ARTIKEL PILIHAN

GOOGLE TRANSLATE

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

ARTIKEL PILIHAN

8 Tempat Terangker yang Ada Di Pulau Jawa

Written By Situs Baginda Ery (New) on Rabu, 12 Desember 2012 | 16.33


1. Kawasan Pantai Selatan Pulau Jawa
 8 Tempat Terangker di Pulau Jawa
Konon pantai selatan pulau jawa dihuni oleh makhluk jin yang dipimpin Ratu Kidul. Kawasan pantai selatan yang dianggap angker adalah Pantai Parangkusumo (Tempat labuhan Kraton Yogyakarta, dianggap sebagai pintu gerbang gaib keraton Laut Kidul), Pantai Parangtritis, Gua Langse (pertapaan).
2. Keraton Yogyakarta
 8 Tempat Terangker di Pulau Jawa
Bila berkunjung ke keraton jogja di siang hari tentu tidak terlalu terasa keangkerannya. Tapi kalau sudah menjelang sore hingga malam hari suasana berubah 180 derajat. Memang suasananya indah, lampu-lampu menambah keindahan istana ini. Sunyi senyap suasananya, hanya beberapa abdi dalem yang lewat. Dilain pihak suasana sakral sangat terasa. Yang paling kuat adalah disekitar bangsal proboyeksa di belakang bangsal kencana. Ya pasti..karena tempat tersebut merupakan tempat penyimpanan pusaka kraton. Yang menjaga tentunya bukan manusia tapi khusus prajurit dari dunia lain.

Menurut rekan penulis yang merupakan fotografer senior yang mendapat tugas untuk mengambil foto bercerita banyak. Mulai dari camera yang selalu mati ketika dibidikan disuatu obyek padahal ketika diulang diobjek lain bisa hidup. Hasil foto yang yang tidak masuk akal ketika dicetak ternyata ada sepasang mata raksasa yang sedang mengawasi.
3. Makam Raja-Raja Imogiri
 8 Tempat Terangker di Pulau Jawa
Makam imogiri merupakan makam raja raja mataram sampai keturunanya kasultanan yogyakarta dan kasunanan surakarta. Untuk masuk areal makam raja harus mengenakan pakaian khusus dan menggunakan peraturan khusus. Tidak boleh sembarangan di makam ini gan….
4. Gunung Merapi
 8 Tempat Terangker di Pulau Jawa
Setiap tahun Kraton Yogyakarta mengadakan labuhan untuk menghormati pengunggu gunung merapi Eyang Sapu Jagad . Bagi pendaki merapi pasti tidak asing dengan pasar bubrah. Pasar bubrah adalah pasarnya bangsa mahkluk halus. Watu gubug di gn.merbabu adalah pintu gerbang menuju kerajaan gaib. Di puncak gunung gede terdapat lapangan luas yang konon pendaki yang berkemah di sana sering mendengar derap kaki kuda atau melihat istana.
5. Alas Purwo Banyuwangi
 8 Tempat Terangker di Pulau Jawa
Alas Purwo berada di pesisir selatan dekat pantai plengkung. Sejak dulu alas purwo digunakan untuk menguji ilmu bagi pertapa yang ingin berhubungan dengan dunia gaib.
6. Gunung Tidar Magelang
 8 Tempat Terangker di Pulau Jawa
Gunung Tidar tidak hanya terkenal sebagai ikon atau identitas Kota Magelang. Bagi sebagian orang yang memang nglakoni lelaku spiritual , Gunung Tidar merupakan salah satu obyek yang menjadi tempat tujuan mereka untuk mendekatkan diri kepada Gusti Allah.
Dahulu, Gunung Tidar terkenal akan ke-angker-annya dan menjadi rumah bagi para Jin dan Makhluk Halus. Jalmo Moro Jalmo Mati, setiap orang yang datang ke Gunung Tidar bisa dipastikan kalau tidak mati ya modar (dan mungkin hal ini yang menjadi asal usul nama Tidar).
Berdasarkan penuturan Mbah Paiman selaku Juru Kunci Gunung Tidar, di Gunung Tidar terdapat 2 buah makam yaitu Makam Kyai Sepanjang dan Makam Sang Hyang Ismoyo (atau yang lebih dikenal sebagai Kyai Semar). Sedangkan tempat yang selama ini dikenal sebagai Makam Syekh Subakir sebenarnya hanyalah petilasan beliau.
7. Lawang Sewu
 8 Tempat Terangker di Pulau Jawa
Lawang Sewu sudah terkenal dengan keangkeran nya. Orang-orang yang tinggal disekitar perumahan sana sering mengatakan bahwa mereka melihat bayangan-bayangan dan sebagainya. Lawang Sewu terletak di Semarang, Jawa Tengah dan diberi nama Lawans Sewu yang dalam bahasa Jawa berarti Seribu Pintu karena bangunan ini mempunyai pintu yang banyak sekali.
8. Kawasan Gunung Bromo
 8 Tempat Terangker di Pulau Jawa
Di ranu kumbolo didekat gn semeru, para pendaki yang berkemah sering melihat hantu wanita muncul dari tengah danau. Peristiwa-peritiwa gaib sering dialami para pendaki hampir di seluruh gunung-gunung yang terkenal dengan keangkerannya. Para pendaki sering diingatkan oleh masyarakat setempat, petugas, maupun peraturan yang jelas-jelas berisi pantangan-pantangan yang berhubungan dengan makhluk halus penghuni gunung yang bersangkutan.
16.33 | 0 komentar | Read More

ASAL USUL SEBUAH GUNUNG TANGKUBAN PERAHU

Di Jawa Barat tepatnya di Kabupaten Bandung terdapat sebuah tempat rekreasi yang sangat indah yaitu Gunung Tangkuban Perahu. Tangkuban Perahu artinya adalah perahu yang terbalik. Diberi nama seperti karena bentuknya memang menyerupai perahu yang terbalik. Konon menurut cerita rakyat parahyangan gunung itu memang merupakan perahu yang terbalik. Berikut ini ceritanya.
Beribu-ribu tahun yang lalu, tanah Parahyangan dipimpin oleh seorang raja dan seorang ratu yang hanya mempunyai seorang putri. Putri itu bernama Dayang Sumbi. Dia sangat cantik dan cerdas, sayangnya dia sangat manja. Pada suatu hari saat sedang menenun di beranda istana, Dayang Sumbi merasa lemas dan pusing. Dia menjatuhkan pintalan benangnya ke lantai berkali-kali. Saat pintalannya jatuh untuk kesekian kalinya Dayang Sumbi menjadi marah lalu bersumpah, dia akan menikahi siapapun yang mau mengambilkan pintalannya itu.
Tepat setelah kata-kata sumpah itu diucapkan, datang seekor anjing sakti yang bernama Tumang dan menyerahkan pintalan itu ke tangan Dayang Sumbi. Maka mau tak mau, sesuai dengan sumpahnya, Dayang Sumbi harus menikahi Anjing tersebut. Dayang Sumbi dan Tumang hidup berbahagia hingga mereka dikaruniai seorang anak yang berupa anak manusia tapi memiliki kekuatan sakti seperti ayahnya. Anak ini diberi nama Sangkuriang. Dalam masa pertumbuhannya, Sangkuring selalu ditemani bermain oleh seekor anjing yang bernama Tumang yang dia ketahui hanya sebagai anjing yang setia, bukan sebagai ayahnya. Sangkuriang tumbuh menjadi seorang pemuda yang tampan dan gagah perkasa.
Pada suatu hari Dayang Sumbi menyuruh anaknya pergi bersama anjingnya untuk berburu rusa untuk keperluan suatu pesta. Setelah beberapa lama mencari tanpa hasil, Sangkuriang merasa putus asa, tapi dia tidak ingin mengecewakan ibunya.

Maka dengan sangat terpaksa dia mengambil sebatang panah dan mengarahkannya pada Tumang. Setibanya di rumah dia menyerahkan daging Tumang pada ibunya. dayanng Sumbi yang mengira daging itu adalah daging rusa, merasa gembira atas keberhasilan anaknya.
Segera setelah pesta usai Dayang Sumbi teringat pada Tumang dan bertanya pada pada anaknya dimana Tumang berada. Pada mulanya Sangkuriang merasa takut, tapa akhirnya dia mengatakan apa yang telah terjadi pada ibunya. Dayang Sumbi menjadi sangat murka, dalam kemarahannya dia memukul Sangkuriang hingga pingsan tepat di keningnya. Atas perbuatannya itu Dayang Sumbi diusir keluar dari kerajaan oleh ayahnya. Untungnya Sangkuriang sadar kembali tapi pukulan ibunya meninggalkan bekas luka yang sangat lebar di keningnya.Setelah dewasa, Sangkuriang pun pergi mengembara untuk mengetahui keadaan dunia luar.
Beberapa tahun kemudian, Sangkuriang bertemu dengan seorang wanita yang sangat cantik. Segera saja dia jatuh cinta pada wanita tersebut. Wanita itu adalah ibunya sendiri, tapi mereka tidak saling mengenali satu sama lainnya. Sangkuriang melamarnya, Dayang Sumbi pun menerima dengan senang hati. Sehari sebelum hari pernikahan, saat sedang mengelus rambut tunangannya, Dayang Sumbi melihat bekas luka yang lebar di dahi Sangkuriang, akhirnya dia menyadari bahwa dia hampir menikahi putranya sendiri. Mengetahui hal tersebut Dayang Sumbi berusaha menggagalkan pernikahannya. Setelah berpikir keras dia akhirnya memutuskan untuk mengajukan syarat perkawinan yang tak mungkin dikabulkan oleh Sangkuriang. Syaratnya adalah: Sangkuriang harus membuat sebuah bendungan yang bisa menutupi seluruh bukit lalu membuat sebuah perahu untuk menyusuri bendungan tersebut. Semua itu harus sudah selesai sebelum fajar menyingsing.
Sangkuriang mulai bekerja. Cintanya yang begitu besar pada Sangkuriang memberinya suatu kekuatan aneh. Tak lupa dia juga menggunakan kekuatan yang dia dapat dari ayahnya untuk memanggil jin-jin dan membantunya. Dengan lumpur dan tanah mereka membendung air dari sungai dan mata air. Beberapa saat sebelum fajar, Sangkuriang menebang sebatang pohon besar untuk membuat sebuah perahu. Ketika Dayang Sumbi melihat bahwa Sangkuriang hampir menyelesaikan pekerjaannya, dia berdoa pada dewa-dewa untuk merintangi pekerjaan anaknya dan mempercepat datangnya pagi.
Ayam jantan berkokok, matahari terbit lebih cepat dari biasanya dan Sangkuriang menyadari bahwa dia telah ditipu. Dengan sangat marah dia mengutuk Dayang Sumbi dan menendang perahu buatannya yang hampir jadi ke tengah hutan.

Perahu itu berada disana dalam keadaan terbalik, dan membentuk Gunung Tangkuban Perahu(perahu yang menelungkub). Tidak jauh dari tempat itu terdapat tunggul pohon sisa dari tebangan Sangkuriang, sekarang kita mengenalnya sebagai Bukit Tunggul. Bendungan yang dibuat Sangkuriang menyebabkan seluruh bukit dipenuhi air dan membentuk sebuah danau dimana Sangkuriang dan Dayang Sumbi menenggelamkan diri dan tidak terdengar lagi kabarnya hingga kini.

