GOOGLE TRANSLATE

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

ARTIKEL PILIHAN

( Bagian Tiga ) KISAH NYATA DELAPAN TAHUN HIDUP BERTETANGGA DENGAN ORANG ANEH ATAU GILA

Written By Situs Baginda Ery (New) on Sabtu, 20 Juli 2013 | 19.50

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjlwYLT11zuHc29qxPl00J52tSKus7XSJ1O4LpJmvnz__TlAlp-FP_On1rfTlw8B18UMIMefSxE_H6EjUWVd15BR5CL6AsT2gizaHOxuRYU9uKvW7WoZaY82_ulE-oLorUiEJMjJC4i_axp/s1600/Tips+Menjadi+Lawan+Bicara+yang+Menyenangkan.gif
c.o.d
Saya keluar mendapatkan tiga orang satpam, tetangga ajaib dan istrinya di halamannya.
'Ini pak dia merusak mobil saya, kalau engga punya mobil jangan merusak mobil orang dong', sembur tetangga ajaib.

Dari memperlambat langkah, saya mempercepat langkah saya hingga berjarak satu meter dihadapannya.
'Siapa tadi yang mengacungkan kunci roda? Kalau kena kepala gua, siapa yang ngasih makan anak bini gua?' balas saya.

'Elu udah ngerusak mobil gua, tunggu aja sampai asuransi gua periksa mobil gua, pokoknya ganti', kata tetangga ajaib berusaha menghindari pertanyaan.

Seorang satpam yang membawa senter, menyinari bagian pintu pengemudi yang tadi saya tendang, meminta tetangga ajaib untuk menunjukkan kerusakannya.
Ketiga satpam berkerumun untuk melihat bersama... tidak ada kerusakan.
'Pokoknya ganti, gua ga minta maaf kalau elu ga ganti', tetangga ajaib menjadikan dirinya korban.
'Gini aja, kita ke polisi, biar semua tahu duduk perkaranya, kalaupun gua yang tanpa sebab telah mencelakai mobil jahanam elu biar gua yang tanggung akibatnya', jawab saya dengan kesabaran yang habis, 'ayo kita ke pos'.
'Engga bisa, polisinya aja yang datang ke sini', tetangga ajaib mulai kelihatan ragu.
Istrinya menengahi 'elu masuk saja, memang elu yang mulai koq'.

Dengan bergumam 'pokoknya ganti kalau engga ga selesai', tetangga ajaib masuk ke rumahnya.
Istrinya memohon saya untuk tidak membawa persoalan ini lebih jauh, 'jangan dibawa ke polisi, toh dia memang engga normal ga usah didengar'
Istrinya berkata lagi 'jangan lagi membawa pertengkaran ke mobil, saya saja sebagai istrinya tidak boleh menyentuh mobilnya apalagi kalau dirusak orang lain, mobil ini milik saya, bukan dia, dicicil 1,5 juta per bulan'

Rasa capai dan istrinya yang memohon membuat saya mengurungkan niat karena memang subuh besok saya harus terbang dilanjutkan perjalanan darat yang melelahkan.

Ke tiga kalinya saya akan menyesali akan keputusan saya.
Pagi hari sebelum istri saya mengantarkan anak saya ke sekolah, setelah empat jam sebelumnya saya berangkat ke bandara, istri saya mengabarkan tetangga ajaib yang berteriak teriak dari dalam rumah 'pengecut kabur'

Kini seluruh saudara saya telah mengetahui tentang tetangga ajaib.
'Mengapa elu sembunyiin delapan tahun'
Itulah kata mereka.
Saya menyuruh mereka berjanji untuk menjaganya sebagai rahasia, untuk membiarkan orang tua saya dapat menikmati masa mereka bermain dengan cucu tanpa kuatir.

Seorang teman adik saya, dokter di rumah sakit jiwa mengatakan bahwa menurutnya memang orang ini memiliki gangguan jiwa yang dapat dibuktikan dari keharusan baginya untuk mencuci mobilnya tujuh kali sehari.
Gangguan ini disebut dengan Compulsive Obsessive Disorder (C.O.D).
Tepat seperti analisa salah seorang kaskuser disini (souldoctor), memang orang ini tidak memiliki apa apa, dia digerakkan oleh rasa iri dan dengkinya dengan keadaan orang lain.
Hal yang menjelaskan saat dia memilih keluarga saya sebagai sasarannya.
Satu kata yang membuat saya pucat seketika 'orang seperti ini akan selalu mengancam, kalau didiamkan atau takut, malah akan menginjak sasarannya'.
Memang, delapan tahun saya tinggal di sini minus dua tahun di negeri orang, perilaku orang Jakarta 'elu gue' dan 'not in my backyard' telah menyuburkan ego tetangga ajaib dan menjadikannya berani bertindak tanpa berpikir akan akibatnya.

