Catatan: Wawancara
ini dilakukan via telepon pada hari Senin, 9 Januari 2006, sehubungan
dengan penayangan perdana Sinetron “Maha Kasih” yang digagas oleh Ustadz
Yusuf Mansur bersama dengan SinemArt dan RCTI. Ulasannya dapat dibaca di sini. Terimakasih kepada Ustadz Yusuf Mansur yang telah bersedia di wawancarai.
Apa sebenarnya misi sinetron ini, yang membedakannya dengan sinetron lain?
Kalau sinetron lain mungkin bertutur supaya orang menghindari perbuatan buruk. Kalau Maha Kasih lebih tajam lagi kepada supaya mendorong orang melakukan perbuatan baik. Dan kebetulan sinetron ini oleh Sinemart di usung istimewa. Jadi produsernya, Pak Leo Sutanto dan Pak Heru membesut ide-ide ini dan skenarionya ditulis oleh Imam Tantowi, seorang penulis skenario senior di Indonesia, ditambah pula dengan Ibu Hajjah Ida Farida. Pemain-pemainnya pun pemain papan atas. (Red: Mat Solar, Marshanda, Tora Sudiro, Desy Ratnasari, Didi Petet, Krisha Mukti dll). Jadi kami ingin menyuguhkan sesuatu yang berbeda. Kebetulan ini menjadi salah satu pionir di tanah air setelah Kiamat Sudah Dekat. Jadi menjadi warna sendiri. Misinya adalah supaya orang tergerak melakukan perbuatan baik.
Dari mana anda mendapat ide cerita?
Setelah saya keluar dari penjara yang kedua kalinya di tahun 1999, saya berinteraksi dengan sedekah. Ketika saya membuka klinik konseling dan spiritual dari satu daerah ke daerah lain selama lima tahun saya dan teman-teman di pondok pesantren dan majelis bergerak melayani masyarakat, membantu keinginan mereka dengan jalan bersedekah. Saya dan kawan-kawan menjadi kaya dengan testimoni sedekah.
Contohnya saja tentang seorang perempuan berusia 37 tahun yang tidak kunjung dapat jodoh. Setelah balik dari berkonsultasi dengan kami dia langsung mampir ke masjid terdekat dan menanyakan apa yang bisa disumbangkan. Kebetulan masjid tersebut perlu donatur untuk lantai yang sedang di lelang. Permeternya 150 ribu. Si perempuan yang sudah 37 tahun belum punya jodoh itu bersedekah 600 ribu atau empat meter lantai. Subhanallah, dalam seminggu setelah itu, ada empat orang yang melamar dia.
Nah kisah-kisah ini bisa menjadi baik kalau kita sampaikan pada orang lain supaya orang lain tergerak. Jadi kita memberi contoh. Dalam ucapan saya saja sudah menggerakkan, apalagi dalam visualisasi.
Alhamdulillah, banyak testimoni dari daerah-daerah. Sejauh ini kami sudah menyiapkan 50 naskah yang sudah siap diangkat ke layar kaca. Target awal Cuma 13 episode, tapi pihak stasiun membuka diri selebar-lebarnya. Yang penting masyarakat masih menghendaki. Dan kita tidak akan berubah jalur. Saya memilih mundur kalau begitu..
Ada contoh testimoni lain yang akan disinetronkan?
Kisah lain diperankan oleh Syahrul Gunawan yang diambil dari buku saya berjudul Manusia Berbuat, Tuhan Bercanda.
Jadi suatu hari ada anak muda, karyawan. Dia lari pagi. Kemudian dia lihat ada rumah dijual dengan harga 100 juta. Dia ketok pintunya. Keluar ibu-ibu pemilik rumah. Diapun bertanya. Si karyawan menanyakan apa rumah itu betul-betul dijual. Dia bilang iya. 100 juta. Si karyawan bilang, nanti kalau ada duit saya balik. Beberapa hari kemudian si anak muda kedatangan tamu yang tak lain adalah kawan bapaknya yang banyak sekali budinya ke si bapak. Orang ini menitip surat yang intinya meminta uang 10 juta. Si anak muda ini tahu bahwa bapaknya tidak punya uang. Maka ia memilih mendiamkan surat ini dengan kebingungan. Kalau disampaikan ayahnya bingung, tapi kalau tidak disampaikan ini amanah.
Akhirnya setelah berhari-hari dia diamkan surat ini, dia memutuskan sesuatu yang hebat. Sesuatu yang menurut Allah adalah terbaik seperti tercantum di Ali Imron ayat 92 yang menyebutkan kita akan diberi yang terbaik oleh Allah kalau kita juga memberi yang terbaik. Ternyata si anak muda ini memilih menjual motornya. Motornya Honda Tiger dijual seharga 14 juta. Empat juta dibelikan motor yang lebih murah, yang sepuluh juta diberikan pada teman bapaknya itu.
Setelah itu dia dipindahkan kerja. Di sana dia kenalan dengan seorang perempuan yang belakangan menjadi istrinya. Dan dia adalah anak dari si ibu yang rumahnya di jual itu.
Apakah semua ini kisah nyata?
Betul! Insya Allah ini live testimonial. Insya Allah. Hanya ada etika saja kita tidak bisa memberi tahu, menghindari hal yang tidak di inginkan. Jadi ini bolehlah saya bilagn 50 persen ketika sudah naik ke sinetron idenya nyata. 50 persen lagi tentu bumbu. Jadi kisah semalam ketika ada haji yang kelihatannya tokoh konflik, itu diciptakan supaya unsur konflik di sinetron itu tetap ada.
Bagaimana meyakinkan kalau ada yang menganggap bahwa hal seperti ini tidak logis dan menganggap bahwa ini hanya kasus tertentu yang mungkin memang begitu garisnya. Bagaimana menjelaskan pada semua orang bahwa ada sesuatu yang tidak dijelaskan tapi bisa terjadi?
Kalau dalam urusan sedekah itu kita bicara doing is believing. Lakuin saja nanti elo pada percaya. Saya menulis buku berjudul 5+1 yang berisi cerita-cerita yang mengagumkan. 5 + 1 itu artinya begini. Satu kita kudu tahu bahwa setiap kebaikan itu betul-betul akan berbuah kebaikan, termasuk sedekah. Yang kedua setelah tahun kita harus yakin. Habis yakin kita harus amalkan sendiri. Kenapa harus diamalkan? Untuk membuktikan kebenarannya itu! Yang ke lima kita harus rasakan sendiri. Yang ke enam adalah ceritakan apa yang kita lakukan. Karena saya tahu, yakin, membuktikan dan merasakan baru diceritakan baik lewat taushiyah ataupun lewat visualisasi sinetron didukung oleh teman-teman Sinemart dan RCTI.
Perkara kemudian apakah orang mau mengikuti, itu menjadi terserah mereka. Mau melakukan mereka untung, tidak mau tidak ada pilihan buat mereka. Karena kalau mau masalahnya selesai, keinginan tercapai, mereka harus berbuat baik dan berhenti menjadi yang buruk.
Bagaimana menghindari kemungkinan bahwa orang kemudian tidak akan berusaha dan selalu berharap pada mukjizat.
Lho, usaha orang yang bermasalah itu, mendekatkan diri kepada Allah itu usaha. Tidak bisa dibilang tidak usaha. Secara psikologis misalnya begini, istri anda sedang sakit di rumah sakit. Kemudian Allah dan rasulnya menawarkan, kalau istri mau cepat sembuh segera berbuat baik pada orang lain. Nah anda kemudian berjalan dengan istri yang sedang sakit itu menyambangi orang-orang yang sudah mau dipotong kakinya, orang yang sudah nafasnya sudah mau mati, seketika itu menjadi obat juga. Dan itu adalah usaha. Dalam artian menyadari mereka sakit tapi tak punya duit buat berobat. Saya sakit, istri saya sakit tapi bisa ke rumah sakit manapun mampu. Orang lain sakit, tidak punya cucu, tidak punya anak, kerabat di sekitar tempat tidur dia. Saya sakit, subhanallah banyak orang di sekitar saya. Itu sudah menjadi obat. Makanya ada efek psikologis yang mungkin Allah dan rasulnya tidak mensyiarkan secara langsung. Kitalah yang merasakan. Kita punya hutang 70 juta. Rasul bilang, sudahlah, jalan ke warung-warung kecil, ke tetangga, kasih mereka makan. Kemudian kita jalan dan menyadari bahwa kita punya utang 70 juta tapi masih bisa makan. Akhirnya kepercayaan diri kita tumbuh. Ketenangan ada. Begitu kepercayaan ada, ketenangan ada, kita bisa memulai lagi hidup yang baru. Hidup dengan jiwa yang segar, pemahaman yang baik terhadap kehidupan ini.
