ARTIKEL PILIHAN

GOOGLE TRANSLATE

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

ARTIKEL PILIHAN

Ketahuilah Kodrat Kaum Wanita Atas Kewajibannya

Written By Situs Baginda Ery (New) on Selasa, 25 Maret 2014 | 14.13

oleh : Syaifud Adidharta |
Kehadiran kaum wanita dikehidupan ini sangatlah penting peranannya. Wanita sebenarnya memiliki tugas dan tanggung jawab yang besar selain sebagai istri yang bakal disandangnya nanti.
Bicara soal wanita memang tidak akan pernah habisnya, terlebih bicara soal kecantikan dan kecendikiawanannya. Wanita di zaman sekarang lebih maju dalam pola pikirnya, dan wanita di zaman sekarang sudah banyak mengikuti trend dalam dunia modern. Dari segi teknologi sampai dengan fashion wanita selalu bisa menjadi simbol yang indah dan sedap di pandang.
Pada tulisan saya kali ini akan mengangkat kodrat wanita dari sisi kacamata agama yang menjadi bahan penting dalam kehidupan di dunia bagi wanita itu sendiri.
Didalam ajaran agama penafsiran tentang wanita kerap dituding sebagai sumber pelanggengan penindasan gender. Hal ini tidak bisa dielakkan mengingat tafsir ajaran agama yang berkembang sampai di era saat ini lebih banyak didominasi tafsir tekstual daripada kontekstual. Maka dalam hal ini penggunaan tafsir yang hanya berbasis “apa yang dibicarakan” teks tanpa mau mempertimbangkan “apa yang dimaksudkan” teks secara nyata memang banyak mengakibatkan adanya diskriminasi peran wanita baik dalam ruang domestik terutama di ruang publik.
Sementara itu dalam konteks yang ekstrim wanita memiliki kesempatan yang sempit dalam mengembangkan dirinya sejajar dengan laki-laki. Di samping karena tekanan budaya patriarki yang dilestarikan, adat yang dihormati, juga karena adanya keyakinan yang kolot  wanita merupakan makhluk nomor dua. Kedudukannya berada di bawah kaum pria, bukan sejajar.
13000386241992309435
Melihat konteks diatas sungguh suatu konteks yang sudah tidak lazim lagi di era saat ini, mengingat wanita memiliki tuntutan dan tanggung jawab yang luar biasa. Maka bahwa yang sebenarnya dalam konteks agama (dalam agama Islam), yang bersumber dari al-Qur’an maupun al-Hadits terdapat konteks dan sejumlah pernyataan tentang kaum wanita yang sejajar dengan kaum pria, memperoleh hak-hak yang sama untuk terlibat dalam perjuangan sosial, budaya, politik, pendidikan, dan bidang lainnya yang positif.  Ini bisa dilihat dalam QS Al-Ahzab 53, QS An Nahl 97, Al Hujurat 13, dan lain-lain.
Ada pula hadits nabi yang berbunyi: “An Nisa syaqaiq Ar Rijal”, kaum wanita adalah saudara kandung kaum pria, “tidak menghargai/menghormati kaum wanita kecuali mereka yang memiliki pribadi terhormat dan tidak merendahkan kaum wanita kecuali orang-orang yang berjiwa rendah” .
Dengan kondisi tersebut diatas jelas wanita bukan sekedar mahkluk Tuhan yang rendah. Dalam firman Tuhan seperti di dalam firman Tuhan yang terdapat di kitab Al Qur’an, dijelaskan bahwa kaum wanita memiliki hak dan kewajibannya yang sama seperti kaum pria pada umumnya. Ini sebuah pernyataan Tuhan yang sungguh adil bagi kaum wanita, namun tinggal bagaimana kaum wanita itu sendiri memanfaatkan kesempatan yang sudah terkonteks jelas di dalam firman Tuhan pada salah satu kitab yaitu Al Qur’an.
1300039141998381920
Dan wanita juga wajib bisa menjaga serta menjalankan kodratnya yang sebenarnya, pada intinya kaum wanita bukanlah kaum yang lemah dan bukan berarti wanita tidak bisa berbuat sesuatu yang bermanfaat seperti kaum pria lakukan dalam kehidupan yang positif. Akan tetapi wanita juga tidak bisa sewena-wena lepas dari tanggung jawabnya sebagai kodrat wanita yang cikal dan bakal sebagai seorang ibu untuk anak keturunannya, sebagai istri atas tanggung jawabnya terhadap suaminya, dan sebagai wakil pemimpin di dalam rumah tanggal, pengganti sementara peran suami saat suami dalam bertugas mencari nafkah.
Semoga di dalam tulisan yang ringan ini bisa bermanfaat buat semua, khususnya untuk para wanita sejati yang setia dalam mempertahankan nilai kodratnya sebagai wanita.
Akhirnya saya mengucapkan terima kasih kepada teman-teman penulis dan pembaca yang telah banyak memberikan masukan, saran dan kritik kepada saya sebagai penulis. Semoga semua masukan, saran dan kritik dari semuanya dapat saya manfaatkan untuk bisa menjadi penguat diri saya untuk terus berkarya sebagai penulis yang lebih baik lagi kedepan. ( sumber bahan tulisan : kompas - jelajah budaya - dbs )
http://sosok.kompasiana.com/2011/03/14/kodrat-kaum-wanita-atas-kewajibannya-347216.html
14.13 | 0 komentar | Read More

INILAH NASEHAT KHUSUS UNTUK PARA WANITA MUSLIMAH

http://stat.ks.kidsklik.com/statics/files/2011/03/13000385191456971943.jpg
Berikut ini adalah salah satu dari soal-soal (pertanyaan) yang masuk ke situs www.darul-ilmi.com, yang dijawab oleh Ustadz Abi Abdirrohman Yoyok Wahyu Nugroho secara tertulis, khususnya tentang salah satu kebiasaan para wanita sekarang (khususnya para remaja muslimah) yang senang chatting lewat internet atau facebook, baik di hp atau di warnet dan sejenisnya.
Di dalam jawaban tersebut, terkandung nasehat yang semoga bermanfaat untuk segenap wanita muslimah khususnya, yang merindukan kebaikan dan kemuliaan untuk dirinya, di dunia dan di akhirat nanti.
Tafaddhol………….., silahkan menyimak, barokallohu fiikum
4. Pertanyaan dari Abu Fajar (Kendari) :
Bismillah.
Mau tanya ustadz, ada seorang muslimah yang dia ingin sekali menjadi wanita yang solehah, tapi wanita muslimah ini masih mau berhubungan dengan lelaki ajnabi (asing) baik lewat internet, chatting ustadz.
sedang wanita muslimah ini rencananya mau nikah 4 bulan mendatang. bagaiman nasehat untuk wanita muslimah ini ustadz?
Jazakumullah atas nasehat ustadz.

