ARTIKEL PILIHAN

GOOGLE TRANSLATE

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

ARTIKEL PILIHAN

Tentang Diskriminasi Kebebasan Beragama dan Penegakan Hukum (ARTIKEL 2013)

Written By Situs Baginda Ery (New) on Selasa, 09 April 2013 | 15.29

http://bincangmedia.files.wordpress.com/2010/10/diskriminasi-tv.jpgDalam hal kerukunan beragama,lebih baik mana antara Prancis dan Indonesia.Di Prancis mungkin semua orang yang memiliki insting percaya terhadap yang maha kuasa atau tidak dalam melakukan ekspresi keagamaannya mungkin lebih aman daripada di Indonesia.Namun demikian,di prancis sering sekali terjadi terhadap apa yang dianggap sebagai penghinaan terhadap umat muslim sehingga terjadi protes yang bukan hanya bersifat domestic tapi juga global. Demikian pemerintah Prancis memberikan ruang terhadap kehidupan beragama di sana. Siapapun boleh melakukan hal yang sama terhadap figure-figur suci umat beragama lainnya sebagaimana apa yang dilakukan terhadap umat muslim.
Lain lagi di Indonesia.Selama ini pemerintah tidak bisa memberikan hak yang sama terhadap semua anak bangsa.Selama ini pemerintah tidak bisa memberikan rasa aman terhadap seluruh anak bangsa bilamana mereka tidak bisa mengikuti buku petunjuk dan pelaksanaan cara hidup beragama sesuai dengan acuan yang sudah ditetapkan. Inilah yang terjadi bilamana ada umat Kristen yang tidak bisa melakukan kehidupan beragamanya sesuai buku petunjuk untuk kaum Kristiani versi pemerintah atau umat Islam yang tidak bisa melakukan kehidupan beragamanya sesuai buku petunjuk untuk kaum muslim.Seperti apa yang dialami oleh jemaat HKBP dan Jemaah Ahmadiyah di Bekasi baru-baru ini.
Pemda Bekasi dengan gagah berani terpaksa harus membongkar sebuah gereja dan menyegel masjid Ahmadiyah dengan alasan karena keduanya bertindak tidak sesuai SKB menteri dan petunjuk hidup beragama yang sesuai pemerintah.Sungguh tindakan yang amat disayangkan.Kenapa di Jawa Barat selalu saja terjadi masalah seperti ini seakan tidak pernah berakhir. Selama pemerintahan Ahmad Heryawan intoleransi seakan mendapat dukungan dari pemprov, ditambah sekarang beliau terpilih kembali entah berapa kali lagi tindakan tersebut akan berakhir.
Apa yang dilakukan oleh ratusan pendeta dan penganut Kristen ketika berdemo di gedung MPR pada hari Senin,8 April 2013 kemarin hanya sekedar harapan supaya suara mereka kaum minoritas bisa didengarkan oleh pemerintah. Namun demikian mereka jangan terlalu banyak berharap lebih banyak lagi karena perjuangan untuk Indonesia yang berkeadilan,Indonesia yang bisa menghargai hak asasi manusia,Indonesia menjadi rumah bagi semua,Indonesia yang babas korupsi masih sangat panjang.
Kalau saja pemerintah mau menjadari bahwa sebagai bangsa kitapun harus bertanggung jawab kenapa masih sering terjadi upaya kekerasan dan tindakan diluar hukum yang pernah terjadi di Lampung,Sampit,Poso,Madura,dan banyak lagi, ini sedikit banyak karena hukum kita cenderung diskrimanif dan sedikit berbau provokasi, padahal saat ini kita sudah kehilangan banyak momentum untuk berbenah diri bisa duduk sejajar dengan bangsa lainnya untuk meninggalkan jaman kebodohan dan keterbelakangan.
Kenapa hukum cenderung diskriminatif, karena hukum hanyalah sekedar produk politik satu rejim. Kenapa hukum cenderung melayani kepada penguasa, karena hukum adalah produk politik dari partai penguasa. Apakah hukum tidak bisa dibuat berdasarkan kajian yang mendalam dan kejujuran yang berujung kepada Indonesia menjadi Negara besar,negar adil,Negara terkemuka dan Negara modern.
Salah satu yang terburuk dalam hal kebebasan beragama adalah Jawa Barat.Salah satu modusnya adalah penegakan hukum yang tinggi terhadap SKB menteri.Ada apa ini,apakah karena penguasanya berasal dari partai tertentu.

sumber: http://hukum.kompasiana.com/2013/04/09/diskriminasi-kebebasan-beragama-dan-penegakan-hukum-dalam-hal-kerukunan-beragamalebih-baik-mana-antara-prancis-dan-indonesiadi-prancis-mungkin-semua-orang-yang-memiliki-insting-percaya-terhadap-yang-m-549449.html

15.29 | 0 komentar | Read More

Ada Apa Dengan Aparat,Apakah Aparat Benar Terlibat?

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg_BdXz5SwH8AEiByde8TXZMl5WPMXSnnvSeklO64riKoh6P_XVQ4mth2VJBGR5ZPuObm7nBGW4yXSFspaEG3E8Ii76lyGkEfuEh4WAyGuqxQqQZD6CpIW4eB_WWTDJWUJps729jYm8XUDy/s1600/siluet-orang-tanda-tanya1.jpg

Duh, Ternyata Aparat Benar Terlibat?

DIALOG itu tidak sepenuhnya saya dapat mengikuti. Saya tidak tahu pukul berapa dimulai dan pukul berapa pula selesai. Tapi wawancara yang kebetulan saya ikuti antara pukul 18.36 hingga 18.50 (Kamis, 31/01) dengan satu kali jeda reklame itu membuat saya terkejut dan gondok lagi. Sinyalemen aparat terlibat seperti selama ini saya (mungkin pembaca juga) dengar, petang menjelang malam semalam itu seperti dipertegas oleh tokoh samaran itu.
Yang menyaksikan berita sore semalam di salah satu televisi swasta dengan topik khusus wawancara bertitel eksklusif dengan seorang bandar narkoba pasti akan ikut gundah. Walaupun tokoh itu disamarkan nama dan tidak diperlihatkan wajahnya (karena diatur membelakangi pemirsa) tapi suaranya jelas. Tutur bahasanya tegas dan nyata apa yang dia sebutkan. Setiap pertanyaan yang diajukan reporter televisi dia jawab dengan jelas dan terang.
Banyak juga penjelasan dari beberapa pertanyaan yang dilontarkan pewawancara perihal peredaran narkoba di Tanah Air. Satu pertanyaan ikutan dari banyak pertanyaan sebelumnya, dengan cerdik pewawancara bertanya, “Apakah, kalau begitu aparat berarti tahu dan boleh jadi terlibat?” Dengan mantap lelaki yang di layar televisi ditulis sebagai bandar narkoba menjawab, “Ya, tahu. Pasti tahu. Bos, mengatakan aparat ikut mengamankan. Berarti, ya terlibat.”
Inilah pernyataan yang menyentak perasaan pemirsa, menurut saya. Penegasan itu melengkapi penjelasan bandar narkoba yang disamarkan itu tentang bagaimana narkoba beredar di Indonesia, dari mana narkoba didatangkan dan bagaimana prosesnya. Dari wawancara itu dapat dipahami betapa ternyata aparat negara kita ikut bermain dalam pusaran peredaran narkoba yang katanya sudah sangat akut dan dapat disamakan dengan kejahatan teroris dan korupsi. Tapi bagaimana memberantas kejahatan mahaberat ini jika aparat negara yang mesti memberantasnya malah ikut terlibat bermain?
Dua negara yang disebut si bandar adalah China dan Nigeria. Dari luar negeri barang-barang haram itu masuk ke Indonesia dengan berbagai modus. Salah satu yang dijelaskannya adalah lewat laut. Nah, ternyata perjalanan dari laut ini saja sudah diketahui oleh aparat. Ternyata si Bos bandar ini sudah koordinasi dulu dengan aparat untuk mengamankan perjalanan barang itu hingga sampai ke darat. Di darat pun, barang-barang ini tetap diamankan. Istilah yang dipakai si bandar adalah jalan-jalan yang akan dilewati itu harus ’steril’. Duh, mengingatkan kita kepada istilah yang dipakai dalam pengamanan perjalanan pejabat negara atau presiden negara asing. Benarkah?
Bandar samaran itu juga mengatakan kota-kota utama yang di jadikan star peredarannya. Dia menyebut, selain kota Jakarta ternyata juga diedarkan lewat kota-kota seperti Jogja, Bandung, Surabaya. Dari kota-kota ini barang ‘celaka’ ini didistribusikan ke banyak tempat lainnya. Kerja mereka benar-benar rapi dan tidak mudah terendus aparat. Rakyat ternyata tertipu, kalau perang melawan narkoba itu tidak sepenuhnya kompak diberantas oleh aparat kita.
Jika pun ada beberapa kasus peredaran yang tertangkap, itu hanyalah kesilapan ‘aparat pengaman’ itu saja. Dan jika pun apes, aparat yang konon terlibat itu tidak pernah dapat ditangkap. Yang ditangkap, lazimnya hanyalah pemain (bandar) kecil dan para pengguna saja. Kasus Raffi Ahmad cs dan beberapa kasus sebelumnya, itu hanyalah kasus sangat kecil yang beritanya sengaja dibesar-besarkan.  Penangkapan pengedar dan atau pengguna narkoba selama ini hanya besar dalam berita tapi tidak menyintuh bandar besar yang sesungguhnya.
Lalu sampai kapan pemberantasan narkoba di negeri kita dengan model-model begini. Belum jugakah benar-benar tersadar para penguasa bangsa ini terhadap bahaya narkoba yang digembak-gemborkan sangat kejam ini? Di media dikatakan kalau narkoba itu sangat berbahaya. Di sekolah, di masjid dan di gereja atau di masyarakat selalu diingatkan agar menjauhi narkoba. Tapi nyatanya peredaran narkoba terus saja ada. Tidakkah ini memang benar apa yang dituturkan sang bandar samaran di televisi itu bahwa aparat memang terlibat dalam carut-marut peredaran ini? Beginikah hukum berjalan di negeri kita? Entahlah!***
sumber: http://hukum.kompasiana.com/2013/02/01/duh-ternyata-benar-aparat-terlibat-524654.html
15.12 | 0 komentar | Read More

Kompasiana Adalah Sarana Terbaik Tempat Menulis Seorang Mahasiswa

http://stat.ks.kidsklik.com/statics/files/2012/03/1332981765952393769.jpg

Saya Sarankan Mahasiswa Menulis di Kompasiana

Judul di atas pada dasarnya adalah saran untuk para mahasiswa saya. Mengapa menyarankan seperti itu? Kurang lebih alur pikiran saya berangkat dari dua keprihatinan yang saya rasakan.
Pertama, ketika mengkoreksi tugas mata kuliah, seringkali saya menjumpai penulisan yang tidak tepat segi kaidah bahasa. Contoh sederhana misalnya tentang penggunaan  awalan (misalnya awalan di-). Misalnya dipukul, seringkali mereka menulisnya di pukul atau di kampus, mereka menulisnya dikampus.  Belum lagi seringkali saya jumpai kalimat KTB (kalimat tidak bunyi) yaitu kalimat yang gak jelas maksudnya. Atau seringkali ada hubungan antar paragraf yang gak nyambung. Bayangkan saja mereka harus merevisi lalu mencetak kembali tugas mata kuliah atau harus mengirimkan kembali kalau pengumpulannya melalui email. Menjadi tidak efisien hanya gara-gara tidak familiar cara menulis dengan benar.
Keprihatinan yang Kedua adalah rajinnya mahasiswa menulis status di FB,  yang lebih banyak bersifat narsis ketimbang pengetahuan. Cukup memprihatinkan karena kepekaan mahasiswa lebih pada hal-hal yang bersifat narsis. Kalau ada fenomena di masyarakat, saya ingin tahu apa yang ada di pikiran mahasiswa, kalau hanya menulis narsis di FB saya kira hal itu tidak cukup.
Berangkat dari dua keprihatinan saya tersebut maka hipotesa saya adalah mahasiswa lemah dalam ketrampilan menulis dan kurang peka dalam memperhatikan fenomena di masyarakat.
Awalnya saya ragu untuk menyarankan mahasiswa menulis di Kompasiana. Mengapa demikian? kampus kami bukan mempelajari jurnalistik atau ilmu komunikasi. Kampus kami mempelajari akuntansi. Kalau kuliah di jurusan ilmu komunikasi atau ilmu jurnalistik maka wajar (atau bahkan harus) menyarankan mahasiswanya menulis di Kompasiana.
Namun keraguan saya cukup terkikiskan ketika menjumpai banyaknya kompasianer yang rajin menulis tapi mereka justru bukan berlatar belakang komunikasi atau jurnalistik. Fakta ini berbanding lurus dengan asumsi saya bahwa mahasiswa memiliki bakat yang beraneka ragam (multi talenta). Di sisi lain, asumsi saya juga menyatakan bahwa tidak semua mahasiswa berniat kuliah untuk menjadi akuntan atau auditor. Ada mahasiswa yang kuliah sekedar ikut-ikutan teman atau karena memenuhi keinginan orang tua. Mahasiswa kategori ini perlu diberikan ruang untuk mengembangkan ketrampilan di luar kompetensi kuliah.
Apa tujuan saya agar mereka menulis di Kompasiana? Pertama, dalam konteks pembelajaran, saya ingin mereka mengeluarkan pengetahuan yang mereka miliki. Apa saja yang ada di pikiran mereka saya berharap ada media untuk aktualisasi. Kedua, agar mahasiswa memiliki kepekaan persoalan di luar kampus. Menuliskannya menjadi sebuah reportasi atau opini tentu bukanlah hal yang mudah tapi perlu dilatih (saya juga belum tentu bisa…..hehehe).  Ketiga, agar mereka mempunyai ketrampilan selain ketrampilan di bidang akuntansi atau auditor.
Mengapa pilihannya Kompasiana? Topik tulisan di Kompasiana lebih variatif, saya berharap mahasiswa dapat menyalurkan minat pengetahuan mereka sesuai kanal-kanal di Kompasiana. Kekuatan Kompasiana terletak pada komunikasinya yang bersifat interaktif. Mahasiswa menulis dan memperoleh umpan balik dalam bentuk komentar. Bukan majalah kampus? majalah kampus memang ada tetapi frekuensi penerbitannya sangat terbatas  (setahun hanya 2 kali). Blog pribadi? perlu ketekunan untuk mengelolanya dan tidak mudah karena harus membagi waktu dengan kuliah dengan tugas yang seabrek banyaknya. Kompasiana lebih simpel, mahasiswa tinggal menulis apa yang dipikiran dan minatnya lalu disesuaikan dengan kanal di Kompasiana.
Bayangan saya, kalau mahasiswa rajin menulis kelak mereka akan memiliki ketrampilan menulis dan memiliki kepekaan terhadap persoalan di masyarakat. Mahasiswa senang dosennya pun senang. Mudah-mudahan gayung pun bersambut, pantun pun berbalas. Semoga.
sumber: http://edukasi.kompasiana.com/2012/08/06/saya-sarankan-mahasiswa-menulis-di-kompasiana-483129.html
15.08 | 0 komentar | Read More

