ARTIKEL PILIHAN

GOOGLE TRANSLATE

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

ARTIKEL PILIHAN

Rezeki Tidak Selalu Urusan Uang

Written By Situs Baginda Ery (New) on Rabu, 17 November 2010 | 16.26

Manusia sering mengukur banyak atau sedikitnya rezeki yang ia dapat dengan mengukur harta yang dimilikinya. Sering merasa rezekinya mampet karena penghasilannya menurun, sering merasa rezekinya sedang berlimpah karena bisnisnya sedang untung. Padahal, jika kita menilai rezeki hanya sebatas uang dan materi yang didapat, sebenarnya kita telah terjebak dalam pemikiran dan pemahaman yang sempit. Padahal rezeki yang diberikan Allah tidak selalu bersifat materi.

Suatu pemikiran yang saya tangkap dari sebagian masyarakat kita, rezeki memang masih diartikan secara sempit. Seseorang mendoakan sahabatnya agar rezekinya lancar berarti ia berharap bisa mendapatkan harta dengan mudah. Sebenarnya, rezeki bisa berbentuk apa saja, tidak harus selalu materi, tapi juga non-materi dan merupakan suatu keadaan yang menjadikan kita mau bersyukur.

Harta yang Barokah

Pengertian barokah disini adalah sesuatu kebaikan yang terus bertambah nilai manfaatnya, baik untuk diri sendiri maupun orang lain. Allah memberikan rezeki kepada manusia dalam segala kondisi, artinya bisa didapatkan dengan cara yang halal atau yang haram. Itulah fungsi akal dan hati yang dimiliki manusia untuk memilih cara yang akan dilalui.

Untuk apa harta yang berlimpah, rumah yang megah, dan mobil mewah jika tidak membuat hati kita tenang. Hati selalu was-was karena takut harta yang dimiliki akan hilang atau takut ketahuan korupsi. Ambil contoh oknum petugas pajak yang sedang terkenal berinisial GT, walaupun memiliki kekayaan hingga 26M, tapi saya yakin dia tidak merasakan ketenangan dalam batinnya. Ini berarti harta tidak mengantarkan pemiliknya untuk terus mendekat kepada Allah. Jika kita melihat kepada “Keluarga Cemara”, walaupun ayahnya tukang becak dan ibunya tukang opak, tapi mereka hidup dalam ketenangan dan mereka merasa cukup dengan harta yang didapat. Ini berarti harta yang didapat penuh keberkahan karena membuatpemiliknya merasa cukup.

Keluarga Sakinah

Pasti dikaruniakan anak yang sehat dan normal adalah suatu kebahagiaan dan kebanggan bagi orang tua. Tapi, apakah itu bisa menjamin kebahagiaan dalam suatu keluarga?sudah sering kita dengar seorang anak yang terjerumus dalam kasus narkoba, kasus pelecehan seksual, tawuran atau kasus yang melanggar etika masyarakat. Itu semua muncul dari anak yang dikatakan sehat dan normal.

Lalu pernahkah kita melihat atau mungkin hanya mendengar sebuah keluarga yang dikaruniakan anak yang kurang sempurna dan memiliki keterbatasan mental tetapi berkah. Ada suatu cerita dari buku yang saya baca, bahwa ada sebuah keluarga yang menyesali takdir karena memiliki anak yang cacat mental sehingga membuatnya harus mengeluarkan banyak uang untuk perawatan anaknya. Namun, tahukah sahabat?Karena kondisi anaknya itulah, keluarga itu jadi lebih sering tahajud, lebih sering bertafakur. Ini berarti anak yang memiliki keterbatasan tadi menjadi media perantara untuk mengantarkan keluarga tadi semakin dekat dengan Allah.

Teman yang Baik

Pernahkan disadari?Bahwa sahabat, dulur, teman-teman yang ada di sekeliling kita itu juga rezeki?Seorang teman yang baik adalah teman yang selalu hadir jika dibutuhkan, selalu menyediakan his/her shoulder to cry on, atau sekedar menerima kita di kost-an nya. Mencari musuh seribu lebih mudah daripada mencari satu orang sahabat, itulah sebuah pepatah yang sering saya dengar. Pernah mendengar juga tentang, “Jika kita ingin mengetahui karakter seseorang, maka lihatlah teman-temannya?” Ini terbukti benar, karena sahabat kita adalah representasi diri kita sendiri.

Lingkungan yang Baik

Pernah merenungi kondisi kita sekarang? berada dalam lingkungan yang kondusif, lingkungan yang positif, lingkungan yang mendukung produktivitas kita. Banyak juga di sekeliling kita yang masih bermasalah dengan lingkugannya, seperti lingkungan pecandu narkoba, lingkungan gangster, lingkungan anak nongkrong (labil). Jika kita merasa sedang dalam kondisi lingkungan yang kondusif, itu pun termasuk rezeki. Seperti yang dituturkan dalam film “My Name is Khan”, di dunia ini hanya ada dua tipe manusia, good man dan bad man. Maka bersyukurlah jika kita diberi rezeki berupa lingkugan orang-orang baik.

Hikmah/ilmu

Sebenarnya ilmu tersebar luas dimana-mana, hanya saja diperlukan mata dan hati yang terbuka untuk menangkap hikmah yang berserakan. Sering mengeluh ketika menunggu lama, padahal ada ilmu kesabaran disitu. Sering merasa pesimis, padahal ada ilmu tahan mental disitu. Sering merasa bosan, padahal ada ilmu untuk terus berinovasi. Lamaran kerja ditolak, padahal mungkin kerjaan itu tidak cocok untuk kita pada nantinya. Dan masih banyak lagi ilmu dan hikmah yang masih berserakan di sekeliling kita, tinggal hati yang lapang dan terbuka yang akan mengikat makna tadi.

Tulisan ini dimuat di Kompasiana

16.26 | 0 komentar | Read More

Rezeki itu selalu ada

Ungkapan tidak sehat yang mungkin sering kita dengar adalah "Nyari yang haram aja susah apalagi yang halal??". Wajar ketika manusia mulai berkeluh kesah tentang kehidupannya, maka muncul niatan2 untuk melakukan kecurangan2 dalam usahanya, entah dalam bentuk melakukan kecurangan timbangan atau menggunakan waktu kerjanya untuk bermain2.

Beberapa bentuk kecurangan itu kadang hanya bersifat merugikan dalam ukuran materi namun ada juga yang sampai merugikan dalam ukuran yang tidak bisa dihitung dengan finansial. Kesempatan untuk berlaku curang memang selalu terbuka lebar apalagi dalam kondisi dimana tidak ada aturan2 yang ketat yang mampu menekan tindak kecurangan ini.

Sebutlah dari yang terkecil seperti pengurangan timbangan, korupsi waktu, terus membesar sampai kasus uang palsu, penipuan berkedok arisan, gendam dll, karena sistem pengawasan hukum kita kurang baik maka kasus ini semakin terbiasa terjadi di lingkungan kita.

Namun yang paling parah tentu tindak kecurangan yang memiliki kemungkinan menghilangkan nyawa orang, lihat saja berita gas meleduk yang ga pernah absen tiap hari di pemberitaan, meskipun pertamina sudah menjamin akan memberikan ganti rugi pada konsumen gas dengan call centre 500000 tetap saja masih banyak pengguna gas yang harus kehilangan waktu, harta dan nyawa karena kasus ini.

Meski mungkin saja dari pihak pertamina sudah melakukan quality control yang ketat namun klo orang2 kita masih hobby nginfus gas dari tabung 3 Kg ke 12 Kg tetep aja masyarakat yang jadi korbannya. Adalagi orang yang hobby memalsukan miras, malsu pil koplo, jal kalo udah gini pasal yang dikenakan ke pelaku apaan tuh??? peredaran minuman keras/narkoba apa penipuan terhadap konsumen (barang haram)???

Apakah pola pikir masyarakat kita begitu rusaknya sehingga dengan kesadaran penuhnya tetap melakukan kecurangan yang memiliki potensi besar menghilangkan nyawa orang?? bukankah dengan mencurangi timbangan, mbajak VCD porno, malsu duit sudah dijamin oleh ulama2 kita bakal dimasukin ke neraka? kenapa juga masih bela2in nyeret nyawa orang???

Meskipun dalam realita sekitar kita masih banyak orang, mungkin juga kita mengenal orang2 yang melakukan seperti itu ternyata masih banyak rezeki halal yang sebenernya selalu disediakan untuk kita.

Beberapa waktu yang lalu, ada seseorang yang menghubungiku untuk ikut bisnis yang aku jalankan, dia meyakinkan aku klo dia sudah melakukan transfer ke rekeningku sebagai ganti modal untuk bisnis yang akan dijalankan, sayangnya satu2nya yang tersisa dari rekeningku cuma kartu ATM, sedangkan buku tabungan sudah raib entah kemana, jadi aku nggak bisa mengecek ada tidaknya bukti transfer. Ternyata setelah aku cek saldo ATMku tidak menunjukkan adanya peningkatan, tadinya aku berprasangka baik saja mungkin ada sesuatu hal yang membuat orang tersebut ngga jadi transfer, dia meminta aku buat ketemu di rumahnya tapi setelah tanya2 orang sekitar tidak ada orang dengan nama tersebut dan nomer hapenya ga aktif.

Sialnya waktu itu kondisi keuanganku lagi kepepet, ditambah pelanggan yang kabur bawa modal, saldo ATM sudah tidak memungkinkan untuk ditarik, tapi entah kenapa aku merasa pengen ngecek ATM, dan setelah kucek Alhamdulillah saldo ATMku bertambah, meskipun tak sebanyak modal yang hilang minimal uang itu bisa aku tarik untuk sisa bulan.

Hampir sebulan ini aku menjalankan bisnis yang baru, dilihat dari omset harian rasanya belum mencukupi untuk sekedar menutup modal dan menggaji karyawan, tapi yang aku heran meskipun omset dan transaksiku tidak seberapa, selalu ada sisa uang yang tidak pernah masuk dalam hitung2an, baik dari modal awal yang di stok pagi, sisa belanja maupun keuntungan penjualan. Klo dipikir2 dari anggaran dan pemasukan uang itu seharusnya tidak ada, tapi entah kenapa setiap hari selalu ada uang ajaib yang tersisa dari perhitunganku.

Karyawanku sendiri selalu angkat bahu klo aku tanya dari mana asal muasal duit ini? mungkin saja ada kembalian yang lupa dikasihkan sama pembeli. Tapi dia cuma menggeleng, dan belum pernah ada pelanggan yang balik lagi buat nanyain uang2 itu.

Pada akhirnya aku berkesimpulan klo uang itu adalah uang rahmat/uang barokah/uang titipan dari Allah, rezeki yang sengaja Allah perlihatkan padaku, supaya aku tidak berkecil hati dengan bisnis yang baru aku rintis, biar tetap semangat dan terus bersyukur. Dan percaya klo rezeki halal itu ada!

"Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan kami telah meninggikan sebahagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain. Dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan." QS. Az Zukhruf : 32
16.26 | 0 komentar | Read More

Cari Rezeki, Jaga Harga Diri

ISLAM sangat menekankan agar umatnya bekerja, mencari rezeki untuk memenuhi kebutuhan hidup di dunia ini dengan tangan sendiri, dan tidak menjadi beban orang lain. Islam mengajarkan umatnya untuk hidup seimbang antara memenuhi kebutuhan rohani dan jasmani.

“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (untuk kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) duniawi, dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu. Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi… (QS. 28: 77).

“Bekerjalah untuk duniamu seolah-olah kamu akan hidup selama-lamanya. Dan beramallah untuk akhiratmu, seolah-olah kamu akan mati besok” (HR. Baihaqi). “Bukanlah orang yang paling baik darimu itu yang meninggalkan dunianya karena akhiratnya, dan tidak pula yang meninggalkan akhiratnya karena dunianya. Sebab, dunia itu penyampaian pada akhirat dan janganlah kamu menjadi beban atas manusia” (HR. Ibnu ‘Asakir dari Anas).

Memenuhi kebutuhan rohani adalah aktivitas peningkatan keimanan dan ketakwaan, seperti mendalami ajaran Islam, mengikuti pengajian, mendengarkan ceramah agama, khusyu’ mendengaran khutbah umat, membaca dan mengkaji Alquran, mendukung syi’ar Islam atau dakwah Islamiyah, dan lain-lain.

Tentu saja, aktivitas pokok memenuhi kebutuhan rohani adalah shalat lima waktu. Shalat adalah simbol kemusliman seseorang. Dengan shalat, ia melakukan dialog dengan Allah SWT sekaligus berdoa dan mengadukan persoalan hidupnya. Menginfakkan harta di jalan Allah, membayar zakat mal, menyumbang dana kegiatan dakwah Islamiyah, menyantuni fakir-miskin atau membantu kaum /dhuafa/, termasuk pemenuhan kebutuhan rohani mereka sebagai bukti kedermawanan yang diridhai Allah SWT.

Memenuhi kebutuhan jasmani adalah mencari rezeki atau nafkah hidup buat diri sendiri dan keluarga. Dalam hal itu, Islam sangat menekankan agar umatnya bekerja, mencari rezeki untuk memenuhi kebutuhan hidup di dunia ini dengan tangan sendiri.

Adanya siang dan malam dalam alam dunia ini, merupakan isyarat akan adanya kewajiban bekerja (pada siang hari). Dan Kami telah membuat waktu siang untuk mengusahakan suatu kehidupan (QS. An-Naba’: 11). Kami telah menjadikan untukmu semua di dalam bumi itu sebagai lapangan mengusahakan kehidupan. Tetapi sedikit sekali kamu berterima kasih (QS. Al-A’raf: 10). Maka menyebarlah di bumi dan carilah rezeki dari keutamaan Allah (QS. Al-Jum’ah: 10). Demi, jika seseorang di antara kamu membawa tali dan pergi ke bukit untuk mencari kayu bakar, kemudian dipikul ke pasar untuk dijual, dengan bekerja itu Allah mencukupi kebutuhanmu, itu lebih baik daripada ia meminta-minta kepada orang lain.. (HR. Bukhari dan Muslim).

Bekerja mencari rezeki untuk memberi nafkah keluarga bahkan digolongkan beramal di jalan Allah (Fi Sabilillah). Sebagaimana Sabda Nabi SAW, “Jika ada seseorang yang keluar dari rumah untuk bekerja guna mengusahakan kehidupan anaknya yang masih kecil, maka ia telah berusaha di jalan Allah. Jikalau ia bekerja untuk dirinya sendiri agar tidak sampai meminta-minta pada orang lain, itu pun di jalan Allah.

Tetapi jika ia bekerja untuk berpamer atau bermegah-megahan, maka itulah ‘di jalan setan’ atau karena mengikuti jalan setan” (HR. Thabrani). Rasulullah SAW pernah ditanya, “Pekerjaan apakah yang paling baik?” Beliau menjawab, “Pekerjaan terbaik adalah usahanya seseorang dengan tangannya sendiri dan semua perjualbelian yang dianggap baik” (HR. Ahmad, Baihaqi, dan lain-lain).

Dari sejumlah nash di atas, maka dapat disimpulkan, Islam memerintahkan umatnya untuk bekerja. Itulah sebabnya, dalam Islam bekerja termasuk ibadah karena bekerja termasuk kewajiban agama. Islam tidak menginginkan umatnya melulu melakukan ibadah ritual (hablum minallah), tetapi menginginkan umatnya juga memperhatikan urusan kebutuhan duniawinya sendiri (pangan, sandang, dan papan), jangan sampai menjadi pengangguran, peminta-minta, atau menggantungkan pemenuhan kebutuhan hidupnya kepada orang lain.

Dalam bekerja, Islam juga memberikan arahan atau tuntunan — inilah etika bekerja dalam Islam atau “etos kerja Islami”. Umat Islam diharuskan:

Pertama, bekerja dengan sebaik-baiknya. “Sebaik-baik pekerjaan ialah usahanya seorang pekerja jika ia berbuat sebaik-baiknya” (HR. Ahmad).

Kedua, bekerja keras atau rajin. “Siapa bekerja keras hingga lelah dari kerjanya, maka ia terampuni (dosanya) karenanya” (Al-Hadis). “Berpagi-pagilah dalam mencari rezeki dan kebutuhan hidup. Sesungguhnya pagi-pagi itu mengandung berkah dan keberuntungan” (HR. Ibnu Adi dari Aisyah).

Ketiga, menekankan pentingnya kualitas kerja atau mutu produk. “Sesungguhnya Allah menginginkan jika salah seorang darimu bekerja, maka hendaklah meningkatkan kualitasnya” (Al-Hadis).

Keempat, menjaga harga diri serta bekerja sesuai aturan yang ada.
“Carilah kebutuhan hidup dengan senantiasa menjaga harga diri. Sesungguhnya segala persoalan itu berjalan menurut ketentuan” (HR. Ibnu Asakir dari Abdullah bin Basri).

Menjaga harga diri bisa berarti tidak melanggar aturan, tidak melakukan perbuatan yang membawa aib pada diri sendiri, namun sebaliknya, berusaha maksimal mencapai prestasi dan prestise. Pencuri, perampok, koruptor, pemeras, dan semacamnya, tentu termasuk “tidak menjaga harga diri dalam mencari kebutuhan hidup” dan itu dilarang keras oleh Islam. Yang dimaksud “segala persoalan berjalan menurut aturan” artinya mematuhi tata tertib perusahaan atau bekerja sesuai prosedur yang berlaku (tidak boleh menyimpang dari aturan yang telah ditetapkan).

Karena bekerja dalam Islam termasuk ibadah, maka mulailah setiap pekerjaan dengan basmalah, sebagai tanda mohon perkenan, dan pertolongan Allah dalam kelancaran bekerja, dan akhiri dengan hamdalah sebagai tanda syukur kepada-Nya. Bekerja tentu saja mendatangkan uang atau harta. Maka, gunakanlah harta itu di jalan Allah, hanya untuk hal-hal yang diridhai-Nya, menafkahi diri dan keluarga, membayar zakatnya, menyedekahkannya untuk kaum dhuafa, serta menginfakkannya untuk kepentingan agama dan umat Islam.

Di akhirat nanti, soal harta, Allah akan meminta pertanggungjawaban kita dari dua hal: asal harta itu atau cara memperolehnya dan penggunaannya. Semoga Allah senantiasa memberi kita kekuatan iman untuk tidak melanggar aturan-Nya. Amin! Wallahu a’lam. (ASM. Romli).*

16.24 | 0 komentar | Read More

Malu dan Harga Diri

Oleh Hj. Luthfiyah Syuhud
Buletin Alkhoirot Edisi November 2007

الحياء من الايمان (رواه البخارى

Malu itu salah satu unsur keimanan. (HR Bukhari)

Hadith yang diriwayatkan Imam Bukhari dengan sanad dari Sahabat Ibnu Umar ini menjadi salah satu Hadith “wajib” di kalangan santri, ustadz dan muballigh. Dalam arti, tak ada seorang pun yang tidak mengenalnya, setidaknya semua pernah mendengar bunyi Hadits ini dikumandangkan baik dalam versi Arabnya atau terjemahannya.Sayangnya tidak semua orang menghayati kandungan dan kedalaman isinya.

Iman yang memiliki konotasi tauhid menjadi tema sentral Islam dan yang menjadi standar utama keislaman kita. Dalam Islam, setiap perbuatan baik tidak akan memiliki nilai religius tanpa didasari kepercayaan (keimanan) kepada Allah yang Satu. Seorang non-Muslim bisa saja memiliki amal baik, namun tanpa menyandarkan amal baiknya kepada Yang Satu, maka perbuatan baiknya hanyalah bersifat duniawi semata.

Sebaliknya, seorang Muslim yang berbuat baik akan memiliki keuntungan dua dimensi; dimensi duniawi dan ukhrowi (keakhiratan). Ini pada gilirannya akan menciptakan rasa tawadhu’ (rendah hati) di hati seorang Muslim, bukan sikap sombong dan pongah, karena ia sadar bahwa amal baiknya semata karena timbul dari keimanannya pada Allah, bukan karena dirinya sendiri. Dan karenanya, seorang Muslim tidak patut berbangga diri apalagi sombong atas segala perbuatan baiknya.

Haya’ yang secara literal positif bermakna “rasa malu, rasa segan dan sikap sopan”[1] oleh Rasulullah disebut sebagai bagian dari keimanan. Ini artinya, seorang Muslim sangat dianjurkan memiliki sifat haya’. Haya’ dalam arti rasa malu adalah identik dengan sifat harga diri (muru’ah). Ketika kita mengatakan, “Dia tak tahu malu.” Hampir dapat dipastikan maksudnya adalah “Dia tak punya harga diri.”

Rasa malu dan harga diri, dengan demikian, adalah sifat mulya apabila dikaitkan dengan sifat-sifat mulya yang lain seperti kejujuran, kedermawanan, kesederhanaan dan kepedulian sosial. Kita merasa malu dan merasa tak punya harga diri apabila kita tidak jujur, tidak dermawan, tidak hidup sederhana dan tidak atau kurang peduli pada sesama yang membutuhkan uluran tangan kita.

Orang Jepang terkenal dengan sikap ini. Sering kita dengar berita di media seorang pejabat tinggi yang mengundurkan diri karena dituduh korupsi sekalipun belum terbukti. Orang India terkenal dengan sikap sederhana dan kepedulian sosialnya.[2] Orang Eropa terkenal dengan rasa malu untuk korupsi dan bangga hidup sederhana dan merakyat.[3] Bangsa Eropa Barat terkenal dengan sikap disiplin dan bersihnya.

Sikap haya’ semacam tersebut di atas tampak kurang mendapat perhatian kita, umat Islam Indonesia. Padahal, seperti tersebut dalam hadits di atas, ia harus menjadi bagian dari keimanan kita. Way of life (jalan hidup) kita.

