ARTIKEL PILIHAN

GOOGLE TRANSLATE

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

ARTIKEL PILIHAN

Doa untuk Memperoleh Ketenangan: Doa Penawar Hati Yang Duka (Pelipur Lara) dan Ketenangan

Written By Situs Baginda Ery (New) on Selasa, 14 Januari 2014 | 20.34


Doa Penawar Hati Yang Duka (Pelipur Lara) dan Ketenangan 
 
Do’a Pelipur Lara

Ada sebuah do’a yang sangat indah yang pernah diajarkan oleh Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam dan bahkan beliau sangat menganjurkan agar umatnya mempelajari do’a ini. Do’a ini merupakan do’a “pelipur lara” yang sangat dibutuhkan oleh setiap diri kita.

Diriwayatkan oleh Abdullah bin Mas’ud, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu’aliahi wasallam bersabda: “apabila seorang hamba ditimpa kegelisahan atau kesedihan, lalu ia berdo’a:


اَللَّهُمَّ إِنِّيْ عَبْدُكَ، ابْنُ عَبْدِكَ، ابْنُ أَمَتِكَ، نَاصِيَتِيْ بِيَدِكَ، مَاضٍ فِيَّ حُكْمُكَ، عَدْلٌ فِيَّ قَضَاؤُكَ، أَسْأَلُكَ بِكُلِّ اسْمٍ هُوَ لَكَ، سَمَّيْتَ بِهِ نَفْسَكَ، أَوْ أَنْزَلْتَهُ فِيْ كِتَابِكَ، أَوْ عَلَّمْتَهُ أَحَدًا مِنْ خَلْقِكَ، أَوِ اسْتَأْثَرْتَ بِهِ فِيْ عِلْمِ الْغَيْبِ عِنْدَكَ، أَنْ تَجْعَلَ الْقُرْآنَ رَبِيْعَ قَلْبِيْ، وَنُوْرَ صَدْرِيْ، وَجَلاَءَ حُزْنِيْ، وَذَهَابَ هَمِّيْ.

Allaahumma innii ‘abduka, wabnu ‘abdika, wabnu amatika, naashiyatii biyadika, maadhin fiyya hukmuka, ‘adlun fiyya qodhoo-uka, as-aluka bikullismin huwalaka, sammayta bihi nafsaka, aw anzaltahu fii kitaabika, aw ‘allamtahu ahadan min kholqika, awis ta’ tsar ta bihi fii ‘ilmil ghoibi ‘indaka, an taj’alal qur-aana robbii’a qolbii, wa nuuro shodrii, wa jalaa-a huznii, wa dzahaaba hammii.
Ya Allah! Sesungguhnya aku adalah hambaMu, anak hambaMu (Adam) dan anak hamba perempuanMu (Hawa). Ubun-ubunku di tanganMu, keputusan-Mu berlaku padaku, qadhaMu kepadaku adalah adil. Aku mohon kepadaMu dengan setiap nama (baik) yang telah Engkau gunakan untuk diriMu, yang Engkau turunkan dalam kitabMu, Engkau ajarkan kepada seseorang dari makhlukMu atau yang Engkau khususkan untuk diriMu dalam ilmu ghaib di sisiMu, hendaknya Engkau jadikan Al-Qur’an sebagai penenteram hatiku, cahaya di dadaku, pelenyap duka dan kesedihanku.”

niscaya Allah akan menghilangkan kecemasan dan kesedihannya, kemudian Dia akan menggantikan semua itu dengan kegembiraan”. Kemudian para Sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, bolehkan kami mempelajari (menghafal) kalimat-kalimat tersebut?”. Beliau menjawab, “Ya, hendaknya siapa saja yang mendengarnya mempelajarinya” [Riwayat Ahmad1/391, Ibnu Hibban, Abu Ya'la, al-Hakim, dan yang lainnya, dengan sanad yang shahih menurut pendapat Al-Albani]

Ibnul Qayyim al-Jauziyah rahimahullah, menguraikan kalimat per kalimat dengan sangat indah sehingga sangat membantu dalam memahami serta menghayati do’a yang indah ini, sebagaimana yang terdapat dalam al-Fawaid:

1. Ucapan إِنِّي عَبْدُكَ، وَابْنُ عَبْدِكَ، وَابْنُ أَمَتِكَ، نَاصِيَتِيْ بِيَدِكَ sesungguhnya aku adalah hambaMu, anak hamba laki-lakiMu, anak hamba perempuanMu”, menyiratkan permohonan yang sangat mendalam dan kerendahan diri di hadapan Allah. Ia juga menyiratkan pengakuan bahwa pemohon adalah hambaNya sebagaimana kakek-kakeknya juga hamba-hambaNya, yang sepenuhnya berada di bawah pemeliharaan, pengaturan, perintah, dan larangan Allah. Dia hanya melaksanakan apa yang telah ditetapkanNya sebagai bentuk ‘ubudiyyah-nya, bukan melaksanakan kehendaknya sendiri. Sebab, berbuat sesuai kehendak sendiri bukanlah karakter seorang hamba sahaya.

2. Dalam ungkapan نَاصِيَتِيْ بِيَدِكَ ubun-ubunku di tanganMu” secara tidak langsung menegaskan pengakuan kehambaan, dimana seolah-olah perkataan itu bermaksud “Engkaulah yang mengendalikan diriku sebagaimana yang Engkau kehendaki”. Apabila seorang hamba telah menyadari bahwa ubun-ubunnya dan ubun-ubun setiap hamba berada di tangan Allah semata, sehingga Dia bisa melakukan apa saja terhadap mereka, niscaya ia tidak akan takut kepada sesama hamba, tidak akan berharap kepada mereka, dan tidak akan memperlakukan mereka layaknya raja; tetapi sebatas hamba yang dikuasai dan diatur oleh Allah. Dengan demikian, teguhlah tauhid, sifat tawakkal, dan pengabdiannya.

3. Kalimat مَاضٍ فِيَّ حُكْمُكَ، عَدْلٌ فِيَّ قَضَاؤُكَHukumMu berlaku atasku, takdirMu adil bagiku”, mengandung dua hal pokok.
  • Pertama, pemberlakuan hukum Allah terhadap hambaNya. 
  • Kedua, pujian terhadapNya dan makna keadilanNya serta bahwasanya Allah pemilik tunggal kekuasaan dan segala pujian. 
Semua yang Dia firmankan adalah benar, semua ketentuanNya adil, semua perintahNya adalah maslahat, serta semua laranganNya mengandung kemudharatan. PahalaNya diberikan kepada yang berhak menerimanya atas dasar karunia dan rahmatNya. HukumanNya diberikan kepada yang berhak menerimanya atas dasar keadilan dan kebijaksanaanNya. Dengan kata lain, “hukum yang telah Engkau sempurnakan dan Engkau berlakukan kepada hambaMu merupakan bentuk keadilanMu terhadap dirinya”.

4. Rangkaian kalimat

 أَسْأَلُكَ بِكُلِّ اسْمٍ هُوَ لَكَ، سَمَّيْتَ بِهِ نَفْسَكَ، أَوْ أَنْزَلْتَهُ فِي كِتَابِكَ، أَوْعَلَّمْتَهُ أَحَدًا مِنْ خَلْقِكَ، أَوِ اسْتَأْثَرْتَ بِهِ فِي عِلْمِ الْغَيْبِ عِنْدَكَ 

Aku memohon kepadaMu dengan setiap Nama yang Engkau miliki, yang dengannya Engkau namakan diriMu sendiri, atau yang engkau turunkan (nama itu) di dalam kitabMu, atau Engkau ajarkan (nama itu) kepada seorang dari makhlukMu, atau yang hanya Engkau ketahui sendiri”, merupakan bentuk tawasul kepada Allah dengan semua asmaNya, baik yang diketahui maupun yang tidak diketahui hamba. Dan inilah wasilah yang paling dicintaiNya karena nama-nama Allah merupakan perantara yang menyiratkan sifat-sifat dan perbuatan-perbuatanNya.

Kalimat أَوِ اسْتَأْثَرْتَ بِهِ فِي عِلْمِ الْغَيْبِ عِنْدَكَatau yang hanya Engkau ketahui sendiri (dalam ilmu Ghaib di sisiMu)” merupakan dalil tidak terbatasnya asma Allah. Adapun hadits yang menyebutkan nama Allah seratus kurang satu (99) bukanlah bermaksud membatasi jumlah asma Allah. Wallahu a’lam. [tambahan, bukan dari Al-Fawaid]

5. Dan inilah kalimat permohonannya

 أَنْ تَجْعَلَ الْقُرْآنَ رَبِيعَ قَلْبِي وَنُوْرَ صَدْرِيْ، وَجَلاَءَ حُزْنِيْ وَذَهَابَ هَمِّيْ وَغًمِّيْ 

kiranya Engkau jadikan al-Qur’an sebagai penyejuk hatiku, cahaya di dadaku, pelipur laraku, serta pengusir kecemasan dan keresahanku”. Kata الربيع artinya hujan yang menghidupkan atau menyuburkan bumi. Dengan demikian, do’a ini mengandung permohonan agar Allah menghidupkan hati beliau shallallahu’alaihi wasallam dengan al-Qur’an, juga menerangi dada beliau dengan cahaya al-Qur’an, sehingga antara kehidupan dan cahaya terpadu menjadi satu di dalam dirinya. Begitu pula, mengingat kesedihan, keresahan, dan kesusahan itu bertentangan dengan kehidupan dan terangnya hati, maka Nabi shallallahu’alaihi wasallam memohon agar semua itu sirna dengan perantara al-Qur’an, sehingga kedukaan itu tidak kembali lagi.

Ada 3 hal yang dibenci hati.
  1. Jika berkaitan dengan masa lalu, ia akan memunculkan huzn (kesedihan). 
  2. Jika berkaitan dengan masa yang akakn datang, ia akan melahirkan hamm (kecemasan). 
  3. Dan jika berkaitan dengan masa sekarang, ia akan menghadirkan ghamm (keresahan). Wallahu a’lam.

Maka dari itu seorang hamba hendaknya memohon kepada Allah agar menghilangkan semua hal yang tidak disukai hatinya, baik yang berkaitan dengan masa lalu, sekarang, maupun yang akan datang, sehingga hatinya menjadi jernih.(1)

Doa penawar hati yang duka dan untuk ketenangan lainnya

اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْهَمِّ وَالْحُزْنِ، وَالْعَجْزِ وَالْكَسَلِ، وَالْبُخْلِ وَالْجُبْنِ، وَضَلَعِ الدَّيْنِ وَغَلَبَةِ الرِّجَالِ.
Allaahumma innii a'uudzubika minal hammi wal hazani wal 'ajli wal kasal, wal bukhli wal jubni wa dhola'iddaini wa gholabatir rijaal

Ya Allah! Sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari (hal yang) menyedihkan dan menyusahkan, lemah dan malas, bakhil dan penakut, lilitan hutang dan penindasan orang.” [HR. Al-Bukhari 7/158. Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam senantiasa membaca doa ini, lihat kitab Fathul Baari 11/173.]


لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ الْعَظِيْمُ الْحَلِيْمُ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمُ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَرَبُّ اْلأَرْضِ وَرَبُّ الْعَرْشِ الْكَرِيْمُ.

Laa ilaaha illallaahul ‘azhiimul haliim, Laa ilaaha illallaahu robbul ‘arsyil ‘azhiim, Laa ilaaha illallaahu robbus samaawaati wa robbul ardhi, wa robbul ‘arsyil kariim

Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah Yang Maha Agung dan Maha Pengampun. Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, Tuhan yang menguasai arasy, yang Maha Agung. Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, Tuhan yang menguasai langit dan bumi. Tuhan Yang menguasai arasy, lagi Maha Mulia.” [HR. Al-Bukhari 7/154, Muslim 4/2092.]