Misteri Antara Mahasiswa dan Rokok

http://branchoftheworld.files.wordpress.com/2012/03/bahaya-rokok.jpgPada bungkus dan iklan rokok telah terpampang jelas kata-kata mengenai bahaya rokok bagi kesehatan. Tetapi mengapa masih banyak orang melakukannya? Apakah kalian mahasiswa baru juga merokok?
Orang mulai merokok ketika mereka masih remaja. Sejumlah studi menegaskan bahwa kebanyakan perokok mulai merokok antara umur 11 dan 13 tahun; dan 85% sampai 95% sebelum umur 18 tahun (Laventhal dan Dhuyvettere dalam Smet, 1994).
Menurut Lewin (Komasari dan Helmi, 2000) perilaku merokok merupakan fungsi dari lingkungan dan individu. Artinya, perilaku merokok selain disebabkan faktor-faktor dari dalam diri juga disebabkan faktor lingkungan. Selain itu Levanthe (dalam Smet,1994) mengatakan bahwa merokok tahap awal dilakukan dengan teman-teman (46%), seorang anggota keluarga bukan orang tua (23%), dan orang tua (14%). Hal ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Komasari dan Helmi (2000) yang mengatakan bahwa ada tiga faktor penyebab perilaku merokok pada remaja yaitu kepuasan psikologis, sikap permisif orang tua terhadap perilaku merokok remaja, dan pengaruh teman sebaya.
Faktor penyebab yang paling tinggi adalah faktor psikologis. Artinya, pertimbangan-pertimbangan emosional lebih dominan daripada pertimbangan-pertimbangan rasional bagi perokok. Nah, untuk itu bagi kalian mahasiswa baru yang ingin hidup baru yang sehat, berikut ini ada beberapa alasan “rasional” yang mungkin tidak kalian ketahui untuk berhenti merokok:
  • Health issues
    • Merokok sangat berbahaya untuk kesehatan dan merusak tubuh

    • Aku kehilangan sense of smell

    • Mengalami ketergantungan sungguh-sungguh mengganggu

    • Merokok membuat bau nafas amat tidak sedap

    • Aku sering mengalami sakit tenggorokan karena merokok

    • Aku akan punya energi lebih jika tidak merokok

  • Cosmetic issues
    • Merokok meninggalkan bau yang mengganggu

    • Merokok membuat tanganku berwarna kekuningan karena nikotin

    • Aku menjadi berkeriput karena merokok

    • Gigiku tidak putih lagi karena merokok

  • Social issues
    • Teman yang tidak merokok menjauhiku

    • My second-hand smoke is dangerous to those around me

    • Asap rokokku mengganggu orang lain

    • Puntung dan abu rokok membuat kotor lingkungan

  • Financial issues
    • Aku membuang-buang uang hanya karena rokok

    • Aku membuat bajuku berlubang karena terbakar rokok

    • Aku harus mengganti gordain karena mulai menguning

    • Aku harus membayar lebih untuk premi asuransi sumber


sumber: http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2013/04/09/menjadi-mahasiswa-baru-sehat-544402.html
15.03 | 0 komentar | Read More

Misteri Sebuah Skripsi Mahasiswa

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEitukRb0yTAO0nCNONorekH4ckE1Im-_UEoNThYKitgR4A0UuVoeL03ktzhc3Ku0ebV2cRzKKwc6VPngghFqgmJrGUluA7wJAcwiW8tESjtVaCAN_B5fvTgFNF5GWt-KgoVh-djp0T6mS8/s1600/setan+skripsi+2.JPG
Hal galau yang melebihi putus cinta adalah skripsi. Bagaimana tidak, skripsi merupakan titik pamungkas dari perkuliahan, yang pengerjaannya diliputi berbagai tantangan dan rintangan yang membuat depresi mahasiswa yang tak tahan mental.
Seperti saya sendiri, hehe. Menyelesaikan 144 SKS dng waktu 3,5 tahun tak langsung membuat saya lulus cepat. Masalahnya, sisa 2 SKS yang harus saya selesaikan molor sampai waktu yang saya sendiri tak tahu sampai kapan. 2 SKS itu adalah skripsi, yang membuat bobot badan saya menyusut dengan sendirinya, hehe.
Dulu, sewaktu saya masih semester-semester awal, sempat ngeledekin kakak tingkat yang wajahnya tirus sekali karena skripsi. Ternyata setelah saya yang mengalami, saya sudah nangis berapa kali karena skripsi, sampai-sampai makanpun ingin muntah kembali, jika pikiran tiba-tiba melayang ke skripsi.
Saya merasakan depresi akut. Dan saya butuh penyelesaian. Pernah saya berfikir untuk putus saja, saking menderitanya pikiran saya, namun teringat kembali perjuangan saya masuk PTN, hari-hari saya kuliah di perantauan, dan wajah ayah ibu saya yang pasti akan kecewa jika saya tak mampu menyelesaikan studi.
Maka, saya harus tetap semangat, dan mencari penyebab dan hal apa yang membuat saya menjadi depresi, sehingga saya bisa mengatasi masalah saya dalam menyelesaikan skripsi ini. Setelah saya analisa, beberapa hal yang membuat skripsi jadi seperti monster adalah :
1. Tingkah dosen.
Bagi dosen yang kebetulan baca, jangan tersinggung ya bapak ibu sekalian, karena tidak hanya saya saja yang mengeluh masalah ini, tapi rata-rata mahasiswa yang lagi skripsi, tantangan terbesarnya adalah tingkah dosen yang bikin ilfil.
Contohnya, saya janjian bimbingan dengan dosen penguji dirumahnya, saya pun ke rumah ibu ini, disitu saya harus menunggu karena beliau lagi istirahat setelah aktifitas. Agak berapa lama beliau keluar, dan bilang masih capek, saya disarankan bimbingan di kampus besok pagi saja. Akhirnya saya pulang dengan agak gondok dikit.
Besoknya pagi-pagi saya sudah datang dikampus. Beliau sampai jam sembilan belum datang juga. Baru jam sepuluh datang, saya pun senang beliau datang, tapi apa hal? beliau berkata mau menghadiri seminar dulu, saya pun menunggu sampai siang. Pukul satu beliau keluar, dan bilang capek. Akhirnya hari itu bimbingan tidak jadi lagi karena beliau langsung pulang.
Belum lagi dosen pembimbing yang sangat sulit dicari keberadaannya, dan proyeknya banyak sehingga mau bimbingan saja sulitnya minta ampun :(
2. Biaya
Sebagai mahasiswa eksak, kadang saya ngiri dengan mahasiswa sosial yang gampang sekali menyelesaikan skripsi. Ini terlihat dari model skripsi mereka yang contohnya : nyebar angket kemudian di analisa, atau mempelajari hal-hal di institusi tertentu sebagai studi kasus yang tidak terlalu membutuhkan banyak waktu dan biaya.
Sedang untuk mahasiswa eksak seperti saya, yang butuh penelitian di laboratorium dengan bahan yang sulit dan mahal, jika penelitiannya berkali-kali gagal, membuat saya menjadi depresi. Selain biaya sudah banyak keluar, namun hasil yang diharapkan tak kunjung selesai, dan kewajiban masuk lab harus terus dilaksanakan jika berharap skripsi selesai. Ya ini konsekuensi sebagai mahasiswa eksak, tapi tetap saja hal ini bikin mahasiswa depresi, kecuali yang beruntung ikut proyek dosen.
3. Mengejar Deadline
Inginnya, selesai kuliah tepat waktu, apalagi teman-teman seangkatan satu persatu sudah pada lulus, dan orang tua sudah bertanya “kapan lulus?”, haduh tambah bikin depresi berat.
Nah, bagaimana caranya agar skripsi selesai dan kita tidak depresi.
1. &angan anggap skripsi sebagai beban. &adi dijalani saja, tapi harus dengan sungguh-sungguh. Masalah tingkah dosen yang bikin ilfill, pikir saja, kapan lagi kita bersusah_susah seperti itu, anggap saja ini ujian mental kita sebelum kita benar-benar terjun di masyarakat. Dan nanti bisa dijadikan sebagai bahan kenang-kenangan kita waktu kuliah :)
2. Untuk biaya, kalau mminta ke orang tua kasihan mereka, nah sekarang waktunya untuk belajar mandiri, dengancara bekerja part time, ataupun mencari tambahan dengan berbagai peluang usaha, seperti jualan pulsa, jualan produk-produk kosmetik MLM, atau jualan makanan baik dijual langsung atau bisa juga menyewa stan. Nah kan ternyata hikmah skripsi bisa berwirausaha :)
3. Teman yang cepat menyelesaikan kuliah, kita jadikan inspirasi buat kita agar bisa menyelesaikan kuliahta sadari saja kalau jalan setiap orangberbeda-beda, selama kita bersemangat dan melakukan secara optimal, maka hasil akhir bukan menjadi kuasa kita, sehingga kita tidak depresi mengapa kok belum lulus-lulus juga.
Bagi yang senasib dengan saya, saya ucapkan selamat mengerjakan skripsi dengan damai :)
sumber: http://muda.kompasiana.com/2013/04/09/ketika-skripsi-selaksa-monster-549444.html
14.58 | 0 komentar | Read More

SEMUA TENTANG JODOH,SEBUAH BACAAN MENARIK UNTUK KITA YANG PENASARAN DENGAN JODOH KITA

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjeuGzjb_rRtZiYAZwjteBkcYEK-x4bS1CYjIgSD0ZNqZy2Fx_JXuE2LNJxHCVXdNontTCPOXiYdXQiHlG3z-C00z8CDyl8M_m_oHoZkBSL02dMF_XJc1psBTSukaasIim32L_z0Lde3uU/s1600/Cara-Menentukan-Jodoh.jpg

 Diskusi Hangat Tentang Jodoh


Sebuah kata yaitu Jodoh dan menikah. Kini jadi urutan pertama di mesin pencari otakku. Ia seperti barang yang harus segera kami buru. Ia juga seperti most wanted, buron nomor wahid yang selalu membayangi mimpi – mimpi kami. Trending topic world wide dunia akhirat dalam doa – doa kami. Urusan pekerjaan yang paling dicari oleh para wanita lajang se - ’usia’ kami. Number 1 list dari daftar urusan kami yang harus segera dikerjakan. Juga jadi soal paling “berat” yang sangat susah kami kerjakan, sebelum kami menemukan “kunci”nya. Jadi berita yang paling disukai temanya, kerena kami ingin segera merasakannya. Menu favorit yang paling dicari, yang selalu hangat sampai akhir zaman. Tiket yang akan diburu terus selama jumlah perempuan lebih banyak dari laki – laki. Pagi, siang, sore , malam, tak habis – habisnya. Tak capek – capeknya. Tak henti – hentinya. Akan terus berlangsung selama belum terlaksana hajatnya.
Menerima undangan pernikahan ? Merupakan kabar baik bukan ? Seharusnya. Tapi untuk orang yang belum menikah, menerima undangan terus menerus, pasti lain rasanya bukan ? Ada rasa nyeri di dada. Hueheuhe, memang sedikit lebay, tapi begitulah kenyataanya. Ini benar – benar nyata.
***
Kata apa yang kubenci saat ini ? Yaitu adalah sebuah pertanyaan kapan ? Kapan nih jengs undangannya ? Kapan nyusul ? Kapan bawa gandengan ? Kapan dikenalkan dengan kita ? Dan segenap kapan - kapan lainnya sehingga aku menjawabnya menjadi kapan - kapan. Absurd. Sungguh pertanyaan yang tak bisa kujawab. Apalagi kubocorkan. Sekedar mengintippun aku tak kuasa.
Jadi tolong berhentilah bertanya padaku kawan..
***
Ibarat sebuah rahasia, jodohpun demikian adanya. Siapa yang tidak menyukai sebuah rahasia ? karena ia sebuah rahasia, makanya rasa ingin tahu semua orang seperti digali terus lubangnya. Karena ia rahasia, yang berarti tidak semua orang tahu, makanya rasa penasaran seluruh manusia seperti disetrum di pangkalannya. Namanya juga rahasia, banyak sekali yang ingin mengintipnya. Membocorkan seluruh isinya, sehinggga tidak lagi menjadi rahasia.
Lalu kapankah rahasia itu terkuak ? Hanya waktu yang bisa menjawabnya. Begitupula dengan jodoh ! Hanya waktu yang akan mempertemukannya. Hanya takdir Allah SWT yang akan menyingkapnya. Hanya suratan nasiblah yang akan mengabarinya. Tugas kita  setelah semua usaha dan ikhtiar dikerahkan adalah terus berdoa ! Dan terus percaya serta meyakininya !! Itu saja.
Begitulah, walaupun aku berlaku biasa saja, jauh dilubuk hatiku, aku memikirkannya. Bahkan orang - orang sekitarku turut ‘pusing’ memikirkan perihal jodohku ini. Mereka berlomba - lomba ingin mengenalkanku atau mencari - cari kenalan yang belum menikah. Mereka juga berusaha sama gigihnya dengan kami. Hebat sekali bukan ?
Aku tak tahu mengapa keinginan untuk menikah kian membuncah. Mengapakah ? Apakah karena aku kesepian ? Mungkin iya. Aku butuh tempat berbagi. Aku tak bisa terus dalam kesendirian bukan ? Jadi sebenarnya apa tujuanmu ? Sekedar ada yang menemani ? Ahh mungkin sajakah.
Coba tanyakan lagi, mengapa ? Mengapa kau sangat menginginkannya ? Mendambakannya ? Atau hanya karena tak ingin dicecar terus menerus oleh orang - orang sekitarmu ? Bisa jadi itu salah satunya. Jadi hanya untuk itu saja. Entahlah. Hari - hari semakin gundah saja hati ini dibuatnya. Semakin tak karuan saja rasanya melihat semua teman - teman akan meninggalkanku. Mereka sudah mulai membangun sesuatu untuk masa depannya. Tak bolehkah aku berharap juga seperti mereka ? Sudah kubilangkan ? Aku bosan jadi superwoman. Aku bosan kalau aku yang harus selalu memimpin. Aku sangat ingin dipimpin. Bukankah menyenangkan jika ada yang akan melindungi kita ? Menjaga kita ? Pasti menyenangkan sekali bukan ?
Tampaknya aku mulai mengikuti keparanoidan ibuku dalam hal kecemasan tentang masalah jodoh. Ia sama khawatirnya denganku jelang umurku yang tanpa disadari terus merangkak naik tanpa diminta. Wajah ini kini juga terus mengiringi usia kami, ia serasa mengejek kami dengan terus bertambah kendur, omaygott ter - la - lu.
28 tahun tidak bisa dikatakan muda lagi bukan ? Nyatanya diusia ini ,ketika kami berjalan, belanja, ke  mall, hampir semua orang menyapa kami dengan sebutan “ Bu “. Panggilan ini semakin membuat kami gerah, kalap bukan main. Jarang sekali akhir – akhir ini orang memanggil kami dengan sebutan “ Mba “. Memang sudah segitu akutnyakah usia kami ini ? Wajar saja kami begitu paranoid karena belum bisa memenuhi harapan orang – orang disekeliling kami.
Harapan orang – orang diluar kami ini serasa memberatkan punggung kami. Kami merasa terpojok dengan harapan – harapan itu. Kami seperti disudutkan karena status single kami. Entah bagaimana lagi aku harus menuliskan perihal jodoh yang selalu membuat kepalaku terasa pusing ini. Pasalnya hampir setiap hari ibuku menanyakannya ? Kau tahu bukan ? Kalau ibu yang bertanya tentang masalah ini, dada ini terasa 3 kali lebih sesak dibanding orang lain yang bertanya hal yang sama. Rasanya sungguh lain bila ibuku yang bertanya. Karena ini berarti pengharapan lebih dari seorang Ibu. Harapan luar biasa dari seseorang yang telah melahirkan kita.
Apakah aku selama ini terbebani dengan harapan semua orang ? iya sepertinya aku belum bebas. Aku masih terpasung dengan keinginan dan pandangan orang lain terhadapku. Mengapa tak kau buka talinya ? Lepaskan ikatannya ? jangan lihat kanan atau kiri. Terus saja melaju.
Makin kesini aku semakin saja terdesak. Aku merasa sudah dipojok. Tak bisa lagi menghindar. Ibarat peribahasa sudah diujung tanduk. Sebegitu akutkah keinginan - keinginan orang lain ini terus mendesakku ? Ahhh aku limbung. Metalku terus merosot saja. Aku jadi berkecil hati. Haruskah aku memiliki sikap demikian ?  Bagaimana ya ? Bagaimanakah aku harus menyikapinya ? Sedang aku tak tahu dimana ia berada sekarang ? Entah dimana.
***
Hari ini aku senang sekali karena bisa berdiskusi dengan para jomblowers. Ibaratnya kami perlu bertukar pikiran karena punya  ‘masalah’ yang sama.  Saling mengingatkan saling menghibur dikala sedih.
Memang perkara status bagi perempuan yang belum menika, dimasyarakat juga kadang membuat pelik. Contohnya aku ? Dimana kami akan memainkan peran dimasyarakat dengan status tanggung seperti ini ? Remaja bukan. Jadi ketika Om Try, aku menyebut ketua RT kami dengan sebutan om karena kami sudah kenal lama, ketika om try memintaku untuk membantunya mengurus adik – adik remaja dikarang taruna aku kontan menolaknya. Masa saya om ? Saya buka remaja lagi, juga buka pemuda/I lagi. Begitu juga ketika teh wawat meminta bantuanku untuk rapat di ibu – ibu pkk. Lah aku malah jadi anak bawang yang bisanya cuma diam saja tak berani ngapa – ngapain, juga karena paling kecil usianya. Makanya perkara status ini sangat membuatku resah juga tak enak hati. Dikomunitas mana kami akan bergabung ? Serba salahkan ?
Tak adakah komunitas jomblowers yang bahagia ? yang happy – happy saja melewati hidup ini walaupun belum menikah ?
***
It’s only a matter of time.Ini hanya masalah waktu.
Setiap orang punya waktu yang berbeda – beda dalam hal menikah. Ada yang duluan, ada yang belakangan. Ada yang cepat ada juga yang lambat, mungkin yang agak “terlambat” karena harus mempersiapkan yang lain atau ada amanah lain yang Allah SWT pinta mengurusnya sebelum ia menikah.
Tidak ada jaminan sama sekali, orang yang menikah duluan lebih mulia bukan ? atau yang menikah belakangan akan tercela misalnya ? sama sekali tidak ada jaminannya. Lagian siapa sih yang mau menikah belakangan ? siapakah yang meminta sampai saat ini belum menikah atau tak kunjung dipertemukan dengan jodohnya ? tidak ada yang mau. Tidak ada yang meminta bukan ?semuanya pasti ingin segera menggenapkan setangah DienNya. Tidak ada orang yang mau menundanya.
Maka, janganlah kau tambah lagi kesedihan orang yang belum menikah dengan terus bertanya. Janganlah kau tambah kepedihannya dengan terus mencecarnya dengan pertanyaaan yang sama setiap hari. Sungguh jangan pernah kau lakukan itu. itu hanya akan menyakitkan orang yang ditanya terus menerus tentang itu. akan membuatnya semakin sedih. Cukup bantulah dengan doa.
Jika ingin membantunya mencarikan jodoh tak perlu kau umbar kemana – mana. Tak perlu kau sebut – sebut ke semua orang seperti sedang mengobralnya. Menjadikannya layaknya barang jualan yang sedang diskon. Itu sungguh akan menyakitinya. Jika ingin membantu cukup hanya ia saja yang tahu.
Kita tak bisa melihat urusan ini ( urusan jodoh ) dari kacamata manusia. Membicarakan jodoh sama dengan membicarakan takdir. Sama juga dengan membicarakan kematian. Jadi kalau anda ditanya tentang maslah jodoh tanyakan lagi, apakah anda tahu kapan anda meninggal ? sama tidak tahunya bukan ? begitupula jodoh. Itu seperti takdir. Sesungguhnya Allah adalah Al Hasib Maha Penjamin. Dia sudah menciptakan manusia berpasang – pasangan.  So no worries, honey… don’t be sad. Hehe menyemangati diri sendiri.
Lalu apa yang harus ku kuatirkan bukan ? Tinggal menunggu saja. I just wait  Ya Rabb… aku akan menunggu dengan sabar. Masih berapa lama lagikah aku harus menunggu ? Baiklah. Tak perlu ditanya lagi.Aku yakin Allah SWT sedang menyiapkanku agar benar - benar siap melangkah menuju gerbang pernikahan yang suci. Dia.. Yaa Malikul Mulk sedang menyiapkan kita, para calon ibu agar lebih matang lagi dalam mempersiapkan ikatan suci, gerbang mahligai pernikahan. Aamiin Ya Rabalalamin
sumber: http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2013/03/19/diskusi-hangat-tentang-jodoh-543570.html