Ada tanggapan atau komentar dari penonton?
Komentarnya menarik-menarik. Bahkan mengharukan buat saya. Ada yang nonton kemudian paginya daftar haji, ada yang langsung mengajak ibunya berhaji. Saya bacanya menetes air mata saya. Ada yang mengaku, masya Allah, sudah lama saya tidak bersedekah. Jadi malam itu selesai menonton dia pergi keluar rumah mencari orang-orang yang bisa dia sedekahi karena takut keburu mati. Nah efek seperti inilah yang kita ingin supaya terjadi gelombang kebaikan di tanah air sehingga negeri ini menjadi baik.
Perasaan anda setelah dapat masukan dari penonton?
Inilah pentingnya berbuat baik supaya kita sendiri jadi bahagia. Kebahagiaan itu bukan pada menerima tapi pada memberi. Saya bismillah, ini adalah sedekah saya juga, gitu kan. Sedekah ide cerita, sedekah pikiran, sedekah tenaga. Ketika dapat respon dari masyarakat, saya tidak berpikir ingin mendapatkan popularitas. Saya berpikir tentang bahwa saya sudah masuk di mata rantai kebaikan. Jadi demi Allah ketika ada orang bilang ustad, saya daftar haji besok, saya merasa itu adalah ibadah saya dan teman-teman lain juga yang ikut mengusung sinetron ini. Allah mengatakan dalam surat An Nisa ayat 85 bahwa perbuatan baik itu bukan pada yang kita lakukan saja tapi yang orang lakukan gara-gara kita mendorong perbuatan baik itu menjadi ada. Jadi rasanya bahagia betul hati ini terutama ketika saya melihat hasilnya seperti tidak percaya bahwa ini kerja tim yang betul-betul mengagumkan. Kisahnya betul-betul mengharukan dan membuat orang menjadi termotivasi. Nggak menyangka.
***
Apa sebenarnya misi sinetron ini, yang membedakannya dengan sinetron lain?
Kalau sinetron lain mungkin bertutur supaya orang menghindari perbuatan buruk. Kalau Maha Kasih lebih tajam lagi kepada supaya mendorong orang melakukan perbuatan baik. Dan kebetulan sinetron ini oleh Sinemart di usung istimewa. Jadi produsernya, Pak Leo Sutanto dan Pak Heru membesut ide-ide ini dan skenarionya ditulis oleh Imam Tantowi, seorang penulis skenario senior di Indonesia, ditambah pula dengan Ibu Hajjah Ida Farida. Pemain-pemainnya pun pemain papan atas. (Red: Mat Solar, Marshanda, Tora Sudiro, Desy Ratnasari, Didi Petet, Krisha Mukti dll). Jadi kami ingin menyuguhkan sesuatu yang berbeda. Kebetulan ini menjadi salah satu pionir di tanah air setelah Kiamat Sudah Dekat. Jadi menjadi warna sendiri. Misinya adalah supaya orang tergerak melakukan perbuatan baik.
Dari mana anda mendapat ide cerita?
Setelah saya keluar dari penjara yang kedua kalinya di tahun 1999, saya berinteraksi dengan sedekah. Ketika saya membuka klinik konseling dan spiritual dari satu daerah ke daerah lain selama lima tahun saya dan teman-teman di pondok pesantren dan majelis bergerak melayani masyarakat, membantu keinginan mereka dengan jalan bersedekah. Saya dan kawan-kawan menjadi kaya dengan testimoni sedekah.
Contohnya saja tentang seorang perempuan berusia 37 tahun yang tidak kunjung dapat jodoh. Setelah balik dari berkonsultasi dengan kami dia langsung mampir ke masjid terdekat dan menanyakan apa yang bisa disumbangkan. Kebetulan masjid tersebut perlu donatur untuk lantai yang sedang di lelang. Permeternya 150 ribu. Si perempuan yang sudah 37 tahun belum punya jodoh itu bersedekah 600 ribu atau empat meter lantai. Subhanallah, dalam seminggu setelah itu, ada empat orang yang melamar dia.
Nah kisah-kisah ini bisa menjadi baik kalau kita sampaikan pada orang lain supaya orang lain tergerak. Jadi kita memberi contoh. Dalam ucapan saya saja sudah menggerakkan, apalagi dalam visualisasi.
Alhamdulillah, banyak testimoni dari daerah-daerah. Sejauh ini kami sudah menyiapkan 50 naskah yang sudah siap diangkat ke layar kaca. Target awal Cuma 13 episode, tapi pihak stasiun membuka diri selebar-lebarnya. Yang penting masyarakat masih menghendaki. Dan kita tidak akan berubah jalur. Saya memilih mundur kalau begitu..
Ada contoh testimoni lain yang akan disinetronkan?
Kisah lain diperankan oleh Syahrul Gunawan yang diambil dari buku saya berjudul Manusia Berbuat, Tuhan Bercanda.
Jadi suatu hari ada anak muda, karyawan. Dia lari pagi. Kemudian dia lihat ada rumah dijual dengan harga 100 juta. Dia ketok pintunya. Keluar ibu-ibu pemilik rumah. Diapun bertanya. Si karyawan menanyakan apa rumah itu betul-betul dijual. Dia bilang iya. 100 juta. Si karyawan bilang, nanti kalau ada duit saya balik. Beberapa hari kemudian si anak muda kedatangan tamu yang tak lain adalah kawan bapaknya yang banyak sekali budinya ke si bapak. Orang ini menitip surat yang intinya meminta uang 10 juta. Si anak muda ini tahu bahwa bapaknya tidak punya uang. Maka ia memilih mendiamkan surat ini dengan kebingungan. Kalau disampaikan ayahnya bingung, tapi kalau tidak disampaikan ini amanah.
Akhirnya setelah berhari-hari dia diamkan surat ini, dia memutuskan sesuatu yang hebat. Sesuatu yang menurut Allah adalah terbaik seperti tercantum di Ali Imron ayat 92 yang menyebutkan kita akan diberi yang terbaik oleh Allah kalau kita juga memberi yang terbaik. Ternyata si anak muda ini memilih menjual motornya. Motornya Honda Tiger dijual seharga 14 juta. Empat juta dibelikan motor yang lebih murah, yang sepuluh juta diberikan pada teman bapaknya itu.
Setelah itu dia dipindahkan kerja. Di sana dia kenalan dengan seorang perempuan yang belakangan menjadi istrinya. Dan dia adalah anak dari si ibu yang rumahnya di jual itu.
Apakah semua ini kisah nyata?
Betul! Insya Allah ini live testimonial. Insya Allah. Hanya ada etika saja kita tidak bisa memberi tahu, menghindari hal yang tidak di inginkan. Jadi ini bolehlah saya bilagn 50 persen ketika sudah naik ke sinetron idenya nyata. 50 persen lagi tentu bumbu. Jadi kisah semalam ketika ada haji yang kelihatannya tokoh konflik, itu diciptakan supaya unsur konflik di sinetron itu tetap ada.
Bagaimana meyakinkan kalau ada yang menganggap bahwa hal seperti ini tidak logis dan menganggap bahwa ini hanya kasus tertentu yang mungkin memang begitu garisnya. Bagaimana menjelaskan pada semua orang bahwa ada sesuatu yang tidak dijelaskan tapi bisa terjadi?
Kalau dalam urusan sedekah itu kita bicara doing is believing. Lakuin saja nanti elo pada percaya. Saya menulis buku berjudul 5+1 yang berisi cerita-cerita yang mengagumkan. 5 + 1 itu artinya begini. Satu kita kudu tahu bahwa setiap kebaikan itu betul-betul akan berbuah kebaikan, termasuk sedekah. Yang kedua setelah tahun kita harus yakin. Habis yakin kita harus amalkan sendiri. Kenapa harus diamalkan? Untuk membuktikan kebenarannya itu! Yang ke lima kita harus rasakan sendiri. Yang ke enam adalah ceritakan apa yang kita lakukan. Karena saya tahu, yakin, membuktikan dan merasakan baru diceritakan baik lewat taushiyah ataupun lewat visualisasi sinetron didukung oleh teman-teman Sinemart dan RCTI.
Perkara kemudian apakah orang mau mengikuti, itu menjadi terserah mereka. Mau melakukan mereka untung, tidak mau tidak ada pilihan buat mereka. Karena kalau mau masalahnya selesai, keinginan tercapai, mereka harus berbuat baik dan berhenti menjadi yang buruk.
Bagaimana menghindari kemungkinan bahwa orang kemudian tidak akan berusaha dan selalu berharap pada mukjizat.
