GOOGLE TRANSLATE

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

ARTIKEL PILIHAN

Semua Tentang Palestina & Israel (Special Full Version + Pic)

Written By Situs Baginda Ery (New) on Sabtu, 08 Desember 2012 | 11.21


Oleh Emad Efanah (*

Gaza kini memasuki fase yang memungkinkan untuk mengalami ledakan bersamaan dengan terhentinya 80% gerak nadi kehidupan akibat hilangnya BBM di sana, krisis akan mengendalikan seluruh bidang kehidupan setelah penderitaan akibat kekosongan BBM itu mendekati setahun.

Gaza memasuki fase “ledakan”. Bersamaan dengan dinas kesehatan yang kehilangan 300 jenis obat-obatan penting dan darurat, krisis akan mengancam kehidupan ratusan pasien sakit di Gaza.

Gaza memasuki fase “ledakan”. Bersamaan dengan ngototnya pemerintah Abbas ingin menggagalkan semua usaha pemerintah di Gaza untuk menyelesaikan krisis BBM dan listrik melalui penandatanganan kesepakatan-kesepakatan dengan negara-negara dan perusahaan di luar negeri untuk mengimpor BBM dan untuk mengaitkan masalah itu dengan masalah listrik, maka krisis ini hampir menjerumuskan pada kondisi hancurnya semua kesemapatan untuk membangun di atas kesepakatan-kesepakatan rekonsiliasi dan usaha merenovasi “rumah internal Palestina” untuk satu barisan menghadapi rencana jahat Israel.

Gaza dan Tepi Barat memasuki fase “ledakan”. Bersamaan dengan ngototnya Israel melanjutkan aksi pelanggaran-pelanggarannya terhadap hak tawanan Palestina di penjara Israel yang tidak lagi mengindakan komitmen mereka terhadap perjanjian pertukaran tawanan, maka krisis ini hampir akan mendorong bangsa Palestina, terutama kelompok perlawanan mengambil langkah tegas terhadap Israel. 

Mereka melakukan ini dalam rangka membalas tindakan permusuhan Israel terutama di tengah bahaya yang mengancam kehidupan tawanan yang sedang mogok makan secara umum. Terutama, tawanan Hana Ash-Shalabi, aleg tawanan Ahmad Haji Ali, dan tawanan senior Abbas Sayyid yang mengalami usaha pembunuhan pengecut di balik sel penjara Israel.

Tepi Barat memasuki fase ledakan. Bersamaan dengan ngototnya Fatah dan Otoritas Palestina mengingkari berbagai macam kesemapatan rekonsiliasi di Kairo dan di Doha dan kesepakatan-kesepakatan lainnya, maka ngotornya Fatah untuk memperparah perpecahan melalui berlanjutnya tindakan anti nasionalisme ini terutama:

- Koordinasi bahkan kerjasama perbauran keamanan dengan Israel melawan warga Palestina dan para pejuangnya,

- Penghancuran ekonomi sistemik melalui kesepakatan Paris yang hina,

- Politik pemecatan kepegawaian dan penutupan lembaga sosial dengan berbagai bentuknya,

- Konspirasi terbuka blokade Gaza dan penjerumusan wilayah itu dalam berbagai krisis,

- Sikap diam yang memalukan yang ditampakkan oleh dunia Arab dan Islam atas berbagai pelanggaran Israel terhadap bangsa Palestina, tanah airnya dan tempat sucinya,

Maka situasi ini akan menyeret kepada ledakan melawan Otoritas Palestina di Ramallah. Seterusnya akan mendorong kepada perlawanan terhadap penjajah Israel sehingga akan tercipta “revolusi Palestina” yang terorganisir dan di bawah kendali. Warga Palestina di Tepi Barat akan berusaha membebaskan diri dari Otoritas Palestina Abbas setelah selesai tugas-tugasnya. Untuk selanjutnya, Jordania akan diseret oleh Israel dan dilibatkan agar ikut bermain dalam melakukan kekerasan kepada perlawanan di Tepi Barat agar singsana kerajaan tetap terjaga.

Gaza dan Tepi Barat, bahkan Al-Quds memasuki fase ledakan. Namun perlawanan di Tepi Barat terbelenggu, dikejar dan dikriminalkan. Al-Quds merintih di bawah serangan bengis Israel berupa yahudisasi. Hanya Gaza yang bisa melakukan perlawanan dengan kesabaran dan ketegarannya menghadapi musuh Israel.

