GOOGLE TRANSLATE

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

ARTIKEL PILIHAN

RAHASIA BESAR SEDEKAH: Super Luar Biasanya Sedekah

Written By Situs Baginda Ery (New) on Jumat, 24 Juni 2016 | 18.09

Sedekah Dahsyat, tetapi Kenapa Banyak Orang Merasa Sulit untuk Peduli pada Anak Yatim?

 
 
I. SANGSI BERSEDEKAH KEPADA YATIM YANG "KURANG" MISKIN ? II. AJAIBNYA SEDEKAH, KISAH SEORANG YANG BERSEDEKAH KETIKA IA TERPURUK
Ihsan S. Ishaq
Kenapa Banyak Orang Merasa Sulit untuk Peduli pada Anak Yatim?


Tulisan di bawah ini saya kutip dari sebuah email mualafindonesia@yahoogroups. com , semoga kita dijauhi dari kebakhilan dan terlalu hitung-hitungan dalam bersedekah, ketahuilah sesungguhnya bekal yang kita bawa di hadapan Allah SWT adalah apa-apa yang kita nafkahkan di jalan-Nya termasuk menyantuni anak yatim dan janda miskin (penghasilannya kurang dari kebutuhan yang wajar).

Apakah kita akan rugi jika niat baik kita tidak sampai atau jatuh "ketangan yang salah" ?

Jawabnya: 
Sepanjang dalam berbuat kebaikan telah kita niatkan karena Allah SWT semata dan kita telah berusaha semaksimal kemampuan kita saat itu untuk menyampaikannya kepada yang berhak (hal ini hanya kita dan Allah saja yang tahu), maka insya Allah apa yang telah kita keluarkan termasuk bekal akhirat kita. Amiin.

Isi Email dimaksud dimulai di bawah ini
Assalamu’alaikum wr.wb.,
Ya Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
Kenapa ada begitu banyak orang Muslim yang punya pandangan yang begitu sempit terhadap anak yatim? Saya merasa sedikit heran terhadap saudara2 saya di sini yang Muslim dari lahir, tetapi masih punya pandangan yang sempit terhadap anak yatim, seolah-olah tidak pernah dapat ajaran agama berkaitan dengan anak yatim dari Rasulullah SAW. Kenapa bisa begitu?

Ada pesan yang dikirim kepada saya dari seorang Ibu. Dia menceritakan nasibnya waktu menjadi anak yatim dulu. Setelah membacanya, saya hampir tidak bisa percaya bahwa anggota keluarganya sendiri yang hidup secara makmur masih tidak berfikir untuk memperhatikan nasibnya keponakan2 mereka yang anak yatim. Ibu itu bercerita bahwa dia dan kakaknya harus mencari nafkah hidup untuk makan dan uang sekolah bagi mereka dan adik-adik mereka karena Ibu tidak sanggup mencari nafkah hidup, dan tidak ada yang berusaha untuk membantu mereka. Tetangga yang jauh tidak membantu, tetangga yang dekat tidak membantu, dan bahkah saudara kandung sendiri tidak membantu.  
Kenapa bisa begitu sebagian dari ummatnya Nabi Muhammad ya Allah?

Kemarin saya menulis tentang anak yatim di Facebook saya, dan ada juga beberapa orang yang berprotes lewat email, message dan sms. Keluarga yang saya bantu itu (yang sudah menerima saya sebagai saudara angkat) “terlalu kaya” dan tidak layak dibantu lagi, menurut pendapat penulis2 tersebut. Dan bukan kali ini saja saya dapatkan pendapat seperti itu dari beberapa orang. Kok mereka bisa begitu hitung-hitungan sama anak yatim? Bagaimana kalau Allah SWT mulai menjadi hitung-hitungan kepada kita juga sebagai balasan?
“Kamu sudah punya pekerjaan, jadi jangan berharap bisa dapat bantuan tambahan dari Allah pada tahun ini. Jangan berharap ada uang lebih untuk beli motor atau mobil. Jangan berharap bisa ada uang lebih untuk beli baju baru. Jangan berharap bisa ada uang untuk liburan tahun ini. Jangan berharap bisa dapat uang untuk renovasi rumah yang sering bocor. Soalnya… kamu sudah “terlalu kaya” untuk dapat bantuan lagi dari Allah!” (Apa mau kita menghadapi keadaan seperti itu? Kalau tidak, kenapa kita bisa menjadi begitu hitung-hitungan dan pilih-pilih terhadap anak yatim?)