اَللَّهُمَّ رَحْمَتَكَ أَرْجُو فَلاَ تَكِلْنِيْ إِلَى نَفْسِيْ طَرْفَةَ عَيْنٍ، وَأَصْلِحْ لِيْ شَأْنِيْ كُلَّهُ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ.
Allaahumma rohmataka arjuu, falaa takilnii ilaa nafsii thorfata ‘ainin, wa ash lihlii sya’nii kullahu, laa ilaaha illaa anta

Ya Allah! Aku mengharapkan (mendapat) rahmatMu, oleh karena itu, jangan Engkau biarkan diriku sekejap mata (tanpa pertolongan atau rahmat dariMu). Perbaikilah seluruh urusanku, tiada Tuhan yang berhak disembah selain Engkau.” [HR. Abu Dawud 4/324, Ahmad 5/42. Menurut pendapat Al-Albani, hadits di atas adalah hasan dalam Shahih Abu Dawud 3/959.]


لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّيْ كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِيْنَ.
Laa ilaaha illa anta, subhaanaka, innii kuntu minazh zhoolimiin

Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Engkau. Maha Suci Engkau. Sesungguhnya aku tergolong orang-orang yang zhalim.” [HR. At-Tirmidzi 5/529 dan Al-Hakim. Menurut pendapatnya yang disetujui oleh Adz-Dzahabi: Hadits tersebut adalah shahih 1/505, lihat Shahih At-Tirmidzi 3/168.]

اللهُ اللهُ رَبِّي لاَ أُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا.

Allahu, Allahu robbii, laa usyriku bihi syai-aa

Allah, Allah adalah Tuhanku. Aku tidak menyekutukanNya dengan sesuatu.” [HR. Abu Dawud 2/87 dan lihat Shahih Ibnu Majah 2/335]

Dari 'Abdullah bin 'Abbas ia mengatakan, “Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam  ketika ditimpa kesusahan biasa mengucapkan:

لَا إلهَ إلَّا اللّهُ الْعَظِيْمُ الْحَلِيْمُ, لَا إلهَ إلَّا اللّهُ رَبُّ الْعَرْ شِ الْعَظِيْمِ, لَا إلهَ إلَّا اللّهُ رَبُّ السَّمَوَاتِ وَرَبُّ الْا َرْضِ وَرَبُّ الْعَرْ شِ الْكَرِيْمِ.
Tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allah Yang Maha Agung lagi Maha Penyantun. Tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allah Rabb (Pemilik) 'Arsy yang agung. Tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allah Rabb langit, Rabb bumi dan Rabb (Pemilik) 'Arsy yang mulia.'” [HR Al-Bukhari dan Muslim]

Dari 'Abdullah bin Mas'ud, ia mengatakan, “Apabila Nabi Shallallahu'alaihi wasallam mengalami kesusahan atau kesedihan, beliau mengucapkan:

يَا خَيُّ يَا قَيُّوْ مُ بِرَ خْمَتِكَ اَسْتَغِيِثُ
Wahai Yang Maha Hidup lagi Maha Mengurusi makhluk-Nya, dengan rahmat-Mu-lah aku memohon bantuan.” [HR Al-Hakim]


Dari Abu Bakrah bahwa Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bersabda, “Do'a ketika ditimpa kesusahan adalah:

اَللَّهُمَّ رَخْمَتَكَ اَرْجُوْ فَلَا تَكِلْنِي إلي نَفْسِيْ طَرْفَةَعَيْنٍ وَاَصْلِحْ لِي شَاْنِي كُلَّهُ لَا إلهَ إلَّا اَنْتَ
Ya Allah, dengan rahmat-Mu-lah aku berharap, maka janganlah Engkau serahkan (urusan)ku kepada diriku walaupun sekejap pun, dan perbaikilah keadaanku seluruhnya. Tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Engkau.” [HR Abu Dawud dan Ibnu Hibban]


Sumber:
1. Diringkas dari Al-Fawaid, Ibnul Qayyim al-Jauziyah Oleh Pustaka Al-Atsar di http://pustakaalatsar.wordpress.com/2012/12/14/syarah-doa-pelipur-lara/
2. Disalin dari "Doa dan Wirid", oleh Ust. Yazid Bin Abdul Qadir Jawas, Penerbit : Pustaka Imam Syafi'i, Jakarta di http://abuayaz.blogspot.com/2011/05/doa-penawar-hati-yang-duka-dan-untuk.html
 
20.34 | 0 komentar | Read More

DOA PENAWAR HATI YANG DUKA & KESEDIHAN YANG MENDALAM

120- اَللَّهُمَّ إِنِّيْ عَبْدُكَ، ابْنُ عَبْدِكَ، ابْنُ أَمَتِكَ، نَاصِيَتِيْ بِيَدِكَ، مَاضٍ فِيَّ حُكْمُكَ، عَدْلٌ فِيَّ قَضَاؤُكَ، أَسْأَلُكَ بِكُلِّ اسْمٍ هُوَ لَكَ، سَمَّيْتَ بِهِ نَفْسَكَ، أَوْ أَنْزَلْتَهُ فِيْ كِتَابِكَ، أَوْ عَلَّمْتَهُ أَحَدًا مِنْ خَلْقِكَ، أَوِ اسْتَأْثَرْتَ بِهِ فِيْ عِلْمِ الْغَيْبِ عِنْدَكَ، أَنْ تَجْعَلَ الْقُرْآنَ رَبِيْعَ قَلْبِيْ، وَنُوْرَ صَدْرِيْ، وَجَلاَءَ حُزْنِيْ، وَذَهَابَ هَمِّيْ.
120. "Ya Allah! Sesungguhnya aku adalah hambaMu, anak hambaMu (Adam) dan anak hamba perempuanMu (Hawa). Ubun-ubunku di tanganMu, keputusan-Mu berlaku padaku, qadhaMu kepadaku adalah adil. Aku mohon kepadaMu dengan setiap nama (baik) yang telah Engkau gunakan untuk diriMu, yang Engkau turunkan dalam kitabMu, Engkau ajarkan kepada seseorang dari makhlukMu atau yang Engkau khususkan untuk diriMu dalam ilmu ghaib di sisiMu, hendaknya Engkau jadikan Al-Quran sebagai penenteram hatiku, cahaya di dadaku, pelenyap duka dan kesedihanku." [137]

http://drjuanda.com/wp-content/uploads/2012/02/www.omaQ_.org098.jpg


121- اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْهَمِّ وَالْحُزْنِ، وَالْعَجْزِ وَالْكَسَلِ، وَالْبُخْلِ وَالْجُبْنِ، وَضَلَعِ الدَّيْنِ وَغَلَبَةِ الرِّجَالِ.
121. "Ya Allah! Sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari (hal yang) menyedihkan dan menyusahkan, lemah dan malas, bakhil dan penakut, lilitan hutang dan penindasan orang." [138]
---------------------------------
[137] HR. Ahmad 1/391. Menurut pendapat Al-Albani, hadits tersebut adalah sahih.
[138] HR. Al-Bukhari 7/158. Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam senantiasa membaca doa ini, lihat kitab Fathul Baari 11/173.

35- DOA UNTUK KESEDIHAN YANG MENDALAM

122- لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ الْعَظِيْمُ الْحَلِيْمُ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمُ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَرَبُّ اْلأَرْضِ وَرَبُّ الْعَرْشِ الْكَرِيْمُ.
122. "Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah Yang Maha Agung dan Maha Pengampun. Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, Tuhan yang menguasai arasy, yang Maha Agung. Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, Tuhan yang menguasai langit dan bumi. Tuhan Yang menguasai arasy, lagi Maha Mulia." [139]
123- اَللَّهُمَّ رَحْمَتَكَ أَرْجُو فَلاَ تَكِلْنِيْ إِلَى نَفْسِيْ طَرْفَةَ عَيْنٍ، وَأَصْلِحْ لِيْ شَأْنِيْ كُلَّهُ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ.
123. "Ya Allah! Aku mengharapkan (mendapat) rahmatMu, oleh karena itu, jangan Engkau biarkan diriku sekejap mata (tanpa pertolongan atau rahmat dariMu). Perbaikilah seluruh urusanku, tiada Tuhan yang berhak disembah selain Engkau." [140]
124- لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّيْ كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِيْنَ.
124. "Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Engkau. Maha Suci Engkau. Sesungguhnya aku tergolong orang-orang yang zhalim." [141]
125- اللهُ اللهُ رَبِّي لاَ أُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا.
125. "Allah-Allah adalah Tuhanku. Aku tidak menyekutukanNya dengan sesuatu." [142]
---------------------------------


[139] HR. Al-Bukhari 7/154, Muslim 4/2092.
[140] HR. Abu Dawud 4/324, Ahmad 5/42. Menurut pendapat Al-Albani, hadits di atas adalah hasan dalam Shahih Abu Dawud 3/959.
[141] HR. At-Tirmidzi 5/529 dan Al-Hakim. Menurut pendapatnya yang disetujui oleh Adz-Dzahabi: Hadits tersebut adalah shahih 1/505, lihat Shahih At-Tirmidzi 3/168.
[142] HR. Abu Dawud 2/87 dan lihat Shahih Ibnu Majah 2/335.

http://www.suaramedia.com/kumpulan-doa/2009/04/14/doa-penawar-hati-yang-duka-a-kesedihan-yang-mendalam
20.30 | 0 komentar | Read More

Antara Soekarno dan Cahaya Islam: Kisah Soekarno temukan cahaya Islam dalam penjara

Merdeka.com - Kondisi di Lembaga Permasyarakatan kini tengah disorot setelah kerusuhan di Lapas Klas I Tanjung Gusta, Medan, Sumatera Utara. Para narapidana membakar kantor Lapas dan melempari petugas. Ratusan napi sempat kabur sebelum akhirnya ditangkap atau menyerahkan diri.
Kisah Soekarno temukan cahaya Islam dalam penjara
Ada cerita menarik bagaimana proklamator dan presiden RI pertama Ir Soekarno menghabiskan hari-hari dalam penjara.

Pemerintah kolonial Belanda memenjarakan Soekarno dalam Penjara Sukamiskin, Bandung. Mereka menuding Soekarno melawan pemerintah kolonial. Soekarno pun menghabiskan waktu dua tahun sepanjang 1930-akhir 1931 dalam penjara.

Soekarno diisolasi dalam tahanan. Dia tak boleh berbicara dengan tahanan lain. Belanda takut Soekarno akan menggerakkan perlawanan para tahanan.

Selama dalam tahanan Belanda juga melarang Soekarno membaca buku politik. Ternyata hal ini malah menjadi jalan bagi Soekarno untuk menekuni agama Islam.

Soekarno mengaku sebelumnya tak mempelajari Islam dengan baik. Ayahnya tak memberikan contoh. Dia baru mengenal Islam saat kos di rumah HOS Tjokroaminoto di Surabaya. Tapi ketika itu dirinya tak begitu tertarik mempelajari agama.

"Di dalam penjaralah aku menjadi penganut Islam yang sesungguhnya," kata Soekarno dalam biografi yang ditulis Cindy Adams.

Kegelapan dalam sel makin membuat Soekarno khusyuk mempelajari agama. Di malam-malam yang panjang dia bermunajat pada Allah SWT. Soekarno juga selalu salat lima waktu.

"Aku mulai mencerna Alquran pada usia 28 tahun. Aku membacanya mulai dari saat aku bangun. Sekarang aku memahami Tuhan tiada terhingga, meliputi seluruh alam. Maha Kuasa. Maha Ada. Dia hanya satu, tapi ada di mana-mana. Tuhan ada di angkasa, di atas puncak gunung, di bintang-bintang di venus dan dalam cincin di saturnus," kata Soekarno.