Umat Islam ini memasuki fase ledakan menghadapi para rezimnya. Bersamaan keberhasilan revolusi di Tunis, Mesir, Libia dan Yaman, maka umat harus bersatu menyatukan arah kompasnya ke Palestina dan Al-Quds untuk menerapkan slogan abadi “rakyat ingin membebaskan Palestina – rakyat ingin membebaskan dan menyatukan Irak – rakyat ingin mengusir penjajah dari Afganistan – rakyat ingin menyatukan Sudan”.


Pangkalan militer Israel mungkin akan memperluas penjajahannya ke Suriah dan Iran. Maka apakah perlawanan di Gaza bertahan menunggu dipukul musuh kemudian ia akan berjuang membela diri sendirian?

Kenapa perlawanan tidak mengambil prakarsa inisiatif sendiri melakukan serangan pukulan atau bahkan mengirim pesan menggentarkan dan berdarah kepada musuh Israel dan antek-anteknya untuk memaksa semua pihak agar membebaskan kami dari luka ini.

Jika mereka membiarkan Gaza meledak, membiarkan Gaza membalas, membiarkan Gaza maju membelas dendam, maka mereka sebenarnya membiarkan Gaza hidup agar umat ini tetap hidup. (*/infopalestina)
 
Khalid Meshal

Setelah 45 Tahun, Pemimpin Hamas Kembali ke Gaza

GAZA - Pemimpin Hamas dalam pengungsian Khalid Meshal dijadwalkan akan kembali ke tanah Palestina untuk pertama kalinya sejak 45 tahun. Meshal dikabarkan akan kembali ke Gaza hari ini waktu setempat.
Meshaal tidak pernah menginjakan kakinya di wilayah Palestina sejak meninggalkan Tepi Barat ketika dirinya berusia 11 tahun. Keputusannya ini diambil setelah kelompok pejuang Palestina di Gaza terlibat pertempuran dengan Israel selama delapan hari, bulan lalu.
Khaled Meshaal
Konflik delapan hari itu berakhir dengan gencatan senjata yang dinegosiasikan dirinya lewat mediasi Mesir. Sejak itu pula, Meshaal mengutarakan untuk meraih faksi Palestina lainnya.
"Ada suasana baru yang membuat kami untuk mendukung dilakukannya rekonsiliasi," ucap Meshaal di Qatar, seperti dikutip Reuters, Jumat (7/12/2012).
Meshaal akan tinggal di wilayah pesisir Gaza selama 48 jam. Kedatangannya ini berkaitan dengan perayaan kemenangan atas pertempuran melawan Israel November lalu. Perayaan ini juga bertepatan dengan peringatan 25 tahun berdirinya Hamas.
Sekira 170 warga sipil Palestina tewas dalam pertempuran bulan lalu, sementara di pihak Israel korban tewas mencapai enam jiwa. Sebagian besar korban tewas adalah warga sipil tak berdosa.
Israel sendiri menolak berakhirnya pertempuran itu adalah bentuk kemenangan Hamas. Mereka mengklaim, rangkaian serangan udara yang dilesakkan ke Hamas, telah memperlemah kekuatan kelompok pejuang Palestina itu.
 
 

Israel Ancam Bunuh Pimpinan Palestina Ini

Pimpinan Jihad Islam Palestina, Ramadan Shalah

YERUSALEM - Israel mengancam akan membunuh Pemimpin Jihad Islam Ramadan Shalah, bila Shalah memasuki wilayah Jalur Gaza. Selain Shalah, Israel juga merencanakan pembunuhan tehradap wakil Shalah, Ziad Nakhla.

Pemerintah Mesir mengatakan, Israel menolak kehadiran Shalah ke Gaza. Hal itupun membuat Jihad Islam melakukan peninjauan ulang terhadap rencana kunjungannya ke Gaza. Kunjungan itu akan dilakukan Shalah bertepatan dengan Perayaan Hut Hamas ke-25. Demikian diberitakan Maan, Jumat (6/12/2012).

Sementara itu, Pemimpin Hamas Khaled Meshal juga dikabarkan akan kembali ke Gaza setelah 45 tahun berada di pengungsian. Meshal meninggalkan Tepi Barat di saat usianya masih 11 tahun. Kedatangan Meshal ke Gaza juga bertepatan pada Hut Hamas.

Meshal dijadwalkan akan bertemu dengan sejumlah gerakan dan warga di Jalur Gaza. Meshal juga akan menjenguk korban yang terluka dalam konflik Palestina Israel beberapa pekan yang lalu.