Sudah waktunya kita menata dan meninjau ulang cara berfikir kita; sejauh mana kita telah menjalankan ajaran Islam yang benar. Serta mana ajaran-ajaran mulya Islam yang perlu kita prioritaskan. Haya’ menurut penulis adalah salah satu nilai Islam yang harus menjadi prioritas utama kehidupan keseharian seorang Muslim.[]



[1] Pemahaman haya’ lebih detail lihat, Lewis Maluf El Yasui, Al Munjid, Maktabah Syarkiyah (Beirut: 1986); J.M. Cowan (Ed.), Arabic English Dictionary, Spoken English Services, Inc. (New York:1976); J.G. Hava, Arabic English Dictionary, Goodwords (New Delhi:2001).

[2] Lihat A. Fatih Syuhud, “Hidup Sederhana sebagai Pilihan,” Buletin Alkhoirot (November:2007)

[3] Bangsa Skandinavia seperti Finlandia dan Norwegia terkenal sebagai negara yang pemerintahnya paling bersih dari korupsi. Presiden dan pejabat-pejabatnya sangat merakyat. Sering mereka keliling kota dengan menyetir sendiri tanpa pengawal pribadi. Mobil-mobil diparkir di pinggir jalan tanpa dikunci dan bahkan kunci mobil dibiarkan di tempatnya tanpa ada yang mencuri.

16.22 | 0 komentar | Read More

Biar Allah yang membalas..

Kekejaman yang terjadi di kota Gaza atas perbuatan dari tentara Israel, terekspos lewat hampir semua media. Dan banyak hal yang seharusnya harus masuk dalam daftar sensor orangtua saat buah hati mereka melihat, mendengar dan membaca tayangan, berita dan gambar-gambar yang terpajang full dengan kekerasan dan kekejaman. Tak seharusnya mereka melihat semua itu, bahkan seharusnya pula, tak sepatutnya mereka yang ada disana, di kota Gaza itu, menjadi korban kekerasan dan kebiadaban dari perang.

Namun mungkin karena kesibukan dari orangtua, kelalaian dari pengasuh, membuat buah hati tak sengaja melihat tayangan tersebut, karena sering pada tengah satu film anak-anak atau sinetron, tayangan tersebut masuk dalam sekilas info, sehingga pada akhirnya mau tidak mau sebagai orang tua yang selalu mendampingi buah hatinya harus mampu memberikan pengarahan dan penjelasan yang baik dan benar.

Seperti buah hatiku, yang kini duduk di bangku kelas 3 SD, selalu aktif dalam mengikuti episode kelanjutan dari film yang dilihatnya. Dan pada akhirnya dia melihat semua tayangan yang ada di televisi.

Bu, itu kok kasian banget ya di Gaza… ditembaki terus sama Israel. Israel kejam ya, Bu! Anak kecil kok ditembaki, jahat banget…

Komentar dari anak kecil usia 8,5 tahun, yang begitu polos, melihat anak-anak seusia dia menjadi korban kekerasan perang. Melihat dengan langsung melalui tayangan di media televisi, bagaimana jenasah anak-anak yang penuh dengan luka dan darah telah kehilangan nafas yang mereka panggul dalam jiwa raga mereka, demi satu keegoisan para pejabat tinggi yang haus akan kekuasaan.

Penyembelihan dan pembakaran manusia hidup-hidup telah begitu keji dilakukan. Lantas benarkah bahwa manusia sudah tak memiliki hati nurani lagi?

Buah hatiku yang kini bisa memikirkan segala permasalahan menurut kemampuannya dan sudah bisa mengambil keputusan dari sudut pandang secara sederhana pun bisa mengatakan bahwa apa yang terjadi itu kejam, tidak manusiawi, bahwa Israel itu jahat..

Iya mas, itulah perang.. mengakibatkan banyak korban, terutama anak-anak. Semoga negara kita tidak mengalami perang lagi. Karena perang itu bisa mengakibatkan banyak orang meninggal, rumah menjadi hancur, binatang mati.. Rugi kan?

Mungkin hanya itulah jawaban yang bisa aku berikan, dan entah apa dia bisa mengerti atau tidak, tapi setidaknya dengan anggukan di kepalanya aku merasa dia cukup mengerti dan memahami apa yang aku jelaskan.

Coba kalau Israel berani perang sama Allah ya… pasti kalah. Kan Allah punya segalanya.. Biar aja Allah yang membalasnya ya Bu?

* tersenyum geli *

Memang jika dibandingkan dengan Allah SWT, sang kekasih sejati, yang Maha Segalanya, kekuatan perang Israel bukanlah apa-apa. Tapi apa ya pantas dibandingkan dengan kekuatan Allah SWT? Yaaaa, namanya juga anak kecil… :D

Teringat dengan email yang dikirimkan teman-temanku, tentang satu ayat dalam Al-Qur’an, firman kekasih sejatiku..

Surah: Al-Fiil (Gajah)

Kategori Surah: Makkiyah, Jumlah Ayat: 5 Ayat

أَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِأَصْحَابِ الْفِيلِ

1. Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap tentara bergajah [1602]?

[1602] Yang dimaksud dengan tentara bergajah ialah tentara yang dipimpin oleh Abrahah Gubernur Yaman yang hendak menghancurkan Ka’bah. Sebelum masuk ke kota Mekah tentara tersebut diserang burung-burung yang melemparinya dengan batu-batu kecil sehingga mereka musnah.

أَلَمْ يَجْعَلْ كَيْدَهُمْ فِي تَضْلِيلٍ

2. Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka (untuk menghancurkan Ka’bah) itu sia-sia?,

وَأَرْسَلَ عَلَيْهِمْ طَيْراً أَبَابِيلَ

3. dan Dia mengirimkan kapada mereka burung yang berbondong-bondong,

تَرْمِيهِم بِحِجَارَةٍ مِّن سِجِّيلٍ

4. yang melempari mereka dengan batu (berasal) dari tanah yang terbakar,

فَجَعَلَهُمْ كَعَصْفٍ مَّأْكُولٍ

5. lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat).

[naudzubillahi min dzalik.. :-( ]

Sudah sepantasnya kita ikut prihatin dan berdoa, agar segala konflik yang terjadi dapat segera selesai, sehingga tidak ada lagi peperangan yang mengorbankan begitu banyak nyawa dan harta. Bukankah hidup di dunia ini hanyalah sementara? Kekuasaan, kesempurnaan hanyalah milik sang kekasih sejati, milik Allah SWT semata. Biarkan perbedaan itu menjadi warna yang indah untuk hidup ini. Kita pasti akan kembali kepada pemilik nafas kita, lantas kenapa harus saling melukai? Apapun itu keyakinan yang dimiliki, dari suku, bangsa, negara manapun tetaplah dia umat Allah SWT. Hanya memiliki nafas sesaat di dunia ini.. untuk apa waktu yang sesaat itu dipergunakan demi kekuasaan? Pikirkan bagaimana buah hati kita, generasi penerus kita nantinya..

Semoga kedamaian akan selalu tercipta di bumi ini.. :-)
16.20 | 0 komentar | Read More

Sabar dan Tawakal

BANYAK yang berpenampilan indah tetapi terhina, sebab dia tidak punya kesabaran. Banyak orang yang akhirnya merugi, padahal dia memiliki modal. Apa sebabnya? Dia tidak mempunyai kesabaran. Banyak orang yang tergelincir ketika dilanda asmara dan tidak sabar, akibatnya ia merasakan sakit. Alangkah indahnya orang-orang yang diberi kesabaran.

Innallaha ma’ash shaabiriin. Sesungguhnya Allah itu beserta orang-orang yang sabar. (Q.S. Al-Baqarah [2]:153).

Sabar itu pahalanya insya Allah tiada terputus. Maka, sungguh aneh jika kita ingin dekat dengan Allah, ingin indah, ingin berpahala, ingin bahagia tetapi tidak sabar. Sabar itu kunci. Kalau kita bersabar, kita akan memiliki pribadi yang indah. Kalau selalu sabar, kita akan menjadi orang yang dekat dengan Allah dan insya Allah ganjaran kita tiada terputus.

Setidaknya ada tiga hal yang memerlukan kesabaran kita dalam hidup ini. Yang pertama, sabar ketika berkeinginan. Setiap hari kita selalu dituntun oleh keinginan. Kalau kita tidak sabar, keinginan inilah yang akan menjerumuskan kita. Jadi, sabar yang pertama adalah meluruskan niat ketika kita punya keinginan.

Kita dikarunia Allah keinginan. Keinginan itulah yang menuntun sikap; kalau tidak sabar, kita kehilangan niat. Padahal niat adalah kunci agar amal diterima. Ada orang yang lelah pontang-panting, tetapi tidak ada nilainya. Mengapa? Dia tidak sabar meluruskan niat. Maka, sebelum beramal, wajib bagi kita untuk meluruskan niat. Tanpa niat, amal menjadi sia-sia.

Terkadang, seseorang tidak sibuk meluruskan niat. Akan tetapi ia sibuk dengan perbuatannya. Misalnya, ia ingin membeli pakaian. Kita harus bertanya dulu pada diri sendiri, “Perlukah saya membeli pakaian lagi, padahal di lemari masih banyak pakaian?”, “Untuk Apa?”, “Tapi kan ini warnanya kurang cocok. Kurang cocok kata siapa?”

Untuk apa memberatkan hisab, kalau pakaian indah, tetapi kelakuan tidak indah? Tidak ada gunanya. Ketika akan membeli, tanyakan lagi pada diri kita, “Benarkah kita membeli sesuatu itu karena Allah atau karena ingin dipuji?”

Ingin menikah? kita harus sabar untuk mengevaluasi dulu. Kumpulkan informasi dan studi kelayakan. Sudah layakkah kita menikah? Jangan tergesa-gesa, renungkan dalam-dalam, kumpulkan informasi selengkap mungkin. Bertanyalah kepada yang ahli, sebab kalau kita sudah punya keinginan, itu biasanya nafsu. Hati-hati, nafsu akan membutakan kita dari kebenaran. Kita harus sabar untuk bertanya, “Benarkah niat saya ini? Betulkah tujuan saya? Mintalah petunjuk kepada Allah dengan shalat istikharah.

Lalu, hal kedua yang harus kita miliki adalah sabar berproses. Kita biasanya tidak sanggup untuk berproses. Kita harus menikmati proses, bukan hasil. Dari proses itu, insya Allah akan berbuah pahala.

Kesabaran yang ketiga adalah sabar ketika telah mendapat hasilnya. Hasil itu ada dua jenis, yaitu gagal dan sukses. Keduanya butuh kesabaran. Sudah niat ingin kerja, ikhtiar melamar ke sana-sini, kita harus sabar jika kita belum diterima. Setiap langkah kita insya Allah ada pahalanya. Mungkin memang belum ada rezekinya di sana, kita tidak usah sibuk mengeluh.