Sumber: www.bapusda.com
16.30 | 1 komentar | Read More

Versi Lengkap: Inilah Akhlak Seorang Murid (Bag:1 - 4)

Written By Situs Baginda Ery (New) on Senin, 10 Desember 2012 | 15.25

Salah satu ciri khas para sufi adalah persahabatan diantara mereka yang demikian akrab secara lahir dan bathin, saling menghargai dan saling memberikan kepercayaan kepada saudaranya. Menolong saudaranya tanpa diminta dan mengikhlaskan apa-apa yang dimilikinya kepada saudaranya jika saudaranya tersebut memerlukan bantuan. Sikap persaudaraan ini seperti yang dianjurkan oleh Rasulullah saw sebagaimana dalam sabda Beliau: “Perumpamaan dua orang yang bersaudara laksana dua belah tangan yang saling mencuci satu sama lain” (HR Abu Naim di dalam al-Hilayah).
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_VxIkyp-D6z_6oGzXnqGB-1zvqds2iAr1tBa6qFwxD62cj8QfsfxWLQC1e2DjoMtwlxN-ZxKj76uQtaYO2d3hh75WNmAVSMlGbu29Q3MkuS-pWMxo7v8e5Q9O8MCMQzTL6zPXeJ5EfrI/s400/anak-islam.jpgDalam hadist lain yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, Rasulullah saw bersabda, “Orang mukmin bagi mukmin lainnya laksana sebuah bangunan, masing-masing bagian saling menguatkan”. Salah seorang ulama mengatakan, “Tidaklah seorang sahabat menemani sahabatnya, walau sesaat, melainkan akan dimintai pertanggung jawaban akan persahabatannya : apakah di dalam persahabatannya itu dia memenuhi hak-hak Allah atau malah menyia-nyiakannya”.
Dalam tulisan yang saya buat bersambung ini akan ada pembahasan secara lengkap adab atau aturan yang berlaku di kalangan sufi, para pengamal tarekat sesame murid dan juga adab kepada seluruh kaum musim. Adab ini perlu diperhatikan terutama orang-orang yang sedang berguru agar dia dapat memperoleh hikmah dalam proses berguru dan adab ini apabila diterapkan ditengah masyarakat luas akan terbentuk masyarakat yang baik, harmonis dan rukun.
Tulisan ini merujuk kepada karya-karya Tasawuf/Tarekat yang membahas tentang adab, baik adab Guru kepada murid, adab murid kepada guru maupun adab murid kepada sesame murid dan kaum muslim dan salah satu karya yang manjadi rujukan saya disini adalah karangan Syekh Amin Al-Kurdi, Beliau disampai ulama yang memiliki pengetahuan luas tentang tasawuf juga seorang Pengamal sekaligus Mursyid Tarekat sehingga referensi Beliau bisa mewakili orang-orang yang memang menekuni tarekat.
Ada beberapa adab yang harus dipenuhi oleh sesama murid dan adab ini juga perlu menjadi perhatian segenap kaum muslim diantaranya :
Pertama, Engkau mencintai mereka seperti mencintai diri sendiri. Tidak mengistimewakan diri sendiri atas mereka.
Kedua, Setiap kali berjumpa mereka, engkau harus bersedia memulai salam, mengajak bersalaman dan berbicara manis. Rasulullah saw bersabda, “Apabila dua orang muslim bersalaman, telapak tangan keduanya tiada lepas sebelum Allah memberikan ampunan pada keduanya” (HR. Ath-Thabrani)
Ketiga, Memperlakukan mereka dengan akhlak yang baik. Engkau harus memperlakukan mereka dengan perlakuan yang kau senangi bila mereka memperlakukanmu dengan perlakuan itu, dengan cinta dan kasih sayang. Akhlak yang baik itu merupakan penghimpun kebaikan. Cukuplah pujian Allah terhadap Rasulullah sebagai bukti, “Sesungguhnya engkau benar-benar berada dalam akhlak yang agung”. Rasulullah saw bersabda, “Mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling sempurna akhlaknya (HR. At-Tirmidzi dan Ibnu Hibban).
Salah seorang ‘Arif berkata, “Tidaklah seorang mulia menjadi mulia kerena banyak shalat atau banyak puasa, tidak pula karena banyak mujahadah. Seorang menjadi mulia dengan akhlak yang baik”. Standar mulia seseorang tidak ditentukan oleh banyaknya ibadah, banyaknya zikir dan suluk tapi oleh akhlak, apa bila akhlaknya buruk maka tidak ada kemuliaan pada diri orang tersebut. Imam Al-Junaid berkata, “Ada empat hal yang bisa mengangkat seorang hamba mencapai derajat paling tinggi, meskipun amal dan ilmunya amat sedikit. Yakni : bijaksana, berendah diri (tawadhu’), dermawan dan budi pekerti yang baik”.
Pada awalnya Guru mengajarkan kepada kita semangat untuk bertauhid, fakus kepada zikir dan ubudiyah kepada Allah swt. Dalam tahap ini seorang murid tenggelam dalam lautan makrifat dan terlena bersama keagungan Allah. Itulah sebabnya bukan hal yang asing kalau kita lihat ada pengamal tarekat yang seolah-olah tidak peduli dengan orang-orang disekitarnya. Orang yang hanya berguru pada tahap ini akan menciptakan manusia yang sangat baik hubungan dengan Allah namun kadangkala bermasalah dengan lingkungannya.
Pada tahap selanjutnya Guru akan mengajarkan banyak hal tentang persahabatan, cinta kasih dan sikap saling menyayangi diantara sesama murid. Guru saya pernah menasehati kepada murid-muridnya, “Diantara kalian harus saling menyanjung”, makna menyanjung disini adalah memberikan pujian terhadap hal yang baik dari saudara. Beliau juga berkata, “Janganlah diantara kalian saling menjatuhkan dan mencari-cari kesalahan saudara sendiri”. Sangat mudah bagi kita untuk mencari kesalahan orang lain karena itu memang sifat alamiah manusia. Karena itu Guru memberikan nasehat kepada muridnya agar tidak mencari-cari kesalahan saudaranya yang akan berakibat perpecahan diantara sesama murid.
Orang-orang yang sedang berubudiyah di surau, sedang dalam tahap mencari akan fokus kepada mengejar hakikat makrifat atau fokus memperebutkan kasih sayang Guru atau populer dengan“berebut Kasih”. Memperoleh kasih sayang Guru sangatlah penting karena kasih sayang Allah ada di dalam kasih sayang Guru. Pada tahap selanjutnya, ketika kewajiban suluk telah terpenuhi bahkan mungkin Guru berkenan mengangkat si murid menjadi kepercayaannya menjadi seorang khalifah, hendaknya sikap berebut kasih ini berubah menjadi berbagi kasih. Kasih Guru itu tidak satu yang diperebutkan oleh jutaan murid tapi bersifat unlimited yang tidak terbatas, seberapapun banyak murid akan bisa mendapatkan kasih Guru.
Pada tahap selanjutnya pribadi kita hendaknya menjadi pembagi kasih, pembagi cerita, pembagi karunia kepada orang-orang yang sedang menempuh jalan kepada Allah agar mereka menjadi kuat dan bersemangat seperti yang pernah kita alami. Sikap ini perlu dipupuk dan dikembangkan karena pada intinya inilah hakikat tasawuf membentuk manusia yang berakhlak baik  dan ini pula menjadi inti ajaran Guru.

Keempat, Rendah hati terhadap saudara sesama muslim. Allah Ta’ala di dalam surat Al Hijr 88 berfirman, “Rendahkanlah dirimu kepada orang-orang mukmin
Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa rendah hati karena Allah, Allah akan meninggikannya. Dalam pandangan dirinya dia kecil, namun di mata orang-orang dia sungguh mulia. Dan barangsiapa bersikap sombong, Allah akan merendahkannya. Dalam pandangan dirinya dia besar, tetapi dalam pandangan orang-orang dia sungguh kecil, bahkan engkau akan melihat dia lebih hina dari anjing dan babi”. (HR. Ahmad, al-Bazzardan Ath-Thabrani).
Al-Imam asy-Syafii r.a berkata, “Rendah hati merupakan akhlak orang-orang mulia, sedangkan sombong merupakan akhlak orang-orang tercela. Manusia yang paling tinggi derajatnya adalah orang yang tidak melihat dirinya berderajat. Dan orang yang paling besar keutamaannya adalah orang yang tidak melihat dirinya memiliki keutamaan”.
Rasulullah saw bersabda, Allah Ta’ala mewahyukan kepadaku, “Berendah dirilah kalian hingga seseorang tidak bersikap angkuh terhadap seorang pun, tidak pula seseorang berbuat lalim terhadap seorangpun”. (HR. Imam Muslim dan Abu Dawud).
Di dalam satu ungkapan disebutkan, “Karena hukum Allah Ta’ala berlaku bahwa setiap tumbuhan hanya akan berbuah bila di tanam di tanah yang bahkan lebih rendah dari sandal, maka orang-orang pilihan menjadikan dii mereka sebagai tanah bagi saudara-saudaranya.”
Kelima, Adab lainnya adalah meminta ridha mereka dan memandang mereka lebih baik daripada dirimu. Saling membantu di dalam kebaikan, taqwa dan mencintai Allah. Mendorong mereka senang melakukan hal-hal yang dicintai dan diridhai Allah. Membimbing mereka kepada kebenaran jika mereka lebih tua dari mereka, dan belajar kepada mereka bila engkau lebih muda.
Allah Ta’ala berfirman, “Dan tolong menolonglah kalian dalam kebaikan dan taqwa, dan janganlah kalian tolong-menolong dalam dosa dan permusuhan”. (QS. Al-Maidah, 2).
Rasulullah saw bersabda, “Apabila Allah menghendari seorang penguasa menjadi baik, Allah akan menjadikan menterinya seorang yang jujur. Apabila sang penguasa lupa, sang menteri akan mengingatkan, dan apabila sang raja tidak lupa, sang menteri akan membantunya. Apabila Allah menghendakinya tidak demikian, Dia akan menjadikan menterinya seorang yang buruk. Apabila sang raja lupa, sang menteri tidak mengingatkan. Apabila sang raja ingat, sang menteri tidak akan membantunya”. (HR. Abu Dawud).
Keenam, Mengasihi dan menyayangi semua saudaramu sesama muslim. Yakni dengan cara menghormati yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda, serta melayani mereka meski dengan sekedar menyodorkan sandal yang hendak dipakainya. Rasulullah saw bersabda, “Orang yang tidak menghormati yang lebih besar dan tidak menyayangi yang lebih kecil bukanlah golonganku”. (HR. At-Tirmidzi).
Rasulullah saw bersabda, “Orang-orang yang penyayang di sayang oleh Yang Maha Penyayang Tabaraka wa Ta’ala. Maka sayangilah yang di bumi, niscaya yang dilangit akan menyayangimu”. (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi).
Di dalam hadist qudsi disebutkan bahwa Allah Ta’a berfirman, “Jika kalian menginginkan kasih-Ku, maka sayangilah makhluk-Ku”. (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Adab ke enam tentang menyayangi sesama ini adalah merupakan pokok ajaran Tasawuf sebagai inti dari ajaran Islam. Islam menganjurkan pemeluknya untuk saling menyayangi, menebarkan kasih sayang kepada semua. Begitu juga terutama di dalam berguru, hendaknya kita memiliki sikap sayang terhadap sesama murid. Rasulullah saw memberikan kasih sayang kepada semua bahkan Beliau tetap menunjukkkan kasih sayang kepada musuh yang membenci Beliau. Hati yang telah disinari cahaya Ilahi akan melimpahkan sifat Rahman dan Rahim Tuhan dan menjadi pembawa rahmat bagi seluruh Alam.