Soekarno juga membaca buku-buku dan kerap berdiskusi tentang kepercayaan lain. Tapi dia mengaku menemukan titik terang saat membaca Alquran dan mempelajari Islam.

"Kemudian aku membaca Alquran. Dan hanya setelah menyerap pemikiran-pemikiran Nabi Muhammad SAW, aku tidak lagi mencari-cari buku sosiologi untuk memperoleh jawaban dan bagaimana sesuatu terjadi. Aku memperolehnya dalam ucapan-ucapan Nabi dan aku sangat puas," beber Soekarno.

Soekarno merangkul semua agama. Dia mencontohkan hidup bertoleransi antarumat beragama. Dia sangat akrab dengan para pemimpin Islam di Arab, namun pemimpin Katolik di Vatikan pun menghormatinya.

"Aku adalah seorang Islam yang hingga saat ini telah mendapatkan tiga medali tertinggi dari Vatikan. Bahkan Presiden Irlandia pun mengeluh dia hanya dapat satu," kata Soekarno bangga.
20.25 | 0 komentar | Read More

Islam Sangatlah Indah: Scott Lynch, Anak Pendeta yang Menemukan Cahaya Islam

REPUBLIKA.CO.ID, Lebih dari dua dekade Scott Lynch mencari kebenaran hakiki. Pada akhir pencariannya ia menemukan Islam. Komunikasi intensif dengan sang Pencipta  melalui kewajiban shalat lima waktu menjadi pertimbangan Lynch.
http://www.wired.com/images_blogs/underwire/2013/10/ScottLynch.jpg
situs bagindaery.blogspot.com
Selama dua dekade, Lynch hanya memahami Muslim memiliki karakteristik berperawakan gelap, rambut hitam, berjenggot, menetap di Timur Tengah dan Asia. Seorang Muslim hanya mengenakan pakaian sederhana dan serba tertutup.
 
"Saya merasa cukup aneh ketika terbiasa dengan penampilan warga AS yang berambut pirang, bermata biru, beragama Kristen. Namun, umat Islam begitu beragam," kata dia seperti dikutipOnislam.net, Jumat (28/6).

Semasa remaja, beberapa kali Lynch berpindah tempat tinggal. Di mana ia tinggal, Lynch tidak menemukan keberagaman. Latar belakang keluarga Lynch cukup dengan gereja. Ia sendiri merupakan anak seorang pendeta.

"Ayah seorang pendeta. Anda bisa bayangkan bagaimana tradisi Kristen mewarnai kehidupan saya. Setiap akhir pekan, saya rutin beribadah di gereja," kenang dia,

Lynch dibesarkan dalam pemahaman Yesus sebagai anak Tuhan. Namun, dirinya seolah menolak pemahaman itu. Akantetapi rasa takut kepada orang tuanya membuat ia harus menerima pemahaman itu. "Saya meyakini kisah Yesus itu tidak masuk akal," kata dia.

Ia merasa aneh ketika sosok Yesus itu akan menyelamatkan setiap orang yang percaya kepadanya. Pertanyaan pun muncul, bagaimana orang-orang sebelum kedatangan Yesus. "Saya diam-diam mulai mempertanyakan masalah ini," kata dia.

Kendati mempertanyakan, Lynch tidak memperlihatkan apa yang ia rasakan kepada orang tuanya. Lynch hanya bisa menahan dalam hati. Di saat bersamaan, orang tuanya terus menerus meminta anaknya itu menerima kehadiran Yesus.

Selama lima tahun ke depan, Lynch terus berpura-pura. Ia memang hadiri kajian Injil. Namun, ia tidak pernah terpikir mempelajarinya. Lulus SMA, Lnych mendapatkan momentum. Ia niatkan diri pada satu hal penting yakni kebebasan mempelajari agama lain.

Hal yang pertama dilakukannya, ia pelajari ajaran Katolik Roma. Tapi itu tidak lama. Lnych kembali melanjutkan pencariannya. Untuk mempermudah niatannya itu, Lynch mempelajari agama Yahudi. Ia tertarik mendalami bahasa Ibrani. Saat itu, ia belajar bersama seorang rabi. Lagi-lagi, Lynch merasa buntu dengan tradisi Yahudi.

Barulah, ia menilik Islam. Pertemuan ini memang tidak sengaja. Saat itu, ia mengambil kelas Lembaga dan Tradisi Islam. Di kelas itu, ia berinteraksi dengan Muslim. Satu kesan yang ia dapat, Islam mengajarkan kesederhanaan dan rendah hati. Tak lama, ia mulai memberanikan diri mendatangi masjid. Di masjid, Lynch mulai menemukan kecocokan dengan apa yang dipikirkan tentang konsep Ketuhanan.

"Saya tahu ada satu Allah, tapi siapa dia, dimana dia," tanyanya.

Memasuki dunia kerja, kecocokan itu berlanjut. Lynch menyimpulkan Islam memiliki dasar keyakinan yang kuat  tentang Ketuhanan. Islam menyatakan Tuhan itu satu, Tuhan itu melalui utusan-Nya coba menyampaikan hal tersebut. Islam itu merupakan pedoman hidup manusia.

"Saat itu, saya mulai tertarik untuk bertanya lebih jauh tentang Islam," kata dia,

Suatu waktu, Lynch beremu dengan pria Muslim bernama Hani. Kepadanya, Lynch banyak bertanya tentang Islam dan Muslim. Oleh Hani, ia diberikan Alquran. Ketika membaca, ia merasa terkejut. Alquran banyak bercerita tentang Kristen dan Yahudi. "Tuhan apakah Engkau menginginkanku bangun pagi dan menyembah-Mu. Setelah begitu yakin, saya memutuskan mengucapkan syahadat," kata dia.

Usai mengucapkan syahadat, Lynch berpikir apa yang akan ia katakan kepada keluarga dan rekan kerjanya. Itu terjadi selama berbulan-bulan, tapi Lynch berusaha tenang menghadapi masalah tersebut.

"Saya coba lupakan itu, dengan mulai mendalami ajaran Islam. Disini saya siap mengambil langkah berikutnya," kenang dia.

Pada Januari 2001, Hani mengundang Lynch mengunjungi Islamic Center Fort Collins, Colorado.Berada di sana, Lynch seolah dipanggil melakukan sesuatu. Apa yang ia rasakan coba diutarakan pada Hani. Oleh temannya itu, ia disarankan membaca Alquran dan mulai mempelajari tata cara shalat.

"Jujur saya sedikit gugup," kata dia.

Tak terasa, setahun sudah Lynch menjadi Muslim. Selama itu, Lynch merasakan kemajuan, kemunduran dan keraguan. Kondisi itu ia coba pahami sebagai satu upaya menjadi Muslim yang kaffah. "Saya ini manusia biasa, tentu Allah memahami kelemahan saya itu. Yang pasti, dalam hati, saya telah bekerja keras mengikut jalan-Nya," kata dia.

20.22 | 0 komentar | Read More

( NO SARA ) Agama apa yang kau pegang? ( islam jalan hidupku)

banyak sekali yang harus di perbaiki dari ahlaq kita. dan masih banyak sekali perbuatan atau kebaisaan yang memang tidak di ajarkan oleh Rasulullah yang masih kita perbuat dan seakan akan itu benar dalam ajaran islam padahal itu merupakan perbuatan syirik dan menyembah selain Allah.

yang sering terjadi di masyarakat kita ini adalah perdukunan atau paranormal yang berkedok ustad banyak di antara para muslim dan muslimah sering terjebak sama perbuatn syirik yang mungkin dia sendiri tidak merasaknnya tapi itu dilakukan dan sudah pasti musrik.

contohnya menanyakan masalah yang dihadapi dalam persoalan hidup iya kalau meminta nasihat sih boleh saja ini kalau di minta jalan keluar yang cepat pake mantra lah, pake doa-doa lah, pake jimat lah dan masih banyak lagi agara supaya persoalan cepat selesai dan si penaya sangat yakin akan apa yang di berikan oleh paraktek perdudkunan nnya, apa itu bukan musrik namanya contoh kejadian yang sering kita lihat di masyarakat ialah:

  • mandi kembang agar mendapatkan jodoh, coba apa kalian pernah sorang ustad dan ustadjah menjelaskan bagimana cara mandi kembang atau kalin pernah mendengar di hutbah jumat , apa Rasullulah pernah mengutarakan tentang madi kembang ini. tentu tidak kan. ya, mungkin banyak alaibi atau alasan yang memebnarkan itu tapi dalam alsunnah Rasulullah tidak ada .
  • mengeramatkan kuburan, ini yang sering kita lakukan bahkan banyak rombongan pengajina suka melakukan ini. iya kalau hanya berdoa mendoakan orang saleh sangat di anjurkan tapi ini di selewengkan oleh sebgain orang meminta kepada kuburan dan mengkeramatkan kuburan adalah perbuatan musrik. jika rasullulah mengajarkan untuk mengkeramatkan kuburan tentu kuburan para nabi lah yang paling keramat . 
  • sesajen, masihbanyak juga yang mempercayai dengan membuat sesajen pada pohon atau di ceburkan ke laut  akan membawa berkah dan bisa mneyelamtkan suatu kampung. ini lah pemikiran dangkal dan paling primitif menurut saya kenapa? coba kita pikir dengan akal sehat tanpa didasari agama membuat sesajen itu berguan atau tidak siapa yang akan makan sesajen itu tuhan kah para malaikat kah. jika ingin membuat sesajen buat lah sesajen dengan shalat dan doa itu akn lebihbaik dan di terima oleh Allah SWT. 
dan mungkin masih banyak sekali perbuatan yang menduakan selain yang diatas. inti dari semuanya jika kita ingin sesuatu maka berdoa lah kepada yang menciptakan semua ini  ( Allah SWT) jika belum juga terkabul maka bersabarlah dan introfeksi diri jika masih ada yang salah pada diri kita. jangan sekali kali menyerah karena tuhan semseta alam tahu apa yang akan terjadi pada kita kedepannya baik atau buruk  doa yang kita panjatkan dia maha tahu SubhanAllah.

memang tuhan maha pengampun jika kita memohon kepadanya tapi paling tidak kita memperbaiki diri dan selalu berfikiran positif dalam segala hal karena itu akan menjauhkan kita dari rasa sirik, dengki, musrik.

yakin semua sudah ada yang mengatur yaitu Allah yang maha segalanya maka berpegang teguh lah pada agama nya jika kalian ingin selamat dunia dan akhirat.

janagn hanya mengaku islam tapi perbuatn maksiat seperti berjudi mabuk-mabukan melupakan 5 waktu  masih dilakuakn perbaiki diri dari sekarang atau kita akan menyesal nanti ketika malam pertama kita bangun di alam kubur nanti karena safaat sudah tidak ada lagi disana.

wahai kaum muslim semua perteguh keimanan kalin dan yakin bahwa islam itu benar dan jalan hidup mu

semoga bermanfaat 

http://cahayajaman.blogspot.com/2013/09/agama-apa-yang-kau-pegang.html
20.18 | 0 komentar | Read More