Lalu rezekinya di mana? Mungkin memang rezeki kita bukan jadi seorang pekerja tetapi menjadi seorang pengusaha yang menjadi direktur utama, merangkap direktur inti dan karyawan tunggal.

Ikhwan sudah melamar lalu ditolak. Apakah dia gagal? Tidak! Justru keberhasilannya adalah ditolak. Ini berarti dia mempunyai pengalaman ditolak. Misalnya, dia sudah pernah ditolak tiga kali. Dengan begitu, dia sudah berpengalaman menghadapi tiga jenis calon mertua. Harus sabar menghadapinya karena mungkin belum menjadi jodohnya. Niatnya untuk melamar, sudah menjadi amal. Perjalanannya, usahanya untuk bicara baik-baik dengan calon mertua sudah menjadi amal. Bila kemudian hasilnya ditolak, — jika kita sabar — maka menjadi nilai amal juga.

Kegagalan itu adalah ketika kita tidak sabar menghadapi sesuatu hal yang tidak sesuai dengan keinginan kita. Kita punya rencana, Allah juga punya. Yang akan terjadi adalah rencana Allah, kenapa Allah menakdirkan sesuatu lalu kita anggap gagal? padahal itu yang terbaik.

Tidak heran seseorang dibimbing Allah dengan sakit, penolakan, hinaan, semua itu bisa menjadi sebuah jalan bagi dia untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Oleh karena itu, kita harus sabar menghadapi sesuatu yang tidak cocok dengan keinginan kita.

Tawakal

Ada sebuah cerita tentang seorang Baduwi yang meninggalkan untanya saat beristirahat di suatu tempat, tanpa mengikatkan talinya pada sebuah tiang. Singkat cerita, saat ia kembali untuk melanjutkan perjalanan, ternyata untanya tidak berada di tempat semula. Kontan saja ia panik setengah mati. Orang-orang sekitar mengerumuninya karena suara yang memekik memanggil unta yang kabur. “Untaku… untaku…! Ke mana untaku…?”

Sambil mencari ke sana-sini, ia meyakinkan dirinya bahwa terakhir kali ia melihat untanya di halaman bersama unta-unta lainnya. Ia yakin bahwa ia telah mempercayakan untanya pada Allah. Ia yakin untanya tak akan kabur karena Allah yang akan menjaganya. Oleh karena itu, ia tidak berusaha untuk mengikatkan talinya pada tiang yang telah tersedia sebab ia merasa telah menyerahkan segalanya pada Allah SWT. Atau lebih dikenal dengan istilah tawakal.

Apakah sikap tawakal orang Baduwi seperti itu benar? Keyakinan kuat tanpa diiringi ikhtiar adalah kurang sempurna. Demikian pula ikhtiar maksimal tanpa keyakinan hati kepada Allah adalah sia-sia. Tawakal yang benar adalah didasari oleh keyakinan kepada Allah bahwa Allah-lah yang mengatur segalanya dan disempurnakan dengan ikhtiar maksimal. Allah yang mengatur rezeki. Maka manusia harus berusaha untuk mendapatkannya dengan cara yang benar. Semua nikmat yang telah Allah berikan harus disyukuri dan hanya kepada-Nya orang-orang beriman bertawakal (Q.S. Al-Maaidah [5 ]: 11).

Adanya kemampuan untuk ikhtiar, merupakan nikmat besar yang telah Allah berikan. Sesungguhnya, Allah telah menetapkan ketentuan untuk segalanya. Allah tidak akan menguji seseorang kecuali sesuai dengan kemampuannya. Salah satu tanda kemuliaan seseorang adalah, adanya keikhlasan dalam melakukan sesuatu, dan disempurnakan dengan ikhtiar. Selanjutnya, ia menyerahkan segala usaha dan urusannya kepada Allah. Itulah tawakal yang sebenarnya.

Bertawakal kepada Allah dengan sepenuh hati tidak dilarang. Bertawakallah selalu kepada-Nya dengan syarat ia ikhlas dan melakukan ikhtiar. Bukan sikap tawakal seperti kisah Baduwi tadi. Tawakal tetapi tidak berusaha dan hanya ongkang-ongkang kaki mengharapkan hasil yang memuaskan, bukanlah sikap mukmin sejati. Tawakal seperti itu identik dengan pasrah tanpa melakukan apa-apa! Wallahu a’lam bishawaab.***

Penulis : K.H. Abdullah GymnastiarSumber : http://www.pikiran-rakyat.com

16.18 | 0 komentar | Read More

Hanya Kepada-Mu Aku Berlindung

Barangsiapa yang bergantung kepada selain Allah, niscaya dia akan ditelantarkan. Sebab hanya Allah satu-satunya tempat berlindung, meminta keselamatan, dan tumpuan harapan. Allah, Rabb yang menguasai segenap langit dan bumi, tidak ada satupun makhluk yang luput dari kekuasaan dan ilmu-Nya. Segala manfaat dan madharat berada di tangan-Nya. Maka sungguh mengherankan apabila manusia yang lemah bersandar kepada sesama makhluk yang lemah pula, mengapa dia tidak menyandarkan urusannya kepada Allah ta’ala yang maha kuasa ?

Bukankah setiap hari, di setiap kali shalat, bahkan dalam setiap raka’at shalat kita selalu membaca ayat yang mulia, ‘Iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’in’; hanya kepada-Mu ya Allah kami beribadah, dan hanya kepada-Mu kami meminta pertolongan… Oleh sebab itu bagi seorang mukmin, tempat menggantungkan hati dan puncak harapannya adalah Allah semata, bukan selain-Nya. Kepada Allah lah kita serahkan seluruh urusan kita… Allah ta’ala berfirman (yang artinya),

“Dan kepada Allah saja hendaknya kalian bertawakal, jika kalian benar-benar beriman.” (QS. al-Ma’idah: 23).

Ayat yang mulia ini menunjukkan kewajiban menggantungkan hati semata-mata kepada Allah, bukan kepada selain-Nya. Tawakal adalah ibadah. Barangsiapa menujukan ibadah itu kepada selain Allah maka dia telah melakukan kemusyrikan (lihat al-Jadid fi Syarh Kitab at-Tauhid, hal. 256)

Barangsiapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupi kebutuhannya. Allah ta’ala berfirman (yang artinya),

“Barangsiapa yang bertawakal kepada Allah, maka Dia pasti akan mencukupinya…” (QS. ath-Thalaq: 3).

Ayat yang agung ini menunjukkan bahwasanya tawakal merupakan salah satu sebab utama untuk bisa mendapatkan kemanfaatan maupun menolak kemadharatan. Tawakal adalah kewajiban dan ibadah. Barangsiapa yang menujukan ibadah ini kepada selain Allah maka dia telah berbuat kemusyrikan (lihat al-Jadid fi Syarh Kitab at-Tauhid, hal. 260)

Salah satu bentuk perbuatan bergantung kepada selain Allah adalah dengan meminta perlindungan dan keselamatan hidup kepada selain Allah, entah itu jin, penghuni kubur ataupun yang lainnya. Allah ta’ala berfirman (yang artinya),

“Janganlah kamu menyeru kepada selain Allah, sesuatu yang jelas tidak menjamin manfaat maupun madharat kepadamu, apabila kamu tetap melakukannya niscaya kamu termasuk golongan orang-orang yang zalim.” (QS. Yunus: 106).

Mendatangkan manfaat dan menolak madharat adalah kekhususan yang dimiliki Allah. Barangsiapa yang berdoa kepada selain Allah dan dia meyakini bahwasanya yang dia seru itu menguasai kemanfaatan dan kemadharatan sebagai sekutu bagi Allah, maka sesungguhnya dia telah berbuat kemusyrikan (lihat al-Jadid fi Syarh Kitab at-Tauhid, hal. 104)

Allah ta’ala berfirman (yang artinya),

“Dan apabila Allah menimpakan kepadamu suatu bahaya maka tidak ada yang bisa menyingkapnya selain Dia, dan apabila Dia menghendaki kebaikan bagimu maka tidak ada yang bisa menolak keutamaan dari-Nya. Allah timpakan musibah kepada siapa saja yang Dia kehendaki, dan Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Yunus: 107).

Ayat yang agung ini menunjukkan bahwa menyingkap keburukan/bahaya dan mendatangkan manfaat merupakan kekhususan Allah ‘azza wa jalla. Barangsiapa yang mencari hal itu dari selain Allah sesungguhnya dia telah berbuat kemusyrikan (lihat al-Jadid fi Syarh Kitab at-Tauhid, hal. 105)

Ini semua menunjukkan kepada kita bahwa kesempurnaan iman dan tauhid seorang hamba ditentukan oleh sejauh mana ketergantungan hatinya kepada Allah semata dan upayanya dalam menolak segala sesembahan dan tempat berlindung selain-Nya. Kalau Allah yang menguasai hidup dan mati kita, lalu mengapa kita gantungkan hati kita kepada jin dan benda-benda mati yang tidak menguasai apa-apa?!

penulis: Abu Mushlih Ari Wahyudi

16.17 | 0 komentar | Read More

Sholat di atas Pesawat dan Jarak Safar

Pertanyaan :

Bagaimana cara sholat di atas pesawat ? Berapa jarak safar yang dengannya dibolehkan meng-qashar sholat dan meninggalkan puasa ?

Jawab :

Al-Imam Al-Albani rahimahullah menjawab,

“Safar itu dimulai dari keluarnya seseorang dari negeri/daerahnya, terhitung dari batas daerahnya. Tentang sholat di atas pesawat, orang yang biasa naik pesawat di zaman sekarang ini akan menyaksikan bahwa pesawat memiliki kelebihan dari sisi kenyamanan di mana penumpangnya tidak merasa sedang terbang diantara langit dan bumi.

Beda halnya dengan kapal laut, dimana terkadang memberikan goncangan kepada penumpangnya, lebih besar daripada goncangan pesawat. Karena itu orang yang mengendarai pesawat, bila memang pesawatnya besar, luas dan lapang, ia akan mendapati tempat kosong yang disitu ia bisa berdiri dan duduk saat mengerjakan sholat.

Inilah yang wajib berdasarkan kaidah yang telah lewat penyebutannya : “Bertaqwalah kalian kepada Alloh semampu kalian.”

Termasuk kewajiban yang harus diperhatikan oleh orang yang ingin sholat di atas pesawat adalah memerhatikan pada awal sholatnya dimana arah kiblat, bila memang memungkinkan untuk mengetahuinya, kemudian ia sholat menghadap kiblat tsb. Setelah itu tidak menjadi masalah pesawatnya menghadap ke mana saja, mengarah ke kiri atau kanan. Ia tetap melanjutkan sholatnya sesuai dengan arah awal ia menghadap (walaupun ternyata tidak lagi menghadap kiblat karena arah pesawat telah berubah, pent).

Yang penting, ada dua perkara yang harus diperhatikan oleh penumpang pesawat, penumpang kapal atau penunggang hewan.

Pertama : Bila mampu untuk berdiri dan duduk dalam sholat, hendaklah ia melakukannya. Bila memungkinkan baginya untuk turun dari kendaraannya seperti orang yang mengendarai mobil, hendaknya ia turun dan sholat sebagaimana biasanya.

