GOOGLE TRANSLATE

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

ARTIKEL PILIHAN

Tentang TPR Telkomsel: Cara Telkomsel Menggembleng Duta Pemasaran

Written By Situs Baginda Ery (New) on Rabu, 12 Februari 2014 | 21.25

Perkenalkan saya Ery, dari TPR Telkomsel Banjarmasin, kali ini saya ingin share artikel mengenai Cara Telkomsel Menggembleng Duta Pemasaran 
Seperti ikut mendendangkan lagu otonomi daerah yang memangkas kekuasan pusat di banyak bidang, sejak 2001 PT Telekomunikasi Selular Indonesia (Telkomsel) menyerahkan wewenang pengelolaan sales promotion girl (SPG)-nya kepada kantor cabang pemasaran regional. Kantor pusat hanya mengatur perjanjian kontrak dan menetapkan syarat yang dibutuhkan, misalnya skill, pengetahuan produk, public relations, seragam dan target capaian kerja.  

Ery TPR Telkomsel Banjarmasin

Meski sama-sama berperan dalam urusan promosi, menurut Manajer Pemasaran Telkomsel Area Jabotabek dan Jawa Barat Sari Insaniwati, almamaternya tidaklah merekrut SPG untuk menjual produk sebanyak-banyaknya.  Telkomsel membangun Telkomsel Personal Representative (TPR) yang berperan sebagai duta perusahaan.  Maksudnya? ?TPR membawa misi sebagai petugas representatif gerai pemasaran Telkomsel. Mereka bukan sekadar orang yang disewa untuk menjaga stand,? tutur Sari. ?Kami memosisikan TPR sebagai rekan kepercayaan dan salah satu bagian dari Telkomsel,? tambah ibu dua anak itu.

Karena fungsinya yang strategis, Telkomsel berkepentingan agar TPR memiliki pengetahuan produk yang lengkap, termasuk teknologi komunikasi dan handphone.  Maklum, TPR juga diharapkan bisa memberi solusi pada pelanggan di setiap event dan pameran. ?Tiap bulan TPR mendapat pelatihan khusus, termasuk pelatihan product knowledge.  Mereka juga dibekali pelatihan dari pemegang merek ponsel,? papar Sari bersemangat.  ?Setiap tiga bulan ada pelatihan penyegaran.  Bahkan setahun sekali ada outbound training, yang sekaligus merupakan menu awal pelatihan buat TPR yang baru direkrut dan mereka yang kontraknya diperpanjang,? lanjutnya. Pelatihan digelar 6 hari, dengan tiga hari pembekalan di dalam ruangan mulai soal kepribadian, ilmu komunikasi, sampai tata rias.  Sisanya di luar ruang, keluar-masuk hutan, naik-turun bukit seperti laiknya pecinta alam — cuma tidak terlalu ekstrem. 

Tentu tak semuanya dikerjakan sendiri oleh kru Telkomsel.  Menurut catatan Sari, dalam urusan pelatihan tenaga TPR, Telkomsel bekerja sama dengan berbagai perusahaan konsultan, terakhir bekerja sama dengan Outbrand.  Guna membangun kebanggaan para dutanya itu, Telkomsel juga tak segan menggelar acara TPR Gathering dengan mengundang orang tua mereka.  Apa sih targetnya?  ?Kami ingin kegiatan mereka juga diketahui orang tuanya.  Ini sekaligus merupakan pendekatan manajemen kepada orang tua TPR,? jawab tamatan ITB 1994 itu meyakinkan.  ?Apalagi, meski sifatnya kontrak tahunan, TPR juga merupakan salah satu pintu masuk untuk bisa bekerja di Telkomsel,? lanjutnya. Menurut Sari, setiap tahun setidaknya 2?3 orang kru Telkomsel berasal dari TPR.  Karena sudah biasa bekerja dengan penuh disiplin, bertanggung jawab dan punya keahlian berkomunikasi, mereka bisa bekerja sebagai sekretaris, customer service, pemasaran ataupun manajemen.  ?Mantan TPR Telkomsel juga diminati perusahaan lain,? ujar Sari.