Apakah ada hadits satupun yang menyuruh kita memeriksa rekening atau dompetnya seorang anak yatim sebelum kita kasih santunan kepadanya? Di mana hadiths yang luar biasa itu? Saya belum pernah baca dan setahu saya tidak ada. ANAK YATIM ADALAH ANAK YATIM. Setahu saya, tidak ada istilah “anak yatim yang terlalu kaya dan tidak perlu disayangi dan disantuni lagi” di dalam Al Qur'an maupun di dalam hadiths. Artinya terlalu kaya apa? Dia punya 100ribu, jadi tidak boleh dikasih lagi? Dia punya kasur, jadi tidak perlu dikasih baju lagi? Dia bisa makan setiap minggu jadi tidak perlu dikasih uang belanja lagi? Apa artinya “anak yatim yang terlalu kaya” itu? Dari mana sebagian orang Muslim bisa dapatkan konsep yang aneh seperti itu? Kenapa begitu banyak orang bisa berprotes kalau ada anak yatim yang disantuni dengan pemberian apa saja?

Kalau belajar tentang sedekah (bukunya sudah banyak), maka ditekankan bahwa Rasulullah SAW mengajarkan kita untuk kasih kepada keluarga dulu, jauh sebelum yang lain. Lalu tetangga yang dekat. Lalu yang jauh. Tetapi banyak orang merasa bahwa itu bukan tindakan yang baik. (Apa Rasulullah kurang paham kali?) Mereka merasa bahwa yang terbaik adalah datang kepada anak yatim, dan membuat audit terhadap semua barang miliknya, cek saldo tabungan, cek isi dompet, tanya apa yang dia makan setiap hari selama minggu ini, dan setelah lewat proses pemeriksaan, kalau si anak yatim dinilai “cukup miskin” maka baru boleh dikasih 100 ribu lagi. Apakah begitu maunya kita terhadap anak yatim yang hatinya sedih dan terpukul?

Dari mana ummat Islam bisa mendapatkan pemikiran seperti itu? Belum tentu orang yang kita menilai sebagai “orang mampu” adalah orang yang punya banyak! Rumah ada? Apa milik sendiri, atau kontrak, atau cicil ke bank? Mobil ada? Apa milik sendiri, atau cicil, atau apa ada yang pinjamkan (misalnya mertua)? Uang ada? Apa uang bisa habis untuk belanja, bayar sekolah, bayar cicilan, bayar listrik, memperbaiki ini dan itu yang rusak di rumah tanpa sepengetahuan siapapun selain Allah? Siapa yang berhak datang kepada anak yatim atau ibunya (kalau masih ada) dan melakukan audit terhadap diri mereka, SEBELUM bersedia membantunya? Saya sungguh tidak paham kenapa orang Muslim bisa mendapatkan pemikiran seperti itu.   

Saya lebih tidak paham lagi kalau ada anak yatim yang masih menjadi anggota keluarga sendiri dan tidak ada yang mau memperhatikan mereka duluan di atas segala-galanya. Saya tidak paham dan tidak bisa setuju. Saya hanya bisa berharap bahwa mungkin lewat tulisan saya atau lewat kisah nyata yang saya sebarkan, ummat Islam yang merasa beriman kepada Allah SWT dan merasa mencintai Nabi Muhammad SAW bisa merenung dan melihat anak yatim di depan mata mereka, dan berfikir di dalam hatinya, “Kalau seandainya anak yatim ini di depan saya adalah Rasulullah SAW pada saat dia masih seorang anak yatim, apa yang akan saya berikan dan lakukan UNTUK DIA?”

