ARTIKEL PILIHAN

GOOGLE TRANSLATE

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

ARTIKEL PILIHAN

Peringatan: Tahun 2011 Pulau Jawa akan tenggelam

Written By Situs Baginda Ery (New) on Kamis, 05 Agustus 2010 | 19.59

by Togar Silaban

Peringatan ini bukan ancaman, tapi untuk meningkatkan kewaspadaan dan antisipasi langkah-langkah mitigasi dan adaptasi. Kondisi pulau Jawa sudah sangat kritis, bencana banjir yang sedang terjadi hari-hari ini, akan terlulang dengan luasan dan tingkatan yang lebih tinggi di tahun-tahun mendatang. Banjir pada tahun 2011, hampir seluruh pesisir dan dataran rendah pulau Jawa akan tenggelam. Yang terhindar dari banjir nantinya hanyalah dataran tinggi dan bukit-bukit. Banyak indikator ke arah itu yang sudah semakin jelas.

Kondisi pulau Jawa yang kritis dan rawan banjir sesungguhnya sudah terjadi sejak bertahun-tahun yang lampau. Beberapa pakar sudah membuat perkiraan tentang kondisi kritis tersebut dan mereka sudah mengkaji kondisi hutan, pertanian, perkembangan wilayah & kota serta cuaca. Yang mungkin agak kurang dikaji adalah fenomena perubahan iklim akibat pemanasan global. Dari kajian-kajian tersebut diperkirakan bahwa pulau Jawa akan mengalami kekeringan panjang pada musim kemarau dan mengalami banjir pada musim penghujan.

Hutan dalam pengertian yang sesungguhnya, nyaris tidak ada lagi di pulau Jawa, sebab hampir seluruh daerah yang dinyatakan sebagai hutan, sebenarnya sudah berubah fungsi. Hutan yang ada sekarang sebenarnya adalah “hutan-hutanan” dan sudah dieksploitasi guna kepentingan-kepentingan non-hutan, termasuk untuk perkebunan, pertanian, peternakan, pariwisata, permukiman, pengembangan kota & wilayah, dan untuk kepentingan lain. Ekploitasi besar-besaran itu sudah merubah secara drastis fungsi hutan yang menjadi hanya berupa vegetasi penutup kulit bumi. Hutan bukan lagi sebagai penyangga kelestarian ekosistem secara keseluruhan. Perubahan fungsi hutan pulau Jawa terus terjadi dengan kecepatan yang semakin besar. Padahal hutanlah yang berperan besar untuk mencegah terjadinya banjir.

Pengembangan kawasan pertanian dan permukiman penduduk di pulau Jawa pada 10 tahun terakhir ini luar biasa. Selain pertumbuhannya yang sangat cepat, tetapi perubahan fungsi dan pengrusakan ekosistemnya luar biasa cepat. Di desa dan dikota tidak jauh berbeda, semua seolah berlomba merubah ekosistem. Hutan dikonversi menjadi pertanian perkebunan dan permukiman. Konversi yang dilakukan tidak tanggung-tanggung, termasuk dikawasan perbukitan dengan kemiringan lereng sampai 45 derajat.

Di kota tidak kalah hebatnya, semua ruang digunakan untuk kegiatan manusia sehingga hanya sangat sedikit tempat bagi alam untuk menyeimbangkan ekosistem kota. Sudah begitu kebiasaan manusia kota ternyata sangat jauh dari upaya penyelamatan ekosistem. Selain sampah yang menyumbat saluran, sangat banyak kebiasaan manusia kota yang tidak peduli terhadap kelestarian ekosistem dan lingkungan. Hidup warga kota yang boros enerji mengakibatkan tingginya emisi gas rumah kaca (GRK). Emisi GRK mengakibatkan pemanasan global yang mengakibatkan perubahan iklim. Kontribusi pemanasan global terutama berasal dari kegiatan manusia di perkotaan.

Faktor yang sangat berpengaruh saat ini adalah perubahan iklim. Akibat dari perubahan iklim, kemarau menjadi sangat kering sementara curah hujan sangat tinggi pada musim hujan, cuaca sangat fluktuatif dan tidak bisa diduga. Akibatnya pada musim kemarau, kekeringan menyebabkan tanah merekah dan daya ikatnya nyaris hilang. Ketika hujan turun, maka terjadi erosi besar-besaran yang mengakibatkan banjir. Hampir semua sungai di Jawa sekarang ini membawa sedimen yang sangat besar dimusim hujan.

Semua kegiatan manusia di desa mapun di perkotaan pulau Jawa, mengarah pada suatu resultante yang berujung pada semakin luasnya banjir di musim hujan. Pada tahun 2011, saya meyakini seluruh pesisir pantai Utara Jawa dan kawasan dataran rendah akan diterjang banjir yang semakin tahun semakin tinggi. Karena itu tidak berlebihan kalau saya katakan bahwa tahun 2011 pulau Jawa akan tenggelam. Bahkan, bila upaya menanggulangi tidak memadai, bukan tidak mungkin pada tahun 2010 pun Pulau Jawa sudah tenggelam.

19.59 | 0 komentar | Read More

Misteri Hajar Aswad Terungkap!

HAJAR ASWAD mantan Dewi MANAT (putri Allah)

Disajikan oleh: MASKED RIDER


Saya tertarik membahas masalah batu hitam ini setelah saya mempelajari sedikit mengenai agama Islam dimana sekitar 2 juta orang setiap tahunnya menunaikan ibadah haji. Tetapi yang menjadikan saya penasaran, mengapa orang-orang rela bersusah payah untuk mencium hajar aswad(batu hitam)? Tentu ini adalah tujuan orang-orang yang naik haji agar dapat mencium dan menyentuhnya seperti yang dilakukan sunnah nabi Muhammad.

Dan tentunya apabila di Kaabah itu tidak ada objek batu hitam ini(Hajar Aswad), ibadah haji menjadi tidak menarik. Karena tidak ada tujuan utama selain keliling-keliling Kaabah 7x seperti orang edan.

Untuk memulai pembahasan Hajar Aswad, mari kita lihat cerita mengenai Muhammad dan Hajar Aswad pertama kali.

Muhammad dan Hajar Aswad

"Putra Makhzum lah yang berhak mengangkat Hajar Aswad(Batu Hitam),” seru salah seorang dari kerumunan orang. “Ini adalah hak kami sebagai suku yang paling terkemuka.”
“Siapa yang memberikan hak itu?" kata orang lainnya "Putra-putra Jumah lah yang akan mengangkatnya !"
“Tidak selama putra-putra Abdul Manaf berdiri disini,” kata yang lain. “Kehormatan tersebut adalah milik kami”
"Kalau begitu kau harus bertarung untuk mendapatkannya," teriak seseorang. "Tidak ada yang berhak selain putra-putra Abdul-Dar yang akan mengangkatnya”

Pada tahun-tahun sebelum Muhammad memperoleh wahyu, kisah ini terjadi di Mekkah saat renovasi Kaabah. Pada saat itu, Kaabah hanyalah sebuah lapangan kecil/pekarangan yang ditutup oleh dinding. Rencana mereka ialah membuat dinding yang lebih tebal dan tinggi serta menambahkan atap.
Masing-masing suku telah memilih bagian dinding dan mulai membawa batu-batu. Hajar Aswad yang keramat, berdiri di sudut timur, dipindahkan dengan hati-hati.

Akhirnya mereka menuju ke fondasi yang telah didirikan Abraham. Mereka mulai membangun, dan membuat dinding yang semakin tinggi. Tetapi saat tiba menaikkan Hajar Aswad kembali ke tempat semula, mereka tidak dapat menyetujui siapakah yang memiliki kehormatan untuk menaruhnya kembali.

Pertentangan semakin sengit dan kelihatannya akan terjadi pertumpahan darah. Tetapi ketika Abu Amayya berkata, “Saudaraku, janganlah berkelahi antar kita sendiri. Aku memiliki sebuah usul : Tunggu seseorang yang akan melewati gerbang, dan biarkan dia yang memutuskan.”

Semua setuju dan menunggu. Dan muncullah orang pertama yang melewati gerbang dan ternyata itu adalah Muhammad.
Ketika Muhammad mendengarkan kisah mereka, dia berpikir sejenak. Dan berkata, “Bawakan aku sebuah jubah/kain”
Mereka membawakan sebuah dan Muhammad membentangkannya ke tanah. Kemudian dia meletakkan Hajar Aswad di tengah-tengah kain.
“Masing-masing suku akan memilih seorang di antara mereka untuk memegang ujung-ujung dari kain. Kemudian semuanya akan mengangkat kain tersebut(Hajar Aswad ada diatasnya) bersama-sama.”
Selesai sudah, dan Muhammad sendiri meletakkan batu itu di tempatnya. Dan kemudian seluruh suku merasa puas, dan bekerja kembali tanpa mempermasalahkan masalah tadi.


Dari cerita diatas dapat diambil kesimpulan :

1. Hajar Aswad adalah sesuatu yang bernilai/berharga bagi semua suku di Mekkah
2. Kemungkinan besar Hajar Aswad adalah salah satu dewa/dewi yang difavoritkan di Mekkah karena mereka nyaris membunuh untuk mendapatkan kehormatan meletakkan Hajar Aswad.
3. Pada saat itu, Muhammad belum mendapatkan visi dari Jibril bahwa Hajar Aswad adalah batu yang diberikan Allah kepada Muhammad


Jelas sekali bahwa Hajar Aswad adalah objek penting di Mekkah. Bisa dipastikan bahwa dia adalah salah satu dewa/dewi di Mekkah dan bukan batu biasa. Lalu siapakah Hajar Aswad ini??

Yang jelas dia bukan Allah! Karena saya pernah membaca bahwa nama Allah juga disebut-sebut oleh orang-orang Arab Mekkah dan mereka menyekutukannya dengan dewa-dewa lainnya. Tetapi Allah ini adalah Tuhan yang tidak memiliki bentuk(bukan berhala).

Kemungkinan Allah adalah hasil adopsi dari Chaos(Dewa Yunani Pencipta Bumi, Langit dan segala isinya, tidak berawal dan tidak berakhir). Untuk lebih jelasnya silakan baca mitologi Yunani di Gramedia.

Mari kita fokuskan saja mengenai Hajar Aswad ini.

Tawaf

Melakukan Tawaf dari Safa dan adalah ritual Islami yang diasosiasikan dengan ziarah/haji ke Mekah. Ritual ini mengharuskan muslim untuk berjalan antara 2 gunung, 7 kali. Ini adalah ritual pagan sebelum Islam. Muhammad memeliharanya untuk Islam, agar mendapat keuntungan dari orang-orang Arab pagan seperti mitos mengenai Hagar yang berlari antara 2 gunung ini sampai akhirnya ia memperoleh air dari sumur Zam-Zam.

Perhatikan surah berikut :
[2:158] Sesungguhnya Shafaa dan Marwa adalah sebahagian dari syi'ar Allah. Maka barangsiapa yang beribadah haji ke Baitullah atau ber-'umrah, maka tidak ada dosa baginya mengerjakan sa'i antara keduanya. Dan barangsiapa yang mengerjakan suatu kebajikan dengan kerelaan hati, maka sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri kebaikan lagi Maha Mengetahui.

Ini bukti Hadis mengenai tawaf Safa dan Marwa
Sahih Bukhari Volume 2, Book 26, Number 710

Narrated 'Asim: I asked Anas bin Malik: "Did you use to dislike to perform Tawaf between Safa and Marwa?" He said, "Yes, as IT WAS OF THE CEREMONIES OF THE DAYS OF THE PRE-ISLAMIC PERIOD OF IGNORANCE, till Allah revealed: 'Verily! (The two mountains) As-Safa and Al-Marwa are among the symbols of Allah. It is therefore no sin for him who performs the pilgrimage to the Ka'ba, or performs 'Umra, to perform Tawaf between them.' "

Jelas sekali hadis diatas mengatakan bahwa TAWAF adalah kebudayaan ARAB PAGAN. Muhammad hanya memodifikasinya sedikit.

Ihram

Ihram adalah niat haji atau umrah. Yaitu ikatan hati untuk masuk dalam ibadah haji atau umrah. Ihram meliputi serangkai prosedur seperti mencuci, mengenakan pakaian Ihram, dll. IHRAM sesungguhnya adalah ritual PAGAN untuk memuja dewa-dewa sebelum masa Pra Islam. Muhammad lagi-lagi memeliharanya untuk ritual penyembahan. Di bawah ini adalah bukti kuat mengenai Ihram.

Sahih Bukhari Volume 2, Book 26, Number 706

Narrated 'Urwa: I asked 'Aisha : ...But in fact, this divine inspiration was revealed concerning the Ansar who used TO ASSUME IHRAM FOR WORSHIPPING AN IDOL CALLED "MANAT" which they used to worship at a place called Al-Mushallal before they embraced Islam, and whoever assumed Ihram (for the idol), would consider it not right to perform Tawaf between Safa and Marwa.

Muhammad lagi-lagi mengadopsi kebudayaan ARAB PAGAN untuk menyembah MANAT!!
Timbul pertanyaan apakah Hajar Aswad ini adalah MANAT??

Ihram berasal dari ritual penyembahan Manat.

Hadis Bukhari

Bab 78: Wajib Sa'i Antara Shafa dan Marwah dan Dijadikannya Salah Satu Syi'ar (Tanda Kebesaran) Allah

810. Urwah berkata, "Saya pernah bertanya kepada Aisyah (ketika usia saya masih muda 2/203), 'Bagaimanakah pendapat Anda tentang firman Allah Ta'ala, 'Sesungguhnya Shafa dan Marwah itu termasuk syiar-syiar Allah, maka barangsiapa yang berhaji ke Baitullah atau berumrah, tidak ada dosa atasnya untuk bersa'i di antara keduanya.' Saya berkata, 'Demi Allah, tidak ada dosa atas seseorang dengan tidak melakukan sa'i antara Shafa dan Marwah.' Aisyah berkata, "Buruk sekali apa yang kamu katakan, hai anak saudara wanitaku. (Dalam satu riwayat: Tidak demikian!). Seandainya ayat ini seperti apa yang kamu takwilkan, maka tidak ada dosa atas seseorang untuk tidak melakukan sa'i antara Shafa dan Marwah. Tetapi, ayat itu diturunkan pada orang-orang Anshar, mereka (dan orang-orang Ghassan) sebelum masuk Islam, mereka membaca talbiyah untuk Manat si berhala yang mereka sembah di Musyallal Gurus dengan arah Qadid). Maka, orang yang membaca talbiyah, ia rasa berdosa untuk sa'i di Shafa dan Marwah. Ketika mereka telah masuk Islam, mereka bertanya kepada Rasulullah tentang hal itu, 'Wahai Rasulullah, sesungguhnya kami merasa berdosa untuk (dalam satu riwayat: untuk tidak) melakukan sa'i antara Shafa dan Marwah (karena menghormati Manat).' Maka, Allah menurunkan ayat ini, 'Sesungguhnya Shafa dan Marwah adalah termasuk syiar-syiar Allah.' Aisyah berkata, 'Rasulullah telah menjalankan sa'i antara Shafa dan Marwah, maka tidak ada seorang pun untuk meninggalkan sa'i (dalam satu riwayat: Mudah-mudahan Allah tidak menyempurnakan haji dan umrah seseorang yang tidak melakukan sa'i) antara kedua nya.' Masalah di atas (yakni perbedaan pendapat antara aku dan Aisyah) kuberitahukan kepada Abu Bakar bin Abdurrahman. Kemudian Abu Bakar berkata, 'Sesungguhnya masalah ini adalah benar-benar suatu ilmu yang belum pernah aku dengar. Aku memang pernah mendengar orang-orang dari golongan ahli ilmu agama menyebutkan bahwa seluruh manusia mengerjakan thawaf (yakni sa'i) antara Shafa dan Marwah, kecuali orang yang disebutkan oleh Aisyah, yaitu memulai ihramnya di Manat. Sewaktu Allah mewajibkan berthawaf mengelilingi Baitullah, Allah tidak menyertakan penyebutan masalah sa'i antara Shafa dan Marwah di dalam AlQur 'an. Selanjutnya mereka berkata, 'Wahai Rasulullah, kita semua dahulunya mengerjakan thawaf yakni sa'i antara Shafa dan Marwah. Sesungguhnya Allah telah menurunkan wahyu yang menyebutkan adanya kewajiban berthawaf mengelilingi Baitullah, tetapi mengenai masalah Shafa tidak disebutkan oleh-Nya. Oleh karena itu, apakah kita semua akan mendapatkan dosa jika melakukan sa'i antara Shafa dan Marwah?' Lalu Allah Ta'ala menurunkan ayat yang berbunyi, 'Sesungguhnya Shafa dan Marwah itu termasuk syiar-syiar Allah, maka barangsiapa yang berhaji ke Baitullah atau ber-umrah, tidak dosa atasnya untuk bersa'i atas keduanya.' Kemudian Abu Bakar bin Abdurrahman berkata, 'Aku mendengar bahwa ayat ini diturunkan kepada dua pihak sekaligus. Yaitu, pada orang-orang yang merasa keberatan untuk melakukan thawaf atau sa'i yang biasa mereka lakukan di zaman jahiliah antara Shafa dan Marwah. Juga diturunkan kepada orang-orang yang melakukan thawaf, lalu merasa keberatan melakukan sa'i antara Shafa dan Marwah itu, sekalipun sudah memeluk agama Islam. Mereka merasa keberatan karena Allah memerintahkan melakukan thawaf mengelilingi Baitullah, tetapi Allah tidak menyebutkan Shafa. Sehingga, menyebutkan hal itu sesudah menyebutkan kewajiban thawaf mengelilingi Baitullah.'"