Dua minggu di kota T, saya mendapatkan kabar untuk berangkat lagi ke negara tetangga selama seminggu, melewati Jakarta.
Langkanya tiket, membuat kepergian saya diundur, sementara saya mendapatkan laporan lagi dari istri saya tentang keadaan di kompleks perumahan.

'Sekarang semua tetangga jadi berkumpul'
'Pembuat onar, dia melakukan x dan x saat melewati rumah saya'
'Pembuat onar, dia meneriakkan x dan x saat anak saya melewati rumahnya'
'Istrinya juga ular, memanasi suaminya yang dia sendiri tahu bahwa otaknya tidak beres'
'Suami dan istri sama saja'

Inilah yang membuat saya menyesal untuk tidak meneruskan masalah ini ke polisi.
Dua minggu di kota T, tetangga ajaib sekarang tidak lagi menyetel house music dan bermain klakson tetapi berganti dengan bunyi alarm hingga tiga menit setiap subuh dan saat pulang larut malam.
Hal ini berganti saat tetangga saya di nomer 10 membeli mobil baru untuk dibawa pulang mudik ke jawa, tidak ada lagi house music, tetapi bunyi alarm kini kembali ditambah dengan bunyi klakson panjang.
Dengan susah payah saya berusaha mendapatkan tiket untuk pulang saat lebaran karena takut saat semua tetangga mudik, kemungkinan terburuk akan terjadi.

Memang tidak mudah.
Dari kota ini, tidak ada yang bisa terbang langsung.
Semuanya melalui transit, dan semua tiket walaupun mahal hanya sampai di tempat transit ini.
Dalam keadaan helpless saya hanya dapat menghubungi kantor pengembang dan satpam meminta tambahan keamanan.

Bosan mendengar saya, tepat tiga hari sebelum lebaran, manajer kantor pengembang disertai komandan satpam.
Sebagaimana banyak keraguan kaskusers tentang kebenaran cerita ini, demikin pula sang manajer 'ah masa iya ada orang kaya gitu'

Saya mendapatkan laporan dari tetangga bahwa mereka tidak dibukakan pintu oleh tetangga ajaib.
Dia mengunci pintu rumahnya, dan mematikan lampu, playing possum, tetapi mengintip dari jendela.

'Pak, kita telah berusaha untuk menemuinya tetapi memang orangnya aneh yah'
'Sudahlah pak kita cuma bisa berharap agar rumahnya cepat laku'
Hanya ini jawaban yang saya terima.

Tanpa sepengathuan istri saya menghubungi tetangga saya satu demi satu bertanya apakah ada yang mudik belakangan.
Di hari yang sama saya disodorkan tiket untuk berangkat ke negara tetangga tanpa melalui Jakarta.

Selama lima hari liburan lebaran, hal yang saya takutkan terjadi.




gua ga takut
Tentu saja saya tidak dapat mencegah dua tetangga saya untuk mudik.
Seperti dugaan saya, tetangga ajaib memulai aksi terornya sekarang lebih terarah ke istri saya.
Dimulai dari teror alarm di dini hari sekitar jam 04:00, berlanjut ke jam 05:30. Saya meminta istri saya untuk mengungsi pada siang harinya kembali ke PIM.

Tiga hari lamanya saya juga tidak dapat berpikir dengan tenang. Di negara ini hanya hari Jumat saya libur untuk lebaran, sisanya tetap masuk seperti biasa.
Jumat - Sabtu - Minggu saya lewatkan dengan kegeraman.
Yang bisa saya lakukan hanyalah menghabiskan pulsa dengan menelpon satpam yang sedang bertugas jaga.

Memang kini tidak ada lagi house music tetapi berganti dengan teror alarm mobil yang memecah keheningan dini hari, DAN TIDAK ADA YANG BISA SAYA LAKUKAN!
Saya akan tetap di negara tetangga hingga akhir September.

Betapa menyesalnya saya untuk mendengarkan permohonan istri tetangga ajaib.
Dari tetangga lain yang sedang mudik, saat inilah saya mendapatkan kabar bahwa istrinya juga ular.