Jawaban :
Seorang wanita muslimah, sudah seharusnya bercita-cita yang tinggi untuk bisa menjadi wanita yang sholihah, bahkan tidak hanya sekedar bercita-cita, tetapi benar-benar mewujudkan pada dirinya sifat-sifat wanita sholihah tersebut. Karena sesungguhnya wanita yang sholihah itu adalah sebaik-baik perhiasan di dunia ini, sebagaimana sabda Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam : “Sesungguhnya dunia ini semuanya adalah perhiasan, tetapi sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita yang sholihah.” (HR Imam Muslim no. 1467, Ahmad (2/166), An-Nasa’i (6/69), Ibnu Majah (10/571) dan lain-lain)
Dan untuk bisa menjadi wanita yang sholihah, dia harus mengerti ilmunya, yakni tentang bagaimana sebenarnya sifat-sifat wanita yang sholihah itu, lalu dia berusaha untuk mengamalkannya (yakni mewujudkan sifat-sifat tersebut sebagai hiasan pada dirinya). Kami persilahkan kepada setiap wanita muslihah, untuk mempelajari sifat-sifat tersebut di kitab-kitab para ulama.
Kemudian, terkait dengan kebiasaan wanita yang ditanyakan oleh saudara penanya dalam kasus ini, maka hal yang bisa kami nasehatkan untuk wanita tersebut dan juga para wanita pada umumnya adalah sebagai berikut :
Pertama : Ketahuilah dan sadarilah wahai saudariku muslimah, bahwa sesungguhnya keberadaan anda dan seluruh para wanita itu sendiri, sesungguhnya adalah fitnah (sebagai ujian keimanan) bagi kaum laki-laki. Sebagaimana hal itu diperingatkan oleh Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam dalam sabdanya : “Tidak aku tinggalkan setelahku (yakni setelah wafatku, edt.) suatu fitnah yang lebih berbahaya bagi laki-laki daripada (fitnahnya) para wanita.” (HR Imam al-Bukhori (9/5096), Muslim (4/2097), At-Tirmidzi no. 2780, Ibnu Majah no. 3998 dan lain-lain, dari hadits Usamah bin Zaid rodhiyallohu ‘anhuma)
Dalam hadits yang lainnya, dari Abu Sa’id al-Khudhri rodhiyallohu ‘anhu, Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Sesungguhnya dunia ini manis dan hijau (enak), dan sesungguhnya Alloh ta’ala mengangkat kalian sebagai kholifah (yang mengatur urusan) di dunia ini, lalu Dia akan melihat bagaimana kalian beramal. Maka berhati-hatilah kalian dari dunia, dan berhati-hatilah kalian terhadap (fitnahnya) wanita, karena sesungguhnya fitnah yang pertama kali menimpa bani isro’il adalah masalah wanita.” (HR Imam Muslim (4/2098) dan Ibnu Majah 2/4000)
Mungkin ada yang bertanya, apa bahaya dan fitnah yang ditimbulkan oleh wanita terhadap kaum laki-laki ? Ketahuilah, bahaya dan fitnahnya adalah, sebagaimana bahaya dan fitnah syaithon kepada Nabi Adam ‘alaihis salam, yang menghiasi kebathilan dalam bentuk al-haq, dan seruan mereka kepada perkara yang bathil (kejelekan) (lihat firman Alloh ta’ala dalam QS Al-A’rof : 27)
Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam pernah mengabarkan : “Sesungguhnya wanita itu dari arah depan dalam bentuk syaithon, dan dari arah belakang pun dalam bentuk syaithon. Oleh karena itu jika salah seorang dari kalian melihat wanita (dan ia tertarik/tergoda karenanya), hendaknya ia mendatangi istrinya (pulang menemuinya), karena hal itu akan bisa menolak/melawan apa yang ada dalam hatinya.” (HR Imam Muslim, 2/1021)
Makna hadits : “Sesungguhnya wanita itu dari arah depan dalam bentuk syaithon, dan dari arah belakang pun dalam bentuk syaithon”, dijelaskan oleh Imam An-Nawawi rohimahulloh sebagai berikut : “Para ulama mengatakan, maknanya adalah : (bahwa para wanita itu) mengisyaratkan/mengajak kepada hawa nafsu dan ajakan kepada fitnah dengannya. Sebagaimana yang Alloh telah jadikan di dalam hati para laki-laki kecenderungan pada para wanita serta berlezat-lezat dengan memandangnya dan apa saja yang berkaitan dengan mereka (lihat QS Ali Imron ayat 14, edt.). maka dengan inilah wanita itu menyerupai syaithon dalam ajakannya kepada kejelekan dengan was-was-nya (godaannya) dan pengelabuhannya (tipu muslihatnya) kepada kejelekan tersebut.” (Syarh Shohih Muslim, 9/187)
Dalam hadits lainnya, dari Abdulloh bin Mas’ud rodhiyallohu ‘anhu, Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Wanita itu adalah aurot, jika dia keluar (dari rumahnya), maka syaithon akan mengikutinya.” (HR Imam At-Tirmidzi (3/1123), dishohihkan oleh Syaikh Al-Albani rohimahulloh dalam Irwa’ul Gholil (no. 273), dan Syaikh Muqbil rohimahulloh dalam As-Shohihul Musnad)
Berdasarkan itulah, maka sudah sepantasnya bagi kaum wanita khususnya, untuk tidak keluar dari rumahnya atau tidak berkumpul (bergaul) dengan laki-laki lain yang bukan mahromnya, kecuali dalam keadaan terpaksa (dhorurat/yang sangat penting), seperti untuk belanja keperluannya, atau berobat dan lain-lain, karena dikuatirkan fitnah yang ditimbulkannya. Apalagi kalau sampai keluar ke warnet (warung internet) untuk keperluan chatting atau main facebook atau sejenisnya. Jelas hal ini akan menimbulkan fitnah yang besar, baik bagi dirinya sendiri maupun orang laki-laki di sekitarnya.
Kedua : Nasehat kami untuk para wanita khususnya atau untuk seluruh kaum muslimin pada umumnya, hendaknya kita semua jangan mengikuti langkah-langkah dan tipu daya syaithon. Alloh subhanahu wa ta’ala telah berfirman (yang artinya) : “Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mengikuti langkah-langkah syaithon. Barangsiapa mengikuti langkah-langkah syaithon, maka sesungguhnya syaithon itu menyuruh kepada perbuatan keji dan mungkar.” (QS An-Nuur : 21)
Ketahuilah, langkah-langkah dan tipu daya syaithon untuk menyesatkan manusia sangat banyak. Intinya adalah, dia mengajak kita kepada perbuatan keji (al-fahsyaa’ / al-faahisyah). Adapun makna al-fahsyaa’ tersebut adalah : “Semua hal yang sangat jelek, yang berupa dosa-dosa dan perbuatan maksiat. Dan banyak pula dimaknai dengan zina. Sehingga semua hal yang menghasilkan kejelekan, maka itu adalah al-faahisyah / al-fahsyaa’, baik yang berupa ucapan-ucapan maupun perbuatan.” (An-Nihaayah fii Ghoriibil Hadits (2/415), karya Imam Ibnul Atsir rohimahulloh)
Al-Fairuz Abadi rohimahulloh dalam kitab Al-Qomus (2/411) menjelaskan : “Al-Fahisyah adalah zina dan segala sesuatu yang sangat jelek, yang berupa dosa-dosa, dan segala sesuatu yang dilarang oleh Alloh azza wa jalla. Adapun Fahsyaa’ adalah bakhil (kikir) dalam menunaikan zakat.”
Walhasil, intinya al-fahisyah itu adalah seluruh jenis kejelekan, dan inilah inti ajakan syaithon untuk seluruh manusia. Karena itulah Alloh mengingatkan kita dalam firman-Nya yang lain (yang artinya) : “Wahai manusia, sesungguhnya janji Alloh itu adalah benar. Maka sekali-kali janganlah kehidupan dunia itu memperdayakan kamu (menipumu), dan janganlah sekali-kali syaithon yang pandai menipu itu memperdayakan kamu tentang Alloh. Sesungguhnya syaithon itu adalah musuhmu, maka ambillah dia (jadikanlah dia) sebagai musuh. Sesungguhnya syaithon itu hanyalah mengajak golongannya agar mereka menjadi penghuni neraka sa’iir (neraka yang menyala-nyala).” (QS Fathir : 5-6)
Oleh karena itu, kita harus mewaspadai setiap jalan yang kita tempuh dalam kehidupan di dunia ini, agar tidak masuk dalam perangkap/tipu daya syaithon.
Dan ketahuilah, termasuk bentuk tipu daya syaithon pada kita adalah ikhthilat dan kholwat. Ikhthilath artinya berkumpulnya sekelompok orang laki-laki dan wanita dalam satu tempat, dengan tanpa adanya hijab (pembatas) antara  mereka. Adapun Kholwat yaitu berdua-duaan (bersepi-sepian) antara seorang laki-laki dan wanita tanpa adanya mahrom si wanita tersebut. Contoh yang paling nyata dan paling banyak dua hal tersebut di atas adalah apa yang diistilahkan dengan “pacaran”.
Pacaran adalah perkara yang dilarang dalam agama kita, apapun bentuknya. Baik pacaran secara langsung, atau lewat telephon, atau lewat sms, atau lewat chatting di internet, atau lewat facebook dan lain-lainnya, karena semuanya adalah wasilah (jalan/sarana) menuju pada perbuatan keji, yakni perzinahan. Kenyataan di lapangan telah banyak membuktikan hal itu.
Sedangkan agama islam ini menutup celah dan jalan-jalan yang menyebabkan kita terjatuh pada perbuatan keji tersebut. Perhatikanlah, Alloh subhanahu wa ta’ala berfirman (yang artinya) : “Dan apabila kalian meminta sesuatu pada mereka (kaum wanita), mintalah kalian pada mereka dari balik hijab (tabir/pembatas)….”. (QS Al-Ahzab : 53)
Dalam hadits Uqbah bin ‘Amir rodhiyallohu ‘anhu, Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Hati-hatilah kalian dari masuk (menemui) para wanita.” Kemudian seseorang dari Anshor bertanya : “Apa pendapat anda wahai Rosululloh tentang “al-Hamwu” ?”  Beliau bersabda : “Al-Hamwu adalah kematian (kebinasaan) !” (HR. Imam al-Bukhori no. 5232 dan Imam Muslim no. 2172)
Catatan : Al-Hamwu adalah kerabat laki-laki dari suami seorang wanita, apakah dia itu kakak atau adik laki-laki dari suaminya (yakni iparnya si wanita tersebut),   atau anak laki-laki mereka, anak laki-laki pamannya, dan lainnya. Adapun diserupakan al-hamwu tersebut dengan al-maut (kematian/kebinasaan), karena ketakutan/kekuatiran, kejelekan dan fitnah yang ditimbulkan oleh mereka, lebih besar daripada yang selain mereka, karena biasanya kholwat diantara mereka dianggap biasa sehingga tidak ada pengingkaran terhadap hal itu. (dinukil secara ringkas dari Syarh Shohih Muslim (14/306) dan Riyadhus Sholihin no. 1636, keduanya oleh Imam An-Nawawi rohimahulloh).
Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam juga telah bersabda : “Janganlah salah seorang dari kalian berkholwat dengan seorang wanita, kecuali bersama dengan mahromnya.” (HR Imam al-Bukhori no. 5233 dan Imam Muslim no. 1341, dari hadits Ibnu Abbas rodhiyallohu ‘anhuma)
Demikanlah, dalil-dalil dan penjelasan tersebut di atas menunjukkan pada kita pentingnya berhati-hati dari tipu daya syaithon dengan segala bentuk dan caranya.
Maka, kami ingatkan secara khusus untuk anda wahai para wanita muslimah, apakah anda merasa aman dari bisikan dan tipu daya syaithon melalui rayuan dan ajakan orang laki-laki lain yang belum anda kenal, meskipun sekedar dialog lewat sms, telepon atau chatting di internet atau facebook dan lain-lain ? Awalnya sekedar perkenalan, lalu saling mencurahkankan isi  hati dan perasaan (curhat), terus berusaha mengadakan pertemuan, terus….terus, terjadilah apa yang sering terjadi, ujung-ujungnya adalah penyesalan.
Ittaqillah ya ukhti muslimah (takutlah kamu kepada Alloh, wahai saudariku muslimah),  hiasilah dirimu dengan taqwa dan akhlak yang mulia, jagalah hijabmu, jagalah kesucianmu, bersegeralah menikah kalau anda telah sanggup untuk menikah, karena dengannya akan bisa menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan.
Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Wahai para pemuda, barangsiapa yang mempunyai kemampuan (untuk menikah/berjima’), bersegeralah untuk menikah, karena sesungguhnya pernikahan itu (lebih bisa) untuk menundukkan pandangan dan lebih bisa menjaga kemaluan. Barangsiapa yang tidak mampu (menikah), maka puasa itu adalah sebagai tameng/perisai baginya.” (HR Imam al-Bukhori, Muslim dan lain-lainnya, dari hadits Ibnu Mas’ud rodhiyallohu ‘anhu) Wallohu a’lamu bis showab.
Itulah beberapa nasehat yang bisa kami sampaikan, semoga bermanfaat bagi kami dan bagi seluruh kaum muslimin, dan secara khusus untuk para wanita muslimah. Walhamdu lillahi robbil ‘aalamiin.
14.12 | 0 komentar | Read More

Menyikapi Orang yang Suka Menghina, Melecehkan Rosululloh, dll – al Ustadz Abu Ubaidah ( Berikut ini kumpulan pertanyaan yang masuk ke website www.darul-ilmi.com dan dijawab oleh al Ustadz Abu Ubaidah )

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjnHzua9mjYHsQPFnBd9j7taQuDzewz-HV3kdD8fwyDp6VxxE1hOp_5gQW4JdvRtg8lCSZca9usQ9UN484UxzhUOGFj8-oPatacF1qkFBfiUYBlaQWe8NQCIxNjc7VIGFxhI2JpybuMkYw/s1600/adab.jpgBerikut ini kumpulan pertanyaan yang masuk ke website www.darul-ilmi.com dan dijawab oleh al Ustadz Abu Ubaidah :
1.  Menyikapi orang yang suka menghina kita
2.  Sikap yang benar menyikapi pelecehan terhadap Rosulillah shollallohu’alaihi wasallam
3.  Hukum menerima donor darah dari orang yang tidak jelas

4. Hijrah ke negeri muslim 
Pertanyaan pertama:
dari : Muhammad Eko
Bismillah assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh….! Nama saya akbar,sekolah di pesantren,afwan ana la takalam billugha…..misalnya:ana ada pertanyaan mohon di jawab ya ustadz apa hukumnya kalau orang yang suka menghina saya.dan saya itu tidak ridha kalau di hina apa lagi menghina ciptaan aalah gimana tad…….!

Jawaban :
Bismillahirrahmanirrahim.
Alhamdulillah, washolatu wassalamu ‘ala Rasulillah wa ‘ala alihi wa shahbih. Amma ba’du:
Ketahuilah wahai saudaraku, semoga Allah ta’ala merahmatimu..
Seorang muslim adalah seorang yang baik keyakinan, perkataan dan perbuatannya. Perhatikanlah bagaimana Allah  membuat suatu permisalan seorang muslim..
Allah ta’ala berfirman: 24. Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, 25. Pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Rabbnya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat. (QS. Ibrohim)
Akar yang teguh adalah iman, cabangnya adalah amal shaleh dan buahnya adalah akhlaqul karimah.
Al Imam Al Bukhari meriwayatkan dalam Al Adabul Mufrad (no.360), dari hadits Ibnu Umar rodhiyallohu’anhuma, dia berkata: Rasulullah bersabda: “Beritakanlah kepadaku tentang sebuah pohon yang permisalannya adalah permisalan seorang muslim, yang memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Rabbnya, yang daunnya tidak pernah jatuh?!”  Maka terbetik dalam fikiranku bahwa pohon itu adalah kurma, akan tetapi aku tidak suka untuk berbicara sementara disana ada abu bakr dan umar.  Ketika keduanya tidak berbicara, maka Nabi bersabda: “pohon itu adalah kurma.”  Maka ketika aku keluar bersama ayahku, aku berkata: wahai ayah! Terbetik dalam diriku bahwa pohon itu adalah kurma. Dia (umar ) berkata: apa yang menghalangimu untuk mengatakannya? Andaikan engkau mengatakannya itu lebih aku sukai dari pada demikian dan demikian. Dia (Ibnu Umar  ) berkata: tidak ada yang menghalangiku untuk mengatakannya melainkan aku melihat engkau dan Abu Bakr tidak berbicara maka aku tidak suka. –selesai-
Maka tidak sepantasnya seorang muslim menjadi orang yang kotor keyakinan, ucapan dan perbuatannya.
Allah ta’ala berfirman: 11. Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh Jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh Jadi yang direndahkan itu lebih baik. dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan Barangsiapa yang tidak bertobat, Maka mereka Itulah orang-orang yang zalim. 12. Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. (QS. Al Hujurot)
Allah ta’ala berfirman: 58. Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang yang mukmin dan mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, Maka Sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata.
Dari Ibnu Mas’ud, Rasulullah bersabda: “Orang mu’min bukanlah orang yang suka mencela, tidak pula orang yang suka melaknat, tidak pula orang yang keji dan tidak pula orang yang kotor perkataannya.” (Ash Shahihah:320)
Sahabat Ali pernah ditanya tentang seseorang yang berkata kepada saudaranya: Hai fasik! Hai orang jelek! Maka beliau berkata: itu kekejian, ada hukum ta’dzir padanya dan tidak ada hukum had padanya. (Irwa’ul Ghalil:2393)
Dari Al Barra’ bin ‘Azib, Rasulullah bersabda: Sesungguhnya riba yang paling buruk adalah sikap seseorang yang menjatuhkan kehormatan saudaranya. (Ash Shahihah:1871)
Dari Aisyah berkata: Rasulullah bersabda:
“Aku tidak suka menirukan seseorang dan bahwa aku memiliki ini dan itu” (Shahih Sunan Abi Daud:4080)
Berkata Al Munawi (Faidhul Qodir): yaitu aku berbuat seperti perbuatannya atau aku mengatakan seperti perkataannya dalam rangka menampakkan kekurangannya.
Maka jelaslah dari sini bahwa merendahkan seorang muslim adalah dosa besar, wajib bagi pelakunya untuk taubat dan mengembalikan kehormatan saudaranya tersebut.
Dan bagi saudara yang disakiti oleh temannya, ana nashihatkan untuk menjadi orang yang sabar.
Allah ta’ala berfirman: 20. Dan Kami tidak mengutus Rasul-rasul sebelummu, melainkan mereka sungguh memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar. dan Kami jadikan sebahagian kamu cobaan bagi sebahagian yang lain. maukah kamu bersabar?; dan adalah Tuhanmu Maha melihat.
Jadilah orang yang pemaaf agar Allah ta’ala memaafkan kesalahan kita. Allah ta’ala berfirman: 22. Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kaum kerabat(nya), orang-orang yang miskin dan orang-orang yang berhijrah pada jalan Allah, dan hendaklah mereka mema’afkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu? dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Wallahu A’lam bish Showab. Wa Shallallahu ‘ala nabiyyina muhammad wa ‘ala aalihi wa shahbihi wa sallam.
13.57 | 0 komentar | Read More