Tips dan Cara bangun malam tuk Tahajud

Bangun pada malam Hari pada saat Mata sedang kantuk, bukan pekerjaan ringan. Apalagi bila untuk beribadah. Pengalaman ini pernah dialami oleh seseorang yang kemudian menyanyakan kepada Hasan, “Hai Abu Sa'id, sesungguhnya saya melewati malam dengan kondisi segar bugar, saya juga telah menyediakan air untuk berwudhu. Tapi mengapa saya sulit bangun?” Jawab Hasan, “Dosa-dosamulah yang telah mengekangmu.” Al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin menjelaskan,
“Banyak dari makanan yang menghalangi bangun malam Dan banyak dari pandangan yang menghalangi untuk membaca surat,” jelasnya. “Makanan yang haram Dan pandangan yang haram dapat menjadi sebab sulit untuk bangun malam,” tambah sang Hujjatul Islam itu. Beberapa catatan adab di bawah ini barangkali bisa membantu memudahkan Kita bangun Dan istiqamah. 1. Keinginan yang kuat Bila ingin shalat malam (shalat lail), tumbuhkan keinginan yang kuat (niat) dari dalam diri untuk bangun, sebelum menuju pembaringan. Peliharalah niat itu Dan kuatkan kembali hingga Mata terpejam. Rasulullah saw bersabda. “Barangsiapa yang akan tidur berniat untuk bangun shalat tahajjud, kemudian ketiduran hingga pagi Hari, maka dicatatnya niat itu sebagai satu pahala, sedang tidurnya itu dianggap sebagai karunia dari Allah yang diberikan padanya.” (HR. An-Nasa'i Dan Ibnu Majah dengan sanad yang shah) 2. Putuskan mimpi Dan melihat langit Bila sudah terjaga, jangan berikan kesempatan kepada syaitan untuk menghalangi Kita dengan menelusuri mimpi-mimpi yang baru saja dialami. “Putuskanlah mimpi-mimpi seperti itu Dan bergegaslah meninggalkan pembaringan.” pesan Prof. DR. Haji Abdul Malik Karim Amrullah (Buya Hamka). Sebelum menunaikan shalat disunnatkan keluar melihat langit Dan bintang-bintang sambil berdoa sebagaimana diucapkan oleh Rasulullah saw, “Tiada Tuhan melainkan Engkau, Maha Suci Engkau, saya mohon ampun kepadaMu Dan saya mohon pula rahmat-Mu. Ya Allah tambahlah pengetahuanku Dan janganlah Engkau belokkan hatiku, sesudah Engkau beri hidayat padaku. Berikanlah rahmat dari sisi-Mu karena Engkau Maha Pemberi. Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan saya kembali sesudah mematikan saya Dan pada-Nya pula tempat kembali.” 3. Dari yang ringan Sebaiknya shalat tahajjud dimulai dengan mengerjakan dua rakaat yang ringan, selanjutnya kerjakan sesuka hati. Dari Aisyah katanya, “Rasulullah saw itu apabila bangun malam untuk shalat, beliau memulainya dengan dua rakaat yang ringan.” Begitupun dalam hadits yang diriwayatkan oleh Muslim dari Abu Hurairah, beliau saw bersabda, “Apabila seseorang di antaramu bangun malam, maka hendaklah memulai shalatnya dengan dua rakaat yang ringan.” 4. Bangunkan keluarga Bila sudah bangun, jangan lupa untuk membangunkan juga sanak keluarga. Rasulullah saw pernah membangunkan Ali bin Abi Thalib, menantunya, untuk shalat lail seperti tercatat dalam sebuah hadits dari Ali Ra, “Bahwa Rasulullah saw pada suatu malam pengetok pintunya. Waktu itu IA tidur bersama Fatimah, istrinya. Beliau saw bersabda, “Apakah engkau berdua tidak bangun untuk shalat?” Dalam haditsnya yang lain dari Abu Hurairah Ra Rasulullah saw bersabda: “Allah memberikan rahmat kepada lelaki yang bangun malam untuk shalat lalu membangunkan pula istrinya Dan apabila istrinya itu menolak lalu memercikkannya air di mukanya. Allah juga memberikan rahmat-Nya kepada seorang perempuan yang bangun malam untuk shalat lalu membangunkan pula suaminya Dan apabila suaminya menolak lalu dipercikkannya air di mukanya.” Empat hal lain yang sebaiknya dilakukan agar Kita mudah bangun malam menurut Imam Ghazali antara lain adalah: tidak terlalu banyak makan Dan minum, kurangi kegiatan yang mengundang rasa lelah baik fisik maupun sprikis, sisihkan waktu sebentar di siang Hari menjelang shalat dhuhur untuk qailullah (tidur sejenak) Dan terakhir, meminimalisir kegiatan yang mengandung dosa karena hal itu mengundang kerasnya hati, rasa malas Dan memutus rahmat-Nya.
http://mas-fadlan.blogspot.com/2012/11/bangun-pada-malam-hari-pada-saat-mata.html
20.13 | 0 komentar | Read More

Dunia Dalam Pandangan Islam ( “Sesungguhnya dunia ini manis lagi hijau. Sesungguhnya Allah St menitipkan dunia ini kepada kalian lalu Dia akan melihat apa yang kalian perbuat terhadapnya. Maka waspadalah terhadap dunia dan waspadalah terhadap wanita.” Demikian pesan Rasulullah Sw kepada umatnya. )


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjSyHiGhr75SeN7OEXRERMjJU0yJljVFfUaftltu2DvbR8tYm50t7Raw7dlMhBsr1bR7PSJPPglgvHpzIeWFOjNqV4vqK53WLn_Yvgs1miKk2UUaaiA3lz4mMIRXqsojj8TveYRfXwHxGs/s1600/pemandangan.jpg 
“Sesungguhnya dunia ini manis lagi hijau. Sesungguhnya Allah St menitipkan dunia ini kepada kalian lalu Dia akan melihat apa yang kalian perbuat terhadapnya. Maka waspadalah terhadap dunia dan waspadalah terhadap wanita.” Demikian pesan Rasulullah Sw kepada umatnya.

Ada tiga sikap manusia dalam memandang kenikmatan dunia:


Pertama: mereka yang memandang kesenangan dunia sebagai tujuan hidupnya. Oleh karena itu, mereka bekerja keras siang malam untuk mencari harta. Dengan harta itu mereka bersenang-senang dan menikmati berbagai kenyamanan dunia. Mereka lupa bahwa di balik kehidupan dunia ini ada kehidupan yang jauh lebih besar dan lebih kekal. Kehidupan akhirat yang tak berkesudahan.

Kedua: mereka yang memandang kesenangan dunia sebagai sesuatu yang tercela dan hina. Tidak hanya sampai di situ, mereka bahkan mengharamkan berbagai kenikmatan dunia. Paham seperti ini dianut oleh sebagian kalangan sufi. Di antara mereka ada yang menjauhi nikah alias tidak mau kawin sepanjang hidup. Sebagian lagi ada yang menghindari penggunaan teknologi, dan sebagainya. Mereka berpandangan bahwa menikmati kesenangan dunia akan menjauhkan seseorang dari Allah St. Juga, siapa yang menginginkan kenikmatan akhirat ia mesti menjauhi kenikmatan dunia. Dalam pandangan mereka hanya ada dua pilihan: dunia atau akhirat. Dan tidak mungkin menggabungkan antara keduanya.

Ketiga: mereka yang memandang dunia sebagai sarana meraih akhirat. Bagi mereka akhirat adalah tujuan hidup, tetapi bukan berarti meninggalkan dunia. Mereka bekerja mencari dunia dengan semangat dan etos kerja yang tinggi. Sebagian mereka kaya raya dan pengusaha yang sukses. Akan tetapi itu semua bukanlah tujuan. Tujuan mereka adalah meraih ridha Allah dan surga-Nya. Inilah cara pandang yang benar yang sesuai dengan tuntunan Islam. Golongan inilah yang selamat lagi beruntung.


Bahaya tertipu dengan kesenangan dunia

Sejak dahulu hingga kini tidak sedikit orang-orang yang tertipu oleh dunia. Demi dunia, tidak sedikit manusia yang rela mengorbankan segala-galanya. Karena dunia, kawan bisa menjadi musuh, saudara tidak lagi disapa, anak jadi durhaka, dan serentetan tindak kriminal lainnya. Oleh karena itu, setiap muslim wajib waspada agar tidak tertipu oleh dunia. Terpedaya oleh dunia akan mendatangkan banyak petaka, di antaranya:

1. Mengabaikan kehidupan akhirat yang jauh lebih kekal. Akibatnya, lupa bersiap bekal untuk kehidupan akhirat. Mereka memburu kesenangan dunia yang fana dan melalaikan kenikmatan surga yang baqa. Akibatnya, tidak ada bagian untuk mereka di akhirat selain neraka. Mereka ini adalah golongan yang benar-benar merugi.

2. Mengenyampingkan norma-norma halal dan haram. Bagi para pemburu dunia tidak ada istilah haram. Semua cara akan mereka tempuh demi memuaskan nafsu mereka. Akibatnya, mereka banyak berbuat kerusakan di muka bumi.

3. Memicu permusuhan, persengketaan dan bahkan peperangan. Sejarah telah mencatat bahwa perang dunia pertama dan kedua dipicu oleh persaingan dalam memperebutkan dunia dan kekuasaan.

4. Lupa akan tujuan hidup yang sebenarnya. Sesungguhnya tujuan Allah mencipatakan manusia dan jin adalah agar mereka beribadah kepada-Nya. Inilah tujuan hidup yang sejati. Akan tetapi para pemburu dunia lupa dengan tujuan besar ini karena terbius oleh kelezatan dunia. Mereka terkecoh dengan perhiasan dunia sehingga lupa dengan Khaliq-nya. Sehingga, keadaan mereka tak ubahnya binatang ternak. Allah St berfirman:
“Orang-orang yang kafir itu bersenang-senang (di dunia) dan makan seperti makannya binatang ternak. Neraka adalah tempat tinggal mereka. (QS. Muhammad: 12).

Semua kesenangan dunia itu akan lenyap tanpa bekas manakala seseorang dicelupkan ke dalam neraka. (Na’udzu billahi min dzalik). Rasulullah Sw bersabda:

“Kelak pada hari kiamat akan didatangkan orang yang paling senang hidupnya di dunia dari kalangan penghuni neraka. Kemudian ia dicelupkan ke neraka sekali celup lalu dikatakan kepadanya, ‘Wahai anak Adam, apakah engkau pernah merasakan kesenangan ketika di dunia dahulu?’ Ia menjawab, ‘Tidak, demi Allah wahai Rabb-ku.’ Lalu didatangkan orang yang paling sengsara hidupnya di dunia dari kalangan penghuni surga. Kemudian ia dicelupkan ke surga sekali celup lalu dikatakan kepadanya, ‘Wahai anak Adam, apakah engkau pernah merasakan kesusahan atau penderitaan ketika di dunia dahulu?’ Ia menjawab, ‘Tidak, demi Allah, aku tidak pernah merasakan kesusahan atau penderitaan sedikitpun.’” (HR. Muslim).

Demikianlah perbandingan antara kehidupan dunia dengan akhirat.

Peringatan Allah St tentang pesona dunia

Di dalam al-Qur’an berulang kali Allah St mengingatkan kita agar tidak terpedaya oleh pesona dunia yang memang memukauini. Sesungguhnya kehidupan dunia ini sangatlah fana dan singkat, sedangkan di akhirat kelak tersedia surga dengan segala kenikmatannya dan neraka dengan segala penyiksaannya. Kampung akhirat adalah kehidupan yang sejati, kekal dan tidak ada akhirnya. Marilah kita renungkan pesan-pesan Ilahi berikut ini:

“Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megahan serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak. Ia bagaikan hujan yang tanamannya mengagumkan para petani, kemudian tanaman itu mengering dan kamu lihat warnanya kuning lalu menjadi hancur. Sedangkan di akhirat (kelak) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan tidaklah kehidupan dunia ini melainkan kesenangan yang menipu.” (QS. Al-Hadiid: 20)

“Hai manusia, sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka sekali-kali janganlah kehidupan dunia ini memperdayakan kamu dan sekali-kali janganlah syaitan yang pandai menipu, memperdayakan kamu tentang Allah.” (QS. Faathir: 5)

Dan firman-Nya:

“Allah meluaskan rezki dan menyempitkannya bagi siapa yang Dia kehendaki. Mereka bergembira dengan kehidupan dunia, padahal kehidupan dunia itu (dibanding dengan) kehidupan akhirat, hanyalah kesenangan (yang sedikit).” (QS. Ar-Ra’du: 26).