http://www.suara-islam.com/images/berita/anak-buka%20bersama.jpgKetujuh, Bersikap lemah lembut dalam menasati mereka apabila engkau melihat mereka menyalahi aturan. Al-Imam asy-Syafi’I berkata, “Barangsiapa menasehati saudaranya dalam sembunyi, dia sungguh telah menasehatinya dan menghiasinya. Dan barangsiapa menasehati saudaranya di keramaian, dia sungguh telah mencemarkan dan melecehkannya.” Asy-Sya’rani berkata, “Orang yang tidak menutupi kekeliruan yang dia lihat dari saudara-saudaranya, berarti dia telah membuka pintu ketersikapan aib dirinya sendiri dari sekedar ketersingkapan aib mereka”.
Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa menutupi aib saudaranya, Allah akan menutup aib dirinya. Dan barangsiapa menyingkapkan aib saudaranya, Allah akan menyingkapkan aib dirinya hingga karenanya dia menjadi tercemar bahkan di dalam rumahnya sendiri”. (HR. Ibnu Majah).
Anda mungkin pernah menjumpai orang yang sangat senang menceritakan aib orang lain bahkan mencari-cari aib dan kesalahan orang lain untuk diceritakan kepada banyak orang dan dia dengan bangga menceritakan kesalahan orang lain tersebut. Semakin banyak dia menceritakan aib orang lain maka dia merasa semakin senang dan merasa semakin bersih dan suci. Orang seperti ini jenis manusia yang berperilaku buruk dan tidak bisa dijadikan teman.
Kalau ada ada teman yang bersikap tercela dan memiliki aib maka nasehati dia dengan lemah lembut agar dia mau meninggalkan sifat-sifat tercela tersebut dan anda ikut mendoakan dia agar dia mau memperbaiki kesalahannya. Bukan anda dengan bangga mengumumkan kepada seluruh orang, kalau perlu seluruh dunia wajib mengetahui keburukan teman anda. Ketahuilah bahwa mungkin saat ini dia khilaf, dia jatuh, jangan tertawakan dia karena anda juga berada di jalan yang sama yang tidak menutup kemungkinan akan terjadi juga seperti yang dia alami.
Kalau ada yang menceritakan kejelekan orang lain kepada anda, maka doakanlah agar orang yang dianggap buruk perilaku tersebut dengan doa yang baik agar perilakunya bisa berubah menjadi baik dan jangan pernah menceritakan kepada orang lain apalagi menceritakan kepada public yang lebih banyak mudharat dari manfaatnya. Semua kita harus menyadari bahwa tidak ada manusia yang sempurna, suatu saat nanti kita akan terjatuh kepada kerikil yang sama dan kalau kita berusaha membantu orang lain yang terjadi suatu saat kita juga akan dibantu orang lain
Bagi seorang sahabat, tidak ada kesalahan dari sahabatnya yang ada adalah kebaikan dan kebaikan seperti kisah berikut, Suatu hari, seorang lelaki yang telah bersahabat dengan Ibrahim bin Adham, ketika hendak berpisah, berkata kepada Ibrahim bin Adham, “Sayyidi, kenapa anda tidak pernah mengingatkan aku akan aib yang ada pada diriku?” lalu Ibrahim bin Adham menjawab, “Saudaraku, aku tidak pernah melihat satu pun aib dalam dirimu, karena aku melihatmu dengan mata cinta. Bertanyalah kepada selain aku tentang aibmu”.
Kedelapan, Berprasangka baik kepada mereka. Apabila engkau melihat ada aib pada mereka, berucaplah dalam diri, “Sungguh, aib itu ada pada diriku. Karena seorang muslim adalah cermin bagi muslim lainnya. Yang dilihat seseorang pada cermin hanyalah bayangan dirinya sendiri”.
Manusia paling mudah menyalahkan orang lain agar dia berada di posisi benar. Kalau anda mengatakan kawan anda penipu, penjahat dan lain-lain, apakah anda tidak sadar sebenarnya yang anda lihat itu adalah cermin dari diri anda sendiri. Kalau anda mengatakan teman anda penipu dan telah menipu anda, tidakkah anda renungi kenapa anda bisa berteman dengan penipu dan kenapa Allah mengizinkan orang tersebut menipu anda. Di dunia ini telah berlaku hukum Ketertarikan, sesuatu yang sifatnya sama akan menarik energy yang sama pula. Kambing tidak akan mungkin berkawan dengan harimau dan Ayam tidak akan mungkin berteman dengan musang.
Kalau anda mengatakan teman anda seorang pencuri, penipu, preman, penzina dan segudang keburukan lain dan anda merasa menjadi korban dari perilaku buruk teman anda sendiri, saya ucapkan selamat kepada anda, selamat bercermin karena sebenarnya yang anda lihat itu bukan orang lain, tapi itu adalah diri anda sendiri. Kalau anda menceritakan keburukan teman anda berarti anda tanpa sadar sedang menceritakan diri anda sendiri.
Alangkah lebih baik kita belajar dari kesalahan, belajar menyadari bahwa diri kita tidaklah sempurna. Rasulullah saw junjungan kita memberikan nasehat mulia agar kita mau menutupi aib saudara kita. Menceritakan hal-hal buruk tanpa sadar mengundang hal-hal yang jauh lebih buruk.
 https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgA8tDPn6j6WXT0C_MPfBeV7fzl7k1vneVQJqyQ-DLd0oZhYjXyQ1qs3zK2YOG8iif2cmYejgnB3Wj7o7YJNVcXfuAdb_DTB4nIhCDVbicom7__-ZcIqXZGFWFfAjhdm-3efU8XEqyETxch/s1600/index.jpg
Kesembilan, Menerima permintaan maaf saudaramu apabila dia meminta maaf, walaupun dia berbohong. Sebab orang yang meminta kerelaanmu secara lahir, walaupun bathinnya membencimu, ia sungguh telah mentaatimu dan menghormatimu, sekiranya dia tidak terang-terangan menentangmu. Tentang hal ini seorang ‘arif berkata Terimalah udzur orang yang meminta maaf kepadamu tulus maupun dusta permohonanya itu. sungguh, orang yang lahirnya ridha kepada mu telah menaatimu dan yang membantahmu dalam sembunyi pun telah menghormatimu.
Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa saudaranya datang meminta maaf dari kesalahannya, hendaklah dia menerimanya, entah dia bersungguh-sungguh maupun berpura-pura. Siapa yang tidak melakukannya, dia tidak akan sampai ke telagaku di Hari Kiamat”. (HR. Al-Hakim).
Dalam masyarakat masih sering kita jumpai orang-orang yang susah memberikan maaf kepada orang lain dan senang menyimpan dendam. Semakin dia tidak memaafkan orang akan merasa semakin tinggi pula derajatnya. Lirik lagu atau dialog dalam film sepertinya mendukung hal demikian atau bisa jadi apa yang disuarakan dalam lagu atau percakapan dalam film memang gambaran dari sebagian kecil masyarakat kita. Kata “Tiada maaf bagimu”, “Pintu maafku sudah tertutup untkmu”, “Tak sudi aku memaafkanmu”,  adalah contoh kata dari sekian kata negatif yang sering digunakan untuk mewakili rasa kecewa atau rasa dendam yang masih tersimpan di hati.
Orang yang meminta maaf atas kesalahannya adalah sikap mulia dan orang yang memberi maaf lebih mulia lagi. Rasul mewajibkan kepada kita untuk memaafkan saudara kita walaupun dalam hati kecil kita tahu dia tidak dengan sungguh-sungguh meminta maaf kepada kita. Rasul mengajurkan kita untuk bersikap positif dan berbaik sangka terhadap permohonan maaf dari saudara kita.
Salah hal yang harus kita sadari bersama bahwa menyimpan dendam seperti menyimpan racun yang lama kelamaan akan merusak diri sendiri. Guru Sufi yang Mulia memberikan nasehat, “Jangan diantara kalian tidak saling bertegur sapa lebih dari 24 jam, nanti setan akan masuk ke hati kalian”. Lebih tegas lagi Rasulullah saw bersabda : “Tidak halal bagi seorang muslim menjauhi saudaranya lebih dari tiga hari. Barangsiapa yang manjauhi saudaranya lebih dari tiga hari, dia akan mati lalu masuk neraka.” (H.R. Abu Dawud).
Jadi, sebagai seorang muslim dan sebagai murid dari Guru Sufi hendaknya kita meneladani sifat yang dimiliki oleh Rasulullah saw dan sahabat-sahabat Beliau, saling menyayangi dan mengasihi sesama dan tanpa berat hati memaafkan semua kesalahan saudara kita karena kita juga bukan manusia sempurna yang tidak luput dari kekhilafan dan suatu saat ketika kita melakukan kesalahan maka kita juga memerlukan maaf dari saudara kita. Memberi maaf kepada saudara  akan menaikkan derajat kita secara jasmani dan rohani, melepaskan penyakit yang tersimpan di hati dan akan membuat hidup kita lebih cerah.
Tulisan Inilah Akhlak Seorang Murid saya tulis untuk mengingatkan kita semua betapa Islam adalah agama yang luar biasa mulia menjadikan akhlak sebagai pokok ajarannya dan Rasul di utus kedunia dengan tujuan untuk memperbaiki akhlak manusia. Ketinggian ilmu tidak akan bermanfaat apa-apa bila akhlak kita tidak baik. Terlebih lagi dalam dunia Tasawuf/Tarekat yang merupakan inti sari ajaran Islam, persoalan akhlak adalah hal yang sangat pokok. Segala sesuatu di dalam dunia Sufi dimulai dengan adab atau aturan sopan santun yang harus dijalankan oleh murid untuk menuntun dia kepada perilaku yang baik.
Kita mengenal Adab Masuk Suluk, Adab Keluar Suluk, Adab murid kepada Guru dan empat tulisan Inilah Akhlak Seorang Murid yang telah saya tulis adalah membahas tentang Adab Seorang murid kepada saudara seguru dan kepada seluruh kaum muslimin. Inilah Akhlak Seorang Murid saya siapkan sebanyak 7 tulisan, 3 tulisan lagi insya Allah akan saya lanjutkan bulan depan.
Di bulan Oktober yang penuh berkah ini mari kita renungi perjalanan hidup kita, perjalanan berguru dengan Wali Allah. Sekian tahun kita berguru dan membaca tulisan di atas, membaca ahklak yang harus dimiliki oleh seorang murid kemudian tanyakan dalam hati kita masing-masing, apakah kita sudah pantas menyandang predikat menjadi murid seorang Wali Allah atau gelar itu hanya sebuah kebanggaan tanpa pernah kita berada di kedudukan mulia itu?
Semoga tulisan ini bermanfaat…
Gambar Oleh:BagindaEry
Artikel by:sufimuda