Artikel Islami Penerang Kalbu: Allah Membenci Orang-orang yang Suka Menghina atau Mengolok-olok

##Allah Membenci Orang-orang yang Suka Menghina atau Mengolok-olok##

    Allahumma shayyiban nafi’an. Di hujan penuh berkah ini sungguh aku begitu sedih. Melihat orang-orang yang suka berdiskusi mengolok-olok atau menghina sesuatu. Padahal yang mereka olok-olok tersebut ada diantara mereka sendiri. Na’udzubillahi min dzalik. Astagfirullah. Semoga Allah mengampuni mereka, semoga Allah mengampuniku dan semoga Allah mengampuni kita semua. Karena di hujan penuh berkah, do’a kebaikan itu insyaAllah didengarkan oleh Allah swt. Sungguh sebenarnya aku sangat sedih, karena ini adalah hari yang fitri, di mana hari kita kembali kepada peningkatan ketakwaan pada Allah swt, perubahan menjadi lebih baik sesuai dengan aturan Allah.
   https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi4CXBadKvxngY-PD7zJ9dK3iVEM9NUp8kXk0tQdcKBBopnNsp1p-zE3ZvfMieZ_zhsg_QROEm1BxEpQpa4le8qDdCHyIajJXWQvB6ctxbfCkJpRbqnrI0-bJCvm2Pl1RDZMRTg9rFyoJs/s1600/Nasehat%20Larangan%20Menghina%20Sesama%20Umat%20Islam.jpg
    Sahabatku yang kusayangi karena Allah, tahukah kita bahwa Allah sangat murka dengan orang-orang yang senang mengolok-olok apalagi sampai menghina saudaranya sendiri, seiman pula lagi. MasyaAllah. Sungguh itu perbuatan yang tidak baik.

Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olokkan kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olokkan) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olokkan) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olok) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-seburuk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman, dan barang siapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.” (QS. Al-Hujarat [9] : 11)

Allah saja melarang dan membencinya, masa kita sebagai umat sangat menyukainya. Astagfirullah.. astagfirullah..

Sahabatku yang baik,...
Aku bukanlah orang yang suci, aku masih penuh dosa dan noda, janganlah engkau hina diriku.
Aku masih fakir ilmu, masih sedikit ilmu yang kupunya, janganlah kau caci pengetahuan yang kupunya.
Aku senang berorganisasi, janganlah kau hina organisasiku.
Aku senang berbuat baik dalam hal sosial, janganlah kau berprasangka buruk tentangku.

Aku tak harap pujianmu, apalagi hinaanmu, olok-olokanmu.
Aku hanya ingin membantu orang lain.
Aku hanya ingin menebar ilmu yang kupunya untuk orang lain.
Aku hanya ingin berbagi kesenangan dan kebahagiaan.

Aku memiliki impian dan keinginan,...
Aku lebih baik dari sebelumnya.
Aku lebih sehat dari yang lalu.
Aku lebih rajin dan pintar
Aku lebih bermanfaat buat umat
Aku menjadi lebih takwa dan dekat dengan Allah
Aku inginkan khusnul khatimah.

Jika aku ada salah padamu, maafkan aku
Jika kau tak suka sikapku, maafkan aku
Jika kau tak suka ucapanku, maafkan aku
Karena aku bukan manusia sempurna.
Aku hanya berharap kita mendapat yang terbaik di sisi Allah swt.

Sahabatku yang baik,..
Sadarkah kita, ketika kita menghina orang lain atau mengolok-olok orang lain, itu sama saja akan membuat orang lain tahu tentang diri kita sendiri. Bahwa seperti itulah diri kita. Tanpa kita sadari, orang lain melihat siapa diri kita. Bukan hanya Allah yang melihat tapi semua umat akan melihatnya, para Malaikat juga akan mencatatnya. Jika kita tak bermuhasabah, bertaubat memohon ampunan dari Allah, sungguh kita termasuk orang yang zalim.

Alangkah indahnya,...
Kalau kita berbicara tanpa mengolok-olok saudaramu sendiri.
Kalau berdiskusi, lakukan dengan damai, tanpa menghina saudaramu sendiri
Kalau bercerita, jagalah bicara tanpa perlu menjelek-jelekkan temanmu sendiri
Apalagi jika ia ada dalam bagian diskusi kita. Jagalah perasaannya
Alangkah bahagianya jika yang kita tunjukkan adalah akhlak mulia.

Lakukan yang menurut Allah baik, perhatikan aturan Allah, maka semua kebaikan terlimpah untuk kita dan keluarga kita. Karena Allah akan mencintai kita.
"Ihfazhillaha yahfazhkallah" :"Perhatikan Allah, Allah perhatikn kamu"; "Cintai Allah, Allah cintai kamu"(QS 5:54),"
"Tolonglah mereka dalam kesusahan dan tertindas, Allah pun akan tolong kamu"(QS 47:7)

Ingin rasanya aku menangis tapi aku tidak mau menangis karena menangis akan menorehkan luka di hati, dendam yang panjang, dan prasangka yang buruk.Terlebih lagi kesedihan itu akan berbuah penyakit. Tiada yang sempurna di dunia ini melainkan kita kembalikan kepada Allah swt.

Ketika hujan deras melanda, di hari yang fitri ini, di Kota Medan ini, aku berdoa kembali, semoga Allah mengampunimu, mengampuniku dan mengampuni kita semua. Aamiin
Aku ikhlas kepada Allah swt,
Ya Allah, aku serahkan semua masalah ini padaMu.
Rabbighfirlii, ampunilah aku ya Allah dan ampuni orang yang suka mengolok-olokku.

Sebuah curahan hati di hari yang fitri, atas apa yang dialami hari ini.
Astagfirullah hal’adzim, SubhanAllah walhamdulillah walailaha illah wallahu akbar

Salam santun,
~Evi A~
Medan, 12 Agustus 2013
Saatnya berwudhu, shalat dua rakaat untuk tenangkan hati sehingga tidur penuh kedamaian dan keikhlasan karena Allah Ta’ala.

http://eviandrianimosy.blogspot.com/2013/08/allah-membenci-orang-orang-yang-suka.html
13.55 | 0 komentar | Read More

Artikel Islami Penerang Hati: TENTANG MENGHINA ORANG LAIN

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjHqifICCVnFX9b5wi6nR0aFdlCBN0iyNxzIPSiK8Usw6r5_zzTRdEUmjX8VjLhZL6iaS4TBTE93R2t3YWDODbEZPJanaah0mEULTcc8dpw1jzcWmvJqKugiSwSVgBelD7eCUVQxP53KJw/s1600/sombong.JPG
Sobat, pernah tidak sih kalian
menghina teman kalian? ntah
dengan fisiknya yang buruk atau
keluarganya yang rendah atau
juga kemampuan mereka
berfikir. tapi sobat itu
sebenarnya dilarang Agama..
Hayooo...
mungkin sobat tidak merasa apa
yang sobat bilang ke mereka
dapat sakit hati. dan kalau
mereka sudah sakit hati doain
sobat yang tidak-tidak , doa
mereka bisa mujarab lo . Karena
Kata Allah SWT orang yang
teraniaya maka doanya akan
mujarab. berikut hadist rasulullah
yang menjelaskan tentang
menghina orang lain semoga
bermanfaat :))
Rasulullah saw bersabda :
ﺑِﺤَﺴْﺐِ ﺍﻣْﺮِﺉٍ ﻣِﻦَ ﺍﻟﺸَّﺮِّ ﺃَﻥْ ﻳَﺤْﻘِﺮَ ﺃَﺧَﺎﻩُ
ﺍﻟْﻤُﺴْﻠِﻢَ (ﺭﻭﺍﻩ ﻣﺴﻠﻢ )
“Adalah sebuah keburukan
yang nyata, apabila seorang
muslim menghina
saudaranya.” (HR. Muslim)
Penggalan hadits Rasulullah saw
ini berisi larangan keras bagi
seorang muslim untuk menghina
saudara muslim lainnya, dengan
jalan apapun ia merendahkannya
dan karena sebab apapun.
Menghina adalah memicingkan
mata dan meremehkan
seseorang, orang yang hina
adalah yang kecil tak bermakna,
baik dilihat dari sisi fisik maupun
maknanya, dengan ini kita bisa
membedakan antara kritik yang
disyariatkan apabila ada alasan
yang mendasarinya dengan
penghinaan yang tidak
disyariatkan sekalipun ada alasan
dan situasi yang mendukungnya.
Kritik adalah koreksi atas
kesalahan sehingga terhindar
darinya untuk kali kedua, adapun
menghina adalah sikap
merendahkan dan meremehkan
pribadi pelaku kesalahan tanpa
memandang kerja keras dan
usaha yang dilakukan.
Apabila jelas perbedaan ini dalam
pandangan kita, maka, sekalipun
masih ada sebagian kita yang
belum memahaminya, maka kita
akan tahu hikmah Rasulullah saw
melarang sifat buruk ini apapun
dengan cara dan alasan apapun.
Sikap menghina apapun
bentuknya adalah sifat destruktif
yang tidak membawa angin baik
sama sekali, baik kepada pribadi
yang dihina dan masyarakat di
mana ia hidup, bahkan yang
terjadi adalah sebaliknya, ia
membawa bibit kebencian,
pertentangan dan perpecahan.
Kalau seandainya orang yang
menghina itu mengharap
kebaikan orang yang dihina atau
masyarakatnya, maka hendaknya
ia sentuh kesalahan itu bukan
pribadi yang bersalah, jika ia
lakukan itu maka ia akan
mendapatkan buah kebaikan
dari kesalahan yang terjadi dan
semuanya menjadi lebih mudah
dan ringan untuk diterima.
Kebanyakan orang yang suka
menghina saudaranya adalah
orang-orang yang suka mencari
kesalahan dan kekurangannya
dibanding meneliti kebaikan dan
keutamaannya. Orang yang
sepanjang hidupnya memilki
prilaku seperti ini, selamanya
tidak akan pernah memiliki rasa
tertarik kepada siapapun, dan
selamanya tidak akan mampu
melakukan perbaikan apapun.
Sunnatullah yang berlaku pada
manusia, kecuali para Nabi dan
Rasul, diri mereka terbangun di
atas gabungan dua hal,
kekurangan dan kesempurnaan.
Setiap orang berbeda dan
bertingkat antara satu dengan
yang lain, namun kepaduan dua
ha ini akan selalu menyatu dan
bercokl dalam tabiat
kemanusiaan mereka, dan
mencari-cari kesalahan dan aib
orang lain adalah termasuk
termasuk aib dan kekurangan
manusia yang paling berbahaya.
Orang yang tidak mampu
mengendalikan sikap mencari-
cari aneka kekurangan orang
lain, pada akhirnya tidak mampu
untuk menghindarkan dirinya
jatuh dalam sikap menghina dan
meremehkannya, karena ia tidak
akan mampu untuk mengkritik
aib orang lain dengan kritik yang
korektif dan membangun, karena
jika itu terjadi maka manusia
yang ada di hadapannya pasti
telah menjadi malaikat yang
terpelihara, ini adalah hal yang
mustahil terjadi, karenanya kritik
terhadap aib orang lain itu
berubah menjadi penghinaan
terhadap pribadi yang dikritik.
Obat penawar bagi orang yang
suka menghina adalah dengan
kembali melihat dirinya dengan
teliti sebagaimana ia melihat
orang yang ada di luar dirinya,
maka jika ia orang yang berakal
dan sadar, ia pasti akan
mendapati kekurangan yang
mana ia menghina orang lain
berdasar kekurangan tersebut,
kemudian ia berusaha untuk
selalu memperbaiki kekurangan
itu, seandainya ia tidak memilki
kemampuan untuk
menghilangkan dan
membersihkan aib dan
kekurangan itu, maka hendaklah
ia tahu bahwa itu adalah
Sunnatullah di alam semesta ini,
manusia tidak pernah lepas dari
kekurangan dan itu adalah
tabiatnya, sehingga dengan
kesadaran ini ia akan bersikap
rendah hati terhadap yang lain,
ia berusaha untuk menutup mata
ketika melihat kekurangan itu
ada menggantung dalam diri
seseorang.
Namun bukan berarti syariat
Islam membiarkan kita diam dan
rela terhadap penyimpangan
sebagian kita, justru syariat ini
mengajak kita dengan dua
potensi positif dan negatif itu
agar saling bekerjasama dalam
memperbaiki segala hal dan
saling menyokong agar sampai
kepada derajat kesempurnaan
semaksimal mungkin. Sangat
berbeda antara kritik
membangun yang didasarkan
pada unsur saling kerjasama dan
nasehat-menasehati, dengan
sikap menghina yang berdiri di
atas sikap takjub kepada diri
sendiri dan iri.
Rasulullah saw mengingatkan
kita : “Agama adalah nasihat.”
Dan dalam sabda yang
lain : “Adalah sebuah keburukan
yang nyata, apabila seorang
muslim menghina
saudaranya.” (HR. Muslim dari
Abu Hurairah ra)

https://id-id.facebook.com/permalink.php?story_fbid=515946531800995&id=217358484993136
13.53 | 0 komentar | Read More

