GOOGLE TRANSLATE

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

ARTIKEL PILIHAN

CERPEN REMAJA= MATAHARI YANG MENYILAUKAN

Written By Situs Baginda Ery (New) on Senin, 05 Agustus 2013 | 18.18

MATAHARI YANG MENYILAUKAN
Karya Laras Setyawidi
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg-Xic0M0Xt94kpzARtK5l16RqwUmcZ4PhW1EYtMsPpHyRvHlPALRlUDgxgAsPSoobFfDJ7JSbLtyJGqyQpXCDVNlLPzAXeXwhbcCyYkr6v-yBupRo1FnASFh997rWSdE_jIPNvJfo-mpc/s400/matahari-terbit1-1024x668.jpg 
Aku membantu Ika menyapu kelas, begitu juga teman-teman yang lain. Ada yang membersihkan jendela, memeriksa laci meja, ataupun membersihkan langit-langit kelas. “Rin, ini tolong dibuang ke tempat sampah ya” ujar Ika sambil menyodorkan kotoran-kotoran yang telah kami kumpulkan. Aku menghampirinya untuk membuang itu semua ke tempat sampah yang berada di luar kelas. Aku berjalan kedepan kelas, ternyata aku bisa melihat seseorang yang aku suka dari sini, orang yang aku suka sejak pertama kali aku masuk sekolah ini. Namanya Dani. Kelihatannya ia sedang sibuk membaca buku. Aku sungguh mengaguminya dari awal aku mengenalnya. Ia selain pintar, taat beragama, ia juga hebat dalam bermain sepak bola. Hampir sempurna bukan? Mungkin karena itu juga aku harus menahan perasaanku ini. “Rin...” Ika memanggil dari jauh. “Ya...” aku kembali ke kelas untuk membantunya membersihkan kelas sampai benar-benar bersih.
Dua minggu lagi ujian kelulusan dilangsungkan. Aku sudah memutuskan akan melanjutkan ke sekolah umum. Sedangkan Ika, ia akan melanjutkan ke sekolah farmasi karena ia nantinya akan melanjutkan usaha farmasi milik keluarganya. Satu per satu teman-teman memutuskan akan melanjutkan ke sekolah mana. Aku juga ingin tahu kemana Dani akan melanjutkan sekolahnya. Siang hari itu amat panas, aku melihat daun tanaman bunga di depan kelasku mulai berubah warna menjadi coklat. Aku mendekati bunga itu kemudian mencabuti daun-daun coklat itu agar daun baru bisa segera tumbuh dan tanaman itu bisa menghasilkan bunga-bunga yang cantik kembali. Namun, saat sedang mencabuti dedaunan kering itu, aku mendengar percakapan Dani dengan temanya.
“Gimana Dan? Jadi ngelanjutin ke sekolah kejuruan?”
“Jadi kok”
“Ambil jurusan apa?”
“Teknik elektro mungkin”
Sudah, begitu saja. Percakapan itu mereka lakukan sambil berlalu. Dan aku sangat beruntung bisa mendengarnya. ‘Jadi Dani akan melanjutkan ke sekolah kejuruan, dan akan mengambil jurusan Teknik Elektro. Begitu ya. Yasudah, mau bagaimana lagi. Mungkin Tuhan punya takdir lain’ ucapku dalam hati. Aku memang menyukai Dani, tapi entahlah apa Dani masih mengingatku atau tidak. Dari sini aku bisa melihat pohon yang besar, aku tidak tahu itu pohon apa yang jelas pohon itu sama sekali tidak memiliki daun. Iya, karena ini sudah memasuki musim kemarau. Tapi aku yakin, begitu aku meninggalkan sekolah ini, pohon itu akan kembali mendapatkan daunnya. Saat pulang sekolah aku teringat bahwa dua hari lagi ada pertandingan sepak bola antar kelas. ‘Setidaknya sebelum kita berpisah aku bisa melihatmu bermain sepak bola untuk yang terakhir kalinya’ pikirku.

