Saya Sarankan Mahasiswa Menulis di Kompasiana
Judul di atas pada dasarnya adalah saran untuk para
mahasiswa saya. Mengapa menyarankan seperti itu? Kurang lebih alur
pikiran saya berangkat dari dua keprihatinan yang saya rasakan.
Pertama, ketika mengkoreksi tugas mata kuliah, seringkali saya menjumpai penulisan yang tidak tepat segi kaidah bahasa. Contoh sederhana misalnya tentang penggunaan awalan (misalnya awalan di-). Misalnya dipukul, seringkali mereka menulisnya di pukul atau di kampus, mereka menulisnya dikampus. Belum lagi seringkali saya jumpai kalimat KTB (kalimat tidak bunyi) yaitu kalimat yang gak jelas maksudnya. Atau seringkali ada hubungan antar paragraf yang gak nyambung. Bayangkan saja mereka harus merevisi lalu mencetak kembali tugas mata kuliah atau harus mengirimkan kembali kalau pengumpulannya melalui email. Menjadi tidak efisien hanya gara-gara tidak familiar cara menulis dengan benar.
Keprihatinan yang Kedua adalah rajinnya mahasiswa menulis status di FB, yang lebih banyak bersifat narsis ketimbang pengetahuan. Cukup memprihatinkan karena kepekaan mahasiswa lebih pada hal-hal yang bersifat narsis. Kalau ada fenomena di masyarakat, saya ingin tahu apa yang ada di pikiran mahasiswa, kalau hanya menulis narsis di FB saya kira hal itu tidak cukup.
Berangkat dari dua keprihatinan saya tersebut maka hipotesa saya adalah mahasiswa lemah dalam ketrampilan menulis dan kurang peka dalam memperhatikan fenomena di masyarakat.
Awalnya saya ragu untuk menyarankan mahasiswa menulis di Kompasiana. Mengapa demikian? kampus kami bukan mempelajari jurnalistik atau ilmu komunikasi. Kampus kami mempelajari akuntansi. Kalau kuliah di jurusan ilmu komunikasi atau ilmu jurnalistik maka wajar (atau bahkan harus) menyarankan mahasiswanya menulis di Kompasiana.
Namun keraguan saya cukup terkikiskan ketika menjumpai banyaknya kompasianer yang rajin menulis tapi mereka justru bukan berlatar belakang komunikasi atau jurnalistik. Fakta ini berbanding lurus dengan asumsi saya bahwa mahasiswa memiliki bakat yang beraneka ragam (multi talenta). Di sisi lain, asumsi saya juga menyatakan bahwa tidak semua mahasiswa berniat kuliah untuk menjadi akuntan atau auditor. Ada mahasiswa yang kuliah sekedar ikut-ikutan teman atau karena memenuhi keinginan orang tua. Mahasiswa kategori ini perlu diberikan ruang untuk mengembangkan ketrampilan di luar kompetensi kuliah.
Apa tujuan saya agar mereka menulis di Kompasiana? Pertama, dalam konteks pembelajaran, saya ingin mereka mengeluarkan pengetahuan yang mereka miliki. Apa saja yang ada di pikiran mereka saya berharap ada media untuk aktualisasi. Kedua, agar mahasiswa memiliki kepekaan persoalan di luar kampus. Menuliskannya menjadi sebuah reportasi atau opini tentu bukanlah hal yang mudah tapi perlu dilatih (saya juga belum tentu bisa…..hehehe). Ketiga, agar mereka mempunyai ketrampilan selain ketrampilan di bidang akuntansi atau auditor.
Mengapa pilihannya Kompasiana? Topik tulisan di Kompasiana lebih variatif, saya berharap mahasiswa dapat menyalurkan minat pengetahuan mereka sesuai kanal-kanal di Kompasiana. Kekuatan Kompasiana terletak pada komunikasinya yang bersifat interaktif. Mahasiswa menulis dan memperoleh umpan balik dalam bentuk komentar. Bukan majalah kampus? majalah kampus memang ada tetapi frekuensi penerbitannya sangat terbatas (setahun hanya 2 kali). Blog pribadi? perlu ketekunan untuk mengelolanya dan tidak mudah karena harus membagi waktu dengan kuliah dengan tugas yang seabrek banyaknya. Kompasiana lebih simpel, mahasiswa tinggal menulis apa yang dipikiran dan minatnya lalu disesuaikan dengan kanal di Kompasiana.
