Diskusi Hangat Tentang Jodoh
Sebuah kata yaitu Jodoh dan menikah. Kini jadi
urutan pertama di mesin pencari otakku. Ia seperti barang yang harus
segera kami buru. Ia juga seperti most wanted, buron nomor wahid yang
selalu membayangi mimpi – mimpi kami. Trending topic world wide dunia
akhirat dalam doa – doa kami. Urusan pekerjaan yang paling dicari oleh
para wanita lajang se - ’usia’ kami. Number 1 list dari daftar urusan
kami yang harus segera dikerjakan. Juga jadi soal paling “berat” yang
sangat susah kami kerjakan, sebelum kami menemukan “kunci”nya. Jadi
berita yang paling disukai temanya, kerena kami ingin segera
merasakannya. Menu favorit yang paling dicari, yang selalu hangat sampai
akhir zaman. Tiket yang akan diburu terus selama jumlah perempuan lebih
banyak dari laki – laki. Pagi, siang, sore , malam, tak habis –
habisnya. Tak capek – capeknya. Tak henti – hentinya. Akan terus
berlangsung selama belum terlaksana hajatnya.
Menerima undangan pernikahan ? Merupakan kabar baik bukan ? Seharusnya. Tapi untuk orang yang belum menikah,
menerima undangan terus menerus, pasti lain rasanya bukan ? Ada rasa
nyeri di dada. Hueheuhe, memang sedikit lebay, tapi begitulah
kenyataanya. Ini benar – benar nyata.
***
Kata apa yang kubenci saat ini ? Yaitu adalah sebuah pertanyaan kapan
? Kapan nih jengs undangannya ? Kapan nyusul ? Kapan bawa gandengan ?
Kapan dikenalkan dengan kita ? Dan segenap kapan - kapan lainnya
sehingga aku menjawabnya menjadi kapan - kapan. Absurd. Sungguh
pertanyaan yang tak bisa kujawab. Apalagi kubocorkan. Sekedar
mengintippun aku tak kuasa.
Jadi tolong berhentilah bertanya padaku kawan..
***
Ibarat sebuah rahasia, jodohpun demikian adanya.
Siapa yang tidak menyukai sebuah rahasia ? karena ia sebuah rahasia,
makanya rasa ingin tahu semua orang seperti digali terus lubangnya.
Karena ia rahasia, yang berarti tidak semua orang tahu, makanya rasa
penasaran seluruh manusia seperti disetrum di pangkalannya. Namanya juga
rahasia, banyak sekali yang ingin mengintipnya. Membocorkan seluruh
isinya, sehinggga tidak lagi menjadi rahasia.
Lalu kapankah rahasia itu terkuak ? Hanya waktu
yang bisa menjawabnya. Begitupula dengan jodoh ! Hanya waktu yang akan
mempertemukannya. Hanya takdir Allah SWT yang akan menyingkapnya. Hanya
suratan nasiblah yang akan mengabarinya. Tugas kita setelah semua usaha
dan ikhtiar dikerahkan adalah terus berdoa ! Dan terus percaya serta
meyakininya !! Itu saja.
Begitulah, walaupun aku berlaku biasa saja, jauh
dilubuk hatiku, aku memikirkannya. Bahkan orang - orang sekitarku turut
‘pusing’ memikirkan perihal jodohku ini. Mereka berlomba - lomba ingin
mengenalkanku atau mencari - cari kenalan yang belum menikah. Mereka
juga berusaha sama gigihnya dengan kami. Hebat sekali bukan ?
Aku tak tahu mengapa keinginan untuk menikah kian
membuncah. Mengapakah ? Apakah karena aku kesepian ? Mungkin iya. Aku
butuh tempat berbagi. Aku tak bisa terus dalam kesendirian bukan ? Jadi
sebenarnya apa tujuanmu ? Sekedar ada yang menemani ? Ahh mungkin
sajakah.