Lho, usaha orang yang bermasalah itu, mendekatkan diri kepada Allah itu usaha. Tidak bisa dibilang tidak usaha. Secara psikologis misalnya begini, istri anda sedang sakit di rumah sakit. Kemudian Allah dan rasulnya menawarkan, kalau istri mau cepat sembuh segera berbuat baik pada orang lain. Nah anda kemudian berjalan dengan istri yang sedang sakit itu menyambangi orang-orang yang sudah mau dipotong kakinya, orang yang sudah nafasnya sudah mau mati, seketika itu menjadi obat juga. Dan itu adalah usaha. Dalam artian menyadari mereka sakit tapi tak punya duit buat berobat. Saya sakit, istri saya sakit tapi bisa ke rumah sakit manapun mampu. Orang lain sakit, tidak punya cucu, tidak punya anak, kerabat di sekitar tempat tidur dia. Saya sakit, subhanallah banyak orang di sekitar saya. Itu sudah menjadi obat. Makanya ada efek psikologis yang mungkin Allah dan rasulnya tidak mensyiarkan secara langsung. Kitalah yang merasakan. Kita punya hutang 70 juta. Rasul bilang, sudahlah, jalan ke warung-warung kecil, ke tetangga, kasih mereka makan. Kemudian kita jalan dan menyadari bahwa kita punya utang 70 juta tapi masih bisa makan. Akhirnya kepercayaan diri kita tumbuh. Ketenangan ada. Begitu kepercayaan ada, ketenangan ada, kita bisa memulai lagi hidup yang baru. Hidup dengan jiwa yang segar, pemahaman yang baik terhadap kehidupan ini.
Ada tanggapan atau komentar dari penonton?
Komentarnya menarik-menarik. Bahkan mengharukan buat saya. Ada yang nonton kemudian paginya daftar haji, ada yang langsung mengajak ibunya berhaji. Saya bacanya menetes air mata saya. Ada yang mengaku, masya Allah, sudah lama saya tidak bersedekah. Jadi malam itu selesai menonton dia pergi keluar rumah mencari orang-orang yang bisa dia sedekahi karena takut keburu mati. Nah efek seperti inilah yang kita ingin supaya terjadi gelombang kebaikan di tanah air sehingga negeri ini menjadi baik.
Perasaan anda setelah dapat masukan dari penonton?
Inilah pentingnya berbuat baik supaya kita sendiri jadi bahagia. Kebahagiaan itu bukan pada menerima tapi pada memberi. Saya bismillah, ini adalah sedekah saya juga, gitu kan. Sedekah ide cerita, sedekah pikiran, sedekah tenaga. Ketika dapat respon dari masyarakat, saya tidak berpikir ingin mendapatkan popularitas. Saya berpikir tentang bahwa saya sudah masuk di mata rantai kebaikan. Jadi demi Allah ketika ada orang bilang ustad, saya daftar haji besok, saya merasa itu adalah ibadah saya dan teman-teman lain juga yang ikut mengusung sinetron ini. Allah mengatakan dalam surat An Nisa ayat 85 bahwa perbuatan baik itu bukan pada yang kita lakukan saja tapi yang orang lakukan gara-gara kita mendorong perbuatan baik itu menjadi ada. Jadi rasanya bahagia betul hati ini terutama ketika saya melihat hasilnya seperti tidak percaya bahwa ini kerja tim yang betul-betul mengagumkan. Kisahnya betul-betul mengharukan dan membuat orang menjadi termotivasi. Nggak menyangka.
***
Hari
ini saya membuka friendster. Salah seorang sahabat mengirimkan sebuah
nasehat yang membuat hati tertegun dan mata ini berkaca-kaca. Ia
mengirimkan sebuah ’surat cinta’ dari Rasulullah saw. Isi suratnya
sebagai berikut;
Rasulullah
SAW pernah berkata, bahwa setiap masuk pagi, ada dua malaikat
mengajukan permohonan mereka kepada Allah SWT. Malaikat pertama
berdoa:”Ya Allah berikanlah ganti bagi orang yang menginfaqkan
hartanya”. Yang kedua berdoa:” Ya Allah jadikanlah semakin tidak punya
orang yang pelit terhadap hartanya.”
Berbicara
mengenai balasan dari Allah atas sedekah ataupun infaq yang telah kita
keluarkan, sungguh kita butuh keyakinan yang sempurna, bahwa Allah
akan mengganti dengan berlipat-lipat dari arah yang tak pernah kita
sangka-sangka sebelumnya. Bukankah Allah sesuai dengan prasangka
hamba-Nya? Berikut ini adalah sekelumit pengalaman yang mudah-mudahan
bermanfaat buat ikhwah sekalian.
Alhamdulillah,
saya sekeluarga sejak beberapa bulan lalu belajar menguatkan keyakinan
itu, bahwa Allah akan memberikan ganti yang lebih baik bagi
orang-orang yang menginfakkan hartanya. Dan dengan pengharapan yang
besar kepada Allah bahwa Dia pasti akan memenuhi janjinya tanpa
menunggu waktu yang lama. Saya dan istri juga mulai belajar merutinkan
sedekah baik dikala lapang dan sempit. Dengan nilai besar ataupun
kecil, dengan jalan menghadiahi orang tua atau saudara. Meski tidak
seberapa namun kami belajar untuk mengasah keikhlasan semata karena
Allah. Dan dengan jalan menyisihkan infaq untuk fii sabilillah.
SubhanAllah, keyakinan itu semakin kuat. Dan janji Allah demikian
nampak jelas. Salah satunya adalah pada aksi solidaritas Palestina
untuk warga Ghaza yang lalu.
Saya
dan istri memang orang yang berpenghasilan utama dari gaji yang kami
terima setiap akhir bulan. Beberapa penghasilan dari usaha lain (memang
sudah menjadi komitmen) sementara tidak kami masukkan dalam
penghasilan keluarga. Praktis kami menghidupi diri dengan gaji bulanan
tersebut. Maka, kejadian uang habis sebelum jatuh tanggal menjadi hal
yang lumrah dan biasa. Tapi kami tak berputus asa, bahkan kami makin
semangat untuk berinfaq sekaligus menguatkan keyakinan terhadap
janji-janji Allah.
Saat
aksi Palestina 27 Januari lalu, kondisi kantong keluarga memang sedang
kurang bersahabat. Baru 3 hari terima gaji, cuma tersisa beberapa
rupiah saja. Bukan karena dibelanjakan konsumtif, karena kebetulan
bulan Januari itu saya mengembangkan usaha yang terpaksa harus
mengambil sebagian besar penghasilan bulanan yang biasanya saya terima.
Sebagian sisanya sudah pasti dibelanjakan untuk mujahidah kecil kami,
Safiya Salwa Syahidah, yang saat ini menginjak usia 10 bulan. Namun,
atas dasar cinta dan empati kepada saudara seiman di Ghaza, kami
sekeluarga berangkat ke Monas dengan semua bekal maal yang
masih tersisa. Ada beberapa lembar uang kertas yang tersumpal dikantong
celana. Sayangnya hanya 2 lembar yang signifikan nilainya. Beberapa
yang lain hanya cukup untuk membeli makanan sederhana dan air minum
untuk kami saat aksi siang harinya, termasuk buat Salwa. Itu pun mungkin
tidak cukup.
Namun,
saya sudah meniatkan untuk menginfaqkan 1 lembar dari 2 lembar yang
cukup berharga itu, (jika tak layak disebut SANGAT berharga). Istri
awalnya sedikit agak ragu, mengingat penghasilannya yang beberapa hari
lagi keluar sudah ter-pos-pos sedemikian rupa. Sementara untuk melewati
satu bulan kedepan masih sangat panjang. Sehingga sepeser dari uang
yang tersisa menjadi sangat berarti. Sampai saat aksi solidaritas untuk
Palestina itu lewat separuh jalan, istri masih berat hati. Namun
bayang wajah duka lara saudara-saudara di Ghaza membuat menitik air mata
ini. Saya coba terus meyakinkan istri, bahwa Allah pasti akan
mengganti dengan yang jauh lebih banyak. Apalagi mengeluarkan sedekah
karena Allah di kala sempit. Allah pasti tak akan membiarkan begitu
saja hamba-Nya yang punya ar-rajaa’ dan al-hub kepada saudaranya seiman.
Aksi
itu sudah sampai dipenghujungnya, kami pun bersiap melangkah pulang
seraya menunggu bus umum yang menuju ke Kota Tangerang. Saya merogoh
saku celana dan seketika terhenyak, ternyata kami belum berinfak. Saya
genggam beberapa lembar uang kertas di tangan. Dan kutatap wajah istri
untuk meminta persetujuannya mengambil satu diantara 2 lembar uang yang
sangat berharga itu, sebagaimana yang dari awal sudah diniatkan.
Sementara 1 lembar lagi kami pakai untuk ongkos naik bus. Akhirnya,
istripun mengangguk tanda setuju.