 

Tentang Jodoh


Bismillah..
Jodoh, sebuah kata yang bila kita mendengarnya mungkin kita akan berfikir “siapa jodoh untukku?”, kemudian kita membayangkan beberapa orang yang kita kenal atau hanya sekedar pernah melihatnya kemudian bergumam dalam hati “mungkihkah dia jodohku?”, atau kita akan berkata “semoga dia jodohku”.
Jodoh itu di tangan Allah, begitu rahasia, sudah diatur, dirancang sebaik- baiknya. Sekeras apapun kita berusaha untuk mendapatkan seseorang, secepat apapun kita mengejar, kalau itu bukan jodohnya tidaklah di dapat. Kalaupun sempat bisa memilikinya itu hanyalah sesaat, cepat atau lambat hubungan itu akan segera berakhir. Dari pada kita disibukan dengan usaha- usaha dan fikiran- fikiran untuk mendapatkan seseorang yang kita sukai, dan kita tidak tahu apakah kelak dia baik atau buruk untuk bisa menjadi teman hidup, lebih baik kita serahkan semuanya kepada Allah, yang mengetahui yang ghaib, yang membolak- balikan hati, yang tak pernah jera memelihara hamba- Nya, yang terus mencukupi setiap kebutuhan. Mohonlah kepada Allah supaya kita bisa tetap istiqomah dlm beribadah kepada Allah, istiqamah dalam mengingat Allah, memohon supaya diberi hati yang khusyuk, bersih, suci, tak lupa juga kita harus tetap bersabar, bersabar dalam musibah, bersabar dalam menjalankan perintah-Nya, bersabar untuk tidak bermaksiat. Yakinlah kalau hati suci, bersih senantiasa berkhusnudzon pada Allah, insya Allah, Allah akan menyiapkan jodoh yang terbaik sebagai teman untuk menjalani hidup, sebagai penyemangat dalam beribadah kepada Allah.
Pernahkah sahabat memohon kepada Allah supaya diberi jodoh yang rajin, sholeh, pemaaf, penyayang, dermawan? Jika sahabat pernah berharap seperti itu, bercerminlah pada diri kita, koreksi kepribadian kita. Jangan- jangan tanpa kita sadari kita memohom jodoh yang dermawan tetapi kita masih kikir dan pelit. Kita memohon jodoh yang pemaaf padahal kita seorang pendendam, masih tersisa kesalahan orang lain yang belum kita maafkan dan mungin kita cenderung terus membencinya. Kita memohon jodoh yang rajin padahal kita begitu pemalas, memohon jodah yang penyayang padahal kita sendiri hanya memikirkan diri sendiri tanpa peduli dengan kesusahan saudara kita. Jika sahabat menginginkan sesuatu ada pada orang lain, maka adakan dulu sesuatu itu pada diri sahabat. Insya Allah kita akan mendapatkan apa yang kita harapkan, dan kalau ternyata ada kekecewaan tetaplah berkhusnudzon, karena Allah yang paling tahu modal kita, Allah tahu kualitas kita, Allah tahu apa yang tersembunyi di tiap- tiap hati hambaNya, mungkin ada niat yang salah, cara yang tak sesuai, ato ada dosa yang tidak kita sadari sehingga tidak mendapat ridho Allah. Atau mungkin Allah telah merencanakan yang terbaik untuk kita karena nikmat Allah datang dari tempat yang tidak kita duga, yakinlah semua indah pada waktunya.
untuk seseorang yang Allah siapkan untukku
Demi dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya
Aku kan berusaha bertahan dalam kesendirianku, kan ku relakan untuk tidak dekat dengan pria manapun (kecuali hanya sebatas teman), hanya untuk menunggumu. Aku yakin Allah telah menyiapkan mu untuk melengkapi kehidupanku. Insya Allah aku kan bersabar, sebagaimana sabarnya orang-orang sholeh yang berpuasa. Meraka sabar untuk tidak makan dan minum, dan apapun yang dapat membatalkan puasa karena yakin, pada saatnya ada waktu untuk berbuka. Begitupun aku, insya Allah aku pun yakin suatu saat Allah satukan kita. Dan hanya Allah yang Maha Tahu kapan kita pantas untuk disatukan. Semoga kau pun bersabar untuk menungguku, menunggu ketetapan Allah untuk kita.
sumber: http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2013/03/07/tentang-jodoh-534797.html





Jodoh dari Tuhan

Berbicara perasaan, adakah sesuatu yang lepas dari cinta ? Kita adalah pribadi yang terbelah dan tergopoh-gopoh untuk menemukan kembali serta terhubung dengan belahan jiwa kita. Dalam bahasa Martin Buber,  “ Setiap manusia membutuhkan “Kamu” untuk benar-benar memahami “Aku”. “ Karena hanya Tuhan yang sempurna. Dan kita tidak sempurna. Olehnya kita diciptakan berpasang-pasangan. Jangan sampai kita merasa nyaman dengan kejombloan kita tersebut dan menganggap bisa hidup sendiri. Hanya Tuhan yang bisa abadi dalam kesendirian. Kita tak mampu samai-Nya. Ntar Syirik loh… !
Sesungguhnya, penyebab kejombloan terbesar dikarenakan kurangnya kecintaan kita kepada Sang Pemilik Cinta . Kita berlomba-lomba mencari pasangan yang ideal, yang membuat nilai sosial Kita terangkat. Tanpa pernah menyadari, apakah Kita sudah ideal ? Kita mencari sosok seanggun bunda fatima, padahal Kita tak semulia Sayyidina Ali. Fatima hanya pantas untuk Ali, dan Ali hanya pantas untuk Fatima. Itu rumusnya. Betul-betul egois ! Seperti kata Erich Fromm ; “ Penyakit manusia zaman modern ialah sangat tergila-gila dicintai. Kita baru pantas dicintai, jika kita tulus mencintai. Kita menggantungkan harapan kita pada sesuatu yang tak abadi. Sementara hanya Tuhanlah tempat menggantungkan segala harapan. Selain-Nya hanyalah harapan-harapan sekunder.
Miskonsepsi yang absurd dalam hubungan asmara adalah menganggap status hubungan adalah tujuan akhir. Tujuannya adalah kebahagiaan. Dan kebahagiaan dapat kita temui dari hal-hal kecil. Memang, ada atau tidaknya pasangan, bukanlah garansi kebahagiaan. Tapi kalau kita merasa sudah dapat membahagiakan diri sendiri, kenapa tidak berbagi kebahagiaan (altruisme) ?.  Terlebih orang yang hendak kita bahagiakan tersebut adalah orang yang kita cintai. Namun, jika kita tidak bisa membahagiakan diri sendiri, tidak mungkin kita dapat membahagiakan orang lain. Mustahil memberi tanpa memiliki !
Jodoh memang ditangan Tuhan. Namun jodoh akan selamanya ditangan Tuhan jika Kita tidak berusaha menemukannya, Ujar Ippho Santosa. Dalam Injil, Matius  7 berbunyi : “ Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. “ Carilah dan ketuk pintu hatinya. Semoga dibukakan ! Seorang bijak tentu tahu kapan harus berhenti dan merasa cukup. Supaya dikira orang bijak,  izinkan saya mengakhirinya dengan pesan ; ” Yang mencintaimu, tak kau cintai. Yang kau cintai, tak mencintaimu. Sang Pemilik Cinta akan menuntun jalan mana yang akan kau pilih. ” Kalau memang jodoh dari Tuhan, mengapa kita tak meraihnya ?
Semoga Bermanfaat
sumber: http://filsafat.kompasiana.com/2013/02/03/jodoh-dari-tuhan-531104.html