Lalu setelah berfikir seperti itu, baru mereka bertindak dengan penuh kasih sayang dan sikap yang lembut dan mulia, seolah-olah sedang bicara dengan seorang anak yatim bernama Muhammad bin Abdullah, yang akan menjadi Nabi kesayangan Allah di masa depan. Lihat anak yatim di depan mata, terutama yang anggota keluarga, dan jangan berfikir tentang isi tabungan mereka, dan jangan berasumsi bahwa mereka dalam keadaan “oke-oke saja”. Yang tahu keadaan mereka sebenarnya hanya mereka yang Allah, sedangkan kita hanya berasumsi saja. Bisa jadi asumsi kita salah 100% tetapi kita sudah buang muka duluan dengan sikap tidak peduli karena berasumsi mereka tidak perlu dibantu lagi. Kalau mereka memang benar orang kaya, biarkan mereka sendiri yang MENOLAK pemberian kita, dan insya Allah mereka akan melakukannya kalau merasa tidak berhak menerimanya dan masih bisa hidup secara makmur. Sungguh sombong dan sempit pemikiran kita kalau kita mau ambil keputusan itu atas nama mereka, padahal kita tidak tahu apa-apa tentang mereka selain persepsi dan asumsi kita saja!

Janganlah begitu, tetapi mari kita membuka hati kita dan lakukan yang terbaik bagi mereka, tanpa rasa takut uang itu akan hilang karena Allah yang menjamin akan bayar kembali uang itu kepada kita. Dan kalau hatinya anak yatim itu sudah mantap, dan mereka sudah kuat dan independen, dan kita sudah tidak meragukan itu (apalagi mereka sendiri yang menyatakannya) maka silahkan cari anak yatim yang lebih jauh, dan bantu mereka juga. Tetapi jangan sampai anak yatim yang paling dekat dengan kita diabaikan begitu saja karena kita berasumsi bahwa mereka tidak perlu dapat bantuan dari kita.

Allah SWT tidak pernah menciptakan istilah “anak yatim yang kaya” tetapi mungkin saja itu berasal dari Setan, dan manusia yang beriman kepada Allah SWT sedang menyebarkannya dengan sikap yang sombong dan pemikiran yang sempit, berdasarkan asumsi dan persepsi saja!

Berikut ini adalah kisah nyata yang dikirim kepada saya oleh seorang Ibu. Saya, Gene Netto, yang menjamin bahwa insya Allah ini adalah kisah nyata, dan nama Ibu yang bersangkutan dirahasiakan. Silahkan membaca, dan silahkan berfikir sendiri, apa ada orang dekat kita yang belum kita bantu?

********
Gene, Assalammu'alaikum....
Saya terharu membaca cerita Gene membahagiakan seorang anak yatim & keluarganya. Bermacam macam komentar saya baca. Ada yang mendukung, tapi ada pula yang menyindir. Tidak masalah apa yang dikatakan orang lain.

Saya pernah di posisi seperti anak yang Gene santuni. Saat SMP ditinggal ayah satu2nya pencari nafkah dalam keluarga. Sementara ibu adalah sosok ibu rumah tangga murni yang tidak mengerti dan tidak punya keberanian untuk mencari uang. Tidak punya modal juga. Saya dan kakak saya harus putar otak supaya dapat uang untuk makan dan sekolah. Dua adik saya masih kecil2. Kami berdua [saya dan kakak] bahu membahu mencari nafkah sambil sekolah. Kakak mengamen, mencuci mobil orang, menjadi tukang parkir. Saya sekali2 ikut mengamen, menawarkan diri bekerja mencuci piring di warteg2, menjadi buruh tukang jahit dsb. Sering saya dan kakak saya selesai mengamen, tidur di jalan berselimut langit, beralas meja warung tenda atau lantai trotoar. Semua kami lakukan supaya kami berdua, ibu dan 2 adik saya bisa makan dan sekolah.

Tidak ada TV dirumah apalagi kulkas. Sering saat tidak punya uang sama sekali, saya berjalan kaki ke sekolah yang jaraknya kira2 sama dengan jarak Blok M ke Bunderan HI. Untuk makan saya terpaksa pergi ke pasar untuk memunguti sayuran yang dianggap tidak layak jual dan biasanya digunakan untuk pakan ikan lele. Atau memaksakan diri memohon belas kasihan penjual beras. Biasanya saya diberi segenggam atau dua genggam beras. Setiap kali mendapat makanan, saya selalu berbisik dalam hati mengucapkan terimakasih kpd Tuhan.