Kedua : Ia memulai sholatnya diatas kendaraan yang ditumpanginya dengan menghadap kiblat, setelah itu tidak menjadi masalah bila mobil, pesawat atau kapal yang ditumpanginya, ataupun hewan (yang ditungganginya) itu bergerak sehingga arah kiblat berpindah. Kecuali bila memungkinkan baginya untuk turun dari kendaraannya, maka ia sholat seperti biasanya.

Tentang safar, tidak ada batasan jarak tertentu dengan ukuran kilometer atau marahil. Karena ketika Alloh menyebutkan safar dalam Al Qur’an berkaitan dengan qashar sholat ataupun kebolehan berbuka (tidak puasa) di bulan Ramadhan, Alloh menyebutkan safar secara mutlak, tanpa menerapkan batasannya. Bisa kita lihat hal ini dalam firman-Nya :

“Apabila kalian melakukan perjalanan di muka bumi (safar) maka tidak ada dosa atas kalian untuk kalian meng-qashar sholat.” QS. An-Nisaa’ ; 101

Lafadz diatas merupakan ungkapan dari safar, dimana Alloh menyebutkannya secara mutlak (tanpa pembahasan ini dan itu…pent)

Demikian pula dalam firman-Nya :

“Siapa diantara kalian yang sakit atau dalam keadaan safar, maka (ia boleh meninggalkan puasa) dengan menggantinya pada hari-hari yang lain.” QS. Al-Baqarah ; 184

Dengan demikian yang benar dari pendapat yang ada dari kalangan ulama tentang pembatasan jarak safar adalah tidak ada batasannya. Setiap itu disebut safar, menurut kebiasaan (‘urf) dan menurut pengertian syar’i, berarti itulah safar, baik jaraknya jauh ataupun dekat. Perjalanan tsb safar menurut kebiasaan yang dikenali di tengah manusia. Dari sisi syar’i memang orang yang menempuhnya bertujuan untuk safar. Karena terkadang kita dapati ada orang yang menempuh jarak jauh bukan untuk safar, seperti kata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah :

“Terkadang seseorang keluar dari negerinya untuk berburu. Lalu ia tidak mendapatkan buruannya hingga ia terus berjalan mencari-cari sampai akhirnya ia tiba di tempat yang sangat jauh. Ternyata di akhir pencariannya ia telah menempuh jarak yang panjang, ratusan kilometer. Kita menganggap orang ini bukanlah musafir, padahal bila orang yang keluar berniat safar dengan jarak yang kurang daripada yang telah ditempuhnya telah teranggap musafir. Tapi pemburu ini keluar dari negerinya bukan bertujuan safar sehingga ia bukanlah musafir. Berarti yang namanya safar harus menuruti ‘urf (adat masyarakat) dan sesuai pengertian syar’i.” [Al-Hawi min Fatawa Asy-Syaikh Al-Albani, hal.227]

16.16 | 0 komentar | Read More

Tips menuju pola hidup sehat Islami


Terdapat lima langkah tips menuju pola hidup Sehat Islami diantaranya :

1. Menata ulang Mental patern , yaitu
- memperbaiki atau mengobati peyakit hati serta
-meyakini aspek penting sehat Islami yang mencakup
* Allah adalah Tuhan sekalian Alam;
* Allah adalah Maha dari kesempurnaan sifat ;
* Allah menciptakan sistem dan mengatur jalannya sistem ;
* Al-Qur’an sebagai tuntunan hidup ;
* manusia adalah khalifah atau wakil Allah dimuka bumi ;
* Penyakit, rasa sakit,dan kesehatan ada dalam kekuasaan Allah ;
* Allah mendatangkan peyakit dan meleyapkan :
* Allah memberikan rezeki, termasuk kesehatan, kepada siapa saja yang dikehendaki Nya;
* Rasulullah Saw mencontohkan pola hidup sehat dan memerintahkan kita berobat jika sakit; serta
* Memupuk semangat nafsul muthmainah agar selamat dunia – akhirat

Selain itu, kita juga harus dapat mengubah mindset dengan mengikuti paradigma baru sebagai berikut :

* Menjadi sehat itu mudah
* Menjadi sehat itu murah
* Segala sepak terjang kita bisa meyehatkan
* Sakit bisa di cegah
* Peyembuhan Peyakit tidak harus dengan intervensi dari luar, bahkan seringkali
tidak membutuhkan obat .
* Kita bisa melakukan pengobatan sendiri dengan cara sederhana dan murah

Silahkan baca Tips menuju pola hidup Islami

Masalah,telah terjadi salah kaprah dalam pemikiran orang modern bahwa semua persoalan hidup dipandang sebagai masalah yang complicated (rumit) sehingga diperlukan waktu untuk beranjak ke hal-hal yang sederhana
2. Mempelajari metode pengobatan “smart healing” secara konsisten ” secara konsisten .
Metode ini meyakini bahwa untuk hidup sehat, meyehatkan badan, bahkan meyembuhkan peyakit, bisa mengunakan lima aspek sebagai berikut :
- Mengatur makanan
- Mengoptimalkan Ibadah
- Membacakan doa-doa
- Pengunaan obat dari resep-resep Rasullulah Saw.
- Memperbaiki lingkungan
3. Meyusun Langkah-langkah peyehatan bagi penderita peyakit
4. Meyusun langkah-langkah peningkatan kualitas hidup ,termasuk program pencegahan serta pengobatan penuaan dini dan peyakit degenaratif
5. Meyempurnakan kesejahteraan hidup dalam arti luas untuk mencapai kebahagian sejati

Inilah cara baru untuk meningkatkan dan meyelesaikan masalah kesehatan tanpa memberikan dampak negatif , baik jangka pendek maupun jangka panjang serta meningkatkan kebahagian hidup.

16.15 | 0 komentar | Read More

Cara Hidup Sehat Ala Islam

Islam merupakan agama yang mengatur seluruh aspek kehidupan manusia, untuk mengatur kemakmuran di bumi guna menuju kebahagiaan dunia dan akhirat. Salah satu penunjang kebahagian tersebut adalah dengan memiliki tubuh yang sehat, sehingga dengannya kita dapat beribadah dengan lebih baik kepada Allah. Agama Islam sangat mengutamakan kesehatan (lahir dan batin) dan menempatkannya sebagai kenikmatan kedua setelah Iman. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW. :“Mohonllah kepada Allah pngampunan, kesehatan dan keyakinan di dunia dan akhirat. Sesungguhnya Allah tidak memberikan kepada seseorang setelah keyakinan (Iman) yang lebih baik daripada kesehatan.” (HR. Ahmad, Tirmidzi, dan Ibnu Majah dari Abu Bakar, sahih sanadnya dari Ibnu Abbas)
Sebagaimana seseorang yang ingin pandai tentu saja harus belajar dan berusaha mengenal prinsip prinsip hidup sehat setelah itu melaksanakannya dan inilah beberapa petunjuk Agama yang berhubungan dengan kesehatan:

MAKANAN
1. Makan jangan Berlebihan
Dalam Al-Qur’an Surat Al-A’raf: 31 Allah SWT. Berfirman: yang artinya ...”Makan danminumlah, dan jangan berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.” (QS. 7:31).
Dan dalam surat Thaha ayat 81, Allah SWT. berfirman yang artinya : “Makanlah di antara rizqi yang baik yang telah kami berikan kepadamu, dan janganlah melampaui batas padanya, yang menyebabkan kemurkaan-Ku, maka sesungguhnya binasalah ia.” (QS. 20:81), Dalam ilmu kesehatan, makan dan minum merupakan kebutuhan dalam pemenuhan nutrisi sebagai penunjang hidup, yang jumlah dan macamnya harus sesuai dengan keperluan tubuh, tidak boleh kekurangan dan tidak boleh berlebihan. Yang bila kekurangan atau berlebihan akan menggangu kesehatan tubuh.
Sehubungan dengan ini Nabi SAW. telah bersabda : “Tidaklah seseorang manusia memenuhi satu wadah yang lebih buruk daripada perutnya, Cukuplah bagi anakmanusia beberapa makanan yang dapat menegakkan tulang rusuknya, jika memang harus makan banyak maka sepertiga untuk makanannya, sepertiga untuk minumannya, dan sepertiga untuk nafasnya.” (HR. Tirmidzi: 2302, nasai dari Inbu Majah)


2. Makan Makanan yang Sehat
Allah SWT. Berfirman yang artinya: ” Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rizqikan kepadamu, dan bertaqwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya”. (QS. 5:88) dengan memenuhi makan yangmemenuhi unsur gizi ini lagi baik (thayyib) diharapkan tubuh berada dalam keadaan yang optimal sehingga daya tahan tubuh akan bekerja secara maksimal dalam menolak segala macam penyakit.


3. Di Samping itu pula NAbi SAW. menganjurkan agar mendinginkan makanan atau minuman sebelum dimakan atau diminum
Dengan sabdanya : “Dinginkan makanan dan minuman kamu sesungguhnya tidak ada kebaikan pada makanan/minuman yang panas.” (HR. Al-hakim dan Ad-Dailami). Mendinginkannya tidak dengan ditiup dengan nafas karena ini juga dilarang oleh NAbi SAW. (HR Ibnu Majah)
Dalam bidang Gastroenterologi diketahui bahwa makanan yang panas dapat menyebabkan permukaan pada selaput lendir saluran cerna yang menyebabkan rasa sakit, perih, rasa panas, kembung, rasa penuh, mual, rasa seperti diiris Dll.


4. Tidak minum Alkohol dan apa saja yang merusak tubuh
Allah SWT. Berfirman: “Mereka bertanya tentang khamar dan judi, katakanlah, pada keduanya ad bahaya yang besar dan pula manfaatnya pada manusia, dan bahyanya lebih besar darimanfaatnya.” (QS. Al-Baqarah: 219). ada ayat lain dikatakan juga oleh Allah SWT. : “Hai orang-orang yang beriman sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan Syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.” (QS. 5:10)

KEBERSIHAN
Nabi SAW. bersabda: “Bersihkan halaman-halaman karena Yahudi tidak memebersihkan halaman-halaman mereka.” (HR. Thabrani, lihat silsilah Shahihah: 1/418, no. 263)
Nabi SAW. Bersabda: “Sesungguhnya Allah Indah, menyukai keindahan, bersih, menyukai kebersihan, Mulia, menyukai kemuliaan dan Dermawan menyukai kedermawanan, maka bersihkanlah halaman-halaman mud an janganlah meniru orang-orang yahudi.” (hr. Tirmidzi : 2723, dhaif) Dalam Al-Qur’an Allah SWT. Berfirman yang artinya: “Dan diturunkan padamu air dari langit (hujan) untuk alat pembersih dirimu. (QS. Al-anfal:11)

Diriwayatkan dari para sahabat, bahwa mereka tidak pernah melihat noda atau kotoran pada baju Nabi SAW. Walaupun beliau menyukai pakaian atau baju berwarna putih. Juga mereka tidak pernah mencium bau tidak sedap dari diri Nabi SAW. Beliau tidak senang melihat salah seoarang sahabat yang rambutnya tidak terurus rapi apabila menghadap beliau, dan memerintahkan untuk mencuci dan menyisir rambut terlebih dahulu apabila ingin menghadap beliau.
Demikian juga NAbi SAW. Memerintahkan para sahabat/umatnya untuk bersiwak/memberihkan gigi tiap akan shalat, dan memotong kuku tiap Jum’at dan mencukur rambut ketiak dan rambut aurat minimal sekali dalam setiap 40 (empat puluh) hari. Ini mencerminkan betapa besar perhatian beliau terhadap masalah kebersihan perseorangan. Selanjutnya NAbi SAW. Menganjurkan para sahabatnya agar memberi tutup pada tempat makan dan minumnya. (HR. Ahmad)
Untuk lebih jelasnya silakan merujuk kitab Subul al-Huda wa al-Rasyad Fi Sirah Khairil Ibad, karya Imam Muhammad ibn Yusuf al-Shalihi al-Syami (w. 942.H), tahqiq wa ta’liq Syaikh Adil Ahmad Ahmad Abdul Maujud dan Syaikh Ali Muhammad Mu’awwidh, di sana ada bab-bab mengenai perjalanan Rasulullah mengenai kesehatan dan kedokteran.