15.25 | 0 komentar | Read More

Sufi Muda: Sebuah Rahasia Tetaplah Menjadi Rahasia


Ketika saya membuat membuat blog ini menulis tentang tasawuf/tarekat tidak sedikit orang menentang baik dikalangan pengamal tarekat maupun orang yang memang menentang tarekat. Orang yang menentang tarekat dan tasawuf menyerang lewat dalil-dalil dengan begitu yakinnya mengklaim bahwa tasawuf adalah ilmu bid’ah yang tidak pernah diajarkan Rasulullah saw. Perdebatan panjangpun terjadi lewat komentar, email, YM dan ketika saya membuat akun Facebook, perdebatan itu berlangsung. Itulah awal-awal saya memulai blog ini dan pada akhirnya secara perlahan perdebatan itupun berkurang dan mulai terbangun sikap saling menghargai walaupun mereka tidak tetap tidak menyukai tarekat.
http://m.rimanews.com/sites/default/files/imagecache/article/topeng%20ariel.jpgSaya bisa memahami perasaan orang-orang yang menentang tarekat, karena saya juga awalnya adalah orang yang sangat menentang tarekat, menentang dengan segudang dalil. Rasanya belum puas kalau belum menyampaikan dakwah kepada pengamal tarekat yang menurut saya adalah orang-orang bid’ah yang melakukan ibadah diluar apa yang telah ditetapkan Allah dan Rasul-Nya. Sikap menentang itu berubah total setelah saya bertahun-tahun berguru kepada Masternya Tarekat, berguru kepada Guru Mursyid yang benar-benar ahli di bidang tarekat dan tasawuf, akhirnya saya menyadari betapa saya merasa pandai dan ahli padahal saya tidak memahami sama sekali tentang tarekat. Saya mendapat informasi tarekat dari orang-orang yang membenci tarekat, buku-buku yang memang dibuat agar tarekat dibenci oleh seluruh ummat Islam.
Tahun 2008 dan 2009 adalah tahun dimana saya begitu rajin memposting hal-hal yang berhubungan dengan tarekat baik  tulisan sendiri maupun kutipan dari karya orang lain dan juga copy paste dari blog atau web lain. Dengan memposting info tentang tasawuf memberikan saya semangat dalam berguru, memperluas persahabatan dengan orang-orang yang mempunyai pemahanan yang sama.
Dikalangan pengamal tarekat sendiri tidak kurang kritik ditujukan kepada sufimuda. Sebagian menentang karena menganggap sufimuda dengan terang-terangan membuka hakikat yang selama ini menjadi rahasia dan dikawatirkan akan menimbulkan fitnah. Di kawatirkan orang awam yang salah mengartikan kata-kata hakikat dan akan menjadi senjata makan tuan. Lalu pertanyaan yang harus dijawab adalah apa sebenarnya hakikat? Apakah yang disampaikan lewat tulisan itu masih disebut hakikat atau itu hanya tulisan yang tidak ada hubungan sama sekali dengan hakikat.
Sebenarnya tidak ada larangan dalam Agama untuk menyampaikan sebuah ilmu asal cara menyampaikan bisa dimengerti oleh si penerima. Rasulullah saw memberikan nasehat, “Sampaikan sesuatu menurut kadar si penerima”. Sebenarnya apa yang saya tulis (saat ini sudah 300 tulisan) di sufimuda bukanlah hakikat apalagi makrifat. Saya hanya menulis sesuatu yang memang boleh di tulis dan disebarkan. Apa yang ditulis di dalam kitab-kitab tasawuf klasik jauh lebih mendalam dan berani bahkan akan dianggap aneh oleh orang-orang yang tidak pernah mendalami tasawuf sama sekali.
Setiap Guru Sufi memberikan aturan dan larangan yang berbeda kepada muridnya. Syekh Bahauddin Naqsyabandi semasa Beliau hidup melarang para murid untuk mencatat ucapan dan nasehat Beliau termasuk melarang murid-murid Beliau menulis riwayat hidup dan sejarah berguru Beliau. Beliau beranggapan biarlah ajaran-ajaran Beliau itu tersimpan di hati para murid dan kemudian diteruskan dihati kegenarasi selanjutnya tanpa dirusak oleh tulisan yang kadang kala berbeda dengan makna sebenarnya. Berbeda dengan Syekh Abdul Qadir Jailani, seluruh ucapan dan petuah Beliau secara harian ditulis oleh para murid dan kemudian dibukukan dengan tujuan agar apa yang beliau sampaikan bisa diterima oleh orang-orang yang tidak pernah berjumpa dengan Beliau. Kedua prinsip Syekh Besar tersebut menjadi dalil dan alasan yang sama-sama benar.
Guru saya melarang para muridnya menulis tentang kaji-kaji dalam tarekat mulai dari kaji dasar sampai dengan khalifah. Kenapa? Karena di kawatirkan dibaca oleh orang awam dan mempraktekkan tanpa Guru Mursyid yang membuat orang akan tersesat karena setan akan sangat mudah menyusup di setiap amalan yang di amalkan tanpa izin. Sementara Syekh lain termasuk Syekh Jalaluddin dengan terang-terangan menulis seluruh kaji dalam suluk dari Ismu Dzat sampai dengan Dzikir Tahlil dan beberapa kitab lain termasuk bahan referensi di Universitas menulis semua kaji-kaji dan amalan di dalam Tarekat. Syekh Muhammmad Amin Al-Kurdi dalam kitabnya Tanwir al-Qulub fi Mu’amalah ‘Allam al-Ghuyub yang menjadi rujukan para pengamal Tarekat di seluruh dunia membahas secara luas tentang hadap dan tata cara suluk tetapi disana tidak ditulis jenis-jenis amalan karena di kawatirkan akan diamalkan oleh orang yang tidak memiliki Mursyid.
Apa yang dialami oleh orang-orang yang telah tenggelam dalam Hakikat akan menjadi rahasia sepanjang hidupnya dan tetap akan menjadi rahasia selamanya sebab kalau diungkapkan maka itu bukan lagi sebuah rahasia. Menariknya ilmu hakikat adalah walaupun diungkapkan secara terang-terangan maka itu tetap menjadi sebuah rahasia bagi orang yang belum mencapai kesana. Al-Qur’an mengungkapkan secara terang-terangan bahkan sangat jelas membahas tentang hakikat Tuhan, tapi apakah semua orang yang membaca Al-Qur’an mencapai tahap makrifat? Jawabannya tidak karena Ayat-ayat Al-Qur’an penuh dengan symbol yang hanya bisa dimengerti oleh orang yang telah terbuka hijabnya.
Begitu terang-terangan Rasulullah SAW lewat hadist Beliau menjelaskan tentang hakikat, bahkan sangat terang, tapi karena umumnya yang membaca tidak terbuka hijab, ucapan Nabi yang demikian terbuka malah ditasfirkan secara keliru oleh akal manusia yang memang tidak sampai pemahaman disana akhirnya rahasia tersebut tetap menjadi rahasia.
Beberapa ucapan sahabat yang menggambarkan betapa rahasianya Ilmu Hakikat itu antara lain ucapan Abu Hurairah, “…Apabila aku ceritakan niscaya Halal darahku”, apabila hakikat itu diceritakan dengan bahasa salah maka nyawa sebagai taruhan. Atau ucapan saidina Husaen ra, “Apabila aku jelaskan hakikat itu kepada kalian niscaya kalian akan menuduh aku sebagai penyembah berhala”. Orang yang telah mencapai kaji disana akan tersenyum membaca ucapan dari saidina Husein, dan andai hakikat itu dibuka di zaman sekarang pasti orang akan menuduh yang sama yaitu dianggap orang yang mengamalkan hakikat itu sebagai penyembah berhala.
Sungguh luar biasa Allah melindungi ilmu-ilmu berharga tersebut demikian  rahasianya, ditempatkan di dalam qalbu para hamba-Nya sehingga tidak seorangpun bisa mengambilnya. Allah telah melindungi ilmu-ilmu berharga tersebut dengan hijab (penghalang) cahaya sehingga manusia tidak akan melihat karena begitu terangnya cahaya tersebut. Rahasia itu hanya bisa dimiliki oleh orang-orang yang telah bermandikan cahaya, larut dalam Dzat-Nya sehingga apa yang menjadi rahasia tidak lagi menjadi rahasia.
Apa yang saya sampaikan disini bukanlah hakikat, tapi tulisan-tulisan untuk memberikan semangat kepada kita semua untuk mencari kebenaran, mencari pembimbing yang menuntun dan membimbing kita semua kepada Allah. Dengan mendapat bimbingan kepada Allah sehingga kita tidak lagi tersesat dibelantara jalan tanpa arah dan dengan tenang kembali kepada asal kita masing-masing.
Rahasia tetaplah rahasia dan tetap akan menjadi rahasia sepanjang masa kecuali orang-orang yang telah berada dalam rahasia tersebut. Rahasia tersebut hanya bisa terbuka lewat Qalbu kepada Qalbu, ditransfer dengan teknik khusus yang diajarkan Rasulullah saw kepada para sahabat dan dari para sahabat kepada sekalian Guru Mursyid sampai saat sekarang ini. Rahasia itu tidak akan pernah bisa ditembus kecuali oleh orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah SWT. Semoga Allah yang Maha Pemurah selalu berkenan membuka hijab-Nya sehingga kita bisa memandang keindahan wajah-Nya dari dunia sampai akhirat., Amin ya Rabbal ‘Alamin!
15.19 | 0 komentar | Read More

Sufi Muda: Belajarlah Dari Sebuah Pohon

Suatu ketika, seorang guru bertanya pada Sang Maha Guru, “Wahai Maha Guru, aku ingin menjadi guru yang sejati bagi anakku, juga bagi murid-muridku. Apakah Maha Guru memiliki pesan untukku, agar setiap kali mengajar aku akan selalu teringat pesan bijaksanamu?”
Sang Maha Guru terdiam sejenak. Lalu sambil tersenyum arif ia bertanya, “Apakah kamu pernah melihat pepohonan di sekitarmu?”
“Ya, tentu saja,” kata si guru.
Sang Maha Guru bertanya kembali, “Apakah kamu benar-benar melihat dan memperhatikan apa yang mereka lakukan?”
Si guru menggaruk-garuk kepalanya, “Setahuku mereka diam saja dan tidak melakukan apa-apa.”
Sang Maha Guru tersenyum lagi, lalu mulailah ia berpesan :
“Jadilah seperti pohon. Perhatikanlah, ia diam tak banyak bicara hingga kamu tidak menyadari apa yang dilakukannya. Padahal ia selalu memberimu udara untuk dihisap. Lihatlah bagaimana ia memberi udara pada semua orang tanpa memandang apakah kamu miskin atau kaya. Atau apakah kamu lahir dari kelompok etnik tertentu. Ia memberi udara bagi semua orang tanpa memandang agama, ras dan suku bangsa. Apakah kamu bersedia membagi ilmumu untuk semua orang tanpa pilih kasih?”
“Jadilah seperti pohon. Ia tidak banyak berbicara tapi terus bertumbuh setiap hari. Jika sudah tidak bertumbuh maka ia akan mati. Apakah dirimu merasa terus bertumbuh?”
“Jadi seperti pohon. Apabila sudah besar, ia akan menaungi siapa saja yang berada dibawahnya, tak peduli itu manusia atau hewan. Apakah kamu merasa dirimu sudah semakin besar dan menaungi apa saja yang berada dibawahmu?”
“Jadilah seperti pohon yang selalu menyejukkan, memperindah dan mempercantik tempat-tempat gersang. Apakah kamu merasa kehadiranmu telah membuat hati-hati yang gersang menjadi sejuk dan indah kembali?”
“Jadilah seperti pohon. Satu-satu kehidupan yang tumbuh ke atas dan berhasil melawan kuatnya gravitasi Bumi. Apakah kamu merasa dirimu telah berhasil melawan kuatnya godaan dan tantangan akan terus bertumbuh menjadi manusia dan guru yang lebih baik dari hari ke hari?”
“Jadilah seperti pohon yang menyuburkan tanah di sekitarnya dan menyimpan air di bawahnya untuk kehidupan semua makhluk hidup lainnya. Apakah kamu sudah menyuburkan lingkungan sekitarmu?”
“Jadilah seperti pohon, Seandainya sudah mati pun tubuhnya masih berguna bagi kesuburan tanah atau menjadi bahan baku tempat tinggal yang bermanfaat bagi kehidupan manusia.”
Menurut Anda, apakah kita sudah lebih baik dari pohon?
Dikutip dari buku Ayah Edi, “Membangun Indonesia yang Kuat dari Keluarga!”
15.14 | 0 komentar | Read More