Sering saya sengaja puasa karena jatah makan saya, tidak saya makan tapi saya simpan untuk adik2 dan ibu. Karena belum tentu besok punya makanan.

Tidak ada sanak family yang membantu. Adik2 ayah saya yang kebanyakan orang sukses (dokter, direktur perkebunan, anggota dewan, dosen, ahli apoteker, peneliti) justru meributkan rumah yang kami tempati. Mereka menuntut rumah kami dijual dan uangnya di bagi2. Tapi untungnya ibu tetap bertahan. Kalau tidak, mungkin kami sekeluarga tinggal di kolong jembatan.

Gene,
Tuhan memang maha pengasih. Di tengah2 penderitaan hidup, Tuhan memberi kelebihan lain untuk saya. Saat sekolah dulu, saya tidak pernah tidak jadi juara kelas. Padahal boleh dibilang saya tidak pernah punya buku paket. Karena memang tidak punya uang untuk beli buku. Beruntung, buku paket sesuatu yang tidak begitu diwajibkan harus dibeli pada waktu itu. Tidak seperti sekarang. Buku paket jadi bisnis sekolah. Saya hanya rajin mencatat dan membuat ringkasan pelajaran saat jam istirahat di sekolah. Teman2 pada jajan, saya mencatat. Percuma juga kalau jajan. Tidak punya uang.
Sampai sekarang, kalau lagi reunian dengan teman2 SMA, saya yang pendiam tapi pemikir, dikenal sebagai orang yang berotak encer.

Gene,
Dengan modal otak yang kata orang encer, setamat SMA saya berhasil lulus test masuk kerja di sebuah Bank Pemerintah. Begitu pula kakak saya. Saat test tertulis, pengetahuan umum dan matematika (karena saya dari SMA IPA) nilai saya sempurna.
Meski di Bank saya cuma jadi typist, tapi gaji saya cukup membuat kehidupan keluarga saya membaik. Typist adalah pekerjaan yg tingkatannya paling rendah bagi seorang yg berpangkat Clerk. Karena dianggap pekerjaan yg mudah. Tapi meski demikian, saya berusaha menjadi typist yg baik. Boss2 di kantor menjadi suka jika surat2 atau notulen rapat saya yang mengetik.
Dari sini saya belajar bahwa hal yang dianggap sepele, yang sering tidak dilirik orang, jika dilakukan dengan baik, benar dan sungguh2 serta ikhlas maka akan bagus hasilnya.
Prinsip ini saya gunakan dalam menghadapi pekerjaan2 di kantor selanjutnya.
Meski saya hanya tamatan SMA, dipandang tidak berpendidikan, tapi Tuhan memberi saya berkah lain. Selama hidup saya bekerja di 5 company yang berbeda. Kecuali yang pertama ( di Bank Pemerintah) 4 perusahaan lain menerima saya bekerja tanpa test yang rumit. Paling2 hanya sekali wawancara. Saya sendiri tidak mengerti Gene...., padahal ada test macam2 termasuk psiko test. Tapi tidak pernah diberlakukan untuk saya.

Gene, kini saya memilih pensiun. Suami juga menghendaki saya istirahat di rumah. Ibu saya sehat walaafiat dan memilih tinggal berpindah2 sambil mengunjungi sanak family. Yang penting ibu happy. Kakak dan adik2 saya juga memiliki kehidupan yang baik meski sederhana. Semuanya berkah dari Tuhan. Jika sedang berkumpul, masa lalu yang penuh derita dan perjuangan menjadi cerita yang indah bagi kami. InsyaAllah kami seperti Gene, membantu anak yatim yang terdekat dulu. Meski hanya satu dua orang. Tapi jika suatu saat dia menjadi orang yang sukses dan tahu bersyukur, saya yakin ketika dewasa dia juga akan seperti Gene. Membantu anak yatim lain pula. Kebaikan Gene berlanjut. Berkesinambungan. Seperti rantai yang selalu terhubung, meski Tuhan sudah memanggil Gene kembali pulang.

Tetaplah seperti ini yha .... Gene....!! Apapun yang dikatakan orang lain, positif atau negatif tidak usah diambil pusing. Karena kegembiraan seorang anak yatim ketika bisa memiliki barang yang diidam
-idamkan sejak lama...... rasanya sungguh luar biasa. Saya pernah merasakan. Dan ini akan selalu diingat sepanjang hidup.