OLAH RAGA

Olah raga berguna untuk kesehatan. Oleh karenanya, dengan berolah raga yang teratur, terukur dan bersifat aerobic akan memberikan banyak manfarat. Antara lain mencegah kegemukan dengan segala dampak negatifnya, menguatkan dan lebih mengefisienkan kinerja otot-otot tubuh, seperti otot jantung, otot pernafasan dan otot-otot rangka tubuh, dan lebih melancarka aliran darah ke dalam sel-sel tubuh, dan pembuangan bahan-bahan sisa dari sel-sel tubuh menjadi lebih baik.

Nabi SAW. Suka berolah raga. Diriwayatkan oleh Siti Aisyah, bahwa beliau suka mengajak Siti Aisyah berlomba lari sejak Siti Aisyah masih belia sampai tua. Diriwayatkan pula bahwa Nabi SAW. Suka berjalan kaki walaupun kuda dan unta tersedia untuk beliau. Diriwayatkan pula, bahwa cara nabi berjalan, yaitu seperti jalannya orang yang menuruni bukit, yaitu berjalan cepat. Demikian pula Nabi SAW. Pernah mewajibkan para orang tua untuk mengajarkan renang dan memanah kepada putra putrinya (HR. Al-hakim). Lari cepat dan renang merupakan jenis olah raga aerobic yang dianjurakan saat ini oleh para pakar kesehatan olah raga untuk menjaga kebugaran.
Oleh para ahli, alkohol dapat menimbulkan kerusakan pada seluruh bagian tubuh manusia, seperti system syaraf, pembuluh darah, jantung, hati dan saluran cerna dan lain-lain.(ctm) www.SuaraMedia.com
16.14 | 0 komentar | Read More

Hidup Sehat Cara Rasulullah SAW

Dari suatu sumber

Rasulullah saw adalah suri tauladan kita. Sekalipun beliau berkata bahwa kita lebih mengerti urusan dunia kita dari pada beliau, tetapi bukan berarti beliau tidak mengerti masalah-masalah duniawi, terutama hidup yang efektif dan sehat.

Bukan berarti beliau terbebas dari penyakit. Tapi, saat-saat kesehatan beliau mendapat musibah bisa dihitung dengan jari satu tangan. Berbeda dengan manusia sekarang, yang sangat rentan terserang penyakit.

Apa sih rahasianya? Berikut ini adalah muwashoffat hidup sehat beliau

1. SELALU BANGUN SEBELUM SUBUH
Rasul selalu mengajak ummatnya untuk bangun sebelum subuh, melaksanakan sholat sunah dan sholat Fardhu, sholat subuh berjamaah. Hal ini memberi hikmah yg mendalam antara lain :
- Berlimpah pahala dari Allah SWT
- Kesegaran udara subuh yg bagus untuk kesehatan / terapi penyakit TB
- Memperkuat pikiran dan menyehatkan perasaan.

2. AKTIF MENJAGA KEBERSIHAN
Rasulullah SAW selalu sentiasa rapi & bersih, tiap hari kamis atau Jumaat beliau mencuci rambut-rambut halus di pipi, selalu memotong kuku, bersisir dan berminyak wangi. “Mandi pada hari Jumaat adalah wajib bagi setiap orang-orang dewasa. Demikian pula menggosok gigi dan pemakai harum-haruman” (HR Muslim).

3.TIDAK PERNAH BANYAK MAKAN
Sabda Rasulullah SAW : “Kami adalah sebuah kaum yang tidak makan sebelum lapar dan bila kami makan tidak terlalu banyak (tidak sampai kekenyangan)“, (Muttafaq Alaih).
Dalam tubuh manusia ada 3 ruang untuk 3 benda : Sepertiga untuk udara, sepertiga untuk air dan sepertiga lainnya untuk makanan. Bahkan ada satu tarbiyyah khusus bagi ummat Islam dengan adanya Puasa Ramadhan untuk menyeimbangkan kesehatan.

4. GEMAR BERJALAN KAKI
Rasulullah SAW selalu berjalan kaki ke Masjid, Pasar, medan jihad, mengunjungi rumah sahabat, dan sebagainya. Dengan berjalan kaki, keringat akan mengalir, pori-pori terbuka dan peredaran darah akan lancar. Ini penting untuk mencegah penyakit jantung.

5. TIDAK PEMARAH
Nasihat Rasulullah SAW: “Jangan Marah” diulangi sampai 3 kali. Ini menunjukkan hakikat kesehatan dan kekuatan Muslim bukanlah terletak pada jasadiyah belaka, tetapi lebih jauh yaitu dilandasi oleh kebersihan dan kesehatan jiwa. Ada terapi yang tepat untuk menahan marah :
- Mengubah posisi ketika marah, bila berdiri maka duduk, dan bila duduk maka berbaring
- Membaca Ta ‘awwudz, karena marah itu dari Syaithon
- Segeralah berwudhu
- Sholat 2 Rokaat untuk meraih ketenangan dan menghilangkan kegundahan hati

6. OPTIMIS DAN TIDAK PUTUS ASA
Sikap optimis akan memberikan dampak psikologis yang mendalam bagi kelapangan jiwa sehingga tetap sabar, istiqomah dan bekerja keras, serta tawakal kepada Allah SWT.

7. TAK PERNAH IRI HATI
Untuk menjaga stabilitas hati & kesehatan jiwa, mentalitas maka menjauhi iri hati merupakan tindakan preventif yang sangat tepat.
:Ya Allah,bersihkanlah hatiku dari sifat sifat mazmumah dan hiasilah diriku dengan sifat sifat mahmudah.

16.12 | 0 komentar | Read More

Hidup di Jalan Allah

Allah SWT telah mengaungerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk kehidupan manusia, karenanya Allah memerintah kepada kita agar selalu bertaqwa dimanapun berada : di kantor, di rumah, di tempat kerja, di pasar dan dimanapun berada. Taqwa inilah yang menjadi bekal ketika menghadap Allah SWT di akhirat kelak.

Dengan segala kuasaNya, Allah menjanjikan kepada kita kegembiraan yang sangat berharga dan sangat besar, yaitu kehidupan yang damai dan sejahtera. Dengan ketaqwaan itu, kita boleh mengambil bagian dalam kuasa Allah dan terlepas dari hawa nafsu yang membinasakan dunia. Taqwa berarti melaksanakan perintah-perintahNya dan menjauhi larangan-laranganNya.

Untuk melepaskan jeratan hawa nafsu, kita harus sungguh-sungguh berusaha meningkatkan iman, pengetahuan, penguasaan diri, ketekunan dan amal shaleh seperti seperti mengormati orangtua, mengasihi sesama makhlukNya dan berbuat baik kepada tetangga mengasihi saudara-saudara seiman dan kasih kepada semua orang.

Apabila iman, kasih sayang dan kebajikan ini ada dalam diri kita, maka kita akan giat dan berhasil mengenal Allah. Janganlah kita memaksa Allah mengenal kita, namun kenalilah diri kita sehingga kita sungguh-sungguh mengenal Allah. Akan tetapi bila kita tidak memiliki pengetahuan dan ketekunan dalam mengenal diri, kita akan buta dan picik, karena lupa bahwa dosa-dosanya makin hari makin menumpuk dan sulit dimaafkan.

Tanpa mengenal diri, kita hanya akan merasa hebat, bangga diri, dan sombong dari karunia-karunia Allah sehingga menganggap segala sesuatu yang telah dicapai di dunia ini pasti bermanfaat dan dapat menyelamatkannya dari bencana dan azab Allah SWT. Allah berfirman dalam surat Al An'am, ayat 162, yang artinya :

Katakanlah: "Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam,

Karena itu wahai saudara-saudaraku jamaa'ah jum'ah yang dimuliakan Allah, berusahalah sungguh-sungguh supaya kita teguh hidup di jalan Allah, sebab jika hidup di jalan Allah, tidak akan tersandung dan tersesat di dalam menuju Allah.

Keselamatan dan kebahagiaan yang diperoleh tentu tidak ingin kita nikmati bersama, karena itu marilah kita sesama ummat Islam saling mengingatkan kewajiban-kewajiban kita terhadap Allah seperti shalat, zakat, puasa dan berbuat baik kepada orangtua dan sesama makhlukNya.

Sekalipun kita telah mengetahui dan teguh dalam kebenaran iman dan jalan Ilahi, namun terkadang kita melupakan kewajiban bersama untuk selalu mengingatkan agar menempuh jalan Ilahi di manapun berada. Selagi kita hidup kita seringkali lupa bahwa kekuatan, jabatan, kehebatan, popularitas dan kekayaan, tidak akan berguna manakala nyawa telah meninggalkan kita. Apa yang telah kita raih di dunia ini tidak akan menolong kita dari siksa Allah, manakala kita sombong terhadap Allah dengan tidak melaksanakan perintah-perintahNya dan menjauhi larangan-laranganNya. Ingatlah, kita berasal dari setets air hina yang tidak bernilai apa-apa. Namun karena kasih sayang Allah, kita menjadi berguna di dunia. Dan akhirnya, kita tidak akan berguna apapun di hadapan Allah, selain amal shaleh dan ketaqwaan kepada Allah.
Allah mengingatkan kita dalam surat Asy-Syu'ara, 88-91.

