso sempat diinterogasi polisi Italia saat lukisan Monalisa hilang. Ini karena Picasso sebelumnya diketahui membeli beberapa arca curian dari Museum Louvre beberapa bulan sebelum Monalisa hilang.
  • Tahun 1919, seniman aliran Dadais, Marcel Duchamp melukis parodi Monalisa bertajuk L.H.O.O.Q. Dalam lukisan ini Monalisa ditambahkan kumis dan jenggot. L.H.O.O.Q. menjadi sama tenarnya dengan Monalisa.
  • Marcel_Duchamp_Mona_Lisa_LHOOQ, L.H.O.O.Q., karya unik monalisa, louvre museum, leonardo da vinci, renaissance, La Gioconda, La Joconde, Lisa del Giocondo, florence
  • La Joconde a le sourire (Monalisa masih tersenyum) adalah sebuah sandi rahasia saat Perang Dunia II untuk menandakan bahwa sejumlah barang seni koleksi Negara telah diamankan.
  • Tahun 2000, Eric Harshbarger menyusun sketsa Monalisa menggunakan mainan Lego, sementara Karen Eland melukis Monalisa menggunakan bahan kopi.
  • karya unik monalisa, louvre museum, leonardo da vinci, renaissance, La Gioconda, La Joconde, Lisa del Giocondo, monalatte, monalego
  • Lukisan Monalisa terkecil dibuat oleh Yves Gerard yang berukuran 9x13 milimeter. Sementara lukisan yang terbesar (Mega Mona) dibuat oleh Karen Savell yang berukuran 44x62 inci.
  • monalisa terbesar, monalisa terkecil, karya unik monalisa, louvre museum, leonardo da vinci, renaissance, La Gioconda, La Joconde, Lisa del Giocondo, florence
  • Karakter Monalisa sempat muncul dalam serial kartun “Kura-kura Ninja” di episode 'Raphael Meets His Match'. Tiga anggota kura-kura Ninja: Raphael, Leonardo, dan Donatello membantu Monalisa mencari penjahat yang telah mengubahnya menjadi mutan Big Grin
  • Tahun 2000 digelar sebuah pameran besar dengan tajuk Seratus Senyum Monalisa (The 100 Smiles of Mona Lisa) yang memamerkan beragam salinan lukisan Monalisa sejak abad ke-19.
  • Sebelum berkunjung ke AS pada tahun 1962, Monalisa ditaksir untuk kepentingan asuransi dan nilainya adalah 100 juta dolar AS. Hingga saat ini Monalisa tidak diasuransikan karena sudah dianggap sebagai aset Negara oleh pemerintah Perancis.
  • Sebuah tayangan dari National Geographic berjudul "Testing the Mona Lisa" mengungkap bahwa Monalisa ternyata sedang hamil saat dilukis.
  • Tahun 2005, sejumlah peneliti dari Universitas Amsterdam mengungkap penelitian mereka tentang senyum Monalisa yaitu: 83% bahagia, 9% jijik, 6% takut, 2% marah, -1% netral, 0% terkejut.
  • Januari 2010, Dr Vito Franco, profesor anatomi patologi dari Universitas Palermo berteori bahwa Monalisa saat dilukis pada 1503 mengalami kegemukan dan berkolesterol tinggi.
  • Museum Vernon di AS mengklaim lukisan Monalisa mereka adalah lukisan asli. Monalisa versi Vernon memiliki subyek yang lebih muda dan lukisannya agak sedikit lebih lebar.
Kontroversi tak berujung
Sampai sekarang Monalisa masih diliputi tanda tanya besar terutama yang berkaitan dengan subyek lukisannya. Memang pendapat umum yang diterima semua kalangan Monalisa adalah Lisa del Giocondo (Lisa Gherardini), tapi ada ahli yang mengatakan bahwa Monalisa sebenarnya adalah potret diri Leonardo da Vinci yang dilukis berwujud perempuan, sementara ada juga yang mengatakan Monalisa adalah ibu kandung da Vinci. Pendapat lain mengatakan Monalisa adalah Pacifica Brandano, Constanza d'Avalos dan bahkan Isabella of Aragon yang merupakan isteri terakhir dari da Vinci. Jelasnya, siapapun yang dilukis oleh da Vinci dalam lukisan Monalisa hanya dia dan Tuhan yang tahu!

Sumber:
http://en.wikipedia.org/wiki/Mona_Lisa
http://www.lairweb.org.nz/leonardo/mona.html
http://www.kleio.org/en/history/monalisa/ml_fakten.html
http://en.wikipedia.org/wiki/Speculation_about_Mona_Lisa
http://www.monalisamania.com
08.47 | 0 komentar | Read More

Mengapa senyuman monalisa menarik perhatian anda?