Andrina Esmeralda, Koordinator TPR Telkomsel Regional Pelayanan Pelanggan & Penjualan Jabotabek, mengakui Telkomsel memang telah menginvestasikan cukup banyak uang untuk membangun TPR.  ?Investasi kami buat TPR cukup mahal, Rp 6?10 juta/orang tiap tahun,? Nina ? demikian sapaan Andrina ? menguraikan. Adapun sumber mentah TPR-nya sendiri diambil dari kampus.  Setiap tahun anak perusahaan Telkom ini membuka lamaran baru buat mengganti separuh TPR-nya yang kontraknya habis atau tak diperpanjang.  Peminatnya bisa mencapai 200 orang lebih untuk wilayah Jakarta saja.  Padahal, yang diterima cuma 15?20 orang.  Sebagian besar para calon TPR itu berasal dari kampus Atma Jaya, Trisakti dan Mustopo Beragama.

Tak seperti dalam merekrut SPG yang menekankan fisik, menurut Nina, dalam merekrut TPR Telkomsel lebih mengutamakan kecerdasan. Untuk itu, setiap calon mesti melalui proses seleksi tertentu, mulai dari wawancara, uji kemampuan presentasi, baik tentang diri calon TPR maupun produk Telkomsel yang mereka harus pelajari.  Semua dilakukan dalam bahasa Inggris.  Umumnya mereka adalah mahasiswa tingkat pertengahan.  Artinya, bukan anak baru kuliah atau yang sudah tingkat akhir.  “Kami gali kreativitas mereka dan ingin tahu persis tingkat intelektual mereka,” papar Nina.  Proses rekrutmen ini bisa sampai tiga kali pertemuan.  Selanjutnya, yang lulus mendapat pelatihan khusus dari Telkomsel untuk menjadi TPR.

Fungsi TPR ini tidak berbeda dari customer service.  Bedanya cuma satu: mereka bekerja paruh waktu di acara pameran.  Belakangan tugas mereka diperluas dengan menjual Kartu Halo, meski bukan sebagai tugas utama.  ?Tiap bulan setidaknya mereka bisa menjual 5-10 Kartu Halo.  Itu harus dilakukan di luar waktu kerja TPR di pameran,? ujar Nina.  Ada fee tambahan?  ?Tiap Kartu Halo yang mereka bisa jual dan pelanggannya aktif, mereka memperoleh fee Rp 25 ribu,? lanjutnya. 

Kini, di Jakarta Telkomsel memiliki 45 orang TPR (15 team leader).  Sedikit berkurang dibanding tahun lalu yang mencapai 57 orang.  Menurut Nina, jumlah itu sengaja dikurangi untuk memudahkan pengawasan.  Tiap orang minimum bertugas untuk 10 kali event/bulan.  Cuma karena event di Jakarta padat, tak jarang TPR bisa 20 kali bertugas untuk jaga stand.  Mereka juga dikerahkan untuk wilayah Jabotabek dan Ja-Bar.  Untuk tugas ke luar kota, TPR mendapat fasilitas antar-jemput.  Mereka bekerja dalam tim kecil.  Yang ditugaskan sebagai team leader (biasanya TPR laki-laki) mendapat fee Rp 115 ribu per shift (6 jam).  Sementara itu, dua female presenter (FP) yang menjadi tanggung jawabnya menerima honor Rp 100 ribu/shift setiap orang.  Lalu, masih ada lagi uang overtime Rp 12.500 ribu/jam.  Bila event-nya di luar kota atau pamerannya berskala internasional, fee-nya bisa lebih mahal (Rp 140 ribu dan Rp 125 ribu tiap shift).  ?Juga ada tambahan uang makan,? kata Nina.  “Pokoknya mereka bisa dapat Rp 1-2 juta/bulan. Bahkan ada juga sampai Rp 3 juta,” lanjutnya.