LATAR BELAKANG KELUARGA MUHAMMAD

Dilihat dari silsilah keluarga Muhammad, ternyata leluhur Muhammad/kakek moyangnya yang bernama Abdul Manaf adalah pemuja Dewi Manat sendiri. Di bawah ini adalah silsilahnya, silakan diklik :



Kakek moyang Muhammad mendapatkan keuntungan dari hasil menjaga kuil Kaaba dengan cara menarik pajak serta menjual makanan dan minuman kepada kaum Arab Pagan yang akan menziarahi Dewi Manat.

Sekali lagi, jelas. Muhammad tidak bisa lepas dari kepercayaan pagan kakek moyangnya. Dan sampai detik ini praktik paganisme masih dilakukan untuk ritual haji ke Mekkah.

BUKTI-BUKTI LAIN YANG MENGUATKAN HAJAR ASWAD ADALAH MANAT!

http://en.wikipedia.org/Manah

Manāt was one of the three chief goddesses of Mecca.[1] The pre-Islamic Arabs believed Manāt to be the goddess of fate. She was known by the cognate name Manawat to the Nabataeans of Petra, who equated her with the Graeco-Roman goddess Nemesis and she was considered the wife of Hubal.[2] She is also mentioned in the Qur'an (Sura 53:20). According to Grunebaum in Classical Islam, the Arabic name of Manat is the linguistic counterpart of the Hellenistic Tyche, Dahr, fateful 'Time' who snatches men away and robs their existence of purpose and value. There are also connections with Chronos of Mithraism and Zurvan mythology.

The Book of Idols describes her:

The most ancient of all these idols was Manāt. The Arabs used to name [their children] 'Abd-Manāt and Zayd-Manāt. Manāt was erected on the seashore in the vicinity of al-Mushallal in Qudayd, between Medina and Mecca. All the Arabs used to venerate her and sacrifice before her. The Aws and the Khazraj, as well as the inhabitants of Medina and Mecca and their vicinities, used to venerate Manāt, sacrifice before her, and bring unto her their offerings... The Aws and the Khazraj, as well as those Arabs among the people of Yathrib and other places who took to their way of life, were wont to go on pilgrimage and observe the vigil at all the appointed places, but not shave their heads. At the end of the pilgrimage, however, when they were about to return home, they would set out to the place where Manāt stood, shave their heads, and stay there a while. They did not consider their pilgrimage completed until they visited Manāt.

Book of Idols, pp 12-14
(Kitāb al-Asnām) by Hishām Ibn al-Kalbī Section: Manah (Manat)

BUKTI NYATA BAHWA DIA ADALAH SI BATU HITAM!
http://www.pantheon.org/articles/m/manat.html

The ancient Arabian goddess of fate and destiny, and the personification of the evening star. Manat ("fate") is one of the daughters of the pre-Islamic Allah. Her cult was situated between Medina and Mecca, where she was worshipped in the form of a black stone.

ISLAM DAN KAABA

KAABA alias Kubus Hitam adalah tempat pemujaan para penyembah berhala (polytheisme) pada jaman dahulu di Arab. Apa hubungannya dengan Islam?

Muhammad menggunakan Kaaba ini untuk tujuan politik. Dia menggunakan cerita-cerita buatan mengenai Kaabahnya dan menghubung-hubungkan dengan agama Yahudi untuk menciptakan agama baru bernama ISLAM.

Pada awalnya Muhammad menghendaki orang-orang Yahudi dan Kristen untuk mengikut dia. Tapi orang Yahudi dan Kristen yang sudah mengetahui konsep ketuhanan mereka berbeda menolak, dan ini membangkitkan kebencian Muhammad kepada orang-orang Yahudi dan Kristen hingga akhirnya ia mengubah arah kiblat dari Bait Allah di Yerusalem ke arah Kaabah(Tempat berkumpulnya 360 dewa/dewi, dan sekarang masih ada 1 buah(Dewi Manat/Hajar Aswad)).

Apa saja yang dilakukan umat Arab Pagan di Kaabah??

Umat Arab Pagan biasa mempersembahkan barang-barang berharga, mengorbankan binatang dan juga sering kali MANUSIA untuk menyenangkan hari dewa-dewanya.

Konon, sebuah cerita mengatakan bahwa Ayah Muhammad Abdullah(Abdi Allah) nyaris dikorbankan oleh Kakek Muhammad Abd Al Muttalib sebagai persembahan bagi dewa bulan(HUBAL)

An arrow showed that it was 'Abdullah to be sacrificed. 'Abdul-Muttalib then took the boy to Al-Ka'bah with a razor to slaughter the boy. Quraish, his uncles from Makhzum tribe and his brother Abu Talib, however, tried to dissuade him. They suggested that he summon a she-diviner. She ordered that the divination arrows should be drawn with respect to 'Abdullah as well as ten camels. … the number of the camels (finally) amounted to one hundred. … they were all slaughtered TO THE SATISFACTION OF HUBAL.

Ibn Hisham 1/151-155; Rahmat-ul-lil'alameen 2/89,90

Katanya Muhammad melarang penyembahan berhala

Tetapi apa yang dilakukan Muhammad adalah memuliakan sebuah batu dengan cara-cara ritual sama persis seperti Manat!

Sahih Bukhari Volume 2, Book 26, Number 706

Narrated 'Urwa: I asked 'Aisha : ...But in fact, this divine inspiration was revealed concerning the Ansar who used TO ASSUME IHRAM FOR WORSHIPPING AN IDOL CALLED "MANAT" which they used to worship at a place called Al-Mushallal before they embraced Islam, and whoever assumed Ihram (for the idol), would consider it not right to perform Tawaf between Safa and Marwa.

Sebaiknya muslim lihat dulu ayat ini, karena kebiasaan muslim selalu mengklaim Tuhan Arab dan Tuhan Yahudi adalah sama

Leviticus 26:1 - DO NOT SET UP ANY SHAPE STONE TO BE WORSHIPED IN YOUR LAND

19.56 | 0 komentar | Read More

Misteri Batu Hajar Aswad Yang Menggegerkan NASA

by yahya ayyas in 'Alam Islami

Neil Amstrong telah membuktikan bahwa kota Mekah adalah pusat dari planet Bumi. Fakta ini telah di diteliti melalui sebuah penelitian Ilmiah.

Ketika Neil Amstrong untuk pertama kalinya melakukan perjalanan ke luar angkasa dan mengambil gambar planet Bumi, dia berkata, “Planet Bumi ternyata menggantung di area yang sangat gelap, siapa yang menggantungnya ?.”

Para astronot telah menemukan bahwa planet Bumi itu mengeluarkan semacam radiasi, secara resmi mereka mengumumkannya di Internet, tetapi sayang nya 21 hari kemudian website tersebut raib yang sepertinya ada alasan tersembunyi dibalik penghapusan website tersebut.

Setelah melakukan penelitian lebih lanjut, ternyata radiasi tersebut berpusat di kota Mekah, tepatnya berasal dari Ka’Bah. Yang mengejutkan adalah radiasi tersebut bersifat infinite ( tidak berujung ), hal ini terbuktikan ketika mereka mengambil foto planet Mars, radiasi tersebut masih berlanjut terus. Para peneliti Muslim mempercayai bahwa radiasi ini memiliki karakteristik dan menghubungkan antara Ka’Bah di planet Bumi dengan Ka’bah di alam akhirat.

Di tengah-tengah antara kutub utara dan kutub selatan, ada suatu area yang bernama ‘Zero Magnetism Area’, artinya adalah apabila kita mengeluarkan kompas di area tersebut, maka jarum kompas tersebut tidak akan bergerak sama sekali karena daya tarik yang sama besarnya antara kedua kutub.

Itulah sebabnya jika seseorang tinggal di Mekah, maka ia akan hidup lebih lama, lebih sehat, dan tidak banyak dipengaruhi oleh banyak kekuatan gravitasi. Oleh sebab itu lah ketika kita mengelilingi Ka’Bah, maka seakan-akan diri kita di-charged ulang oleh suatu energi misterius dan ini adalah fakta yang telah dibuktikan secara ilmiah.

Penelitian lainnya mengungkapkan bahwa batu Hajar Aswad merupakan batu tertua di dunia dan juga bisa mengambang di air. Di sebuah musium di negara Inggris, ada tiga buah potongan batu tersebut ( dari Ka’Bah ) dan pihak musium juga mengatakan bahwa bongkahan batu-batu tersebut bukan berasal dari sistem tata surya kita.

Dalam salah satu sabdanya, Rasulullah SAW bersabda :

Hajar Aswad itu diturunkan dari surga, warnanya lebih putih daripada susu, dan dosa-dosa anak cucu Adamlah yang menjadikannya hitam.”

sumber : http://siswoyo84.blogspot.com/2009/08/misteri-batu-hajar-aswad-yang.html

19.56 | 0 komentar | Read More

“Asal Usul dan Hukum Mencium Hajar Aswad

” ketegori Muslim. Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh

Pak Ustaz, yang saya ingin tanyakan asal usul Hajar Aswad itu dan bagaimana ia sampai ditempatkan di samping Ka’bah. Apakah ada sunnahnya kita menciumnya? Dan apa nilai, fungsinya dan hukumnya mencium Hajar Aswad tersebut?

Terima kasih sebelum nya.

WAssalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh

Erpi R

Jawaban

Assalamu `alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Hajar Aswad maknanya adalah batu hitam. Batu itu kini ada di salah satu sudut Ka`bah yang mulia yaitu di sebelah tenggara dan menjadi tempat start dan finish untuk melakukan ibadah tawaf di sekeliling Ka`bah.

Dinamakan juga Hajar As`ad, diletakkan dalam bingkai dan pada posisi 1,5 meter dari atas permukaan tanah. Batu yang berbentuk telur dengan warna hitam kemerah-merahan. Di dalamnya ada titik-titik merah campur kuning sebanyak 30 buah. Dibingkai dengan perak setebal 10 cm buatan Abdullah bin Zubair, seorang shahabat Rasulullah SAW.

Batu ini asalnya dari surga sebagaimana disebutkan dalam hadits shahih yang diriwayatkan oleh sejumlah ulama hadis.

Dari Ibnu Abbas ra. bahwa Rasulullah SAW bersabda, Hajar Aswad turun dari surga berwarna lebih putih dari susu lalu berubah warnanya jadi hitam akibat dosa-dosa bani Adam. .

Dari Ibnu Abbas ra. bahwa Rasulullah SAW bersada, Demi Allah, Allah akan membangkit hajar Aswad ini pada hari qiyamat dengan memiliki dua mata yang dapat melihat dan lidah yang dapat berbicara. Dia akan memberikan kesaksian kepada siapa yang pernah mengusapnya dengan hak. .

At-Tirmizi mengatakan bahwa hadits ini hadits hasan. Sedangkan Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih dalam kitab Shahihul Jami` no. 2180, 5222 dan 6975.

Dari Abdullah bin Amru berkata, Malaikat Jibril telah membawa Hajar Aswad dari surga lalu meletakkannya di tempat yang kamu lihat sekarang ini. Kamu tetap akan berada dalam kebaikan selama Hajar Aswad itu ada. Nikmatilah batu itu selama kamu masih mampu menikmatinya. Karena akan tiba saat di mana Jibril datang kembali untuk membawa batu tersebut ke tempat semula. .

Bagaimanapun juga Hajarul Aswad adalah batu biasa, meskipun banyak kaum muslimin yang menciumnya atau menyentuhnya, hal tersebut hanya mengikuti apa yang dilakukan oleh Rasulullah SAW. Umar bin Al-Khattab berkata, Demi Allah, aku benar-benar mengetahui bahwa engkau adalah batu yang tidak bisa memberi madharat maupun manfaat. Kalalulah aku tidak melihat Rasulullah SAW menciummu aku pun tidak akan melakukannya.

Wallahu a`lam bish-shawab, wassalamu `alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Ahmad Sarwat, Lc.

Sumber Asal Usul dan Hukum Mencium Hajar Aswad : http://assunnah.or.id

19.50 | 0 komentar | Read More

Imam Mahdi Adalah Keturunan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam

penulis Al-Ustadz Abu Ubaidah Syafruddin
Syariah Hadits 28 - Agustus - 2007 20:40:48

عَنْ عَبْدِ اللهِ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
لاَ تَذْ هَبُ الدُّنْيَا حَتىَّ يَمْلِكَ الْعَرَبَ رَجُلٌ مِنْ أَهْلِ بَيْتِي يُوَاطِئُ اسْمُهُ اسْمِي
Dari Abdullah berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Tidak akan sirna dunia ini sampai ada seorang laki–laki dari keluargaku yg akan memimpin bangsa Arab nama sesuai dgn namaku.”

Hadits di atas diriwayatkan oleh Al-Imam Abu Dawud rahimahullahu no. 4282 lihat Sunan Abu Dawud ta’liq Asy-Syaikh Albani rahimahullahu dan Al-Imam At–Tirmidzi rahimahullahu no. 2156 lihat Mausu’atul Haditsisy Syarif Al-Kutubut Tis’ah .
Hadits ini merupakan potongan dari sebuah hadits yg selengkap adl sebagai berikut:
عَنْ عَبْدِ اللهِ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: لَوْ لَمْ يَبْقَ مِنَ الدُّنْيَا إِلاَّ يَوْمٌ - قَالَ زَائِدَةُ فِى حَدِيْثِهِ - لَطَوَّلَ اللهُ ذَلِكَ اليَوْمَ ثُمَّ اتَّفَقُوا حَتىَّ يَبْعَثَ فِيْهِ رَجُلاً مِنِّي - أَوْ مِنْ أَهْلِ بَيْتِي- يُوَاطِئُ اسْمُهُ اسْمِي وَاسْمُ أَبِيْهِ اسْمَ أَبِى. زَادَ فِي حَدِيْثِ فِطْرٍ: يَمْلأُ اْلأَرْضَ قِسْطًا وَعَدْلاً كَمَا مُلِئَتْ ظُلْمًا وَجَوْرًا. وَقَالَ فِى حَدِيْثِ سُفْيَانَ: لاَ تَذْهَبُ أَوْ لاَ تَنْقَضِى الدُّنْيَا حَتَّى يَمْلِكَ الْعَرَبَ رَجُلٌ مِنْ أَهْلِ بَيْتِي يُوَاطِئُ اسْمُهُ اسْمِي. قاَلَ أَبُوْ دَاوُدَ: لَفْظُ عُمَرَ وَأَبِى بَكْرٍ بِمَعْنىَ سُفْيَانَ وَلَمْ يَقُلْ أَبُوْ بَكْرٍ: الْعَرَبَ
Dari Abdullah dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
“Kalau saja tdk tersisa dari dunia ini kecuali sehari saja sungguh Allah akan memanjangkan hari tersebut sampai Allah mengutus kepada seorang laki2 dari keturunanku atau dari keluargaku. Nama sesuai dgn namaku dan nama ayah sama dgn nama ayahku.”
Terdapat tambahan pada hadits Fithr: “Yang akan memenuhi dunia dgn keadilan sebagaimana dunia telah dipenuhi dgn kedzaliman dan kelaliman.”
Dan berkata pada hadits Sufyan: “Tidak akan berakhir dunia ini sampai ada seorang dari keluargaku yg akan memimpin bangsa Arab nama sesuai dgn namaku.”
Abu Dawud mengatakan: “Lafadz dari jalan ‘Umar dan Abu Bakr semakna dgn jalan yg berasal dari Sufyan dan dlm hal ini hanya saja Abu Bakr tdk mengatakan/menyebutkan: lafadz الْعَرَبَ.