AJAIBNYA SEDEKAH


( Alquran  Surah Al Baqarah Ayat 267 )
Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari HASIL USAHAMU YANG BAIK-BAIK dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan JANGANLAH KAMU MEMILIH YANG BURUK-BURUK lalu kamu nafkahkan dari padanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.



Allah adalah MAHA MENEPATI JANJI, dan apa yang tertulis di Al Qur'an adalah apa yang langsung diserukan Allah kepada umatnya. Adalah sebuah kerugian besar jika kita tidak yakin akan perkataan langsung Allah tersebut. Baca dan renungkan apa yang langsung diserukan Allah tentang sedekah:


( Alquran  Surah Al Baqarah Ayat 245 )
Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), MAKA ALLAH MELIPAT GANDAKAN PEMBAYARAN KEPADANYA DENGAN LIPAT GANDA YANG BANYAK. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.

Dalam ayat ini Allah dengan jelas mengatakan akan melipat gandakan, DENGAN LIPAT GANDA YANG BANYAK bagi siapa saja yang gemar sedekah. Di akhir kalimat ditekankan bahwa hanya Allah-lah yang bisa melapangkan atau menyempitkan rejeki makhluk ciptaanNya.

 ( Alquran Surah Al Baqarah Ayat 261 )
Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.

Dalam ayat ini Allah secara jelas menyebut perhitungan matematis saat kita mengeluarkan hartanya untuk sedekah. Jika menurut perhitungan matematis itu berarti sedekah kita akan dibalas hingga 700 kali lipat! Di akhir ayat Allah menekankan akan membalas sedekah itu bagi siapa yang Dia kehendaki.

 (Alquran Surah Al Baqarah Ayat 274 )
Orang-orang yang menafkahkan hartanya di malam dan di siang hari secara tersembunyi dan terang-terangan, maka mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.

Dalam ayat ini Allah menjanjikan bagi siapa saja yang mau bersedekah, Allah akan memeliharanya dari segala bentuk kekhawatiran dan segala bentuk kesedihan. Anda saat ini sedang punya masalah? Makanya ayo segera bersedekah.
 
( Alquran Surah An Nisaa Ayat 114 )
Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat makruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Dan barang siapa yang berbuat demikian karena mencari keridaan Allah, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar.

Berdasarkan Firman Allah melalui Surah An Nisa di atas maka metode IPPS ini kami berikan dengan harapan dapat membuka hati saya, hati anda dan hati setiap orang yang membuka dan membaca web ini untuk mau dengan ikhlas bersedekah kepada orang dan mau menebarkan semangat sedekah pada orang lain. Allah menjanjikan pahala yang besar bagi siapa yang mau mengajak sedekah orang lain. Makanya, silahkan share-kan web ini pada siapa saja, bisa di Facebook, Twitter, atau blog anda.


Allah sendiri telah menjanjikan, jika manusia mau bersedekah, maka Allah pasti akan menggantinya dengan jumlah minimal 10 (sepuluh) kali lipat. Dan, ini ada dasar hukumnya, yaitu tertulis di dalam Al-Qur'an Surat: 6, Ayat: 160, dimana Allah menjanjikan balasan 10 x lipat bagi mereka yang mau berbuat baik. Bahkan di dalam Al-Qur'an Surat: 2, Ayat: 261, Allah menjanjikan balasan sampai 700 x lipat.

KISAH SEORANG YANG BERSEDEKAH KETIKA IA TERPURUK

Gila !! Begitu cibiran yang hampir tiap hari menyengat telinga Dani Hermawan. Cibiran sadis tersebut diterimanya, setelah ia mengambil keputusan drastis yang sangat tidak masuk akal bagi rasio awam.

Bagaimana tidak. Dani hanyalah seorang pekerja serabutan. Ia tinggal di rumah kontrakan di Bogor bersama seorang anak dan istri yang tengah mengandung anak kedua. Untuk makan sehari-haripun, Dani sekeluarga sangat terbantu oleh kebaikan mertuanya.


Nah, dalam kondisi begitu, Dani malah menguras isi kontrakannya. Bukannya untuk dijual buat makan dan beli susu anaknya, tapi justru disedekahkan.