"(yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih, dan (di hari itu) didekatkanlah surga kepada orang-orang yang bertakwa, dan diperlihatkan dengan jelas neraka Jahim kepada orang-orang yang sesat",

Sesungguhnya kita tidak tahu kapan Allah akan mematikan kita. Jika Allah tidak memberi kesempatan kepada kita untuk segera memperbaharui diri, tentu Allah telah mencabut nyawa pagi hari hari tadi. Dan Allah akan melemparkan kita ke dalam neraka dunia berupa laknat dan kehancuran hidup. Untuk kedurhakaan kita kepada Allah, hukuman telah tersedia. Barangisapa yang durhaka kepada Allah dan menyombongkan diri dari tuntunan Allah, kelak di akhirat akan terlunta-lunta. Allah SWT berfirman dalam surat Thaha 124-127 yang artinya :

"Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta".
Berkatalah ia: "Ya Tuhanku, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya adalah seorang yang melihat?"

Allah berfirman: "Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada hari ini kamupun dilupakan".
Dan demikianlah Kami membalas orang yang melampaui batas dan tidak percaya kepada ayat-ayat Tuhannya. Dan sesungguhnya azab di akhirat itu lebih berat dan lebih kekal.

Firman Allah ini mempertegas bahwa barangsiapa yang sombong, berpaling dan tidak mau menundukkan diri di hadapan Allah, ia akan mengalami kehidupan tidak berguna. Tanpa tuntunan Allah dan rasulNya, apa pun yang telah dicapai di dunia tidak memberi manfaat bagi kehidupannya. Sebaliknya menjadikan tidak melihat mana yang benar, mana yang salah; mana jalan syetan mana jalan Ilahi; mana hawa nafsu mana nurani; mana kewajiban Ilahi dan mana hak azasi. Akibatnya, ia hidup dalam kegelapan. Bagaimanakah kita akan berjalan di sebuah lorongan panjang yang gelap gulita ?
Dengan menjadikan capaian-capaian hidupnya untuk Allah, Insya Allah manusia akan selamat di akhirat.
Sebagai contoh :
Ketika Allah memberikan kita kesehatan, maka kesehatan ini digunakan untuk berjuang di bidang pendidikan, pelayanan fakir miskin, pelayanan kesehatan masyarakat dan sebagainya. Kesehatan digunakan untuk hal-hal yang bermanfaat bagi dirinya dan orang lain. Tidak sebaliknya untuk menambah dosa dengan perbuatan-perbuatan yang mendzalimi diri sendiri dan orang lain.

Ketika Allah memberikan kita kekuatan, maka kekuatan ini digunakan untuk membantu orang-orang lemah, bukan sebaliknya untuk memperdaya dan menganiaya orang-orang lemah.


Akhirnya, marilah kita istiqamah di dalam jalan Allah. Semoga kita memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat.
16.07 | 0 komentar | Read More

Rahasia Indah Seumur Hidup


Sesuatu bernilai rahasia bila hal tersebut tidak diketahui oleh orang banyak, atau hanya diketahui oleh kalangan terbatas. Setiap orang termasuk Anda pasti memiliki rahasia dalam hidup. Ada kenikmatan tersendiri saat menyimpan rahasia dan tidak ada yang mengetahui selain diri kita sendiri. Kadang kala sesuatu yang rahasia identik dengan aib, dan keburukan yang tidak ingin diketahui. Sebenarnya kita juga bisa membuat Rahasia Indah Seumur Hidup....

Apa itu rahasia indah seumur hidup?

Rahasia Indah Seumur Hidup adalah amalan-amalan rahasia dari seseorang sesuai yang diajarkan Rasulullah, yang dikerjakan SECARA rahasia.

Mengapa harus rahasia?

"Rahasia" ini hanya berlaku bagi manusia saja, sedangkan bagi Allah tidak ada yang tersembunyi. Bahkan Allah mengetahui apa yang tersembunyi dalam hati. Sesuatu yang tersembunyi lebih bernilai, lebih bermakna, dan lebih nikmat.

Dari Sa'ad bin Abu Waqqash ra., ia berkata: Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya Allah mencintai hambaNya yang takwa, kaya, lagipula suka merahasiakannya" (HR Muslim, Terjemah Riyadhus Shalihin hal 564)

Apa saja yang bisa dijadikan amal rahasia?

Banyak sekali amal yang bisa dijadikan amal rahasia.

Misalnya bersedekah. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik, Rasulullah SAW bersabda, "Allah SWT menciptakan bumi, maka bumi pun bergetar. Lalu Allah pun menciptakan gunung dengan kekuatan yang telah diberikan kepadanya, ternyata bumi pun terdiam. Para malaikat terheran-heran akan penciptaan gunung tersebut. Kemudian mereka bertanya, 'Ya Rabbi, adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari pada gunung?'. Allah menjawab, ' Ada , yaitu besi'. Para malaikat pun kembali bertanya, 'Ya Rabbi adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari besi?'. Allah menjawab, ' Ada , yaitu api'. Bertanya kembali para malaikat, 'Ya Rabbi adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari api?'. Allah menjawab, ' Ada , yaitu air'. 'Ya Rabbi adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari air?' tanya para malaikat. Allah pun menjawab, ' Ada , yaitu angin'. Akhirnya para malaikat bertanya lagi, 'Ya Allah adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih dari semua itu?'. Allah yang Mahakaya menjawab, ' Ada , yaitu amal anak Adam yang mengeluarkan sedekah dengan tangan kanannya sementara tangan kirinya tidak mengetahuinya' . Subhanallah....

Amal rahasia tidak harus selalu berkaitan dengan harta dalam jumlah besar. Hal-hal kecil tapi bernilai kebaikan juga bisa kita jadikan amal rahasia.

Misalnya kita selalu merapikan sandal/ sepatu di mushola/masjid, Mengambil duri di jalan, Membereskan ruang kelas/ rumah yang berantakan. Salah seorang bertutur kepada saya bahwa sedekahnya saat mahasiswa hanya menambahkan pembayaran kendaraan umumnya 500 perak setiap hari. Mudah dan murah kan? Ada juga yang selalu memberikan tempat duduknya di kendaraan umum sebagai pilihan amal rahasianya. Menyalakan lampu untuk penerangan di jalanan depan rumah kita untuk memudahkan orang yang lewat juga bisa menjadi pilihan. Selain itu, kita juga bisa selalu memudahkan urusan orang lain, membukakan pintu, selalu meminjamkan pulpen saat dibutuhkan, dan hal-hal kecil lainnya.

Pada suatu kajian ilmu, dikisahkan tentang seorang nenek yang selalu membersihkan daun-daun berguguran di halaman masjid. Pada suatu hari sang nenek tersedu-sedu mengetahui halaman masjid telah bersih sebelum dia membersihkan daun-daun itu. Akhirnya ditanya oleh seseorang tentang alasannya menangis. Orang itu pun berjanji tidak akan menceritakan rahasia sang nenek sampai dia wafat. Setelah sang nenek wafat, barulah orang tersebut mengisahkan bahwa di setiap daun yang dia pungut, sang nenek bersalawat kepada Rasulullah. Subhanallah

Doa. Berdoa dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja. Dalam Islam, tersedia doa untuk memulai setiap aktivitas dan mengakhiri kegiatan. Bahkan saat ke toilet pun ada doa khusus yang dicontohkan Rasulullah sebelum masuk dan sesudah keluarnya. Kita bisa mendoakan hal-hal yang baik untuk orang lain. Allah mengabulkan doa seseorang untuk saudaranya sementara saudaranya itu tidak mengetahui bila dia didoakan. Doa ini bisa kita jadikan hadiah terindah untuk orang-orang yang kita sayangi karena Allah. Jangan lupa doakan semua orang yang berjasa untuk kita, terutama ibu dan ayah kita, guru-guru kita, teman-teman kita, khadimat atau pembantu kita dan lain-lain.

Sabar dan Tawakal. Bersabar dan tawakal adalah amalan dasyat yang memang tak bisa terlihat oleh manusia. Sabar itu dengan bersabar-sabar dan tanpa ujung kecuali kematian. Tawakal pekerjaan hati, dengan berputus asa pada manusia dan hanya tidak putus asa pada rahmat Allah atas usaha kita.

Apakah Amal rahasia berarti tidak boleh terlihat orang sama sekali?

Utamanya tersembunyi akan lebih nikmat bila hanya Allah dan diri kita yang tahu. Tapi sebenarnya amal tersembunyi ini akan tetap dapat bernilai rahasia meski dilihat orang lain.

Bagaimana caranya beramal rahasia tetapi dilihat orang?

Rahasiakanlah hal yang utama dari suatu amal, yaitu NIAT. Contohnya, untuk orang yang selalu berusaha bersilaturahmi atau memuliakan tamu. Bagi yang melihat atau Anda sebagai tamunya, mungkin hanya melihat ini sebagai sesuatu yang wajar bila empunya rumah menjamu kita dengan sangat baik dan istimewa. Namun kita tidak tahu bila kepada setiap tamunya dia perlakukan dengan sangat istimewa juga.

Apakah kita tahu bila sahabat yang rajin membersihkan kamar mandi itu menangis di dalamnya? Dia menangis menyesali dosanya setiap membersihkan toilet. Tempat yang dianggap paling hina itu bersih bila disikat dan dibersihkan dengan sabun. Namun dia merasa tidak tahu sekotor apakah hati yang selama ini dianggap bersih.

Seorang yang rajin mempromosikan buku-bukunya untuk dipinjam, boleh jadi dia berniat berbagi ilmu namun tidak berani mengutarakannya.

Berolah raga juga bisa bernilai ibadah bila diniatkan memperkuat tubuh untuk menyempurnakan amal lainnya. Bukankah Allah lebih menyukai hambaNya yang kuat dibanding yang lemah?

Apa yang harus dilakukan bila kita sudah menetapkan sesuatu amal sebagai Rahasia Terindah itu?

Tiada yang harus dilakukan selain istiqomah menjalankannya secara kontinue dengan hati ikhlas karena Allah. Ajak dan ajarkanlah saudara dan sahabat kita juga untuk melakukannya.

Bolehkah kita memiliki Rahasia ini lebih dari satu?

Milikilah sebanyak-banyaknya amal sebagai Rahasia Terindah Seumur Hidup

Bagaimana bila akhirnya Rahasia itu terbongkar atau diketahui orang lain?

Rasul beramal untuk dicontoh oleh kita, dan banyak pula dikisahkan para salafushalih memiliki amal-amal rahasia yang kemudian dibukakan oleh Allah untuk dijadikan hikmah. Contohnya ketika Rasul berkumpul dengan para sahabat, kemudian beliau memberitahukan bahwa seseorang yang akan lewat adalah penghuni surga. Ketika diselidiki oleh seorang sahabat, ternyata amalnya biasa saja, standar, dan tidak ada yang istimewa. Namun setelah ditanyakan kepada yang bersangkutan, ternyata sebelum tidur dia selalu mengikhlaskan hari yang telah berlalu, memaafkan saudaranya dan menjaga hati dari dengki. Hal yang mungkin kita anggap sepele ini ternyata menjadikan seseorang dijanjikan surga oleh Allah. Kisah ini diceritakan kepada kita untuk dicontoh, meskipun sang empunya awalnya menyembunyikannya. Allah berhak membuka dan menyembunyikan apa yang dikehendakinya. Jadi... Teruslah lakukan meski diketahui orang dengan hati yang lebih dan lebih bersih lagi.