Jalur Periwayatan
Pada Sunan Abu Dawud beliau rahimahullahu meriwayatkan hadits ini dari jalan ‘Umar bin ‘Ubaid bin Abi Umayyah Ath-Thanafisi Abu Hafsh Al-Kufi Abu Bakr bin ‘Ayyasy bin Salim Al-Asadi Al-Kufi Sufyan bin Sa’id Ats-Tsauri Abu Abdillah Al-Kufi Za`idah bin Qudamah Ats-Tsaqafi Abu Ash-Shalt Al-Kufi dan Fithr bin Khalifah Al-Makhzumi Abu Bakr Al-Hanath Al-Kufi.
Semua meriwayatkan dari ‘Ashim bin Abi An-Najud Al-Asadi Abu Bakr Al-Muqri` Al-Kufi dari Zirr bin Hubais Al-Asadi Abu Maryam Al-Kufi dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dgn kedudukan sanad hasan shahih.

Diagram Periwayatan
Setelah memaparkan riwayat di atas Abu Dawud mengatakan: “Lafadz hadits ‘Umar bin ‘Ubaid dan Abu Bakr bin ‘Ayyasy semakna dgn lafadz hadits Sufyan bin Sa’id. Ha saja Abu Bakr tdk menyebutkan kata العَرَبَ .” Kemudian beliau menyebutkan riwayat yg semakna dari sahabat ‘Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha dan Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu
Adapun dlm Sunan At-Tirmidzi beliau meriwayatkan dari jalan Sufyan Ats-Tsauri dari ‘Ashim bin Bahdalah dari Zirr bin Hubaisy dari Abdullah bin Mas’ud dgn lafadz: “Tidak akan berakhir dunia ini sampai seorang laki2 dari keluargaku yg akan memimpin bangsa Arab nama serupa dgn namaku.”
Abu Isa At-Tirmidzi rahimahullahu berkata: “Pada bab ini terdapat riwayat dari shahabat yg lain seperti ‘Ali bin Abi Thalib Abu Sa’id Al-Khudri Ummu Salamah dan Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhum. Dan Al-Imam At-Tirmidzi rahimahullahu berkata bahwa hadits ini hasan shahih.
Kemudian dari jalan Sufyan bin ‘Uyainah dari ‘Ashim bin Bahdalah dari Zirr bin Hubaisy dari Abdullah bin Mas’ud dgn lafadz: “Akan memimpin seorang laki2 dari keluargaku nama serupa denganku.”
Kemudian terdapat riwayat dari ‘Ashim bin Bahdalah ia berkata: Abu Shalih telah mengabarkan kepada kami dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dgn lafadz: “Kalau saja tdk tersisa dari dunia ini kecuali sehari saja sungguh Allah akan memanjangkan hari tersebut sampai seorang laki2 dari keluargaku memimpin.”
Abu Isa At-Tirmidzi rahimahullahu berkata: “Hadits ini hasan shahih.”

Penjelasan Hadits
- Abdullah dlm hadits ini adl Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu sebagaimana disebutkan oleh Al-Mubarakfuri dlm Tuhfatul Ahwadzi Syarh Sunan At-Tirmidzi.
- Makna ucapan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
حَتىَّ يَبْعَثَ فِيْهِ رَجُلاً مِنِّي أَوْ مِنْ أَهْلِ بَيْتِي
“Hingga diutus pada seorang laki–laki dari keturunanku atau dari keluargaku.”
Dia adl Al-Mahdi keturunan dari Fathimah radhiyallahu ‘anha seperti yg tersebut dlm hadits Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha ia berkata: Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
الْمَهْدِيُّ مِنْ عِتْرَتِي، مِنْ وَلَدِ فَاطِمَةَ
“Al-Mahdi berasal dari keturunanku keturunan dari Fathimah.”
- Muncul perselisihan apakah Al-Mahdi itu anak keturunan dari Al-Hasan ataukah anak keturunan dari Al-Husain.
Al-Qari` dlm buku Al-Mirqah berkata: “Yang mungkin dlm hal ini adl menggabungkan antara dua nisbah Hasan dan Husain. Yaitu dari sisi ayah ia anak keturunan Hasan dari sisi ibu ia anak keturunan Husain. Hal ini sebagai bentuk pengkiasan terhadap perkara yg terjadi pada kedua anak Ibrahim ‘alaihissalam yaitu Isma’il ‘alaihissalam dan Ishaq ‘alaihissalam di mana para nabi dari Bani Israil semua dari anak keturunan Ishaq ‘alaihissalam. Adapun Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam dari anak keturunan Isma’il ‘alaihissalam. Kemudian beliau menduduki suatu tempat yg mewakili segenap para nabi yg berasal dari keturunan Ishaq. Dan inilah sebaik-baik sebagai pengganti. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam pun menjadi penutup para nabi.
Demikian pula tatkala nampak atau muncul banyak para pemimpin dan para pembesar umat dari anak-anak keturunan Husain mk Allah Subhanahu wa Ta’ala gantikan kepada Hasan dgn dianugerahkan bagi seorang anak yg menjadi penutup para wali dan menduduki tempat yg mewakili segenap orang2 pilihan yg berasal dari keturunan Husain.
Pendapat lain mengatakan tatkala beliau mengundurkan diri dari kekhalifahan Allah Shallallahu ‘alaihi wa sallam anugerahkan kepada beliau tanda kekuasaan yg menyeluruh. mk sisi keserasian secara menyeluruh adl nisbah ke-Imam Mahdi-an disetarakan dgn kenabian. Dan kedua sepakat utk menjunjung tinggi kalimat millah nabawiyyah .
Dan yg lbh memperjelas dari perkara ini adl hadits ‘Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu dari jalan Abu Ishaq ia berkata: ‘Ali bin Abi Thalib berkata –sambil melihat kepada putra Al-Hasan–: “Sesungguh anakku ini sayyid sebagaimana yg Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menamainya. Dan akan lahir dari keturunan seorang laki2 yg akan dinamai seperti nama nabi kalian. Ia menyerupai nabi kalian dlm hal fisik namun berbeda dlm hal sifat.’ Kemudian beliau mengisahkan bahwa ia akan memenuhi dunia dgn keadilan.
Walaupun hadits ini lemah namun terdapat hadits-hadits shahih yg menunjukkan keutamaan Al-Hasan di atas keutamaan Al-Husain. Di antaranya:
ابْنِي هَذَا سَيِّدٌ وَلَعَلَّ اللهَ أَنْ يُصْلِحَ بِهِ بَيْنَ فِئَتَيْنِ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ
“Anakku ini adl sayyid dan semoga Allah akan mendamaikan dengan dua kelompok dari kalangan muslimin.”
Makna ucapan Nabi: يُوَاطِئُ اسْمُهُ اسْمِي yakni يُوَافِقُ وَيُطَابِقُ اسْمُهُ اسْمِي. Arti nama sesuai dgn namaku yaitu Muhammad bin Abdillah. Pada kalimat ini terdapat bantahan yg jelas terhadap kaum Syi’ah Rafidhah dari sekte Al-Imamiyyah atau Itsna Atsariyyah yg berpendapat bahwa orang yg ditunggu ialah Muhammad bin Al-Hasan Al-‘Askari.
Makna ucapan Nabi: لاَ تَذْهَبُ adl لاَ تَفْنَى arti tdk akan musnah atau binasa .
Adapun makna ucapan:حَتَّى يَمْلِكَ العَرَبَ arti akan memimpin bangsa Arab. Dikhususkan penyebutan bangsa Arab krn mereka yg menjadi asal mula keturunan manusia dan yg paling mulia.
Hadits di atas menyebutkan bahwa muncul Al-Imam Al-Mahdi sebagai salah satu tanda hari kiamat seperti yg disebutkan oleh Al-Khathib At-Tibrizi Muhammad bin Abdillah dlm kitab Misykatul Mashabih bab Asyrathus Sa’ah Al-Fashlu Ats-Tsani no. hadits 5452.
Hadits di atas juga menerangkan dgn jelas bahwa Al-Imam Al-Mahdi yg akan muncul ialah seorang laki2 keturunan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam atau dari keluarga beliau yaitu dari keturunan Fathimah dari keturunan Hasan. Nama dan nama ayah sama dgn nama dan nama ayah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ia menyerupai Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dari sisi fisik namun tdk sama dlm sifat. Wallahu a’lam.

Beberapa Hadits Dhaif tentang Al-Mahdi
عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ زَوْجِ النَِّبيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: يَكُوْنُ اخْتِلاَفٌ عِنْدَ مَوْتِ خَلِيْفَةٍ، فَيَخْرُجُ رَجُلٌ مِنْ أَهْلِ الْمَدِيْنَةِ هَارِبًا إِلَى مَكَّةَ، فَيَأْتِيْهِ نَاسٌ مِنْ أَهْلِ مَكَّةَ فَيُخْرِجُونَهُ وَهُوَ كاَرِهٌ، يُبَايِعُوْنَهُ بَيْنَ الرُّكْنِ وَالْمَقَامِ، وَيَبْعَثُ إِلَيْهِ بَعْثٌ مِنْ الشَّامِ فَيُخْسَفُ بِهِمْ بِالْبَيْدَاءِ بَيْنَ مَكَّةَ وَالْمَدِيْنَةِ، فَإِذَا رَأَى النَّاسُ ذَلِكَ أَتَاهُ أَبْدَالُ الشَّامِ وَعَصَائِبُ أَهْلِ الْعِرَاقِ، َيُبَايِعُوْنَهُ بَيْنَ الرُّكْنِ وَالْمَقَامِ ثُمَّ يَنْشَأُ رَجُلٌ مِنْ قُرَيْشٍ أَخْوَالُهُ كَلْبٌ، فَيَبْعَثُ إِلَيْهِمْ بَعْثًا فَيَظْهَرُوْنَ عَلَيْهِمْ، وَذَلِكَ بَعْثُ كَلْبٍ، وَالْخَيْبَةُ لِمَنْ لَمْ يَشْهَدْ غَنِيْمَةَ كَلْبٍ، فَيَقْسِمُ الْمَالَ، وَيَعْمَلُ فِي النَّاسِ بِسُنَّةِ نِبِيِّهِمْ صَلَّى للهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَيُلْقِي اْلإِسْلاَمُ بِجِرَانِهِ إِلَى اْلأَرِضِ، فَيَلْبَثُ سَبْعَ سِنِيْنَ، ثُمَّ يُتَوَفَّى وَيُصَلِّي عَلَيْهِ الْمُسْلِمُوْنَ. قَالَ أَبُوْ دَاوُدَ: قَالَ بَعْضُهُمْ عَنْ هِشَامٍ: تِسْعَ سِنِيْنَ. وَقَالَ بَعْضُهُمْ: سَبْعَ سِنِيْنَ.
Dari Ummu Salamah istri Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dari Nabi beliau bersabda:
“Akan terjadi perselisihan saat wafat seorang khalifah mk keluarlah seorang laki2 dari penduduk Madinah melarikan diri ke Makkah. Kemudian manusia dari penduduk Makkah mendatangi dan mengeluarkan dari tempatnya. Kemudian mereka pun membai’at di suatu tempat di antara rukun Ka’bah dan Maqam Ibrahim sedangkan ia membenci hal itu. Setelah itu dikirimlah pasukan dari Syam namun pasukan itu dibinasakan oleh Allah di antara Makkah dan Madinah. Ketika manusia melihat hal itu mk ia didatangi oleh pemuka-pemuka negeri Syam dan Iraq utk membai’atnya. Tidak lama kemudian muncullah seorang laki2 dari kaum Quraisy yg didukung oleh paman-paman yg gigih. Akhir laki2 itu mengalahkan khalifah tersebut. Itulah pasukan yg tangguh. Dan sungguh merugilah bagi mereka yg tdk sempat turut serta dengannya. laki2 itu membagi-bagikan ghanimah serta mempraktikkan Sunnah Nabi dan meneguhkan Islam di muka bumi. Hal itu berlangsung selama tujuh tahun hingga akhir ia meninggal dan dishalati oleh kaum muslimin. Abu Dawud berkata: Sebagian dari Hisyam berkata: “Sembilan tahun.” Sebagian lagi berkata: “Tujuh tahun.”
قَالَ عَلِيٌّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ - وَنَظَرَ إِلَى ابْنِهِ الْحَسَنِ - فَقَالَ: إِنَّ ابْنِي هَذَا سَيِّدٌ كَمَا سَمَّاهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَسَيَخْرُجُ مِنْ صُلْبِهِ رَجُلٌ يُسَمَّى بِاسْمِ نَبِيِّكُمْ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُشْبِهُهُ فِي الْخَلْقِ وَلاَ يُشْبِهُهُ فِي الْخُلُقِ ثُمَّ ذَكَرَ قِصَّةً: يَمْلأُ اْلأَرْضَ عَدْلاً
‘Ali berkata –sembari ia melihat kepada anak yakni Hasan– lalu berkata: “Sesungguh anakku ini adl pemuka sebagaimana Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menamainya. Dan akan lahir dari keturunan seorang laki2 yg dinamai seperti nama Nabi kalian. Ia menyerupai wajah Nabi kalian namun berbeda dlm sifatnya.” Lalu ia menyebutkan sebuah kisah bahwa ia akan memenuhi bumi dgn keadilan. 1
عَنْ هِلاَلِ بِنْ عَمْرٍو قَالَ: سَمِعْتُ عَلِيًّا رَضِيَ اللهُ عَنْهُ يَقُوْلُ: قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: يَخْرُجُ رَجُلٌ مِنْ وَرَاءِ النَّهْرِ يُقَالُ لَهُ الْحَارِثُ بنُ حَرَّاثٍ، عَلَى مُقَدِّمَتِهِ رَجُلٌ يُقَالُ لَهُ مَنْصُوْرٌ، يُوَاطِىءُ - أَوْ يُمَكِّنُ لِآلِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - كَمَا مَكَّنَتْ قُرَيْشٌ لِرَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَجَبَ عَلَى كُلِّ مُؤْمِنٍ نَصْرُهُ - أَوْ قَالَ: إِجَابَتُهُ -
Dari Hilal bin ‘Amr aku telah mendengar Ali radhiyallahu ‘anhu berkata berkata Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Akan keluar dari negara yg berada di belakang sungai seorang yg bernama Al-Harits bin Harrats yg berada di depan seorang yg bernama Manshur. Ia mengukuhkan keluarga Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana suku Quraisy memberikan kedudukan kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Wajib bagi tiap mukmin menolong –atau ia berkata: menaatinya–.”
Wal ‘ilmu ‘indallah wa fauqa kulli dzi ‘ilmin ‘alim.

1 Hadits ini dilemahkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu Lihat Sunan Abu Dawud no. 4290 dan Al-Misykah no. 5458.

Sumber: www.asysyariah.com

19.48 | 0 komentar | Read More

Imam Mahdi itu orang Jawi (Melayu + Jawa + Arab) [Menyingkap Tabir IMAM MAHDI ]

Para sarjana dan cendekiawan Islam di seluruh pelosok dunia telahpun menghuraikan secara panjang lebar akan maksud kalimah mahdi. Malah ada yang menulis risalah yang hanya memperkatakan tentang asal-usul dan maksud perkataan Mahdi itu saja. Begitulah mendalam dan halusnya penelitian mereka terhadap soal istilah ini.

Ada yang memberikan definisi Imam Mahdi itu berdasarkan mafhum hadis-hadis mengenainya, yaitu dengan cara melonggokkan semua sifat peribadinya, keadaan munculnya, kelebihan-kelebihannya dan masa pemerintahannya. Uraian yang seperti ini sebahagian besarnya sangatlah panjang dan terperinci, sehingga tidak perlu kepada uraian yang lain lagi. Berdasarkan itu, penulis merasakan sudah tidak perlu lagilah turun tangan untuk memperpanjangkan penjelasan bagi maksud kata Mahdi tersebut.

Namun, terasa pula kekurangan yang nyata pada buku ini, karena para cendekiawan pada hari ini pasti tidak akan berpuas hati sekiranya maksud istilah Mahdi itu tidak dijelaskan, biarpun berupa sebuah uraian yang pendek. Sebenarnya bagi penulis, uraian istilah tidaklah sepenting mana karena maksud dan asal-usul penggunaan sesuatu istilah itu tidak membawa apa-apa kesan – tidak menambah dan tidak mengurang – melainkan jika istilah itu membawa makna sesuatu yang buruk dan dikeji syarak. Selagi sesuatu istilah itu diluluskan syarak, harus saja kita menggunakannya. Tidak perlulah mengkajinya secara mendalam dan disusur secara halus.