Coba tanyakan lagi, mengapa ? Mengapa kau sangat
menginginkannya ? Mendambakannya ? Atau hanya karena tak ingin dicecar
terus menerus oleh orang - orang sekitarmu ? Bisa jadi itu salah
satunya. Jadi hanya untuk itu saja. Entahlah. Hari - hari semakin gundah
saja hati ini dibuatnya. Semakin tak karuan saja rasanya melihat semua
teman - teman akan meninggalkanku. Mereka sudah mulai membangun sesuatu
untuk masa depannya. Tak bolehkah aku berharap juga seperti mereka ?
Sudah kubilangkan ? Aku bosan jadi superwoman. Aku bosan kalau aku yang
harus selalu memimpin. Aku sangat ingin dipimpin. Bukankah menyenangkan
jika ada yang akan melindungi kita ? Menjaga kita ? Pasti menyenangkan
sekali bukan ?
Tampaknya aku mulai mengikuti keparanoidan ibuku dalam hal kecemasan tentang masalah jodoh. Ia sama khawatirnya denganku jelang umurku yang tanpa disadari terus merangkak naik tanpa diminta. Wajah ini kini juga terus mengiringi usia kami, ia serasa mengejek kami dengan terus bertambah kendur, omaygott ter - la - lu.
28 tahun tidak bisa
dikatakan muda lagi bukan ? Nyatanya diusia ini ,ketika kami berjalan,
belanja, ke mall, hampir semua orang menyapa kami dengan sebutan “ Bu
“. Panggilan ini semakin membuat kami gerah, kalap bukan main. Jarang
sekali akhir – akhir ini orang memanggil kami dengan sebutan “ Mba “.
Memang sudah segitu akutnyakah usia kami ini ? Wajar saja kami begitu
paranoid karena belum bisa memenuhi harapan orang – orang disekeliling
kami.
Harapan orang – orang diluar kami ini serasa
memberatkan punggung kami. Kami merasa terpojok dengan harapan – harapan
itu. Kami seperti disudutkan karena status single kami. Entah bagaimana
lagi aku harus menuliskan perihal jodoh yang selalu membuat kepalaku
terasa pusing ini. Pasalnya hampir setiap hari ibuku menanyakannya ? Kau
tahu bukan ? Kalau ibu yang bertanya tentang masalah ini, dada ini
terasa 3 kali lebih sesak dibanding orang lain yang bertanya hal yang
sama. Rasanya sungguh lain bila ibuku yang bertanya. Karena ini berarti
pengharapan lebih dari seorang Ibu. Harapan luar biasa dari seseorang
yang telah melahirkan kita.
Apakah aku selama ini terbebani dengan harapan
semua orang ? iya sepertinya aku belum bebas. Aku masih terpasung dengan
keinginan dan pandangan orang lain terhadapku. Mengapa tak kau buka
talinya ? Lepaskan ikatannya ? jangan lihat kanan atau kiri. Terus saja
melaju.
Makin kesini aku semakin saja terdesak. Aku
merasa sudah dipojok. Tak bisa lagi menghindar. Ibarat peribahasa sudah
diujung tanduk. Sebegitu akutkah keinginan - keinginan orang lain ini
terus mendesakku ? Ahhh aku limbung. Metalku terus merosot saja. Aku
jadi berkecil hati. Haruskah aku memiliki sikap
demikian ? Bagaimana ya ? Bagaimanakah aku harus menyikapinya ? Sedang
aku tak tahu dimana ia berada sekarang ? Entah dimana.
***
Hari ini aku senang sekali karena bisa berdiskusi
dengan para jomblowers. Ibaratnya kami perlu bertukar pikiran karena
punya ‘masalah’ yang sama. Saling mengingatkan saling menghibur dikala
sedih.
Memang perkara status bagi perempuan yang belum
menika, dimasyarakat juga kadang membuat pelik. Contohnya aku ? Dimana
kami akan memainkan peran dimasyarakat dengan status “tanggung“ seperti ini ? Remaja bukan. Jadi ketika Om Try,
aku menyebut ketua RT kami dengan sebutan om karena kami sudah kenal
lama, ketika om try memintaku untuk membantunya mengurus adik – adik
remaja dikarang taruna aku kontan menolaknya. “Masa saya om ? Saya buka remaja lagi, juga buka pemuda/I lagi “. Begitu juga ketika teh wawat meminta bantuanku untuk rapat di ibu – ibu pkk. Lah aku malah jadi anak bawang yang bisanya cuma diam saja tak berani ngapa – ngapain, juga karena paling kecil usianya. Makanya perkara status ini sangat membuatku resah juga tak enak hati. Dikomunitas mana kami akan bergabung ? Serba salahkan ?