Ben Ali: Sebuah Kisah Seorang Diktator yang Tergulingkan

Written By Situs Baginda Ery (New) on Minggu, 09 Desember 2012 | 12.32

Mungkin kalau keadaan berbeda, Zine al-Abedine Ben Ali, 74 tahun, akan sangat senang mendengar bahwa namanya telah mencapai puncak tren di Twitter pada hari Jumat lalu.
Presiden Tunisia yang digulingkan itu sangat berhati-hati mengenai image-nya di dalam dan luar negeri. Kedutaannya di luar negeri bahkan reka menghabiskan dana dengan boros hanya untuk pencitraan diri dan politiknya.
Dia adalah presiden Arab kedua yang dijatuhkan oleh sebuah revolusi rakyat dalam empat dekade terakhir, dan yang pertama sejak tahun 1985, ketika rakyat Sudan menggulingkan rezim militer Gafar al-Numeiri.
Ben Ali berkuasa pada 7 November, 1987 setelah menyingkirkan presiden pertama republik Tunisia, al-Habib Bourguiba. Kemudian menyusul perdana menteri, ia mengumumkan dalam sebuah pernyataan publik bahwa Bourguiba 84 tahun telah disingkirkan karena tidak kompeten dalam memerintah.
Hari suksesi itu telah menjadi hari libur nasional, dengan perayaan yang diselenggarakan di dalam Tunisia dan pemerintah menerbitkan iklan mahal untuk Ben Ali yang diumumkan di surat kabar di seluruh kawasan Arab.
Selama 23 tahun berkuasa, Ben Ali berhasil mendorong perekonomian negaranya, sehingga menjadi tempat favorit bagi investasi asing. Sebuah negara kecil yang dikelilingi oleh tetangga besar seperti Libya dan Aljazair, PDB Tunisia per kapita datang melebihi negara-negara seperti Brazil, Rusia, India dan Cina, sehingga menjadikannya salah satu dari "Singa" Afrika dalam hal ekonomi.
Ini adalah salah satu faktor yang membuat rezimnya bertahan dan jauh dari ketidakpuasan kronis sosial dan politik rakyat yang menembus masyarakat Arab lainnya seperti Maroko, Aljazair dan Mesir. Selain itu, Tunisia adalah contoh langka sebuah negara Arab yang tidak mengalami gelombang besar kekerasan politik oleh kelompok Islam ‘militan’, meskipun Aljazair tetangga mereka melihat Tunisia memiliki saham dalam hal itu.
Pada sambutannya di Hari Nasional tahun 2008, Ben Ali menyatakan untuk bangsanya, "Kami telah berdasarkan kebijakan kami pada [keutuhan] antara pembangunan, demokrasi dan hak asasi manusia. Kami bersikeras melibatkan semua partai politik, organisasi, dan komponen masyarakat sipil dalam semua masalah yang menjadi perhatian masyarakat kami dan negara kami. "
Meskipun pembangunan ekonomi Tunisia menyelamarkan dirinya dari kritik masyarakat internasional, tetapi di belakang "warisan ekonomi"-nya terletak sebuah warisan yang sama yang konsisten terhadap pelanggaran hak asasi manusia.
Menurut sebuah tahunan laporan oleh Amnesty International, yang telah secara teratur mendokumentasikan pelanggaran HAM rezim Tunisia yang berkuasa menyatakant, "Kebebasan berekspresi, berkumpul sangat terbatas. Kritikan terhadap pemerintah, termasuk dari wartawan, pembela hak asasi manusia dan aktivis mahasiswa, diganggu, diancam dan dituntut … Penyiksaan dan perlakuan buruk lainnya terus dilaporkan, dan tahanan berada dalam kondisi penjara yang keras. "
Pada tanggal 25 Oktober 2009, Ben Ali terpilih untuk masa jabatan kelima dengan penghitungan resmi 89,6 persen suara mendukungnya. Setelah pemilihan, ia mengancam bahwa dia tidak akan mentolerir setiap seruan yang mempertanyakan "sifat demokratis pemungutan suara yang telah berlangsung."
Sejarawan terkemuka Tunisia, Muhammad Talbi bahkan membandingkan Ben Ali Tunisia dengan negara itu selama pendudukan Perancis. "Selain dari banyak penghinaan yang dijatuhkan pada Tunisia, saya setuju bahwa di bawah protektorat Perancis, yang dimulai dengan Habib Bourguiba, masih ada hak untuk berbicara dan berserikat. Ada banyak klub, partai politik, serikat pekerja dan koran. Saya tidak akan memikirkan untuk memuji kolonialisme, tapi saya harus mengatakan dan mengakui bahwa saat ini kami tak memiliki satupun dari hal-hal tersebut."
Ben Ali adalah sekutu favorit bagi kekuatan Barat. Selama gelombang tekanan yang diberikan oleh mantan pemerintahan Amerika di negara-negara Arab untuk membuka rezim mereka dalam reformasi politik, Ben Ali tidak ditargetkan.
Bagi AS setelah serangan 11 September 2001, dia adalah contoh dari penguasa moderat yang mengaktifkan diri dalam "perang terhadap terorisme" Amerika, terutama setelah pemboman April 2002 terhadap sebuah sinagoga Tunisia yang menewaskan 21 orang.
Ben Ali melarang partai-partai keagamaan dan menjadi aktif terlibat di inisiatif AS Trans-Sahara Counterterrorism untuk memerangi terorisme di Afrika.
AS menanggapi hal itu dengan menyediakan Tunisia dengan bantuan strategis untuk perusahaan "layanan intelijen yang sangat terorganisir."
Perancis, yang menjadi tuan rumah mayoritas 600.000 Tunisia yang tinggal di Uni Eropa, juga merupakan pendukung utama Ben Ali.
Hubungan diplomatik tersebut diaktifkan oleh Ben Ali untuk menantang setiap kritik terhadap rezim otoriter pemerintahannya.
Meskipun Tunisia menjaga penjara penuh dengan tahanan, namun pada November 2005 rezimnya bisa menjadi tuan rumah KTT Dunia tentang Masyarakat Informasi (WSIS), sebuah konferensi yang disponsori PBB yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan digital antara selatan dan belahan utara.
Ketika ketidakpuasan rakyat Tunisia mencapai tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya dan demonstran memenuhi jalan-jalan dan untuk pertama kalinya meneriakkan kata-kata: "Ben Ali, keluar!" dan "Ben Ali, pembunuh!", Perancis membela dirinya.
Daripada turut campur, saya percaya tugas kami adalah untuk membuat analisa yang objektif dari situasi yang ada," kata Menteri Luar Negeri Perancis Michèle Alliot Marie di parlemen pekan lalu.
Namun kemudian, Menteri Pertanian Perancis Bruno Le Maire membuat semakin jelas dengan menyatakan bahwa "Presiden Ben Ali adalah seseorang yang sering dinilai buruk." Dia menambahkan, "Ini sebenarnya bukan wewenang saya untuk menilai rezim Tunisia."
Suara paling signifikan yang terdengar baru-baru ini terdapat dalam kabel diplomatik yang bocor. Mantan Duta Besar AS untuk Tunisia Robert Godec (yang menjabat 2006-2009) menulis memo pada bulan Juli 2009 tentang sifat kesewenang-wenangan rezim Ben Ali.
"Mereka tidak mentolerir saran atau kritik, baik domestik maupun internasional. Mereka semakin bergantung pada polisi untuk melakukan kontrol dan fokus pada kekuatan melestarikan rezim berkuasa," ujar memo tersebut.
"Korupsi di lingkaran dalam pemerintah semakin tumbuh. Bahkan warga unisia rata-rata sekarang sangat menyadari hal itu. Dan paduan suara pengaduan semakin meningkat. Sementara itu, kemarahan tumbuh di Tunisia akibat tingginya pengangguran dan ketidakadilan di daerah. Sebagai akibatnya, resiko perlawanan terhadap stabilitas rezim jangka panjang yang justru semakin meningkat."
Namun sekarang, Ben Ali tidak ada manfaatnya lagi dari menjadi sekutu Barat. Washington meninggalkan dirinya ketika Presiden Barack Obama memuji "keberanian dan martabat rakyat Tunisia." Bahkan Perancis menolak untuk membiarkan bandaranya di darati oleh pesawatnya.
Meskipun ia mendapatkan brand awareness internasional pada saat dirinya menjadi puncak tren di Twitter, Ben Ali telah kehilangan statusnya sebagai diktator tanpa penghukuman Barat.
Sarjana politik terkemuka AS, Steven Heydemann mengutip seorang analis politik Suriah yang mengatakan pada Mei 2006: "Tunisia adalah model kita. Lihat saja mereka! Mereka represif jauh lebih daripada kita, namun Barat mengasihi mereka. Kita perlu mencari tahu bagaimana mereka melakukannya."(fq/almasryalyoum)
12.32 | 0 komentar | Read More

Letnan Kolonel Oemar Saleh (Kisah Seorang Polisi Jujur)

Kehadiran seorang polisi yang benar-benar dapat memberi rasa aman, jujur dan bersikap profesional sangat di dambakan masyarakat. Di Bone, Sulawesi Selatan, pernah ada cerita perwira polisi yang kelakuannya mirip atau sama dengan Hoegeng.
Setelah kematiannya, di dompet letnan kolonel itu hanya didapati uang Rp 35 ribu. Tak ada tabungan, sebaliknya dia meninggalkan utang di bank hampir Rp 3 juta. Kepada anak lelakinya yang waktu itu masih mahasiswa dia menitipkan pesan terakhir: “Tolong lunasi utang Bapak di bank.” Hingga jasadnya dikuburkan di pemakaman umum, para kolega di kepolisian baru tahu: si letnan kolonel sama sekali tak punya rumah, selain rumah dinas yang dia tempati.https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhdTFRSRhXlttTNSOZK2mCiBIl1eX-zxgHTaTQgGptxIeoipCewWLsYb883RPziwBkYxd8bwnyMlspql28YLC4KZvfqZb8KLDZQ1LSEkyGiFF6n3OfDLyWoQsl71AEOJPcKmuuvv1XZGmcF/s1600/bayangan.jpg
Si letnan kolonel memang perwira menengah polisi. Di zaman sekarang, pangkatnya disebut ajun komisaris besar polisi atau AKBP. Dia asli Bone. Jabatan terakhirnya adalah wakil kepala kepolisian wilayah Bone, Sulawesi Selatan tapi dia bukan lulusan AKABRI [Akpol] melainkan merintis karir di kepolisian dari pangkat sersan. Tubuhnya penuh bekas luka tembakan karena di zamannya dia pernah ditugaskan memberantas pemberontakan di Sulawesi Selatan. Di dada dan di perutnya, parut melintang seolah garis rajah.
Dialah Oemar Saleh. Polisi yang menjadi cerita di seantero Bone, mungkin juga di Sulawesi Selatan. Kehidupannya yang sederhana dan caranya memimpin anggota polisi, membuatnya dikenal sebagai sosok polisi yang tegas, jujur dan tidak pandang bulu menindak, termasuk kepada anggota keluarganya.
Semasa SMP, sepeda motor yang dikendarai anak lelaki sang letnan kolonel yang diberi amanat melunasi utangnya di bank itu pernah menabrak anak seorang bangsawan. Korban luka-luka. Polisi yang menangani kasus itu semula ragu memproses kasus kecelakaan itu karena si penabrak anak perwira polisi dan atasan mereka.
Namun Oemar yang waktu itu menjabat kepala bagian serse Polres Bone, malah menelepon provos dan memerintahkan mereka agar anaknya disel di kantor polisi. Polisi yang menerima perintah bingung tapi si anak tetap dibawa ke kantor polisi.
Beruntung, petugas di kantor polisi tidak tega menjebloskan si anak atasannya ke sel mengingat kondisi sel [waktu itu] yang busuk dan penuh pesakitan. Dia hanya diinapkan di kantor serse selama 20 hari. Itu pun hanya pada saat sang bapak sedang tidak berada di kantor. Bila si bapak sedang ngantor, petugas polisi mau tidak mau memasukkan si anak ke sel. Si anak juga tetap disidik tapi kemudian dibebaskan, karena keluarga korban bersedia memaafkan. “Bapak kau ini bagaimana, anak sendiri malah disuruh ditahan di sel,” kata seorang polisi kepada si anak.
Masih ketika bertugas di Polres Bone, Oemar pernah pula menenangkan anggota polisi yang mengepung kediaman kapolwil Bone. Mereka terlibat tembak-menembak dengan kapolwil dan anggota keluarganya. Para polisi itu tidak puas dan menuding kapolwil melindungi anggota panitera pengadilan yang menikam seorang polisi. Oemar membubarkan para polisi yang marah tapi dia malah dituduh menggerakkan anggota polisi itu untuk mengepung rumah kapolwil. Karirnya sempat tersendat, kenaikan pangkatnya ditunda beberapa waktu.
Di kalangan polisi, Oemar memang dikenal sebagai perwira yang memperhatikan anak buah. Sering dia mengunjungi rumah-rumah anggotanya, hanya sekadar ingin tahu kehidupan mereka dan keluarganya. Kepada anggota polisi yang rambutnya terlihat sudah mulai tidak pendek, dia kerap menitipkan uang untuk ongkos pangkas. “Kau potonglah rambutmu, agar istri dan anakmu bangga bahwa kau polisi.”
Uang yang diberikan kepada anggota polisi itu niscaya tidak banyak, sebab si letnan kolonel pun mengambilnya dari gaji bulanannya. Namun perlakuannya kepada anak buah yang seperti itu, telah menimbulkan rasa hormat mendalam pada bawahannya, juga di masyarakat Bone.
Kepada para bangsawan Bone yang senang berjudi misalnya, dia tidak sembarangan main tangkap meski hal itu bisa dia lakukan. Sebaliknya, dia mendekati para bangsawan itu, dan memberitahu mereka agar berhenti berjudi dalam waktu 3 hari atau mereka akan ditangkap. Hasilnya: para bangsawan itu berhenti berjudi.
Tentu saja sebagai perwira polisi, banyak pengusaha yang berusaha mendekati si letnan kolonel untuk berbagai urusan tapi dia bergeming. Menjelang pensiun, dia memanggil anak sulungnya dan memberitahukan, hendak mengambil kredit di bank. Karena perwira aktif dilarang mengajukan kredit ke bank, dia mengajukan kredit sebesar Rp 5 juta atas nama anaknya dengan sejumlah agunan.
Untuk apa? “Aku tak mau, setelah pensiun dibelaskasihani oleh siapa pun termasuk oleh perwira polisi. Aku mau membuka usaha bengkel.”
Bengkel itulah yang di belakang hari menjadi sumber penghasilan si letnan kolonel bersama istrinya. Namun hingga kematiannya tahun 1983, kredit di bank itu masih tersisa Rp 3 juta dan harus dilunasi oleh anaknya. Banyak rekannya di kepolisian tidak percaya eks wakil kepala polisi wilayah Bone itu meninggalkan utang di bank. Mereka lebih tidak percaya lagi, karena si letnan kolonel bahkan tidak punya rumah pribadi, dan hanya menyisakan uang di dompet Rp 35 ribu.
Oleh Rusdi Mathari
12.29 | 0 komentar | Read More

(BUKAN PROMO) Kisah sukses seorang Kolonel Sanders ( KFC )