Tetapi mungkin sudah teradat dalam sistem pembelajaran yang bersumber dari pada Barat hari ini, setiap istilah itu perlu dihuraikan maknanya walaupun secara ringkas. Mungkin juga disebabkan Ibnu Taimiyah dahulu pernah menghuraikan dengan panjang lebar dan sistematik akan maksud dan makna istilah SUFI di dalam bukunya, maka para sarjana Islam hari ini pun turut amat dipengaruhi oleh ‘sunnah’ yang telah ditinggalkan oleh ‘imam mjutahid terulung dan mujaddid terbaik’ mereka itu. Macam satu kemestian pula, takrif bagi sesuatu istilah itu diberi uraian, pada bahagian awal buku mereka, walaupun dengan serba ringkas. Macam tidak sah uraian sesebuah buku, jika takrif dan asal-usul istilahnya tidak dihuraikan terlebih dahulu. Tidak tulen Taimiyahisme mereka kalau tidak menghuraikan maksud sesuatu istilah di dalam buku atau tulisan mereka.

Takrif dan definisi khusus bagi istilah Al-Mahdi tidak ada dijumpai di dalam Al-Quran dan tidak ada juga dijumpai di dalam hadis-hadis yang mulia. Sebabnya mudah saja, yaitu Rasulullah SAW dirasulkan bukan untuk membuat takrif-takrifan atau untuk merumuskan definisi-definisi. Para Sahabat RA juga tidak berapa hirau dengan asal-usul penggunaan istilah Mahdi itu. Para tabiin dan tabiit tabiin RH juga tidak ambil pusing pun dengan istilah ini. Jika ada dalam kalangan mereka yang menghuraikannya, uraiannya hanyalah ringkas dan mudah, tepat dengan makna yang dikehendaki, dan menurut apa yang dihuraikan sunnah.

Hanya para ulama terkemudian saja yang memberikan secara ringkas, menurut kefahaman mereka, untuk lebih menguatkan kefahaman orang ramai. Tidak lebih dari itu. Tetapi, setelah semakin lama Islam berkembang dan pada ketika umat Islam semakin lemah penguasaannya, maka semakin kuat pula umat Islamnya bergantung kepada maksud dan penggunaan sesuatu istilah. Hasilnya, pada hari ini macam tidak sah pula penggunaan sesuatu istilah yang diperkenalkan kepada umum, melainkan setelah dihurai dengan panjang lebar dan khusus akan maknanya.

Banyaklah yang bangun menghuraikan makna sesuatu istilah yang diberi. Banyak pula yang mengulas makna bagi sesuatu istilah itu, baik dari segi positifnya, negatif atau kedua-dua sudutnya. Banyak pula ulama dan cendekiawan yang mengeluarkan buku atau kitab yang khusus menghurai mengenai sesuatu istilah dan buruk baiknya penggunaan istilah itu.

Awal bayan, kuniyah Rasulullah SAW yang ke-57 ialah Al-Mahdiy.

Perkataan Mahdi yang digunakan oleh orang-orang Melayu pada hari ini, berasal dari perkataan Arab jati, MAHDIYYU, dari kata akar HADA atau HAADA, bererti petunjuk atau kurnia. Kalimah MAHDIYYU bermaksud Orang yang Diberi Kurnia, dan juga bermaksud Orang Yang Diberi Petunjuk. Namun, perkataan atau istilah Arab yang dipinjam itu telah mengalami sedikit perubahan bunyi dalam bahasa Melayu, yaitu Mahadi. Dan kata pinjaman itu kekal begitu, tidak ada perubahan dari segi nahw dan sarf, karena dalam bahasa Melayu, tidak ada ilmu nahu dan saraf. Maka bunyinya kekal sebagai Mahadi atau Mahdi; tidak ada mahdiyyu, tidak ada mahdiyyi, tidak ada mahdiyyun dan tidak ada mahdiyyin.

Dan terjadi juga sedikit perubahan erti, karena istilah Mahdi atau Mahadi dalam bahasa Melayu, khusus untuk kata nama kepada peribadi tersebut saja, dan sama sekali tidak ada erti lain lagi yang terpakai baginya. Tidak ada makna umum bagi istilah Mahdi dalam bahasa Melayu.

Secara khususnya di dalam bahasa Melayu, Mahadi atau Mahdi itu merujuk kepada suatu jawatan yang sangat mulia, peribadi yang akan muncul pada akhir zaman, membangunkan semula Islam dan meninggikannya di atas agama-agama lain. Biasanya orang-orang Melayu menyebutnya sebagai Imam Mahadi, Imam Mahdi, Imam Al-Mahdi atau Imam Mahdi, sebagai suatu penghormatan beliau yang khusus.

Dan di dalam buku ini, penulis gunakan istilah Imam Mahdi. Istilah ini dirasakan lebih sesuai pada masa ini karena pemikiran orang Melayu sekarang sudah sedikit terbuka dan bersedia menerima sesuatu istilah walau bagaimana bentuknya. Istilah ini lebih cenderung kepada Arabnya, karena asal istilah itupun memang dari bahasa Arab. Orang Melayu hanya menggunakannya bulat-bulat.

Begitulah hormatnya orang-orang Melayu kepada beliau. Malah ada orang Melayu yang menyapanya sebagai baginda, merujuk kepada ketinggian keturunannya dan ketinggian pangkatnya dalam masyarakat. Orang Arab pada zaman dahulu pun banyak menggunakan sebutan Imam kepada beliau, sebagai tanda hormat mereka, tetapi pada zaman ini, setelah orang-orang Arab belajar tinggi-tinggi dan memiliki ijazah yang bergulung-gulung, dan banyak yang diiktiraf sebagai cerdik pandai tersohor, mereka tidak memanggilnya dengan sebutan Imam lagi, malah sebutan Imam itu sudah seakan-akan pupus dari perbendaharaan kata, untuk mereka sebut kepada beliau.
Orang-orang Arab, terutamanya para ulama pada masa-masa lampau menggunakan istilah Alaihis Salam kepada beliau, suatu istilah yang lazimnya digunakan khusus bagi para nabi zaman dahulu. Tetapi orang-orang Arab pada hari ini, seperti juga orang-orang Melayu pada hari ini (yang tidak lagi memanggil beliau dengan Imam Mahdi), sudah tidak menggunakan istilah Alaihis Salam itu lagi kepada beliau. Sekarang ini, hanya puak Syiah saja yang masih mengekalkan panggilan Alaihis Salam kepada beliau, itupun sebab kewajipan percaya kepada kemunculan beliau pada akhir zaman.

Selain itu, ada juga ulama yang menggunakan isim muannas, yaitu dengan menyebutnya Mahdiyyah, atau pengikut Mahdiyyah. Namun, penggunaan istilah seperti ini tidaklah popular dalam kalangan orang Melayu karena bagi orang Melayu sejak zaman dahulu, hanya istilah Imam Mahadi saja yang sering digunakan.

Sehubungan itu, untuk mengambil berkat dari gelaran Al-Mahdi itu, banyaklah orang Melayu di Nusantara ini sejak zaman permulaan ketibaan Islam dahulu lagi, menamakan anak mereka dengan nama Mahadi atau Mahdi, baik secara tunggal atau ditambah nama lain di hadapan atau belakangnya. Contohnya Mahadi bin Abdullah. Yang ditambah namanya seperti Puteh Mahadi bin Puteh Ramli atau Mahadi Murad bin Abdul Salam, dan sebagainya lagi. Ketiga-tiga nama tadi hanyalah contoh saja, bukan nama mana-mana individu sebenar. Jika terjadi kesamaan dengan mana-mana individu, maka itu adalah suatu kebetulan saja, tidak disengajakan sama sekali.

Tetapi semua orang Islam mengakui bahwa Mahdi itu bukannya nama dan bukan pula jawatan. Tidak ada satu jawatan yang dipanggil Mahdi dalam sejarah Islam. Jika ada pun, seperti yang akan disebutkan secara jelas selepas ini, sifatnya lebih kepada panggilan semasa, tidak ada yang menggunakannya secara turun-temurun. Bukan juga menunjukkan mana-mana keturunan. Tidak ada satu puak pun yang menggunakan panggilan Mahdi pada pangkal namanya. Mahdi itu hanyalah gelaran, tidak lebih dari itu. Dan orang yang layak memberikan gelaran Mahdi itu ialah Rasulullah SAW sendiri, bukannya orang lain.

Dan sebenarnya orang yang layak dipanggil Mahdi itu hanyalah seorang saja, sama seperti yang dikehendaki hadis. Nabi SAW tidak pernah menyatakan sesiapa pun dapat dipanggil dengan gelaran Mahdi itu. Tidak ada. Hanya Imam Mahdi saja yang layak dan paling layak dipanggil dengan gelaran itu. Tetapi namanya bukan Mahdi dan jawatannya pun bukan Mahdi. Mahdi itu jelas merupakan gelarannya saja. Siapa pun boleh menggunakan istilah Mahdi itu untuk dirinya, baik sebagai nama sebenar atau sebagai panggilan hormat.

Sesiapa saja boleh gunakan istilah Mahdi itu, baik orang biasa maupun para pemimpinnya. Malah para ulama pun boleh gunakan gelaran itu. Selagi tiada niat untuk menjadi benar-benar Imam Mahdi yang dijanjikan, penggunaan istilah Mahdi itu diharuskan syarak. Tidak ada larangan yang qatie.

Namun, orang-orang Melayu pada hari ini sudah semakin kurang menghormati Imam Mahdi karena para sarjana dan cendekiawan Islam-Melayu yang ada pada hari ini lazim menyebut beliau sebagai Mahdi atau Al-Mahdi saja, tanpa perkataan Imam di hadapan gelarannya itu. Maka tidak hairanlah jika orang ramai turut ikut sama menyebutnya Mahdi atau Al-Mahdi saja, karena orang ramai mudah mengikut contoh yang sedia ada dalam kalangan mereka, terutama para ulama dan cendekiawan. Maka tidaklah dapat disalahkan kepada orang ramai seratus peratus dalam hal ini.
Ini amatlah berbeda dengan orang-orang Melayu pada zaman dahulu, yang memanggilnya dengan sebutan Imam Mahdi atau Imam Mahdi atau Imam Mahadi, karena mereka sangat menghormati dan memuliakannya, karena para ulamanya sendiri menggunakan istilah seperti itu, dan para ulamanya sendiri pun amat menghormati beliau. Maka tidak hairanlah jika orang ramai pun turut sama sangat menghormati beliau, termasuk menyapanya dengan gelaran Imam Mahdi.

Memang diakui bahwa orang ramai hanya mengikut para ulama dan cendekiawan Islam. Jika ulama dan cendekiawannya menghormati beliau, mereka pun akan turut sama hormat. Jika para ulama sendiri sudah tidak tahu menghormati beliau, maka usahlah hairan jika orang ramai pun ikut sama tidak hormat kepada beliau, seperti yang sedang terjadi pada hari ini.

Walaupun terdapat beberapa makna yang dihuraikan oleh para ulama Ahlus Sunnah terhadap definisi Mahdi itu dan kepentingannya, orang-orang Syiah ternyata lebih mengutamakan makna Mahdi itu sendiri, walaupun tidak ada kena-mengena dengan Imam Mahdi Ahlus Sunnah. Antara penggunaan istilah mahdi yang sudah umum di dalam dunia Islam, antaranya seperti:

1. "Mahdi" digunakan sebagai gelaran penghormatan tertinggi untuk beberapa individu Islam, contohnya para khalifah yang berempat; begitu juga mereka memanggil Sayidina Ali, khalifah yang keempat dengan gelaran itu; anak-anaknya seperti Al-Hasan dan lain-lain juga digelar begitu; begitu juga Khalifah Bani Umaiyah, Umar bin Abdul Aziz, yang kemudiannya diisytihar sebagai mujaddid pertama bagi kurun pertama Hijrah. Dan mujaddid yang terakhir muncul nanti, juga dipanggil dengan gelaran Al-Mahdi.

2. Apabila gelaran "mahdi" digunakan kepada khalifah Abbasiah, An-Nasir, baginda dianggap sebagai mahdi yang terakhir, dan orang ramai tidak perlu lagi menunggu-nunggu sebarang mahdi pada masa hadapan. Sebabnya baginda datang dari keturunan Bani Abbas dan bertaraf khalifah pula.

3. "Mahdi" juga digunakan untuk orang-orang yang baru memeluk Islam, karena dia dipercayai telah menerima petunjuk dari Allah sehingga terbuka hatinya untuk menyembah Allah yang Maha Esa. Dalam hal ini, istilah mahdi itu bererti petunjuk dari Allah SWT, yaitu istilah umum, bukannya istilah khusus, dan bukan pula suatu jawatan bagi seseorang.

4. "Mahdi" juga digunakan untuk merujuk kepada panggilan bagi jawatan tertinggi dalam angkatan tentera, yaitu kedua-dua pemimpin tentera darat dan laut, dipanggil demikian. Antara pemimpin tentera yang terkenal adalah El Mahdi, panglima tentera Sudan pada abad ke-19, dan Ibn Tumart, panglima tentera yang terkenal pada abad ke-12 Masihi di Maghribi.

Seperti yang dijelaskan, istilah Mahdi bererti ‘orang yang diberi petunjuk’. Dari segi istilahnya pula, jika kita sebut Al-Mahdi (dengan menambah al-), artinya secara khusus, ialah petunjuk dari Allah SWT, yaitu sama dengan petunjuk yang pernah diterima oleh keempat-empat orang Khalifah Rasulullah SAW dahulu. Petunjuk yang dimaksudkan ialah:

1. Petunjuk untuk membawa seluruh umat Islam kepada Allah;
2. Petunjuk dalam hal ehwal pentadbiran dan pemerintahan;
3. Petunjuk dalam kepemimpinan beliau; dan
4. Petunjuk yang amat khusus, yaitu bagi diri mereka saja, yang tidak didapat oleh sebarangan orang, pada sebarangan masa, pada sebarangan cara dan pada sebarangan tempat.

Mereka ini menjadi laluan untuk orang ramai mendapatkan Tuhan mereka, sehingga setiap orang menjadikan Allah SWT itu penuh di segenap ruang hati mereka, senantiasa basah di hujung lidah mereka, senantiasa bergerak pada setiap suku anggota tubuh badan mereka, senantiasa turun dan naik bersama-sama turun dan naiknya nafas mereka, senantiasa hidup bersama-sama roh mereka yang sihat segar, senantiasa memimpin hati nurani mereka dan senantiasa menyuluh akal fikiran mereka.

Tuhan itulah cinta kasih mereka, cinta agung mereka, malah segala-galanya Tuhanlah yang dihadapkan. Apabila Tuhan yang diutamakan melebihi dari segala-galanya, ini akan menjadikan mereka sebagai suatu bangsa yang tinggi imannya, tinggi takwanya, tinggi amalannya, tinggi agamanya, tinggi wibawanya, seterusnya menghasilkan tinggi tamadunnya dan tinggi sebutannya.

Perkara-perkara seperti inilah yang perlu diperjuangkan semula oleh kita, secara realiti, agar kita mendapatkannya kembali, sebuah permata paling berharga yang telah sekian lama hilang dari dalam diri kita. Permata berharga itu telah begitu lama tenggelam ditelan lubuk lumpur jahiliyah kali yang kedua, yang lebih dikenali oleh kita sebagai jahiliyah modern, atau disebut jahiliyah kali kedua.

Juga dimaksudkan bahwa sesiapa yang mengikut sungguh-sungguh Imam Mahdi itu, baik sebelum kemunculannya, atau setelah kemunculannya kelak, akan diberi petunjuk oleh Allah SWT kepadanya dalam urusan agamanya, akhiratnya dan dunianya. Dan orang-orang yang tidak mau mengikut Imam Mahdi itu, nyata dilihat oleh mata kasar, tidak akan mendapat petunjuk dan pimpinan dari Allah SWT, walaupun keengganan mengikutnya itu dilakukan pada masa beliau masih lagi belum muncul.

Mengenai keturunan Imam Mahdi itu yang sebenarnya. Tanpa prejudis saya menulis pendapat yang sudah lama masyhur dalam dunia Islam di sebelah Timur ini. Janganlah terkejut jika dikatakan bahwa pemimpin agung yang bakal memerintah dunia itu akan datang dari dunia sebelah sini. Beliau akan muncul dari kalangan Bani Jawi. Bukan Bani Arab dan bukan pula Bani Israel. Pendapat ini bukan kami saja, tetapi banyak orang lain di sebelah sini dunia, terutamanya di Indonesia, juga turut meyakini yang demikian.

Bani Jawi? Mungkin sebahagian dari kita termangu-mangu dan tertanya-tanya mengenai bani jawi. Pernah dengar ungkapan “masuk jawi” dan “tulisan jawi”? Apa maksud Jawi tersebut? Bani Jawi asal-usulnya dari keturunan Nabi Ibrahim Al-Khalil AS. Semasa keluar berdakwah meninggalkan Siti Hajar dan Nabi Ismail AS yang masih kecil, Nabi Ibrahim AS berjalan sampai ke sebuah tempat yang pada hari ini dikenali sebagai Kampuchea (pada masa itu dipanggil Kembayat) dan berkahwin di sana.