Syukurlah pada hari minggu malam sudah ada tetangga yang pulang, yang membuat lama teror berkurang, tetapi jenis teror yang sama ditambah sekarang membuang sampah di jalanan tepat di seberang rumah saya.
Dua hari berlalu, saat tiba tiba tetangga ajaib kembali sirik pada tetangga nomer 10 dan kini mulai memisah sampahnya lagi, dibuang di seberang rumah tetangga dan di seberang rumah saya.
Saat ini tetangga nomer 10 mulai gerah dan berkata 'gila gak gila tapi lama lama ngelunjak malah kita yang rugi'
Another war is imminent.

Awal September, di hari kedua anak saya mulai masuk sekolah lagi, istri saya dikejutkan oleh gebrakan dari pengembang.
Saat itu istri saya pulang ke rumah untuk menjemput kue ulang tahun untuk dibawa ke sekolah.
Karena kini mereka memahami bahwa tetangga ajaib suka playing possum, yang dapat mereka lakukan adalah menunggu saat tetangga ajaib pergi, kembali dan hendak membuka pintu rumahnya.
Saat tetangga ajaib hendak memutar kunci pintu rumahnya, manajer pengembang, komandan satpam dan seorang anggota kepolisian dari bimbingan masyarakat mendatanginya untuk berbicara.

Tidak dapat mengelak tetangga ajaib terpaksa menerima mereka.
Belum lagi dua menit setelah konvoi ini berangkat dari rumah tetangga ajaib, istri saya yang sedang berjalan menuju jalanan besar mendapati dirinya diteriaki tetangga ajaib 'gua ga takut, dia pikir dia menang?' sambil membuat suara meludah.
Saya bertekad untuk 'follow up' tetangga ajaib lagi dan berbeda dengan sebelumnya saat 'fight fire with fire', saya akan mengenakan gears of war lengkap. 






the uneasy peace
 Tiada angin ataupun hujan di Jakarta selama sebulan ini.
Satu minggu setelah didatangi pengembang, entah angin apa yang bertiup kepadanya saat pada pagi hari tetangga ajaib meminta datangnya saksi dari pihak satpam bagi dia untuk menanda tangani perjanjian yang dibuatnya sepihak, untuk ditanda tangani seluruh warga.
Tiada persiapan, perjanjian ini hanya ditanda tangani oleh dua tetangga saja.

Di dalam perjanjian tetangga ajaib berjanji untuk tidak mengganggu ketentraman warga dengan tidak membunyikan klakson maupun sirine.
Yang menggelikan adalah paksaan dari tetangga ajaib untuk 'penggantian kerusakan'.
Dari satpam yang menjadi saksi, secara lisan tetangga ajaib menyebutkan hadirnya pasal ini apabila ada warga yang marah dan melampiaskan akibat dari perbuatannya pada mobilnya.
Hingga saat tulisan ini dibuat, tidak diketahui dasar apa yang menyebabkan tetangga ajaib membuat surat ini, dari pembahasan antar tetangga kemungkinan ayahnya tidak mau lagi memindahkannya, mungkin sudah muak oleh kelakuannya, atau oleh paksaan istrinya, atau merasa badai akan segera datang.
Apapun yang mendasarinya, esok paginya tetangga ajaib membuka ke empat banner berbeda dan plang 'dijual hubungi xxxx dengan nomer telepon xxxxx' yang menguatkan hipotesa di atas.

Satu minggu berlalu dengan damai walaupun sering kali terdengar suara tetangga ajaib membentak anak anaknya, dan sampah di rumah kosong di samping saya.
Hingga minggu ketiga di bulan September saat tetangga ajaib kembali berbuat onar, memulai kembali menghina tetangga lainnya dan mulai membuang sampah dengan polanya terdahulu, dalam berbagai plastik kecil, kotak bekas susu, sisa makanan dan koran yang di buang di tengah jalan, di samping rumah saya, di seberang rumah saya, dan di seberang rumah tetangga nomer 10.
Tetangga nomer 10 yang telah habis kesabarannya kini melemparkan sampah sampah ini kembali ke halaman rumahnya.

Saya tidak mengijinkan istri saya untuk melakukan hal yang sama karena tetangga ajaib hanya berani terhadap wanita dan anak anak dan hanya dapat menelpon kantor satpam setiap hari.
Merasa bahwa dia sekarang telah menjadi tetangga yang baik dan malah di bully dengan sampah yang dilemparkan kembali ke rumahnya, di awal Oktober tetangga ajaib memanggil satpam ke rumahnya melalui kantor satpam untuk mengadukan masalah sampah.





tomorrow is another day 
Dengan suara keras seperti biasanya tetangga ajaib berteriak teriak dari dalam rumahnya, dengan berkali kali berkata 'kalau elu lelaki, keluar elu'.

