Biar kehidupan bumi berakhir, setidaknya bekal-bekal sudah dipersiapkan. Berdoa dan berbuat baik. Sebab, akhir dunia memang pasti terjadi.
Es kutub mencair. Membludak, menggempur semua yang kokoh berdiri, bahkan tertinggi di bumi sekalipun. Gunung-gunung meletus. Lahar-lahar, batu api bertaburan, menghunjam bumi. Badai matahari menyapu, meteor jatuh merajam serupa hujan. Tanah-tanah hancur. Lahar tiba-tiba keluar dari tanah, menyembur, membumbung, lantas menyebar.
Orang-orang panik. Berteriak, berusaha menyelamatkan diri. Doa-doa percuma. Semua tetap menjadi korban keganasan alam. Tak peduli usia, jenis kelamin, kaya, miskin, gembel, seniman, mahasiswa, profesor, doktor, dokter, cantik, seksi, ganteng, tampan, foto model, wartawan, dan siapa pun yang hidup di muka bumi ini, akan ikut hancur. Prediksi itu pun membuat orang-orang berteriak, “aaaa.............aaawwww,” seolah-olah ikut larut dalam fantasi yang menggiring imajinasinya masuk ke dalam ruang dimensi masa depan tentang kehancuran bumi.
KORBAN ISU
“Saya juga mempersiapkan diri saya kalau memang kiamat akan terjadi,” kata Marlon.
“Gue sama teman-teman ngga langsung percaya begitu saja kalau gambaran kiamat yang akan terjadi pada tahun 2012,” tandas Natalia.
“Secara ilmiah ini bisa masuk akal, lho. Itu kan fenomena alam yang kemungkinan dapat terjadinya demikian,” kata Marlon.
***
Akhir Dunia menjadi isu yang menakutkan, tapi menimbulkan penasaran. Seperti sejumlah penonton film bertemakan kiamat yang diputar di bioskop-bioskop. Mereka rela berjam-jam mengantre tiket untuk film yang baru akan ditonton, esok hari kemudian. Di Jogja contohnya, di awal isu itu berembus, tiket laris manis bak kacang goreng. Namun, begitu usai. Semua kembali seperti biasanya, tak ada reaksi ketakutan.
Tak hanya di bioskop, para pecinta film pun juga berburu film garapan sutradara Roland Emmerich tersebut di internet. Salah satunya adalah Bambang Raharjo (20), Ketua Kine Klub UKDW Yogyakarta. Pria berkacamata ini saban hari, selain kuliah adalah mengurusi segala tetek bengek yang dibutuhkan oleh Kine Klub yang dipimpinannya. Apresiasi terhadap segala jenis film, menjadi hobinya di luar jam-jam kuliah. Termasuk membuat film-film pendek.
“Kiamat itu’ kan sudah saya dengar sejak ikut Sekolah Minggu. Kita nggak usah takut!! Jangan terlalu terpengaruh film itu.”
“Lantas, apa gunanya film itu?” tanya Bahana.
“Ya...pesan-pesan positifnya lah,” jawab jemaat GKJ Samirono Yogyakarta ini. “Tapi film tersebut masih kalah mencekam dengan Knowing...ini hanya rekreasi kecanggihan animasi semata. Lagi pula saya kurang percaya dengan ramalan-ramalan.”
TAK PERCAYA KIAMAT
Wajahnya kuyu, sebagian besar helai rambutnya telah memutih. Kumis dibiarkannya berantakan. Baru saja ia membongkar muatan dari Surabaya. Matanya yang memerah melukiskan letih usai perjalanan panjang. Namun, dibiarkannya mata itu tetap terbuka, sembari bercakap-cakap dengan saudara, anak, dan para tetangganya. Rumah yang tepat di depan wedangan, membuatnya susah langsung menggeletakkan tubuh usai bekerja. Warung khas kota Solo itu membuatnya larut dalam pembicaraan yang ngalor-ngidul.
Kalau membaca KTP-nya, ia seorang Kristen, tapi tidak jelas keanggotaan jemaatnya. Saban hari Minggu, pria usia empat puluh tahunan ini tidak pernah ke gereja. Adalah Surono, warga Mojosongo, Solo, yang kini berprofesi sebagai sopir truk muatan. Kehidupan jalanan pernah dilakoninya sejak masih kecil. Broken home, membuatnya tidak betah di rumah, hingga akhirnya ia menemukan pekerjaannya di Terminal Truk Pedaringan Solo.
Surono pernah akrab dengan salah satu pelayanan Tuhan di Solo, tapi kehidupannya tidak pernah lepas dari alkohol. Hingga sekarang, kebiasaan lamanya itu sudah sedikit berkurang. Pekerjaan banyak menyita waktunya. Waktu adalah uang. Pengagum musik classic rock dan Rhoma Irama ini lebih realistis dalam menghadapi kehidupan. “Yang penting pekerjaan selesai. Sampai ke mana pun saya tetap lakukan,” katanya seraya menyulut sebatang sigaret di warung wedangan. Maka wajar jika ia mengabaikan kiamat akan segera datang. Boro-boro nonton filmnya, nonton TV saja jarang ia lakukan. Tak ada ketakutan sama sekali dengan kiamat jika suatu saat terjadi. Baginya isu kiamat tak lebih penting dari usahanya untuk membiayai sekolah anaknya yang sudah besar, serta membangun rumah baru usai bapaknya meninggal bulan November lalu.
MENGHADAPI AKHIR DUNIA
Ada berbagai reaksi terhadap isu kiamat. Penonton film di Indonesia pun sudah tidak bisa dibodohi lagi dengan alur logika cerita. Penonton pun mengomentari kejanggalan-kejanggalan adegan melalui facebook, terutama saat adegan saling telepon ketika akses komunikasi luluh lantah. Wajar jika menghadapi akhir dunia pun tidak melulu tergantung oleh film, maupun penelitian secara tehnologi. Seperti Marlon Sinaga (30). Pecinta film ini pun hanya sebatas memercayai kecanggihan tehnologi dalam film 2012. “Film ini secara kualitas sangat bagus sekali. Film ini mengingatkan saya kembali, bahwa saya harus lebih banyak intropeksi diri,” katanya. “Saya tidak melihat bahwa film ini menjadi acuan bahwa kiamat akan terjadi pada tahun 2012. Seperti yang saya ketahui bahwa kiamat itu tak seorang pun yang mengetahu kapan akan terjadinya. Dan dalam film itu pun tidak menunjukan terjadinya kiamat melainkan bencana alam yang menghancurkan sebagaian permukaan bumi.”
Pun demikian dengan Gadis remaja Natalia (16). Gadis manis ini tidak percaya jika dunia ini berakhir tahun 2012. ¨Kalau pun kiamat terjadi saat ini, guwe juga siap kok. Itu juga yang buat guwe selalu mempersiapkan diri dari sekarang. Banyak berdoa dan berbuat baik aja,” tandas gadis manis ini kepada Grollus Sitanggang sembari mengumbar senyum manisnya.
Sebagaimana Bambang, justru perihal berakhirnya dunia ini sudah dipikirkan sejak ikut Sekolah Minggu. “Tapi saya hanya berharap, saya lulus kuliah dulu sebelum kiamat...hahaha...,” seloroh mahasiswa semester lima fakultas teknik jurusan sistem informasi ini.
Sumber: Majalah Bahana, Januari 2010
0 komentar:
Posting Komentar
1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.
Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.
( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )
Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.
Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar
Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com