Anak dan isteri Nabi Ibrahim AS yang tinggal di Kampuchea itu tidak ikut sekali pulang ke Babylon. Keturunan baginda AS yang tinggal itu berkembang biak pula di Kemboja dan Nusantara, dan akhirnya bergelar Bani Jawi, menurut lidah Arab. Jawi itu maksudnya jauh, yakni jauh dari Tanah Arab. Di sebelah sini, keturunan Jawi itu disebut Melayu. Istilah ‘Jawa’ itu sendiri berasal dari pengembangan istilah Jawi yang dari bahasa Arab tadi. Istilah asalnya ‘Jawah’ atau ‘Jawi’ artinya jauh.

Maknanya, bangsa Melayu yang ada pada hari ini, berasal dari keturunan Nabi Ibrahim AS, yang telah dibiarkan sebegitu lama dari catatan sejarah. Malah ahli sejarah Asia Tenggara sendiri dan antropologis dunia Melayu tidak mengaitkan bangsa Melayu sebagai keturunan langsung dari Nabi Ibrahim AS. Tidak seorang pun dari yang berbangsa Melayu bangga dengan keturunan mereka dari Nabi Ibrahim AS itu. Tetapi anehnya, orang-orang Zionis pada hari ini begitu tahu dan amat yakin dengan fakta yang terselindung ini.

Sebab itu, tidak hairanlah kalau kita dapati perisikan Israel yang Zionis itu, Mossad, telah lama bertapak di Singapura, sebagai penasihat penting ketenteraan dan strategik. Penapakan mereka di Singapura ini telah begitu lama dan amat kukuh pula. Apa yang mereka cari? Kaum Yahudi telah mengetahui siapa Rasulullah SAW dan tempat baginda SAW dilahirkan. Dan mereka pada masa lalu, mencari petapakan di sekitar kota Madinah yang masih belum membangun itu.

Demikian juga, pada hari ini, orang-orang Yahudi, Zionis dan Jews telah mengetahui siapa dia Imamul Mahadi, dan tempat dia dilahirkan. Mereka sedang kelam-kabut mencari Imamul Mahadi itu karena mereka tahu inilah orang yang akan menjadi khalifah akhir zaman, yang akan memenuhkan dunia ini dengan keamanan dan keadilan hakiki dan merata, yang juga bakal memimpin kaum muslimin memerangi dan menyembelih mereka nanti. Tetapi mampukah jaringan Zionis sedunia itu mengalahkan perancangan Allah SWT?

Maksud-maksud yang seni dan mendalam inilah yang masih terselimut kukuh dari pengetahuan para sarjana dan cendekiawan Islam, dan jika mereka tahu pun, tidak dapat dihuraikan dengan terperinci.

Demikianlah serba sedikit uraian mengenai istilah Mahdi itu sendiri, dari persepsi dua bangsa dan dua bahasa, yang kedua-duanya dijanjikan telah dan akan menguasai seluruh dunia, dan yang telah dan akan memperjuangkan Islam dalam dua zaman yang jauh berbeda. Itulah bangsa Melayu dan Arab, bahasa Melayu dan bahasa Arab, yang menguasai seluruh dunia pada awal kurun Hijrah dan akhir kurun Hijrah. Mereka jugalah dua bangsa yang gigih memperjuangkan Islam dalam dua zaman tadi.

Dan seperti yang dimaklumi, Al-Mahdi itu hanyalah gelarannya, bukan namanya. Namanya yang sebenar ialah Muhammad bin Abdullah. Namanya di langit adalah Ahmad. Ada beberapa sebab beliau diberi gelaran Al-Mahdi itu, antaranya :

Pertama
RASULULLAH SAW sendiri yang menyebut beliau dengan panggilan Al-Mahdi itu. Maka kita sebagai umat Nabi Muhammad SAW, hendaklah menghormati beliau dengan memanggilnya Imam Mahdi, tidak layak beliau dipanggil dengan Mahdi saja, seperti mana Rasulullah SAW memanggilnya begitu. Rasulullah SAW bolehlah memanggilnya Al-Mahdi saja karena beliau adalah anak cucunya, sedangkan kita adalah pengikut dan umatnya saja.

Selain itu, baginda SAW adalah bertaraf rasul, sedangkan Imam Mahdi itu hanyalah seorang umatnya yang bertaraf wali. Maka layaklah baginda SAW memanggilnya Al-Mahdi saja. Lagipun, baginda SAW adalah rasul kita semua, dan Imam Mahdi itu adalah salah seorang dari umat baginda sendiri. Tidak hairanlah jika baginda memanggil Imam Mahdi itu dengan apa-apa panggilan pun.

Janganlah dipedulikan sikap dan cara yang ditunjukkan oleh para sarjana dan cendekiawan Islam hari ini yang memang tidak berapa tahu cara beradab di hadapan orang yang mulia, yang dimuliakan oleh Allah SWT, sangat dimuliakan oleh para Sahabat RA dan sangat dimuliakan seluruh penduduk langit sana. Biarlah mereka dengan cara dan kefahaman mereka yang sedia buruk itu, jangan lagi diikut atau dipedulikan. Kalau kita ikut juga, maka akhlak kita pun akan sama buruk dengan akhlak mereka yang telah sedia buruk itu.

Buat apa kita ikut orang lain, walau secerdik mana pun dia, jika akhlaknya itu sudah nyata tidak beradab dan sesuai menurut syarak dan tasawuf. Buatlah sesuatu yang betul, sesuatu yang telah ditunjuk secara nyata oleh syarak. Kalau seseorang itu tidak tahu beradab dengan seseorang yang mulia, sekalipun orang itu seorang yang terpelajar dan cerdik cendekia, dia sebenarnya bukanlah orang yang bijak dan baik, malah seorang yang dikatakan masih bersikap kurang ajar, yang masih sangat perlu diajar dan ditunjuk.

Dikarenakan itu juga, layaklah pula kita memanggilnya dengan gelaran Imam, sebagai tanda kita amat mengasihi dan menghormatinya. Hal ini sebenarnya telah dipersetujui oleh sekalian ulama, karena menurut mereka, gelaran Al-Mahdi itu adalah suatu gelaran yang bersifat syarie. Ulama-ulama hadis telah menapis semua riwayat mengenainya sehingga nyatalah kebenarannya. Demikian dihuraikan kata-kata Al-Allamah Al-Muhaddis As-Saiyid Ahmad Al-Ghumari.

Kedua
ADA DUA buah asar Sahabat RA yang menjelaskan sebab-sebab beliau digelar sebagai Al-Mahdi.

Asar pertama datangnya dari riwayat Imam Abu Amruddani Al-Hafiz dalam kitab Sunannya.
artinya :
Beliau mengambil riwayat dari Abdullah bin Syaurab, yang katanya, sebab beliau digelar sebagai Al-Mahdi karena dinisbahkan kepada nama salah sebuah gunung di Syam, tempat lembaran-lembaran Kitab Taurat yang asli akan dikeluarkannya kembali, yang akan membuktikan kesesatan kaum Yahudi sehingga akhirnya mereka mengakui kebenarannya dan sebahagian besarnya memeluk Islam di tangan beliau.
HR. Abu Amruddani

Maknanya, Imam Mahdi itu dapat membawa petunjuk kepada kebanyakan kaum dari Bani Israel, terutamanya suku Yahudi, yang sememangnya kita ketahui amat kukuh dibelenggu oleh kesesatan. Dan istilah mahdi itu maksudnya beliau membawa hidayah kepada kaum Yahudi sehingga sebahagian besar mereka terus memeluk Islam.
Riwayat kedua adalah sebuah asar yang datangnya dari Kaab Al-Ahbar yang berkata bahwa;


عن كعب الأحبار قال : إنمّا سمّي المهدي لأنه يهدي إلى أمر خفي، وسيخرج التوراة والإنجيل من أرض يقال لها أنطاكية.
وبعض رواية عن كعب أيضا قال : إنمّا سمي مهديا لأنه يهدي إلى أسفار التوراة فيستخرجها من جبال الشام يدعو إليها اليهود، فيسلم على تلك الكتب جماعة كثيرة.

Sebab beliau dipanggil Al-Mahdi karena beliau memberi petunjuk dalam hal-hal yang tidak jelas atau tidak nyata hukumnya selama ini. Beliau juga akan mengeluarkan sebuah peti yang berisi lembaran-lembaran asli Kitab Taurat dan Injil dari dalam bumi di sebuah tempat bernama Antokiah. Seterusnya beliau dapat membawa kebanyakan kaum Yahudi pada masa itu memeluk Islam.
Imam Nuaim bin Hammad, Al-Fitan

Ringkasnya, Imam Mahdi adalah orang yang dapat memberi petunjuk yang tepat dalam persoalan yang selama ini tidak jelas atau tidak nyata, sehingga nyatalah hukumnya dan rahasia-rahasianya kepada sekalian umat Islam dan juga orang-orang bukan Islam, termasuk kaum Yahudi. Masalah yang timbul dalam kalangan umat Islam tidak dapat diselesaikan oleh kebanyakan ulama dan sarjananya dengan tepat. Setiap hukum yang mereka keluarkan, masih diragui oleh sebahagian umat Islam, walaupun sebahagian yang lain menerimanya saja. Akhirnya apabila Imam Mahdi menyatakan hukumnya yang sebenar, barulah umat Islam mau menerimanya dan mengikutnya tanpa ada ragu-ragu lagi.

Demikian dua buah riwayat dan uraian ringkas mengenainya.

Sesungguhnya dari bangsa Arab ada seorang pemimpin paling agung, Rasulullah SAW yang tercinta, dari Bani Israel pernah muncul Nabi Musa AS dan pada akhir zaman ini, muncul Imam Mahdi Al-Muntazar dari kalangan Bani Jawi. Imam Mahdi itu orang Jawi (Melayu + Jawa + Arab). Ada darah Rasulullah SAW dalam dirinya, dari sebelah Sayidina Al-Hasan dan Sayidina Al-Husain RA. Imam Mahdi diakui ulama-ulama besar sebagai telah wujud lama dan akan memimpin dunia ini dengan iman yang sangat tinggi akhlak yang sungguh mulia. Pemerintahannya adil dan saksama. Di mana beliau berada? Hanya Allah yang Maha Mengetahui.

Imam Mahdi bukannya manusia luar biasa. Jika dilihat dari sudut tubuh badan saja, beliau sama seperti orang lain juga. Tidak ada yang berbeda dari segi lahir antara beliau dengan orang ramai. Rasulullah SAW pun sama saja seperti tubuh badan kita ini. Tidak ada cahaya yang memancar di atas kepalanya. Imam Mahdi pun begitu. Beliau juga manusia biasa, bedanya beliau merupakan insan pilihan Tuhan. Hatinya penuh takwa, iman yang kental yakin.

Sebagai seorang yang menjadi pilihan Tuhan, beliau dibekalkan dengan keramat yang besar, janji-janji yang benar dan doa seluruh kaum muslimin di serata dunia. Karena itulah beliau berbeda. Serupa tetapi berbeda. Mana ada pemimpin dunia Islam pada hari ini yang didoakan oleh seluruh umat Islam untuknya, tanpa mengira sempadan tempat, bahasa dan bangsa?

Bacalah kisah Raja Jalut yang tercatat dalam Al-Quran. Pemimpin Bani Israel itu hanyalah seorang petani dan penggembala kambing di sebuah kampung yang jauh terpencil, tidak dikenali sesiapa pun. Tiba-tiba saja dia dilantik menjadi pemimpin besar. Puterinya pula dikahwinkan dengan seorang rasul yang besar, yaitu Nabi Daud AS. Ini cerita yang dikisahkan di dalam Al-Quran sendiri.

Manakala Rasulullah SAW pula hanyalah seorang anak yatim, yang penjaganya silih berganti dari semasa ke semasa. Pada saat dilantik sebagai Rasul, baginda SAW pernah diperlekehkan oleh kaumnya sendiri. Banyak yang tidak percaya. Banyak yang menolak bulat-bulat. Imam Mahdi juga akan mengalami nasib yang sama. Ini sebenarnya Sunnatullah. Tidak ternampak perbedaan apapun antara tubuh kasar Nabi Muhammad SAW dengan tubuh kasar orang-orang lain.

Imam Mahdi bukan seorang insan yang datang bersinar-sinar bercahaya, atau jelas dilihat turun dari langit dan mendarat di bumi. Bukan juga seorang yang mempunyai kekuatan sakti yang luar biasa seperti Superman, X-men atau Incredible Hulk. Itu hanyalah watak khayalan para pemikir Yahudi untuk mengalihkan tumpuan remaja Islam dari mengingati para Sahabat RA yang penuh berkat dan pejuang Islam masa silam yang penuh takwa. Bedanya beliau memiliki nusrah Allah SWT.

Peperangan demi peperangan akan dilalui olehnya untuk mengembalikan sinar agama di bumi ini, itupun karena pihak musuh enggan tunduk kepada Islam, malah secara terang-terangan menentang Islam. Kemenangan demi kemenangan akan dicapai oleh Imam Mahdi, bukan semata-mata sebab kekuatan bala tenteranya saja, tetapi lebih karena adab dan akhlak mulianya yang begitu menyerlah dan kepemimpinannya yang sangat adil

Imam Mahdi tidak pernah mencari harta dan kedudukan. Malah beliaulah akan membahagi-bahagikan seluruh harta miliknya dengan sewenang-wenangnya kepada seluruh manusia, baik yang Islam maupun yang bukan Islam, yang soleh maupun yang derhaka. Yang taat kepadanya dan juga yang pernah menentangnya sebelum ini. Yang beliau maukan dari setiap manusia di muka bumi ini ialah kembali menyembah Allah SWT dan mengagungkan hanya Dia. Beliau menyambung kerja-kerja Nubuwwah dan Khulafa. Menyeru manusia kepada Allah. Beliau adalah Amirul Mukminin dan Khalifah yang kita tunggu-tunggu.

Imam Mahdi akan dibantu oleh pejuang-pejuang yang cintanya hanyalah Allah SWT dan Rasul SAW. Mereka sanggup mati karena agama yang suci ini seperti para Sahabat RA dahulu. Niat mereka sama seperti Imam Mahdi. Para pengikut beliau bukanlah pecinta dunia. Mereka tidak mencari pangkat dan harta, malah mereka membantu Imam Mahdi menyebarkan kalimah Allah di segenap pelosok bumi dengan diri dan harta mereka.

Para pengikut Imam Mahdi digelar sebagai Mahdiyyin atau Mahdiyyun, yang bererti golongan Mahdi atau pengikut Imam Mahdi. Istilah ini masih belum lagi digunakan secara umum karena para pengikut Imam Mahdi yang khusus itu belum ditetapkan secara zahir orangnya. Juga karena Imam Mahdinya sendiri pun masih belum keluar ke dunia ini, maka pengikutnya pun tidaklah dapat ditentukan. Bilangan Mahdiyyun ini tidak banyak, hanya beberapa ratus orang saja.
Yang pasti, pengikut Imam Mahdi ini bukanlah orang yang biasa seperti kita ini, bahkan merupakan orang-orang yang sangat istimewa pada zamannya dan amat terpilih di antara yang amat terpilih. Namun perlu juga diingat, mereka ini akan ditentukan juga sejurus sebelum Imam Mahdi muncul, disebutkan oleh Putera Bani Tamim di hadapan seluruh rakyat. Dan mereka inilah – Mahdiyyun ini – yang akan membaiat Imam Mahdi di antara dua Rukun seperti yang telah disebutkan secara nyata oleh beberapa buah hadis.

Dan pada masa ini, istilah Mahdiyyun atau Mahdiyyin ini juga digunakan untuk kumpulan yang mempercayai konsep Imam Mahdi dan memperjuangkannya, atau golongan yang menerima hadis-hadis mengenai Imam Mahdi dengan penuh keyakinan di dalam hati. Golongan ini adalah majoriti masyarakat Islam sejak dahulu hinggalah ke hari ini dan pada masa yang akan datang, didahului oleh para ulama muktabar yang bertaraf mujaddid dan mujtahid, yang telah mendapat darjat wali-wali besar dan utama dalam kalangan umat ini. Hanya karena pemimpin mereka itu belum muncul lagi, maka tidak ada lagilah orang yang menyebut mereka sebagai Mahdiyyun.
19.47 | 0 komentar | Read More

Banjir Darah Najaf Tetap Misteri

Nicolien den Boer dan Chaalan Charif

Bloedbad in Najaf?Ini adalah salah satu cerita paling menarik yang keluar dari Irak dalam beberapa tahun terakhir, sekaligus yang paling membingungkan. Cerita mengenai pembunuhan massal para pemberontak Sunni, yang ternyata adalah orang Syi'ah. Kisah tentang seorang pemimpin sekte Syiah, yang mengkhotbahkan surga di bumi, dan tentang kematiannya Senin (29/01) Atau justru ia masih tetap hidup?