Menurut salah seorang pejabat Hamas, Abu Zuhri, kunjungan Meshal merupakan hasil kemenangan Hamas dari pendudukan Israel. Meshal kembali hadir di Gaza usai Mesir memprakarsai gencatan senjata Palestina dan Israel.

Sejauh ini, Meshal tinggal di Damaskus, Suriah, sebelum akhirnya pindah ke Mesir. Meshal menerima kritik pedas dari Suriah karena enggan mendukung pemerintahan Presiden Bashar al-Assad dan pindah ke Mesir.

Suriah pun sempat menuduh Meshal bersekongkol dengan Israel dan Amerika Serikat (AS) guna memuluskan upayanya untuk memimpin Palestina. Pada saat yang sama, Suriah menyebut Meshal menjual perjuangannya sendiri untuk sebuah kekuasaan.

Sebagai Pemimpin Hamas, Meshal juga mendukung pembaharuan keanggotaan Palestina di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Meski demikian, kemenangan Palestina di PBB patut disertai dengan perjuangan bangsa Palestina.
 
 
 Ancam Boikot Produk, Barat Ramai-ramai Kecam Israel,

NAZARET - Australia, Inggris dan Prancis memanggil Duta Besar Israel di negara masing-masing dan mengecam rencana pembangunan properti di wilayah Palestina.

“Australia sejak lama menentang rencana pembangunan perumahan oleh Israel. Aktivitas ini merusak kemungkinan solusi dua negara,” demikian Menlu Australia Bob Carr.

Menlu Carr juga menyatakan, tindakan Israel itulah yang membuat Negeri Zionis itu tak pernah aman dari serangan militan Palestina.

Sementara, Uni Eropa mengancam akan menerapkan sanksi ekonomi bagi Israel dengan memisahkan produk yang dihasilkan pemukiman yahudi di wilayah Palestina.

Sanksi tersebut sebagai respon keras atas berlanjutnya proyek pemukiman Israel di wilayah jajahan.

Surat kabar Israel Maarev edisi Kamis (6/12) menyebutkan Eropa berupaya mempercepat sanksi ekonomi dengan memisahkan produk Israel di pasar Eropa.

''Pemisahan produk Israel sebagai langkah protes atas putusan Israel membangun 3.000 unit pemukiman baru di Tepi Barat dan Alquds,'' sebut Maarev yang dikutip Infopalestina.

Uni Eropa akan mengajukan draf aturan tersebut ke dewan Kemenlu Uni Eropa. Ini agar rencana 'boikot' produk Israel itu segera mendapatkan persetujuan sehingga Uni Eropa bisa langsung menerapkannya.

Inggris dan Prancis juga mengeluarkan pernyataan serupa. Amerika Serikat (AS) juga mengecam, namun seperti biasa, menyampaikannya dengan lembut dan halus.
 

Syahid 16 Tahun Lalu, Jenazahnya Masih Utuh dengan Satu Jari Tegak

 
Jenazah Khalil

GAZA - Khalil al-Syarif Khalil meninggal dunia 16 tahun yang lalu. Ia berasal dari Palestina. Ia syahid ketika melawan serdadu Israel.

Beberapa waktu lalu, kuburan Khalil tanpa sengaja kembali tergali. Sudah menjadi kebiasaan di Palestina menyatukan jenazah para syuhada di kuburan yang sama.

Juga menjadi kebiasaan di Timur Tengah dan Arab mengebumikan jenazah di liang lahat yang telah lama digunakan.

Namun, semua orang langsung terkejut ketika mereka menemukan jenazah Khalil yang tidak dimamah oleh tanah dan masih utuh.

Jenazahnya bahkan seperti baru saja dikebumikan satu jam saja. Satu jari telunjuknya tegak, seperti orang tengah melakukan tasyahud dalam shalat. [sa/wangold]
 

Israel Benar-benar Merasa Dipermalukan di Depan PBB

 