KFCDi awal tahun 1950 jalan raya baru antar negara bagian direncanakan melewati kota Corbin. Melihat akan berakhir bisnisnya, Kolonel ini akhirnya menutup restorannya. Setelah membayar sejumlah uang, ia mendapatkan tunjangan sosial hari tuanya sebesar $105. Dikarenakan memiliki rasa percaya diri kuat akan kualitas ayam gorengnya, Kolonel membuka usaha waralaba yang dimulai tahun 1952. Ia pergi jauh menyeberangi negara bagian ini dengan mobil dari satu restoran ke restoran lainnya, memasak sejumlah ayam untuk pemilik restoran dan karyawannya. Jika reaksi yang terlihat bagus, ia menawarkan perjanjian untuk mendapatkan pembayaran dari setiap ayam yang laku terjual. Pada 1964, Kolonel Sanders sudah memiliki lebih dari 600 outlet waralaba untuk ayam gorengnya di seluruh Amerika dan Kanada. Pada tahun itu juga ia menjual bunga dari pembayarannya untuk perusahaan Amerika sebanyak 2 juta dolar kepada sejumlah grup investor termasuk John Y Brown Jr, (kelak menjadi Gubernur Kentucky). Pada tahun 1976, sebuah survey independen menempatkan Kolonel Sanders sebagai peringkat kedua dari deretan selebriti yang terkenal di dunia. Di bawah pemilik baru, perusahaan Kentucky Fried Chicken tumbuh pesat yang kemudian menjadi perusahaan terbuka pada 17 Maret 1966, dan terdaftar pada New York Stock Exchange pada 16 Januari 1969. Lebih dari 3.500 waralaba dan restoran yang dimiliki perusahaan ini beroperasi hampir di seluruh dunia. Kentucky Fried Chicken menjadi anak perusahaan dari RJ Reynolds Industries, Inc. (sekarang RJR Nabisco, Inc.), semenjak Heublein Inc. diakuisisi oleh Reynolds pada tahun 1982. KFC diakuisisi pada Oktober 1986 dari RJR Nabisco Inc oleh PepsiCo Inc, seharga kurang lebih 840 juta dolar. Pada Januari 1997, PepsiCo, Inc mengumumkan spin-off restoran cepat sajinya — KFC, Taco Bell dan Pizza Hut – menjadi perusahaan restoran independen, Tricon Global Restorans Inc. Pada Mei 2002, perusahaan ini mengumumkan persetujuan pemilik saham untuk merubah nama perusahaan menjadi Yum! Brands Inc. Perusahaan, yang dimiliki oleh A&W All-American Food Restorans, KFC, Long John Silvers, Pizza Hut dan Taco Bell restorans, adalah perusahaan restoran terbesar di dunia dalam kategori unit system dengan jumlah mendekati 32,500 di lebih dari 100 negara dan wilayah. KFC berkembang pesat. Kini, lebih dari satu miliar ayam goreng hasil resep Kolonel ini dinikmati setiap tahunnya, bukan hanya di Amerika Utara, bahkan tersedia hampir di 80 negara di seluruh dunia. Tapi Kolonel Sanders tidak lagi bisa menyaksikannya. Pada 1980, di usia 90 tahun, ia terserang leukemia. Ia meninggal seusai melakukan perjalanan 250.000 mil dalam satu tahun kunjungannya ke restoran KFC di seluruh dunia. “Impian meraih sukses tidak harus di masa kecil. Impian bisa juga di saat usia senja.” Kolonel Sanders, pendiri KFC
12.24 | 0 komentar | Read More

Siapkah Anda Untuk Sebuah Perjalanan yang Abadi

Persiapan Perjalanan Abadi

Kehidupan di dunia adalah bagian dari perjalanan menuju kampung akhirat. Di sini kita mengumpulkan bekal untuk menjalani kehidupan di akhirat yang kekal. Kehidupan yang fana di dunia ini pasti akan berakhir. Ada kiamat besar ada kiamat kecil. Kematian merupakan kiamat kecil bagi seseorang. Apa yang kita persiapkan untuk menyambut datangnya kiamat kecil yang pasti kedatangannya? Apa yang kita persiapkan untuk menghadapi ujian setelahnya?

Ketika kita menuntut ilmu di suatu institusi pendidikan, ujian/evaluasi pasti akan dilakukan untuk menguji sejauh mana kemampuan kita dalam memahami materi yang sudah diberikan. Hal ini tidak terlepas dari tujuan pendidikan itu sendiri yakni membekali kita dengan ilmu dan keterampilan pada bidang tersebut. Sang pengajar sudah memberikan gambaran kepada kita tentang bentuk dan materi apa saja yang akan diujikan, tempat dan waktunya pun juga sudah ditentukan. Semuanya jelas. Ketika bentuk evaluasi tersebut berbentuk paper atau karya tulis singkat maka panduan penulisannya pun juga sudah diberikan secara gamblang, batas waktu pengumpulannya pun sudah ditentukan. Tidak ada yang samar sedikit pun. Apa yang biasanya kita lakukan untuk menghadapi ujian tersebut? Ketika kita menginginkan hasil yang terbaik, maka tentunya kita akan belajar tentang materi-materi yang sudah diberikan, mencoba mengingat-ingat kembali apa saja yang sudah diberikan. Apabila karya tulis yang kita kerjakan ingin mendapatkan poin yang tinggi tentulah kita mencurahkan waktu ekstra untuk membuat karya tulis yang berkualitas. Kita kumpulkan referensi yang relevan untuk mendukung tulisan kita tersebut. Waktu, tenaga, biaya dan pikiran kita curahkan untuk bisa lulus dengan hasil terbaik pada saat ujian tersebut.
Walhasil, waktu ujian tiba dan segala persiapan kita keluarkan untuk menghadapinya. Tak berapa lama hasil ujian pun akan kita dapatkan. Ketika hasilnya sesuai dengan harapan maka kita bersyukur akan hasil tersebut. Seandainya hasilnya kurang memuaskan, kemungkinan ujian kembali masih bisa kita dapatkan. Seandainya gagal lagi dalam ujian selanjutnya..this is not the end of the world. Life must go on. Lanjut!!!
===============================================================================
Bagaimana seandainya sesuatu yang pasti datang itu adalah ajal. Siapakah yang menolak akan kedatangan ajal?
“Setiap yang bernyawa itu pasti akan mengalami kematian.”(QS. Ali ‘Imran: 185)
Apabila kita mengambil pelajaran (ibroh) dari lingkungan sekitar, tentu kita tidak dapat mengingkari akan datangnya ajal. Tua, muda, kaya, miskin, penguasa, rakyat jelata, orang dewasa, remaja, anak-anak, bayi, bahkan janin yang belum lahir pun lazim kita saksikan menghadap Sang Khalik.
Apa yang sudah kita persiapkan untuk menghadapinya? Bagaimana kita mengetahui ujian apa yang akan kita hadapi di alam kubur? Bagaimana kondisi kita ketika malaikat maut datang?
Dalam masalah mengimani adanya nikmat dan adzab alam kubur ini, manusia mungkin akan terbagi menjadi tiga golongan.
  1. Golongan orang yang mengetahui dan kemudian beriman. Golongan ini tahu dan yakin akan adanya nikmat dan adzab kubur. Meskipun sudah tahu dan beriman golongan ini pun merasa takut untuk menghadapi fitnah (cobaan) di alam kubur. Golongan ini senantiasa berdoa semoga Allah SWT memberikan keteguhan. Dan Rasulullah saw berdoa dalam shalat beliau untuk berlindung dari adzab kubur. Rasulullah saw berdoa. Lalu bagaimana dengan kita? Sudahkah kita berdoa di dalam setiap tasyahud akhir shalat kita. Doa memohon perlindungan kepada Allah dari empat hal. Jika salah seorang diantara kalian duduk dalam tasyahud akhir, maka hendaklah dia berlindung kepada Allah dari empat perkara. Hendaknya dia berdoa: Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari siksa Neraka Jahannam, siksa kubur, fitnah hidup dan mati serta jeleknya fitnah Dajjal. (Hadits Riwayat Muslim).
  2. Golongan orang yang mengetahui akan tetapi tidak mau beriman. Ketika disampaikan tentang hal ini mungkin mereka akan berkelakar, memangnya kamu sudah mengalami kematian? Apa buktinya? Tentunya tidak ada yang bisa kita sampaikan selain ucapan ‘Sesungguhnya kita sama-sama menunggu’.  Dan tatkala satu per satu bukti-bukti itu tampak di depan mata, bisa dibayangkan bagaimana kengeriannya. There is no way back!
  3. Golongan orang yang tidak tahu dan otomatis tidak beriman. Mengenai golongan yang ini mungkin bisa merujuk ke artikel berikut ini. Wallahu a’lam.
Apa yang sudah kita persiapkan untuk menghadapinya? Apa yang akan kita hadapi di alam kubur?
Mungkin banyak diantara kita enggan untuk membicarakan masalah ajal ini. Mungkin kita takut dikarenakan kurangnya persiapan. Mungkin kita takut untuk membayangkan kengerian-kengeriannya. Mungkin juga tidak mau tahu karena terlena oleh nikmatnya dunia. Mungkin ada yang merasa yakin bahwa bekal yang dimiliki sudah dirasa cukup. Atau mungkin ada yang percaya bahwa tidak ada kehidupan setelah kematian.
Sebagai seorang muslim kita harus meyakini akan adanya nikmat dan adzab kubur. Iman kepada perkara ghaib merupakan diantara kewajiban terbesar bagi seorang Muslim. Dan diantara iman kepada perkara yang ghaib ialah iman kepada setiap keterangan yang berasal dari Allah dan Rasul-Nya yang menerangkan tentang apa yang akan terjadi setelah datangnya kematian, yaitu apa yang akan kita alami di alam kubur kelak.
Dalil tentang adzab dan nikmat kubur
Dalil dari Al Qur`an
Ibnu Qayyim berkata, “Nikmat dan adzab alam Barzakh tersebut di dalam Al Qur`an lebih dari satu tempat.”
Allah berfirman: “Maka Allah memeliharanya dari kejahatan tipu daya mereka, dan Fir’aun beserta kaumnya dikepung oleh azab yang amat buruk. Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang, dan pada hari terjadinya Kiamat. (Dikatakan kepada malaikat): “Masukkanlah Fir’aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras”. (Qs. Al Mukmin (Ghafir): 45-46)
Allah Ta’ala menyampaikan kepada mereka, bahwa mereka kelak akan disiksa pada hari Kiamat jauh lebih keras siksaanya dari siksaan yang terdahulu yaitu ketika mereka berada di dalam kubur, secara pasti. Alasannya, sebagian mereka telah mati dan tidak pernah merasakan siksaan di dunia, maka ini berarti menunjukkan adanya siksa kubur.
Dalil-dalil dari As Sunnah
Dari Bara` bin ‘Azib ra, ia berkata, “Pada suatu saat aku pergi bersama Rasulullah saw mengantarkan jenazah seorang sahabat dari kalangan Anshar. Ketika jenazah tiba di kuburan, ternyata kuburannya belum dibuatkan liang lahad. Kemudian Rasulullah saw duduk mengahadap kiblat dan kami pun duduk di sampingnya, seakan-akan di atas kepala kami ada seekor burung dan di tangan beliau tergenggam tongkat yang menancap ke tanah. Rasulullah saw mengarahkan pandangannya ke langit dan menundukkannya lagi ke tanah. Rasulullah saw melakukannya sampai tiga kali, seraya bersabda, “Mohonlah perlindungan kepada Allah swt dari adzab kubur.”
Rasulullah saw menyerukannya dua kali atau tiga kali. Kemudian Rasulullah saw berdo`a:
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari adzab kubur.” Beliau membacakannya tiga kali.
Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya seorang hamba yang mukmin, jika ia terputus dari kehidupan dunia lalu menuju kehidupan akhirat, niscaya akan turun kepadanya malaikat dari langit dengan wajah yang putih bersinar, sehingga seakan-akan wajah mereka ialah matahari, dimana mereka membawa kain kafan dan kamper dari surga dan mereka duduk sejauh mata memandang, tidak lama kemudian datang malaikat maut dan duduk di samping kepalanya, seraya berkata, “Wahai ruh yang baik –di dalam riwayat yang lain: ruh yang tentram –keluarlah kamu menuju ampunan Allah dan keridhaan-Nya.” Rasulullah saw bersabda, “Kemudian ruh itu keluar menetes bagaikan tetesan air yang keluar dari mulut cerek, dan malaikat maut mengambilnya di dalam riwayat yang lain: hingga ketika ruh itu keluar- maka setiap malaikat yang ada di antara langit dan bumi dan juga setiap malaikat yang ada di langit mendo`akannya, kemudian dibukakan baginya pintu-pintu langit, dan tidak ada satu pun malaikat penjaga pintu langit kecuali mereka berdo`a kepada Allah supaya menaikkan ruhnya dari arah mereka.
==================================================================================
Seandainya dalam menghadapi urusan dunia saja kita mempersiapkan diri dengan persiapan terbaik, maka untuk urusan akhirat sudah barang tentu persiapan yang kita lakukan harus lebih baik lagi.
Apa yang harus kita persiapkan? Amal ibadah yang ikhlas semata mengharap ridha Allah swt dan sesuai dengan tuntunan Rasulullah saw.
Sungguh Rasulullah saw sudah mengabarkan kepada kita dimana dan kapan ujian akan dilaksanakan, siapa pengujinya, materi apa yang akan diujikan dan apa balasan bagi yang lulus dalam ujian tersebut. Semuanya telah jelas bagi orang-orang yang beriman, semoga kita semua menjadi golongan orang-orang yang beriman tersebut. Allahumma Amin.
Sebuah riwayat yang disebutkan Ibnu Hibban dalam Shahihnya, dan juga oleh Al Hakim dalam Al Mustadraknya, menyebutkan, diriwayatkan dari Abu Hurairah dalam Al Musnad dan lainnya, serta yang diriwayatkan Abu Hatim bin Hibban dalam Shahihnya dari Abu Hurairah ra, bahwa Nabi SAW bersabda,
Waktu dan tempat ujian:
“Sesungguhnya jika mayit telah diletakkan di kuburnya, mampu mendengar suara sandal mereka (yang menguburnya). Jika ia seorang Mukmin, shalatnya hadir menemani di daerah kepalanya. Puasa di samping kanan dan zakatnya di samping kirinya. Perbuatan lain seperti infak, silaturrahmi, amar makruf dan akhlak baiknya ada di kakinya.”
Penguji:
Kemudian dua Malaikat datang dari sebelah kepala. Shalatnya berkata, “Tak ada yang bisa masuk dari arah ini”. Malaikat tadi pindah ke sisi kanannya, dan dicegat oleh puasanya, “Tak ada yang bisa masuk dari arah ini”. Mereka pindah ke samping kiri. Dijawab oleh zakat, “Tak ada yang bisa masuk dari arah ini”. Lalu mereka mendatangi dari sebelah kiri. Shadaqah, silaturrahmi, amar makruf dan akhlak baiknya mencegat, “Tak ada yang bisa masuk dari arah ini”. Akhirnya mereka berkata, “Duduklah”. Ia duduk mendekat seperi matahari yang hendak tenggelam. “Biarkan aku shalat”, pintanya.
Materi ujian:
“Kamu mau shalat? Beritahu kami tentang beberapa hal yang akan kami tanyakan. Apa yang kamu ketahui tentang lelaki yang dahulu pernah bersamamu? Apa yang kau katakan tentangnya, dan bagaimana kesaksianmu terhadapnya?” ia menjawab, “Dia adalah Muhammad. Kami bersaksi bahwa dia Rasulullah. Datang membawa kebenaran dari Allah.” Dikatakan kepadanya, “Atas keyakinan itu kamu hidup dan atas keyakinan itu kamu akan dibangkitkan, Insya Allah.” Kemudian dibukakan pintu surga. Dikatakan padanya, “Inilah tempat yang telah Allah janjikan kepadamu.”
Hasil ujian:
Ia menjadi gembira dan bertambah riang. Kuburnya diluaskan hingga tujuh puluh hasta dan disinari cahaya terang. Jasadnya dikembalikan sebagaimana semula. Ruhnya diletakkan dalam hembusan burung yang bergantung di surga. Inilah yang difirmankan Allah Ta’ala, “Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang dzalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki.” (Qs. Ibrahim: 27).
Tulisan ini merupakan pengingat bagi saya yang lemah ini untuk selalu belajar dan memperbaiki diri. Semoga Allah swt meneguhkan kita semua di atas jalan-Nya dan melindungi kita dari berbagai fitnah yang melanda di sekitar kita, menjauhkan kita dari sifat riya’ dan ujub, menerangi hati kita dengan ilmu agama, meneguhkan iman kita dengan ucapan yang teguh di dalam kehidupan di dunia dan di akhirat, serta mewafatkan kita semua dalam husnul khatimah. Amin Ya Rabbal’alamin.