Artikel Islami Penerang Jiwa: Larangan Menghina Sesama

http://inspirably.com/uploads/user/3281-jangan-pernah-menghina-masa-lalu-seseorang-karena-kalian.png

  1. Abi Hurairahra berkata, bahwa Rasulullah saw telah bersabda: “Jauhilah olehmu berprasangka. Sebab berprasangka adalah sejelek-jelek pembicaraan. Janganlah kamu saling mencari kejelekan orang lain, janganlah saling bermegah-megahan, dan janganlah saling dengki mendengki. Janganlah saling mengumbar emosi, dan janganlah saling menjauhi. Jadilah kamu hamba-hamba Allah yang bersatu dan bersaudara sebagaimana yang telah diperintahkan Allah kepadamu. Seorang muslim dengan muslim lainnya adalah bersaudara, yang di antara mereka dilarang saling menganiaya, saling menghina, dan saling naeremehkan. Taqwa adalah di sini (sambil Rasulullah memberi isyarah ke arah dada). Cukuplah seorang muslim dikatakan melakukan kejelekan apabila dia menghina sesama muslim. Seorang muslim dengan muslim lainnya harus saling menjaga darah, kehormatan, dan harta kekayaannya.” (HR. Bukhari dan
    Muslim).
  2. Sahabat Ibnu Mas’ud ra berkata, bahwa Rasulullah saw telah bersabda: “Mencaci maki seorang muslim adalah perbuatan fasik, sedang membunuh seorang muslim adalah tindak kekufuran.” (HR. Bukhari dan MusUm).
  3. Samurah bin Jundub ra berkata, bahwa Rasulullah saw telah bersabda: “Janganlah kamu saling* melaknati dengan laknat Allah, dengan kemurkaan Allah, dan jangan pula kamu saling melaknati dengan siksa neraka.” (HR. Abu Dawud dan Urmidzi, dan dia berkata bahwa hadis ini hasan shahih).
  4. Abi Darda’ ra berkata, bahwa Rasulullah saw telah bersabda: “Apabila seseorang melaknati sesuatu, maka laknat itu akan naik ke langit kemudian seluruh pintu-pintu langit dikunci. Lalu laknat itu mengambil posisi ke kanan dan ke kiri. Bila tidak ada tempat kosong, maka laknat itu akan kembali kepada orang yang dilaknati bila dia pantas untuk mendapatkan laknat Tetapi kalau orang yang dilaknati tidak pantas mendapat­kan laknat, maka laknat itu akan kembali kepada orang yang mengucapkan laknat tersebut.” (HR. Abu Dawud).
  5. Abu Bakar ra menegaskan, bahwa di dalam khutbah pada waktu haji Wada’ Rasulullah saw telah bersabda: “Sesungguhnya darah dan kehormatanmu adalah terpelihara sebagaimana mulianya hari Arafahmu, bulan Dzulhijahmu, dan tanah sucimu Makkah ini. Ingatlah, belumkah aku menyampaikan khabar yang demikian?” (HR. Bukhari).
  6. Abi Hurairah ra berkata, bahwa Rasulullah saw telah bersabda: “Setiap muslim terhadap muslim lainnya harus saling memelihara darah, kehormatan, dan harta kekayaannya.” (HR. Muslim dan tirmidzi).
  7. Aisyah ra berkata, bahwa Rasulullah saw telah bersabda kepada para sahabat:” Adakah kamu mengetahui apakah riba yang paling besar di sisi Allah?” Jawab mereka: “Allah dan Rasul- Nya lebih mengetahui.” Lalu Rasulullah bersabda: “Riba paling besar di sisi Allah adalah merampas kehormatan seorang muslim.” Kemudian Rasulullah saw membaca ayat: “Dan barang orang yang menyakiti orang-orang beriman laki-laki dan orang-orang beriman perempuan tanpa kesalahan yang mereka perbuat” (HR. Abu Ya’la, sedang sanadnya adalah sanad yang shahih).
  8. Sa’id bin Zaid ra berkata, bahwa Rasulullah saw telah bersabda: “Sebagian dari riba yang paling besar adalah melecehkan kehormatan seorang muslim tanpa adanya hak.” (HR. Abu Dawud).
http://anangnurcahyo.wordpress.com/al-hadits/hadist-top-lain/larangan2-dalam-hadist/larangan-menghina-sesama/
13.50 | 0 komentar | Read More

Presiden Nggak Dicintai Rakyatnya: Megawati: Ada Loh Presiden Nggak Dicintai Rakyatnya

Written By Situs Baginda Ery (New) on Senin, 24 Maret 2014 | 13.00

Megawati: Ada Loh Presiden Nggak Dicintai Rakyatnya
TRIBUNJOGJA.COM, BALI - Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menyinggung kepemimpinan seorang presiden. Mega tidak menjelaskan presiden mana yang memimpin Indonesia tetapi tidak disenangi oleh rakyat.
"Ada loh presiden nggak dicintai rakyatnya, mau seperti itu?" tanya Megawati dalam kampanye terbuka di  di Lapangan bola Kopral I Wayan Surem, Desa Blahkiuh, Badung, Bali, Sabtu (22/3/2014).
Megawati lalu meminta simpatisan memilih calon presiden yang diusung PDIP Gubernur DKI Joko Widodo pada pemilu 2014. Sebab, Jokowi tipe pemimpin yang dinilai dicintai rakyat.
Presiden RI ke-5 itu lalu menceritakan bagaimana ayahnya Soekarno berjuang untuk kemerdekaan Indonesia hingga ditangkap dan ditindas penjajah.
"Bung Karno memperjuangkan bangsa, ia mau dibuang, mau dipenjara tetapi tetap teguh dan tegar," ujarnya.
Selain itu, Megawati juga menyinggung keberadaan intelijen yang senang menakuti PDIP. Ia meminta simpatisan PDIP tidak khawatir atas intervensi intelijen.
"Apa dia makan orang? Orang dia juga nyari makan kok. Dia sembunyi-sembuyi, kok gitu ya mau? Ini seperti zombie jalan nggak ada nyawa," imbuhnya.
13.00 | 0 komentar | Read More

Megawati Sindir Pemerintahan SBY saat Kampanye di Bali ( Megawati Sindir Pemerintahan SBY )

KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarnoputri menyindir 10 tahun pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat berkampanye kampanye di Badung, Bali, Sabtu (22/3/2014) sore.

Menurut Megawati, selama pemerintahan SBY, Indonesia justru mengalami kemunduran. "Sepuluh tahun setelah saya pada 2004 menyelesaikan tugas saya sebagai Presiden Republik Indonesia, sejak itu juga peran saya tergantikan. Sekarang hampir 10 tahun saya melihat bahwa hal yang seharusnya banyak dilakukan, justru tidak dilakukan dengan baik," kata Megawati di depan ribuan pendukungnya.

Oleh karena itu, menurutnya wajar jika sebagai Ketua Umum PDI-P, dia sering memberikan kritik keras kepada pemerintahan SBY.

"Itu karena program yang dilakukan memang sangat merugikan. Saudara mungkin bertanya apa saja yang membuat saya bisa sampai mengatakan ada hal-hal yang tidak dilakukan dengan baik," lanjut dia.

Megawati pun memberi contoh kebijakan impor pangan sebagai salah satu permasalahan yang muncul selama pemerintahan SBY berlangsung.

"Coba bayangkan, bahan pangan yang bisa diolah petani kita dengan sangat baik tapi justru banyak diimpor. Artinya didatangkan dari negara lain. Tidak bisakah kita?" tanya Megawati.

Dia pun memuji Bali yang menurutnya mempunyai pertanian sangat baik dan berhasil.

"Melihat Bali saja, ketika petaninya dengan susah payah mengusahakan padinya bisa menghasilkan bulir padi yang berisi dan menjadi makanan, tapi itu disia-siakan pemerintah. Saya jalan di Bali ini terkagum-kagum betapa indahnya sawah atau subak di Bali ini," pujinya.

Sang proklamator Soekarno juga, kata dia, pernah mengatakan bahwa Indonesia adalah bangsa yang sangat kaya raya.

"Lalu ada sebuah keputusan yang dilatakan kalau kita selalu kekurangan beras impor dari luar. Saya tidak setuju karena Bung Karno sebagai proklamator mengatakan kalau Indonesia adalah negara yang kaya raya. Tapi mengapa sampai hari ini masih ada orang yang alami kemiskinan, kebodohan, harga diri rasa percaya diri yang rendah," ujarnya.

Megawati pun berjanji, jika PDI-P memenangi pemilu legislatif mendatang, partainya akan memperbaiki kondisi tersebut. Dengan begitu, tak ada lagi masyarakat kecil yang akan hidup dalam kesusahan.
12.58 | 0 komentar | Read More

Prabowo sindir PDIP: Lewat sajak, Prabowo sindir PDIP suka bohong

Lewat sajak, Prabowo sindir PDIP suka bohongMerdeka.com - Partai Gerindra menggelar kampanye dan HUT di Stadion Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta. Dalam orasi politiknya, Capres Partai Gerindra Prabowo Subianto menyindir PDI Perjuangan yang telah mengingkari janji.

"Ada yang mengatakan zaman ini zaman edan, orang Jawa angkat tangan? Banyak sekali orang Jawa di sini. Jaman ini zaman edan, orang salah dibilang benar, orang benar dibilang salah. Orang jujur dihancurkan, katanya," kata Prabowo di depan ribuan kader dan simpatisaanya di GBK, Senayan, Jakarta, Minggu (23/3).

Kemudian, Prabowo tergelitik dengan adanya seorang tokoh politik yang membuat statment di koran yang minta jangan saling menjelekkan.

"Saya setuju. Dia menganjurkan politik harus santun, jadi saya merasa aneh, akhirnya saya bikin sajak menjawab orang itu. Karena saya melihat budaya politik baru, budaya boleh bohong. Orang tua mengajarkan kamu jangan bohong," tegas Prabowo.

"Kalian dianggap wong cilik tapi lebih pintar dari mereka. Saya bikin sajak judulnya asal santun. Boleh bohong asal santun, boleh korupsi asal santun, boleh khianat asal santun, boleh jual negeri asal santun, boleh menyerahkan kedaulatan bangsa asal santun," lanjut Prabowo membacakan sajak.

Prabowo mengaku kesal partainya dibohongi oleh partai lain.

"Saya tanya ini budaya baik atau tidak? Tak baik, saudara mau punya pemimpin seperti itu. Oleh karena itu kalian harus kerja keras untuk Gerindra," tandasnya.