Belum jelas
Hanya dua fakta yang pasti benar dari berita-berita yang bertentangan ini. Pertama, tempat pembantaian terjadi di sebuah kawasan luar kota Najaf, di selatan Baghdad. Dan kedua: pertempuran terjadi Ahad (28/01). Kisah lainnya mungkin baru akan jelas setelah asapnya tampak naik ke langit. Tentara Amerika Serikat dan Irak konon masih memburu ratusan pemberontak. Pemberontak dikabarkan sempat bertempur melawan tentara Irak yang mendapat bantuan helikopter dan tank tentara Amerika.

Pihak berwajib di Najaf menyebut jumlah korban 800 orang sementara tentara Irak mengatakan jumlah korban tewas setidaknya 250 orang. Ketika wartawan di Najaf bertanya berdasarkan apa angka korban tersebut, pihak tentara menjawab: "Ini berdasarkan intensitas pertempuran." Pihak tentara Amerika tidak mengeluarkan pernyataan sama sekali. Juga masih belum jelas kelompok mana yang dikejar. Atau sekte mana.

Serdadu Langit
Menurut otoritas Najaf sekte Syiah itu menamakan dirinya 'Serdadu langit'. Tentang sekte ini tidak banyak diketahui, tapi tentang pemimpinnya Ahmed al-Hassan lebih banyak diketahui. Pria ini ternyata memiliki situs web yang hanya berisi teks dan pidato tanpa foto. Anehnya al-Hassan membubuhi situs internetnya dengan tandatangan bintang David. Dia menyatakan dirinya sebagai seorang rasul yang menyiapkan kedatangan imam Mahdi.

Imam Mahdi adalah semacam Mesias yang menghilang pada abad kesembilan. Pengikut Syiah di seluruh dunia menunggu kedatangannya kembali di bumi, sehingga semua ketidakadilan, penyakit dan penderitaan di muka bumi akan hilang dan syurga akan turun ke bumi. Nah sekarang sudah tiba saatnya, tegas al-Hassan, karena Imam Mahdi sudah berada di antara kita.

Tidaklah aneh kalau sikap al-Hassan itu menjengkelkan partai Syiah terkuat di Irak, SCIRI. Polisi Irak yang berada di tangan SCIRI dulu pernah menangkapi, menginterogasi dan mengintimidasi para pemimpin sempalan-sempalan Syiah. Ada yang berpendapat bahwa pertempuran di Najaf itu sengaja dikobarkan untuk menyingkirkan al-Hassan dan pengikutnya.

Siapa yang terbunuh?
Berita terbaru dari otoritas Irak yang mengatakan bahwa al-Hassan sudah tewas dalam pertempuran di Najaf, tampaknya membenarkan teori di atas. Dan minggu-minggu belakangan sebuah kantor dan mesjid milik gerakan al-Hassan diserang.

Namun pihak berwajib di Najaf semula melaporkan bahwa milisi Sunnilah yang bertempur melawan tentara Irak dan Amerika. Milisi itu dikabarkan mau menyerang para pemimpin dan peziarah Syiah yang berada di perjalanan menuju Kerbala untuk merayakan Hari Asyurah. Para hari terpenting dalam kalender Syiah ini orang Syiah memperingati kematian cucu nabi Muhammad, Husin, yang terbunuh pada tahun 680 di Kerbala.

Walhasil siapa yang terbunuh dalam peristiwa di Najaf itu, masih tidak jelas. Media Arab juga tidak tahu. Ada yang mengatakan, bahwa yang terbunuh adalah Mahmoud al-Hassan al Sargi, seorang pemimpin sekte Syiah lain. Kalau demikian, ini berarti, bahwa Hassan masih hidup.

19.45 | 0 komentar | Read More

Menanti Imam Mahdi di Makkah

Salah satu misteri dalam pelaksanaan ibadah haji yang tidak banyak disadari oleh umat Islam adalah peristiwa kemunculan Imam Mahdi dan proses pembaiatan terhadapnya di Makkah. Peristiwa akhir zaman ini terjadi selama berlangsungnya bulan haji, saat jutaan orang Islam dari seluruh penjuru dunia berkumpul di Baitullah. Hal ini pula yang sempat mengusik keingintahuan Kami selama melakukan ibadah haji pada musim haji tahun 1428 Hijriyah ini. Apalagi seorang Ustadz di tanah air yang sangat konsern dengan masalah tersebut mengirim surat elektronik kepada Kami agar selama bulan haji ini Kami juga memperhatikan tanda-tanda di sekitar Kami apakah tanda-tanda kedatangan Imam Mahdi sudah tampak atau belum. Dalam beberapa kali pertemuan dengan Kami di tanah air, beliau telah menyampaikan tanda-tanda akan datangnya Imam Mahdi.Kami masih ingat tausiyah beliau, “Umur umat Islam tinggal beberapa tahun lagi. Kiamat akan segera tiba. Terlebih syarat-syaratnya sudah bermunculan dihadapan kita semua. ” Dalam Qur’an surat Muhammad ayat 8, Allah SWT berfirman, “Maka tidaklah yang mereka tunggu-tunggu melainkan hari kiamat, (yaitu) kedatangannya kepada mereka dengan tiba-tiba. Karena sesungguhnya telah datang syarat-syaratnya. “

Tanda-tanda yang dimaksud salah satunya tercantum dalam hadits shahih Nabi SAW yang diriwayatkan Muslim dari ‘Umar bin Khaththab Radhiallaahu ‘anhu, yang diriwayatkan pula oleh Ahmad dari Ibnu ‘Abbas, “Apabila budak perempuan melahirkan tuannya, dan ketika penggembala kambing yang telanjang kaki serta kekurangan pakaian tinggal di gedung-gedung tinggi..”

Apa artinya dengan konteks zaman sekarang? “Sekarang ini, sudah banyak terjadi aneka kemaksiatan. Banyak dari hamba sahaya atau yang sekarang disebut sebagai pembantu, melahirkan anak dari hasil hubungan dengan majikannya, ” ujar Ustadz tersebut.

Lantas sudah banyak pula di zaman sekarang, orang-orang yang kekurangan pakaian (berpakaian namun tidak menutupi aurat) yang tinggal di gedung-gedung tinggi (apartemen), dan tingkah laku mereka sangat jahil dan tidak beda dengan penggembala kambing yang tidak terdidik.

Tanda-tanda lainnya adalah imraatus sibyaan (kekuasaan di tangan anak-anak). Itu bisa berarti bahwa penguasa di rumah tangga adalah anak-anak, bukan lagi orang tua. Atau, yang menjadi penguasa di masyarakat adalah para pemimpin yang berkarakter kekanak-kanakan, yakni mau menang sendiri, mengedepankan emosi, sewenang-wenang, dan sebagainya.

“Anak yang kurang ajar dan suka mengatur orangtua tidak cuma ada di Barat. Di negeri kita yang mayoritas Muslim pun terjadi, anak menyuruh ibunya begini-begitu. Seolah-olah anak itulah tuan, dan si ibu menjadi hamba sahaya, ” ujarnya lagi.

Lalu tanda lainnya adalah maraknya pemutusan silaturahim antar sesama Muslim. “Manusia sekarang ini rajin menggunakan telepon untuk bisnis, namun jarang sekali menelepon orangtua atau sanak-saudara. Alasannya sibuk, cari duit. Padahal menurut Rasulullah, barangsiapa yang ingin dilapangkan rezekinya serta diperpanjang umurnya, maka bersilaturahimlah. Ini kan lucu dan terbalik. Kita sibuk cari duit tetapi justeru memutus silaturahim, ” tambahnya lagi.

Kami ingat semua segala tausiyah beliau. Dan saat Kami berada di tengah jutaan jamaah haji yang menjadi tamu istimewa di Baitullah ini, tentu menemukan tanda-tanda kedatangan Imam Mahdi bukan merupakan perkara yang mudah.

Allah SWT sejak mengutus Rasulullah SAW telah menyatakan bahwa umat Nabi Muhammad SAW merupakan umat akhir zaman. Jadi, pengertian akhir zaman itu sudah berlaku sejak diutusnya Nabi Muhammad SAW yang membawa Risallah Sempurna dan Terakhir, hingga hari kiamat. Kita ini tengah berada di dalam masa akhir zaman, yang tidak seorang pun tahu persis kapan kiamat itu datang.

Terbagi Lima

Menurut hadits shahih, masa akhir zaman ini terbagi menjadi lima. Pertama, masa kenabian, saat Rasulullah SAW masih hidup. Kedua, masa Khulafaur Rasyidin, mulai Abubakar, Umar, Usman, dan Ali. Ketiga, masa raja-raja menggigit (maalikan ‘adhan), yaitu masa setelah wafatnya Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu ‘Anhu sampai runtuhnya Daulah Khilafah Utsmaniyah (1924). Keempat, masa maalikan jabariyan (penguasa diktator atau penguasa yang zalim). Dan kelima, masa kembalinya sistem khilafah.

“Kita sekarang, umat Islam saat ini, tengah berada di dalam masa maalikan jabariyan atau penguasa yang zalim atau diktator. Umat Islam walau berjumlah banyak tetapi tidak memiliki kekuatan riil. Banyak tetapi seperti buih di lautan yang bisa dnegan mudah diombang-ambingkan oleh musuh-musuh Allah, ” ujarnya.

Kezaliman ini, sesuai dengan sunatullah, tidak akan berlangsung abadi. Ada sebagian umat Islam yang akan bangkit dan memimpin perlawanan terhadap kediktatoran tersebut. Hingga umat Islam akan berhadap-hadapan dengan musuh agama Allah yang sejati yakni kaum Yahudi. Kita akan berperang habis-habisan melawan Yahudi dan kemenangan akan didapat umat Islam. Yahudi akan hancur, bahkan Yahudi akan terus diburu hingga pohon-pohon dan batu pun berbicara, “Hai kaum Muslimin, di belakangku ada Yahudi yang bersembunyi!”

Seluruh pohon dan tumbuhan akan menunjukkan tempat persembunyian Yahudi kecuali satu pohon, yakni pohon gharqad yang merupakan pohon Yahudi. Jangan heran, sekarang pohon gharqad itu banyak ditanam oleh orang-orang Israel, untuk berlindung dari serangan kaum Muslimin.(m/bersambung)

Sumber : Catatan Haji Eramuslim 1428H

19.42 | 0 komentar | Read More

Ramalan Imam Mahdi 2015

Written By Situs Baginda Ery (New) on Rabu, 04 Agustus 2010 | 23.24

by Arman

Sudah Terbit :

Ramalan Imam Mahdi : Akankah ia datang pada 2015
Sebuah Jawaban untuk Jaber Bolushi

Cover Buku Imam Mahdi Karya Armansyah

Cover Buku Imam Mahdi Karya Armansyah

Buku fenomenal hasil kerjasama Armansyah dan Penerbit Serambi Ilmu Semesta akan segera hadir !
Sebuah buku yang akan menggugah rasa penasaran dan keingintahuan anda, penuh dengan fakta-data dan logika. Melibatkan banyak ilmu yang terkait, kristologi, bahasa, sejarah, komputer, matematika, fiqih dan sufi.

Beli bukunya, baca isinya …

Berikut sinopsis buku tersebut :

Apocalypse is a part of modern Absurd (Frank Kermode)

Teologi apokaliptik merupakan bagian erat dari tradisi agama semitik, yakni Yahudi, Kristen, dan Islam. Teologi itu mewahyukan penyingkapan tabir-tabir kegaiban seputar ramalan, hari kiamat, doomsday, Armageddon, kedatangan Imam Mahdi atau Mesiah.

Sedari awal, agama-agama dalam rumpun Ibrahimi itu hadir dengan kepercayaan yang meniscayakan pembalasan akhir; surga bagi kebaikan dan neraka bagi keburukan. Keyakinan akan datangnya Imam Mahdi sebagai juru selamat dianggap sebagai era mengakhiri kekacauan (chaotik) dengan membawa risalah menggapai era keemasan dan kebenaran paripurna.

Atas dasar ajaran yang terwarisi ini, mahdiisme atau mesianisme bukan sekadar berita Ilahi yang diturunkan ke muka bumi. Akan tetapi, ia kemudian menjadi penggerak dari pelbagai mazhab dan sekte hampir di semua agama Ibrahimi, termasuk Islam.

Konsepsi dan formulasi yang menandai mahdiisme terus berkembang dan menjawab berbagai tantangan di setiap zaman, bahkan dalam riwayatnya yang mensakralkan kekerasan. Di dalam Islam, tradisi Syiah dan Sunni tidak pernah luput dari teologi apokaliptik itu. Klaim keselamatan dan kebenaran pun kerap kali merasuk dan membingkai keimanan, entah ada yang memaknainya untuk menyemai perdamaian di antara umat beragama, ada pula yang memaksakan kehendak pada tafsir yang tunggal.

Di era global yang sudah canggih sekarang ini, teologi apokaliptik tidak sirna begitu saja. Ilmu pengetahuan moderen tidak serta merta menghapus “ketakhayulan” yang meliputi teologi apokaliptik itu.

Perkembangan sains justru membawa tafsir baru yang lebih ilmiah dan terukur dalam epistemologi pengetahuan untuk menaksir ayat-ayat mesianik. Teologi apokaliptik semakin digugat dan dipertanyakan, masa di saat banyak nubuat yang meramalkan kejadian kiamat, bermunculnya nabi-nabi sekunder, sekte-sekte penjemput kiamat, hingga banalitas kejahatan politik global. Umat manusia menyaksikan periode sejarah yang sarat dengan kalkulasi apokaliptik.

Buku ini sangat tepat datang. Ia tak saja menjawab sekelumit teologis tentang Imam Mahdi dalam tradisi Islam sekaligus Yahudi dan Kristen, tetapi juga mendebat ramalan Jaber Bolushi tentang kiamat 2015.

Polemik dibingkai dalam telusur ilmu pengetahuan yang mudah dicerna dan tidak spekulatif. Karya ini menyajikan untuk kesekian kalinya tegangan antara sains dan agama, yang masih memungkinkan adanya titik temu dalam belantara kemisteriusan Tuhan. Keistimewaan buku ini terletak pada bahwa penulisnya adalah “orang dalam” genealogis keturunan Nabi (habib) yang meletakkan nubuat mesianik dalam argumentasi yang proporsional.

Ramalan Imam Mahdi
Karya ke-3 : Armansyah
Penerbit : Serambi Ilmu Semesta

Lihat promonya di : http://www.serambi.co.id/modules.php?name=Katalog&op=tampilbuku&bid=360


Salamun ‘ala manittaba al Huda
Khud al hikmah walau min lisani al kafir

ARMANSYAH

http://arsiparmansyah.wordpress.com

23.24 | 0 komentar | Read More

Ramalan IMAM MAHDI 2015 : Akankah ia datang pada 2015 ?

Kiamat sudah dekat. Malah ada yang meramal Imam Mahdi, sang juru selamat, akan datang pada Oktober 2015. Benarkah?

Pada zaman yang semakin canggih ini, keyakinan akan hadirnya Imam Mahdi tidak sirna begitu saja. Bahkan mungkin sangat ditunggu. Perkembangan sains membawa tafsir baru yang lebih ilmiah dan terukur untuk menaksir ayat-ayat yang meramalkan kedatangan sang juru selamat. Tak heran belakangan muncul nabi-nabi sekunder hingga sekte-sekte penjemput kiamat. Sebut saja Lia Aminudin, Ahmad Musaddiq, Sakti A Sihite, Sayuti, dan sebagainya. Kita menyaksikan periode sejarah yang sarat dengan ramalan kedatangan Imam Mahdi dan Hari Kiamat.

Teologi apokaliptik merupakan bagian erat dari tradisi agama semitik, yakni Yahudi, Kristen, dan Islam. Teologi itu mewahyukan penyingkapan tabir-tabir kegaiban seputar ramalan, hari kiamat, doomsday, Armageddon, kedatangan Imam Mahdi atau Mesiah.

Sedari awal, agama-agama dalam rumpun Ibrahimi itu hadir dengan kepercayaan yang meniscayakan pembalasan akhir; surga bagi kebaikan dan neraka bagi keburukan. Keyakinan akan datangnya Imam Mahdi sebagai juru selamat dianggap sebagai era mengakhiri kekacauan (chaotik) dengan membawa risalah menggapai era keemasan dan kebenaran paripurna.

Atas dasar ajaran yang terwarisi ini, mahdiisme atau mesianisme bukan sekadar berita Ilahi yang diturunkan ke muka bumi. Akan tetapi, ia kemudian menjadi penggerak dari pelbagai mazhab dan sekte hampir di semua agama Ibrahimi, termasuk Islam.