NEW YORK - Kamis (29/11) menjadi hari yang paling menyedihkan bagi Israel. Sidang Umum PBB yang digelar di New York, Amerika Serikat itu benar-benar telah menampar muka Zionis Israel. Di forum itu, Israel benar-benar dipermalukan.
Dukungan mayoritas masyarakat dunia terhadap Palestina dan peningkatan status keanggotaannya di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menjadi sebuah kekalahan memalukan. Sekutu Israel pun membelot dengan mendukung status Palestina di PBB.
Mehr News (30/11) melaporkan, koran Haaretz terbitan Tel Aviv menurunkan laporan yang menilai persetujuan mayoritas anggota PBB terhadap peningkatan status Palestina sebagai negara pengamat di PBB, merupakan kekalahan memalukan untuk Israel.
Disebutkan pula bahwa hasil voting untuk peningkatan status keanggotaan Palestina di PBB itu juga merupakan peringatan kepada para pejabat Israel bahwa "kesabaran dunia atas penjajahan telah habis."
Anggota Parlemen Israel Bakar Bendera Palestina
Kalap denga kekalahan yang dialami, sejumlah anggota parlemen rezim Israel (Knesset) membabi-buta membakar bendera Palestina.
Sekelompok anggota Knesset dipimpin Michael Ben-Ari dan Arieh Eldad menggelar demonstrasi di depan kantor PBB di Baitul Maqdis menentang peningkatan status Palestina di PBB menjadi negara pengawas bukan anggota.
Mereka juga melakukan aksi pembakaran bendera Palestina yang berujung bentrok dengan polisi. Demikian dilaporkan Qodsna (30/11).
Perbuatan ceroboh para thing tank dan pengambil keputusan rezim Zionis itu menunjukkan kemarahan pejabat Israel atas keberhasilan yang diraih bangsa Palestina di arena internasional, dan kekalahan pahit dalam perang delapan hari di Gaza.

Negara-negara anggota PBB, Kamis 29 November 2012, menyetujui peningkatan status keanggotaan Palestina sebagai negara pengamat di PBB dengan 138 suara setuju dan sembilan menentang.

Menyusul peningkatan status keanggotaan tersebut, Palestina dapat mengadukan pelanggaran Israel dalam memperluas pembangunan permukiman di Tepi Barat Sungai Jordan dan masalah lain kepada lembaga-lembaga internasional.

Amerika Serikat dan Kanada termasuk di antara negara yang menentang permohonan Palestina sementara Inggris dan Jerman menyatakan abstain.
 
 

Puluhan Pesepakbola Dunia Tak Sudi Israel Jadi Tuan Rumah Piala Eropa

Eden Hazard (Chelsea)

PARIS -- Puluhan pesepak bola ternama menandatangani sebuah sikap penolakan putusan UEFA yang menunjuk Israel sebagai tuan rumah Piala Eropa U-21 pada tahun depan.
Kelompok pemrotes yang dimotori Frederik Kanoute itu mempertanyakan keputusan UEFA yang menunjuk Israel sebagai tuan rumah perhelatan kompetisi sepak nola yang menjunjung nilai-nilai fair play.
Pesepak Bola Kecam Israel, UEFA BungkamDikutip Al Arabiya, Sabtu (1/12), serangan Israel ke Jalur Gaza yang menewaskan ratusan orang, dan empat di antaranya sedang bermain sepak bola, serta menghancurkan Stadion Gaza.
Insiden itu membuat 62 pesepak bola itu antipati dengan UEFA. Di antara nama yang mengkritik penunjukan Isael itu adalag gelandang Chelsea, Eden Hazard, penggawa Paris Saint-Germain (PSG) Jeremi Menez, pemain Arsenal Abou Diaby, serta ujung tombak Newcatle United, Demba Ba.
Protes yang dilancarkan sebab ulah yang ditunjukkan militer Zionis dengan menyerang penduduk Palestina itu sangat kontradiksi dengan arti sportivitas yang harus dijunjung dalam dunia sepak bola.
Pemain sepak bola yang berbasis di London dan Paris membuat protes agar, "UEFA memberi kartu merah kepada Israel." Dengan begitu maka penunjukan tuan rumah itu bisa dibatalkan.
Sayangnya, mengetahui ada kelompok pesepak bola yang mendukung Palestina itu membuat UEFA bungkam. Mereka menolak berkomentar dengan aksi protes 62 pesepak bola itu.
Hanya saja, sebelumnya, Presiden UEFA Michel Platini menyatakan, terpilihnya Israel melalui proses yang adil berdasarkan sistem pemilihan yang demokratis. Platini tidak meragukan faktor keamanan dan percaya sepenuhnya dengan pemerintah Israel. Piala Eropa U-21 diselenggarakan pada 5-18 Juni di Yerusalem, Tel Aviv, Netanya, dan Petach Tikva.
 Semua artikel diatas berasal dari: http://www.atjehcyber.net/
 
 
 

0 komentar:

Posting Komentar

1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.

Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.

( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )

Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.

Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar

Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com

BACA JUGA

DAFTAR LENGKAP ARTIKEL BLOG BAGINDAERY

Ikuti situs Bagindaery

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...