Seperti diketahui, Partai Gerindra dan PDIP membuat perjanjian batu tulis pada tahun 2009. Yang mana, pada tahun itu, Prabowo mendukung penuh pencalonan Megawati sebagai capres 2009 dengan imbal balik pada tahun 2014 PDIP akan balik memberikan dukungan terhadap pencapresan Prabowo Subianto. Namun, PDIP memberikan mandat dan mencalonkan Jokowi sebagai Capres 2014.
12.57 | 0 komentar | Read More

Strategi bagi Kompetitor Jokowi: Ini Pilihan Strategi bagi Kompetitor Jokowi

RODERICK ADRIAN MOZES Calon presiden yang juga Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi) berkampanye di lapangan Rejobasuki, Seputih Raman, Lampung Tengah, Lampung, Sabtu (22/3/2014). Jokowi menjadi juru kampanye Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan di beberapa kota di Provinsi Lampung bersama sejumlah tokoh PDIP di antaranya Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. KOMPAS IMAGES/RODERICK ADRIAN MOZES


KOMPAS.com — Dalam menghadapi Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo yang diusung PDI-Perjuangan sebagai calon presiden, ada tiga pilihan strategi yang dapat ditempuh para kompetitor. Menurut Direktur Eksekutif The Political Literacy Institute, Gun Gun Heryanto, strategi pertama yang dapat ditempuh kompetitor adalah dengan menjadikan Jokowi sebagai musuh utamanya.

"Pilihan strategi kompetitor hanya tiga posisi. Pertama, menjadikan Jokowi musuh utama," kata Gun Gun dalam diskusi bertajuk Efek Jokowi dan Strategi Partai Politik di Pilpres 2014 di Jakarta, Minggu (23/3/2014).

Menurut Gun Gun, strategi ini mulai diposisikan Gerindra. Sejak PDI-P menyatakan akan mengusung Jokowi sebagai capres, katanya, Gerindra intensif melancarkan serangan. "Mulai dari kampanye-kampenye, surat Batu Tulis-lah, Jokowi disebut mencla-mencle, bagaimana mau memimpin Indonesia. Verbal ini harus dimaknai, konteks pilihan Prabowo, mau enggak mau bertarung di 2014 atau tidak sama sekali," kata Gun Gun.

Pilihan strategi kedua, lanjutnya, dengan menjadikan Jokowi sebagai kekuatan utama. Dia meramalkan, banyak partai papan tengah yang nantinya akan berkoalisi dengan PDI-P bukan karena ideologi yang senada, melainkan karena politik akomodasi semata.

"Bagaimana mendapatkan win-win solution dari proses koalisinya, politik akomodasi, akan ada muncul kekuatan yang merapat ke PDI-P," sambung Gun Gun.

Selain kedua strategi di atas, menurut Gun Gun, kompetitor dapat menjadikan Jokowi sebagai alternatif terakhir jika calon yang diusungnya dianggap tidak mampu.

"Nah yang ketiga ini sangat mungkin dimainkan Golkar. Bisa dihitung, sekarang tetap mencapreskan Ical, tapi kita tahu Golkar sejarahnya selalu di kekuasaan, bisa jadi proses akhirnya menjadikan pencapresan Pak Ical, bisa jadi injury time dia merapat ke kekuasaan," tutur Gun Gun. Di sisi lain, Golkar bisa juga menjadikan Jokowi sebagai alternatif terakhir jika calonnya gagal.

Sementara bagi PDI-P, Gun Gun menilai partai yang dipimpin Megawati Soekarnoputri itu sedianya menjalankan strategi yang konsisten menjaga tren positif Jokowi serta menjaga mesin pemenangan partai dari pusat hingga daerah. Selain itu, menurutnya, PDI-P harus mengelola harapan publik terhadap Jokowi.

"Ini harus dilakukan, political treatment, karena Jokowi diasumsikan bukan hanya milik PDI-P, melainkan juga semua orang berekspektasi kepada Jokowi," ujarnya.

Wakil Sekretaris Jenderal Partai Golkar Musfihin Dahlan dalam diskusi yang sama mengatakan, Jokowi bagi Golkar bukan musuh ataupun lawan politik. Golkar, katanya, menempatkan Jokowi sebagai seorang figur yang patut diapresasi. Kehadiran Jokowi, menurut Musfihin, tidak menjadi masalah bagi Golkar karena partainya sudah mengusung calon presiden sendiri sejak awal.

Mengenai kemungkinan Golkar berhenti mengusung bakal capresnya yang sekarang, yakni Aburizal Bakrie, Musfihin mengatakan bahwa hal itu tergantung perkembangan internal Golkar setelah hasil pemilu legislatif keluar.

"Golkar sangat dinamis, di dalam selalu ada mekanisme evaluasi, setelah legislatif kita akan mengadakan rapim yang bisa mengubah segala-galanya," katanya.
12.55 | 0 komentar | Read More

Berita Terbaru Ical Golkar: Foto-Foto Mesra Ical-Marcella Kian Anjlokkan Suara Golkar

Derasnya arus informasi dan kecanggihan teknologi membuat masyarakat dengan cepat menerima informasi. Setelah ramai beredar video capres Partai Golkar Aburizal Bakrie (Ical) dengan artis cantik Marcella Zalianty, kini di Surabaya juga beredar foto Ical memeluk erat artis cantik tersebut.
Foto: Istimewa
Selain beredar disejumlah situs jejaring sosial baik Facebook maupun Twitter, foto tersebut juga beredar di sejumlah pengguna Blackberry Mesenger (BBM).

Dalam foto tersebut, Ical menggunakan baju berwarna putih dan Marcella menggunakan baju tanpa lengan. Ical memeluk Marcella di dalam pesawat pribadi yang diduga milik sang capres itu. Saat berpose, Ical memeluk erat kakak kandung artis Olivia Zalianty itu.

Dalam berpose, Ical mengenakan kacamatan hitam dan Marcella terlihat tersenyum. Komentar akun Twitter pun bermunculan. Salah satunya adalah akun @Bang_is yang menyebut sebagai calon ibu negara. "hahaha calon ibu negara ziip ziip," tulis akun tersebut.

Sebelumnya, video Ical bersama artis cantik Marcella Zalianti. Video itu diambil saat bos Bakrie Group itu liburan di Pulau Maladewa bersama Olivia Zalianty (adik Marcella) dan Wakil Ketua Komisi III DPR Azis Syamsuddin. Kehebohan atas video tersebut muncul setelah diunggah oleh akun DP News disitus YouTube, Kamis 20 Maret 2014 dengan durasi 3 menit 22 detik.

Tatty Murnitriati, istri Ical, dalam jumpa persnya di Bandara Ahmad Yani Semarang, Jawa Tengah, menuturkan bahwa tidak ada masalah dengan liburan suaminya dengan duo Zalianty tersebut.

“Marcella dan Olive itu teman dekat anak-anak saya. Mereka seperti anak-anak saya sendiri. Jadi adanya berita-berita seperti itu, apa sih maunya,” tutur Tatty dii Ruang Transit VIP Bandara Ahmad Yani, Semarang, Minggu 23 Maret 2014.

Pakar komunikasi politik dari Universitas Indonesia (UI), Agung Suprio menilai beredarnya foto tersebut bisa membuat suara Golkar merosot di Pileg dan Pilpres 2014. “Kasus video dan foto Ical-Marcella akan menurunkan elektabilitas Ical dan Partai Golkar,” tuturnya. (sus)
12.53 | 0 komentar | Read More

Misteri Malaysia Airlines Segera Terungkap: PM Australia Yakin Misteri Malaysia Airlines Segera Terungkap


 
BBC 
Lokasi ditemukannya obyek yang diduga puing pesawat Malaysia Airlines di selatan Samudra Hindia


PORT MORESBY, KOMPAS.com — Upaya pencarian pesawat Malaysia Airlines MH370 di perairan Samudra Hindia diyakini akan segera membuahkan hasil. Perdana Menteri Australia Tony Abbott optimistis misteri hilangnya pesawat tersebut segera terungkap.

"Kita sekarang telah memperoleh sejumlah petunjuk yang sangat kuat dan hal itu meningkatkan harapan bahwa kita mungkin selangkah lagi mengungkap apa yang terjadi pada pesawat naas ini," ujar Tony Abbott dalam konferensi pers di Port Moresby, Papua Niugini, Minggu (23/3/2014) pagi tadi.

Sebelumnya, pada Kamis (20/3/2014) lalu, Australia mengumumkan citra satelit yang memotret dua obyek sepanjang 24 meter di perairan Samudra Hindia. Dengan ukuran sepanjang itu, kuat dugaan kemungkinan puing pesawat Malaysia Airlines.

Kemudian, pada Sabtu kemarin, China juga mengumumkan citra satelit yang memotret sebuah obyek sepanjang 22 meter tidak begitu jauh dari lokasi temuan Australia.

Upaya pencarian pesawat yang melibatkan 26 negara telah ditingkatkan dengan menambah pesawat dan kapal laut untuk melakukan penyisiran. China telah mengirim dua pesawat ke Australia untuk menambah kekuatan armada pencarian.

Saat ini total terdapat delapan pesawat yang dikerahkan untuk melakukan pencarian di Samudra Hindia atau bertambah dua pesawat dibandingkan Sabtu kemarin. Pesawat P-8 Poseidon milik Angkatan Laut Amerika Serikat juga telah bergabung.

"Tentu saja, dengan lebih banyak pesawat, lebih banyak kapal, semakin besar keyakinan kita untuk menemukan benda apa yang ada di sana," ujar Abbott.

Namun, sebelum memastikan apa yang sebenarnya terjadi, hal terpenting yang harus dilakukan, menurut Abbott, adalah mengambil sampel benda tersebut.
Abbott mengatakan, tim pencari Australia telah mengidentifikasi sejumlah benda, antara lain sebuah palet kayu yang berpotensi menjadi kunci utama misteri. Palet kayu ini adalah salah satu obyek yang dibawa penumpang pesawat Malaysia Airlines.
Dugaan ini diperkuat karena adanya tim kaligrafi China yang menaiki pesawat. Abbott melanjutkan puing-puing ini berukuran relatif kecil, ditemukan dalam kondisi berdekatan di zona pencarian Australia.

Pesawat Malaysia Airlines dengan nomor penerbangan MH370 yang membawa 239 penumpang, 7 di antaranya dari Indonesia, hilang saat penerbangan Kuala Lumpur-Beijing, Sabtu (8/3/2014) dini hari sekitar 2 jam setelah tinggal landas.

Banyak spekulasi penyebab hilangnya pesawat tersebut, tetapi dugaan terakhir pesawat kemungkinan dikuasai orang yang berpengalaman di bidang penerbangan sehingga mematikan transponder dan mengarahkan pesawat ke tujuan lain di sekitar Samudra Hindia. Dugaan tersebut berdasarkan data sinyal yang diterima satelit beberapa jam setelah pesawat hilang dari radar.
12.41 | 0 komentar | Read More