Konsepsi dan formulasi yang menandai mahdiisme terus berkembang dan menjawab berbagai tantangan di setiap zaman, bahkan dalam riwayatnya yang mensakralkan kekerasan. Di dalam Islam, tradisi Syiah dan Sunni tidak pernah luput dari teologi apokaliptik itu. Klaim keselamatan dan kebenaran pun kerap kali merasuk dan membingkai keimanan, entah ada yang memaknainya untuk menyemai perdamaian di antara umat beragama, ada pula yang memaksakan kehendak pada tafsir yang tunggal.

Di era global yang sudah canggih sekarang ini, teologi apokaliptik tidak sirna begitu saja. Ilmu pengetahuan moderen tidak serta merta menghapus "ketakhayulan" yang meliputi teologi apokaliptik itu.

Perkembangan sains justru membawa tafsir baru yang lebih ilmiah dan terukur dalam epistemologi pengetahuan untuk menaksir ayat-ayat mesianik. Teologi apokaliptik semakin digugat dan dipertanyakan, masa di saat banyak nubuat yang meramalkan kejadian kiamat, bermunculnya nabi-nabi sekunder, sekte-sekte penjemput kiamat, hingga banalitas kejahatan politik global. Umat manusia menyaksikan periode sejarah yang sarat dengan kalkulasi apokaliptik.

Buku ini datang pada saat yang tepat. Setelah memberi jawaban teologis mengenai kemunculan Imam Mahdi dalam tradisi Islam sekaligus Yahudi dan Kristen, buku ini membantah ramalan Jaber Bolushi tentang kiamat 2015. Buku ini menguak manipulasi data, aksi “akrobat ayat”, hitung-hitungan yang problematis, dan inakurasi penghitungan yang dilakukan Bolushi. Polemik dibingkai dalam telusur ilmu pengetahuan yang mudah dicerna dan tidak spekulatif.

Ditulis dengan gaya ulas ringan dan mengalir, buku ini menyajikan untuk kesekian kalinya tegangan antara sains dan agama, yang masih memungkinkan adanya titik temu dalam belantara kemisteriusan Tuhan. Sang penulis yang memiliki silsilah keturunan Nabi (habib) mampu meletakkan ramalan kedatangan Imam Mahdi dalam argumentasi yang proporsional. Selain meluruskan akidah, buku ini kaya data menarik dalam sejarah, sains, dan peramalan.
23.24 | 0 komentar | Read More

Bedah Buku : Jaber Bolushi, 2015 Imam Mahdi Akan Datang

Bedah Buku : Jaber Bolushi, 2015 Imam Mahdi Akan Datang

Oleh : Armansyah
Penulis Buku : Rekonstruksi Sejarah Isa al-Masih dan Jejak Nabi Palsu

Moderator Milis_Iqra@googlegroups.com

Jangan asal Copy-Paste

Tanggapan saya terhadap buku Jaber Bolushi diblog arsiparmansyah.wordpress.com ini memang tidak mewakili semua yang hendak saya sampaikan. Karena itu, saya sudah menyiapkan naskah khusus yang memberikan penjabaran panjang lebar terhadap kesalahan sistem kalkulasi Jaber Bolushi.

Baik dengan metode Al-Jummal al-Taqlidi atau al-Jummal al-Saghir maupun yang lainnya. InsyaAllah dalam waktu dekat buku ini bisa dicetak dan segera beredar dipasaran.

Terimakasih atas perhatian anda, InsyaAllah saya janjikan jawaban saya dalam bentuk buku itu akan lebih luas dan detil dari apa yang pernah anda baca di blog ini.

Atas semua dukungan, partisipasi dan juga bantuan rekan-rekan Jema’ah milis_iqra dan team moderatornya saya ucapkan terimakasih.

Mari sama-sama kita berdo’a untuk suksesnya penerbitan tersebut dipasaran sehingga tidak perlu ada lagi kegundahan maupun keresahan yang ditimbulkan oleh buku Jaber Bolushi dengan klenik angka-angkanya mengenai kiamat dan hal-hal lain yang berkaitan.

Inilah buku yang InsyaAllah akan memberikan warna baru mengenai konsep Mahdiyah didalam Islam … walau sedikit banyak beberapa tulisan dibuku ini masih akan berkaitan dengan kedua buku sebelumnya (Rekonstruksi Sejarah Isa al-Masih & Jejak Nabi Palsu) akan tetapi InsyaAllah, anda akan mendapatkan kejutan yang benar-benar segar dibuku ketiga ini.

TELAH TERBIT BUKU BANTAHAN UNTUK JABER BOLUSHI

Akankah ia datang pada 2015 ?

Ramalan Imam Mahdi : Akankah ia datang pada 2015 ?

Lihat Promonyo di http://arsiparmansyah.wordpress.com/2008/08/08/telah-terbit-jawaban-untuk-jaber-bolushi/

(ARMANSYAH)

———————-

Senin 12 Nopember 2007 lalu, saya menerima sebuah kiriman copy buku dari salah satu rekan kita di Milis_Iqra, yaitu Sdr. Ardi Irawan dengan judul : “Ramalan Paling Mengguncangkan Abad ini, Oktober 2015 Imam Mahdi Akan Datang” yang ditulis oleh Jaber Bolushi terbitan Papyrus Publishing 2007 (versi e-booknya sendiri sudah bisa didownload bebas bagi anggota MI di http://groups.google.com/group/Milis_Iqra/web/2015-Imad.pdf > berbahasa Indonesia)

Pada kesempatan ini saya mencoba memberikan kupasan-kupasan atau analisa-analisa secara singkat tentang apa-apa yang dinyatakan didalam buku tersebut, tentunya berdasar apa yang bisa saya pahami dan simpulkan mengenainya. Oleh sebab itu, kajian singkat ini memerlukan berbagai analisa, diskusi, perdebatan atau pembelajaran lagi pada tingkat-tingkat yang lebih tinggi dan luas.

Saya persilahkan semua jemaah Milis_Iqra@googlegroups.com untuk ikut memberikan sumbangan pemikiran atau juga komentar terhadap tulisan saya ini atau juga isi buku tersebut sebagaimana bisa didownload secara utuh pada alamat tersebut diatas. E-Book tersebut bukan buatan saya namun kebenaran saya mendapatkannya dari salah satu situs dan untuk mempermudah proses kajiannya maka saya upload ulang disitus Milis_Iqra yang saya asuh. Saya tidak bertanggung jawab atas penerbitan buku tersebut kedalam format E-Book PDF yang dari signaturenya diperoleh data bahwa Author E-Book ini adalah AL-Kautsar.

Buku “Ramalan Paling Mengguncangkan Abad ini, Oktober 2015 Imam Mahdi Akan Datang” atau 2015-IMAD (Demikian saya menyingkatnya) berisikan berbagai ramalan Jaber Bolushi tentang hari akhir dengan merujuk kepada berbagai perhitungan-perhitungan tertentu didalam al-Qur’an dan mengkaitkannya kepada hadis, fatwa maupun ucapan-ucapan Nabi SAW, keluarga sucinya dan para pengikut mereka khususnya dari kalangan Syi’ah. Tidak lupa Jaber Bolushi juga menggabungkannya dengan sejumlah ramalan dari dalam kitab Perjanjian Lama dan Kitab Perjanjian Baru sehubungan dengan kehancuran bangsa Israel, pengusiran rakyat Palestina, terjadinya bencana di jazirah Arabia, runtuhnya kepausan di Vatikan, Perang dunia ke-3, penghancuran masjid al-aqsha dan turunya Isa al-Masih.

Hasil-hasil kalkulasi tersebut kemudian dirajut dengan kajian sains modern yang bercerita tentang Doomsday melalui berbagai prediksi jatuhnya meteor/ asteroid tertentu (pada lampiran penerbit halaman 285 s/d 294 dimuat sejumlah kutipan berita dari Kompas CyberMedia, selain itu juga disejumlah halaman dirujukkan pada pemberitaan dari situs http://news.bbc.co.uk/hi/arabic/news dan www.aljazeera.net)

Kalkulasi angka-angkanya sendiri oleh Jaber diungkapkannya dengan metode al-Jumal al-Taqlidi dan al-Jumal al-Saghir, yaitu sebuah mekanisme hitung-hitungan yang berkembang dalam tradisi bahasa Arab. (lihat hal 13)

Jaber juga merujuk pandangannya pada hasil penemuan dari Bassam Jarrar yang telah menulis mukjizat angka 19 didalam al-Qur’an (lihat hal 41) dan juga hasil penelitiannya sendiri terhadap fenomena angka 11 (lihat hal 195)

Analisa kita ini akan dimulai dari tinjauan singkat fenomena angka 19 dan angka 11 terlebih dahulu.


Pertama : Fenomena yang bukan fenomena

Bahwa konsep matematika 19 alias interlocking 19 system sendiri bukanlah murni penemuan dari Bassam Jarrar yang merupakan direktur dari Noon Centre For Qur’anic Studies and Researches (http://www.islamnoon.com) akan tetapi lebih dari sebuah pengadopsian saja dari hasil penemuan Rashad Khalifah dari Tucson Amerika yang menyatakan dirinya sebagai Rasul Tuhan diawal tahun 1980-an.

Gambar

Setelah membaca buku ini dan juga sedikit searching di Internet, saya melihat bahwa apa yang dinyatakan oleh Bassam Jarrar yang dikutip oleh Jaber Bolushi, tidak jauh berbeda -jika tidak mau dikatakan hampir benar-benar mirip- dengan apa yang pernah dinyatakan dan dipublikasikan secara luas oleh rasul gadungan dari masjid Tucson tersebut (tentang Rashad Khalifah sendiri dan bantahannya sudah saya kupas tuntas dalam buku kedua saya berjudul “Jejak Nabi Palsu” terbitan Hikmah Mizan Publishing 2007, cover buku lihat bagian lampiran email ini).

Disamping itu, fenomena keajaiban angka-angka didalam al-Qur’an, pun sudah dibahas puluhan bahkan mungkin ratusan kali oleh para sarjanawan Muslim dunia, beberapanya dari Indonesia seperti Arifin Muftie melalui “Matematika alam semestanya”, Abah Salma Alif Sampayya dengan “Keseimbangan Matematika Dalam Al-Qur’an”, KH. Fahmi Basya dengan seri-seri FlyingBooknya atau juga Rosman Lubis dengan “Keajaiban angka 11”-nya (Rosman bahkan telah mendahului analisa Jaber Bolushi dari tahun 2001).

Langkah-langkah kalkulasi Jaber Bolushi yang menggunakan hitung-hitungan ayat-ayat al-Qur’an untuk menebak masa depan dunia bahkan sampai memastikan tanggal, bulan dan tahun kedatangan Isa al-Masih, Imam Mahdi, tabrakan asteroid, penghancuran Israel dan lain sebagainya ini mengingatkan saya dengan Michael Drosnin, seorang wartawan berkebangsaan Yahudi yang terpengaruh oleh penyelidikan dua ahli matematika Israel bernama Eliyahu Rips dan Doron Witztum mengenai konsep “The Bible Code” dimana Al-kitab khususnya “Pentateuch” (kelima kitab Musa) di Perjanjian Lama diyakini oleh mereka telah mengandung kata-kata sandi yang meramalkan banyak kejadian pada masa kini dan akhir jaman. (Ini juga sudah pernah saya muat bantahannya di Milis_Iqra beberapa bulan yang silam)

Terlalu dini atau bahkan bila boleh saya menyebutnya dengan istilah terlalu konyol bagi umat Islam untuk bisa menerima kebenaran dari pembenaran Jaber Bolushi atas kepastian yang dia sampaikan, even sepanjang sejarah kenabian atau kerasulan secara gamblang sudah dipaparkan dalam al-Qur’an bila masalah masa depan dan akurasi kepastian kejadiannya tidak dibukakan sedemikian detil bagi siapapun termasuk dalam urusan kiamat. Sehingga tindakan Jaber Bolushi ini seakan hendak menyatakan bila kedudukan pengetahuannya berada diatas para Rasul Allah yang sejati.

Fakta :

Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari akhir; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS Luqman [31] :34)

Mereka menanyakan kepadamu tentang hari akhir : “Kapankah terjadinya ?”. Katakanlah:”Sesungguhnya pengetahuan tentang itu ada pada sisi Tuhanku; tidak seorangpun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. Kiamat itu amat berat bagi yang di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba”. Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah:”Sesungguhnya pengetahuan tentang hari kiamat itu adalah di sisi Tuhan, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”. (QS AL-A’raaf [7] :187)

Dan kepunyaan Allah-lah segala apa yang tersembunyi di langit dan di bumi. Tidak ada adalah kejadian kiamat itu, melainkan seperti sekejap mata atau lebih cepat (lagi). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS AN-Nahl [16]: 77)

Adalah hal yang sah-sah saja apabila kita menduga-duga dan memprediksi apa-bagaimana-bilakah kiamat akan terjadi, namun seyogyanya semua asumsi-asumsi tersebut tidak dijadikan sebuah bentuk pemastian mengenainya apalagi untuk hal yang diatasnamakan agama terlebih dasar pijakannyapun masih sangat layak untuk diperdebatkan dalam forum-forum ilmiah serta keagamaan.

Untuk mengetahui lebih jauh pandangan saya terhadap fenomena ramalan, silahkan membaca juga tulisan saya tentang “Bagaimana dengan mempelajari ramalan, fengshui dan sejenisnya ?”



Kedua : Kekonyolan sejumlah hitung-hitungannya

Perhitungan Jaber dihalaman 67 mengenai masa depan Irak dari ayat ke-6 surah al-Israa’ yang katanya berjumlah 67 lantas dinisbatkan pada tahun 1967, juga sebuah kekonyolan, karena angka 67 disamakan dengan 1967, jika memang ayat tersebut menubuatkan tahun 1967, harusnya jumlah yang didapat memang 1967 bukan sekedar ujungnya saja yang 67. Jelas ini sebuah pemaksaan alias pembenaran sepihak dari Jaber Bolushi untuk mengukuhkan pendapatnya.

Halaman 57, Jaber mengkaitkan tahun berdirinya Israel (1948) dengan jumlah ayat dari surah al-Israa’ ke-2 sampai ke-6 pada hitungan ke-55 (yaitu ayat dengan bunyi al-Kuro alias giliran) sehingga diperoleh angka 2003 dan dinisbatkan sebagai tahun kehancuran Irak ke-2 adalah tidak sesuai fakta. Irak baru bisa dikatakan hancur pada tahun 2005 atau tahun sesudah Saddam Husien (yaitu pimpinan utama Irak) tertangkap dan melemahkan semua sentralisasi perlawanan militan dari pemerintahan yang sah dan terkhusus lagi pada tahun 2006 saat Saddam Husien dihukum gantung. Sementara tahun 2003 adalah awal invasi saja dari Amerika yang dibackup Zionis atas Irak dan bukan tahun kehancuran Irak itu sendiri (bahkan Irak tidak pula tepat disebut sudah hancur sekarang ini).

Halaman 178, Jaber mengkalkulasikan tanggal 1-1-1440 H dengan rumus yang tidak jelas (1+1+0+4+4+1 sehingga didapat hasil = 11) yang menurutnya adalah tanggal keruntuhan menara kembar WTC yaitu tanggal 11 untuk tahun Masehi. Hitungan seperti apa ini ?

Pada halaman yang sama Jaber kembali memaksakan melalui penambahan tahun Hijriyah 1440 secara gutak-gatiknya sehingga diperoleh 1+4+4+0 menjadi angka 9 yang oleh Jaber dinisbatkan sebagai bulan 9 atau September, sehingga kloplah menurutnya hitung-hitungan ini sebagai inisial 9/11. Sekali lagi Hitungan seperti apa ini ?

Yang lucu adalah Jaber bungkam seribu bahasa mengenai tahun terjadinya (2001), mungkin semua kalkulasinya error untuk prediksi tersebut padahal Jaber begitu hebat memprediksi tahun-tahun berbagai kejadian lainnya.

Pada halaman 128, Jaber mengklaim jumlah ayat sejak awal surah AL-Baqarah hingga akhir surah AL-Isra berjumlah 2133 ayat yang dirujuknya sebagai jarak antara 3 kota, Mekkah-Kufah-Yerusalem yang olehnya Mekkah sebagai tempat munculnya Imam Mahdi, Kufah sebagai pusat pemerintahannya dan Yerusalem adalah tujuan dari misi kedatangannya.