Seperti yang disaksikan oleh istri saya, suami dari tetangga nomer 10 yang dari hari minggu malam telah kembali dari tugasnya di Indonesia tengah merasa sudah saatnya bertindak.
Sebagaimana kasus yang menimpa bekas penghuni rumah nomer 10, tetangga ajaib dan penghuni rumah nomer 10 saling bersahut sahutan dari depan rumah yang kembali diakhiri dengan tetangga ajaib dengan disaksikan satpam mengambil golok dan turun hingga ke tengah jalan.
Berbeda dengan penghuni sebelumnya, kini penghuni rumah nomer 10 berdiri di depan rumahnya siap untuk menghadapi.
Satpam yang tertegun kemudian mencegat tetangga ajaib 'langkahi gua dulu', sementara istri saya meminta bantuan dari kantor satpam.

Istri dari tetangga nomer 10 kemudian pulang lebih cepat sekitar jam 11:30 dan langsung membawa kasusnya ke polisi.
'tidak perduli siapa pun yang menjadi bekingnya, tapi kalau sudah bawa golok akan gua hadapin juga', demikian kata istrinya sementara suaminya pergi untuk menjemput anak mereka yang bungsu dari sekolah.

Sore itu, seluruh tetangga kembali ribut dan dari percakapan saya mengetahui bahwa kasus terakhir ini tidak cuma sekedar sampah.
'Sudah tiga hari ini tetangga ajaib membuntuti saya hingga ke sekolah si bungsu', demikian tetangga rumah nomer 10.
'Di pagi hari ini saat dia mengadukan ke satpam dan berlanjut dengan golok dan kini polisi, saya menghadangnya di jalan karena saya merasa dia telah mengancam keselamatan putra bungsu saya', sambungnya lagi.

Malamnya polisi datang dengan mobil patroli dan mendatangi rumah tetangga ajaib.
Tidak tahu apa yang dibicarakan, tetapi tetangga ajaib tidak diproses lebih lanjut 'perlu bukti', begitu katanya.

Pagi harinya warga lama dan baru kembali berkumpul membicarakan peristiwa kemarin sehingga tersusunlah list kegiatan tetangga ajaib, disadur dari daftar aslinya:
1. Ngebut dari ujung jalan sampai rumahnya
2. Menghina orang lain
3. Bermain alarm
4. Kempesin ban mobil orang
5. Main klakson dari ujung jalan apalagi dari depan rumah
6. Main musik yang bikin kaca jendela bergetar
7. Mengancam anak anak
8. Mengancam tukang makanan
9. Menyobek tulisan 'Dijual, hubungi 930xxxxx di sebelah rumah'
10. Menyuburkan populasi tikus dengan membuang sampah sembarangan
11. Pipis di halaman rumah sebelah rumahnya

Setelah peristiwa ini memang tetangga ajaib tidak lagi melakukan hal hal seperti pada list tetapi melakukan yang lain lagi seperti mematikan keran rumah saya dan keran rumah nomer 10 pada hari sabtu siang saat semua orang bepergian.
Untuk menjebak saya memberikan instruksi kepada istri saya untuk membiarkan keran terbuka separuh, dan seperti dugaan saya, putaran keran saya malah membuka penuh sedangkan keran rumah nomer 10 tertutup penuh.
'kesalahan khas anak kecil'
Saya menduga tetangga ajaib menyuruh anaknya yang paling kecil untuk berbuat onar mewakili bapaknya, seperti kata tetangga lain bahwa di hari istri saya di depan rumah menantikan satpam anak ini tertawa keras.

Untuk keamanan, saya terpaksa memasang sistem cctv seperti saran polisi 'perlu bukti'.
Suasana kompleks saat ini seperti dinamit yang tinggal dinyalakan sumbunya, dengan semua tetangga saling bertegur sapa dan tetangga ajaib yang memilih untuk mengucilkan diri.
Saat tulisan ini dibuat, hari telah beranjak siang dan belum ada peristiwa besar lagi.
Esok atau lusa mungkin akan berbeda.
Saya tidak berharap untuk season kedua.

'tidak ada gading yang tidak retak'
Itulah kata penutupan untuk karya fiksi TS.
Semua tulisan di atas berdasarkan imajinasi saya belaka, tidak ada maksud untuk kemiripan tokoh maupun tempat.
Tidak ada mobil yang lecet dalam pembuatan tulisan ini.