Nina mengakui, dibanding SPG perusahaan lain, besaran fee TPR per shift di Telkomsel boleh dibilang rendah.  Namun, karena jadwal acara pameran Telkomsel penuh sepanjang tahun, mereka bisa mendapat penghasilan rutin yang lumayan tiap bulan.  Tiap bertugas di dalam kota bisanya mereka langsung datang ke lokasi, kecuali memang ditugaskan datang ke kantor dulu.  Fasilitas lain yang juga menjadi hak TPR adalah tunjangan transpor bulanan dan abonemen gratis bagi yang memakai Kartu Halo.

Menariknya lagi, kendati bekerja dalam tim di bawah pengawasan langsung team leader, setiap bertugas performa dan kedisplinan TPR dinilai langsung.  Lalu setiap 6 bulan ada evaluasi. Menurut Nina, mereka yang berprestasi mendapat reward dan yang tidak berdisiplin ada pengurangan poin.  Tiap satu poin dinilai Rp 5 ribu dan terus dikumpulkan.  Dari bonus penilaian ini tiap TPR bisa memperoleh Rp 1,5-2 juta.  Selanjutnya, poin-poin ini bisa memengaruhi penilaian perpanjangan kontrak.  Selain itu, sebulan sekali ada pertemuan pimpinan tim,  dan tiap tiga bulan ada konseling untuk membina hubungan baik team leader dengan dua FP yang jadi tanggung jawabnya. 

Penjelasan Nina dibenarkan Wahyu PW, team leader TPR Telkomsel yang mantan finalis Abang Jakarta wilayah Jak-Tim.  ?Sebagai team leader saya punya tanggung jawab terhadap dua orang FP.  Meskipun tidak harus selalu jaga pameran bersama, kedisiplinan dan performa ?adik-adik? harus terus dipantau.  Kalau ketahuan FP telat lebih dari satu jam, team leader kena pengurangan satu poin,? papar mahasiswa semester 6 Fakultas Hukum Atma Jaya yang bangga bisa menjadi bagian dari Telkomsel itu.

Seperti hendak menegaskan identitasnya, TPR dilarang menjalankan peran yang sama sebagai SPG buat produk rokok.  Juga, tidak dibenarkan terlibat dalam kegiatan atau event yang eksposurnya ke sexual performance, seperti kegiatan yang mengarah erotis.  Selama masih memakai seragam TPR, disebutkan Nina, mereka juga dilarang merokok.  Mengapa?  ?Karena ini bisa menjatuhkan image.  Kami ingin mereka menjadi anak baik-baik,” jawab Nina tegas.  ?Jadwal kuliah mereka juga dipantau.  Tiap tanggal 20 mereka harus memberi tahu waktu luang, sehingga tidak bentrok dengan jadwal kuliah,? sambungnya bersemangat. 

Hal lain yang patut dibanggakan dari TPR Telkomsel, menurut General Manager Outbrand Mohammad Kurniawan, mereka saling akrab.  Tiap bubaran pameran, mereka tidak lantas pulang sendiri-sendiri.  Mereka punya rasa keterikatan dengan Telkomsel.  Mereka bangga bilang mau pergi ke kantor bila diminta berkumpul dulu di Telkomsel.  Dan, ?TPR Telkomsel tidak sekadar cantik dan ganteng, tapi juga siap memberi solusi,? tutur Kurniawan.
http://swa.co.id/listed-articles/cara-telkomsel-menggembleng-duta-pemasaran

0 komentar:

Posting Komentar

1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.

Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.

( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )

Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.

Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar

Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com

BACA JUGA

DAFTAR LENGKAP ARTIKEL BLOG BAGINDAERY

Ikuti situs Bagindaery

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...