Kalau Jodoh dikejar tak datang

Jodoh merupakan salah satu hal yang tak bisa diprediksi, bukan seperti harga saham yang masih bisa dilihat kecenderungannya, melihat kecenderungan yang dulu-dulu, Jodoh bukan satu hal yang pasti, bukan jaminan bahwa yang cantik cepat  menikah atau yang biasa-biasa aja lambat menikah .
Kisah percintaan yang dialami setiap insan manusia  di dunia yang fana ini memang selalu unik dan berbeda-beda. Banyak yang bernasib mujur  mendapatkan pasangan idamannya yang tampan, soleh, kaya raya dan lainnya dan tidak sedikit pula yang kurang beruntung jika sudah bicara soal jodoh.
Banyak orang  terutama wanita yang berharap untuk segera dipertemukan dengan jodohnya, namun kadang kala hingga diusia senja tak pula kunjung mendapatkan jodoh , mungkin kalau disikapi secara bijaksana bisa menghasilkan hal yang positif , tetapi kalau disikapi dengan negatif maka yang ada uring-uringan dan membuat orang sekitar jadi ikut merasa pusing juga terutama keluarga dekat dan sahabat.
Hingga  karena  ingin mendapat jodoh banyak cara yang dilakukan orang untuk dapat menggapai jodoh yang dia inginkan, seperti ke biro jodoh sekarang sedang marak di internet , kalau dulu di  versi offline , mendaftar lalu ikut pertemuan dll , tapi sekarang bahkan kalau kita ikut biro jodoh ada yang mendunia , sehingga kita bisa memilih yang sesuai dengan selera kita, reality  juga ada  yang berjudul  mencari pasangan walau gak tau benar atau cuma rekayasa  supaya rating naik , ataupun ke paranormal minta sareat yang kadang-kadang menyesatkan juga,karena tak sesuai dengan agama.
Biasanya, jodoh tak kunjung datang itu akibat dari pribadi yang tidak mau berusaha dan berbenah diri untuk mencari alasan mengapa jodoh tak juga menghampiri kita, walaupun dibalik itu semua itu adalah kembali kepada kehendak Allah SWT.
Padahal, sesuai dengan yang telah di janjikan oleh Allah bahwa manusia diciptakan berpasang-pasangan, artinya Allah memang telah mempersiapkan seseorang untuk dijodohkan dengan kita.
Lalu mengapa jodoh tak kunjung datang? Di mana pasangan yang telah Allah janjikan? Apakah Allah telah ingkar dengan janjinya? Atau kita yang harus mengejar jodoh?kemana kita harus mengerjarnya
Tidak mungkin Allah ingkar, karena Allah maha menepati janji. Jadi, seandainya jodoh itu tak kunjung datang juga, mungkin saja ada yang salah dengan diri kita. Dari pada pusing untuk datang ke biro jodoh atau mencari dan mengejar jodoh melalui ramalan bahkan paranormal, lebih baik menunggu  sambil berusaha sembari berdoa agar diberikan jodoh yang terbaik oleh Allah.
Menurut Ketua Masjid Jami Al Muhajirin Kecamatan Cileungsi Kabupaten Bogor, Soedjoko, jodoh merupakan suratan takdir yang telah ditentukan Allah sejak manusia lahir. Sehingga, sebagai manusia yang bertaqwa harusnya manusia berserah dan berdoa kepada Allah agar diberikan jodoh yang sholeh atau sholehah, kalau sudah waktunya insya allah dia akan datang sendiri .
Pria yang akrab disapa Djoko ini juga mengatakan, jodoh itu memang benar-benar di tangan Allah. Artinya, kita tidak pernah tau kapan, di mana, bagaimana dan dengan siapa kita akan berjodoh yang bisa kita lakukan hanyalah berusaha dan berdoa sampai waktunya tiba.
“Tugas kita bukan untuk mencarinya (jodoh), tapi mempersiapkan diri untuk menerimanya. Ketika sudah siap menurut Allah, pastilah jodoh itu akan datang dari jalan yang tidak terpikirkan oleh kita,” ujar Djoko saat berbincang dengan merdeka.com di pelataran Masjid Al Muhajirin, Minggu (25/11).
Untuk itu, lanjut dia, di dalam ajaran Islam tidak dianjurkan untuk berpacaran  karena itu mendekatkan dengan  zinah,  dan walaupun dengan segala alasan termasuk mencari kecocokan dan mengenal lebih dekat satu sama lain. Apalagi, tambah dia, dengan melakukan cara-cara yang tidak dianjurkan atau bahkan diharamkan di dalam Islam, seperti pergi ke paranormal untuk mendapat pasangan.
Lebih jauh dia memaparkan, yang perlu di garis bawahi adalah jodoh di tangan Allah. Jadi, jemputlah jodoh itu dengan cara-cara yang sesuai ajaran Islam, serta memohonlah agar Allah memberikan jodoh yang baik kepadamu.
“Dalam surat Asy-Syura ayat 83, Allah berfirman, Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku Hikmah dan pertemukanlah aku dengan orang-orang yang shaleh,” terang dia.
Selain itu, kata Djoko, jodoh tidak dapat dihindari walau kita belum menginginkannya. Jodoh juga tidak dapat dikejar walaupun ketika kita terlalu menginginkannya, jadi betul bahwa Jodoh itu kehendak Allah .
“Oleh sebab itu, Allah menentukan jodoh kita, maka tidak layak bagi kita merasa bimbang atau grasak grusuk  karena belum dapat (jodoh), kalau sudah sampai waktunya, jodoh itu pasti akan datang sendiri,” tegas dia.
Lalu bagaimana apabila kita apalagi wanita misalnya  sudah beranjak tua dan jodoh pun tak kunjung menghampiri?
“Firman Allah dalam Surah Al-Baqarah ayat 45, Dan jadikanlah sabar dan salat sebagai penolongmu, sesungguhnya yang demikian itu amat berat kecuali bagi orang-orang yang khusyuk yaitu orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Rabbnya, dan mereka akan kembali kepada-Nya,” jelas dia.
Dengan ayat itu, lanjut Djoko, Allah memberi harapan bahwa setiap doa yang disampaikan pada-Nya dengan tulus dan sungguh-sungguh  insya allah pasti akan dikabulkan.
Karena dengan bersikap sabar dan melaksanakan salat, kata Djoko, hal itu yang membentengi kita dari godaan syaitan yang berharap manusia salah langkah dalam masalah jodoh, sehingga bukan mendekatkan kita kepada Allah SWT , malah mengacaukan hidup kita .
Untuk itu dia berharap, bagi siapa saja yang sulit dan belum mendapatkan jodoh untuk tetap bersabar dan bertawakal kepada Allah agar diberikan pasangan yang terbaik dan beriman , karena mendapatkan jodoh yang sembarangan akan menyulitkan kita cepat atau lambat.
“Jangan sampai anak-anak muda sekarang ingin punya pacar tapi pergi ke biro jodoh dan dukun, bukan mereka yang kasih kita jodoh kok,” tutup dia
Maka dari itu jangan merasa gundah gulana , jangan galau , jangan berpikiran negatif dan perasaan tak berharga,  tapi pasrahkan saja pada Allah SWT, sambil berusaha intropeksi, mungkin saja kalau kita diberi jodoh sekarang, kita belum siap , ataupun kalau yang belum diberi  barangkali kalau dengan yang itu maka kurang baik, dan Allah menguji keimanan kita apakah sanggup atau tidak dengan apa yang ditetapkan Allah SWT.
Jangan sampai kita belum dapat jodoh  terus kita jadi pribadi yang jutek, tak menyenangkan , dan pribadi kurang baik lainnya, tapi patahkan bahwa walau kita belum punya jodoh kita adalah pribadi yang baik, seorang yang cantik, berprestasi, berjiwa sosial tinggi, mau menolong  , bersahabat, sholeh/sholehah, enak diajak berkomunikasi ,  menyukai anak-anak dan hal-hal yang bisa membuat orang tidak memandang kita sebelah mata, dan orang juga senang dengan keberadaan kita di tengah mereka .
Banyak kok di sekitar kita, orang jomblo atau belum mempunyai jodoh , tapi tetap mendapat tempat di hati masyarakat, karena mereka itu orang yang istimewa, jadi orang pun tak mempermasalahkan kesendirian mereka, bahkan malah salut.
dengan inspirasi  dan kutipan dari koran merdeka 25/11/2012
sumber: http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2013/03/28/kalau-jodoh-dikejar-tak-datang-546077.html





Humor: Jodoh itu, ya, Harus Dicari!

Alkisah, di sebuah taman kota itu, duduklah dua orang bersahabat : berkicau tentang segala sesuatu! Setelah sekian waktu memuntahkan segala anekdot, elegi serta roman. Kedua orang bersahabat itu, pun beralih topik pada masalah perjodohan.
Eh bray, sudah sekian lama gw menanti jodoh gw, namun sang jodoh belum juga menghampiri” curhat si Aa, penuh kekesalan!
Btw, lo udah usaha : belum?” timpal si Bb, penasaran!
Yah, kan sudah ada di kitab ketetapan. Ngapain juga di usahain, nanti kan datang sendiri!” jelas si Aa, dengan muka tebalnya!
Berarti, sama saja kaya orang kelaparan, tapi gak berusaha mencari makan. Hanya menunggu, berharap makanan turun dari langit! si Bb ber-analogi, dengan wajah sumringah!
Antara rizki, jodoh dan maut, kan beda bray?” si Aa, mulai ragu dengan pendiriannya!
Kalau rizki sama jodoh menurut gw sama, bersifat sosial dan tergantung pilihan, yang di dalamnya terdapat kuasa Allah. Tapi kalau mati, itu sudah pasti. Walau kadang dicari (bunuh diri), kadang datang sendiri, tanpa perlu di minta! Bb menerangkan, dengan dialektika ceteknya!
Berati gw harus “ngiklan” donk?” si Aa, manggut – manggut. Kemudian bertanya dengan wajah polosnya!
Yah, itu sih terserah lo. Mau “ngiklan” ke, mau teriak di jalan ke, bahkan lo samperin orang yang lo anggap jodoh lo, pun gak masalah : Asal tetap beradab!” Bb, bersemangat. Menyemangati teman seperjuangannya!
Btw, gw jadi ingat kisah Nabi yang di lamar oleh Siti Khadijah.” Aa, mulai menyadari kepikunannya!
Nah, tuh dah tahu!” jawaban santai dari si Bb, sesantai wajahnya yang terlihat berwibawa!
eh, lo punya teman buat di ajak nikah gak?” lagi, pertanyaan konyol dari si muka polos!
Enak aja, emang gw biro jodoh. Btw, Sekarang nyari jodoh gampang bangat bray, lo tinggal buat akun facebook, twitter, atau buat akun terverify di kompasiana. Lo bisa PDKT dengan siapa pun yang lo “pengen!” Tapi ingat, tetap utamakan “adab,” ya bray!” dengan sedikit humor, Bb menganjurkan.
Btw, Facebook, Twitter dan Kompasiana, biro jodoh ya bray?” lagi dan lagi, pertanyaan polos se polos muka orangnya!
what?….@#$%@^&@*?! Bb, bertanya dalam hati penuh kebingungan!
Iya gak bray?” Aa, masih ngotot dengan pertanyaannya!
Mmm.. bisa iya, bisa juga bukan! Iya, karena cukup banyak yang akhirnya menikah lewat jejaring tersebut. Bukan, karena mereka belum pernah secara resmi, mengumumkan bahwa media -media tersebut adalah : biro jodoh!” walau kesal, Bb tetap meladeni pertanyaan konyol si Aa!
Oww begitu ya bray! Trus gimana caranya agar gw bisa menjadi anggota mereka!” Aa, kembali bertanya!
Emang Gangster!! Ya, tinggal daftar aja bray. Masa dari dulu bisanya cuman hidupin TV,HP, ngirim email sama SMS doank! Bahakan emailnya, pun pake punya gw!” Bb menjawab dengan humor dengan muatan penuh hina!
Hehe, maklum gaptek!” Aa, mulai sadar diri!
Hihi, bukan gaptek bray, tapi lo aja yang malas baca!” lagi, Bb menghina secara halus namun menusuk!
Dialog singkat tentang jodoh itu, akhirnya menjadi masukan baru bagi si Aa untuk mencari apa yang selama ini dinantinya. Si Aa baru memahami, bahwa ternyata jodoh itu harus di cari, bukan di nanti. Sebab mustahil jika hanya berdiam diri, lalu berharap seorang bidadari menghampiri, menemani langkah hidupnya yang masih teramat “panjang” itu!
sumber: http://hiburan.kompasiana.com/humor/2013/01/24/humor-jodoh-itu-ya-harus-di-cari-522485.html




[Versi Lengkap Malam Mingguan Versi LDK]. “Menjemput Jodoh, Jangan Bodoh”. :) (Untuk Para Kaula Muda]
Versi Lengkap Malam Mingguan Versi LDK]. “Menjemput Jodoh, Jangan Bodoh”. :)
(Untuk Para Kaula Muda]
Lelaki yang sayang dan cinta padamu, pasti tidak akan pernah berani menyentuhmu, apalagi mengajakmu keluar mojok malam Minggu. Jangankan itu, untuk memandangmu saja tak mau. Bukan karena tidak cantik, tetapi karena itulah kehebatan sayang dan cinta hakiki yang bisa menundukkan pandangan kemaksiatan yang semu.
Dia justru akan senantiasa menjagamu dari apapun itu, termasuk dari godaan dirinya sendiri dan nafsu, senantiasa istiqamah sampai pernikahan menjamumu. Buang jauh-jauh ucap ‘I Love You’ sebelum ada ucap ‘Qabiltu’. Lempar jauh-jauh kata ‘I Miss You’, saat orang tuamu belum ada kata restu.
Jangan khawatir dan tak akan pernah terbalik; perempuan yang baik pasti berjodoh dengan lelaki yang baik. Maka, jadikan masa muda masa penuh prestasi, bukan masa penuh frustasi. Jemputlah cinta dengan jalan rahmat, bukan dengan jalan maksiat. Bahagiakanlah dulu orangtua dengan prestasimu, jangan terburu membahagiakan nafsu, sebab nafsu wujudnya semu.
Apa yang dibanggakan dengan pacaran? Sms-an, telpon-telponan, ketemuan, jalan-jalan, peluk-pelukan, ciuman, begituan, dan ujungnya bubaran. Kalau mau jemput jodoh, jangan bodoh. Jemput dengan bermunajat, bukan mendekat ke buaya darat. Galau karena jodoh itu wajar, itu proses hidup bagi sang pembelajar, yang ikhtiarnya bodoh itulah yang kurang ajar. Rutinkan ibadah, sedekah, do’a orang tua, puasa sunah, insya Allah jalan terang jodoh akan terbuka lebar.
Percuma juga kau tampak cantik bersolek, lantas merelakan wajah dan seluruh tubuh cantikmu dicolek-colek. Secara dhohir orang bisa katakan kau tetap cantik, tapi sesungguhnya kau sangat jelek. Bukan teman, orang tua, atau siapapun, tetapi di dekatmu syetan tampak kegirangan dan mengejek.
Ibarat membeli makanan, jelas, kita akan memilih lalu membeli makanan yang bergaransi bukan pilih yang basi. Selain gengsi juga merusak reputasi. Begitu jugalah saat anda memilih pendamping, pasti ingin yang asli juga halal, bukan yang aspal. Kau ini manusia mahal, punya akal pikiran, karenanya jangan jadi manusia murahan, putuskan dan tolaklah jika ada lelaki yang menjemputmu dengan murahan. :)
sumber: http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2013/03/30/versi-lengkap-malam-mingguan-versi-ldk-menjemput-jodoh-jangan-bodoh-untuk-para-kaula-muda-547162.html



Jodoh: Unpredictable (Tidak Dapat Diramalkan)

Jangan pernah mempercayai jika kita pernah diajak oleh seseorang untuk bertemu dengan tukang peramal atau dukun sulap hanya untuk melihat ramalan kehidupan kita kedepan.
Tapi banyak juga orang yang begitu yakin dan percaya bahwa jodohnya adalah orang kaya, atau pejabat, atau pengusaha atau lainnya. Atau juga ada yang percaya ketika tukang peramal mengatakan bahwa kamu akan mendapat jodoh yang miskin dan jelek, tapi jika kamu lebih keras lagi berusaha maka akan jauh dari jodoh yang demikian. Sehingga diberilah tips-tips ampuh untuk mencegah supaya tidak mendapat jodoh yang miskin dan jelek.
Padahal tujuan utama untuk diberikan tips-tips itu adalah hanya untuk mendapat bayaran (sesuai dengan harga standar masing-masing).
Akhirnya kitapun terkecoh dengan ramalan-ramalan itu. Coba kita bayangkan sendiri, apakah kita tidak sadar? ketika melihat Istrinya dukun sulap (peramal) itu ternyata hanya wanita biasa saja. Kenapa dia tidak mendapatkan istri yang lebih cantik atau kaya atau wanita hebat yang dikenal oleh khalayak ramai? Itu menandakan bahwa jodoh itu memang tidak bisa diramalkan. Jika pun kita percaya terhadap apa yang dikatakan oleh peramal, maka kita telah syirik kepada Allah. Patut untuk segera kita bertaubat nasuha, dan jangan pernah mengulangi lagi terhadap ramalan-ramalan yang bodoh.
Kita hanya boleh berusaha dan berdo’a untuk mendapatkan jodoh seperti keinginan kita sendiri. Tapi jika datang ke tempat peramal hanya untuk meramalkan jodoh kita, itu suatu langkah yang sia-sia,  sangat dilarang dan bukanlah usaha yang dimaksudkan demikian. Karena apa yang dikatakan oleh peramal itu hanya penipuan belaka.
sumber: http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2013/03/18/jodoh-unpredictable-tidak-dapat-diramalkan-538041.html

Matematika Pun Mengenal Jodoh

Matematika. Kebanyakan dari kita jika mendengar Matematika pasti yang muncul pertama kali adalah deretan angka-angka dan segelintir rumus yang tak jarang membuat pusing tujuh keliling (kayak thowaf aja 7 keliling, hehehe). Tapi sebenarnya lebih dari hanya sekedar itung-itungan, Matematika sangat peduli dengan hidup kita. Mau buktiiii???? Yupzz, .tak pernah terpikirkan sebelumnya, ternyata Matematika pun mengajarkan kita bagaimana menaruh rasa pada lawan jenis, dan bagaimana sebaiknya kita mencari jodoh, dan jodoh yang tepat buat kita.
Kita yang pernah belajar Matematika baik di SMP maupun SMA pasti pernah mendengar fungsi kan? Yupz, pintar betul seribu persen. Pemetaan dari daerah asal ke daerah kawan dengan beberapa aturan tertentu yang akrab disebut fungsi tersebut ternyata juga mempunyai sisi filosofinya.
Kita ibaratkan kita menjadi daerah asalnya dan lawan jenis kita menjadi daerah kawannya. Tidak dikatakan fungsi jika satu elemen dari daerah asal memetakan lebih dari satu di daerah kawan. Jelas kan??? Salah satu aturan fungsi tersebut mengajarkan pada kita, bagaimana kita harus menjaga kesetiaan kita. Alias, hatinya tidak boleh bercabang.
Akan tetapi akan berbeda lagi jika semua elemen dari daerah asal memetakan hanya pada satu elemen di daerah kawan. Meskipun, semua elemen di daerah asal memetakan hanya pada satu elemen di daerah asal, pemetaan tersebut masih bisa disebut dengan fungsi. Tidak diharamkan jika banyak dari kita mempunyai satu selera yang sama. Sama-sama suka pada satu orang yang sama. Kok jadi kebanyakan kata sama yaaa,hehehe. Yang jelas, masih dianggap wajar dan tak berdosa jika kita menyukai satu orang yang sama.
Sebenarnya, penerapan aturan fungsi tersebut tidak hanya pada masalah perasaan yang popular disapa dengan cinta saja sih. Dalam masalah keyakinan pun juga bisa diterapkan. Kita sebagai umat yang beragama sudah seharusnya lah kita hanya beriman pada 1 Tuhan (Tuhan YME).
And then, dalam pemetaan fungsi tersebut bersifat tertutup. Maksudnya elemen dari daerah asal hanya akan dipetakan pada daerah kawan yang sejenis. Misalnya, kalau daerah asal merupakan himpunan dari bilangan bulat, maka pemetaan di daerah kawannya pun juga bilangan bulat. Aturan fungsi tersebut juga mempertegas dan mengingatkan kita agar kita selalu memperbaiki diri kita. Karena jodoh kita adalah cerminan kita. Orang baik diperuntukkan orang baik dan begitu juga sebaliknya.
So, pelajaran yang bisa kita ambil dari aturan fungsi tersebut, baiknya kita menjadi sosok yang setia. Setia dalam rasa, baik kepada lawan jenis maupun pada Sang Maha Pencipta segala rasa. Dan teruslah berusaha menjadi sosok yang terbaik, terus memperbaiki diri untuk mendapatkan yang terbaik juga. 
sumber: http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2013/03/13/matematika-pun-mengenal-jodoh-541629.html



Jodoh, dari Hal Terkecil!