Yakin kepada hari Akhir

Pesona dunia dan kemilaunya hanyalah berpengaruh pada jiwa-jiwa yang tidak meyakini hari akhir dengan segala peristiwa dahsyatnya. Hal ini karena hari akhir (surga dan neraka) adalah sesuatu yang ghaib dan tidak kasat mata. Sedangkan jiwa manusia sangat condong dengan sesuatu yang nampak, nyata dan dekat. Padahal pesona dunia ini jika dibandingkan dengan pesona surga, sangatlah tidak ada artinya. Akan tetapi pesona surga tersebut tidak nampak, tidak bisa dibuktikan di dunia, dan tidak bisa di lukiskan dengan kata-kata. Nah di sinilah pentingnya beriman kepada hari akhir.

“Dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al-Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat.” (QS. Al-Baqarah: 4)

Dengan menyakini hari akhir maka jiwa seorang muslim tidak terlalu silau dengan gemerlapnya dunia. Sebab dia yakin bahwa setelah kehidupan dunia ini ada suatu kehidupan yang jauh lebih bermakna lagi kekal. Dan itulah kehidupan yang sejati.

Lihatlah para tukang sihir Fir’aun. Sebelum beriman, mereka adalah para pemburu dunia. Mereka berkata kepada Fir’aun, “Wahai Fir’aun, seandainya kami menang menghadapi Musa, apakah engkau akan memberikan upah kepada kami?” Fir’aun menjawab, “Jangan khawatir, kalian akan mendapat upah yang besar dariku dan kalian akan aku jadikan orang-orang terdekat di sisiku.”

Tetapi setelah mereka beriman kepada Allah dan hari akhir, yakni setelah melihat sihir mereka dikalahkan oleh mukjizat Musa As, mereka berubah seratus delapan puluh derajat. Yang tadinya pemburu dunia, kini pemburu akhirat. Yang tadinya mengharap harta dan pangkat, kini menantang Fir’aun terlaknat. Maka dengan penuh murka, Fir’aun berkata kepada mereka:

"Apakah kalian telah beriman kepada Musa sebelum aku memberi izin kepada kalian. Sesungguhnya ia adalah pemimpin kalian yang mengajarkan sihir kepada kalian. Maka sesungguhnya aku akan memotong tangan dan kaki kalian dengan secara bersilang, dan aku akan menyalib kalian pada pangkal-pangkal pohon kurma, sehingga kalian akan mengetahui siapa di antara kita yang lebih pedih dan lebih kekal siksanya". (QS. Thaha: 71).

Tetapi dengan mantap para tukang sihir itu menjawab:

"Kami sekali-kali tidak akan mengutamakan engkau daripada bukti-bukti nyata (mukjizat), yang telah datang kepada kami, demi Allah yang telah menciptakan kami, maka putuskanlah apa yang hendak engkau putuskan (wahai Fir’aun), sesungguhnya engkau hanya dapat memutuskan pada kehidupan dunia ini saja. Sesungguhnya kami telah beriman kepada Tuhan kami, agar Dia mengampuni kesalahan-kesalahan kami dan sihir yang telah engkau paksakan kepada kami. Allah lebih baik (pahala-Nya) dan lebih kekal (azab-Nya)". (QS. Thaha: 71-73).

Demikianlah, seorang muslim yang senantiasa mengingat akhirat niscaya akan menganggap remeh dunia ini. Akan waspada dari godaan dunia. Tidak terpedaya dengan pesona dunia, tidak sedih ketika kehilangan dunia, dan tidak iri dengan kesenangan dunia yang Allah berikan kepada sebagian hamba-Nya.

Orang yang seperti ini, jiwanya akan dipenuhi oleh qana’ah (merasa puas dengan pemberian Allah St), hatinya bersih dari kerakusan terhadap dunia, dengki, benci, dan sebagainya. Karena, seorang yang hidup dengan pikiran tertambat ke akhirat niscaya tidak akan dirisaukan oleh dunia yang sempit ini. Dalam pandangannya, dunia tak ubahnya lubang yang sempit. Lantas buat apa ia bersaing atau mendengki orang lain hanya karena sebuah lubang yang sempit lagi cepat berlalu? Ia hidup di ufuk yang luas nan lapang. Ufuk akherat beserta kehidupannya yang abadi. Keyakinan seperti ini akan membuahkan rasa tentram, bahagia dan ridha. Sedangkan rasa tentram (thuma’ninah) dan ridha adalah surganya dunia. Oleh karena itu, keyakinan kepada hari akhir adalah nikmat yang besar yang Allah St berikan kepada hamba-hamba-Nya.

Catatan Penting

Dengan uraian di atas yang menjelaskan tentang betapa remehnya kesenangan dunia jika dibandingkan akhirat, bukan berarti kita harus meninggalkan dunia atau tidak bersungguh-sungguh dalam mencari dunia. Sama sekali bukan. Kita harus bekerja sebaik mungkin dan berprestasi dalam urusan dunia kita, akan tetapi ia tidak boleh menjadi tujuan hidup kita. Kita harus memposisikan dunia sebagai sarana meraih akhirat. Sebagaimana kata seorang bijak:

“Dunia adalah ladang akhirat”

Dalam hal ini para sahabat Rasulullah Sw adalah contoh yang baik. Mereka semua bekerja mengurus dunianya. Kaum muhajirin bekerja sebagai pedagang sedangkan mayoritas kaum Anshar bekerja sebagai pekebun. Di antara mereka ada yang kaya raya seperti: Utsman bin Affan, Abdurrahman bin ‘Auf, Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar bin Khatthab Rd, dan lain-lain. Akan tetapi mereka menjadikan dunia itu di tangan mereka, bukan di hati mereka. Sehingga, mereka kaya raya namun tidak sampai cinta dunia. Bagi mereka harta adalah sarana untuk meraih pahala. Kekayaan adalah jalan untuk meraih ridha ar-Rahmaan.

http://luqmanmalanjie.blogspot.com/2010/10/dunia-dalam-pandangan-islam.html
20.10 | 0 komentar | Read More

Toleransi Dalam Islam - Toleransi Umat Beragama dalam Islam

http://farm9.staticflickr.com/8176/8011454430_a1a4e6db9c.jpg 

I. Pengertian Toleransi
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, toleransi berasal dari kata “toleran” (Inggris: tolerance; Arab: tasamuh) yang berarti batas ukur untuk penambahan atau pengurangan yang masih diperbolehkan. Secara etimologi, toleransi adalah kesabaran, ketahanan emosional, dan kelapangan dada. Sedangkan menurut istilah (terminology), toleransi yaitu bersifat atau bersikap menenggang (menghargai, membiarkan, membolehkan) pendirian (pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan) yang berbeda dan atau yang bertentangan dengan pendiriannya.
            Jadi, toleransi beragama adalah  sikap sabar dan menahan diri untuk tidak mengganggu dan tidak melecehkan agama atau sistem keyakinan dan ibadah penganut agama-agama lain.
2. Toleransi Dalam Islam
            Toleransi mengarah kepada sikap terbuka dan mau mengakui adanya berbagai macam perbedaan. . Landasan dasar pemikiran ini adalah firman Allah dalam QS. Al-Hujurat ayat 13:
“Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal”
Toleransi antar umat beragama yang berbeda termasuk ke dalam salah satu risalah penting yang ada dalam system teologi Islam. Karena Tuhan senantiasa mengingatkan kita akan keragaman manusia, baik dilihat dari sisi agama, suku, warna kulit, adapt-istiadat, dsb.  Toleransi beragama harus dipahami sebagai bentuk pengakuan kita akan adanya agama-agama lain selain agama kita dengan segala bentuk system, dan tata cara peribadatannya dan memberikan kebebasan untuk menjalankan keyakinan agama masing-masing. Keyakinan umat Islam kepada Allah tidak sama dengan keyakinan para penganut agama lain terhadap tuhan-tuhan mereka. Demikian juga dengan tata cara ibadahnya. Bahkan Islam melarang penganutnya mencela tuhan-tuhan dalam agama manapun. Maka kata tasamuh atau toleransi dalam Islam bukanlah “barang baru”, tetapi sudah diaplikasikan dalam kehidupan sejak agama Islam itu lahir.
3. Toleransi Antar Sesama Muslim
            Dalam firman Allah SWT QS. Al-Hujurat ayat 10
“Orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat”
Dalam surat diatas Allah menyatakan bahwa orang-orang mu’min bersaudara, dan memerintahkan untuk melakukan ishlah (perbaikan hubungan) jika seandainya terjadi kesalahpahaman diantara 2 orang atau kelompok kaum muslim.
            Dalam mengembangkan sikap toleransi secara umum, dapat kita mulai terlebih dahulu dengan bagaimana kemampuan kita mengelola dan mensikapi perbedaan (pendapat) yang (mungkin) terjadi pada keluarga kita atau pada keluarga/saudara kita sesama muslim. Sikap toleransi dimulai dengan cara membangun kebersamaan atau keharmonisan dan menyadari adanya perbedaan. Dan menyadari pula bahwa kita semua adalah bersaudara. Maka akan timbul rasa kasih sayang, saling pengertian dan pada akhirnya akan bermuara pada sikap toleran. Dalam konteks pendapat dan pengamalan agama, al-Qur’an secara tegas memerintahkan orang-orang mu’min untuk kembali kepada Allah (al-Qur’an) dan Rasul (sunnah).
4. Toleransi Antar Umat Beragama
Toleransi hendaknya dapat dimaknai sebagai suatu sikap untuk dapat hidup bersama masyarakat penganut agama lain, dengan memiliki kebebasan untuk menjalankan prinsip-prinsip keagamaan (ibadah) masing-masing, tanpa adanya paksaan dan tekanan, baik untuk beribadah maupun tidak beribadah, dari satu pihak ke pihak lain. Sikap toleransi antar umat beragama bisa dimulai dari hidup bertetangga baik dengan tetangga yang seiman dengan kita atau tidak. Sikap toleransi itu direfleksikan dengan cara saling menghormati, saling memuliakan dan saling tolong-menolong. Jadi sudah jelas, bahwa sisi akidah atau teologi bukanlah urusan manusia, melainkan Tuhan SWT dan tidak ada kompromi serta sikap toleran di dalamnya. Sedangkan kita bermu’amalah dari sisi kemanusiaan kita.
Allah juga menjelaskan tentang prinsip dimana setiap pemeluk agama mempunyai system dan ajaran masing-masing sehingga tidak perlu saling menghujat
Al-Qur’an juga menganjurkan agar mencari titik temu dan titik singgung antar pemeluk agama. Al-Qur’an menganjurkan agar dalam interaksi sosial, bila tidak ditemukan persamaan, hendaknya masing-masing mengakui keberadaan pihak lain dan tidak perlu saling menyalahkan.
(QS. Saba:24-26):
24.  Katakanlah: "Siapakan yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan dari bumi?" Katakanlah: "Allah", dan Sesungguhnya kami atau kamu (orang-orang musyrik), pasti berada dalam kebenaran atau dalam kesesatan yang nyata.
25.  Katakanlah: "Kamu tidak akan ditanya (bertanggung jawab) tentang dosa yang kami perbuat dan kami tidak akan ditanya (pula) tentang apa yang kamu perbuat".
                                                             