Tak adakah komunitas jomblowers yang bahagia ? yang happy – happy saja melewati hidup ini walaupun belum menikah ?
***
It’s only a matter of time.Ini hanya masalah waktu.
Setiap orang punya waktu yang berbeda – beda dalam
hal menikah. Ada yang duluan, ada yang belakangan. Ada yang cepat ada
juga yang lambat, mungkin yang agak “terlambat” karena harus
mempersiapkan yang lain atau ada amanah lain yang Allah SWT pinta
mengurusnya sebelum ia menikah.
Tidak ada jaminan sama sekali, orang yang menikah
duluan lebih mulia bukan ? atau yang menikah belakangan akan tercela
misalnya ? sama sekali tidak ada jaminannya. Lagian siapa sih yang mau
menikah belakangan ? siapakah yang meminta sampai saat ini belum menikah
atau tak kunjung dipertemukan dengan jodohnya ? tidak ada yang mau.
Tidak ada yang meminta bukan ?semuanya pasti ingin segera menggenapkan
setangah DienNya. Tidak ada orang yang mau menundanya.
Maka, janganlah kau tambah lagi kesedihan orang
yang belum menikah dengan terus bertanya. Janganlah kau tambah
kepedihannya dengan terus mencecarnya dengan pertanyaaan yang sama
setiap hari. Sungguh jangan pernah kau lakukan itu. itu hanya akan
menyakitkan orang yang ditanya terus menerus tentang itu. akan
membuatnya semakin sedih. Cukup bantulah dengan doa.
Jika ingin membantunya mencarikan jodoh tak perlu
kau umbar kemana – mana. Tak perlu kau sebut – sebut ke semua orang
seperti sedang mengobralnya. Menjadikannya layaknya barang jualan yang
sedang diskon. Itu sungguh akan menyakitinya. Jika ingin membantu cukup
hanya ia saja yang tahu.
Kita tak bisa melihat urusan ini ( urusan jodoh )
dari kacamata manusia. Membicarakan jodoh sama dengan membicarakan
takdir. Sama juga dengan membicarakan kematian. Jadi kalau anda ditanya
tentang maslah jodoh tanyakan lagi, apakah anda tahu kapan anda
meninggal ? sama tidak tahunya bukan ? begitupula jodoh. Itu seperti
takdir. Sesungguhnya Allah adalah Al Hasib Maha Penjamin. Dia sudah
menciptakan manusia berpasang – pasangan. So no worries, honey… don’t
be sad. Hehe menyemangati diri sendiri.
Lalu apa yang harus ku kuatirkan bukan ? Tinggal
menunggu saja. I just wait Ya Rabb… aku akan menunggu dengan sabar.
Masih berapa lama lagikah aku harus menunggu ? Baiklah. Tak perlu
ditanya lagi.Aku yakin Allah SWT sedang menyiapkanku agar benar - benar
siap melangkah menuju gerbang pernikahan yang suci. Dia.. Yaa Malikul
Mulk sedang menyiapkan kita, para calon ibu agar lebih matang lagi dalam
mempersiapkan ikatan suci, gerbang mahligai pernikahan. Aamiin Ya
Rabalalamin
sumber: http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2013/03/19/diskusi-hangat-tentang-jodoh-543570.html
Tentang Jodoh
Bismillah..
Jodoh, sebuah kata yang bila kita mendengarnya mungkin kita akan berfikir “siapa jodoh untukku?”, kemudian kita membayangkan beberapa orang yang kita kenal atau hanya sekedar pernah melihatnya kemudian bergumam dalam hati “mungkihkah dia jodohku?”, atau kita akan berkata “semoga dia jodohku”.