12.22 | 0 komentar | Read More

KISAH NYATA: Akhir Dari Sebuah Persahabatan Sejati

Akhir Dari Sebuah Persahabatan Sejati

 http://2.bp.blogspot.com/_0aKNsMDxUZg/TMGLbgb0rWI/AAAAAAAAAOw/EeNt-Iggsj0/s1600/munafik.jpgCerita dibawah Ini merupakan kisah nyata yang dikirimkan penulisnya  : Meranasepi (nama samaran) ke redaksi KarIn. Nama dan biodata penulis ada pada redaksi. Ia berharap agar kisahnya ini dapat dijadikan ‘pelajaran’ bagi semua orang  : tentang cinta, pergaulan dan narkoba. Ini merupakan cerita lanjutan (akhir), sebelumnya : Andai Waktu Dapat Diputar Kembali.
Oleh : Meranasepi
Masih ingat dengan kisah si Kojai? Pria yang meninggal karena mengidap penyakit mematikan HIV/AIDS. Kisah sedih ini tak berhenti sampai disini.
Satu persatu kesedihan menyusul sejak kepergian Kojai. Ternyata Kojai tak sendiri. Kojai memang tak sendiri. Seperti yang telah dikisahkan sebelumnya. Kojai terkena virus HIV/AIDS karena pemakaian putauw dengan jarum suntik bergantian dengan teman-teman satu kompleknya kala dia masih duduk di bangku SMA.
Kudengar kabar, beberapa tahun sebelum tiba-tiba kondisi Kojai menurun terus karena kekebalan tubuhnya yang telah habis, ternyata aku ketahui dari kakak Kojai, bahwa ada tiga orang teman Kojai yang mendahului Kojai menutup usia. Dan dahsyatnya penyakit yang mereka alami sama persis dengan yang Kojai alami.
Kala itu terjadi, Kojai masih menyelesaikan kuliah di kota Yogyakarta. Kota yang sama dengan kuliahku. Kala itu pula Kojai hanya mendengar kabar itu sepintas lalu dari keluarganya, karena Kojai berada di kota yang berbeda dengan keluarganya. Karena pengetahuan yang masih sangat minim tentang gejala penyakit HIV/AIDS, Kojai tak menyadari apa penyebab dari kematian ketiga temannya itu. Setelah Kojai pergi menyusul ketiga temannya itu, barulah keluarga Kojai menyadari betapa kejamnya virus HIV/AIDS itu.
Kabar mengejutkan kudengar dari keluarga Kojai, setelah tiga bulan Kojai meninggal, salah seorang sahabat Kojai, Kubil, teman sepermainan Kojai di Komplek kala Kojai masih SMA, meninggal dengan proses sakit yang sama. Hanya saja kubil tak harus mengalami waktu yang lama seperti Kojai alami. Hanya kurang lebih satu bulan Kubil mengalami sakit dan akhirnya dia meninggal.
Bagaikan persahabatan yang sejati dan abadi, empat sekawan itu pun meninggal dunia dengan penyakit yang sama, penyakit yang mereka tak sadari dari mana asalnya dan bagaimana akibatnya.
Hampir dua tahun Kojai meninggalkan kami, di pertengahan bulan Juni 2008, tak disangka kepergian Kojai pun disusul lagi oleh kematian sahabat sejatinya satu komplek, Tris. Memang sebelum Kojai menutup usia, dia pernah bercerita pada kami, dengan siapa saja kala SMA dia menggunakan serbuk putih terlarang itu. Salah satu nama yang disebutkan sangat familiar sekali di telingaku. Tris memang sahabat dari kecil Kojai. Bisa dikatakan dimana ada Tris, dapat dipastikan disitu pula ada Kojai.
Usia Tris setahun lebih tua dari Kojai. Kojai pun menganggap Tris sebagai sahabat sekaligus kakak. Namun sangat disayangkan, kakak yang dijadikan panutan malah menjerumuskan Kojai ke dalam jalan menuju kematian.


Aku ingat ketika Kojai terbaring tak berdaya di RS. Bayukarta Karawang, beberapa teman komplek Kojai datang menjenguknya. Salah satu dari teman itu adalah Tris. Namun entah apa yang dibisikkan Kojai ke telinga Tris, hingga sepertinya perlahan-lahan Tris bergerak mundur dan sedikit menjauhi Kojai. Belakangan ku ketahui dari salah seorang teman Kojai, bisikan itu berbunyi, “Tris, badanku rasanya lemas banget, sepertinya organ dalamku telah hancur semua”. Tak disangka karena bisikan itulah, Tris mulai menghindari Kojai.
Setelah Kojai meninggal dunia, terdengar kabar bahwa Tris mulai sakit-sakitan. Meskipun terkesan keluarga Tris menutup rapat tentang apa sebenarnya penyakit Tris, namun karena keluarga Kojai telah lebih berpengalaman menghadapi gejala-gejala penyakit HIV/AIDS, rasanya sudah bisa ditebak apa sebenarnya penyakit Tris. Karena dilihat dari gejalanya, sakit yang dialami Tris sangat mirip dengan yang pernah dialami Kojai.
Mungkin kejadian yang dialami Kojai adalah pelajaran yang sangat berharga bagi keluarga Tris. Hikmah baik yang dapat diambil bagi keluarga Tris adalah keluarga Tris menjadi lebih sigap dan cepat dalam mengobati Tris. Dalam kurun waktu hampir dua tahun, secara intensif keluarga Tris membawa dia untuk selalu chek up ke RS. Dharmais, Jakarta. Dan dalam kurun waktu kurang lebih dua tahun itulah kondisi kesehatan Tris bagaikan sebuah yoyo.
Kurang lebih satu bulan Tris dirawat di RS. Dharmais Jakarta, Tris pun kembali ke Karawang. Terlihat kondisi Tris sudah mulai membaik. Badannya menjadi agak gemuk dan dia pun mulai berjalan-jalan keluar rumahnya. Suatu ketika pernah dia terlihat begitu lahapnya menyantap siomay didepan rumahnya ditemani oleh istri tercintanya.
Kala itu kulihat betapa bahagianya mereka. Kebahagiaan yang tak dapat kurasakan dengan Kojai. Sejujurnya dalam hati kecilku sedikit kecewa. Bukan kecewa karena melihat kebahagiaan mereka. Tetapi aku kecewa akan keadilan Tuhan. Mengapa Tris bisa sembuh sedangkan Kojai tidak? Padahal mereka sama-sama pernah mengalami kondisi yang sama. Tapi ternyata aku salah besar. Bagaikan sebuah yoyo tadi, kondisi baik Tris pun tak berlangsung lama. Berangsur-angsur kondisi Tris mengalami penurunan hingga akhirnya Tris pun meninggal dunia.
Ternyata Tuhan maha adil. Istri Tris pun harus mengalami rasa sakit yang sangat perih dan kesedihan yang amat sangat dalam seperti yang pernah kurasakan. Karena akhirnya Tris pun menyusul Kojai dalam kurun waktu kurang lebih dua tahun setelah Kojai pergi mendahuluinya.
Sudah dapat dipastikan bagaimana sedihnya istri Tris karena ditinggal oleh suami yang sangat dia cintai. Hal yang sama yang pernah aku rasakan sebelumnya. Dan bagaikan persahabatan yang sejati, Kojai dan teman-temannya pun kini telah berkumpul kembali di alam mereka yang baru. Alam yang lebih abadi. Apakah ini akhir dari sebuah persahabatan yang sejati? Entahlah. Yang jelas mungkin ini adalah jalan yang terbaik bagi mereka. Setidaknya mereka tak perlu lagi merasakan sakit. Mungkin dengan adanya kejadian ini, banyak hikmah yang dapat kita ambil. Setidaknya bagi kita yang ditinggalkan untuk menyelamatkan generasi penerus kita.
*) Kisah nyata dari Meranasepi (nama samaran)
12.19 | 0 komentar | Read More