Ika menepuk pundakku dari belakang “Rin, udah siap untuk ujian kelulusan?” tanyanya sambil tersenyum “Ya, begini lah Ka. Tapi berusaha maksimal” jawabku. “Ah Rin, kalo ditanya selalu jawabnya ngasal begitu. Padahal setiap ujian kenaikan kelas selalu peringkat 2 tingkat sekolah”, “Ya kan masih peringkat 2 Ika” jawabnya ku menyeringai. “Iya ya kenapa dari dulu kamu ga bisa ngalahin Dani ya?” tanya Ika, mukanya agak sedikit penasaran. “Mungkin karna dia jauh lebih tekun dari pada aku”, “Seandainya kalian jadi pasangan, mungkin orang-orang bakalan ngasih julukan ke kalian ‘pasangan jenius’ kali ya” goda Ika. “Apaan sih Ika. Kita kan masih SMP, ga pantes ngurusin urusan kaya gitu” jawabku seenaknya. Aku berharap semoga aku bisa naik ke podium pidato saat acara kelulusan bersama Dani sebagai murid peraih nilai tertinggi.

Hari yang kutunggu pun tiba. Ya benar sekali, pertandingan olahraga antar kelas dan juga pentas seni. Hari ini tidak ada kegiatan belajar mengajar. Pagi itu sudah kusiapkan kamera digital untuk mengabadikan setiap gerakan dari si jago sepak bola kelas sebelah. “Hari ini ada pertandingan sepak bola ya Rin?” tanya Ibuku yang melihatku memasukkan kamera digital ke dalam tas. “Ah kok ibu tau?” tanyaku keheranan. “Waktu ayah pinjam kamera itu, ayah ga sengaja lihat foto-fotonya. Kok isinya anak cowo itu terus, dan selalu lagi main sepak bola. Akhirnya ayah sama ibu tau deh cowo yang lagi disuka sama Rin” Ibu menjelaskannya sambil tersenyum. Aku hanya tertunduk malu. Tiba-tiba ada suara Ayah yang entah datang dari mana namun tiba-tiba sudah ada disamping Ibu. “Gapapa Rin, suka itu wajar. Tapi jangan berlebihan, cukup disimpan sendiri aja” Ayah menambahkan. “Rin, berangkat dulu ya Bu, Yah” kataku sambil mencium tangan mereka. “Assalamualaikum”, “Waalaikumsalam, hati-hati Rin”.

Penyisihan antar kelaspun dimulai. Aku sudah siap di tempat yang tidak bisa dilihat siapapun, dipojok lantai 2 disebelah pohon cemara, untuk mengambil gambar Dani. Saat melihatnya bermain, aku bisa merasakan sebuah paradoks dalam diriku. Aku merasa senang sekaligus sedih. Ini tahun terakhir dan sampai saat ini pun tidak ada yang tahu perasaanku padanya, termasuk Ika. Aku tetap menyaksikan pertandingannya, iapun berhasil mencetak sebuah gol. Senyumnya manis sekali. Tapi saat waktu istirahat, aku melihat seorang anak perempuan kelas 1 memberikan air minum kepadanya, ia tersenyum sangat senang sekali. Kemudian mereka bergandengan tangan, dan sepertinya gadis itu menyemangati Dani. Dan saat itu juga tanpa sadar, aku terduduk lemas. ‘Aku juga ingin menyemangati dirimu, sejak dulu. Sejak pertama kali aku kenal kamu. Tapi aku tidak pernah mendapat kesempatan seperti dia’ ucapku dalam hati. Saat itu rasanya aku seperti dibodohi oleh diriku sendiri. Tanpa sadar, disitu ada Ika yang memperhatikan. “Rin...” ia memegang bahuku. “Ya Ka?” jawabku tapi aku tetap tertunduk. “Aku udah duga pasti kamu suka sama Dani, dan aku juga udah duga bakal kejadian kaya gini” ucap Ika sambil menggenggam tanganku. Aku diam selama beberapa menit, Ika pun juga diam. Jadi Ika sudah tahu. Pohon cemara ini menjadi saksi bahwa ada perasaan yang tak terungkap untuk orang yang tidak tergapai. Beberapa hari kemudian jelaslah, bahwa Dani sudah berpacaran dengan gadis itu sejak semester lalu. Ya begitulah, rasanya seperti dibodohi oleh diri sendiri, dan juga seperti menyukai bayangan.