Cinta itu bisa muncul dari sisi terkecil yang berkesan. Tak salah kalau teman saya lebih melihat betis sebagai ukuran utama pilihan pertama. Kalau betisnya sudah mulus dan menarik yang lain mengikuti, katanya sambil tertawa. Teman yang lain bilang: saya lebih suka perempuan yang mempunyai rambut lurus yang keriting, lewat! Ada-ada saja! Dan dari hal itulah mereka mendapatkan pasangan hidupnya/jodoh. Tapi saya tidak bermaksud menulis tentang hal-hal yang begituan, walaupun menarik untuk dibahas.
Jodo(h). Yah, itu adalah kata yang pas untuk bersatunya dua insan yang saling menyinta. Jodoh bisa berarti orang yang cocok menjadi suami istri atau sesuatu yang cocok menjadi sepasang, pasangan. Begitu pun kecintaanku pada kompasiana muncul karena aku suka cerita fiksi, fiksiana. Pada awalnya aku tak begitu peduli dengan nama kompasiana, cerpen-cerpenlah yang membawaku kedalam pusaran ini. Aku menemukan cerita-cerita menarik dengan redaksi yang tidak direduksi. Kalau membaca cerpen di media cetak, yang kutemukan hanya keseragaman tema yang ditentukan redaktur pada setiap terbitannya. Hehehe…ngarang!
Setelah sekian lama membaca cerpen dan mengoleksinya, aku malah tambah suka bahkan cinta. Tidak hanya fiksiana tapi kompasiana secara umum aku suka. Tidak berlebihan aku sebut aku telah menemukan jodohku. Curahan hati, catatan harian, mengisi kekosongan hati, dikala galau atau suntuk, bahkan ketika libido tex (teks) lagi tinggi kompasiana mampu memuaskanku. Tak ada penolakan atau pun basa basi, semua diterima tanpa syarat. Sebagai mas kawin waktu itu, aku buatkan lamaran dengan membuat akun pribadi di kompasiana. Akun itu adalah tanda jadi bahwa ku akan selalu setia sebagai pasangan yang bertugas membaca dan menulis…lebay.com. Kompasiana jadi jodohku!
Hati-hati bila mata anda sudah terpagut pada hal kecil di kompasiana. Kalau diteruskan akan mengakibatkan kecanduan…Berbahaya!
sumber: http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2013/03/03/jodoh-dari-hal-terkecil-533697.html

bagindaery.blogspot.com menggabungkan semua artikel tentang jodoh yang berasal dari situs kompasiana,ditiap bacaan diatas sudah ada judul dan sumber masing-masing.








14.51 | 2 komentar | Read More

JANGANLAH BERPUTUS ASA DARI RAHMAT ALLAH (Artikel Menarik dan Bermanfaat)

http://slitdon9.files.wordpress.com/2008/08/susah.jpg

YANG MASIH KAFIR JANGANLAH BERPUTUS ASA DARI RAHMAT ALLAH,
YANG SUDAH BERIMAN JANGANLAH LALU TERLENA, MERASA SOMBONG DAN MERASA BAKAL MASUK SURGA

QS 15:56

Ù‚َالَ ÙˆَÙ…َÙ† ÙŠَÙ‚ْÙ†َØ·ُ Ù…ِÙ† رَّØ­ْÙ…َØ©ِ رَبِّÙ‡ِ Ø¥ِÙ„َّا الضَّالُّونَ [١٥:٥٦]
Ibrahim berkata: "Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhan-nya, kecuali orang-orang yang sesat".
﴿٥٦﴾


KUTBAH YANG PERNAH DISAMPAIKAN OLEH NABI MUHAMMAS SAW

Hadis Riwayat Ahmad 10716: 

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkhutbah kepada kami setelah shalat ashar sampai matahari tenggelam, beliau memuji Allah kemudian bersabda: "amma ba'du;

sungguh dunia itu hijau dan manis, dan sesungguhnya Allah menjadikan kalian khalifah, lalu Dia akan melihat apa yang kalian kerjakan.

Ketahuilah, takutlah kalian terhadap dunia dan para wanita, ketahuilah bahwa anak turunan Adam diciptakan dengan tingkatan yang bermacam-macam,

Di antara mereka ada yang dilahirkan dalam keadaan beriman, hidup dengan keimanan dan mati dalam keadaan beriman. 

Di antara mereka ada yang dilahirkan dalam keadaan kafir, hidup dengan kekafiran dan mati dalam keadaan kafir. 

Di antara mereka ada yang dilahirkan dalam keimanan, hidup dengan keimanan, tetapi ia mati dalam keadaan kafir. 

Dan di antara mereka ada yang dilahirkan dalam kafir, hidup dengan kekafiran, tetapi mati dalam keadaan Islam.

Ketahuilah, kemarahan itu adalah bara api yang dinyalakan di rongga anak Adam, tbukankah kalian dapat melihat pada merah matanya dan timbulnya urat leher, maka jika salah seorang dari kalian mengalami hal itu, hendaklah ke bumi dan ke bumi (duduk).

Ketahuilah, sesungguhnya sebaik-baik seorang lelaki adalah yang lambat marahnya tetapi mudah ridlanya, dan seburuk-buruk laki-laki adalah yang cepat marah dan lambat ridlanya.

Apabila seorang lelaki lambat untuk marah dan lambat pula redanya, dan laki-laki yang cepat marah dan cepat redanya maka itulah dia (bukan yang paling baik atau paling buruk).

Dan sebaik-baik pedagang adalah yang santun dalam membayar hutang dan santun dalam menagih hutang, dan seburuk-buruk pedagang adalah yang buruk dalam membayar hutang dan buruk dalam menagih hutang.

Jika seorang lelaki santun dalam membayar hutang dan buruk dalam menagih hutang, atau buruk dalam membayar hutang dan santun dalam menagih hutang maka itulah dia (bukan yang terbaik dan bukan yang berburuk).

Ketahuilah bahwa setiap pengkhianat akan membawa bendera pada hari kiamat sesuai dengan kadar pengkhianatannya, dan pengkhianatan yang paling besar adalah pengkhianatan seorang pemimpin.

Ketahuilah, Jangan sampai seorang lelaki terhalang untuk menyampaikan kebenaran yang ia ketahui karena takut kepada manusia.

Ketahuilah bahwa sebaik-baik jihad adalah perkataan yang haq pada pemimpin yang lalim."

Ketika matahari akan tenggelam beliau bersabda: "Ketahuilah, sesungguhnya permisalan sisa waktu dunia dengan waktu yang telah berlalu adalah seperti sisa hari kalian ini dengan waktu yang telah berlalu darinya."


sumber:
https://www.facebook.com/notes/penjaga-kitabullah/yang-masih-kafir-janganlah-berputus-asa-dari-rahmat-allah-yang-merasa-telah-beri/316946065064710
11.55 | 0 komentar | Read More

12 KISAH MENARIK DAN BERMANFAAT (AL-KISAH)

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgRH0VYA513jJQAzZUfSQ8cFoupsm0u_OvaHGQTaYL3URMH-G1-aT3PfIjo2qlNR3jHrPwfplXMK_L_TC_fyBjKe-qvSqck6FBzbMLc5Z0uVAETO0BgXl6L59ICxJwRhsIbvHeUu3bUQw/s400/hijrah1.jpg

 Kisah Taubatnya Seorang Penyanyi

“Adalah seorang pemuda yang bernama Dzaadzan seorang peminum khamr (minuman keras), dan ia penabuh gendang, lalu Allah memberinya rezki berupa taubat ditangan Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu maka menjadilah Dzaadzan termasuk orang-orang yang terbaik dari kalangan tabi’in, dan salah seorang ulama yang terkemuka, dan termasuk orang-orang yang masyhur dari kalangan hamba Allah ahli zuhud” [Lihat biografinya dalam Hilyatul Aulia 4/199, dan Bidayah wan Nihayah 9/74 dan Siyar ‘Alamun Nubala 4/280]

Inilah kisah taubatnya, sebagaimana Dzaadzan meriwayatkannya sendiri, ia berkata :

“Saya adalah seorang pemuda yang bersuara merdu, pandai memukul gendang, ketika saya bersama teman-teman sedang minum minuman keras, lewatlah Ibnu Mas’ud, maka ia pun memasuki (tempat kami), kemudian ia pukul tempat (yang berisikan minuman keras) dan membuangnya, dan ia pecahkan gendang (kami), lalu ia (Ibnu Mas’ud0 berkata : “Kalaulah yang terdengar dari suaramu yang bagus adalah Al-Qur’an maka engkau adalah engaku… engkau”.

Setelah itu pergilah Ibnu Mas’ud. Maka aku bertanya kepada temanku : “Siapa orang ini ?” mereka berkata : “Ini adalah Abdullah bin Mas’ud (sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam)”.

Maka dengan kejadian itu (dimasukkan) dalam jiwaku perasaan taubat. Setelah itu aku berusaha mengejar Abdullah bin Mas’ud sambil menangis, (setelah mendapatinya) aku tarik baju Abdullah bin Mas’ud.

Maka Ibnu Mas’ud pun menghadap kearahku dan memelukku menangis. Dan ia berkata : “Marhaban (selamat datang) orang yang Allah mencintainya”. Duduklah! lalu Ibnu Mas’ud pun masuk dan menghidangkan kurma untukku [Siyar ‘Alamun Nubala 4/28]

=================

Dan perkara lain yang kita ambil faedah dari kisah diatas bahwasanya Ibnu Mas’ud telah menempuh cara yang “syar’iyyah” (cara yang sesuai dengan agama) yang paling utama dalam merubah kemungkaran, tatkala ia mampu merubah kemungkaran dengan tangannya, maka iapun merubah kemungkaran dengan tangannya, ia pecahkan kendang dan ia hancurkan bejana minuman keras.

Sungguh pada diri Abdullah bin Mas’ud terdapat permisalan yang mengagumkan dalam keberanian dan maju membela kebenaran, serta dalam merubah kemungkaran. Ia tidak takut celaan orang yang suka mencela, padahal ia sendirian dan orang yang dilarang dari kemungkaran lebih dari satu, sebagaimana nampak dalam konteks cerita.

Amr bin Abdul Qais ketika ia berkata : “Barangsiapa yang takut kepada Allah, maka Allah menjadikan segala sesuatu takut kepadanya, dan barangsiapa yang tidak takut kepada Allah maka Allah akan menjadikannya takut terhadap segala sesuatu” [Sifatus Sofwah 3/208]

Dan dengan perbuatan Abdullah bin Mas’ud yang merubah kemungkaran dengan tangannya, kita akan mendapati seberapa besar belas kasih darinya dan seberapa besar kesempurnaan kelembutan dan nasehatnya kepada Dzaadzan. Karena tatkala Dzaadzan mendatanginya dalam keadaan bertaubat, iapun menghadapi dan memeluk Dzaadzan, lalu menangis lantaran gembira dengan taubat Dzaadzan. Dan Abdullah bin Mas’ud menghormatinya dengan ungkapan yang paling indah : “Selamat datang orang yang dicintai Allah”.

Sebagaimana firman Allah.

“Artinya : Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang taubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri” [Al-Baqarah : 222]

Bukan itu saja, bahkan Ibnu Mas’ud mempersilahkannya duduk dan mendekatkannya, dan menghidangkan kurma untuknya.

Demikianlah, ahli sunnah mengetahui kebenaran dan berdakwah kepada kebenaran, ahli sunnah sayang terhadap mahluk dan menasehati mereka.

[Majalah Ad-Dakwah Edisi 1863

[Disalin dari Majalah Adz-Dzakhiirah Al-Islamiyyah Edisi 09/Th.II /2004M/1424H. Terjemahan Dari Majalah Ad-Dakwah Edisi 1863. Penerbit Ma’had Ali Al-Irsyad Surabaya, Jl. Sultan Iskandar Muda 46 Surabaya]