Inilah Etika dalam Bercanda

Written By Situs Baginda Ery (New) on Minggu, 23 Maret 2014 | 19.07

http://azzuralhi.files.wordpress.com/2012/03/info-manfaat-tertawa.jpg 
Berkelakar atau bercanda merupakan hal lumrah yang dilakukan manusia. Bahkan, kadang berkelakar sudah menjadi semacam ‘bumbu’ dalam setiap pembicaraan. Namun, adakalanya kita menemui seseorang yang berlebihan dalam bercanda dan tertawa, dan di lain pihak ada pula seseorang yang selalu bermuka kelam tanpa dihiasi garis-garis senyum di bibirnya. Islam adalah agama pertengahan (wasath) antara dua kebathilan. Selain itu Islam juga merupakan agama yang komplit, yang mengatur segala sesuatu sampai dengan buang hajat dengan segala adabnya. Lalu,… bagaimana Islam membicarakan fiqh dalam bercanda ?
Dalam beberapa riwayat menyebutkan bahwa Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam pernah bercanda ketika memanggil shahabatnya :
يَا ذَا اْلأُذُنَيْن
“Hai yang mempunyai dua telinga “ 1
Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam juga pernah berkata kepada seorang perempuan tua : “Tidak ada perempuan tua yang masuk surga”. Kemudian beliau shallallaahu ‘alaihi wasallam membaca ayat :
إِنَّا أَنشَأْنَاهُنَّ إِنشَاء - فَجَعَلْنَاهُنَّ أَبْكَارًا
“Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari itu) dengan langsung. Dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan “ (Al-Waaqi’ah : 35-36) 2
Dari Anas radliyallaahu ‘anhu diriwayatkan bahwa ada seorang laki-laki menemui Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam dan berkata: “Wahai Rasulullah, bawalah aku jalan-jalan”. Beliau berkata : “Kami akan membawamu berjalan-jalan menaiki anak unta”. Laki-laki itu pun menukas : “Apa yang bisa kuperbuat dengan anak unta?”. Beliau berkata : “Bukankah setiap unta adalah anak ibunya?”. 3
Dari Abu Hurairah radliyallaahu ‘anhu diriwayatkan bahwa ia berkata : “Orang-orang bertanya : ‘Wahai Rasulullah, apakah engkau juga mengajak kami bercanda?’. Beliau menjawab : ‘Ya, tapi aku hanya mengatakan sesuatu apa adanya (tanpa berdusta)“4 .
Dari beberapa riwayat tentang kelakar/bercandanya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam terkumpul padanya 3 (tiga) perkara :
1. Tidak berdusta / tidak mengada-ada.
2. Dilakukan terhadap wanita, anak-anak, dan kalangan pria yang lemah yang butuh bimbingan.
3. Jarang dilakukan (kadang-kadang).
Tiga perkara di atas hendaknya diperhatikan oleh kaum muslimin - baik bagi orang awam, para da’i, dan para pemimpin - dalam bermuamalah terhadap sesama. Tidak halal hukumnya sengaja melucu dengan hal-hal kedustaan agar manusia tertawa karenanya. Merupakan musibah di masyarakat ketika profesi pelawak menjadi sangat laris di masyarakat. Hendaknya mereka bertaubat kepada Allah ta’ala dan meninggalkannya, sebab rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam mengancam mereka (yang melucu dengan dusta agar orang-orang tertawa) dengan sabdanya :
ويل للذي يحدث فيكذب ليضحك به القوم ويل له ويل له
“Neraka Wail bagi orang yang berbicara lalu berdusta untuk melucu (membuat orang tertawa); neraka Wail baginya, neraka Wail baginya “ 5.
Dengan demikian, berlebihan dalam kelakar dan terus-terusan dengannya adalah terlarang, karena hal itu akan menjatuhkan kehormatan dan menumbuhkan dendam serta kemarahan. Adapun kalau sedikit, seperti yang telah disebutkan sebelumnya, maka hal itu mengandung kebaikan jiwa. Dan terakhir, tersisa nasihat emas dari Imam Dzahabi rahimahullah bagi kita semua, dengan perkataannya :
“…hendaknya mereka membatasi diri dan hendaknya mereka mencela diri sendiri sehingga jiwanya tidak goyah. Sementara bagi mereka yang berwajah kusam masam, hendaknya mereka tersenyum dan memperelokkan akhlaqnya, serta harus marah kepada diri sendiri karena kejelekan akhlaqnya. Setiap penyimpangan yang keluar dari rel penyimpangan adalah tercela. Sehingga jiwa itu perlu dididik dan dibenahi” 6
—————————-
Catatan kaki :
1. HR. Tirmidzi dalam Syamail 225 dan Sunan-nya 1992, 3828; Abu Dawud no. 5002; dan Ahmad 3/117, 127. Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih Sunan Abi Dawud no. 4182.
2. HR. Tirmidzi dalam Syamail 240 dan dihasankan oleh Syaikh Al-Albani dalam Ghayatul-Maram 375.
3. HR. Abu Dawud dalam Sunan-nya dalam kitab Al-Adab – 92 bab Riwayat tentang Bersendau-Gurau hadits no. 3998 (V : 270) dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih Sunan Abi Dawud III : 943 no. 4180. Dikeluarkan juga oleh At-Tirmidzi dalam kitab Al-Birr – 57 bab Riwayat tentang Bersendau-Gurau hadits no. 1992 (VI : 207).
4. HR. Tirmidzi dalam kitab Al-Birr wash-Shilah – 57 bab Riwayat tentang Sendau-Gurau 1991; dan beliau berkata : “Hadits ini hasan shahih”.
5. HR. Abu Dawud dalam kitab Al-‘Adab – 88, bab Ancaman Keras terhadap Dusta; hadits no. 3990 dan dihasankan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih Sunan Abi Dawud III : 942 no. 4175.
6. Siyaaru A’lamin-Nubalaa’ X/140, 141.
=====Abu Al-Jauzaa’ 1427 H======
Dikutip dari Forum My Qur’an….

http://www.dzikir.org/index.php/etika-dalam-islam/57-etika-dalam-bercanda
19.07 | 0 komentar | Read More

Inilah Etika Mengambil Laba dalam Islam

pasar
Banyak cara yang dapat ditempuh seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, misalnya berdagang (berniaga). Berdagang merupakan cara yang efektif untuk mendapatkan keuntungan atau laba. Di samping itu, juga menjadi sarana yang dapat mendekatkan seorang hamba terhadap Tuhannya. Di mana, berniaga dapat membantu sesama saudara yang membutuhkan barang komoditas.

Berdagang pernah dipraktekkan Nabi Muhammad saw. di saat usianya baru menginjak 13 tahun. Usia yang bisa dibilang cukup belia. Bersama pamannya beliau berdagang ke negeri Syam untuk menyalurkan barang-barang dari Makkah. Imam madzhab pun juga pernah berniaga. Abu Hanifah adalah salah satu dari imam madzhab yang dikenal sebagai pedagang yang cukup sukses. Namun, beliau lebih dikenal sebagai pengarang kitab (mushannif) daripada saudagar, karena yang dominan pada beliau adalah ke-ulama’-annya. Sehingga, sisi yang lain tidak banyak terungkap di permukaan.

Praktik jual-beli (berdagang) dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah ba’idan tijarah. Ba’i dan tijarah memiliki perbedaan makna, di mana ba’i adalah tukar menukar barang dengan yang lain sebatas ingin memenuhi kebutuhan tidak sampai pada keinginan mendapatkan keuntungan atau laba. Beda halnya dengan tijarah yang lebih menitikberatkan pada hasil atau laba. Namun, pada intinya keduanya memiliki satu tujuan, yaitu untuk memenuhi kebutuhan, baik bertujuan mendapatkan hasil atau tidak.

Ulama fiqh mengkategorikan jual beli sebagai usaha yang baik. Jual beli menempati posisi nomor tiga setelah bercocok tanam (bertani) dan perindustrian. Al-Malibary menuturkan dalam kitabnya, Fath al-Mu’in,

فتح المعين – (ج 2 / ص 355)

(فائدة) أفضل المكاسب الزراعة ثم الصناعة ثم التجارة

“Usaha yang terbaik adalah bercocok tanam, perindustrian, kemudian perniagaan.”

Muhammad Syattha al-Dimyati dalam kitabnya, I’anah al-Thalibin, mencoba mengurai alasan perniagaan masuk dalam usaha yang baik. Menurut beliau, tidak sedikit dari kalangan sahabat yang melakukan praktek jual beli dan dari hasil perniagaan itulah mereka dapat memenuhi kebutuhan hidup mereka.[1]

Jual beli yang dimaksudkan al-Malibary tentu jual beli yang tidak mengandung unsur penipuan atau gharar yang bisa merugikan salah satu dari kedua belah pihak yang bertransaksi. Dalam arti, pihak pembeli dan penjual sama-sama rela serta tanpa ada unsur keterpaksaan dalam bertransaksi.

Dalam berniaga, tentu yang menjadi prioritas utama adalah mendapatkan keuntungan atau laba. Namun, terkadang seseorang lupa akan etika jual-beli, sehingga memiliki kecenderungan untuk meraup keuntungan sebanyak-banyaknya tanpa memperhatikan pihak konsumen (pembeli). Padahal tujuan jual-beli sesungguhnya bukan semata-mata murni mencari keuntungan atau laba, namun juga membantu saudara yang sedang membutuhkan.

Keinginan untuk meraup keuntungan sebesar-besarnya akan berdampak pada kecenderungan pedagang untuk berbuat negatif serta berbohong, menipu, manipulasi, bersumpah-serapah, mengambil kesempatan dalam kesempitan, dan lain-lain. Hal ini tentu sangat dilarang oleh Islam. Nabi saw. bersabda,

سنن الترمذى – (ج 4 / ص 471)

التَّاجِرُ الصَّدُوقُ الْأَمِينُ

“Pedagang itu (harus) jujur dan terpercaya”.

Dalam kesempatan yang lain, Nabi saw. pernah ditanya sahabatnya perihal usaha yang baik untuk dikerjakan, sebagaimana dalam haditsnya,

مسند أحمد بن حنبل – (ج 4 / ص 141)

أَيُّ الْكَسْبِ أَطْيَبُ قَالَ عَمَلُ الرَّجُلِ بِيَدِهِ وَكُلُّ بَيْعٍ مَبْرُوْرٍ

“Usaha apakah yang paling baik, Nabi menjawab: Pekerjaan seseorang dengan tangannya (jerih payahnya) dan tiap-tiap jual beli yang mabrur.”

Mabrur maksudnya adalah jual beli yang terbebas dari penipuan dan kecurangan. Termasuk dalam kriteria curang adalah melakukan sumpah palsu untuk menarik perhatian konsumen. Tak heran, bila Islam melarang praktik penawaran untuk mengecoh minat konsumen (najsy) dan lain sebagainya yang berpotensi merugikan pembeli.

Kecenderungan untuk mengambil laba setinggi mungkin pada biasanya dilakukan pada momen-momen tertentu. Semisal hari raya ‘idul fitri, tahun baru, hari natal, dan seremonial yang lain, semisal pengajian, konser, dan lain-lain. Pada hari-hari inilah, para penjual dengan berbagai alasan, menaikkan harga barang tanpa kenal kompromi. Tak ayal, para konsumen pun banyak yang mengeluh.

Berbicara tentang laba atau keuntungan, tentu yang dimaksud adalah hasil yang diusahakan melebihi dari nilai harga barang. Dalam pandangan Wahbah al-Zuhaili, pada dasarnya, Islam tidak memiliki batasan atau standar yang jelas tentang laba atau keuntungan. Sehingga, pedagang bebas menentukan laba yang diinginkan dari suatu barang. Hanya saja, menurut beliau keuntungan yang berkah (baik) adalah keuntungan yang tidak melebihi sepertiga harga modal.[2]

Ibnu Arabi juga memberikan komentar tentang batasan pengambilan laba sebagai konsep penetapan harga. Menurut beliau, penetapan laba harus memperhatikan pelaku usaha dan pembeli. Oleh karena itu, pelaku usaha boleh menambah laba yang akan berakibat makin tingginya harga. Sedangkan pembeli juga diperkenankan untuk membayar lebih dari harga barang yang dibelinya.

Beliau juga mengatakan, bahwa tidak boleh mengambil keuntungan terlalu besar. Beliau mengkategorikan hal tersebut dengan orang yang makan harta orang lain dengan jalan yang tidak benar, di samping itu juga masuk dalam kategori penipuan. Karena dalam pandangan beliau, hal itu bukanlah tabarru’ (pemberian sukarela) juga bukan mu’awadhah (tukar-menukar), karena pada biasanya dalam mu’awadhah tidak sampai mengambil laba terlalu besar.[3]

Pendapat Ibnu Arabi ini sama dengan pendapat yang dikemukakan Imam Malik bin Anas. Dalam pandangan Imam Malik, pelaku usaha atau pedagang pasar tidak boleh menjual barangnya di atas harga pasaran. Mengingat, mereka juga harus memperhatikan kemaslahatan para pembeli. Sedangkan menjual barang dengan harga di atas harga pasaran (normal) akan mengabaikan kemaslahatan pembeli. Bahkan, dalam hal ini beliau memberikan peringatan dengan sangat tegas. Kalau sekiranya ada pedagang (di pasar) menjual di luar harga pasaran, maka harus dikeluarkan dari pasar tersebut.[4]

Sedangkan menurut sebagian ulama dari kalangan Malikiyyah membatasi maksimal pengambilan laba tidak boleh melebihi sepertiga dari modal. Mereka menyamakan dengan harta wasiat, di mana Syari’ membatasi hanya sepertiga dalam hal wasiat. Sebab wasiat yang melebihi batas tersebut akan merugikan ahli waris yang lain. Begitu pula laba yang berlebihan akan merugikan para konsumen (pembeli). Oleh sebab itu, laba tertinggi tidak boleh melebihi dari sepertiga.[5]

Islam memang tidak memberikan standarisasi pasti terkait pengambilan laba dalam jual beli. Kendatipun begitu, sepantasnya bagi seorang muslim untuk tidak mendhalimi sesama muslim yang lain dengan mengambil keuntungan terlalu besar. Harga yang sangat mahal karena keuntungan yang diambil sangat besar tentu sangat memberatkan kepada pihak pembeli. Dalam hal ini, tidak akan ada istilah tolong menolong yang sedari awal sangat diwanti-wanti oleh Islam. Islam tidak melarang untuk mengambil keuntungan, namun dalam batas kewajaran.

Tirulah mu’amalah yang dilakukan Nabi, di mana beliau tidak jarang menyebutkan harga pokok barang agar konsumen (pembeli) tidak merasa rugi dan dipermainkan dengan harga. Dengan demikian, tidak ada pihak yang merasa dirugikan. Toh, pembeli juga rela dengan laba yang diambil pihak penjual asalkan sewajarnya. (eL-Kafi.net, img: tribunnews)



[1] Muhammad Syattha al-Dimyati, I’anah al-Thalibin, Bairut: Dar al-Fikr,  juz II, h. 355.

