Sebenarnya postingan ini tadinya mau kuberi judul “Belasan Mantan Pacar dan Puluhan Mantan TTM”. Tapi aku pikir itu terlalu terbuka untuk memancing demontrasi para wanita.
Pra SMA
Masa2 ini adalah masa kepolosan dan kepatuhan. ORTU
ku mengancam jika aku ketauan pacaran maka aku harus keluar dari
sekolah. Dan aku amat takut akan ancaman itu. Meski begitu kenakalanku
akhirnya tak terbendung juga ketika lulus SMP lantas aku menulis surat
cinta pada sosok gadis cantik anak Pak Camat. Tapi sayang baru 3 hari
kemudian surat cinta itu di balas. Bagiku itu terlambat, aku cuma perlu
tau kalo dia juga mencintaiku dan biarkan itu menjadi akhir. Jadi dia
bukanlah pacar pertamaku. Tapi keberanian pertamaku mengungkapkan cinta dan menerima ungkapan cinta lewat goresan tinta.
Periode SMA
Pada masa inilah petualangan itu mulai menjadi. Sosok
tercantik di kelas yang menjadi rebutan akhirnya mengungkapkan cintanya
padaku. Tapi tetap dia bukan bukan pacar pertamaku karena yang kuperlu
adalah aku bisa memastikan bahwa akulah yang terpilih dari sekian banyak yang mendekatinya.
Pada masa putih abu inilah pertama kali aku memiliki pacar. Sesuatu yang diploklamirkan, “aku mencintaimu, kamu mencintaiku dan mari kita jadian lalu tunjukkan pada dunia kalo kita pacaran”. Jika tidak ada empat unsur itu maka aku anggap bukan pacar, hanya TTM saja.
Pacar pertamaku adalah sosok gadis cantik yang
merupakan satu-satunya wanita yang berani menolak cinta temanku yang
play boy itu. Dengan sedikit bumbu taruhan akhirnya pada pertemuan
pertama gadis itu pun dah ada di genggaman. Awal sebuah kesuksesan penaklukan pada petualangan yang belum berakhir.
Pada masa ini aku merasakan gimana pacaran dengan
cewek yang usianya dua tahun lebih tua dariku. Berhasil memacari kembang
desa ketika ku berlibur di rumah nenek selama sebulan. Berhasil
memacari gadis tercantik di sekolah (yang ups, kebetulan anak seorang
walikota). Berhasil memacari gadis dengan kulit terputih di sekolah.
Berhasil menang taruhan karena mampu menakluka hati sang penjutek cowok.
Dan kesuksesan lainnya yang membuat aku semakin melambung pada awan kesesatan.
Periode Kuliah
Lagi2 aku berbuat ulah. Memikat hati beberapa Teteh
seniorku di kampus pada saat OSPEK. Memikat hati teman2 seangkatan
dengan keberanianku melawan saat perpeloncoan. Menawan hati adik
angkatan akan ulahku di kepanitiaan. Membuat banyak gadis gelisah saat
aku manggung tuk membawakan beberapa judul lagu atau sekedar jadi MC
saja. Atau ketika aku mampu membuyarkan mitos bahwa “aktifis kampus tak kan berprestasi di akademis”.D an lagi2 aku menang, hampir di setiap jurusan di kampusku aku punya pacar atau TTM. Aku makin gila, langkahku makin tak terarah.
Tapi dalam masa ini aku menemukan sosok cantik yang begitu penyabar.
Sebelas bulan dia mendekatiku dan rela meski cuma jadi TTM. Dan hanya
dalam lima hari saja statusnya jadi pacarku. Tapi cintanya tak pernah
luntur meski aku meninggalkannya. Dan hampir setahun itu aku banyak
belajar tata cara berniaga padanya. Karena dia adalah sosok
anak pengusaha sukses yang seringkali dijadikan contoh kasus oleh
dosen2ku ketika perkuliahan. Tapi kini dia telah dikarunia seorang
putera dan dia berkata, “setelah punya anak, maka cintaku hanya tertuju pada sosok mungil itu”. Syukur deh.
Periode Selepas Lulus Kuliah
Pada masa ini aku mulai merubah prilaku burukku itu.
Aku diwisuda tanpa memiliki pacar dan TTM satu pun. Hingga saat pertama
kali aku bekerja, aku kembali terjebak pada “liga champions” begitulah teman2ku menyebutnya. Ada dua sosok gadis cantik yang menjadi rebutan. Dan kupilihlah Na (gadis Tasikmalaya itu). Dialah gadis yang hingga saat ini tetap menjadi kesayangan adikku, meski dia bukan siapa2 lagi.
Ketika aku kerja di Cikarang, lagi2 ku bertemu sosok
cantik. Seorang karyawati PT. Omron yang terpikat saat kuberikan kartu
nama di depan President University (Jababeka). Maafkan aku Na.
Ketika aku bekerja di Bogor, aku sempat membuat panik
bosku. Lantaran salah seorang karyawati yang kebetulan calon adik
iparnya hampir jatuh di pelukanku. Untung aku keburu dikasih tau. Dan
alhamdulillah sekarang dia telah dikaruniai sesosok bayi mungil. Dan
bergulirlah terus cerita petualangan ini hingga akhirnya muncul kisah Na, Ny dan Ni.
Dan kuakhiri kisah petualangan ini dengan kujatuhkan diriku pada pelukan “tarbiyah”. Moga saja aku mampu tak mengulanginya lagi.
https://achoey.wordpress.com/2008/03/22/petualangan-cinta-sisi-kelam-sang-khilaf/
0 komentar:
Posting Komentar
1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.
Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.
( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )
Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.
Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar
Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com