Sumber : http://www.almanhaj.or.id/content/1944/slash/0

Zuhud

Singkat cerita, setelah kurang lebih enam hari berjalan kaki, Darsin sampai di sebuah perbukitan di lereng gunung tempat dimana dulu Kiyai Sobirin belajar pada Tuan Guru Mursid. Darsin istirahat beberapa saat untuk meredakan napasnya yang tersengal-sengal akibat pendakian yang cukup panjang di akhir perjalanannya tadi. Setelah merasa segar, Darsin berkeliling untuk mencari di mana rumah Tuan Guru tersebut, lama Darsin berkeliling mencari, namun tidak ditemukannya rumah yang sesuai dengan benaknya. Satu-satunya yang ia lihat adalah sebuah bangunan yang besar dan menurutnya cukup megah dengan pagar tembok batu yang kokoh dan bagus, di dalamnya ada beberapa bangunan yang kesemuanya tergolong mewah, sehingga hal ini membuat hati Darsin menjadi bimbang “inikah rumah Tuan Guru yang diceritakan Kiyai Sobirin itu, mengapa berbeda sekali dengan sifat-sifat guruku yang sederhana” bisiknya dalam hati. Dalam hatinya mulai ada perasaan buruk sangka, namun karena figure Kiyai Sobirin yang selalu menjadi tauladannya, terlebih lagi ia sudah terlanjur menempuh perjalanan yang tidak dekat, maka ia tidak surut untuk melangkah memasuki pintu gerbang utama yang terbuka lebar. Setelah berada di dalam pagar tembok ia lihat beberapa orang yang sedang melakukan aktifitas ada yang sedang membersihkan halamam dan mengurus kebun bunga, ada yang sedang membersihkan kaca jendela dan aktifitas lainnya. Darsin menghampiri seorang petugas penjaga yang sedang duduk pada sebuah bangunan menyerupai pos penjagaan di samping bangunan rumah induk. Setelah memberikan salam dan memperkenalkan diri, Darsin menceritakan maksud kedatangannya ingin bertemu dengan Tuan Guru. Jawab penjaga “Tuan Guru sedang pergi dan baru besok siang beliau kembali dan sebaiknya anda bermalam saja disini” jawab petugas penjaga. Dengan sedikit kecewa Darsin menurut dan menunggunya hingga besok siang. Darsin diberi tempat untuk istirahat, sebuah kamar yang luas dan sejuk dengan tempat tidur yang bagus. “Beginikah kehidupan Tuan Guru yang diceritakan Kiya Sobirin itu, mengapa beda sekali dengan sifat-sifat guruku yang sangat sederhana” kalimat ini yang berkali-kali ia bisikan dalam hatinya entah sampai berapa kali.
Setelah keesokan harinya sebelum waktu dzuhur Tuan Guru tiba, walaupun usianya telah mencapai tujuh puluh empat tahun namun masih terlihat sehat dan kuat sehingga masih mampu menunggang kuda dengan jarak yang cukup jauh. Beliau memakai sorban, mengenakan pakain dan terompah yang semuanya serba bagus dan indah. Maka hal ini semakin membuat Darsin ragu-ragu dan dalam hatinya bergumam “mengapa tidak terlihat sedikitpun kedzuhudan dalam penampilan Tuan Guru ini”. Namun Darsin tidak berani menatap wajah Tuan Guru, wajah yang memancarkan kelembutan dan kesejukan serta penuh kasih sayang. Tuan Guru seorang ulama yang sangat bijaksana, beliau sangat memahami keragu-raguan tamunya, dengan lemah lembut beliau bertanya “anak muda dari mana asalmu dan apa tujuanmu kesini”. Darsin dengan tetap menunduk menjelaskan panjang lebar akan hal ihwal dan maksud kedatangannya serta tidak lupa Darsin menyampaikan salam dari Kiyai Sobirin untuk Tuan Guru. “Apa pekerjaan Kiyai Sobirin, gurumu itu” tanya Tuan Guru. Kemuian Darsin menceritakan pekerjaan gurunya, termasuk amalan-amalan yang selama ini sangat dikaguminya, “beliau setiap hari membagi-bagikan ikan hasil tangkapannya, baik kepada tetangga maupuk kepada kami para santrinya, sementara beliau hanya mengambil beberapa potong itupun terkadang hanya bagian kepalanya yang tidak berdaging”. Tuan Guru menyimak cerita Darsin penuh perhatian, kemudian kata beliau “Anak muda, apa yang kamu lihat itu hanyalah amalan lahir saja, ketahuilah daging ikan yang telah dibagikan kepada orang-orang seperti yang kamu ceritakan kepadaku tadi masih ada dan melekat erat dalam hatinya dan selalu ada dalam benaknya, sehingga hal itu menjadi hijab atau tirai penghalang dalam mengingat Allah azzawajala, kamu tertipu oleh amalan bathin yang tidak pernah kamu sadari, sehingga kamu pun berburuk sangka kepada harta titipan Allah yang ada padaku ini”. Batapa terperanjatnya Darsin mendengar penjelasan Tuan Guru yang lemah lembut itu. Darsin merasa bagaikan mendapat tamparan di mukanya, kini ia sadar “bahwa semua pekerjaan harus didasari oleh ikhlas dan sedikitpun tidak boleh bangga atas amalan tersebut”. Tuan Guru sangat maklum kepada orang-orang seperti Darsin, beliau melanjutkan bicara “banyak orang yang keliru, dzuhud atau bersahaja bukanlah diukur dari tampilan kehidupan lahir belaka, ia ada didalam ruh atau bathin, bathin harus bersih dari keinginan- keinginan dunia, sehingga bathin tersibak dari penghalang atau hijab. Ada yang hidup serba kekurangan bahkan miskin sekalipun belum tentu ia dzuhud, namun ada yang hidup serba kecukupan bahkan kaya raya bisa jadi ia orang yang sangat dzuhud”. Mendengar penjelasan Tuan Guru Darsin merasa sangat malu, kemudan ia minta maaf kepada Tuan Guru serta mohon diterima untuk menjadi muridnya. Semoga Allah swt memberikan rahmat kepada kita sekalian amin, amin ya robbal’alamin… wassalam …

Di Tolong Harimau

Amir bin Qais – semoga allah merahmatinya – mendatangi seorang wali.
“Tolong aku didoakan…”
“He, kamu minta tolong pada orang yang lebih lemah daripada kamu? Taatlah pada Allah dan berpegang teguhlah padaNya, Allah bakal memberikan kepadamu apa yang diminta oleh para hambaNya.”
Lalu sang wali itu tiba-tiba diam sejenak dan berbicara tentang firman Allah kepada Nabi Musa as:
“Jika kamu ingin menjadi pemimpin di dunia, dan menjadi pangeran di tempat yang luhur, maka pasrah totallah dirimu pada urusanKu, rela terhadap aturan hukumKu…”

Dalam kisah ini Fudhail bin Iyadh mengatakan, “Aku sangat malu untuk mengatakan, “Aku berpegang teguh pada Allah. Karena orang yang berpegang teguh pada Allah itu tidak pernah takut kepada selain Allah, tidak pernah berharap selain Allah. Hatinya putus hubungan dengan dunia dan akhirat….”

Seorang yang saleh tiba-tiba kejebur sumur di tengah padang gersang. Tak ada yang menolongnya. Walau pun ia berteriak kesana kemari. Tiba-tiba ada suara, “Apakah anda minta tolong selain padaKu? Sedangkan Akulah penolong orang yang minta bantuan pertolongan?”
Orang saleh itu terdiam seribu bahasa. Tiba-tiba datanglah serombongan orang mendatangi sumur itu. Bukannya menolong dia, tetapi malah menutup sumur tersebut, agar tidak ada orang yang kejebur sumur tadi.

Orang saleh tadi putus asa. Karena bibir sumur itu tertutup. Tentu suaranya tidak didengar siapa pun. Ia pun putus harapan dari minta pertolongan pada makhluk. Lalu orang itu bermunajat kepada Allah.
“Oh Tuhanku, sekarang tak ada lagi selain DiriMu. Sedang aku sangat butuh kepadaMu….”

Kemudian Allah mengutus harimau, yang muncul dan mencoba membuka tutup sumur itu. Gilanya, si harimau malah turun ke arah sumur itu, dan mencengkeram orang itu dan dientaskan sampai ke atas sumur. Lalu ada suara dari atas kepala harimau.
“Hai kamu jangan putus asa hatimu dari yang menolongmu, dari kehancuran demi kehancuranmu….”
Orang tersebut lalu memohon ampun kepada Allah Azza wa-Jalla atas rasa putus asanya.

sufinews

Asal Mula Hari Raya Qurban / Idul Adha


Terjadinya sumur Zamzam

Nabi Ibrahim AS menikah untuk kedua kalinya dengan Hajar, salah seorang pembantu yang berakhlak mulia, atas saran dari istrinya Sarah. Hal itu karena hingga usia mereka yang semakin lanjut, mereka belum juga dikaruniai anak. Sementara Nabi Ibrahim berharap bisa memiliki keturunan untuk meneruskan dakwahnya. Atas izin Allah, tidak berapa lama kemudian Hajar mengandung dan melahirkan seorang putra yang diberi nama Ismail. Nabi Ibrahim AS sangat bersuka cita. Namun Sarah yang semula begitu menyetujui pernikahan mereka, merasa cemburu melihat Hajar dapat memberi suaminya seorang putra.

“Kenapa bukan aku?” pikirnya.
Setelah kecemburuannya tak tertahankan lagi, ia meminta suaminya untuk mengusir Hajar.

“Suamiku, bawalah Hajar dan anaknya Ismail pergi dari sini, aku tidak tahan melihatnya,” pinta Sarah.

“Tapi, Hajar baru saja melahirkan dan Ismail masih bayi merah, tidak kasihankah engkau pada mereka?” tanya Nabi Ibrahim AS.

“Aku tidak dapat menahan kecemburuanku melihat anugerah yang diberikan Allah pada Hajar, tolonglah bawa mereka pergi jauh-jauh!” Sarah memohon.

Nabi Ibrahim terdiam. Kemudian turunlah wahyu Allah yang memerintahkannya untuk membawa Hajar dan Ismail ke sebuah gurun pasir. Maka ia segera menyiapkan perbekalan untuk perjalanan mereka. Esoknya berangkatlah ketiga anak beranak ini dari Palestina menuju gurun pasir yang tandus.

Berhari-hari mereka mengarungi gurun pasir yang tandus dan terik hingga tibalah mereka di suatu tempat yang sekarang bernama Mekah. Allah memerintahkan Nabi Ibrahim untuk meninggalkan Hajar dan Ismail di tempat itu.

“Istriku, disinilah aku harus meninggalkan engkau dan Ismail. Sementara aku harus kembali ke Palestina dan meneruskan dakwahku,” kata Nabi Ibrahim AS.
Mendengar kata-kata suaminya, Hajar menangis karena ketakutan.

“Suamiku tegakah engkau meninggalkan aku dan anakmu yang baru lahir ini di padang tandus tak berpenghuni ini?” tangisnya. “Kemana nantinya aku encari perlindungan?”

“Hajar istriku. Tentu saja berat hatiku meninggalkan kalian berdua di sini. Tapi ini adalah perintah Allah. Percayalah pada perlindungan-Nya. InsyaAllah Ia akan selalu menolongmu,” kata Nabi Ibrahim AS.

Hajar segera menyadari tugas yang diemban suaminya sebagai Nabi, maka dengan ikhlas ia merelakan suaminya untuk kembali ke Palestina.
Nabi Ibrahim AS segera memanjatkan doa, memohon perlindungan Allah untuk anak dan istrinya, “Ya Allah lindungilah anak dan istriku dan muliakanlah tanah ini di kemudian hari.”

Kemudian dengan perasaan berat ia berpamitan kepada Hajar dan mencium kening Ismail.
Sepeninggal Nabi Ibrahim, Hajar terduduk di tengah gurun. Matahari seolah ingin membakar semua makhluk yang ada di bawahnya. Setan yang senang menggoda manusia, membisikkan pikiran-pikiran jahat di benak Hajar.
“Hai Hajar. Percayakah engkau dengan yang diucapkan suamimu? Allah tidak mungkin memberikan perintah yang kejam. Itu pastilah akal-akalan suamimu untuk mengusir kalian,” bisiknya.

“Demi Allah, aku percaya dengan kemuliaan suamiku. Pergilah dari pikiranku!” Hajar berbicara dalam batinnya.

Untuk menentramkan hati, Hajar memanjatkan doa kepada Allah SWT, “Ya Allah yang Maha Agung lindungilah hambaMu. Dan berilah hamba ketabahan serta kesabaran yang tinggi.”
Sebentar saja perbekalan mereka habis. Tak ada air yang tersisa.

Ismail mulai menangis karena kelaparan dan kehausan. Hajar mencoba menyusuinya, namun tak setetes pun ASInya yang keluar. Ia mulai panik. Ia mencoba memeras kerudungnya, berharap ada keringatnya yang bisa diminum Ismail, tapi keringatnya pun kering. Ia meletakkan putranya di tanah.

“Anakku, tunggulah di sini. Ibu akan mencoba mencari air. Mudah-mudahan di bukit itu ada mata airnya,” kata Hajar.

Lalu ia berlari-lari kecil mendaki bukit Shofa hingga ke puncaknya. Alangkah kecewanya ia, karena tidak setetes air pun yang ditemukannya. Dari puncak bukit Shofa ia melihat bahwa di bukit satunya (bukit Marwah) sepertinya ada mata air.

Maka ia kembali berlari menuruni bukit Shofa dan mendaki bukit Marwah. Namun ternyata yang dilihatnya hanyalah fatamorgana. Tak ada air di sana. Bukit itu sama tandusnya. Tiba-tiba ia melihat bahwa di bukit Shofa ada mata air.
Segera ia kembali menuju bukit Shofa dan menemukan bukit itu tandus. Ia terus berlari bolak-balik antara Shofadan Marwah hingga tujuh kali. Inilah nantinya yang dalam ibadah haji disebut Sa’i.

Hajar sangat kelelahan dan hampir putus asa. Tiba-tiba ia melihat Ismail yang masih menangis, menghentak-hentakkan kakinya ke tanah. Dari hasil hentakkannya itu keluarlah air yang memancar. Hajar segera berlari mendekati anaknya. Air iu memancar deras dan menyebar kemana-mana.

“Zam zam!” kata Hajar yang artinya ‘berkumpullah’.
Air itu kemudian berkumpul dan membentuk sebuah genangan yang luas. Dengan gembira Hajar memberi minum putranya hingga kenyang, lalu ia pun minum untuk menghilangkan dahaganya.

Mimpi Nabi Ibrahim AS

Dalam mimpinya ia merasa mendapatkan perintah dari Allah untuk menyembelih Ismail. Nabi Ibrahim AS terbangun dengan terkejut.

“Astaghfirullah,” kata Nabi Ibrahim AS dalam hati. “ Mungkinkah setan yang telah memberiku mimpi buruk ? ”

Pada waktu itu para pedagang sering melintasi padang gurun tersebut. Mereka terkejut dengan kemunculan kolam mata air itu. Terlebih lagi melihat keberadaan Hajar dan Ismail di tempat itu.

“Nyonya, kami adalah rombongan pedagan yang akan pergi ke negeri jauh. Ijinkanlah kami beristirahat dan mengisi perbekalan air kami,” kata ketua rombongan.
“Tentu saja anda boleh. Ambillah air hadiah dari Allah ini. Tapi bolehkah kami meminta sedikit makanan untuk kami?” kata Hajar.

“Dengan senang hati,” kata ketua rombongan.

Lama-kelamaan semakin banyak pedagang yang lewat dan mampir di air Zamzam untuk mengisi perbekalan. Hajar dan Ismail dianggap sebagai pemilik air Zamzam tersebut. Bahkan mereka membangunkan tempat tinggal untuk mereka berdua. Kemudian banyak dari pedagang dan musafir yang meminta izin untuk menetap sehingga tempat itu menjadi perkampungan yang ramai dan subur. Hajar dan Ismail tidak sendiri lagi. Maha kuasa Allah yang telah menjawab doa hambaNya.

Beberapa tahun kemudian, Nabi Ibrahim AS datang untuk mengunjungi istri dan anaknya. Ia sangat heran melihat perubahan yang terjadi.

“Ki sanak, apakah di tempat ini ada seorang perempuan bernama Hajar dan putranya Ismail?” tanya Nabi Ibrahim AS kepada seorang penduduk.

“Oh tentu saja. Mereka adalah pemilik sumur Zamzam. Mereka biasanya sedang menggembalakan ternaknya di Arofah,” jawab penduduk.

“Terima kasih,” kata Nabi Ibrahim AS.

Akhirnya Nabi Ibrahim menemukan istri dan anaknya yang sedang menggembala. Mereka berpelukkan dengan bahagia.

“Bagaimana kabarmu istriku?” tanya Nabi Ibrahim AS.

“Alhamdulillah, Allah selalu melindungi kami,” jawab Hajar. “Ini adalah Ismail putramu. Nak ini adalah ayahmu.”
Ismail mencium tangan Nabi Ibrahim AS.

“Maafkan ayahmu nak. Karena telah meninggalkan kalian begitu lama,” kata Nabi Ibrahim AS.

“Tidak apa-apa ayahanda. Itu sudah takdir Allah,” jawab Ismail bijak.

“Mari kita pulang ke rumah. Pastinya engkau capai dan ingin beristirahat,” ajak Hajar.

“Baiklah,” kata Nabi Ibrahim AS.


Perintah berqurban

Mereka segera beranjak dari Arofah. Namun setibanya di Mudzdalifah Nabi Ibrahim AS mengajak mereka untuk beristirahat sejenak. Saking capainya mereka ketiduran. Saat itu Nabi Ibrahim AS bermimpi. Dalam mimpinya ia merasa mendapatkan perintah dari Allah untuk menyembelih Ismail. Nabi Ibrahim AS terbangun dengan terkejut.

“Astaghfirullah,” kata Nabi Ibrahim AS dalam hati. “Mungkinkah setan yang telah memberiku mimpi buruk?” Namun esok malamnya, mimpi itu terulang kembali hingga tiga kali. Akhirnya ia membicarakan hal itu kepada Ismail.

“Nak, sesungguhnya ayah telah bermimpi sebanyak tiga kali. Dan dalam mimpiku, Allah memerintahkanku untuk menyembelihmu. Bagaimana menurut pendapatmu?” tanya Nabi Ibrahim AS.

“Ayahku, jika memang mimpi itu perintah Allah, maka laksanakanlah. Insya Allah engkau akan mendapatiku sebagai anak yang berbakti dan sabar,” jawab Ismail.

