Amerika punya Hollywood yang menawarkan film-film yang berkualitas yang banyak digemari oleh orang-orang diseluruh dunia.
India punya Bollywood yang memberikan film
yang bercorak asli budaya India dengan lagu-lagu yang mempesona dengan
kata-katanya yang indah serta di iringi dengan tarian yang khas.
China punya Laga Mandarin yang menayangkan
adegan-adegan sungguh luar biasa melalui pencak silat maupun sejenisnya
yang menumpas musuh-musuh dengan tekhnik bela diri yang menakjubkan.
Indonesia Punya Sinetron yang menajadi khas
perfilman Indonesia yang menayangkan adegan-adegan lebay dan membuat
penasaran setiap menontonnya… sinetron dengan ratusan episode bahkan
sampai dengan berjilid-jilid tidak bosan-bosannya untuk ditonton oleh
masyarakat Indonesia.
Sinetron, ini merupakan penyakit akut masyarakat Indonesia yang susah dibasmi, sinetron ini biasanya digemari oleh para kalangan ibu-ibu rumah tangga dan para kalangan remaja perempuan.
Mereka seakan-akan terbuai dan terpesona dengan jalan cerita sinetron
tersebut, sinetron lebih banyak menghasilkan kesan-kesan yang tidak
mendidik bahkan parahnya lagi saat shalat maghrib dan shalat Isya
ditayangkan sehingga perintah Allah dinomor duakan dan lebih
mementingkan sinetron tersebut daripada ibadah.
Adapun negatif-negatif dari sinetron
tersebut, sebagaimana yang di uraiakan oleh Abdul Aziz Saefuddin dalam
bukunya yang berjudul “Republik Sinetron”, ada beberapa nilai yang
tidak layak dan jauh dari akal sehat dari sinetron tersebuat, yaitu:
Bisa menimbulkan nilai-nilai kekerasan, Sebagai contoh dalam sebuah
tayangan sinetron keluarga, seorang suami yang tidak sependapat
dengan sang istri dalam suatu permasalahan rela menganiaya istrinya.
Apabila tanyangan ini sering ditonton oleh pemirsa yang kurang baik
dalam mencerna suatu tayangan, maka dapat dipastikan tayangan tersebut
akan mudah diterima mentah-mentah. Kemungkinan akan dijadikan contoh
suru teladan atau inspirasi mereka (suami) untuk melakukan kekerasan
dalam rumah tangga (KDRT).
Dan dengan sinetron tersebut bisa merusak
Moral masyarakat, adegan-adegan percekcokan antara anak dengan orang
tuanya yang kemudian berlanjut dengan aksi sang anak yang berani
melawan orangtuanya dengan kekerasan, bahwa adegan ini sama sekali
tidak bermoral. Dan banyak lagi kita saksikan ironi-ironi dari
sinetron seperti Budaya yang Konsumtif dan Hedonis, mengarah pada
Irrasionalitas (Mistik), cinta yang lebay, Agama menjadi sempit dan jauh
dari realitas. Dan dilanjutkan dalam tulisan beliau bahwa untuk
mengukur kualitas diri seseorang atau suatu bangsa dapat dilihat dari
apa yang ditonton atau dibacanya. Andai kita gemar menonton acara TV
yang tidak mencerdaskan diri, seperti gossip, sinetron atau film tidak
kita tonton banyak yang memberikan pengetahuan dan pencerahan diri,
maka kualitas diri bisa diandalkan. bermutu maka kualitas diri kita di
anggap rendah, tetapi sebaliknya andai acara-acara TV yang kita tonton banyak yang memberikan pengetahuan dan pencerahan diri, maka kualitas diri bisa diandalkan.
Indonesia sepertinya sudah terlalu termakan
sinetron, sehingga segala hal yang ada di Indonesia selalu di dramatisir
baik itu dikalangan pejabat dan penegak hukum.
Semoga kita bisa berubah…
Bangkitlah bangsa Indonesia….
by: http://hiburan.kompasiana.com/film/2013/07/31/indonesia-punya-sinetron-580839.html
0 komentar:
Posting Komentar
1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.
Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.
( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )
Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.
Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar
Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com