Pendapat ini jelas terlalu dipaksakan, sebab penisbatan 3 kota dan memasukkan nama Kufah didalamnya secara tekstual menentang hadis yang dipercaya berasal dari Nabi sendiri tentang 3 kota suci Islam yaitu Mekkah-Madinah dan Yerusalem. Kenapa lalu Jaber Bolushi memasukkan kota Kufah kedalam ramalannya itu tidak lain karena dia punya satu keyakinan tentang kekaromahan kufah dari masa lalu dimana Imam Ali bin Abu Thalib pernah mendirikan pusat pemerintahan Islam disana setelah kisruh dengan Muawiyah dan ‘Aisyah. Kota kufah juga mendapat tempat tersendiri dihati para penganut Syi’ah karena makam Imam Ali berada disana. Sehingga rujukan pembenaran Jaber Bolushi kepada kota ini dalam ramalannya bukan sesuatu yang aneh ditinjau dari latar belakang kepercayaan yang dia anut.

Ada banyak lagi perhitungan lainnya yang ingin saya kritisi, tetapi InsyaAllah mungkin bisa kita bahas bersama-sama nantinya.

Inti dari ini semua yang ingin saya sampaikan adalah kalkulasi-kalkulasi konyol Jaber Bolushi yang mengambil ayat-ayat al-Qur’an lalu dicocokkan dengan penanggalan masehi maupun Hijriyah, tidaklah bisa dijadikan pegangan. Apalahi untuk penentuan penanggalan Hijriah sendiri setiap bangsa atau umat Islam didunia memiliki perselisihan satu dengan yang lain bergantung metode penetapannya, terbukti dari perbedaan pelaksanaan ‘Iedul Fitri maupun 10 Dzulhijjah sepanjang jaman sehingga akurasi suatu peristiwa dalam ramalan Jaber Bolushi yang mengkaitkan dengan penanggalan tertentu dalam hitungan Hijriah adalah lemah.

Belum lagi dengan penisbatan kalkulasinya pada perhitungan kalendar Masehi yang diambil berdasarkan peredaran matahari, karena secara saintifikpun metode almanak yang satu ini sudah diakui sangat tidak akurat, terbukti Paus Georgery VIII memperpendek penanggalan pada kalendar Masehi dan menetapkan tanggal 4 oktober 1582 jadi tanggal 15 oktober, yaitu memperpendek sebelas hari, didasarkan pada pergantian musim yang berlaku tidak cocok lagi dengan penanggalan Julius Caesar, dan bahwa waktu dalam tahun musim telah semakin berkurang. Tepatnya waktu itu ialah 365 hari 5 jam 48 menit 46 detik. Akibat dari kalender Georgery ini, maka Inggris dan daerah kolonialnya di Amerika merubah tanggal 3 September 1752 jadi tanggal 14 September, hingga kelahiran George Washington yang mulanya dicatat tanggal 11 Pebruari 1731 harus dirubah menjadi tanggal 22 Pebruari 1731. Sementara itu timbul pula perbedaan pendapat mengenai hari kelahiran Jesus yang dinyatakan 25 Desember, ada yang menyatakan 4 tahun sebelum tahun Masehi yang berlaku, hingga tahun 1990 kini haruslah ditulis tahun 1994. Sehingga bila kita memang mau menyikapi ramalan Jaber Bolushi dari sisi kalendariah Masehi, maka semua ramalannya memiliki perselisihan angka yang tajam dan sangat tidak akurat.


Ketiga : Pemastian kedatangan Isa al-Masih

Dihalaman 169, Jaber menulis secara khusus mengenai kedatangan Isa al-Masih yang akan jatuh pada tanggal 11-9-2018 atau 1-1-1440 (tentang ini bisa dilihat hal. 178), adapun perhitungan ini berdasar kalkulasi Jaber atas surah al-Fatihah, an-Nisa, al-Maidah dan al-Isra (hal. 170)

Dari semua gutak-gatiknya terhadap peramalan tentang turunnya sosok Isa al-Masih itu, yang ingin saya soroti adalah sebagai berikut :

1. Tafsir Jaber atas surah al-Isra ayat 15 (hal. 172)

2. Kaitan misi kedua Isa dengan perkataan ahli kitab (hal. 173)

3. Tafsir surah al-Isra ayat 105 (hal. 174)

4. Hidupnya Khidr (hal. 174)

Mari kita mulai :

1. Tafsir Jaber Bolushi atas surah al-Isra ayat 15

Isi ayat ini adalah :

Barangsiapa yang berbuat sesuai dengan hidayah (Allah), maka sesungguhnya dia berbuat itu untuk (keselamatan) dirinya sendiri; dan barang siapa yang sesat maka sesungguhnya dia tersesat bagi (kerugian) dirinya sendiri. Dan seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain, dan Kami tidak akan mengazab sebelum Kami mengutus seorang rasul. (QS. 17:15)

Atas ayat ini Jaber mengatakan bahwa dia berkaitan dengan turunnya Isa al-Masih, bahwa Rasul yang dimaksud pada akhir ayat tidak lain dari Isa Ibnu Maryam yang dikaitkannya pula dengan Fushilat ayat 13 dan adzab yang dimaksud itu adalah benturan Asteroid pada tahun 2019.

Jika mereka berpaling maka katakanlah: “Aku telah memperingatkan kamu dengan petir, seperti petir yang menimpa kaum ‘Aad dan Tsamud.

Jelas Jaber Bolushi sedang bermain akrobatik ayat, karena surah al-Isra ayat 15 merupakan pemberitaan Allah tentang masa lalu dimana adzab atas umat-umat terdahulu itu tidak diberikan dengan tanpa peringatan sebelumnya karena kepada mereka telah diutus para Rasul Allah, akan halnya masa kini dan masa depan, kerasulan jelas sudah tertutup dengan keberadaan Muhammad sebagai Khatamannabiyyin yang praktis tidak akan muncul Nabi-nabi lagi dalam wujud dan bentuk apapun sesudahnya.

Adapun ayat 13 Fushilat sama sekali tidak bercerita tentang al-Masih akan tetapi peringatan untuk kaum yang memusuhi dakwah Muhammad dan al-Qur’annya, sebagai bukti maka kita bisa membaca ayat-ayat sebelum maupun sesudahnya.

Penisbatan kata azab diayat 15 surah al-Isra sebagai jatuhnya Asteroid ditahun 2019 pun sebagai sesuatu yang nyeleneh karena azab yang dimaksud pada ayat ini adalah azab-azab yang telah diturunkan kepada umat-umat para pengingkar kenabian masa lalu sebagaimana diceritakan oleh al-Qur’an sendiri.

2. Kaitan misi kedua Isa dengan perkataan ahli kitab

Halaman 173, Jaber mengatakan bahwa maksud dari kata Ahli Kitab pada surah an-Nisa ayat 159 adalah terbatas untuk Yahudi dan Nasrani sehingga kepada merelah adzab Allah berupa asteorid ini akan dikenakan. Ini hal yang juga tidak masuk diakal, sebab jumlah dan komunitas umat Yahudi lebih-lebih Nasrani diseluruh dunia ini begitu banyak dan tergabung dalam kelompok-kelompok umat yang lainnya termasuk umat Islam, sementara asteroid yang diramalkan jatuh tersebut bila memang menjadi kenyataan, tentu akan menghantam bumi dan manusia secara global, artinya tidak hanya kepada umat Yahudi atau Nasrani saja namun juga umat manusia lainnya secara umum.

Dus, para pengingkar kenabian Isa al-Masih didunia modern ini tidak hanya terletak pada kaum Yahudi maupun Nasrani saja namun juga mencakup kaum atheis dan para pemeluk agama lain seperti Hindu, Budha, Konghuci dan sebagainya. Adapun halnya secara fakta penisbatan Yahudi dan Nasrani yang disinggung oleh al-Qur’an dalam cerita-cerita kenabian Isa al-Masih tidak lain karena misi kenabian beliau alaihissalam memang terbatas untuk umat tersebut pada masanya !

3. Tafsir surah al-Isra ayat 105

Halaman 174, Jaber menghubungkan kata dalam al-Isra ayat 105 “wamaa arsalnaaka illaa mubasysyiran wanadziiraa(n)” sebagai bentuk umum kepada seluruh manusia disaat kedatangan Nabi Isa yang kedua.

Hal ini tidak benar, karena seperti yang diakui oleh Jaber sendiri pada halaman yang sama, kalimat diayat tersebut merujuk pada kaum Isa al-Masih dan itu terjadi pada masa hidup beliau dimasa lalu.

Saya menantang siapapun untuk membuktikan didalam al-Qur’an satu ayat saja yang menyebut misi kenabian Isa al-Masih mencakup seluruh manusia, lintas agama dan etnis !

Sebaliknya saya akan membuktikan pula dengan hujjah yang kuat bahwa misi kenabian Isa al-Masih HANYA terbatas pada umat Israel saja dimasa kehidupan beliau. Adapun misi kenabian yang universal hanya ada pada pribadi Muhammad dan bapaknya para Nabi yaitu Ibrahim alaihissalam.

Sepanjang al-Qur’an, tidak akan ditemukan kalimat penisbatan misi kenabian Isa untuk seluruh manusia sehingga dogma kedatangannya yang kedua untuk itu tidak bisa diterima kebenarannya, lebih-lebih dalam ramalan-ramalan versi Jaber Bolushi ! Saya juga sudah memberikan sanggahan-sanggahan tentang ini pada buku saya yang berjudul “Rekonstruksi Sejarah Isa al-Masih : Sebuah pelurusan sejarah & jawaban untuk Dinasti Yesus” terbitan Restu Agung 2007.

4. Hidupnya Khidr (hal. 174)

Mitos tentang masih hidupnya Khidr memang sudah menjalar hampir diseluruh umat Islam dunia, sama halnya dengan isu tentang masih hidupnya Isa al-Masih dilangit antah berantah. Dalam penisbatan pendapatnya tersebut, Jaber Bolushi tidak memberikan dalil rujukan kepada kita sehingga dapat dijadikan penganalisaan tersendiri.

AL-Qur’an sendiri secara tegas mengatakan : wamaa muhammadun illaa rasuulun qad khalat min qablihi (al)rrusulu (Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang Rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya para Rasul. – Surah 3 ayat 144) atau juga wamaa ja’alnaa libasyarin min qablika (a)lkhulda afa-in mitta fahumu (a)lkhaaliduun(a) (Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusiapun sebelum kamu (Muhammad), maka jikalau kamu mati, apakah mereka akan kekal? Surah 21 ayat 34)).

Masih kurang jelaskan pernyataan al-Qur’an diatas untuk kita meyakini bahwa tidak ada lagi Nabi atau Rasul yang hidup sesudah Muhammad dan kematiannya ?

wakuntu ‘alayhim syahiidan maa dumtu fiihim falammaa tawaffaytanii kunta anta (al)rraqiiba ‘alayhim wa-anta ‘alaa kulli syay-in syahiid(un)

Artinya : Dan adalah aku menjadi saksi terhadap mereka. Maka setelah Engkau wafatkan aku, Engkau-lah yang mengawasi mereka. Dan Engkau adalah Maha Meyaksikan atas segala sesuatu. (QS. Al-Ma’idah 5:117)

Seandainya Musa atau ‘Isa masih hidup, maka tidak ada yang bisa ia lakukan kecuali mengikutiku. – Riwayat Abu Ya’la, Hadis yang serupa dengan ini bisa dilihat dalam Musnad Imam Ahmad dengan catatan pinggir Muntakhab Al-Kanz. Adapun hadis dalam musnad Imam Ahmad ini tidak menyebut nama Nabi ‘Isa : “Kalau seandainya Musa itu masih hidup, niscaya tidak ada kemungkinan/alasan lain baginya selain mengikuti aku” namun ini tidak menghalangi pemberitaan AL-Qur’an yang tegas dan pasti mengenai sudah terjadinya kematian Isa dimasa lalu.

Intinya adalah, jika Musa dan Isa saja, 2 Nabi dan Rasul yang cerita mengenai mereka menghiasi sebagian besar halaman al-Qur’an dinyatakan telah berlalu dan wafat, lalu bagaimana mungkin Khidr yang kisahnya hanya dimuat sepenggal itu bisa dikatakan masih hidup ? kemana saja dia selama ini ? dimana dia sewaktu Muhammad berdakwah, Muhammad berperang dan Muhammad kesulitan ? apalagi jika Khidr dirujuk sebagai salah satu Nabi atau Rasul Allah, maka tidak perlu ditolak lagi jika dia sudah wafat, sesuai nash al-Qur’an yang ada tersebut.

Jika masih ada yang mengingkari kenyataan ini maka sesungguhnya dia telah mengingkari al-Qur’an, dan ini artinya dia menolak otoritas Allah sebagai penurun wahyu tersebut kepada Muhammad SAW dan saya berlepas diri darinya.



Keempat : Dengan luar biasa, Jaber Bolushi meramalkan datangnya Imam Mahdi dan turunnya Nabi Isa al-Masih pada tanggal, bulan dan tahun tertentu. Tetapi Jaber Bolushi bungkam seribu bahasa menyangkut bagaimana serta seperti apa prosesnya kedatangan Imam Mahdi maupun Turunnya sang Isa al-Masih itu sendiri. Kenyataan ini menjadikan semua pembahasan yang ada dalam bukunya pincang dan tidak utuh.



Kelima : Penggunaan konsep perhitungan ala “al-Jumal al-Taqlidi dan al-Jumal al-Saghir” yang dipergunakan oleh Jaber Bolushi dan diekspos secara besar-besaran dalam buku ini justru tidak pernah disinggung dengan jelas seperti apa metode persisnya, pokoknya yang dituliskan kepada kita hanya kata-kata “menurut hitungan al-Jumal al-Taqlidi …” atau “menurut hitungan al-Jumal al-Saghir” maka nilai ayat anu atau jumlah ayat anu sekian dan sekian (contoh bisa dilihat pada halaman 55, 67, 145, 174, 250 dan lain-lainnya).

Dari sudut penulisan ilmiah, cara seperti ini tidak bisa dibenarkan dan sulit dipertanggung jawabkan kebenaran hasilnya.



Keenam : Melihat dari tulisan-tulisannya, maka perhitungan ala “al-Jumal al-Taqlidi dan al-Jumal al-Saghir” tampaknya tidak berbeda dengan perhitungan ala primbon-primbon Jawa yang menentukan hari baik-bulan baik.

Sesuatu yang terlalu mengada-ada dan tidak rasional dilihat dari perspektif akal maupun syariat agama Islam.



Ketujuh : Pada halaman 256 sampai dengan 257, Jaber Bolushi menulis tentang ramalan yang didapatnya melalui sejumlah periwayatan bahwa pada tahun 2015 nanti akan ada seruan malaikat Jibril dari langit yant menyebut nama Imam Mahdi dan bapaknya dan terdengar dari Timur sampai ke Barat.

Ini riwayat yang tidak dapat diterima dari sisi akal karena mengindikasikan betapa tertingginya derajat sang Imam Mahdi sehingga kedatangannya begitu fantastis dan menggemparkan dunia melalui kejadian adikodrati tertentu sementara untuk kedatangan sang Khatamannabiyyin yang namanya disandingkan dengan nama Allah Azza Wajalla sendiri, yaitu Muhammad Rasulullah bin Abdullah tidak seperti ini.

Padahal Nabi Muhammad adalah orang yang paling pantas dan paling rasional untuk disambut secara luar biasa kedatangannya sehingga hemat saya ini sudah menjadi perbuatan ghuluw atau berlebih-lebihan dalam berakidah, olehnya sikap semacam ini harus disikapi secara hati-hati, sehat dan tidak mudah terjebak.

Berhati-hatilah kalian dari ghuluww (berlebih-lebihan) dalam agama, karena binasanya orang-orang yang sebelum kalian disebabkan karena ghuluww (berlebih-lebihan) dalam agama. – Riwayat Ahmad, An-Nasai, dan Ibnu Majah

Adapun istilah “teriakan” yang tercantum dalam al-Qur’an sekaitan fenomena kiamat, saya lebih bisa menerima pemahaman dari Nazwar Syamsu bahwa hal tersebut tidak lain dari suara dentuman besar dari obyek-obyek langit yang saling bertabrakan akibat terlepasnya berbagai ikatan gravitasi masing-masingnya sehingga tidak ada lagi orbit yang benar dan inilah menjadi salah satu penyebab kemusnahan massal kehidupan dibumi.

Ada komentar sejauh ini ?

Silahkan ….

ARMANSYAH

http://armansyah.swaramuslim.net

http://arsiparmansyah.wordpress.com

http://rekonstruksisejarahisaalmasih.wordpress.com

http://jejakpararasulsetelahmuhammad.wordpress.com


Lampiran :

Kedua Buku Armansyah

BCC : Kedua penerbit


23.18 | 0 komentar | Read More

BACA JUGA

DAFTAR LENGKAP ARTIKEL BLOG BAGINDAERY

Ikuti situs Bagindaery

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...