[2]  Wahbah al-Zuhaili, Al-Mu’amalat al-Mu’ashirah, Bairut: Dar al-Fikr, h. 139.

[3]  Ibnu Arabi, Ahkam al-Qur’an, Bairut: Dar al-Fikr, juz I, h. 408-409.

[4]  An-Nawawi,  Al-Majmu’, Maktabah Syamilah, juz XIII, h. 34-35.

[5]  Wahbah al-Zuhaili, Al-Fiqh al-Islami wa Adillatuhu, Bairut: Dar al-Fikr, juz V, h. 307.



http://cyberdakwah.com/2013/05/etika-mengambil-laba-dalam-islam/
Banyak cara yang dapat ditempuh seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, misalnya berdagang (berniaga). Berdagang merupakan cara yang efektif untuk mendapatkan keuntungan atau laba. Di samping itu, juga menjadi sarana yang dapat mendekatkan seorang hamba terhadap Tuhannya. Di mana, berniaga dapat membantu sesama saudara yang membutuhkan barang komoditas.
Berdagang pernah dipraktekkan Nabi Muhammad saw. di saat usianya baru menginjak 13 tahun. Usia yang bisa dibilang cukup belia. Bersama pamannya beliau berdagang ke negeri Syam untuk menyalurkan barang-barang dari Makkah. Imam madzhab pun juga pernah berniaga. Abu Hanifah adalah salah satu dari imam madzhab yang dikenal sebagai pedagang yang cukup sukses. Namun, beliau lebih dikenal sebagai pengarang kitab (mushannif) daripada saudagar, karena yang dominan pada beliau adalah ke-ulama’-annya. Sehingga, sisi yang lain tidak banyak terungkap di permukaan.
Praktik jual-beli (berdagang) dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah ba’idan tijarah. Ba’i dan tijarah memiliki perbedaan makna, di mana ba’i adalah tukar menukar barang dengan yang lain sebatas ingin memenuhi kebutuhan tidak sampai pada keinginan mendapatkan keuntungan atau laba. Beda halnya dengan tijarah yang lebih menitikberatkan pada hasil atau laba. Namun, pada intinya keduanya memiliki satu tujuan, yaitu untuk memenuhi kebutuhan, baik bertujuan mendapatkan hasil atau tidak.
Ulama fiqh mengkategorikan jual beli sebagai usaha yang baik. Jual beli menempati posisi nomor tiga setelah bercocok tanam (bertani) dan perindustrian. Al-Malibary menuturkan dalam kitabnya, Fath al-Mu’in,
فتح المعين – (ج 2 / ص 355)
(فائدة) أفضل المكاسب الزراعة ثم الصناعة ثم التجارة
“Usaha yang terbaik adalah bercocok tanam, perindustrian, kemudian perniagaan.”
Muhammad Syattha al-Dimyati dalam kitabnya, I’anah al-Thalibin, mencoba mengurai alasan perniagaan masuk dalam usaha yang baik. Menurut beliau, tidak sedikit dari kalangan sahabat yang melakukan praktek jual beli dan dari hasil perniagaan itulah mereka dapat memenuhi kebutuhan hidup mereka.[1]
Jual beli yang dimaksudkan al-Malibary tentu jual beli yang tidak mengandung unsur penipuan atau gharar yang bisa merugikan salah satu dari kedua belah pihak yang bertransaksi. Dalam arti, pihak pembeli dan penjual sama-sama rela serta tanpa ada unsur keterpaksaan dalam bertransaksi.
Dalam berniaga, tentu yang menjadi prioritas utama adalah mendapatkan keuntungan atau laba. Namun, terkadang seseorang lupa akan etika jual-beli, sehingga memiliki kecenderungan untuk meraup keuntungan sebanyak-banyaknya tanpa memperhatikan pihak konsumen (pembeli). Padahal tujuan jual-beli sesungguhnya bukan semata-mata murni mencari keuntungan atau laba, namun juga membantu saudara yang sedang membutuhkan.
Keinginan untuk meraup keuntungan sebesar-besarnya akan berdampak pada kecenderungan pedagang untuk berbuat negatif serta berbohong, menipu, manipulasi, bersumpah-serapah, mengambil kesempatan dalam kesempitan, dan lain-lain. Hal ini tentu sangat dilarang oleh Islam. Nabi saw. bersabda,
سنن الترمذى – (ج 4 / ص 471)
التَّاجِرُ الصَّدُوقُ الْأَمِينُ
“Pedagang itu (harus) jujur dan terpercaya”.
Dalam kesempatan yang lain, Nabi saw. pernah ditanya sahabatnya perihal usaha yang baik untuk dikerjakan, sebagaimana dalam haditsnya,
مسند أحمد بن حنبل – (ج 4 / ص 141)
أَيُّ الْكَسْبِ أَطْيَبُ قَالَ عَمَلُ الرَّجُلِ بِيَدِهِ وَكُلُّ بَيْعٍ مَبْرُوْرٍ
“Usaha apakah yang paling baik, Nabi menjawab: Pekerjaan seseorang dengan tangannya (jerih payahnya) dan tiap-tiap jual beli yang mabrur.”
Mabrur maksudnya adalah jual beli yang terbebas dari penipuan dan kecurangan. Termasuk dalam kriteria curang adalah melakukan sumpah palsu untuk menarik perhatian konsumen. Tak heran, bila Islam melarang praktik penawaran untuk mengecoh minat konsumen (najsy) dan lain sebagainya yang berpotensi merugikan pembeli.
Kecenderungan untuk mengambil laba setinggi mungkin pada biasanya dilakukan pada momen-momen tertentu. Semisal hari raya ‘idul fitri, tahun baru, hari natal, dan seremonial yang lain, semisal pengajian, konser, dan lain-lain. Pada hari-hari inilah, para penjual dengan berbagai alasan, menaikkan harga barang tanpa kenal kompromi. Tak ayal, para konsumen pun banyak yang mengeluh.
Berbicara tentang laba atau keuntungan, tentu yang dimaksud adalah hasil yang diusahakan melebihi dari nilai harga barang. Dalam pandangan Wahbah al-Zuhaili, pada dasarnya, Islam tidak memiliki batasan atau standar yang jelas tentang laba atau keuntungan. Sehingga, pedagang bebas menentukan laba yang diinginkan dari suatu barang. Hanya saja, menurut beliau keuntungan yang berkah (baik) adalah keuntungan yang tidak melebihi sepertiga harga modal.[2]
Ibnu Arabi juga memberikan komentar tentang batasan pengambilan laba sebagai konsep penetapan harga. Menurut beliau, penetapan laba harus memperhatikan pelaku usaha dan pembeli. Oleh karena itu, pelaku usaha boleh menambah laba yang akan berakibat makin tingginya harga. Sedangkan pembeli juga diperkenankan untuk membayar lebih dari harga barang yang dibelinya.
Beliau juga mengatakan, bahwa tidak boleh mengambil keuntungan terlalu besar. Beliau mengkategorikan hal tersebut dengan orang yang makan harta orang lain dengan jalan yang tidak benar, di samping itu juga masuk dalam kategori penipuan. Karena dalam pandangan beliau, hal itu bukanlah tabarru’ (pemberian sukarela) juga bukan mu’awadhah (tukar-menukar), karena pada biasanya dalam mu’awadhah tidak sampai mengambil laba terlalu besar.[3]
Pendapat Ibnu Arabi ini sama dengan pendapat yang dikemukakan Imam Malik bin Anas. Dalam pandangan Imam Malik, pelaku usaha atau pedagang pasar tidak boleh menjual barangnya di atas harga pasaran. Mengingat, mereka juga harus memperhatikan kemaslahatan para pembeli. Sedangkan menjual barang dengan harga di atas harga pasaran (normal) akan mengabaikan kemaslahatan pembeli. Bahkan, dalam hal ini beliau memberikan peringatan dengan sangat tegas. Kalau sekiranya ada pedagang (di pasar) menjual di luar harga pasaran, maka harus dikeluarkan dari pasar tersebut.[4]
Sedangkan menurut sebagian ulama dari kalangan Malikiyyah membatasi maksimal pengambilan laba tidak boleh melebihi sepertiga dari modal. Mereka menyamakan dengan harta wasiat, di mana Syari’ membatasi hanya sepertiga dalam hal wasiat. Sebab wasiat yang melebihi batas tersebut akan merugikan ahli waris yang lain. Begitu pula laba yang berlebihan akan merugikan para konsumen (pembeli). Oleh sebab itu, laba tertinggi tidak boleh melebihi dari sepertiga.[5]
Islam memang tidak memberikan standarisasi pasti terkait pengambilan laba dalam jual beli. Kendatipun begitu, sepantasnya bagi seorang muslim untuk tidak mendhalimi sesama muslim yang lain dengan mengambil keuntungan terlalu besar. Harga yang sangat mahal karena keuntungan yang diambil sangat besar tentu sangat memberatkan kepada pihak pembeli. Dalam hal ini, tidak akan ada istilah tolong menolong yang sedari awal sangat diwanti-wanti oleh Islam. Islam tidak melarang untuk mengambil keuntungan, namun dalam batas kewajaran.
Tirulah mu’amalah yang dilakukan Nabi, di mana beliau tidak jarang menyebutkan harga pokok barang agar konsumen (pembeli) tidak merasa rugi dan dipermainkan dengan harga. Dengan demikian, tidak ada pihak yang merasa dirugikan. Toh, pembeli juga rela dengan laba yang diambil pihak penjual asalkan sewajarnya. (eL-Kafi.net, img: tribunnews)

[1] Muhammad Syattha al-Dimyati, I’anah al-Thalibin, Bairut: Dar al-Fikr,  juz II, h. 355.
[2]  Wahbah al-Zuhaili, Al-Mu’amalat al-Mu’ashirah, Bairut: Dar al-Fikr, h. 139.
[3]  Ibnu Arabi, Ahkam al-Qur’an, Bairut: Dar al-Fikr, juz I, h. 408-409.
[4]  An-Nawawi,  Al-Majmu’, Maktabah Syamilah, juz XIII, h. 34-35.
[5]  Wahbah al-Zuhaili, Al-Fiqh al-Islami wa Adillatuhu, Bairut: Dar al-Fikr, juz V, h. 307.
- See more at: http://cyberdakwah.com/2013/05/etika-mengambil-laba-dalam-islam/#sthash.PWnHN9pV.dpuf
19.04 | 0 komentar | Read More

Bolehkah Berdagang dengan Mengambil Laba Lebih dari 30%? ( Assalamualaikum wr. wb. Ustadz, saya punya sedikit permasalahan mengenai pengambilan keuntungan/laba yang lebih dari 30%. Kalau tidak salah, saya pernah mendengar bahwa cara berdagang Rasulullah SAW itu tidak pernah lebih dari 30% dari harga awal beli dagangannya )

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEia_BVbGvZOdgtngpmJ2D8ez2PIPqEkDWdreh0uRJyNCElg5lODFgmFo0p6e3UpmKI6yM0Zgsnc5gz1G-WnePh1bFN2k87LmTwldlhi8KQZ2NQPxU4WJ_WHIrxSrDU8ZnIota7TiqR6x20/s320/berdagang+menurut+islam.jpg 

