Ketika
bersalah dan tidak memiliki kerendahan hati untuk menerimanya. Malahan
balik menyalahkan, maka takkan menemukan kebenaran. Sebaliknya justru
malah bisa semakin terpuruk dalam kesalahan.
Siapa yang mau disalahkan?
Jangankan dalam keadaan sudah benar disalahkan. Pada saat sudah salah
dan disalahkan tak akan mudah menerimanya. Seringkali reaksinya malah
balik menyalahkan. Ini merupakan sifat umumnya manusia.
Ada keegoan yang menolak untuk
direndahkan, maka cara melawan adalah dengan melakukan serangan balik.
Disalahkan lawan dengan menyalahkan.
Dalam hal balik menyalahkan ini
bisa tertuju secara langsung yang menyalahkan. Bisa juga pada pihak
lain untuk dijadikan kambing hitam. Pokoknya asal jangan saya yang
disalahkan.
Kita merasa nyaman-nyaman saja dengan kondisi ini. Lama-kelamaan menjadi sifat dan membentuk karakter kita.
Sikap kita dengan spontan balik menyalahkan ketika disalahkan sudah ada tombol otomatisnya.
Sebelum lebih lanjut coba-coba bayangkan apa diri kita demikian keadaannya? Tidak ada yang angkat tangan atau mengangguk?
Itu salahnya saya yang masih
mencari-cari kesalahan orang lain dengan cara minta pengakuan.
Benar-benar terlalu. Mengapa bukan diri sendiri yang membayangkan?
Sudah diri sendiri yang salah malah
mau minta dukungan. Ketahuan belangnya. Ya harus diakui. Setelah
membayang-bayangkan, begitulah diri saya kalau disalahkan. Pasti dengan
reaksi dan otak bekerja dengan cepat untuk membela diri dengan mencari
korban untuk disalahkan.
Bahkan yang jelas-jelas benda mati pun dijadikan korban. Terlalu memang.
Contoh sederhana: Ketika telat
sampai kantor dan ditegur. Dengan enteng menjawab,”Jalannya macet,
boss!” atau “Wah, bannya kempas. Sialan banget kena paku!”
Begitulah. Kalau bossnya 11 12 ya
akan maklum. Tapi kalau bossnya disiplin, bisa-bisa disuruh pulang
selamanya tak usah kerja lagi kalau dua tiga kali masih begitu he he
he…
Sepertinya ada yang senyum-senyum baca contoh kejadian di atas dan pengen menyeletuk,”Pasti pengalaman yang nulis!”
Apa? Bu…. bu… eh ya iya ngaku. Kali
ini terima salah deh biar dianggap sudah sadar, supaya tidak terpuruk
dalam kesalahan. Yihuii..sambil menepuk dada.
by: http://filsafat.kompasiana.com/2013/05/31/ketika-disalahkan-balik-menyalahkan-maka-semakin-terpuruk-dalam-kesalahan-561043.html
0 komentar:
Posting Komentar
1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.
Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.
( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )
Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.
Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar
Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com