Jodoh itu di tangan Allah, begitu rahasia, sudah diatur, dirancang sebaik- baiknya. Sekeras apapun kita berusaha untuk mendapatkan seseorang, secepat apapun kita mengejar, kalau itu bukan jodohnya tidaklah di dapat. Kalaupun sempat bisa memilikinya itu hanyalah sesaat, cepat atau lambat hubungan itu akan segera berakhir. Dari pada kita disibukan dengan usaha- usaha dan fikiran- fikiran untuk mendapatkan seseorang yang kita sukai, dan kita tidak tahu apakah kelak dia baik atau buruk untuk bisa menjadi teman hidup, lebih baik kita serahkan semuanya kepada Allah, yang mengetahui yang ghaib, yang membolak- balikan hati, yang tak pernah jera memelihara hamba- Nya, yang terus mencukupi setiap kebutuhan. Mohonlah kepada Allah supaya kita bisa tetap istiqomah dlm beribadah kepada Allah, istiqamah dalam mengingat Allah, memohon supaya diberi hati yang khusyuk, bersih, suci, tak lupa juga kita harus tetap bersabar, bersabar dalam musibah, bersabar dalam menjalankan perintah-Nya, bersabar untuk tidak bermaksiat. Yakinlah kalau hati suci, bersih senantiasa berkhusnudzon pada Allah, insya Allah, Allah akan menyiapkan jodoh yang terbaik sebagai teman untuk menjalani hidup, sebagai penyemangat dalam beribadah kepada Allah.
Pernahkah sahabat memohon kepada Allah supaya diberi jodoh yang rajin, sholeh, pemaaf, penyayang, dermawan? Jika sahabat pernah berharap seperti itu, bercerminlah pada diri kita, koreksi kepribadian kita. Jangan- jangan tanpa kita sadari kita memohom jodoh yang dermawan tetapi kita masih kikir dan pelit. Kita memohon jodoh yang pemaaf padahal kita seorang pendendam, masih tersisa kesalahan orang lain yang belum kita maafkan dan mungin kita cenderung terus membencinya. Kita memohon jodoh yang rajin padahal kita begitu pemalas, memohon jodah yang penyayang padahal kita sendiri hanya memikirkan diri sendiri tanpa peduli dengan kesusahan saudara kita. Jika sahabat menginginkan sesuatu ada pada orang lain, maka adakan dulu sesuatu itu pada diri sahabat. Insya Allah kita akan mendapatkan apa yang kita harapkan, dan kalau ternyata ada kekecewaan tetaplah berkhusnudzon, karena Allah yang paling tahu modal kita, Allah tahu kualitas kita, Allah tahu apa yang tersembunyi di tiap- tiap hati hambaNya, mungkin ada niat yang salah, cara yang tak sesuai, ato ada dosa yang tidak kita sadari sehingga tidak mendapat ridho Allah. Atau mungkin Allah telah merencanakan yang terbaik untuk kita karena nikmat Allah datang dari tempat yang tidak kita duga, yakinlah semua indah pada waktunya.
untuk seseorang yang Allah siapkan untukku
Demi dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya
Aku kan berusaha bertahan dalam kesendirianku, kan ku relakan untuk tidak dekat dengan pria manapun (kecuali hanya sebatas teman), hanya untuk menunggumu. Aku yakin Allah telah menyiapkan mu untuk melengkapi kehidupanku. Insya Allah aku kan bersabar, sebagaimana sabarnya orang-orang sholeh yang berpuasa. Meraka sabar untuk tidak makan dan minum, dan apapun yang dapat membatalkan puasa karena yakin, pada saatnya ada waktu untuk berbuka. Begitupun aku, insya Allah aku pun yakin suatu saat Allah satukan kita. Dan hanya Allah yang Maha Tahu kapan kita pantas untuk disatukan. Semoga kau pun bersabar untuk menungguku, menunggu ketetapan Allah untuk kita.
sumber: http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2013/03/07/tentang-jodoh-534797.html
Jodoh, sebuah kata yang bila kita mendengarnya mungkin kita akan berfikir “siapa jodoh untukku?”, kemudian kita membayangkan beberapa orang yang kita kenal atau hanya sekedar pernah melihatnya kemudian bergumam dalam hati “mungkihkah dia jodohku?”, atau kita akan berkata “semoga dia jodohku”.