Saya
pun bersyukur. Karena ‘pasukan pengumpul’ infaq dari panitia aksi
sudah sangat jauh dari posisi kami, maka sembari meraih Salwa saya
mendekati beberapa panitia petugas medis Aksi yang kebetulan sedang
berhenti beberapa puluh meter di dekat kami. Setelah sejenak kami beri
penjelasan bahwa kami terlupa belum infaq, maka petugas medis bersedia
menerima titipan tersebut dari kami. Salwa yang menggenggam uang itu,
dan itu pertama kali baginya berlatih untuk berinfaq. Dalam hati,
ucapan ‘bismillah’ saya kuatkan saat jemari mungil Salwa melepaskan
satu lembar uang berharga itu. Dan akhirnya kami pulang dengan hati
yang tentram, penuh syukur, dan berserah diri kepada Allah. Semoga
sedikit dari rizki yang kami infaqkan bisa memberi manfaat untuk
anak-anak Ghaza yang teraniaya dan tak mampu membeli susu.
Janji
Allah itu tak pernah meleset dan ingkar. Allah memenuhi janji-Nya
dengan cara-caranya sendiri. Belum genap 24 jam semenjak aksi itu, dari
arah yang tak disangka-sangka, lewat tangan istri, Allah SWT
memberikan ganti sejumlah uang sama persis dengan nilai uang yang kami
infaqkan sehari sebelumnya. Saat istri menyampaikan kabar itu, mata saya
berkaca-kaca. “Subhanallah, Engkau Maha menepati janji ya Allah”. Hati
saya bergemuruh, bukan karena uang yang kami terima itu. Namun karena
untuk yang kesekian kalinya bagi kami, Allah memenuhi janji-Nya secepat
kilat.
Tidak
sampai disitu, dari uang itu kami pun sepakat untuk menyedekahkan
sebagiannya. Subhanallah, 10 hari kemudian lewat tangan istri kembali,
lewat jalan yang tak disangka-sangka Allah menggantinya 7 kali lipat
dari sebagian yang kami infaqkan. Dengannya kami pun menyedekahkan
sebagian lagi dari yang 7 kali lipat itu, dan 2 hari berikutnya Allah
yang Maha Kaya menggantinya 10 kali lipat dari yang kami sedekahkan.
Padahal biasanya kami hanya menerima penghasilan dari gaji tetap
bulanan saja yang tak ‘mungkin’ bertambah di tengah jalan.
Memang
Allah benar-benar mengganti sedekah hamba-Nya dengan berlipat-lipat
keberkahan. Bahkan di pagi ini, saya mendapatkan kabar gembira lewat
telepon dari seorang ikhwah yang bekerjasama mengelola sebuah usaha
baru yang saya jalankan. Bahwa usaha yang dibuka hari pertama dihari
kemarin menunjukkan optimisme keuntungan yang sangat menjanjikan.
Alhamdulillah.
Terima kasih yaa Rabbana,
mudah-mudahan Engkau anugerahkan kepada kami dan saudara-saudara kami
rezeki yang melimpah lagi berkah. Agar kami bisa kembali bersedekah
(dengan lebih banyak) untuk saudara-saudara kami lainnya yang Engkau
uji dengan kekurangan harta dan ketakutan. Ya Allah, sayangi dan
kasihilah saudara-saudara kami di Ghaza dengan kuasa-Mu. Lindungi dan
selamatkan mereka dari orang-orang yang dzalim lagi aniaya.
Ya
Allah Dzat yang Maha Perkasa, kami beriman atas janji-janji-Mu. Dan
semakin kuat atas keyakinan kami, bahwa iman, ukhuwah, dan rezeki di
tangan hamba-Mu tak pernah Engkau sia-siakan. Engkau pasti bersama kami
dengan keimanan kami, dan Engkau pasti menjadi Penolong kami dengan
persaudaraan kami. Tak ada nilai yang kecil di sisi Engkau, ketika sedekah ini dibalut dengan keikhlasan dan cinta atas nama-Mu.
kaya dengan bersyukur dan sedekah
ketika menerima rejeki atau kita mendapatkan sesuatu, berhentilah sejenak amati apa yang telah kita dapatkan dan kemudian larikan ke allah bahwa dialah yang telah memberikan jangan lihat jumlah atau kuantitasnya tapi lihatlah bahwa itu pemberian dari allah, lalu sampaik rasa syukur yang paling dalam dari apa yang telah kita terima… ini bentuk bersyukur kita.. barang siapa yang bersyukur maka akan bertambah nikmatnya.. alias bertambah rejekinya, jadi semakin banyak bersyukur semakin kaya kita..
yang kedua
adalah dengan sedekah… rasakan ketika memberikan sesuatu kepada orang
lain dengan mengatakan dalam hati : ya allah lipatkan gandakan dari apa
yang sudah saya sedekahkan ini. rasakan perpaduan yang harmonis antara
memberikan dan memohon kepada allah … jika perpaduan ini berlangsung
haromonis maka keihlasan kita bersedakah akan bertambah kuat.. dan
tidak eman terhadap apa yang telah kita sedekahkan itu tadi. sedekah
model ini akan dapat membuka alam bawah sadar kita untuk menarik lebih
banyak rejeki sebab kita memberi sebenarnya telah memperluas kekayaan
kita menjadi lebih kaya dan lebih kaya sehingga daya tariknya lebih
kuat. terlebih dengan ditujukan kepada allah maka akan semakin
memperkuat daya tarik terhadap rejeki.
dari laporan jamaah malam jumat (patrap gerak) yang sudah mempraktekan metode ini yaitu mas darsono beliau menceritakan lebih ihlas dalam bersedakah,, istilahnya lebih chul .. dalam mengeluarkan uangnya untuk bersedekah… dan rejeki yang datang tidak di sangka sangka , beliau sudah 2 kali pertemuan ini membawa sepeda motornya yupiter mx yang baru dan beliau cerita kalau rejeki yang di dapat tidak disangka sangka… lebih hebih lagi dia bingung dari mana dia bisa beli yupiter mx….ya ini sekedar testimoni saja semoga dapat memotivasi kita untuk ihlas dalam bersedakh. amin….
dari laporan jamaah malam jumat (patrap gerak) yang sudah mempraktekan metode ini yaitu mas darsono beliau menceritakan lebih ihlas dalam bersedakah,, istilahnya lebih chul .. dalam mengeluarkan uangnya untuk bersedekah… dan rejeki yang datang tidak di sangka sangka , beliau sudah 2 kali pertemuan ini membawa sepeda motornya yupiter mx yang baru dan beliau cerita kalau rejeki yang di dapat tidak disangka sangka… lebih hebih lagi dia bingung dari mana dia bisa beli yupiter mx….ya ini sekedar testimoni saja semoga dapat memotivasi kita untuk ihlas dalam bersedakh. amin….
"KALAU mau
bertambah, cobalah Karta berbagi...." Suara Haji Muhidin itu terngiang
terus di telinga Karta, seorang penjual ikan di Pasar Jembatan Lima,
Kota, Jakarta.
Karta mengadu pada Haji Muhidin bahwa penghasilannya tidak pernah cukup. Dagangan dia bukannya tidak laku. Tapi dia terbentur pada modalnya yang kecil, sehingga perolehan keuntungan pun sedikit. Itu sebabnya, Karta mendatangi Haji Muhidin untuk meminta nasihat agar ada yang memberi tambahan modal.
"Karta, perkara nambah modal mah gampang. Asal Karta bersyukur, penghasilan pasti ditambah. Bahkan kadang enggak perlu modal tambahan. Kan, perkara rezeki bertambah, perkara syukur. Kata Allah, kalau kita bersyukur, maka akan ditambahi dengan segala nikmat."
"Pak Haji, gimana rezeki mau nambah, wong modalnya udah ketaker. Segitu-gitunya. Dagangan habis ampe pol juga, ya, hanya sekian yang saya bawa pulang...," kata Karta dengan nada rada putus asa.
"Allah Maha Memberi Rezeki, Karta. Kalau Allah sudah mau menambah rezeki bagi kita, dari mana saja jalannya, pasti ada. Ini juga perkara tauhid, Karta. Rezeki Karta tuh bukan dari dagangan ikan, tapi dari Allah," ujar Haji Muhidin.
Lama Karta berbicara dengan Haji Muhidin tentang peruntungan dagangan dia, hingga ada satu nasihat Haji Muhidin yang tetap melekat di otak, "Kalau mau bertambah, cobalah berbagi...".
Sejujurnya, Karta tidak terlalu paham. Tidak berbagi saja sudah kurang, apalagi harus berbagi? "Apa tidak makin kurang...?" Sungguhpun Haji Muhidin meyakinkan dengan firman Allah bahwa siapa yang berbuat satu kebaikan, Allah akan mengganti 10 kali lipat lebih banyak, Karta masih belum tergugah.
