Hidup itu bagaikan sebuah perjalan panjang yang disepanjang jalannya terdapat persimpangan yang harus kita pilih. Terkadang kita sulit menentukan pilihan, bahkan kita tak yakin akan jalan yang telah kita pilih. Itu karena kita tidak tahu apa yang berada di ujung jalan itu
Tujuan hidup adalah acuan yang ingin kita capai, dan oleh karena itulah tujuan hidup juga menjadi landasan dalam mengambil semua keputusan. Tujuan hidup akan memudahkan kita untuk memilih. Ini berarti kita akan lebih mudah untuk hidup. Jika mudah untuk memilih, maka akan mudah juga untuk hidup (karena hidup adalah pilihan). Siapa sih yang tidak ingin hidupnya lebih mudah? Dan atas semua alasan inilah menurut saya tujuan hidup itu penting!
Saya sudah berjalan selama 17 tahun tanpa tujuan yang jelas. Dan saya baru tersadar akan landasan untuk memilih (tujuan hidup) itu penting ketika sedang berkonsultasi dengan Kakek saya mengenai jurusan kuliah.
‘kek saya mau masuk FTI menurut kakek bgaimana?’
‘tujuan hidup kmu apa?!’
‘belum ada’
‘ya klo gitu ga usah kuliah kamu! maen aja dulu pas udah dapet baru masuk kuliah’
Dialog itu sangat menampar. Saya mendapat pesan tersirat disitu, apapun jurusan yang diambil ga akan jadi masalah karena saya sendiri belum tahu tujuan akhir yang ingin dicapai apa.
Setelah pencarian 2-3 bulan tentang pencarian tujuan hidup, saya mendapat petunjuk. Tujuan hidup tidak ditentukan oleh manusia melainkan ditentukan oleh Tuhan. Mengapa seperti itu, begini logika berpikirnya, manusia tidak meminta untuk dihidupkan dibumi, melainkan manusia hidup dibumi atas kekuasaan-Nya. Tuhan menciptakan manusia dibumi, pasti dengan alasan tertentu.
Untuk mencari alasan tertentu tersebut saya membaca kisah penciptaan Nabi Adam dalam Al-Quran, Surat Al-Baqarah [2]:30-38 dan Al-A’raaf [7]:11-25.
Dan tatkala Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak jadikan ‘khalifah’ muka bumi,” Mereka bertanya, “Apakah Kau tempatkan di sana orang yang merusak dan menumpahkan darah, sedangkan kamu bertasbih memuji Mu, dan menguduskan nama-Mu? (Tuhan menjawab dan) berfirman, “Sungguh, aku tahu apa yang tiada kamu tahu.” (Al-Baqarah [2]:30)
Disitu saya yakin bahwa alasan Tuhan (alasan tertentu) menciptakan manusia ialah untuk menjadikan manusia ‘khalifah’ muka bumi. Dan pastilah tujuan hidup setiap manusia bersumber dari tuhan, yaitu menjadi ‘khalifah’ muka bumi.
Namun pada kenyataannya tidak semua manusia menyadari apa tujuan Tuhan menghidupkan mereka. Mereka tidak tahu untuk apa mereka hidup dibumi. Karena Adam pun tergelincir ke bumi oleh tipuan dan rayuan syaitan.
Lalu syaitan menggelincirkan mereka dari (sorga), dan mengeluarkan mereka dari keadaanya (yang bahagia). Dan Kami berfirman, “Turunlah kamu sekalian, Yang sebagian jadi musuh yang lain. Bagi kamu ada tempat tinggal di bumi, dan kesenangan sampai waktu yang ditentukan”. (Al-Baqarah [2]:36)
Syaitan mengelincirkan Adam kebumi dengan cara menipu dan merayu Adam untuk mencicipi buah pohon itu.
Demikianlah ia (syaitan) menjatuhkan keduanya dengan tipuan. Maka ketika mereka mencicipi buah pohon itu, nampaklah kepada mereka auratnya, dan merekapun mulai menjalin daun-daun dari sorga (menutupi) auratnya. Dan tuhanya berseru kepada mereka, Bukanlah telah kularang kamu (mengganggu pohon itu), Dan kukatan kepadamu “sungguh, syaitan adalah musuh yang nyata bagimu” (Al-A’raaf [7]:22)
Namun setelah Adam tergilincir oleh setan, Adam pun bertaubat
Lalu Adam menerima beberapa kata dari Tuhannya. Maka (Tuhan pun) menerima taubatnya. Sungguh, Ialah Yang Maha Penerima Taubat, Yang Maha Penyayang (Al-Baqarah [2]:37)
Dari Ayat-ayat yang telah disebutkan diatas, saya berkesimpulan bahwa kita manusia anak cucunya Adam mempunyai cerita yang serupa tapi tak sama dengan Adam. Diciptakan dan dihidupkan dengan tujuan menjadi khalifah dibumi, namun syaitan selalu menggelincirkan tujuan hidup kita menjadi untuk mencicipi buah pohon itu.
(Menurut saya pribadi mencicipi buah pohon itu ialah lambang segala kenikmatan duniawi yang sesaat contohnya harta, tahta, jabatan, kebanggaan)
Namun inilah yang akan berbeda disetiap diri manusia. Adam bertaubat setelah menerima beberapa kata dari Tuhannya. Nah kita sebagai manusia yang telah menerima beberapa kata dari Tuhan (Firman Allah yang umumnya dibukukan diAlquran dan khususnya Firman Allah yang terdapat diatas) bisa memilih untuk bertaubat atau tidak bertaubat. Itu pilihan setiap orang namun setiap pilihan pasti ada konsekuensinya.
Akhir kata saya mengajak kita semua untuk merenungi semua ini dengan sebuah pertanyaan: Anda memilih untuk bertaubat dan menjadi khalifah dibumi atau memilih tidak bertaubat dan tetap mengejar mencicipi buah pohon itu?
Footnote:
0 komentar:
Posting Komentar
1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.
Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.
( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )
Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.
Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar
Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com