Akhirnya ujian kelulusan pun tiba. Selama tiga hari aku akan diuji empat mata pelajaran. Dan selama tiga hari itu pula aku mengeluarkan kemampuan terbaikku, dan aku akan berusaha meraih nilai tertinggi di sekolah. Semua jadi terasa lebih mendebarkan ketika ujian selesai dan kami menunggu pengumuman selama dua minggu. Dan ketika hari itu tiba, aku sangat terkejut karena ternyata hasil ujian dikirimkan lewat Pos kerumah masing-masing. Pagi itu, aku dan keluargaku sedang sarapan. Tiba-tiba ada suara seperti orang memanggil didepan rumah. “Surat!” kemudian suara itu menghilang. Adikku berlari keluar rumah “Suraaat, aku yang ambil!” teriaknya. Beberapa menit kemudian ia kembali membawa sebuah amplop berwarna putih dengan cap sekolah ku diatasnya. “Buka Rin” perintah ayah yang masih menghabiskan sarapannya. Dengan perasaan berdebar aku membuka amplop itu. Aku membuka isi suratnya, kemudian membaca. “Kepada Rin Putri, Selamat Anda dinyatakan LULUS dengan nilai rata-rata 9,71 dengan rincian nilai sebagai berikut, Bahasa Indonesia 9,8. Matematika 10. Bahasa Inggris 10. IPA 9,04. Jumlah Nilai Total 38,84” kemudian ada hening yang panjang. Aku menutup surat itu kembali. Barulah ayah angkat bicara “Selamat Rin, itu semua berkat usaha keras kamu” Ayah tersenyum. Disusul ibuku yang memberikan selamat juga padaku dengan pelukan dan kecupan hangat di pipi. Kemudian ponselku bergetar, Ika menelpon, “Rin-chaaaaan. Selamat ya kamu dapet nilai tertinggi disekolah lho” aku terdiam, tidak percaya. “Yang bener Ka?” tanyaku keheranan. “Serius Rin. Kamu peringkat 1. Nilai kamu 9,71 kan? Nah si Dani peringkat 2, nilainya 9,57. Selamat yaa akhirnya kamu bisa ngalahin dia di menit terakhir. Yeee. Makan-makan dong Rin” Ika tertawa diujung telepon sana. Aku bisa mengalahkan Dani, akhirnya. “Nilai kamu berapa Ika?”, “Ya ga beda jauh sih dari kamu, 9,28” Sangat senang mengetahui bahwa sahabatku mendapat nilai yang bagus juga. Akhirnya, Tuhan mengabulkan doa ku di menit terakhir. Aku sangat lega, seperti menghempaskan seluruh beban diudara. Namun masih ada satu yang tertinggal, perasaanku pada Dani yang tidak bisa serta merta hilang begitu saja.

Pada hari itu, kami sudah berkumpul di aula sekolah untuk mengikuti upacara kelulusan. Momen yang aku tunggupun tiba, berdiri bersama Dani sebagai murid peraih nilai tertinggi. Dari jauh aku bisa lihat, Ayah, Ibu, dan juga Ika mengambil gambar aku dan Dani bersebelahan. Ika membentuk tanda ‘Ok’ dengan tangan kanannya kemudian mengedipkan sebelah matanya. Aku hanya bisa tersenyum senang.