Pagi itu, anaknya bercerita pada Karta, sebelum dia berjualan ke pasar. "Pak, ada temen saya yang enggak bisa bayaran sekolah. Bapaknya udah enggak ada. Katanya, dia mau berhenti."
Di saat itulah Karta teringat nasihat Haji Muhidin yang lain, yang mengatakan, "Kalau mau ditolong Allah, tolonglah hamba-Nya yang sedang kesusahan."
Seketika itu pula Karta seperti diingatkan, lalu bilang pada anaknya, "Bilangin sama kawan kamu itu, Bapak aja yang jadi bapaknya." Anaknya girang. "Oke, Pak. Saya akan bilangin dia. Dia pasti senang, tuh!"
Sambil memberi uang saku pada anaknya, Karta juga memberi tambahan Rp 5.000 pada si anak. "Buat saya nih, Pak? Tambahan?" "Bukan. Itu buat kawan kamu. Kan kamu udah, sepuluh ribu." "Oh, kirain buat saya," ujar anaknya sembari tertawa kecil. "Baik Pak, akan saya berikan pada dia."
Karta beristigfar. Bersyukur, itulah yang dia lakukan. Anaknya masih punya diri dia sebagai bapak. Dan ia masih memiliki anak sebagai anaknya. Hari ini ia bisa membahagiakan orang. Inilah yang ia syukuri. Benar juga Haji Muhidin, jika mau bertambah rezeki, harus bisa bersyukur dulu. "Berbagi dan bersedekah adalah salah satu wujud dari bersyukur," kata Haji Muhidin, waktu itu.
Karta tersenyum. Lalu ia berharap, "Mudah-mudahan ada yang memodali saya. Buat memperbesar dagangan." Menjelang lohor, dagangan Karta sudah habis. Selama ini ia berdagang memang hanya sampai siang, dan setelah itu pulang.
Nah, hari itu, menjelang pulang, ada kawan Karta yang menghampiri. "Karta, saya pinjam motormu dulu, ya...." Karta meminjamkan motornya, sambil berpesan, "Jangan lama-lama, ya. Saya udah mau pulang."
Sekitar 15 menit, kawan itu kembali dan memulangkan motor Karta. "Karta, makasih, ya. Ini kuncinya, ini STNK-nya, dan ini buat ganti bensin," ujar si teman. Karta tertegun. Dia diberi uang Rp 100.000, yang katanya buat ganti bensin. "Allah Mahabenar Janji-Nya".
Karta ingat, tadi pagi ia berniat menanggung biaya pendidikan kawan anaknya, dan memberi uang saku pada dia Rp 5.000. Siang ini Allah membalas dengan Rp 100.000. Bagi Karta, rezeki ini bukan dari si peminjam motor, melainkan dari Allah.
Akhirnya Karta memahami bahwa cara Allah memberi tambahan rezeki dari banyak jalan. Dan, ternyata pula, rezeki itu tidak harus dicari-cari dengan menambahi modal dulu. Cukup dengan diawali bersyukur, berbagi, bersedekah, maka rezeki bisa bertambah.
Kejadian siang itu memberi pelajaran baru pada Karta. Memang, otak terkadang dipenjarakan dengan hitung-hitungan kita sendiri bahwa kalau mau untung harus begini harus begitu. Termasuk dengan menambah jumlah modal. Banyak manusia yang lupa atau tidak tahu --termasuk Karta- untuk menemukan jalan bersyukur lebih dahulu, supaya Allah, Yang Maha Memberi Nikmat, menambah perbendaharaan rezeki buat kita.
Oleh Yusuf Mansur (Gatra.Com)
Karta mengadu pada Haji Muhidin bahwa penghasilannya tidak pernah cukup. Dagangan dia bukannya tidak laku. Tapi dia terbentur pada modalnya yang kecil, sehingga perolehan keuntungan pun sedikit. Itu sebabnya, Karta mendatangi Haji Muhidin untuk meminta nasihat agar ada yang memberi tambahan modal.
"Karta, perkara nambah modal mah gampang. Asal Karta bersyukur, penghasilan pasti ditambah. Bahkan kadang enggak perlu modal tambahan. Kan, perkara rezeki bertambah, perkara syukur. Kata Allah, kalau kita bersyukur, maka akan ditambahi dengan segala nikmat."
"Pak Haji, gimana rezeki mau nambah, wong modalnya udah ketaker. Segitu-gitunya. Dagangan habis ampe pol juga, ya, hanya sekian yang saya bawa pulang...," kata Karta dengan nada rada putus asa.
"Allah Maha Memberi Rezeki, Karta. Kalau Allah sudah mau menambah rezeki bagi kita, dari mana saja jalannya, pasti ada. Ini juga perkara tauhid, Karta. Rezeki Karta tuh bukan dari dagangan ikan, tapi dari Allah," ujar Haji Muhidin.
Lama Karta berbicara dengan Haji Muhidin tentang peruntungan dagangan dia, hingga ada satu nasihat Haji Muhidin yang tetap melekat di otak, "Kalau mau bertambah, cobalah berbagi...".
Sejujurnya, Karta tidak terlalu paham. Tidak berbagi saja sudah kurang, apalagi harus berbagi? "Apa tidak makin kurang...?" Sungguhpun Haji Muhidin meyakinkan dengan firman Allah bahwa siapa yang berbuat satu kebaikan, Allah akan mengganti 10 kali lipat lebih banyak, Karta masih belum tergugah.
Pagi itu, anaknya bercerita pada Karta, sebelum dia berjualan ke pasar. "Pak, ada temen saya yang enggak bisa bayaran sekolah. Bapaknya udah enggak ada. Katanya, dia mau berhenti."
Di saat itulah Karta teringat nasihat Haji Muhidin yang lain, yang mengatakan, "Kalau mau ditolong Allah, tolonglah hamba-Nya yang sedang kesusahan."
Seketika itu pula Karta seperti diingatkan, lalu bilang pada anaknya, "Bilangin sama kawan kamu itu, Bapak aja yang jadi bapaknya." Anaknya girang. "Oke, Pak. Saya akan bilangin dia. Dia pasti senang, tuh!"
Sambil memberi uang saku pada anaknya, Karta juga memberi tambahan Rp 5.000 pada si anak. "Buat saya nih, Pak? Tambahan?" "Bukan. Itu buat kawan kamu. Kan kamu udah, sepuluh ribu." "Oh, kirain buat saya," ujar anaknya sembari tertawa kecil. "Baik Pak, akan saya berikan pada dia."
Karta beristigfar. Bersyukur, itulah yang dia lakukan. Anaknya masih punya diri dia sebagai bapak. Dan ia masih memiliki anak sebagai anaknya. Hari ini ia bisa membahagiakan orang. Inilah yang ia syukuri. Benar juga Haji Muhidin, jika mau bertambah rezeki, harus bisa bersyukur dulu. "Berbagi dan bersedekah adalah salah satu wujud dari bersyukur," kata Haji Muhidin, waktu itu.
Karta tersenyum. Lalu ia berharap, "Mudah-mudahan ada yang memodali saya. Buat memperbesar dagangan." Menjelang lohor, dagangan Karta sudah habis. Selama ini ia berdagang memang hanya sampai siang, dan setelah itu pulang.
Nah, hari itu, menjelang pulang, ada kawan Karta yang menghampiri. "Karta, saya pinjam motormu dulu, ya...." Karta meminjamkan motornya, sambil berpesan, "Jangan lama-lama, ya. Saya udah mau pulang."
Sekitar 15 menit, kawan itu kembali dan memulangkan motor Karta. "Karta, makasih, ya. Ini kuncinya, ini STNK-nya, dan ini buat ganti bensin," ujar si teman. Karta tertegun. Dia diberi uang Rp 100.000, yang katanya buat ganti bensin. "Allah Mahabenar Janji-Nya".
Karta ingat, tadi pagi ia berniat menanggung biaya pendidikan kawan anaknya, dan memberi uang saku pada dia Rp 5.000. Siang ini Allah membalas dengan Rp 100.000. Bagi Karta, rezeki ini bukan dari si peminjam motor, melainkan dari Allah.
Akhirnya Karta memahami bahwa cara Allah memberi tambahan rezeki dari banyak jalan. Dan, ternyata pula, rezeki itu tidak harus dicari-cari dengan menambahi modal dulu. Cukup dengan diawali bersyukur, berbagi, bersedekah, maka rezeki bisa bertambah.
Kejadian siang itu memberi pelajaran baru pada Karta. Memang, otak terkadang dipenjarakan dengan hitung-hitungan kita sendiri bahwa kalau mau untung harus begini harus begitu. Termasuk dengan menambah jumlah modal. Banyak manusia yang lupa atau tidak tahu --termasuk Karta- untuk menemukan jalan bersyukur lebih dahulu, supaya Allah, Yang Maha Memberi Nikmat, menambah perbendaharaan rezeki buat kita.