26.              Katakanlah: "Tuhan kita akan mengumpulkan kita semua, Kemudian dia memberi Keputusan antara kita dengan benar. dan Dia-lah Maha pemberi Keputusan lagi Maha Mengetahui".
5. Toleransi Umat Beragama di Indonesia
Gagasan ini muncul terutama dilatarbelakangi oleh meruncingnya habungan antar umat beragama. Sebab munculnya ketegangan intern umat beragama tersebut antara lain:
  1. Sifat dari masing-masing agama, yang mengandung tugas dakwah atau misi.
  2. Kurangnya pengetahuan para pemeluk agama akan agamanya sendiri dan agama pihak lain.
  3. Para pemeluk agama tidak mampu menahan diri, sehingga kurang menghormati bahkan memandang randah agama lain.
  4. Kaburnya batas antara sikap memegang teguh keyakinan agama dan toleransi dalam kehidupan masyarakat.
  5. Kecurigaan  masing-masing akan kejujuran pihak lain, baik intern umat beragama, antar umat beragama, maupun antara umat beragama dengan pemerintah.
  6. Kurangnya saling pengertian dalam menghadapi masalah perbedaan pendapat.
Pluralitas agama hanya akan bisa dicapai apabila masing-masing golongan bersikap lapang dada satu sama lain. Sikap lapang dada kehidupan beragama akan memiliki makna bagi kehidupan dan kemajuan masyarakat plural, apabila ia diwujudkan dalam:
  1. Sikap saling menahan diri terhadap ajaran, keyakinan dan kebiasan golongan agama lain yang berbeda, yang mungkin berlawanan dengan ajaran, keyakinan dan kebiasaan sendiri.
  2. Sikap saling menghormati hak orang lain untuk menganut dengan sungguh-sungguh ajaran agamanya.
  3. Sikap saling mempercayai atas itikad baik golongan agama lain.
  4. Perbuatan yang diwujudkan dalam:
    • Usaha untuk memahami ajaran dan keyakinan agama orang lain.
    • Usaha untuk mengemukakan keyakinan agama sendiri dengan sebijaksana mungkin untuk tidak menyinggung keyakinan agama lain.
    • Untuk saling membantu dalam kegiatan-kegiatan social untuk mengatasi keterbelakangan bersama.
    • Usaha saling belajar dari keunggulan dan kelebihan pihak lain sehingga terjadi saling tukar pengalaman untuk mencapai tujuan bersama.(Tarmizi Taher, 1997:9).
http://milakucaya.blogspot.com/p/toleransi-umat-beragama-dalam-islam.html
13.35 | 0 komentar | Read More

Menanti Jodoh Dalam Islam: Tetap Tenang Saat Jodoh Terlambat Datang - Tentang Jodoh

Pasangan hidup adalah salah satu dari "stasiun" perjalanan bagi semua manusia. Disanalah kehidupan baru dimulai, lengkap dengan semua pernak- pernik pelajaran yang akan membuat manusia memaknai arti kebahagiaan yang sebenarnya. Namun, proses ini bagi sebagian orang ternyata tidak gampang dilalui begitu saja. Mereka mendapati, justru dalam bagian inilah cobaan dan gemblengan hidup dimulai. Saat usia yang berjalan tak dapat lagi dihentikan, namun jodoh dan pelengkap hidupnya tidak kunjung datang, saat itu pula kegundahan hati menjadi terakrabi.

Banyak yang kemudian menyikapinya dengan sederhana, tetap berikhtiar, walau tetap diselipi kegundahan atas sebuah kepastian datangnya hari pertemuan. Namun, tak sedikit juga yang melakukan seribu satu cara, agar terhindar dari cacian makian manusia, dan atau sekedar untuk menyudahi kesedihan hati.

Namun, bisakah kita berhenti sejenak, dan membiarkan pikiran jernih yang menguasai kita. Memang siappapun tidak akan ada yang ingin melampaui cobaan yang seperti ini. Namun bukankah garis takdir itu sudah pasti dan Allah SWT jugalah tidak akan memberi cobaan yang melampui kemampuan hambanya?
Tetap Tenang Saat Jodoh Terlambat Datang
Terkadang, banyak pelajaran yang bisa kita petik atas sebuah keinginan yang ternyata tertunda untuk terjadi. Dengan tertundanya kebahagiaan itu, siapa tahu Allah sedang mengajari kita atas sebuah makna dari menghargai. Ya, ketika jodoh telah datang, nantinya kita akan menjadi pribadi yang lebih manis dalam bersyukur serta memperlakukan. Dan kita akan menjadi lebih istimewa karenanya.

Dengan tertundanya pertemuan itu, mungkin Allah ingin memberikan yang lebih pas untuk kita. Dan atau dengan tertundanya jodoh itu, Allah telah memberikan skenario penggemblengan dan proses tersendiri bagi jodoh kita, sehingga kelak ketika dia bertemu dengan kita lewat sebuah pernikahan, pribadi yang lebih matang dan siap menjadi pelengkap kita, telah menjadi bagian dari kepribadiannya.

Dan bersabar adalah salah satu kunci menaklukkan keadaan ini. Sungguh, Allah pun telah berfirman "Mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan sholat" (QS. Al Baqarah:153).

Maka, tidak ada jalan lain yang lebih baik selain hanya mengembalikan semua urusannya kepada Allah dengan berdo’a dan merendahkan diri di hadapanNya. Karena Allah SWt telah berfirman,

“Dan jika hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku maka katakanlah Aku sangat dekat. Aku mengabulkan do’a orang yang berdo’a jika ia berdo’a kepada-Ku.. (QS. Al-Baqoroh:186)

Lagi-lagi, semua ini hanya sanggup dan bisa dimaknai oleh para hati yang selalu berprasangka baik dan bertawakkal kepada Allah SWT. Sebagai hasilnya, kebahagiaan akan tetap menjadi bagian dari hari- harinya, karena sebuah keyakinan juga melekat kuat dalam bentuk iman.

Semua hal dibawah langit ini, terjadi dengan waktu- waktunya sendiri. Pun demikian dengan kedatangan jodoh yang belum kunjung datang saat ini. Sungguh, Allah SWT maha tahu apa yang kita butuhkan, serta saat yang tepat untuk semua itu terpenuhi. Dan Allah juga maha dekat pertolongannya atas apapun kesulitan yang kita hadapi.Dan di dunia ini, tidak ada yang lebih mengerti dan mengetahui apapun kesulitan dan keinginan yang terbersit dalam hati kita, kecuali hanya Allah saja. Dan Allah lah juga yang paling tahu, yang terbaik bagi kita, dalam segala hal.

Sungguh, kerisauan itu adalah sebuah hal yang manusiawi. Namun, hal tersebut tidak membawa dampak apapun, kecuali membuat pikiran kita semakin tertutup dari kebaikan, dan mendekatkan diri dengan kesedihan.Namun justru ketenangan yang didasari iman, tawakkal, serta prasangka baik kepada Allah, yang akan menyejukkan dan mengistimewakan kita. InsyaAllah.

(Syahidah/Voa-islam.com)

Tetap Tenang Saat Jodoh Terlambat Datang

Pasangan hidup adalah salah satu dari "stasiun" perjalanan bagi semua manusia. Disanalah kehidupan baru dimulai, lengkap dengan semua pernak- pernik pelajaran yang akan membuat manusia memaknai arti kebahagiaan yang sebenarnya. Namun, proses ini bagi sebagian orang ternyata tidak gampang dilalui begitu saja. Mereka mendapati, justru dalam bagian inilah cobaan dan gemblengan hidup dimulai. Saat usia yang berjalan tak dapat lagi dihentikan, namun jodoh dan pelengkap hidupnya tidak kunjung datang, saat itu pula kegundahan hati menjadi terakrabi.

Banyak yang kemudian menyikapinya dengan sederhana, tetap berikhtiar, walau tetap diselipi kegundahan atas sebuah kepastian datangnya hari pertemuan. Namun, tak sedikit juga yang melakukan seribu satu cara, agar terhindar dari cacian makian manusia, dan atau sekedar untuk menyudahi kesedihan hati.

Namun, bisakah kita berhenti sejenak, dan membiarkan pikiran jernih yang menguasai kita. Memang siappapun tidak akan ada yang ingin melampaui cobaan yang seperti ini. Namun bukankah garis takdir itu sudah pasti dan Allah SWT jugalah tidak akan memberi cobaan yang melampui kemampuan hambanya?

Terkadang, banyak pelajaran yang bisa kita petik atas sebuah keinginan yang ternyata tertunda untuk terjadi. Dengan tertundanya kebahagiaan itu, siapa tahu Allah sedang mengajari kita atas sebuah makna dari menghargai. Ya, ketika jodoh telah datang, nantinya kita akan menjadi pribadi yang lebih manis dalam bersyukur serta memperlakukan. Dan kita akan menjadi lebih istimewa karenanya.

Dengan tertundanya pertemuan itu, mungkin Allah ingin memberikan yang lebih pas untuk kita. Dan atau dengan tertundanya jodoh itu, Allah telah memberikan skenario penggemblengan dan proses tersendiri bagi jodoh kita, sehingga kelak ketika dia bertemu dengan kita lewat sebuah pernikahan, pribadi yang lebih matang dan siap menjadi pelengkap kita, telah menjadi bagian dari kepribadiannya.

Dan bersabar adalah salah satu kunci menaklukkan keadaan ini. Sungguh, Allah pun telah berfirman "Mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan sholat" (QS. Al Baqarah:153).
Maka, tidak ada jalan lain yang lebih baik selain hanya mengembalikan semua urusannya kepada Allah dengan berdo’a dan merendahkan diri di hadapanNya. Karena Allah SWt telah berfirman,

“Dan jika hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku maka katakanlah Aku sangat dekat. Aku mengabulkan do’a orang yang berdo’a jika ia berdo’a kepada-Ku.. (QS. Al-Baqoroh:186)
Lagi-lagi, semua ini hanya sanggup dan bisa dimaknai oleh para hati yang selalu berprasangka baik dan bertawakkal kepada Allah SWT. Sebagai hasilnya, kebahagiaan akan tetap menjadi bagian dari hari- harinya, karena sebuah keyakinan juga melekat kuat dalam bentuk iman.

Semua hal dibawah langit ini, terjadi dengan waktu- waktunya sendiri. Pun demikian dengan kedatangan jodoh yang belum kunjung datang saat ini. Sungguh, Allah SWT maha tahu apa yang kita butuhkan, serta saat yang tepat untuk semua itu terpenuhi. Dan Allah juga maha dekat pertolongannya atas apapun kesulitan yang kita hadapi.Dan di dunia ini, tidak ada yang lebih mengerti dan mengetahui apapun kesulitan dan keinginan yang terbersit dalam hati kita, kecuali hanya Allah saja. Dan Allah lah juga yang paling tahu, yang terbaik bagi kita, dalam segala hal.

Sungguh, kerisauan itu adalah sebuah hal yang manusiawi. Namun, hal tersebut tidak membawa dampak apapun, kecuali membuat pikiran kita semakin tertutup dari kebaikan, dan mendekatkan diri dengan kesedihan.Namun justru ketenangan yang didasari iman, tawakkal, serta prasangka baik kepada Allah, yang akan menyejukkan dan mengistimewakan kita. InsyaAllah.
(Syahidah/Voa-islam.com)
- See more at: http://www.voa-islam.com/read/muslimah/2012/07/04/19760/tetap-tenang-saat-jodoh-terlambat-datang/#sthash.wYrvuL6C.dpuf

Tetap Tenang Saat Jodoh Terlambat Datang

Pasangan hidup adalah salah satu dari "stasiun" perjalanan bagi semua manusia. Disanalah kehidupan baru dimulai, lengkap dengan semua pernak- pernik pelajaran yang akan membuat manusia memaknai arti kebahagiaan yang sebenarnya. Namun, proses ini bagi sebagian orang ternyata tidak gampang dilalui begitu saja. Mereka mendapati, justru dalam bagian inilah cobaan dan gemblengan hidup dimulai. Saat usia yang berjalan tak dapat lagi dihentikan, namun jodoh dan pelengkap hidupnya tidak kunjung datang, saat itu pula kegundahan hati menjadi terakrabi.