Pencerahan sedekah Dani dapatkan, setelah nyawanya hampir melayang di ujung putus asa.
Semula, Dani Hermawan seorang supplier ayam yang cukup berjaya. Peternakannya luas, ayamnya ribuan. Mobil pengangkut ayam tiap hari keluar-masuk kandangnya. Uang setoran pun mengalir deras ke kantongnya.

Sampai kemudian, wabah flu burung menyerang. Puluhan demi puluhan ayam negeri Dani mati, sampai akhirnya ludes tak tersisa. Dani Hermawan bangkrut pada tahun 2007.

Tragisnya, hampir tidak ada sisa masa kejayaan usaha Dani. Uang yang melimpah justru membuatnya lalai untuk menyiagakan masa depan keluarga. Bahkan rumah pun mereka tak sempat punya. “Saya lalai, saya lalai,” kenang Dani sambil terisak.

Bersamaan dengan itu, Nia Kurniawati istrinya pun di-PHK dari tempat kerjanya.
Untuk melanjutkan hidup sekeluarga, Dani lalu kerja serabutan sambil “mantab” (makan tabungan) yang sedikit tersisa. Beruntung dia memiliki mertua yang baik, sehingga kebutuhan dapurnya kemudian tertalangi. Walaupun, sebagai kepala keluarga yang pernah jaya, pria ini sungguh tak enak hati hidup dalam naungan mertua.

Perasaan bersalah, malu, sekaligus khawatir, menumpuk di dada, membuat Dani Hermawan stress. Apalagi anak mereka yang kedua jelang lahir. Duit dari mana buat biayanya? Uang dari mana untuk membeli susunya? Lalu buat sekolahnya nanti bagiamana?

Masya Allah, tak kuasa menahan stress, bisikan setan pun diikutinya. Satu malam, Dani ngeloyor ke rel kereta api tak jauh dari rumahnya. Sampai di sana, dia lalu nekad membaringkan diri menyilangi salah satu rel.

Ketika kupingnya menangkap deru kereta Jabotabek dari arah Jakarta, Dani segera memejamkan mata rapat-rapat. “Sebentar lagi penderitaanku akan berakhir,” batinnya, walau dibarengi rasa takut.

Wes ewes ewes, bablas keretanya. “Lho, aku kok masih hidup,” Dani kaget ketika membuka mata. Olala, ternyata kereta api lewat melalui rel satunya.

Dani lalu memejamkan mata lagi, berharap kereta berikutnya segera lewat dan melindas tubuhnya.
Tapi, tunggu punya tunggu, si kereta tak datang jua. Sementara, Dani harus bersilat melawan gerombolan nyamuk yang mengerubutinya. Plak, plok, plaak.

Tak tahan dingin dan nyamuk, akhirnya Dani urung bunuh diri. Dengan langkah lunglai, pulang dia ke kontrakannya.

Suatu malam berikutnya, giliran bisikan malaikat yang dia ikuti. Saat iseng menyetel TV Banten, tiba-tiba Dani terpaku pada taushiyah Ustadz Yusuf Mansur. Sang Ustadz tengah menguraikan sedekah sebagai solusi problema kehidupan.

“Sedekah akan cepat bunyi bila ditunaikan dalam keadaan kita kepepet, lagi butuh, atau sangat menyayangi harta yang akan kita sedekahkan,” kata Ustadz, yang menancap betul di benak Dani.
Besoknya, dengan getol Dani mulai memburu dan melahap taushiyah Ustadz melalui radio dan televisi, juga VCD.

Melihat hobby baru suaminya, semula Nia sinis. “Aa’, yang pasti-pasti aja deh. Uang itu ya didapat dari kerja, bukan sedekah,” kata Nia yang waktu itu masih belum berbusana muslimah.
“O iya, ini juga pasti Dik. Tinggal kita yakin apa enggak,” Dani mencoba sabar. Ia maklum, dalam kondisi seperti ini istrinya jadi sensi.

Namun satu sore, Dani memergoki istrinya tengah menyimak VCD The Miracle. Tampak Nia manggut-manggut, merasa mendapat pencerahan.