Sayangnya tulisan saya bukanlah fiksi.
Seperti yang telah saya janjikan, tulisan ini menjadi bagian terakhir dari season pertama 'kisah nyata delapan tahun bertetangga dengan orang gila', dengan harapan tidak ada lagi season dua yang sudah dapat dipastikan lebih heboh lagi.





mata ganti mata 
Kemarin, hari sabtu tanggal 20 oktober 2012, saya memang pulang ke jakarta, memasang cctv dan siangnya bersama dengan istri menemui rumah nomer 10 untuk memintakan tolong kepadanya menjualkan rumah mertua, karena beliau sekarang tidak lagi sanggup merawat rumah beaar dan kami ingin dia dekat saja.
Hari itu sekitar jam 1 siang saat hujan kembali singgah ke jakarta, kami pergi bersama dan saya telah memperingatkan penghuni rumah nomer 10 'sepertinya akan segera ada perang lagi'.

Kami tinggal di rumah mertua hingga matahari tenggelam, menuju mal terdekat untuk belanja bulanan, dan dalam perjalanan pulang saat kami mendapat kabar bahwa memang perang sedang berlangsung.
Apa pasal?
Seperti pada akhir season satu, tetangga ajaib mematikan keran induk di rumah nomer 10, tetapi tidak di rumah kami, karena sekarang kami mengikatnya dengan kawat hingga dua lapis.

Saat saya mencapai rumah, terdengar suara tetangga ajaib memaki maki dengan suara keras yang sangat mengganggu.
Saya memeriksa keran induk... 'Aman', kata saya dan masuk ke dalam rumah.
'Momentumnya datang lagi', demikian pikir saya.
'Ini bukan urusan saya, toh dia bertengkarnya dengan tetangga lain'

Menimbang apa yang terjadi saat saya membiarkan kejahatan terjadi, saya memutuskan untuk ikut campur, dilengkapi dengan dumb phone saya sebagai voice recorder dan kamera digital.
Saat itu tetangga ajaib masih saja berkata kata kotor, masyallah apa pendidikan dari orang tua nya atau apa yang dilakukannya selama hidup hingga dapat berkata kata seperti itu.
Saya tinggalkan dumb phone saya di halaman dalam posisi voice recording, dan hasilnya walaupun dipenuhi dengan environmental noise menyaksikan seperti apa hati tetangga ajaib ini.

Warning! NSFW! jangan di dengarin di kantor, penuh kata makian yang bahkan kita kita memikirkannya saja tidak sanggup, juga jangan didengarin pas ada anak istri.
nsfw 1
nsfw 2

Bahkan saat saya selesai bertukar pakaian, istrinya juga ikut berteriak teriak
'dasar kalian orang gak beragama, itu aja marah'
'kalian aja yang gak jaga hati'

Melihat saya berada di jalan, menyapa satpam yang telah datang, tetangga ajaib berteriak 'elu xxxx (nama saya), jangan ikut campur ya'
'Kalau ga terima sini turun!', kata saya dengan suara keras yang membuat tetangga ajaib masuk ke dalam rumah.

Suasana menjadi sunyi, dan saya menemui tetangga nomer 10.

Dari suaminya saya mengetahui bahwa tetangga ajaib mematikan keran induk, yang dilakukannya sebelum pergi, tetapi membuka keran di halaman luar yang biasa digunakan untuk mencuci mobil.
Saat anaknya sedang mandi dan mendapati keran induk dimatikan, si suami keluar untuk membuka keran induk, tetapi tidak menyadari bahwa keran di halaman luar dibuka sehingga setelah sekian lama kemudian curiga melihat halaman telah basah hingga ke jalanan sejauh tiga rumah.
Panas oleh perbuatannya, si suami juga membuka keran cuci mobil tetangga ajaib hingga dia pulang kembali, dan dimulailah perang ini.

Terdengar kembali suara dari tetangga ajaib 'turun elu kalo berani', maksudnya turun ke jalan.
'Mah, ambilkan senjata', kata tetangga ajaib.
Saya buru buru kembali ke rumah, dan mengenakan sepatu safety, bersiap untuk kemungkinan terburuk.


bagian 1
bagian 2
bagian 4
bagian 5

sumber: http://www.kaskus.co.id/thread/000000000000000016818642/kisah-nyata-delapan-tahun-hidup-bertetangga-dengan-orang-gila/
artikel dibuat dari versi kaskus ke versi blog oleh: bagindaery.blogspot.com 

0 komentar:

Posting Komentar

1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.

Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.

( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )

Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.

Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar

Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com

BACA JUGA

DAFTAR LENGKAP ARTIKEL BLOG BAGINDAERY

Ikuti situs Bagindaery

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...