Assalamualaikum wr. wb.
Ustadz, saya punya sedikit permasalahan mengenai pengambilan keuntungan/laba yang lebih dari 30%. Kalau tidak salah, saya pernah mendengar bahwa cara berdagang Rasulullah SAW itu tidak pernah lebih dari 30% dari harga awal beli dagangannya. Lalu saya punya produk dagangan yang jika saya jual barang tersebut keuntungannya itu hampir 100% atau dua kali lipat dari harga awal belinya.
Jika saya mencoba untuk mengurangi keuntungannya hingga 30%, maka saya telah berani untuk menurunkan harga pasaran, dan saya mungkin akan ditegur bahkan dilarang oleh pedagang lain karena melakukan perbuatan yang demikian. Jadi, apakah saya tetap berdagang dengan keuntungan yang menurut saya ini terlalu berlebihan, ataukah saya harus tetap mengikuti anjuran Rasulullah?
Terima kasih.
Wassalamualaikum wr. wb.
Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Sebenarnya tidak ada ketentuan batas maksimal margin keuntungan dalam syariat Islam. Setiap orang bebas menjual barang dengan harga berapa saja, bahkan lebih dari 100% dari nilai belinya. Bahkan ratusan persen dari harga belinya sekalipun tidak pernah ada larangan.
Apa yang pernah anda dengar tentang keuntungan yang diambil oleh Rasulullah SAW dalam berdagang yang tidak pernah lebih dari 30% perlu dikritisi.
Pertama, kita wajib mengkritisi sejauh mana keshahihan hadits tersebut. Sebab dalam menentukan hukum syariah dengan berlandaskan pada riwayat hadits nabawi, hanya hadits yang benar-benar valid dan maqbulsaja yang boleh dijadikan landasan.
Sedangkan bila riwayat itu lemah, apalagi palsu, maka kita diharamkan untuk menjadikannya sebagai landasan syariah.
Kedua, kita wajib meneliti apakah hal itu dilakukan oleh Rasulullah SAW pada masa belau belum menjadi nabi ataukah setelah diangkat menjadi nabi. Mengapa?
Karena yang boleh dijadikan dasar hukum syariah hanyalah apa yang beliau lakukan setelah mendapat wahyu. Bila sebelum beliau jadi nabi, maka meski tetap dapat hidayah dari Allah, namun nilainya bukan sebagai risalah dalam syariah Islam.
Sementara kita tahu bahwa aktifitas perdagangan yang beliau lakukan kebanyakan sebelum beliau diangkat menjadi nabi. Di mana beliau pernah diajak oleh pamannya, Abu Thalib, pergi berdagang ke Syam. Juga pernah berdagang sendiri membawa modal dari Khadijah ditemani oleh Maysarah. Namun semua itu dilakukannya jauh sebelum diangkat menjadi nabi. Setelah jadi nabi, beliau relatif tidak melakukan aktifitas berjualan sebagai seorang pedagang yang mendapatkan penghidupan keluarganya. Penghidupan (maisyah beliau) dari hasil rampasan perang setelah hijrah ke Madinah.
Ketiga, kalau pun benar beliau pernah berdagang di masa kenabian dengan riwayat yang shahih, tindakannya yang tidak mengambil margin keuntungan lebih dari 30% itu belum tentu menjadi dasar pelarangan. Kecuali ada qarinah (keterkaitan) dari dalil lainnya yang punya nilai penegasan bahwa mengambil keuntungan di atas 30% itu haram.
Ketentuan dalam Margin Keuntungan
Sesungguhnya yang perlu diperhatikan dalam menetapkan margin keuntungan bukan pada angka prosentase keuntungannya, melainkan pada sisi penzaliman.
Bentuk penzaliman itubisa kita gambarkan misalnya bila seseorang punya barang yang tidak dijual di tempat lain kecuali hanya dia seorang yang menjualnya, sementara barang itu merupakan hajat hidup orang banyak, maka bila dia menaikkan harga setinggi-tingginya tanpa alasan yang kuat, di situlah lewat penzalimannya.
Sebagai contoh nyata adalah di daerah yang kekeringan air, ada seorang yang menjual air dengan menaikkan harga yang amat tidak wajar, dengan mengambil kesempatan dalam kesempitan masyarakat, maka inilah yang kami maksud dengan penzaliman. Seharusnya si pedagang peka dengan keluhan dan kesulitan masyarakatnya. Bahkan kalau perlu dia tidak perlu menjual air, tetapi membagikannya dengan gratis.
Bila kasusnya di luar seperti yang dicontohkan di atas, yaitu masyarakat punya alternatif lain untuk mendapat barang kebutuhannya dengan harga yang murah dan mudah, silahkan saja naikkan harga semaunya. Nanti mekanisme pasar lah yang akan menjawabnya.
Orang yang memasang harga setinggi-tingginya pasti barangnya tidak akan laku. Sebab pesaingnya bisa memberi harga yang amat miring dengan kualitas yang sama, serta dengan pelayanan yang standart. Maka orang akan berduyun-duyun untuk membeli barang dari pesaingnya, sementara si penjual yang memasang harga yang semahal-mahalnya sebentar kemudian akan gulung tikar.
Wallahu a’lam bishshawab, wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Ahmad Sarwat, Lc.
http://www.eramuslim.com/ekonomi/bolehkah-berdagang-dengan-mengambil-laba-lebih-dari-30.htm#.Uy-fsHYvg_4

19.01 | 0 komentar | Read More

Antara Jokowi dan Prabowo: Sajak Prabowo di GBK untuk Jokowi?

Dalam kampanye akbar di Gelora Bung Karno, capres Gerindra Prabowo Subianto (62) kembali bicara soal capres boneka. Prabowo memang sering menyinggung kata 'boneka' dan 'pembohong' setelah Jokowi ditetapkan jadi capres PDIP. Apakah Prabowo sudah pasang kuda-kuda menghadapi Jokowi di Pilpres 2014?

"Saudara mau dipimpin boneka?!" teriak Prabowo yang mengenakan kemeja putih saku empat bergaya Soekarno lengkap dengan celana panjang krem plus peci hitam itu, saat menyampaikan pidato politiknya di Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Minggu (23/3/2013).

Setelah itu Prabowo membacakan santun soal penipu dan pembohong. Tak main-main, Prabowo menyebut pantun tersebut ditujukan ke seseorang.

"Boleh bohong asal santun. Boleh nipu asal santun. Boleh ingkar janji asal santun. Boleh menyerahkan kedaulatan asal santun," kata Prabowo membacakan sajaknya.

Belakangan memang Prabowo sering melempar kritik tajam ke Jokowi. Setelah Gubernur DKI itu ditetapkan sebagai capres PDIP, Prabowo langsung menyindir soal komitmen Jokowi menyelesaikan tugas 5 tahun di DKI. Tak hanya itu, Prabowo juga menyebut adanya capres boneka, mencla-mencle dan seterusnya.

Jokowi pun sempat membalas serangan Prabowo. Jokowi mengingatkan agar capres tetap berpolitik santun.

"Saya tidak mau mengomentari yang malah nanti menjadi panas. Sudahlah. Kita ini kan, biarkan masyarakat yang nanti memberikan penilaian. Ini kan demokrasi. Yang mau mendukung, silakan mendukung, yang tidak mau, silakan," kata Jokowi kepada wartawan di Masjid Sunda Kelapa, Jakarta Pusat, Minggu (16/3/2014).

Jokowi lantas berpesan agar setiap capres tidak saling menjelekkan. Namun mengedepankan etika sopan santun. "Saya kira tidak mendukung juga tidak apa-apa. Saya kira tidak perlu saling menjelekkan, saling menyerang, saling mencemooh, kita tunjukkan sopan santun kita," kata Jokowi dengan mimik serius.

Lalu benarkah pantun Prabowo ditujukan ke Jokowi? Sampai kapan sindiran Prabowo akan berlangsung?

http://news.detik.com/pemilu2014/read/2014/03/23/161712/2533999/1562/sajak-prabowo-di-gbk-untuk-jokowi
18.56 | 0 komentar | Read More

Jokowi Jadi Capres: Megawati Ungkap Proses Memilih Jokowi Jadi Capres PDI-P


 
Megawati menunjukkan surat mandat kepada Joko Widodo menjadi capres yang dia tulis tangan.



KOMPAS.com — Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarnoputri mengungkapkan proses dirinya menyeleksi calon presiden sehingga akhirnya Joko Widodo alias Jokowi-lah yang terpilih. Menurut Mega, proses pemilihan Jokowi itu bukanlah hal yang tiba-tiba, melainkan sudah diperhitungkan secara matang dalam jangka waktu yang panjang.

"Untuk jadi pemimpin, tidak bisa dilakukan dengan cara-cara curang. Jadi pemimpin itu susah, dia harus memiliki mata hati, dia harus memiliki kejujuran keadilan untuk membangun bangsa ini. Sebab itulah, saya melihat-melihat-melihat-melihat, si ini tidak, si itu tidak, sana coret, sini coret. Muncullah seorang yang kerempeng itu. Tapi biarpun kerempeng, dia tetap banteng," kata Megawati saat kampanye di Badung, Bali, Sabtu (22/3/2014) sore.

Setelah memilih Jokowi untuk menjadi calon presiden, Megawati pun menanyakannya langsung kepada yang bersangkutan. "Saya tanya, mau kamu jadi presiden kalau ditugasi oleh Ibu? Karena Ibu sebagai Ketua Umum Partai, dan memiliki tugas dari partai untuk menunjuk calon presiden yang mau diusung, saya beri mandat kamu, Insinyur Joko Widodo, untuk menjadi calon presiden PDI-P," ungkap Megawati.

Sebelum Jokowi sempat menjawab pertanyaan itu, Megawati pun memberikan pesan-pesannya. "Kalau kamu tidak menggunakan hati dan nuranimu (saat menjawabnya), yang pertama, rakyat akan marah. Yang kedua, Allah juga akan marah," ujar Putri sang proklamator, Bung Karno, itu.

Akhirnya, Jokowi pun menyanggupi permintaan Megawati. Jadi, kata Megawati, pemilihan Jokowi bukan hanya karena popularitasnya yang tinggi. "Kenapa sih si kerempeng Jokowi namanya sangat terkenal? Sampai puncak gunung Papua sana kenal? Itu karena dia memang rajin mengunjungi rakyatnya, sama media difoto, diliput, jadi dia populer. Tapi dia tidak pernah mencari nama. Saya tahu dia orangnya tidak begitu. Saya kenal dia, dari saat di Solo juga memang sudah begitu orangnya," kata Megawati.
18.54 | 0 komentar | Read More

( Berita Terbaru Aburizal Bakrie ) Aburizal Bakrie Klarifikasi Video Maladewa Ditemani Istri, Anak, dan Menantu

 
WARTA KOTA/ EDWIN FIRDAUS Aburizal Bakrie mengklarifikasi video perjalanan ke Maladewa bersama Marcella dan Olivia Zalianty di VIP room Bandara A Yani, Semarang, Minggu (23/3/2014).

KOMPAS.com — Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie menggelar konferensi pers secara khusus ditemani anak, istri, dan menantu untuk mengklarifikasi beredarnya video liburan ke Maladewa bersama dua artis kakak beradik, Marcella Zalianty dan Olivia Zalianty.

Konferensi pers digelar di VIP Room Borobudur, Bandara Internasional Ahmad Yani, Semarang, Minggu (23/3/2014) siang. Aburizal yang akrab dipanggil Ical dan menggunakan nama ARB dalam kampanyenya sebagai calon presiden (capres) Golkar ditemani istrinya, Tatty Bakrie, anak bungsunya, Anindra Ardiansyah Bakrie atau Ardi Bakrie, dan menantunya, Nia Ramadhani. Juga tampak Sekretaris Jenderal Partai Golkar Idrus Marham turut mendampingi.

Aburizal mengatakan, beredarnya video tersebut tak menimbulkan percekcokan di keluarganya. Namun, ia merasa perlu mengklarifikasi video tersebut agar tidak menimbulkan paradigma negatif di masyarakat.

Ia menilai video tersebut sengaja disebarkan sebagai bentuk kampanye hitam dari lawan politiknya. Menurut Ical, video sengaja disebarkan pada saat kampanye menjelang pemilu untuk menjatuhkannya.

"Lucu sekali. Saya prihatin," kata Ical.

Ia tak menjelaskan secara rinci apa yang dilakukannya bersama Wakil Ketua Komisi III DPR Azis Syamsuddin dan dua artis perempuan dalam video ke Maladewa tersebut. Sebelumnya, dalam kampanye di Bogor, Ical hanya mengatakan ia ingin menunjukkan keberhasilan Maladewa.

Dalam jumpa pers di Kantor DPP Partai Golkar, Sabtu kemarin, Sekretaris Jenderal Partai Golkar Idrus Marham pun menjelaskan bahwa video dibuat tahun 2010-2011. Kedua artis diajak ke Maladewa karena dianggap berprestasi. Marcella dan Olivia adalah panitia penyelenggara kegiatan organisasi kepemudaan di bawah Golkar di Bandung, sementara Azis Syamsuddin adalah Ketua KNPI.

Kehebohan atas video tersebut muncul setelah diunggah oleh akun DP News di situs YouTube, Kamis (20/3/2014). Dalam video berdurasi 3 menit 22 detik tersebut, Aburizal bersama Azis dan Marcella tampak duduk bersama dalam sebuah pesawat pribadi saat hendak mendarat. Adapun Olivia tampak saat sedang memberikan penjelasan tentang Maladewa dalam sebuah mobil yang tengah berjalan.
Di akhir video, Marcella yang berbusana tanpa lengan tampak berdiri di dekat jacuzzi atau kolam kecil dengan pemandangan pantai di sekitarnya.(Edwin Firdaus)
18.51 | 0 komentar | Read More

BACA JUGA

DAFTAR LENGKAP ARTIKEL BLOG BAGINDAERY

Ikuti situs Bagindaery

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...