Oleh Yusuf Mansur (Gatra.Com)
1. Anda harus menyingkirkan ide lama bahwa ada kekuatan Tuhan yang menghendaki Anda harus miskin atau yang tujuanNya dapat dilayani dengan kemiskinan Anda.
2. Materi cerdas, yang adalah segala sesuatu, dalam semua dan yang hidup dalam segala sesuatu serta hidup di dalam Anda, adalah suatu materi hidup dengan tujuan. Ia memiliki hasrat alami dan mendasar dari setiap kecerdasan yang hidup untuk meningkatkan kehidupan. Setiap sesuatu yang hidup harus terus menerus mencari pengembangan hidupnya, karena hidup pada dasarnya harus meningkatkan dirinya sendiri.
3. Kehidupan dalam prosesnya menggandakan dirinya sendiri. Ia selalu menjadi lebih banyak. Ia harus tetap berproses jika ia melanjutkan keberadaannya.
4. Kecerdasan dan kesadaran terus berkembang. Setiap pemikiran suatu hal berlanjut ke pemikiran hal yang lain. Setiap fakta yang kita pelajari menuntun kita ke pembelajaran fakta lain. Pengetahuan selalu mengembang. Kita memiliki hasrat berekspresi yang membuat kita mengetahui, melakukan dan menjadi lebih banyak.
5. Kita harus memiliki lebih banyak benda agar mengetahui, melakukan dan menjadi lebih banyak. Kita harus menjadi kaya agar kita dapat belajar, berbuat dan hidup lebih banyak.
6. Hasrat untuk menjadi kaya adalah kapasitas pencarian pemenuhan hidup yang lebih besar semata. Setiap hasrat adalah upaya perwujudan sebuah kemungkinan yang belum terwujud. Hidup, dalam proses mencari ekspresi lengkap, membuat Anda menginginkan lebih banyak uang.
7. Setiap materi kehidupan harus bergantung pada hukum alam yang berlaku. la akan didorong untuk lebih hidup sehingga ia perlu menciptakan sesuatu.
8. Materi kehidupan ingin lebih hidup menyatu dengan Anda. Ia menginginkan Anda memiliki banyak benda yang dapat Anda gunakan.
9. Adalah hasrat Tuhan bahwa Anda harus menjadi kaya. Tuhan menginginkan Anda menjadi kaya karena Tuhan dapat mengungkapkan diri lebih baik melalui diri Anda jika Anda memiliki banyak hal untuk digunakan dalam mengungkapkan diri-Nya. Tuhan dapat lebih hidup dalam Anda jika Anda tidak memiliki keterbatasan mengatur penghasilan hidup.
10. Alam semesta menginginkan Anda memiliki segala sesuatu yang ingin Anda miliki. Alam bersahabat dengan rencana Anda. Percayalah bahwa ini benar!
11. Sangat penting, bagaimanapun juga, bahwa tujuan Anda seharusnya selaras dengan tujuan yang ada dalam segala sesuatu.
12. Anda harus menginginkan hidup yang nyata bukan hanya kepuasan badaniah semata. Hidup adalah performa dari fungsi. Orang hanya benar-benar hidup ketika ia mampu memiliki performa yang selaras dan seimbang pada setiap fungsi - fisik, mental, dan spiritual;
* Anda tidak ingin menjadi kaya supaya hidup bersenang-senang memuaskan hasrat hewani. Itu bukan hidup. Memang, tidak seorang pun hidup dengan utuh jika mengingkari dorongan tubuh akan ungkapan yang normal dan sehat namun performa setiap fungsi fisik adalah hanya bagian dari hidup.
* Anda tidak ingin menjadi kaya supaya dapat menikmati kenikmatan mental, mendapatkan pengetahuan, memuaskan ambisi, mengalahkan orang lain dan menjadi terkenal. Orang yang hanya hidup untuk kenikmatan intelektual saja hanya memiliki sebagian dari hidup. Ia tidak akan pernah puas dengan bagiannya.
* Anda tidak ingin menjadi kaya supaya berbuat baik untuk orang lain, kehilangan jati diri Anda demi keselematan orang lain dan menikmati penderitaan demi berderma. Kebahagiaan jiwa hanyalah sebagian dari hidup. Bagian ini tidak lebih baik atau terhormat dari bagian lainnya.
13. Anda ingin menjadi kaya agar:
* Anda dapat makan, minum dan gembira ketika tiba waktunya untuk melakukan hal ini.
* Anda dapat dikelilingi oleh hal yang indah, melihat negeri yang jauh, memuaskan pikiran dan mengembangkan intelektual.
* Anda dapat mencintai orang, melakukan hal yang baik, dan mampu berperan dengan baik dalam membantu dunia menemukan kebenaran.
14. Perlu diingat bahwa altruisme yang ekstrem (terlalu dermawan) tidaklah lebih baik atau terhormat dibandingkan egoisme yang ekstrem (terlalu pelit).
15. Singkirkan gagasan bahwa Tuhan menginginkan Anda mengorbankan diri untuk orang lain, bahwa Anda akan disukai Tuhan karena melakukannya. Tuhan tidak membutuhkan apa pun untuk menjadi baik.
16. Tuhan menginginkan Anda hidup seutuh mungkin bagi diri Anda sendiri, dan bagi orang lain. Anda dapat lebih membantu orang lain dengan cara hidup seutuhnya daripada dengan cara yang lain.
17. Anda dapat hidup seutuhnya dengan menjadi kaya. Jadi, memang benar dan layak bahwa Anda harus mencurahkan pikiran utama dan terbaik Anda kepada usaha untuk mendapatkan kekayaan.
18. Hasrat materi adalah untuk semuanya. Aksinya harus untuk kehidupan yang lebih hidup bagi semua. Ia tidak dapat dibuat bekerja untuk hidup yang lebih rendah bagi beberapa pihak saja karena ia mencari keseimbangan dalam segala sesuatu, mencari kekayaan dan kehidupan.
19. Materi cerdas membuat segala sesuatu bagi Anda, namun materi tersebut tidak akan mengambil sesuatu dari orang lain dan memberikannya kepada Anda.
20. Anda harus membuang pikiran persaingan. Anda harus menciptakan, bukan bersaing untuk apa yang sudah diciptakan. Anda tidak perlu menawar habis-habisan. Anda tidak perlu curang. Anda tidak perlu memeras tenaga orang lain.
21. Anda tidak perlu iri pada keberhasilan orang lain. Tidak ada orang yang memiliki sesuatu yang tidak dapat Anda dapatkan.
22. Anda akan menjadi pencipta, bukan pesaing. Anda akan mendapatkan apa yang Anda inginkan. Ketika Anda mendapatkan apa yang Anda inginkan, pasti ada orang lain yang terlibat di dalamnya dan secara tidak langsung Anda juga berpengaruh terhadap terpenuhinya apa yang diinginkannya.
23. Kekayaan yang didapatkan dari persaingan tidaklah pernah memuaskan dan permanen. Mereka milik Anda pada hari ini dan menjadi milik orang lain di esok hari. Ingatlah, jika Anda akan menjadi kaya secara ilmiah dan pasti, Anda harus keluar sepenuhnya dari pikiran persaingan.
24. Ketika Anda mulai Berpikir bahwa semua uang dimiliki dan diatur oleh orang lain dan Anda harus membuat peraturan untuk menghentikan proses ini maka pada saat itulah Anda terjerumus dalam pikiran kompetisi dan kekuatan Anda untuk menciptakan sesuatu hilang untuk sementara waktu. Kondisi yang terburuk dalam keadaan demikian adalah Anda menghentikan proses kreatif penciptaan yang sudah Anda mulai.
25. Pahami bahwa ada emas belum ditemukan yang Tanpa batas jumlahnya di bumi. Jika mereka tidak ada, akan ada lebih banyak yang diciptakan dari Materi Berpikir untuk memasok kebutuhan Anda.
26. Pahami bahwa uang yang Anda butuhkan akan datang, bahkan jika diperlukan ribuan orang akan diarahkan untuk menemukan tambang emas baru esok pagi.
27. Lihatlah selalu pada kekayaan Tanpa Batas dalam Materi Tanpa Bentuk dan pahami bahwa mereka datang kepada Anda secepat Anda dapat menerima dan menggunakan mereka.
28. Tidak seorang pun dapat menghalangi Anda mendapatkan apa yang menjadi milik Anda.
29. Hindari kekhawatiran Anda kehilangan apa yang Anda inginkan karena orang lain mengambil paksa dari Anda. Itu tidak mungkin terjadi. Anda bukan mencari apa yang telah dimiliki oleh orang lain. Anda menciptakan apa yang Anda inginkan dari Materi Tanpa Bentuk yang persediaannya tidak pernah habis.