KATAKANLAH KEPADA ORANG-ORANG YANG MUNAFIK

http://img1.eramuslim.com/fckfiles/image/ramadhan/topeng.jpgOrang-orang munafik dan orang-orang yang hatinya berpenyakit akan berkata, “Apakah kalian mengira bahwa keinginan kalian akan terwujud? Apakah kalian mengira bahwa khilafah islamiyah atau bahkan daulah islamiyah akan tegak kembali? Tidak mungkin, mustahil! Hal itu lebih mendekati khayalan daripada kenyataan! Apakah Amerika, Rusia, Eropa, dan Israel akan membiarkannya? Sedangkan mereka adalah musuh yang paling getol menyerang Islam dan negara Islam!”
Mereka akan menambahkan, “Hanyasanya kalian mengusahakan fatamorgana! Kalian tertipu oleh dien kalian!”
Jika mereka telah mengatakan hal itu, ingatlah firman Allah azza wa jalla
إِذْ يِقُولُ الْمُنَافِقُونَ وَالَّذِينَ فِي قُلُوبِهِم مَّرَضٌ غَرَّهَؤُلآءِ دِينُهُمْ وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى اللهِ فَإِنَّ اللهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
(Ingatlah), ketika orang-orang munafik dan orang-orang yang ada penyakit di dalam hatinya berkata, “Mereka itu (orang-orang mukmin) ditipu oleh agamanya”. (Allah berfirman), “Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah, maka sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. (al-Anfal : 49)
Katakan kepada mereka, “Khilafah islamiyah akan kembali seberat dan sebesar apa pun tantangannya. Katakan bahwa tegaknya daulah islamiyah adalah perkara yang tak dapat diragukan lagi, meski itu memakan waktu. Sesungguhnya pertolongan Allah pasti tiba.”
Katakan kepada mereka, “Allah benar-benar akan menaklukkan Roma bagi kaum muslimin sebagaimana dijanjikan oleh Rasulullah dalam sebuah hadits yang shahih[1], seperti halnya Konstantinopel pernah ditaklukkan.”
Katakan bahwa “Harapan kami kepada pertolongan dari Allah lebih jauh lagi. Kami ingin Allah menaklukkan Kremlin dan Gedung Putih. Sebab bersama kami ada janji-Nya,
وَعَدَ اللهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا مِنكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي اْلأَرْضِ كَمَااسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُم مِّن بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا يَعْبُدُونَنِي لاَيُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا
Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman diantara kamu dan mengerjakan amal-amal yang shalih bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menguasakan orang-orang yang sebelum mereka, dan Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridlai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan merubah (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentausa.Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu pun dengan-Ku. (an-Nur : 55)
Kapan itu akan terwujud? Itu bukan urusan kami. Pun Allah tidak membebani kami dengan hal itu. Allah hanya membebani kami dengan mengamalkan dien, membela syariat, menghabiskan seluruh waktu untuk itu, dan mengerahkan segenap kemampuan. Sedangkan perkara hasil, itu terserah kepada Allah U.”
فَعَلَيْكَ بَذْرُ الْحَبِّ لاَ قَطْفُ الْجَنَى
                   وَاللهُ لِلسَّاعِيْنَ خَيْرُ مُعِيْن

Tugasmu menabur benih bukan menuai hasil

Dan Allah adalah sebaik-baik Penolong bagi orang-orang yang berusaha
Katakan kepada mereka kata-kata Ya’qub u setelah ia kehilangan dua anaknya; Yusuf dan Bin-yamin, “Sesungguhnya aku mencium bau Yusuf, sekiranya kamu tidak menuduhku lemah akal (tentu kamu membenarkan aku).“ (Yusuf : 94)
Katakan kepada mereka, “Meski beban dan ujian berat menerpa, namun sesungguhnya kami dapat merasakan hawa kemenangan, pertolongan, kejayaan, dan hawa kembalinya khilafah islamiyah, jika kalian tidak menuduh kami lemah akal (tentu kalian membenarkan kami)!”
Banyak orang akan berkata, “Kalian masih saja dalam kesesatan kalian yang dulu-dulu.”
Sungguh, kepada para sahabat sepulang mereka dari perang Uhud orang-orang munafik berkata, “Kembalilah kepada agama nenek moyang kalian!”
Kalimat-kalimat ini senantiasa akan diucapkan oleh orang-orang munafik kepada ahlul-iman kapan pun dan di mana pun saat para aktivis Islam ditimpa musibah atau terjadi sesuatu yang tidak diinginkan atau saat mereka ditangkap untuk dipenjara, disiksa, dibunuh, atau dianiaya. Saat itu mereka akan berkata, “Sudahlah, tinggalkan idealisme kalian! Kembalilah! Sesungguhnya agama inilah yang menyebabkan kalian merasakan musibah ini. Agama ini pulalah yang memupus masa depan kalian, melemparkan kalian dalam gelapnya rumah tahanan, dan mengasingkan kalian di negeri ini. Tinggalkan semua yang telah mendatangkan musibah ini! Raihlah keselamatan dan kebahagiaan!”
Jika mereka mengatkan itu, katakan kepada mereka,
إِنَّ اللهَ يُدَافِعُ عَنِ الَّذِينَ ءَامَنُوا
Sesungguhnya Allah membela orang-orang yang beriman. (al-Hajj : 38)
وَلَيَنصُرَنَّ اللهُ مَن يَنصُرُهُ
Dan Allah benar-benar akan menolong orang yang menolong (dien)-Nya. (al-Hajj : 40)
وَمَالَنَآ أَلاَّ نَتَوَكَّلَ عَلَى اللهِ وَقَدْ هَدَانَا سُبُلَنَا
Mengapa kami tidak bertawakkal kepada Allah padahal Dia telah menunjukkan jalan kepada kami? (Ibrahim : 12)
قَدِ افْتَرَيْنَا عَلَى اللهِ كَذِبًا إِنْ عُدْنَا فِي مِلَّتِكُمْ بَعْدَ إِذْ نَجَّانَا اللهُ مِنْهَا وَمَا يَكُونُ لَنَآ أَن نَّعُودَ فِيهَآ إِلآ أَن يَشَآءَ اللهُ رَبُّنَا وَسِعَ رَبُّنَا كُلَّ شَيْءٍ عِلْمًا عَلَى اللهِ تَوَكَّلْنَا رَبَّنَا افْتَحْ بَيْنَنَا وَبَيْنَ قَوْمِنَا بِالْحَقِّ وَأَنْتَ خَيْرُ الْفَاتِحِيْنَ
Sungguh kami telah mengada-adakan kebohongan yang besar terhadap Allah, jika kami kembali kepada agamamu, sesudah Allah melepaskan kami dari padanya. Dan tidaklah patut kami kembali kepadanya, kecuali jika Allah, Rabb kami menghendaki(nya). Pengetahuan Rabb kami meliputi segala sesuatu. Kepada Allah sajalah kami bertawakkal. Ya Rabb kami, berilah keputusan antara kami dan kaum kami dengan hak (adil) dan Engkaulah Pemberi keputusan yang sebaik-baiknya. (al-A’raf : 89)
Orang-orang munafik dan orang-orang yang hatinya berpenyakit akan mengulang kata-kata orang-orang munafik tentang ashhaburraji’ yang dikhianati oleh orang-orang musyrik yang membunuh mereka semuanya.
Hari itu orang-orang munafik berkata, “Celakalah mereka, orang-orang yang sesat, orang-orang yang binasa dengan cara seperti itu! Mereka tiada berkumpul bersama keluarga mereka, pun tidak menunaikan risalah sahabatnya (Rasulullah).”[2]
Kalimat seperi ini akan dilontarkan kepada kalian manakala ada sebagian ikhwah yang terbunuh, dipenjara, atau diusir. Saat itu orang-orang yang hatinya berpenyakit akan berkata, “Mereka itu tiada duduk dan selamat, tiada pula mampu menghilangkan kemungkaran dan kenistaan.”
Mereka akan berkata lagi, “Mereka itu tiada duduk dan selamat, memperhatikan masa depan dan kelayakan hidup mereka, tiada pula menegakkan daulah Islam.”
Jika kalian mendengar ungkapan ini, ingatlah bahwa al-Qur`an telah mengungkapkan tentang orang yang mengatakannya
وَمِنَ النَّاسِ مَن يُعْجِبُكَ قَوْلُهُ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَيُشْهِدُ اللهَ عَلَى مَافِي قَلْبِهِ وَهُوَ أَلَدُّ الْخِصَامِ
Dan di antara manusia ada orang yang ucapannya tentang kehidupan dunia menarik hatimu, dan dipersaksikannya kepada Allah (atas kebenaran) isi hatinya, padahal ia adalah penantang yang paling keras. (al-Baqarah : 204)
Deskripsi al-Qur`an ini tidak hanya berlaku untuk orang yang telah mengatakannya pada zaman Nabi saja, tetapi juga berlaku bagi semua pengikutnya dan orang-orang yang mengucapkan kata-katanya sepanjang zaman, di mana pun mereka berada.
Jika kalian mendengar ucapan itu, katakan kepada mereka, “Tujuan kami adalah menegakkan dien. Menegakkan daulah adalah wasilah dari sekian wasilah untuk menegakkan dien dan mewujudkan tegaknya dien itu. Tidak mungkin kami mengorbankan tujuan utama demi mendapatkan wasilahnya.”
Khadijah binti Khuwailid t pernah menghibur Rasulullah r, “Bergembiralah, demi Allah, Allah tidak akan menghinakanmu selamanya”[3]
Kami sampaikan kepada seluruh aktivis Islam yang mengikhlaskan amalnya hanya kepada Allah, “Selama kalian berada di atas kebenaran, bergembiralah! Demi Allah, Allah tidak akan menghinakan kalian selama-lamanya! Yang kalian lakukan adalah menjalin silaturrahim, membela syariat, memperjuangkan kemuliaan, memerangi kebejatan, berdakwah ilallah dengan bashirah, beramar makruf nahi munkar, melaksanakan qiyamullail, mengerjakan shiyam sunnah, dst.”
Jika kalian mendengar ucapan-ucapan di atas, ingatlah nenek moyang orang-orang munafik itu. Allah berfirman,
الَّذِينَ قَالُوا لإِخْوَانِهِمْ وَقَعَدُوا لَوْ أَطَاعُونَا مَا قُتِلُوا قُلْ فَادْرَءُوا عَنْ أَنفُسِكُمُ الْمَوْتَ إِن كُنتُمْ صَادِقِينَ وَلاَ تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ قُتِلُوا فِي سَبِيلِ اللهِ أَمْوَاتًا بَلْ أَحْيَآءٌ عِندَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ
Orang-orang yang mengatakan kepada saudara-saudaranya dan mereka tidak turut pergi berperang, “Sekiranya mereka mengikuti kita, tentulah mereka tidak terbunuh”. Katakanlah, “Tolaklah kematian itu dari dirimu, jika kamu orang-orang yang benar”. Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup di sisi Rabbnya dengan mendapat rizki. (Ali ‘Imran : 168-169)
Dan katakan kepada mereka, “Sesungguhnya Waraqah bin Naufal, seorang yang telah lanjut usia, pernah melewati Bilal bin Rabah saat mereka menyiksanya. Saat Bilal terus mengulang-ulang kalimat  ‘Ahad…Ahad…’ dengan keteguhan gunung-gemunung,  Waraqah berkata, ‘Ahad… Ahad… Demi Allah, bertahanlah wahai Bilal! Sungguh, jika kalian membunuhnya sementara ia mengucapkan kalimat itu, aku bersumpah akan menjadikannya sebagai orang yang paling aku rindukan.’”[4]
Perhatikanlah pemahaman yang mendalam ini. Pemahaman terhadap Islam dari seorang yang telah renta dan hanya mendapati sedikit saja ayat-ayat al-Qur`an dan hadits-hadits Nabi r sebelum akhirnya ia menemui ajal. Adalah bening hati, ikhlash serta kemurniannya dari hawa nafsu dan kemunafikan ada pada dirinya.


[1] Maksudnya adalah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnad 2/176 yang dishahihkan oleh Syekh Ahmad Syakir dari ‘Abdullah bin ‘Amru bin ‘Ash ra katanya, “Ketika kami berada di sekeliling Rasulullah saw dan asyik menulis, tiba-tiba beliau ditanya, ‘Kota manakah yang akan ditaklukkan terlebih dulu? Konstantinopel ataukah Roma?’ Beliau menjawab, ‘Kotanya Heraclius akan ditaklukkan lebih dulu.’ Yaitu Konstantinopel.
[2] Diriwayatkan oleh Ibnu Hisyam dalam as-Siratun Nabawiyyah vol. II/174 dari Ishaq dari Ibnu ‘Abbas ra
[3] Diriwayatkan oleh al-Bukhariy 1/21, Muslim 2/200, Ahmad 6/233 dari Aisyah ra
[4] Diriwayatkan oleh Ibnu Ishaq secara mursal dari Hisyam bin ‘Urwah dari ayahnya sebagaimana dalam Sirah Ibnu Hisyam vol. 1/318. Diriwayatkan juga oleh Zubeir bin Bakar seperti disebutkan oleh Ibnu Hajar dalam al-Ishabah 3/634, juga ‘Utsman dari Dlahhak bin ‘Utsman dari ‘Abdurrahman bin Abuz Zinad dari ‘Urwah bin Zubeir. ‘Utsman seorang yang dlaif.
12.15 | 0 komentar | Read More

BACA JUGA

DAFTAR LENGKAP ARTIKEL BLOG BAGINDAERY

Ikuti situs Bagindaery

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...