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhY0y-3QeITezgONs6M_imYRLrSsM3alnQhEA94tefUcvbBBAdQyR6G1DUtU2u4QUDiHiHjjFeINwsNcntP66pqpgKTN3bbYm4FogJUR1_GqRKNgIYW15M5lLuTiImHxUv6gkTjSfBrrgs/s400/monalisa.jpg
Seulas senyum pada lukisan klasik karya seniman zaman Rennaissans
Italia Leonardo Da Vinci (1452 - 1519) telah mempesona begitu banyak
pencinta karya seni sejak lukisan itu selesai dibuat pada tahun 1506.
Orang yang pernah melihat lukisan itu secara langsung umumnya selalu
teringat akan pesona senyuman yang kesannya merekah muncul pada saat
orang justru tidak memusatkan tatapan penglihatannya langsung pada
wajah Monalisa. Senyum itu selain mempesona sekaligus misterius bagi
banyak pencita seni dan dianggap memiliki nilai transendental keagungan
yang luar biasa. Salah satu orang yang pertama kali terkesan atas
senyuman yang dilukiskan sebagai "memiliki nilai keagungan diluar batas
sosok manusia" ("more divine than human") diungkapan oleh Giorgio
Vasari, seorang kritikus seni dan penulis terkemuka yang hidup di abad
XVI.
Lukisan sosok Lisa di Antonio Maria Gherardini - nama sebenarnya
Monalisa - kini menjadi salah satu koleksi kebanggaan milik Musee de
Louvre, Paris - Perancis yang merupakan museum kebudayaan yang
terlengkap di dunia.
Untuk memuaskan rasa penasaran akan senyuman Monalisa seorang pakar
neuroscientist dari Universitas Harvard bernama Margaret Livingstone
baru-baru ini telah mengungkapkan kajian ilmiah yang mengungkap rahasia
dibalik senyum Monalisa pada terbitan journal Science No.17. edisi
akhir tahun 2000. Setelah mengkaji dengan seksama lukisan Leonardo Da
Vinci, maka Livingstone meyakinkan bahwa senyuman mempesona yang
terkesan muncul selintas dengan lamat-lamat pada wajah Monalisa terjadi
sebagai efek dari suatu ilusi optik. Dijelaskannya bahwa senyuman itu
dapat tertangkap mata justru pada saat seseorang tidak tengah langsung
memandang kearah bibir Monalisa.
Livingstone menjelaskan teorinya dari sudut struktur sistem visual
manusia berdasarkan keahliannya di bidang visual processing yang
terjadi pada manusia.
Penjelasan berdasar teori struktur sistem visual manusia :
Pada saat seseorang tengah memusatkan pandangan dengan pancaindera
penglihatan atas suatu obyek di alam, sesungguhnya citra yang
dipersepsikan manusia terbentuk dalam 2 area yang dapat dibedakan
secara jelas, yakni daerah pusat pada area bidang pandangan - yang
disebut fovea - yang berciri dapat membedakan warna dan kesan kontras
yang amat tajam. Sedangkan bidang pandang sekeliling diluarnya - atau
peripheral area - mempersepsikan pancaindera penglihatan terhadap citra
hitam putih, bayang dan efek gerak. Citra ("image") suatu benda menjadi
berkesan lebih baur ("blurred") jika pandangan atas peripheral area
terikutkan secara keseluruhan dalam pandangan atas suatu obyek.
Dalam metoda kerja penelitiannya Livingstone melakukan scan atas
reproduksi lukisan Monalisa dan menghilangkan seluruhnya ("filtered
out") segala image bayang dan efek yang terdapat dalam area pandang
peripheral , sehingga akhirnya lukisannya hanya menyisakan citra
rincian kontras dan beda warna seperti yang lazim terlihat dalam area
fovea. Sebagai akibatnya maka pandangan manusia lalu tidak dapat lagi
menangkap adanya senyuman Monalisa. Ketika efek bayang diimbuhkan
kembali pada lukisan persis layaknya sebagaimana pandangan manusia
mempersepsikan pandangan area peripheral, maka dengan segera munculah
kembali senyum Monalisa yang mempesona itu.
Terobosan kajian ilmiah Margaret Livingstone mendapat dukungan dari
ahli sejarah kesenian zaman Renaissans dari Universitas Columbia yang
bernama James Beck. Leonardo Da Vinci sebagai seorang seniman serba
bisa pada masa Renaissans juga dikenal sebagai arsitek , pematung,
selain sebagai inventor ulung yang mendahului pemikiran zamannya.
Menurut berbagai penelitian atas karya-karya arsitektur atau patung
zaman Rennaissans memang banyak yang mengadopsi efek ilusi optik guna
menimbulkan kesan keagungan atau sakral hingga lebih mengesankan setiap
orang yang memandangnya.
Namun bagi sebagian ahli termasuk diantaranya Dr. James Beck tidak
sepenuhnya yakin bahwa seniman zaman Renaissans - termasuk Leonardo Da
Vinci - berkarya dengan sengaja memasukkan unsur efek ilusi optik untuk
membuat lukisannya lebih mempesona. Margaret Livingstone serta James
Beck berpendapat efek tersebut boleh jadi awalnya terlebih dahulu
tercipta dengan tidak sengaja oleh Leonardo Da Vinci.
sumber:yahoo! answers
08.40 | 0 komentar | Read More

BACA JUGA

DAFTAR LENGKAP ARTIKEL BLOG BAGINDAERY

Ikuti situs Bagindaery

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...