30. Bertahanlah pada 3 rumusan pernyataan:
* Ada sebuah Materi Berpikir dari mana segalanya dibuat, dan yang dalam keadaan kreatif, mengisi, menembus dan memenuhi ruang kosong di semesta.
* Sebuah pikiran, dalam Materi ini, menghasilkan benda yang digambarkan oleh pikiran itu.
* Seseorang dapat membentuk benda dalam pikirannya, dan dengan “menanamkan” pikirannya ke Materi Tanpa Bentuk, ia dapat menciptakan benda yang dipikirkannya.
Share This
Prinsip Utama dalam Ilmu Mendapatkan Kekayaan
1. Pikiran adalah kekuatan dahsyat yang dapat memproduksi kekayaan yang nyata dari Materi Tanpa Bentuk.
2. Materi Dasar bergerak sesuai dengan pikirannya. Setiap bentuk dan proses yang Anda lihat di alam adalah ekspresi yang terlihat dari sebuah pikiran dalam Materi Dasar. Kita hidup dalam dunia pikiran yang menjadi bagian dari sebuah semesta pikiran.
3. Pikiran sebuah semesta bergerak meluas ke seluruh Materi Tanpa Bentuk. Materi Berpikir mengambil bentuk dari pikirannya dan bergerak sesuai dengan pikirannya itu.
4. Di dalam mencipta, Materi Tanpa Bentuk bergerak sesuai dengan deretan gerakan yang telah ditetapkan. Materi Tanpa Bentuk ini menggerakkan daya yang akan menghasilkan sesuatu di sepanjang garis pertumbuhan yang telah ditetapkan.
5. Setiap pikiran tentang bentuk, yang disimpan dalam Materi Berpikir, akan menyebabkan terciptanya bentuk itu, namun selalu di sepanjang garis pertumbuhan dan tindakan yang sudah ditetapkan.
6. Materi Tanpa Bentuk akan mengalihkan energi kreatif yang sudah bekerja dalam perdagangan dan komersial ke saluran tertentu yang akan mengakibatkan terciptanya sesuatu dengan cepat tanpa menunggu proses yang lambat dari dunia organik dan anorganik.
7. Tidak ada pikiran dari sebuah bentuk yang dapat ditanamkan ke Materi Dasar tanpa menyebabkan penciptaan bentuk pikiran itu
8. Manusia adalah pusat berpikir dan dapat menciptakan pikiran. Ia tidak dapat membentuk apa pun, sampai ia memikirkan benda atau hal itu.
9. Sejauh ini, manusia belum berpikir untuk berusaha untuk terciptanya bentuk baru dengan menanamkan pikirannya ke Materi Tanpa Bentuk. Ia belum bekerja dengan Kecerdasan Tanpa Bentuk, bekerja “bersama Tuhan”. Ia belum memvisualisasikan bahwa ia dapat “melakukan apa yang ia lihat dilakukan oleh Tuhan.”
10. Tiga Prinsip Utama dalam Ilmu Mendapatkan Kekayaan:
* Ada sebuah Materi Berpikir dari mana segalanya dibuat, dan yang dalam keadaan kreatif, mengisi, menembus dan memenuhi ruang kosong di semesta.
* Sebuah pikiran, dalam Materi ini, menghasilkan benda yang digambarkan oleh pikiran itu.
* Seseorang dapat membentuk benda dalam pikirannya, dan dengan “menanamkan” pikirannya ke Materi Tanpa Bentuk, ia dapat menciptakan benda yang dipikirkannya.
11. Proses ini tidak akan gagal karena setiap orang yang dengan tepat melakukan apa yang dirumuskan dalam Prinsip Utama dalam Ilmu Mendapatkan Kekayaan akan menjadi kaya.
12. Seseorang menjadi kaya dengan melakukan sesuatu dalam Cara yang Tepat; Agar dapat melakukannya, seseorang harus dapat Berpikir sesuatu dalam Cara yang Tepat.
13. Cara orang melakukan sesuatu adalah hasil langsung dari cara berpikirnya.
14. Anda harus mendapatkan kemampuan untuk berpikir cara yang Anda inginkan untuk berpikir. Ini adalah langkah pertama menuju kaya.
15. Memikirkan apa yang Anda ingin pikirkan adalah memikirkan KEBENARAN, terlepas dari apa pun tampilannya
16. Setiap orang memiliki kekuatan alami dan mendasar untuk memikirkan apa yang ingin ia pikirkan. Memikirkan kebenaran terlepas dari apa pun tampilannya adalah usaha yang membutuhkan kegigihan.
17. Setiap tampilan di dunia nyata cenderung menghasilkan sebuah bentuk yang sesuai dengan isi pikiran orang yang mengamatinya. Ini hanya bisa dicegah dengan memegang pikiran KEBENARAN.
18. Melihat tampilan suatu penyakit akan menghasilkan bentuk penyakit dalam pikiran Anda. Puncaknya penyakit dapat menyerang tubuh Anda jika Anda tidak mempertahankan pikiran tentang KEBENARAN, yaitu bahwa tidak ada penyakit. Penyakit hanyalah suatu tampilan, dan realitanya adalah kesehatan.
19. Memandangi tampilan kemiskinan akan menghasilkan bentuk serupa dalam pikiran Anda jika Anda tidak mempertahanan pikiran KEBENARAN bahwa tidak ada kemiskinan, hanya ada KELIMPAHAN (ABUNDANCE) .
20. Memikirkan kesehatan dengan di kelilingi tampilan penyakit atau memikirkan kekayaan di tengah kemiskinan memerlukan kekuatan. Seseorang yang memiliki kekuatan ini menjadi seorang Ahli Pikiran (MASTER MIND).
21. Kekuatan ini hanya bisa didapatkan dengan memahami fakta dasar yang berada di balik semua tampilan bahwa ada Materi Berpikir.
22. Kita harus menangkap kebenaran bahwa setiap pikiran yang ditahan dalam Materi ini menjadi sebuah bentuk. Seseorang dapat mencetak pikirannya ke Materi ini agar menjadi bentuk dan sesuatu yang nyata.
23. Ketika kita menyadari ini maka kita melenyapkan ketakutan dan keraguan. Kita tahu bahwa kita dapat menciptakan, mendapatkan dan menjadi seperti yang kita inginkan. Sebagai langkah pertama untuk mendapatkan kekayaan Anda harus percaya Tiga Prinsip Utama dalam Ilmu Mendapatkan Kekayaan.
24. Anda harus memercayai Tiga Prinsip Utama dalam Ilmu Mendapatkan Kekayaan. Baca pernyataan itu berulang-ulang! Masukkan dalam memori Anda hingga Anda mempercayainya! Bermeditasilah! Jika keraguan datang, buanglah seperti dosa! Abaikan argumen yang menentang ide ini! Hindari pergi ke pelatihan atau pembimbingan yang mengajarkan konsep yang berlawanan! Hentikan membaca buku yang menulis tentang konsep yang berlawanan! Jika keyakinan Anda goyah, semua usaha Anda akan percuma!
25. Percaya saja! Ilmu menjadi kaya dimulai dengan penerimaan mutlak terhadap konsep ini.
1. Pikiran adalah kekuatan dahsyat yang dapat memproduksi kekayaan yang nyata dari Materi Tanpa Bentuk.
2. Materi Dasar bergerak sesuai dengan pikirannya. Setiap bentuk dan proses yang Anda lihat di alam adalah ekspresi yang terlihat dari sebuah pikiran dalam Materi Dasar. Kita hidup dalam dunia pikiran yang menjadi bagian dari sebuah semesta pikiran.
3. Pikiran sebuah semesta bergerak meluas ke seluruh Materi Tanpa Bentuk. Materi Berpikir mengambil bentuk dari pikirannya dan bergerak sesuai dengan pikirannya itu.
4. Di dalam mencipta, Materi Tanpa Bentuk bergerak sesuai dengan deretan gerakan yang telah ditetapkan. Materi Tanpa Bentuk ini menggerakkan daya yang akan menghasilkan sesuatu di sepanjang garis pertumbuhan yang telah ditetapkan.
5. Setiap pikiran tentang bentuk, yang disimpan dalam Materi Berpikir, akan menyebabkan terciptanya bentuk itu, namun selalu di sepanjang garis pertumbuhan dan tindakan yang sudah ditetapkan.
6. Materi Tanpa Bentuk akan mengalihkan energi kreatif yang sudah bekerja dalam perdagangan dan komersial ke saluran tertentu yang akan mengakibatkan terciptanya sesuatu dengan cepat tanpa menunggu proses yang lambat dari dunia organik dan anorganik.