Nabi Ibrahim AS sangat bersedih hingga menitikkan air mata. Bagaimana tidak, setelah bertahun-tahun tidak bertemu, kini ia harus menyembelih putera tercintanya. Ismail memantapkan hati ayahnya.

Maka esoknya Ismail berdandan dengan baju terbaiknya. Kepada Hajar mereka pamit untuk berjalan-jalan. Di tengah jalan mereka bertemu seseorang..
“Hai Ibrahim. Betapa kejam hatimu hingga tega menyembelih anakmu sendiri,” katanya.
Nabi Ibrahim AS segera menyadari siapa yang menegurnya. Ia mengambil batu kerikil dan melempari orang itu. Kelak inilah yang dalam ibadah haji disebut Jumratul Ula.
“Dengan nama Allah pergilah kau setan,” kata Nabi Ibrahim AS.
Setan itu pun lari ketakutan dan menghilang.

Lalu muncul lagi orang yang kedua. Ia pun mengatakan hal yang sama dan Nabi Ibrahim AS melemparinya dengan batu juga. Inilah yang disebut Jumratul Wustha.
Muncul lagi yang terakhir yang juga dilempari batu oleh Nabi Ibrahim AS. Yang ini disebut sebagai Jumratul Aqobah. Kemudian sampailah mereka di bukit Mina tempat Nabi Ibrahim AS akan menyembelih Ismail.

“Nak, benarkah kau ikhlas dengan perintah Allah ini?” tanya Nabi Ibrahim AS.

“InsyaAllah,” jawab Ismail. “Tapi aku meminta padamu untuk meringankan deritaku. Ikatlah kedua tangan dan kakiku. Tutuplah mukaku dengan baju ini. Percepatlah gesekan pedangmu. Lalu sampaikan salam dan berikan pakaianku kepada ibuku untuk kenang-kenangan.”

“Baik anakku. Aku akan melakukan permintaanmu,” kata Nabi Ibrahim AS dengan hati hancur.

Ismail berbaring terlentang di atas sebuah batu, sementara pedang Nabi Ibrahim AS telah berada di lehernya.

“Bismillahirrohmanirrohiim..” suara Nabi Ibrahim AS begitu gemetar.

Sesaat sebelum pedangnya menyentuh kulit Ismail, terdengar suara ghaib memecah angkasa.

“Wahai Ibrahim kau telah membuktikan ketaatanmu kepada Allah. Dan Allah berkenan memberimu balasan yang setimpal.”

Di depan Nabi Ibrahim AS kini berdiri sesosok malaikat yang bercahaya. Ia menuntun seekor domba yang besar dan bagus.

“Allahu Akbar, Allahu Akbar..” salamnya.

“La Ilaaha Illalahu, Allahu Akbar..” sahut Nabi Ibrahim AS.

“Allahu Akbar, Walillahil Hamdu,” lanjut Ismail.

“Wahai Ibrahim. Allah memerintahkan untuk mengganti kurbanmu dengan seekor domba. Sembelihlah domba itu sebgaia ganti anakmu. Makanlah dagingnya dan jadikanlah hari ini sebagai hari raya bagimu. Sedekahkanlah sebagian dagingnya kepada fakir miskin. Demikianlah Allah memberi balasan kepada orang-orang yang taat,” kata Malaikat.

Nabi Ibrahim AS dan Ismail sangat gembira. Mereka menyembelih domba tersebut dan membagi-bagikan sebagian dagingnya kepada fakir miskin. Begitulah asal mula adanya Hari Raya Idul Adha atau Hari aya Qurban atau disebut juga Hari Raya Haji.

Hilman Muchsin

Spiritualitas Abu Dzarr al-Ghifari


Kehidupan sufi tidaklah seperti yang dibayangkan orang selama ini; di ruang gua yang sempit di tengah hutan atau di puncak menara. Stigma mementingkan kesalehan pribadi dan mengabaikan kesalehan sosial yang selalu dilekatkan pada ajaran spiritual ini mungkin perlu ditelaah ulang. Jika kita mau merunut akar sejarah sufi hingga zaman sahabat Nabi, justru kita akan menemukan pribadi-pribadi yang sangat membenci dan menentang terjadinya ketimpangan sosial.

Abu Dzarr al-Ghifari adalah tokoh sufi yang sangat disegani di kalangan sahabat. Meskipun enggan dengan kekayaan, ia sangat memikirkan kesejahteraan rakyat. Beliau tidak henti-hentinya menyuarakan pemerataan ekonomi di masyarakat. Ia tidak rela melihat ketimpangan dan gap yang curam antara si miskin dan si kaya. Ia berteriak dari Syiria hingga ke pusat pemerintahan Islam di Madinah agar si kaya tidak menumpuk kekayaan pribadi.

"Wahai orang-orang kaya, bantulah yang miskin. Orang-orang yang menumpuk kekayaan dan tidak mendermakannya di jalan Allah, akan dipanggang di neraka." Kalimat itu seringkali diteriakkan oleh Abu Dzarr di Syiria, pada masa pemerintahan Utsman bin Affan. Serentak, rakyat kecil yang berekonomi lemah menjadi pendukung Abu Dzarr. Mereka meneriakkan kalimat yang sama di seluruh penjuru Syiria—mirip orasi massif kaum proletar dalam pergulatan sosialisme modern.

Orang-orang kaya merasa terganggu dengan "kritik" tajam Abu Dzarr tersebut, hampir mirip barangkali dengan kondisi para borjuis di masa Perang Dingin yang sangat risih dengan ide sosialisme. Mereka mengadu kepada pemerintah Syiria. Mu`awiyah, yang saat itu menjabat Gubernur Syiria, segera mengirim Abu Dzarr ke Khalifah Ustman di Madinah.

Di hadapan Khalifah, Abu Dzarr mempertegas pandangannya bahwa orang-orang kaya tidak semestinya menumpuk harta. Ia kemudian membaca firman Allah dalam Surah at-Taubah bahwa orang-orang yang menumpuk emas-perak dan tidak dinafkahkan di jalan Allah, mereka akan mendapat siksa yang pedih dan dipanggang di neraka.

Di hadapan Khalifah, Abu Dzarr didebat oleh Ubay bin Ka`b. Ia bilang: "Tidak masalah, orang kaya menyimpan harta, asal ia memenuhi kewajiban yang terkait dengan kekayaannya itu". Abu Dzarr berang. Beliau tak bersikeras dengan pandangannya. "Aku tidak rela dengan orang-orang kaya, sehingga mereka membagikan hartanya dan berbuat baik kepada orang di sekelilingnya ….," tegasnya kepada Khalifah.

Abu Dzarr dengan segala kesufiannya memiliki kepekaan sosial yang begitu tinggi terhadap kondisi masyarakat di sekelilingnya. Ia hidup berzuhud, tidak suka harta, tapi memiliki gagasan yang revolusioner mengenai kesejahteraan.

Dengan gagasannya itu, Abu Dzarr dianggap sebagai simbol pembela orang-orang kecil yang proletar. Ide sosialisme Islam semacam Abu Dzarr inilah yang kemudian diusung oleh kelompok Islam sosialis Indonesia beberapa dekade setelah kemerdekaan. Beberapa tokoh Muslim sosialis meneriakkan pembelaan terhadap rakyat kecil dengan menggunakan kata mustadl`afin, sebuah term yang akrab sekali dengan pembelaan Alquran terhadap Muslimin yang tertindas di Mekkah. Mereka menemukan akarnya dalam Islam dan menjadikannya dasar atas kecenderungan mereka yang memihak terhadap paham sosialisme yang diadopsi dari Eropa pada masa Perang Dingin.

Meski sama-sama pembelaan terhadap rakyat jelata, ide dan semangat Abu Dzarr sangat berbeda dengan sosialisme modern. Abu Dzarr tidak mendasarkan paham ekonominya sebagai gerakan politik. Beliau tidak memiliki kepentingan dan tendensi apa pun dengan pahamnya itu.

Meskipun ada yang menengarai bahwa beliau dipengaruhi oleh Abdullah bin Saba', politisi pengacau pada masa pemerintahan Utsman. Bahkan, adapula yang berupaya mengaitkan paham Abu Dzarr dengan paham sosialisme ekstrim Mazdak di Persia, yang menyatakan bahwa harta dan wanita adalah aset umum yang tidak bisa menjadi milik pribadi. Namun menurut saya ini terlalu berlebihan.

Abu Dzarr tidak dipengaruhi oleh siapa pun. Beliau membenci penimbunan kekayaan semenjak awal masuk Islam. Dan, pandangan itu terus beliau pegang sampai dijemput ajal sendirian di Rabdzah, sebuah pelosok di timur Madinah.

Sebagai sufi yang tak memiliki kecintaan apapun terhadap harta, Abu Dzarr sangat risih dengan watak serba materialistik pada saat itu. Bukan karena sentimen terhadap orang-orang kaya, tapi berjuang menghadang watak rakus yang menjalar dengan sangat cepat dan mengakar di tengah-tengah masyarakat.
Fokus Abu Dzarr bukan mengubah orang miskin menjadi kaya, tapi mengubah watak orang-orang kaya agar tidak rakus, tertumpu pada materi dan gila harta.
Ketimpangan sosial di sekitarnya ia jadikan sebagai sarana untuk mengubah moralitas orang-orang kaya agar mau berbagi, tidak menumpuk kekayaan dan tidak "mempertuhankan" materi.

Abu Dzarr memberikan warna yang unik dalam tasawuf dan paham kesejahteraan masyarakat. Di satu sisi beliau suka hidup miskin, di sisi lain beliau meneriakkan pemerataan ekonomi dan mengecam orang-orang kaya.

Protesnya terhadap orang-orang kaya, bukan karena dirinya miskin. Tapi, karena muak dengan kecenderungan materialistik mereka.
Dari situ yang muncul sebagai esensi dalam paham ekonomi sufistik Abu Dzarr adalah pembentukan moralnya, sedangkan pemerataan ekonomi atau kesejahteraan bersama merupakan efek dari pembentukan moral itu. Ekonomi sufistik Abu Dzarr ini bisa dinalar dengan logika ekonomi dan tasawuf sekaligus. Logika ekonominya adalah jika orang-orang kaya menjadi zuhud, maka seluruh komponen masyarakat akan sejahtera. Sedangkan logika sufistiknya adalah jika orang-orang kaya mau berbagi, maka mereka menjadi orang-orang yang zuhud dan moral tinggi.

Sebagai falsafah hidup pribadi atau gerakan spiritual, teori ekonomi sufistik ala Abu Dzarr adalah sebuah ide yang betul-betul cemerlang. Tapi, untuk menjadi ideologi masyarakat, teori Abu Dzarr ini hampir menjadi sebuah utopia. Mungkin karena itu juga, Ustman berkata sebagai jawaban atas desakan Abu Dzarr: "Wahai Abu Dzarr, tidak mungkin kita membawa masyarakat menjadi zuhud semua. Yang harus aku lakukan adalah mengatur mereka dengan hukum Allah dan memberikan anjuran agar mereka hidup sederhana."taq/ad

Sumber : Republika Newsroom

Mengundang Tuhan Makan Malam

Pada suatu hari, beberapa orang dari Bani Israil datang menemui Musa as dan berkata, Wahai Musa, bukankah kau boleh bicara dengan Tuhan? Tolong sampaikan pada-Nya, kami ingin mengundang-Nya makan malam.

Musa marah luar biasa. Ia berkata bahwa Tuhan tidak perlu makan atau minum.

Ketika Musa datang ke Gunung Sinai untuk berbicara dengan Tuhan, Tuhan bersabda,

Mengapa kau tidak menyampaikan kepada-Ku undangan makan malam dari hamba-Ku? Musa menjawab, Tapi Tuhanku, Engkau tidak makan. Engkau pasti tidak akan menerima undangan tolol seperti itu. Tuhan berkata, Simpan pengetahuanmu antara kau dan Aku. Katakan pada mereka, Aku akan datang memenuhi undangan itu.

Turunlah Musa dari Gunung Sinai dan mengumumkan bahwa Tuhan akan datang untuk makan malam bersama Bani Israil. Tentu saja semua orang, termasuk Musa, menyiapkan jamuan yang amat mewah. Ketika mereka sedang sibuk memasak hidangan-hidangan terlezat dan mempersiapkan segalanya, seorang kakek tua muncul tanpa diduga.

Orang itu miskin dan kelaparan. Ia meminta sesuatu untuk dimakan. Para koki yang sibuk memasak menolaknya, Tidak, tidak. Kami sedang menunggu Tuhan. Nanti ketika Tuhan datang, kita makan bersama-sama. Mengapa kamu tidak ikut membantu. Lebih baik kamu ikut mengambilkan air dari sumur!

Mereka tidak memberi apa-apa untuk kakek malang itu. Waktu berlalu tetapi Tuhan ternyata tidak datang. Musa menjadi amat malu dan tidak tahu harus berkata apa kepada para pengikutnya.

Keesokan harinya, Musa pergi ke Gunung Sinai dan berkata, Tuhan, apa yang Kau lakukan kepadaku?

Aku berusaha meyakinkan setiap orang bahwa Kau ada. Kau katakan Kau akan datang ke jamuan kami, tapi Kau ternyata tak muncul. Sekarang tidak ada yang akan mempercayaiku lagi!

Tuhan menjawab, Aku datang. Jika saja kau memberi makan kepada hamba-Ku yang miskin, kau telah memberi makan kepada-Ku. Tuhan bersabda, Aku, Yang tidak akan boleh dimasukkan ke seluruh semesta, boleh dimasukkan ke dalam hati hamba-Ku yang beriman.

Ketika kita berkhidmat kepada hamba Tuhan, kita telah berkhidmat kepada-Nya. Ketika kita mengabdi kepada makhluk, sesungguhnya kita juga mengabdi kepada Sang Khalik.

Sultan dan Sufi

Alkisah, seorang Sultan sedang berparade di jalan-jalan utama kota Istanbul, dengan dikelilingi para pengawal dan tentaranya. Seluruh penduduk kota datang untuk melihat sang Sultan. Semua orang memberikan hormat ketika Sultan lewat, kecuali seorang darwis yang amat sederhana.
Sang Sultan segera menghentikan paradenya dan menyuruh tentaranya untuk membawa darwis itu menghadap. Ia menuntut penjelasan mengapa darwis itu tak memberikan penghormatan kepadanya ketika ia lewat.

Darwis itu menjawab, "Biarlah semua orang ini menghormat kepadamu. Mereka semua menginginkan apa yang ada padamu; harta, kedudukan, dan kekuasaan. Alhamdulillah, segala hal ini tak berarti bagiku. Lagipula, untuk apa saya menghormat kepadamu apabila saya punya dua budak yang merupakan tuan-tuanmu?"

Semua orang di sekelilingnya ternganga. Wajah sang Sultan memerah karena marah. "Apa maksudmu?" bentaknya.

"Kedua budakku yang menjadi tuanmu adalah amarah dan ketamakan," ujar darwis itu tenang seraya menatap kembali kedua mata Sultan. Sultan itu pun tersadar akan kebenaran ucapan orang itu dan ia balik menghormat sang darwis.

Nilai Seorang Mursyid

Bergabung dengan kalangan sufi adalah fardhu ‘ain. Sebab tidak seorangpun terbebas dari aib dan kesalahan kecuali para Nabi. (Imam Al-Ghazali)
Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al Ghazali ath-Thusi asy-Syafi’I dikenal dengan nama Imam al Ghazali lahir tahun 450 H/1058 M di propinsi Khurasan Irak. Beliau mempunyai daya ingat yang kuat dan bijak dalam berhujjah sehingga digelar sebagai hujjatul Islam. Diantara banyak karya tasawuf yang beliau karang yang sangat terkenal sampai sekarang adalah Ihya Ulumuddin (Kebangkitan ilmu-ilmu Agama).