Jodoh itu di tangan Allah, begitu rahasia, sudah diatur, dirancang sebaik- baiknya. Sekeras apapun kita berusaha untuk mendapatkan seseorang, secepat apapun kita mengejar, kalau itu bukan jodohnya tidaklah di dapat. Kalaupun sempat bisa memilikinya itu hanyalah sesaat, cepat atau lambat hubungan itu akan segera berakhir. Dari pada kita disibukan dengan usaha- usaha dan fikiran- fikiran untuk mendapatkan seseorang yang kita sukai, dan kita tidak tahu apakah kelak dia baik atau buruk untuk bisa menjadi teman hidup, lebih baik kita serahkan semuanya kepada Allah, yang mengetahui yang ghaib, yang membolak- balikan hati, yang tak pernah jera memelihara hamba- Nya, yang terus mencukupi setiap kebutuhan. Mohonlah kepada Allah supaya kita bisa tetap istiqomah dlm beribadah kepada Allah, istiqamah dalam mengingat Allah, memohon supaya diberi hati yang khusyuk, bersih, suci, tak lupa juga kita harus tetap bersabar, bersabar dalam musibah, bersabar dalam menjalankan perintah-Nya, bersabar untuk tidak bermaksiat. Yakinlah kalau hati suci, bersih senantiasa berkhusnudzon pada Allah, insya Allah, Allah akan menyiapkan jodoh yang terbaik sebagai teman untuk menjalani hidup, sebagai penyemangat dalam beribadah kepada Allah.
Pernahkah sahabat memohon kepada Allah supaya diberi jodoh yang rajin, sholeh, pemaaf, penyayang, dermawan? Jika sahabat pernah berharap seperti itu, bercerminlah pada diri kita, koreksi kepribadian kita. Jangan- jangan tanpa kita sadari kita memohom jodoh yang dermawan tetapi kita masih kikir dan pelit. Kita memohon jodoh yang pemaaf padahal kita seorang pendendam, masih tersisa kesalahan orang lain yang belum kita maafkan dan mungin kita cenderung terus membencinya. Kita memohon jodoh yang rajin padahal kita begitu pemalas, memohon jodah yang penyayang padahal kita sendiri hanya memikirkan diri sendiri tanpa peduli dengan kesusahan saudara kita. Jika sahabat menginginkan sesuatu ada pada orang lain, maka adakan dulu sesuatu itu pada diri sahabat. Insya Allah kita akan mendapatkan apa yang kita harapkan, dan kalau ternyata ada kekecewaan tetaplah berkhusnudzon, karena Allah yang paling tahu modal kita, Allah tahu kualitas kita, Allah tahu apa yang tersembunyi di tiap- tiap hati hambaNya, mungkin ada niat yang salah, cara yang tak sesuai, ato ada dosa yang tidak kita sadari sehingga tidak mendapat ridho Allah. Atau mungkin Allah telah merencanakan yang terbaik untuk kita karena nikmat Allah datang dari tempat yang tidak kita duga, yakinlah semua indah pada waktunya.
untuk seseorang yang Allah siapkan untukku
Demi dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya
Aku kan berusaha bertahan dalam kesendirianku, kan ku relakan untuk tidak dekat dengan pria manapun (kecuali hanya sebatas teman), hanya untuk menunggumu. Aku yakin Allah telah menyiapkan mu untuk melengkapi kehidupanku. Insya Allah aku kan bersabar, sebagaimana sabarnya orang-orang sholeh yang berpuasa. Meraka sabar untuk tidak makan dan minum, dan apapun yang dapat membatalkan puasa karena yakin, pada saatnya ada waktu untuk berbuka. Begitupun aku, insya Allah aku pun yakin suatu saat Allah satukan kita. Dan hanya Allah yang Maha Tahu kapan kita pantas untuk disatukan. Semoga kau pun bersabar untuk menungguku, menunggu ketetapan Allah untuk kita.
sumber: http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2013/03/07/tentang-jodoh-534797.html
2 komentar:
sangat menginspirasi tentunya
Mas Khairol: Terima kasih telah berkunjung ke blog saya mas,,
Posting Komentar
1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.
Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.
( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )
Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.
Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar
Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com