7. Tidak ada pikiran dari sebuah bentuk yang dapat ditanamkan ke Materi Dasar tanpa menyebabkan penciptaan bentuk pikiran itu
8. Manusia adalah pusat berpikir dan dapat menciptakan pikiran. Ia tidak dapat membentuk apa pun, sampai ia memikirkan benda atau hal itu.
9. Sejauh ini, manusia belum berpikir untuk berusaha untuk terciptanya bentuk baru dengan menanamkan pikirannya ke Materi Tanpa Bentuk. Ia belum bekerja dengan Kecerdasan Tanpa Bentuk, bekerja “bersama Tuhan”. Ia belum memvisualisasikan bahwa ia dapat “melakukan apa yang ia lihat dilakukan oleh Tuhan.”
10. Tiga Prinsip Utama dalam Ilmu Mendapatkan Kekayaan:
* Ada sebuah Materi Berpikir dari mana segalanya dibuat, dan yang dalam keadaan kreatif, mengisi, menembus dan memenuhi ruang kosong di semesta.
* Sebuah pikiran, dalam Materi ini, menghasilkan benda yang digambarkan oleh pikiran itu.
* Seseorang dapat membentuk benda dalam pikirannya, dan dengan “menanamkan” pikirannya ke Materi Tanpa Bentuk, ia dapat menciptakan benda yang dipikirkannya.
11. Proses ini tidak akan gagal karena setiap orang yang dengan tepat melakukan apa yang dirumuskan dalam Prinsip Utama dalam Ilmu Mendapatkan Kekayaan akan menjadi kaya.
12. Seseorang menjadi kaya dengan melakukan sesuatu dalam Cara yang Tepat; Agar dapat melakukannya, seseorang harus dapat Berpikir sesuatu dalam Cara yang Tepat.
13. Cara orang melakukan sesuatu adalah hasil langsung dari cara berpikirnya.
14. Anda harus mendapatkan kemampuan untuk berpikir cara yang Anda inginkan untuk berpikir. Ini adalah langkah pertama menuju kaya.
15. Memikirkan apa yang Anda ingin pikirkan adalah memikirkan KEBENARAN, terlepas dari apa pun tampilannya
16. Setiap orang memiliki kekuatan alami dan mendasar untuk memikirkan apa yang ingin ia pikirkan. Memikirkan kebenaran terlepas dari apa pun tampilannya adalah usaha yang membutuhkan kegigihan.
17. Setiap tampilan di dunia nyata cenderung menghasilkan sebuah bentuk yang sesuai dengan isi pikiran orang yang mengamatinya. Ini hanya bisa dicegah dengan memegang pikiran KEBENARAN.
18. Melihat tampilan suatu penyakit akan menghasilkan bentuk penyakit dalam pikiran Anda. Puncaknya penyakit dapat menyerang tubuh Anda jika Anda tidak mempertahankan pikiran tentang KEBENARAN, yaitu bahwa tidak ada penyakit. Penyakit hanyalah suatu tampilan, dan realitanya adalah kesehatan.
19. Memandangi tampilan kemiskinan akan menghasilkan bentuk serupa dalam pikiran Anda jika Anda tidak mempertahanan pikiran KEBENARAN bahwa tidak ada kemiskinan, hanya ada KELIMPAHAN (ABUNDANCE) .
20. Memikirkan kesehatan dengan di kelilingi tampilan penyakit atau memikirkan kekayaan di tengah kemiskinan memerlukan kekuatan. Seseorang yang memiliki kekuatan ini menjadi seorang Ahli Pikiran (MASTER MIND).
21. Kekuatan ini hanya bisa didapatkan dengan memahami fakta dasar yang berada di balik semua tampilan bahwa ada Materi Berpikir.
22. Kita harus menangkap kebenaran bahwa setiap pikiran yang ditahan dalam Materi ini menjadi sebuah bentuk. Seseorang dapat mencetak pikirannya ke Materi ini agar menjadi bentuk dan sesuatu yang nyata.
23. Ketika kita menyadari ini maka kita melenyapkan ketakutan dan keraguan. Kita tahu bahwa kita dapat menciptakan, mendapatkan dan menjadi seperti yang kita inginkan. Sebagai langkah pertama untuk mendapatkan kekayaan Anda harus percaya Tiga Prinsip Utama dalam Ilmu Mendapatkan Kekayaan.
24. Anda harus memercayai Tiga Prinsip Utama dalam Ilmu Mendapatkan Kekayaan. Baca pernyataan itu berulang-ulang! Masukkan dalam memori Anda hingga Anda mempercayainya! Bermeditasilah! Jika keraguan datang, buanglah seperti dosa! Abaikan argumen yang menentang ide ini! Hindari pergi ke pelatihan atau pembimbingan yang mengajarkan konsep yang berlawanan! Hentikan membaca buku yang menulis tentang konsep yang berlawanan! Jika keyakinan Anda goyah, semua usaha Anda akan percuma!
25. Percaya saja! Ilmu menjadi kaya dimulai dengan penerimaan mutlak terhadap konsep ini.
(Catatan: Bagian ini mulai mengantar kita pada pemahaman tentang Hukum Tarik Menarik atau “The Law of Attraction”)
1. Tidak ada orang yang tetap miskin karena orang lain telah memonopoli kesejahteraan. Anda mungkin tertutup untuk membangun sebuah bisnis pada bidang tertentu namun pasti ada jalur lain yang terbuka.
2. Gelombang kesempatan akan berubah arah setiap periode waktu menurut kebutuhan dan evolusi dunia.
3. Ada kesempatan berlimbah bagi orang yang mengikuti arus gelombang tersebut kecuali jika ia berenang melawan arus.
4. Jadi karyawan/buruh, baik secara individu atau sebagai sebuah kelas, tidak dijauhi oleh kesempatan. Mereka tidak “diperbudak” oleh “bos” mereka; mereka tidak “direndahkan” oleh kepercayaan dan bisnis besar. Sebagai kelas, mereka tetap menjadi mereka karena mereka tidak melakukan sesuatu dalam Cara yang Tepat (Certain Way).
5. Kelas buruh akan menjadi kelas “bos” ketika mereka mulai melakukan sesuatu dalam Cara yang Tepat. Hukum kesejahteraan berlaku sama bagi setiap orang termasuk kelas mereka. Ini yang harus mereka pelajari!
6. Tidak ada seorangpun yang tetap miskin karena kekurangan pasokan kekayaan; ada lebih dari cukup untuk semua orang.
7. Pasokan yang terlihat tidak pernah habis, dan pasokan yang tidak terlihat benar-benar tidak pernah habis.
8. Segala sesuatu yang Anda lihat di dunia adalah terbuat dari satu materi dasar, tidak penting bagaimana prosesnya.
9. Bentuk baru selalu muncul dan yang lama akan terurai, namun semua dibentuk oleh satu materi.
10. Pasokan materi tanpa bentuk tidak terbatas (no limit). Alam terbentuk dari materi tersebut, namun tidak semua materi itu digunakan. Masih tersedia materi sebanyak 10 ribu kali bahkan lebih dari materi yang digunakan untuk membentuk alam semesta. Jadi kita tidak akan pernah kehabisan materi bahan baku tersebut.
11. Maka dari itu, tidak ada seorangpun yang miskin karena alam tidak mencukupi atau karena tidak ada apapun di sekitarnya.
12. Alam adalah sumber kekayaan yang tidak pernah habis. Materi dasar itu hidup dengan energi kreatif dan terus menerus memproduksi lebih banyak bentuk.
13. Jika seseorang miskin itu karena mereka tidak melakukan sesuatu dalam Cara yang Tepat yang membuat mereka menjadi kaya.
14. Materi tanpa bentuk itu cerdas; ia adalah materi yang berpikir. Ia hidup dan selalu mendorong kemajuan kehidupan.
15. Alam adalah sebuah kehidupan yang besar yang selalu bergerak secara alami untuk perkembangan kehidupan dan memenuhi setiap fungsinya.
16. Alam dibentuk untuk perkembangan kehidupan dan motif pendorongnya adalah peningkatan kehidupan. Tidak pernah ada kekurangan kecuali jika Tuhan mengkontradisikan Diri-Nya sendiri dan melenyapkan ciptaan-Nya sendiri. (There can be no lack unless God is to contradict Himself and nullify His Own works).
17. Anda tidak akan tetap miskin karena kekurangan pasokan kekayaan. Sumber pasokan tanpa bentuk itu ada dalam perintah setiap orang yang melakukan dan berpikir sesuatu dalam Cara yang Tepat.
http://purnomoloa.blogspot.com/
0 komentar:
Posting Komentar
1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.
Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.
( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )
Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.
Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar
Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com