Bayangan saya, kalau mahasiswa rajin menulis kelak mereka akan memiliki ketrampilan menulis dan memiliki kepekaan terhadap persoalan di masyarakat. Mahasiswa senang dosennya pun senang. Mudah-mudahan gayung pun bersambut, pantun pun berbalas. Semoga.
sumber: http://edukasi.kompasiana.com/2012/08/06/saya-sarankan-mahasiswa-menulis-di-kompasiana-483129.html
Pertama, ketika mengkoreksi tugas mata kuliah, seringkali saya menjumpai penulisan yang tidak tepat segi kaidah bahasa. Contoh sederhana misalnya tentang penggunaan awalan (misalnya awalan di-). Misalnya dipukul, seringkali mereka menulisnya di pukul atau di kampus, mereka menulisnya dikampus. Belum lagi seringkali saya jumpai kalimat KTB (kalimat tidak bunyi) yaitu kalimat yang gak jelas maksudnya. Atau seringkali ada hubungan antar paragraf yang gak nyambung. Bayangkan saja mereka harus merevisi lalu mencetak kembali tugas mata kuliah atau harus mengirimkan kembali kalau pengumpulannya melalui email. Menjadi tidak efisien hanya gara-gara tidak familiar cara menulis dengan benar.
Keprihatinan yang Kedua adalah rajinnya mahasiswa menulis status di FB, yang lebih banyak bersifat narsis ketimbang pengetahuan. Cukup memprihatinkan karena kepekaan mahasiswa lebih pada hal-hal yang bersifat narsis. Kalau ada fenomena di masyarakat, saya ingin tahu apa yang ada di pikiran mahasiswa, kalau hanya menulis narsis di FB saya kira hal itu tidak cukup.
Berangkat dari dua keprihatinan saya tersebut maka hipotesa saya adalah mahasiswa lemah dalam ketrampilan menulis dan kurang peka dalam memperhatikan fenomena di masyarakat.
Awalnya saya ragu untuk menyarankan mahasiswa menulis di Kompasiana. Mengapa demikian? kampus kami bukan mempelajari jurnalistik atau ilmu komunikasi. Kampus kami mempelajari akuntansi. Kalau kuliah di jurusan ilmu komunikasi atau ilmu jurnalistik maka wajar (atau bahkan harus) menyarankan mahasiswanya menulis di Kompasiana.
Namun keraguan saya cukup terkikiskan ketika menjumpai banyaknya kompasianer yang rajin menulis tapi mereka justru bukan berlatar belakang komunikasi atau jurnalistik. Fakta ini berbanding lurus dengan asumsi saya bahwa mahasiswa memiliki bakat yang beraneka ragam (multi talenta). Di sisi lain, asumsi saya juga menyatakan bahwa tidak semua mahasiswa berniat kuliah untuk menjadi akuntan atau auditor. Ada mahasiswa yang kuliah sekedar ikut-ikutan teman atau karena memenuhi keinginan orang tua. Mahasiswa kategori ini perlu diberikan ruang untuk mengembangkan ketrampilan di luar kompetensi kuliah.
Apa tujuan saya agar mereka menulis di Kompasiana? Pertama, dalam konteks pembelajaran, saya ingin mereka mengeluarkan pengetahuan yang mereka miliki. Apa saja yang ada di pikiran mereka saya berharap ada media untuk aktualisasi. Kedua, agar mahasiswa memiliki kepekaan persoalan di luar kampus. Menuliskannya menjadi sebuah reportasi atau opini tentu bukanlah hal yang mudah tapi perlu dilatih (saya juga belum tentu bisa…..hehehe). Ketiga, agar mereka mempunyai ketrampilan selain ketrampilan di bidang akuntansi atau auditor.
Mengapa pilihannya Kompasiana? Topik tulisan di Kompasiana lebih variatif, saya berharap mahasiswa dapat menyalurkan minat pengetahuan mereka sesuai kanal-kanal di Kompasiana. Kekuatan Kompasiana terletak pada komunikasinya yang bersifat interaktif. Mahasiswa menulis dan memperoleh umpan balik dalam bentuk komentar. Bukan majalah kampus? majalah kampus memang ada tetapi frekuensi penerbitannya sangat terbatas (setahun hanya 2 kali). Blog pribadi? perlu ketekunan untuk mengelolanya dan tidak mudah karena harus membagi waktu dengan kuliah dengan tugas yang seabrek banyaknya. Kompasiana lebih simpel, mahasiswa tinggal menulis apa yang dipikiran dan minatnya lalu disesuaikan dengan kanal di Kompasiana.
Bayangan saya, kalau mahasiswa rajin menulis kelak mereka akan memiliki ketrampilan menulis dan memiliki kepekaan terhadap persoalan di masyarakat. Mahasiswa senang dosennya pun senang. Mudah-mudahan gayung pun bersambut, pantun pun berbalas. Semoga.
sumber: http://edukasi.kompasiana.com/2012/08/06/saya-sarankan-mahasiswa-menulis-di-kompasiana-483129.html
0 komentar:
Posting Komentar
1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.
Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.
( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )
Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.
Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar
Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com