Banyak yang kemudian menyikapinya dengan sederhana, tetap berikhtiar, walau tetap diselipi kegundahan atas sebuah kepastian datangnya hari pertemuan. Namun, tak sedikit juga yang melakukan seribu satu cara, agar terhindar dari cacian makian manusia, dan atau sekedar untuk menyudahi kesedihan hati.

Namun, bisakah kita berhenti sejenak, dan membiarkan pikiran jernih yang menguasai kita. Memang siappapun tidak akan ada yang ingin melampaui cobaan yang seperti ini. Namun bukankah garis takdir itu sudah pasti dan Allah SWT jugalah tidak akan memberi cobaan yang melampui kemampuan hambanya?

Terkadang, banyak pelajaran yang bisa kita petik atas sebuah keinginan yang ternyata tertunda untuk terjadi. Dengan tertundanya kebahagiaan itu, siapa tahu Allah sedang mengajari kita atas sebuah makna dari menghargai. Ya, ketika jodoh telah datang, nantinya kita akan menjadi pribadi yang lebih manis dalam bersyukur serta memperlakukan. Dan kita akan menjadi lebih istimewa karenanya.

Dengan tertundanya pertemuan itu, mungkin Allah ingin memberikan yang lebih pas untuk kita. Dan atau dengan tertundanya jodoh itu, Allah telah memberikan skenario penggemblengan dan proses tersendiri bagi jodoh kita, sehingga kelak ketika dia bertemu dengan kita lewat sebuah pernikahan, pribadi yang lebih matang dan siap menjadi pelengkap kita, telah menjadi bagian dari kepribadiannya.

Dan bersabar adalah salah satu kunci menaklukkan keadaan ini. Sungguh, Allah pun telah berfirman "Mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan sholat" (QS. Al Baqarah:153).
Maka, tidak ada jalan lain yang lebih baik selain hanya mengembalikan semua urusannya kepada Allah dengan berdo’a dan merendahkan diri di hadapanNya. Karena Allah SWt telah berfirman,

“Dan jika hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku maka katakanlah Aku sangat dekat. Aku mengabulkan do’a orang yang berdo’a jika ia berdo’a kepada-Ku.. (QS. Al-Baqoroh:186)
Lagi-lagi, semua ini hanya sanggup dan bisa dimaknai oleh para hati yang selalu berprasangka baik dan bertawakkal kepada Allah SWT. Sebagai hasilnya, kebahagiaan akan tetap menjadi bagian dari hari- harinya, karena sebuah keyakinan juga melekat kuat dalam bentuk iman.

Semua hal dibawah langit ini, terjadi dengan waktu- waktunya sendiri. Pun demikian dengan kedatangan jodoh yang belum kunjung datang saat ini. Sungguh, Allah SWT maha tahu apa yang kita butuhkan, serta saat yang tepat untuk semua itu terpenuhi. Dan Allah juga maha dekat pertolongannya atas apapun kesulitan yang kita hadapi.Dan di dunia ini, tidak ada yang lebih mengerti dan mengetahui apapun kesulitan dan keinginan yang terbersit dalam hati kita, kecuali hanya Allah saja. Dan Allah lah juga yang paling tahu, yang terbaik bagi kita, dalam segala hal.

Sungguh, kerisauan itu adalah sebuah hal yang manusiawi. Namun, hal tersebut tidak membawa dampak apapun, kecuali membuat pikiran kita semakin tertutup dari kebaikan, dan mendekatkan diri dengan kesedihan.Namun justru ketenangan yang didasari iman, tawakkal, serta prasangka baik kepada Allah, yang akan menyejukkan dan mengistimewakan kita. InsyaAllah.
(Syahidah/Voa-islam.com)
- See more at: http://www.voa-islam.com/read/muslimah/2012/07/04/19760/tetap-tenang-saat-jodoh-terlambat-datang/#sthash.wYrvuL6C.dpuf

Tetap Tenang Saat Jodoh Terlambat Datang

Pasangan hidup adalah salah satu dari "stasiun" perjalanan bagi semua manusia. Disanalah kehidupan baru dimulai, lengkap dengan semua pernak- pernik pelajaran yang akan membuat manusia memaknai arti kebahagiaan yang sebenarnya. Namun, proses ini bagi sebagian orang ternyata tidak gampang dilalui begitu saja. Mereka mendapati, justru dalam bagian inilah cobaan dan gemblengan hidup dimulai. Saat usia yang berjalan tak dapat lagi dihentikan, namun jodoh dan pelengkap hidupnya tidak kunjung datang, saat itu pula kegundahan hati menjadi terakrabi.

Banyak yang kemudian menyikapinya dengan sederhana, tetap berikhtiar, walau tetap diselipi kegundahan atas sebuah kepastian datangnya hari pertemuan. Namun, tak sedikit juga yang melakukan seribu satu cara, agar terhindar dari cacian makian manusia, dan atau sekedar untuk menyudahi kesedihan hati.

Namun, bisakah kita berhenti sejenak, dan membiarkan pikiran jernih yang menguasai kita. Memang siappapun tidak akan ada yang ingin melampaui cobaan yang seperti ini. Namun bukankah garis takdir itu sudah pasti dan Allah SWT jugalah tidak akan memberi cobaan yang melampui kemampuan hambanya?

Terkadang, banyak pelajaran yang bisa kita petik atas sebuah keinginan yang ternyata tertunda untuk terjadi. Dengan tertundanya kebahagiaan itu, siapa tahu Allah sedang mengajari kita atas sebuah makna dari menghargai. Ya, ketika jodoh telah datang, nantinya kita akan menjadi pribadi yang lebih manis dalam bersyukur serta memperlakukan. Dan kita akan menjadi lebih istimewa karenanya.

Dengan tertundanya pertemuan itu, mungkin Allah ingin memberikan yang lebih pas untuk kita. Dan atau dengan tertundanya jodoh itu, Allah telah memberikan skenario penggemblengan dan proses tersendiri bagi jodoh kita, sehingga kelak ketika dia bertemu dengan kita lewat sebuah pernikahan, pribadi yang lebih matang dan siap menjadi pelengkap kita, telah menjadi bagian dari kepribadiannya.

Dan bersabar adalah salah satu kunci menaklukkan keadaan ini. Sungguh, Allah pun telah berfirman "Mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan sholat" (QS. Al Baqarah:153).
Maka, tidak ada jalan lain yang lebih baik selain hanya mengembalikan semua urusannya kepada Allah dengan berdo’a dan merendahkan diri di hadapanNya. Karena Allah SWt telah berfirman,

“Dan jika hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku maka katakanlah Aku sangat dekat. Aku mengabulkan do’a orang yang berdo’a jika ia berdo’a kepada-Ku.. (QS. Al-Baqoroh:186)
Lagi-lagi, semua ini hanya sanggup dan bisa dimaknai oleh para hati yang selalu berprasangka baik dan bertawakkal kepada Allah SWT. Sebagai hasilnya, kebahagiaan akan tetap menjadi bagian dari hari- harinya, karena sebuah keyakinan juga melekat kuat dalam bentuk iman.

Semua hal dibawah langit ini, terjadi dengan waktu- waktunya sendiri. Pun demikian dengan kedatangan jodoh yang belum kunjung datang saat ini. Sungguh, Allah SWT maha tahu apa yang kita butuhkan, serta saat yang tepat untuk semua itu terpenuhi. Dan Allah juga maha dekat pertolongannya atas apapun kesulitan yang kita hadapi.Dan di dunia ini, tidak ada yang lebih mengerti dan mengetahui apapun kesulitan dan keinginan yang terbersit dalam hati kita, kecuali hanya Allah saja. Dan Allah lah juga yang paling tahu, yang terbaik bagi kita, dalam segala hal.

Sungguh, kerisauan itu adalah sebuah hal yang manusiawi. Namun, hal tersebut tidak membawa dampak apapun, kecuali membuat pikiran kita semakin tertutup dari kebaikan, dan mendekatkan diri dengan kesedihan.Namun justru ketenangan yang didasari iman, tawakkal, serta prasangka baik kepada Allah, yang akan menyejukkan dan mengistimewakan kita. InsyaAllah.
(Syahidah/Voa-islam.com)
- See more at: http://www.voa-islam.com/read/muslimah/2012/07/04/19760/tetap-tenang-saat-jodoh-terlambat-datang/#sthash.wYrvuL6C.dpuf
13.30 | 0 komentar | Read More

Hidup Tenang Dalam Islam: 7 Kiat Hidup Tenang Dalam Islam

http://farm4.staticflickr.com/3150/3033371575_c1154e318e.jpg

1. Memahami Tujuan Hidup
Manusia diciptakan untuk beribadah kepada Allah, semua aktifitas kehidupan kita di dunia ini dalam rangka beribadah kepada Allah. " Wamaa khalaqtul jinna wal insaa illa liya' buduun.."
ibaratnya seseorang itu keluar dari rumah mau pergi kemana, bila ada tujuannya ketika ia ditanya, bisa menjawab. misalnya mau ke toko beli susu.  Kalau ia keluar rumah tanpa tujuan, ketika ditanya, ia akan bingung..." kemana..ya..?"
jadi tujuan hidup kita adalah beribadah kepada Allah Ta'ala.

2. Memahami Nilai Dunia dan Nilai Akhirat
Ada beberapa tipe orang dalam memandang nilai dunia dan nilai akhirat, antara lain:
a. Mengejar Dunia saja ( Nilai dunia lebih dari akhirat). Mungkin ini fenomena kehidupan orang kebanyakan, yang sudah hampir meninggalkan agama dan banyak yang tidak beragama. Hanya mengejar kesuksesan duniawi saja dan sudah tidak percaya dengan kehidupan akhirat nanti. Kadang uang dipandangnya sebagai tuhan.

b. Mengejar Akhirat saja. Sebagai contoh Sufi jaman dulu, sehari hari hanya untuk beribadah/hablu minallah, padahal manusia dituntut untuk hablu minannas, dan manusia harus memenuhi kebutuhan kemanusiaannya, seperti  makan ,minum , bekerja, menikah, berkeluarga, bermasyarakat  dan lain sebagainya.

Rasulullah bahkan melarang sahabatnya yang puasa tidak berbuka, qiyamul lail tidak tidur dan membujang tidak menikah. Rasulullah utusan Allah yang sudah pasti dijamin masuk surga pun melakukan hal yang bersifat kemanusiaan.

c. Tidak mengejar dunia maupun harapan akhirat.  Orang yang tipe seperti ini sangatlah tidak beruntung. didunia sengsara, akhirat pun terlupakan. Masih banyak tipe seperti ini di tanah air kita, yang data penduduknya terbanyak beragama islam. Adalah orang miskin yang kufur. Ia tetap dalam belenggu kemiskinan tapi tidak berusaha memperbaiki ibadahnya,tapi berteman dengan kekufuran.

d. Memandang dunia sebagai ladang amal dan akhirat sebagai tempat menuai hasil. Orang yang hidup di dunianya selalu beramal kebajikan, menjalankan perintah Allah dan meninggalkan laranganNya.

Jadi untuk hidup tenang di dunia kita fahami bahwa dunia adalah ladang amal, dan  di akhirat nanti kita akan menuai hasil.