Aku turun dari panggung, dimana aku disambut teman-teman sekelasku dan Dani disambut teman-temannya juga, dan pacarnya. Aku hanya bisa menatapnya sedih. Saat acara selesai aku bertukar foto dengan teman-teman perempuan yang lainnya. Aku mengeluarkan album fotoku dan mulai mendapatkan foto-foto teman perempuan satu per satu. Kemudian Ika menghampiriku, memelukku. “Rin-chan, terimakasih ya. Berkat kamu, aku bisa lulus dengan nilai tinggi. Bahkan bisa masuk peringkat 10 besar” ucapnya lirih. “Itu kan berkat usaha kamu sendiri Ika, jangan merendah ah” ujarku sambil tertawa kecil. Ika melepaskan pelukannya. “Dadah Rin-chan, jangan lupa kabari aku lewat SMS ya kalo udah diterima disekolah yang baru” ujar Ika sambil melambaikan tangan kemudian pergi bersama orangtuanya. Sekarang disini tinggal aku sendirian yang menuggu ayah dan ibu yang sedang bicara dengan kepala sekolah.

Tiba-tiba aku lihat sepasang kaki yang tidak asing lagi bagiku. Kaki Dani, mendekat, lebih tepatnya ia menghampiriku. “Rin, ini punyamu, tadi jatuh” ucapnya sambil menyodorkan 2 buah foto. Foto dirinya, yang kuambil diam-diam saat dia bermain sepak bola, saat itu kami masih kelas 1. Pasti terjatuh tadi waktu bertukar foto. Dan bodohnya dibelakang foto itu ada tanda milikku ‘matahari ini terlalu silau, Rin’. Yang benar saja, pasti Dani membacanya. Aku tertunduk malu. “Jadi selama ini ada paparazzi ya disekolah” ucapnya sambil duduk disampingku. “Selama 3 tahun aku ga sadar perempuan yang aku suka itu adalah paparazzi yang diam-diam mengambil fotoku” Apa maksudnya? Bukannya dia sudah punya pacar? “Rin, asal kamu tau ya. Sebelum aku pacaran sama anak kelas 1 itu, aku suka kamu. Sejak pertama kali kenal. Tapi sama seperti kamu, aku merasa kamu adalah matahari yang terlalu terang dan susah didapatkan. Makanya aku mundur dan mulai menyukai gadis yang sekarang jadi pacarku” ucapnya. “Terimakasih” hanya itu yang keluar dari mulutku. “Rin, aku yakin suatu saat nanti kita pasti akan bertemu lagi” ujar Dani. Kemudian ia pergi kedalam mobilnya, terlihat ada kendaraan besar melaju dengan kecepatan tinggi dari arah yang berlawanan, beberapa menit kemudian terdengar dentuman dari benturan yang sangat keras. Saat itu ia tak pernah terlihat lagi.

TAMAT
PROFIL PENULIS
Seorang gadis yang pemalu tetapi sangat menyenangkan jika kau bisa menemukan sifat aslinya

Jika kamu bisa membuat karya sastra seperti [puisi, cerpen dan cerita], blog ini siap menampung kreatifitas kamu untuk di muat agar dapat di baca oleh orang banyak orang di internet tiap harinya.

Bagi yg berminat, baca dulu syarat dan ketentuannya :

Tulisan yang dikirim adalah karya asli yang belum pernah di publikasikan di tempat lain (website/blog) kecuali pada media cetak.

Harap untuk menyertakan nama pengarang bersama dengan tulisan.

Karya cerpen atau puisi yang di kirim harus ditulis dalam bahasa yang baik dan benar. Tidak boleh menggunakan bahasa chatting atau SMS dan bahasa 4l4y lainnya.

Kategori karya tidak di batasi seperti cerpen cinta, cerpen persahabatan, puisi romantis, puisi perjuangan, cerita motivasi, cerita humor, dll.

Karya yang akan di publikasikan tanpa melalui proses editing terlebih dahulu oleh saya selaku admin.


Ayo segera kirim karyamu ke bagindaery@gmail.com dengan format :

kepada : bagindaery@gmail.com

subjek : cerpen / puisi / cerita - nama kamu

isi : masukkan karyamu di sini ....

Ok, di tunggu yach !!!
 

0 komentar:

Posting Komentar

1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.

Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.

( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )

Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.

Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar

Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com

BACA JUGA

DAFTAR LENGKAP ARTIKEL BLOG BAGINDAERY

Ikuti situs Bagindaery

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...