“Bung Karno meninggal di zaman Pak Harto, sementara Pak Harto meninggal masih di zamannya sendiri,” demikian tulis KH. A.Mustofa Bisri –pengasuh pesantren Rodlatut Thalibin Rembang- dalam kolomnya di harian IndoPos, Selasa (29/1). Ungkapan itu mewakili kebesaran upacara pemakaman yang diadakan bagi kedua pemimpin negara ini.Memang, saat Soekarno wafat 21 Juni 1970, Soeharto sebagai Presiden merasa berkewajiban mengadakan upacara kenegaraan. Walau bisa jadi itu lebih pada upaya merangkul rakyat yang masih mencintai Proklamatornya dan menaikkan citranya sendiri yang baru tiga tahun menjabat Presiden.
Toh ada sejumlah wasiat Soekarno yang tidak mau dipenuhi Soeharto. Antara lain wasiat yang paling terkenal dari Soekarno untuk “dimakamkan di bawah pohon rindang, di tanah Parahyangan.” Menurut penafsiran keluarganya, kemungkinan besar tempat yang diminta Soekarno adalah di Bogor, tempat kediaman Ratna Sari Dewi salah satu istrinya ketika itu. Tempat yang dinamainya “Hing Puri Bhima Cakti” itu terletak di daerah Batu Tulis, Bogor. Kini tempat itu dimasukkan kompleks istana Kepresidenan Bogor setelah diambil alih Orde Baru.
Soeharto memilih memakamkan Soekarno di tanah kelahirannya, Blitar-Jawa Timur. Hal ini diduga sebagai upaya menjauhkan Soekarno dari ibukota negara sebagai kelanjutan pengasingan dirinya setelah dijatuhkan dari kursi kepresidenan. Dalam upacara kenegaraan di pemakaman, inspektur upacaranya adalah Letnan Jenderal Maraden Panggabean. Soeharto memang ikut hadir, tapi baru terlibat usai jasad Soekarno menyatu dengan tanah. Yang unik adalah, Soeharto tetap memberi hormat secara militer kepada makam Soekarno. Namun istrinya, Siti Hartinah tampak tak kuasa menahan perasaan. Dengan mata berkaca-kaca ia malah memeluk dan menciumi kaki pusara Soekarno. Lalu terlihat ia memberi hormat dengan posisi sungkem (tangan mengatup di depan hidung).
Walau kalah megah, jumlah pengantar jenazah justru lebih banyak dibandingkan Soeharto kemarin. Puluhan ribu orang memadati jalan-jalan yang dilalui iring-iringan kendaraan pembawa jenazah. Mulai dari Wisma Yaso (kini Museum Sejarah ABRI Satria Mandala) di jalan Gatot Subroto hingga Pangkalan Udara TNI AU Halim Perdanakusuma. Demikian pula di Blitar, ratusan ribu massa berdatangan dari berbagai penjuru. Tidak hanya dari Blitar, tapi juga dari kota-kota lain di Jawa dan Bali. Banyak terlihat rakyat menangis sepanjang jalan. Malah di beberapa tempat rakyat laku ndodok (berjongkok) begitu saja di pinggir jalan saat jenazah Soekarno lewat di hadapan mereka.
Jadi, meski Soeharto beruntung wafat di zamannya sendiri -apalagi SBY adalah yuniornya- toh ternyata itu tidak membuatnya mampu menandingi kharisma Soekarno yang dikhianatinya. Pelajaran dari hal ini adalah, sebesar apa pun nama manusia semasa hidup, toh saat mati tak kuasa lagi ia mengaturnya…
Foto: Pemakaman Soekarno (kiri), pemakaman Soeharto (kanan). Sumber Foto: Dokumentasi Keluarga Bhayu M.H. (kiri) dan Repro dari SCTV (kanan).
0 komentar:
Posting Komentar
1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.
Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.
( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )
Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.
Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar
Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com