3. Syukur dan Sabar.
Jika kita selalu bersyukur dengan apa yang Allah berikan kepada kita, insyaAllah akan Allah tambahkan selalu kenikmatan. " lain syakartum la aziidanakum wa la inkafartum inna adza bi lasyadid "

kita bersyukur dengan yang ada pada kita, jangan berkeluh kesah dengan yang tidak ada pada kita. Misalnya kita kurang dari segi ekonomi, anak 3 tapi kendaraan hanya sepeda motor, tiba-tiba bertemu dengan kawan lama yang datang berkendaraan mobil kijang, tapi belum dikaruniai keturunan. Maukah satu anak ditukar dengan mobil kijang...??

Dan sabar adalah satu hal yang sangat mudah diucapkan dan dinasihatkan tetapi sangat sulit dilakukan. contoh: orang yang tertimpa musibah, pastilah harus bersabar dan selalu mendapatkan nasihat dari orang-orang disekelilingnya agar bersabar.

 semoga kita termasuk orang-orang yang bersabar. Allah selalu bersama orang-orang yang bersabar.

4, Tawakal sesudah Ikhtiar
Al Qur'an. Surah Al Maidah : 23, Orang yang beriman itu harus bertawakal kepada Allah, setelah ia berikhtiar/berusaha. Tidak membenci Allah bila usaha kita( apa yg kita kerjakan/lakukan/usahakan) hasilnya tidak sesuai dengan harapan kita.

5. Memahami Takdir dengan Benar
Memahami takdir itu bukan hanya pasrah dan menyerah tanpa usaha. Jaman dahulau khalifah Umar bin Khaththab, pernah kan memasuki sebuah kampung dan melihat ada 'endemi' (penyakit menular) kemudian mengurungkan niatnya untuk masuk ke kampung tersebut. Umar mendapat kritikan dari seseorang bahwa umar tidak boleh lari dari takdir. Kata Umar, "Aku lari dari takdir ke takdir yang lain"

6. Menjaga Keseimbangan, antara ruhani, akal dan jasmani.
Tawazun ( keseimbangan) baik manusia sebagai makhluk individu  dan makhluk sosial, yang ada dalam diri manusia itu ada 3 unsur adalah jasad, akal dan ruh. Dimana 3 unsur ini harus diberi asupan yang seimbang. Jasad diberi makan yang halal dan baik. Akal selalu diasah dengan ilmu dan pengetahuan. Ruh pun harus senantiasa disiram agar senantiasa bersinar cemerlang, hati yang selalu bisa menerima kebenaran yang datang dari Allah Subhanawata'ala.

7. Pandangan terhadap Harta
Dalam islam harta adalah milik Allah. Harta bukan hanya untuk hidup tapi juga sebagai alat untuk beribadah kepada Allah.

Ada nasihat, "peganglah harta dengan tanganmu, jangan kau masukkan harta di hatimu". Ketahuilah nanti di akhirat manusia akan ditanya, dari manakah hartanya didapatkan dan  untuk apakah hartanya dibelanjakan.

-----------------------------------------------------------------------------------------
Semoga bermanfaat buat pribadiku dan siapa saja yang membaca ringkasan ini.

"Yaa ayyuhannafsul muthmainnah. 'Irji 'ii ilaa Rabbiki raadhiyatanmmardliyyah.  fadkhulii fii 'ibaadi . wad khulii jannatii "

"wahai jiwa yang tenang! Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridha dan di ridhaiNya. Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hambaKu. Dan masuklah ke dalam surga Ku" Quran Surah Al Fajr: 27-30

http://bagus-osd.blogspot.com/2011/04/7-kiat-hidup-tenang-dalam-islam.html
13.28 | 0 komentar | Read More

Ketenangan Dalam Islam: Penawar untuk tenang, gembirakan Hati

Dan Kami turunkan dari Al-Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang Beriman. (Surah Al-Israa' 82)


1. Rasa gembira dan tenang dalam kehidupan. Itu yang kita selalu dambakan. Hakikatnya bukan harta yang banyak, pangkat yang tinggi, wajah yang cantik, dan apa-apa lagi kelebihan lain yang menghasilkan rasa gembira dan tenang dalam kehidupan. Benar, walaupun ia punya kesan, tapi tidak lama dan tidak sesekali sama. Bahkan ia mengundang rasa tidak selesa, sentiasa tidak puas dan cukup. Rasa kosong, seolah umpama merasa nikmat ketika makan dan lalu membuang air. Begitulah hakikat waktu ke waktu seterusnya.

2. Demikian bila segalanya tidak dikaitkan dengan Allah swt. Tidak diserahkan kepada Tuhan yang menciptakan dan telah menganugerahkan berbagai nikmat kepada kita. Perasaan sedih, gembira, tenang, dan resah. Segalanya dari Allah swt. Allah swt menghendaki perasaan ini berputik dalam hati kita, maka berputiklah ia. Mengikut ketentuan dan hikmah dari Allah swt. Kita buat baik, hati rasa gembira, tanda redha Allah. Kita buat dosa, hati rasa gembira, tanda murka Allah. Kita buat baik, hati rasa sedih, itu ujian Allah. Kita buat dosa, hati rasa sedih, itu kasihnya Allah.

3. Kadang kita melihat mereka yang susah dan bersederhana hidupnya. Kadang seolah tak munasabah dengan kegembiraan dan ketenangan yang dikecapinya. Begitulah kita melihat mereka yang kaya dan serba mencukupi hidupnya. Kadang seolah tak munasabah dengan keperitan dan gangguan yang dilaluinya. Keadaan ini sudah memadai untuk direnungi. Bahagia dan derita itu dari Allah.

4. Ia datang dari Allah, maka dari Allah kita perlu panjatkan. Semua perkara datangnya dari Allah. Nabi saw diuji dengan kesedihan. Allah swt mengembirakan. Beruntunglah mereka yang menyerahkan segala jiwanya kepada Allah. Yang meyakini semutlaknya ketetapan Allah. Demikian perintah Allah, kita jaga sebaiknya. Kita buat yang disuka dan usaha jauh yang dilarang.


5. Kitab Al-Quran, kitab Allah. Milik, dari Allah swt. Dengan sering membaca dan menghayatinya juga. Mampu meleraikan segala keresahan, kesakitan dan kebencian dari hati kita. Sebelum ini hati kita sering bila tertekan, gelisah, dan rasa serabut. Lalu kita berusaha mencari jalan untuk menyembuhkannya. Jalan itu kadang pasti dengan kelalaian dan menjurus kepada jalan dosa. Al-Quran adalah ubatnya. Mungkin agak sukar dan tiada juga kesan. Namun ia bilamana hati sentiasa sudah dibersihkan dengan taubat dan amal soleh, tiada kejahatan lain, dan dihambakan diri sepenuhnya pada Allah. InsyaAllah, rutin membiasakan bacaan dan menghayati Al-Quran wujud kesannya. Kita akan sentiasa dapati bilamana waktu hadirnya masaalah, tekanan, kita terus ingat untuk membacanya, terus ingat kerana aku belum membacanya. Ia hanya dengan sering baca dan hayatinya, inilah kitab Mukjizat. Firman Allah swt:

(iaitu) orang-orang yang Beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingati Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. (Ar-Ra'd 28) 

 Gementar kerananya (Al-Quran) kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingati Allah. (Az-Zumar 23) 

 Sesungguhnya orang-orang yang Beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gementarlah hati mereka, (merasa takut, gerun dan menjurusnya taat suruhan dan tinggal larangan Allah) dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (kerananya), (kerana benarnya) dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal (bergantung, menyerahkan segalanya). (Al-Anfaal 2) – Tafsir ibn Kathir. 

6. Adapun segalanya hanyalah sementara, kita semua sedang dalam perjalanan. Perjalanan ini padat dengan berbagai ujian. Kelak di syurga, itulah nikmat yang ditunggu-tunggu. Itulah kemuncak kegembiraan, kebahagian dan ketenangan. Kejayaan yang sebenar-benarnya. Tiada lagi rasa perit, letih dan derita. Dunia ini tempat dan waktu beramal. Akhirat pula tempat dan waktu dibalas. Marilah kita terus bersabar. Janji Allah itu benar. Firman Allah swt: 

 Dan yang takut kepada Tuhan Yang Maha Pemurah walaupun dia tidak melihatnya. Maka berilah mereka khabar gembira dengan ampunan dan pahala yang mulia. (Yaasiin 11) 

 Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang Beriman dan berbuat baik, bahawa bagi mereka disediakan syurga-syurga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. (Al-Baqarah 25)

Sabda Nabi saw: Tidaklah seorang muslim tertimpa kesakitan kerana tusukan duri, atau yang lebih sakit darinya, kecuali Allah akan menghapus dosa-dosa dengannya, sebagaimana pohon menggugurkan daun-daunnya. (Hr Bukhari) 

“Sesungguhnya Allah bila mencintai sesuatu kaum, maka Dia akan memberikan cobaan kepada mereka”. (Hr at-Tirmidzi, hadis hasan gharib) 

7. Al-Quran, disebalik mampu menceriakan dan menyegarkan hidup. Bacaanya tidaklah sia-sia, besar ganjarannya. Sabda Nabi saw: 






Bacalah Al-Quran, sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat memberi syafaat kepada golongannya. (Hr Muslim) 

Sebaik-baik kamu ialah yang belajar Al-Quran dan mengajarnya. (Hr Bukhari) 

Sesiapa yang membaca satu huruf dari kitab Allah (Al-Quran), maka baginya satu kebaikan, dan satu kebaikan itu dibalas dengan sepuluh kali lipatnya. Tidaklah aku maksudkan Aliflammim satu huruf, akan tetapi alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf. (Hr at-Tirmidzi, hadis hasan sahih gharib) 

8. Demikian juga, dengan melazimi membacanya, dengan istiqomah sepanjang hari hidup kita. Ia dapat menguatkan hubungan kita dengan Allah swt. Kita berharap, mudahan agar selamat dan jauh dari golongan hamba-hambaNya yang lalai dan leka dengan kenikmatan dunia ini. 

9. Akhirnya. Marilah kita cari redha Allah, itu sumber kebahagian dan ketenangan. Bila Allah redha dan suka. Perintah Allah sentiasa dijaga dan dipelihara. Kebahagiaan dan ketenangan mudah diraih dan dicapai. “Ada orang kita nampak hidupnya sederhana dan susah, tapi tenang dan dilihat sentiasa merasa cukup dan selesa. Dan ada orang kita nampak hidupnya sederhana dan susah dalam keadaan sentiasa rasa tak cukup dan tak tenang dan bila kaya juga sering rasa tak cukup dan tak tenang, gembira. Inilah pentingnya keberkatan rezeki. Redha Allah. Berkat rezeki akan berkat hidup. Amatlah nikmat dan beruntung mereka yang merasai hal ini”. 

 "Nikmat yang cukup berharga dan besar. Iaitu Iman dan Islam. Yang menyerahkan dirinya, yang membenarkan hatinya. Beruntunglah dan beruntungnya mereka yang dapat dan mampu beroleh mengecapinya" 

 Akhiranya, sama-sama sentiasa mengingati pesan Nabi saw ini: “Bukanlah kekayaan itu dengan banyaknya harta benda, tetapi kekayaan sebenar ialah kekayaan jiwa”. (Hr Bukhari dan Muslim) 

 Dan tidak lupa untuk melazimi Doa ini:

 اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ وَالْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَالْبُخْلِ وَالْجُبْنِ وَضَلَعِ الدَّيْنِ وَغَلَبَةِ الرِّجَالِ 

 Ya Allah! Sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau daripada kesusahan, kesedihan, kelemahan, kemalasan, kedekut, pengecut, lilitan hutang dan dikuasai oleh orang lain (penindasan orang). (Hr Bukhari)
 
http://sawadhanas.blogspot.com/2012/05/penawar-untuk-tenang-gembirakan-hati.html
13.26 | 0 komentar | Read More

BACA JUGA

DAFTAR LENGKAP ARTIKEL BLOG BAGINDAERY

Ikuti situs Bagindaery

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...