“Iya ya A’, kita sedekahkan yang kita punya yuk,” katanya, disambut senyum Dani.
Tak tega rasanya Darmawan Setiadi, saat menjemput sedekah Dani di kontrakannya. Di bawah tatapan melompong putri Dani, Darmawan dan tim PPPA Daarul Qur’an mengangkut kulkas, televisi, tape, sampai ke handphone satu-satunya milik tuan rumah. Semua barang itu bakal dijual di PPPA Shop, hasilnya untuk membiayai program pembibitan penghafal Qur’an.

“Mas Dani, bagaimana kalau hape-nya tidak usah ikut disedekahkan. Mas Dani kan sangat memerlukannya,” bisik Darmawan kepada Dani.

“Oh, tidak Mas. Saya memang sudah meniatkan untuk disedekahkan bersama barang-barang lainnya. Doakan saja agar Allah memberi balasan yang terbaik buat kami,” jawab Dani mantap. Apa boleh buat. Sambil menahan tangis haru, Darmawan membawa semua barang sedekahan Dani. Tak ayal, kontrakan Dani langsung kosong melompong. Yang tersisa hanyalah almari kayu tua yang sudah tidak layak untuk disedekahkan sekalipun.

Almari itu bagian tengahnya bolong, tadinya untuk wadah TV. Setelah TV-nya diangkut, Az Zahra anak sulung Dani nyeletuk, “Yah, sekarang kita nonton tipinya bohong-bohongan ya?”
Dani menjawab dengan mengusap sayang kepala putranya. “Tenang, Nak, Allah Maha Kaya dan Maha Mengetahui,” katanya, ditingkahi senyum tulus sang istri.

Setelah itu, Dani dan Nia Kurniawati, menggetolkan riyadhoh. Mereka dawamkan amalan wajib, ditambah amalan sunnah Nabi seperti sholat tahajjaud, dhuha, dan puasa Senin-Kamis.

Saking rindunya pada Rasulullah SAW, Dani bahkan mulai membiasakan diri mengenakan baju gamis. Namun, mantan pengusaha peternakan ayam yang kini hobby-nya ke masjid itu, malah disalahpahami. Bahkan sebagian orang menganggapnya kurang waras.

“Dik, mengapa mereka tega mengataiku gila. Apakah orang tidak boleh berubah jadi baik,” keluh Dani Hermawan pada istrinya. “Sabarlah A’, insya Allah, Allah akan menunjukkan jalan,” Nia menghibur suaminya.

Kabar tentang “keanehan” Dani, rupanya sampai juga ke seorang pengusaha yang masih tetangganya. Suatu malam, Dani dipanggil ke rumah si pengusaha. Setelah menyimak kisah singkat perjalanan hidup Dani, pengusaha itu berkata, “Hobby-mu apa Dan?”
“Badminton, Pak, tapi belakangan ini sudah jarang main lagi,” Dani tersenyum.
“Ya sudah, nanti kapan-kapan kita ketemu lagi.”
Saat dipanggil kembali, Dani kaget bukan kepalang. Pengusaha tersebut menjadikannya manajer Gedung Olah Raga (GOR) badminton di Jalan Soleh Iskandar, Bogor.

Selain menyewakan gedung badminton, Dani Hermawan juga mengajar kelas bulu tangkis. Dia pun melayani les privat olahraga yang sama. Ini menjadi kekuatan GOR yang dikelolanya.
“Awalnya, hanya satu klub yang menjadi pelanggan kami. Sekarang alhamdulillah, sampai harus antri kalau mau makai GOR kami,” kata Dani.

Kini, kehidupan Dani Hermawan dan istrinya bersama kedua buah hati mereka, Azzahra Putri Dani dan Juaneta Putri Dania, jauh lebih baik. Tanpa dipaksa sang suami, Nia Kurniawati sudah berbusana muslimah. Mereka sangat mensyukuri semuanya, meskipun belum memiliki rumah sendiri.

(sumber : buku dahsyatnya sedekah)
 
http://persaudaraansejati.blogspot.co.id/

0 komentar:

Posting Komentar

1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.

Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.

( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )

Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.

Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar

Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com

BACA JUGA

DAFTAR LENGKAP ARTIKEL BLOG BAGINDAERY

Ikuti situs Bagindaery

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...