Imam al Gahazali pada mulanya bukanlah pengamal tasawuf bahkan beliau tidak begitu mempercayai penomena-penomena kekeramatan yang di alami oleh orang-orang shaleh sampai Allah memberikan petunjuk kepada beliau sebagai mana yang beliau ceritakan berikut yang kami kutip dari buku Abdul Qadir Isa, Hakikat Tasawuf :

Pada awalnya aku adalah orang mengingkari kondisi spiritual orang-orang shaleh dan derajat-derajat yang dicapai oleh para ahli makrifat. Hal ini terus berlanjut sampai akhirnya aku bergaul dengan Mursyid-ku, Yusuf an Nasaj. Dia terus mendorongku untuk melakukan mujahadah, hingga akhirnya aku memperoleh karunia-karunia ilahiyah. Aku dapat melihat Allah dalam mimpi. Dia berkata kepadaku, “wahai Abu Hamid, tinggalkanlah segala kesibukanmu. Bergaullah dengan orang-orang yang telah Aku jadikan tempat untuk pandangan-Ku di bumi-Ku. Mereka adalah orang-orang yang menggadaikan dunia dan akhirat karena mencintai Aku.” Aku berkata, “Demi kemulyaan-Mu, aku tidak akan melakukannya kecuali Engkau membuatku dapat merasakan sejuknya berbaik sangka kepada mereka.” Allah berfirman, “Sungguh Aku telah melakukannya. Yang memutuskan hubungan antara engkau dan mereka adalah kesibukanmu mencintai dunia. Maka keluarlah dari kesibukanmu mencintai dunia dengan suka rela sebelum engkau keluar dari dunia dengan penuh kehinaan. Aku telah melimpahkan kepadamu cahaya-cahaya dari sisi-Ku Yang Maha Suci.” Aku bangun dengan penuh gembira. Lalu aku mendatangi Syekh-ku, Yusuf an Nasaj, dan menceritakan tentang mimpiku itu. Dia tersenyum sambil berkata, “Wahai Abu Hamid, itu hanyalah lembaran-lembaran yang pernah kami peroleh di fase awal perjalanan kami. Jika engkau tetap bergaul denganku, maka matahati mu akan semakin tajam.”

Pengalaman Imam Al Ghazali berjumpa dengan Allah dalam mimpi atas bimbingan Guru Mursyidnya menyebabkan beliau sangat yakin dengan ilmu tasawuf yang selama ini tidak menjadi perhatiannya. Pengalaman yang tidak pernah Beliau alami sebelumnya walaupun telah hapal Al Qur’an, ribuan hadist dan berbagai karya ulama-ulama besar. Dan dari keterangan Guru Mursyid beliau ternyata perjumpaa dengan Allah dalam mimpi yang dialami oleh Imam Al Ghazali itu hanyalah fase awal dari perjalanan rohani. Tentu saja pengalaman-pengalaman spiritual yang dialami oleh Imam al Ghazali bisa juga dialami oleh orang lain asal memenuhi rukun dan syaratnya.

Imam al Ghazali berpendapat bahwa sangat penting bagi seseorang yang menempuh perjalan rohani mempunyai seorang Guru Mursyid yang membimbing agar tidak tersesat sebagaimana yang beliau kemukakan :

“Di antara hal yang wajib bagi para salik yang menempuh jalan kebenaran adalah bahwa dia haru mempunyai seorang Mursyid dan pendidikan spiritual yang dapat memberinya petunjuk dalam perjalanannya, serta melenyapkan akhlak yang tercela. Yang dimaksud pendidikan di sini, hendaknya seorang pendidik spiritual menjadi seperti petani yang merawat tanamannya. Setiap kali melihat batu atau tumbuhan yang membahayakan tanamannya, maka dia langsung mencabut dan membuangnya. Dia juga selalu menyirami tanamannya agar dapat tumbuh dengan baik dan terawat, sehingga menjadi lebih baik dari tanaman lainnya. Apabila engkau telah mengetahui bahwa tanaman membutuhkan perawat, maka engkau akan mengetahui bahwa seorang salik harus mempunyai seorang mursyid. Sebab Allah mengutus para Rasul kepada umat manusia untuk membimbing mereka ke jalan lurus. Dan sebelum Rasulullah SAW`wafat, Beliau telah menetapkan para Khalifah sebagai wakil Beliau untuk menunjukkan manusia ke jalan Allah. Begitulah seterusnya, sampai hari kiamat. Oleh karena itu, seorang salik mutlak membutuhkan seorang Mursyid.”

Menurut Imam al Gahazali, pada umumnya manusia tidak bisa melihat penyakit-penyakit jiwa mereka sendiri kecuali orang-orang yang telah terbuka hijabnya dan telah tercerahkan lewat bimbingan Mursyid. Seseorang hanya dapat melihat korotan saudaranya tapi dia tidak bisa melihat kotorannya sendiri. Seorang Mursyid atas karunia Allah mengetahui penyakit-penyakit hati manusia. Oleh karenanya kata Imam Al Ghazali apabila menusia ingin mengetahui penyakit-penyakit jiwanya hendaknya dia duduk dihadapan Mursyid yang mengetahui penyakit-penyakit jiwa dan menyingkap aib-aib yang tersembunyi. Dia harus mengendalikan hawa nafsunya dan mengikuti petunjuk Mursyidnya itu dalam melakukan mujahadah. Inilah sikap seorang murid terhadap mursyidnya atau sikap seorang pelajar terhadap gurunya. Dengan demikian, Mursyid atau gurunya akan dapat mengenalkannya tentang penyakit penyakit yang ada dalam jiwanya dan cara mengobatinya.

Zaman sekarang orang menyibukkan diri dengan mempelajari ilmu-ilmu yang tidak berhubungan dengan dirinya sendiri dan melupakan tentang ilmu mengenal diri. Tasawuf adalah ilmu untuk penyucian hati dan ilmu untuk mengenal diri agar bisa mengenal Tuhan. Tasawuf bukan sekedar ilmu yang dibaca dan dihapal lalu dipraktekkan menurut selera masing-masing. Tasawuf pada intinya adalah ilmu kerohanian yang membutuhkan seorang Master yang ahli untuk membimbing manusia kepada Tuhan. Dialah Mursyid yang bukan hanya mengatakan bahwa Allah itu Esa dengan segala sifat-sifat-Nya tapi juga bisa mengantarkan muridnya langsung bertemu dengan Allah sebagaimana pengalaman Imam Al Ghazali diantarkan kehadirat Allah oleh Guru Mursyidnya.

Saya selalu bersyukur kehadirat Allah SWT atas karunia-Nya yang tidak terhingga dengan diperkenalkan saya dengan salah seorang Auliya-Nya. Beliau lah yang membimbing saya kehadirat Allah SWT menemukan cahaya dalam kegelapan hati. Tanpa Mursyid, sungguh saya hanyalah seorang hamba baca yang merasa tahu tanpa bisa merasakan apa-apa.

Semoga Allah Yang Maha Rahman dan Maha Rahim akan selalu mengekalkan kita dalam karunia-Nya bersama dengan kekasih-Nya di muka bumi, memberikan kesempatan untuk terus menyaksikan keindahan wajah-Nya, mengizinkan kita untuk terus mendengar firman-Nya yang Maha Menggetarkan. Semoga! (SM)

Pengantin Baru Masuk Surga






Pada suatu hari laki-laki bernama Julaibiib menghadap Rasulallah Saw. Julaibiib adalah orang yang sangat melarat.
Dia bertanya: “Ya Rasulallah! Jika aku mati dalam keadaanku yang beriman ini apakah Allah SWT akan memasukkan aku ke dalam surga dan mengawainkan aku dengan bidadari?

“Ya tentu, insya Allah!”jawab Rasulallah Saw. “Mengapa sahabat-sahabat Tuan setiap yang aku lamar puterinya, semua menolak dan tidak menikahkan puterinya denganku?” tanya Julaibiib lagi.
“Pergilah kamu ke rumah keluarga fulan dan katakanlah kepadanya bahwa Rasulallah Saw memerintahkan kepada Anda agar menikahkan puterinya kepadaku,”jawab Rasulallah.
Keluarga itu pun akhirnya sepakat untuk menikahkan Julaibiib dengan putri mereka. Akan tetapi sebelum Julaibiib sempat masuk ke kamar pengantin, dia mendengar panggilan masuk berjihad. Maka dia pun lari dan bergabung dengan pasukan perang.
Ketika perang telah usai, Rasulallah Saw bertanya kepada para sahabat: “Siapa diantara kawan-kawan kalian yang sekarang tidak tampak dan mugkin menjadi syahid?” Para sahabat pun menyebutkan beberapa nama, tetapi tidak menyebut nama Julaibiib karena dia belum banyak dikenal.
Lalu Rasulallah Saw bersabda: “Apakah aku justru kehilangan Julaibiib, marilah kita bersama mencarinya!”
Akhirnya, Rasulallah Saw menemukan jasad Julaibiib tergeletak mati sebagai syahid di tengah tujuh mayat orang kafir yang baru dilawannya. Lalu Rasulallah Saw pun duduk di samping jasad Julaibiib dan mengangkat kepalanya ke pangkuan beliau sambil menangis. Tetapi sesaat kemudian beliau tersenyum dan memalingkan wajahnya. Maka para sahabat pun bertanya: “Sungguh aneh sekali keadaan Tuan, ya Rasulallah! Tuan menangis lalu tersenyum dan memalingkan wajah Tuan?”

Rasulallah bersabda: “Ya, aku menangis karena perpisahan dengan saudaraku ini, dan aku tersenyum ketika Allah memperlihatkan kepadaku tempatnya di surga. Aku palingkan wajahku ketika aku melihat istrinya, seorang bidadari dari suraga, aku turun ke bumi lalu masuk di antara kulit dan bajunya, kemudian mengakatnya ke surga di haribaan-Nya, di alam kelanggengan.” (HB)

Tiga Nasehat

Pada suatu hari ada seseorang menangkap burung. Burung  itu
berkata  kepadanya, "Aku tak berguna bagimu sebagaitawanan.
Lepaskan saja aku, nanti kuberi kau tiga nasehat."

Si Burung berjanji akan memberikan  nasehat  pertama ketika
masih  berada  dalam  genggaman orang  itu, yang kedua akan
diberikannya kalau ia sudah berada di cabang pohon,dan yang
ketiga ia sudah mencapai puncak bukit.

Orang itu setuju, dan meminta nasehat pertama.

Kata burung itu,

"Kalau  kau  kehilangan sesuatu, meskipun kau menghargainya
seperti hidupmu sendiri, jangan menyesal."

Orang itupun melepaskannya, dan burung itu segera  melompat
ke dahan.

Di sampaikannya nasehat yang kedua,

"Jangan percaya kepada segala yang bertentangan dengan akal,
apabila tak ada bukti."

Kemudian burung itu terbang ke puncak gunung. Dari sana  ia
berkata,

"O  manusia malang! diriku terdapat dua permata besar,kalau
saja tadi kau membunuhku, kau akan memperolehnya!"

Orang itu sangat menyesal  memikirkan  kehilangannya, namun
katanya,  "Setidaknya, katakan  padaku  nasehat yang ketiga
itu!"

Si Burung menjawab,

"Alangkah tololnya kau,  meminta  nasehat  ketiga sedangkan
yang   kedua  pun  belum  kaurenungkan  sama  sekali! Sudah
kukatakan padamu agar jangan kecewa  kalau  kehilangan, dan
jangan  mempercayai  hal yang bertentangan dengan akal.Kini
kau malah melakukan keduanya. Kau percaya pada hal yang tak
masuk  akal dan menyesali kehilanganmu. Aku toh tidak cukup
besar untuk bisa menyimpan dua permata besar!

Kau tolol. Oleh  karenanya  kau  harus  tetap  berada dalam
keterbatasan yang disediakan bagi manusia."

Catatan

Dalam lingkungan  darwis, kisah ini dianggap sangat penting
untuk  "mengakalkan"  pikiran  siswa   Sufi,  menyiapkannya
menghadapi   pengalaman  yang  tidak  bisa  dicapai  dengan
cara-cara biasa.

Di samping penggunaannya sehari-hari di kalangan Sufi,kisah
ini  kedapatan  juga  dalam klasik Rumi, Mathnawi.Kisah ini
ditonjolkan dalam Kitab Ketuhanan karya Attar,salah seorang
guru Rumi.Kedua pujangga itu hidup pada abad ke tiga belas.

Bayazid dan Orang Bodoh



Pada suatu hari, seseorang mengomel kepada Bayazid,  seorang
ahli  mistik pada abad kesembilan, mengatakan bahwa ia telah
berpuasa dan berdoa dan berbuat segalanya selama tiga  puluh
tahun  namun  tidak  juga  menemukan kesenangan seperti yang
digambarkan Bayazid. Bayazid menjawab, orang itu  bisa  saja
melanjutkan   perbuatannya   tiga  ratus  tahun  lagi  tanpa
mendapatkan kesenangan juga.

"Mengapa begitu?" tanya Si Sok-Saleh.

"Sebab kesombonganmu merupakan halangan utama bagimu."

"Coba katakan apa obatnya."

"Obatnya tak akan bisa kau laksanakan."

"Bagaimanapun, katakan sajalah."

Bayazid pun berkata, "Kau  harus  pergi  ke  tukang  pangkas
rambut  untuk  mencukur  janggutmu,  (yang  terhormat, itu).
Lepaskan semua pakaianmu  dan  kenakan  korset.  Isi  sebuah
kantong  kuda dengan kenari sampai penuh, lalu gantungkan di
lehermu. Pergilah ke pasar dan berteriaklah, 'akan kuberikan
sebutir  kenari  kepada setiap anak yang memukul tengkukku.'
Kemudian lanjutkan perjalananmu ke  sidang  pengadilan  agar
semua orang menyaksikanmu."

"Tetapi  aku  tak bisa melakukan itu; coba katakan cara lain
yang sama manfaatnya."

"Itu langkah pertama, dan satu-satunya cara," kata  Bayazid,
"Tetapi  sudah  aku katakan kepadamu bahwa kau tak akan bisa
melakukannya; jadi tak ada obat bagimu."

Catatan

Al-Ghazali, dalam Alkemia Kebahagiaan, mempergunakan  ibarat
ini untuk menekankan pernyataan yang sering diulang-ulangnya
bahwa  sementara  orang,  betapapun  jujur  tampaknya  usaha
mencari  kebenaran  itu  bagi  dirinya  sendiri  -dan bahkan
mungkin juga bagi orang lain- nyatanya kadang-kadang didasari
kesombongan   atau  mencari  untung  sendiri,  hal-hal  yang
merupakan halangan utama bagi pencarian kebenarannya.

Tobat gara-gara kertas


Kita sangat mengenal seorang sufi besar, Bisyr bin al-Harits
al-Hafi (150–227 H). Awal mula ia bertobat dan memasuki dunia sufi, sebenarnya gara-gara secarik kertas yang tercecer dan diinjak banyak orang. Ia melihat kertas itu dengan hati yang sangat antusias. Sebab pada kertas itu ada tulisan Nama Allah. Lalu kertas itu ia ambil, bahkan kertas itu ia beli dengan harga satu dirham. Kemudian kertas itu ia bersihkan sampai bersih, lantas ia letakkan di celah-celah sebuah tembok.

Malamnya Bisyr al-Hafi bermimpi. Dalam mimpi itu ia mendengar suara yang berkata padanya, “Wahai Bisyr, engkau telah membersihkan nama-Ku, sungguh Aku bakal membersihkan namamu (tergolong orang yang baik-- red) di dunia dan di akhirat.”
Sejak mendengar kata-kata itu, Bisyr bertobat dan menjadi sufi, bahkan tergolong tokoh sufi yang disegani di dunia.
11.51 | 0 komentar | Read More

BACA JUGA

DAFTAR LENGKAP ARTIKEL BLOG BAGINDAERY

Ikuti situs Bagindaery

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...