Warning!!

Sebagaimana rahasia lainnya, Rahasia Indah Seumur Hidup ini pun punya bahaya laten yang sangat perlu diperhatikan agar terjaga Keindahannya.

Jangan sampai tangan kiri kita tahu rahasia ini!!

Tangan kiri yang dimaksud di sini adalah ujub, dan takabur. Kedua hal tersebut terjadi di hati sehingga tidak mudah diketahui orang lain. Demi keindahan rahasia ini, jaga baik-baik niat ikhlas kita melakukan amal-amal tersebut hanya mencari keridhoan Allah. Sesungguhnya hati itu mudah terbolak-balik, maka mohonlah kepada Allah untuk menjagakan lurusnya hati kita.

Jangan pernah merasa cukup dengan amal kita. Berbuat dan lupakan, berbuat dan lupakan, berbuat lagi dan segera lupakan. Sedangkan dalam dosa, bila kita terlanjur khilaf, jangan anggap sepele, tinggalkan dan segeralah bertaubat.

Tetaplah tawadhu dan rendah hati pada orang lain. Jangan pernah menilai orang hanya dari fisiknya, karena bisa jadi dia yang kita anggap rendah memiliki amal rahasia yang lebih ikhlas, dan lebih indah di hadapan Allah. Dikisahkan dari seorang pembimbing haji yang menegur nenek dan kakek dari desa yang terlihat lugu, karena mereka tak kunjung memegang Al Quran untuk bertilawah. Setelah ditegur, mereka justru memberi tahu bahwa mereka ini memang sedang bertilawah, namun tidak terlihat memegang mushaf karena merka hafidz...Subhanallah..

Ya Allah, jagalah hati kami dan rahasia indah kami sebagai bekal perjumpaan denganMu..

wa kafaa billahi syahiida, cukuplah Allah sebagai saksi

16.05 | 0 komentar | Read More

Jangan Pernah Ragukan Rezeki dari Allah


Akhir bulan terasa sangat lama sekali, :D , mungkin karena keadaan keuangan lagi komat-kamit. Uang tabunganpun terpaksa aku manfaatkan. Ada beberapa kebutuhan aku tunda dululah pemenuhanya untuk sementara. Jadi harus bertahan dulu untuk sampai tanggal ujung bulan. Disaat ini ternyata ada hal yang menjadikan aku semakin yakin akan kebesaran Allah mengenai rejeki. Teringat akan nasehat yang dituturkan oleh Ustadz Yusuf Mansur dalam kajiannya di radio-radio di Jogja setiap pagi. Yaitu apabila kita mengalami sebuah kesulitan dalam rezeki, maka janganlah ragu untuk tetap bersedekah, dengan tetap memberi bagi yang membutuhkan, karena Allah telah menjanjikan pada hamba-Nya bahwa barangsiapa yang bersedekah maka akan dimudahkan rejekinya dari jalan yang tidak diduga. Selain itu pada pagi hari malaikat selalu mendoakan pada orang-orang yang bersedekah seperti sabda Rasulullah saw. Rasulullah saw. bersabda, “Pada setiap pagi para hamba Tuhan pasti disertai dua malaikat yang berdoa. Yang satu berkata, ‘Ya Allah! Berikanlah kerusakan terhadap orang yang enggan membelanjakan hartanya (untuk sedekah).’ Sedang yang lainnya berkata, ‘Ya Allah! Berikanlah ganti terhadap orang yang membelanjakan hartanya (untuk kebaikan).

Sekitar beberapa hari yang lalu istriku mendapat sms dari temanya yang ada di luar kota. Temannya membutuhkan uang dan bermaksud untuk meminjam uang dari kami. Dari situlah istriku menanyakan kepadaku, mengenai sms dari temanya itu. Mendapat informasi itu akupun berpikir dan melihat kondisi yang kami alami sekarang. Sedangkan apabila melihat mengenai rejeki yang kira-kira mungkin akan menjadi tambahan (seperti proyek dan sebagainya) sepertinya untuk sekarang lagi tidak ada. Akupun mencoba selalu mengingat akan berbagai pengalamanku dulu saat aku juga mengalami kondisi yang hampir sama, dimana harus menjatuhkan pilihan untuk membantu atau memenuhi kebutuhan pribadi. Dan akhirnya aku pun memutuskan untuk membantu, meski dengan kondisi yang tidak memungkinkan jika di perhitungkan dengan logika. Tapi sekali lagi aku ingat, bahwa rejeki itu tidaklah seperti logika manusia, tapi rejeki itu adalah jaminan Allah swt.
Dengan terus mencoba bertahan dari kondisi ini dan tetap beraktivitas seperti biasa, aku pun dengan iseng mengikuti pertandingan badminton di kampung (itu saja karena di daftar dari orang kampung karena pernah maen bersama di lapangan kampung). Sampai suatu saat pada akhir pekan dalam final pertandingan badminton, aku ternyata bisa keluar sebagai juara pertama dalam pertandingan tersebut tanpa susah payah. Dan tidak disangka ternyata dalam hadianya disertakan uang ditambah dengan sejumlah minuman energi dan satu kardus sarimi,..wew. Alhamdulillah...ternyata memanglah rejeki itu tidak kemana, aku dan istriku pun bersyukur. Di saat kondisi yang lagi susah ini ternyata ada juga jalan masuknya rejeki, seperti pernah dikatakan oleh mertuaku bahwa rejeki dari Allah itu ibarat air hujan yang turun dari langit, bukan dari kran air buatan manusia yang bisa ditutup dan hanya bisa keluar melalui jalan itu. Tapi air hujan itu bisa sampai kemanapun, tanpa perlu adanya jalan yang dibuat, meski tertutup oleh genting rumah maka ia akan turun ke tanah meresap ke tanah dan masuk melalui sumur di rumah kita :D,....Maka dari itu beliau selalu menyuruh aku dan istriku untuk berdoa agar dimudahkan selalu rejeki oleh Allah, seperti mudahnya Allah menurunkan air hujan ke bumi ini...
Jadi dari pengalaman ini adalah jangan pernah ragukan jaminan rezeki dari Allah ,....karena Dialah yang menjamin semua rezeki makhluk di alam semesta ini dan jangan jadikan halangan untuk membantu akan keterbatasan rezeki saat ini....

16.04 | 0 komentar | Read More

Mukjizat Al Quran : Kisah Kisah Mengenai Kebenaran Al Quran

Sudah tidak asing lagi bagi kita sebagai umat islam, bahwa Al Quran merupakan kitab mukzijat bagi umat manusia umumnya, umat muslim khususnya. Namun demikian, masih sedikit sekali diantara mereka mengetahui kehebatan dan keagungan kitab suci ini secara detail. Disini saya akan mengupas mengenai kebesaran dan keagungan Al Quran ditinjau dari segi kebenaran kisah kisah yang dipaparkan oleh Allah swt, baik itu pada zaman masa lampau, sekarng, maupun zaman mendatang.

  1. Hal Gaib pada masa lampau

Ternyata banyak sekali didalam Al Quran mengisahkan kisah kisah para nabi, kaum maupun orang orang sholeh pada zaman dahulu. Simaklah tatkala Al Quran menjelaskan tentang Nabi Musa as , Allah swt berfirman :

Dan tidaklah kamu (Muhammad) berada di sisi yang sebelah barat[1125] ketika Kami menyampaikan perintah kepada Musa, dan tiada pula kamu termasuk orang-orang yang menyaksikan

Tetapi Kami telah mengadakan beberapa generasi, dan berlalulah atas mereka masa yang panjang, dan tiadalah kamu tinggal bersama-sama penduduk Mad-yan dengan membacakan ayat-ayat Kami kepada mereka, te- tapi Kami telah mengutus rasul-rasul.

Dan tiadalah kamu berada di dekat gunung Thur ketika Kami menyeru (Musa), tetapi (Kami beritahukan itu kepadamu) sebagai rahmat dari Tuhanmu, supaya kamu memberi peringatan kepada kaum (Quraisy) yang sekali-kali belum datang kepada mereka pemberi peringatan sebelum kamu agar mereka ingat

( Al Qashash : 44 - 46 )

Kalaulah bukan karena wahyu, tidak ada jalan bagi Nabi Muhammad saw untuk mengetahui hal itu semuanya, beliau merupakan seorang yang Umi tidak bisa menulis, maupun membaca pada waktu itu.

  1. Hal Gaib pada Masa Nabi Muhammad saw

Kita bisa lihat bagaimana Allah swt menjelaskan sifat sifat malaikat, jin, surga dan neraka yang mana beliau belum pernah melihatnya dan mengetahuinya barang sedetik pun ketika itu. Disamping itu ,tatkala agama islam mulai diterima oleh masyarakat , orang orang mulai berbondong bondong masuk kedalam agama ilahi ini, akan tetapi masuk nya mereka ternyata tidak serta merta masuknya iman mereka, ada diantara mereka yang ingin masuk kedalam islam dikarenakan faktor keselamatan, ada juga yang masuk hanya untuk menghancurkan umat islam dari dalam atau yang kita kenal sebagai kaum munafik. Disinilah Allah swt hendak memberitahukan kepada Muhammad saw agar senantiasa berhati hati terhadap kaum munafik ini , sebagaimana Abdullah bin Ubay Bin Salul la'natullah , dia merupakan orang yang paling keras berpura pura masuk islam hanya untuk merongrong kekuatan islam dari dalam. Allah swt berfirman :

Dan di antara manusia ada orang yang ucapannya tentang kehidupan dunia menarik hatimu, dan dipersaksikannya kepada Allah (atas kebenaran) isi hatinya, padahal ia adalah penantang yang paling keras.

Dan apabila ia berpaling (dari kamu), ia berjalan di bumi untuk mengadakan kerusakan padanya, dan merusak tanam-tanaman dan binatang ternak, dan Allah tidak menyukai kebinasaan

( Al Baqarah : 204 - 205 )

  1. Hal Gaib pada Masa yang akan datang

Disini saya akan mencoba menjelaskan satu kisah dari banyaknya kisah didalam Al Quran, diantaranya yaitu kisah peperangan antara kaum Persia dan Romawi. Al Quran menceritakan kejadian ini didalam awal surat Rum :

Telah dikalahkan bangsa Rumawi.

di negeri yang terdekat[1162] dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang.

dalam beberapa tahun lagi[1164]. Bagi Allah-lah urusan sebelum dan sesudah (mereka menang). Dan di hari (kemenangan bangsa Rumawi) itu bergembiralah orang-orang yang beriman.

Karena pertolongan Allah. Dia menolong siapa yang dikehendakiNya. Dan Dialah Maha Perkasa lagi Penyayang.

( Ar Rum : 2-6 )

Seperti kita ketahui, sebelum Islam datang, telah berada sejak lama 2 kekuatan besar yang bercokol dimuka bumi ini. Romawi sebagai negara yang berkeyakinan kepada Masihiyah, dan Persia yang berkeyakinan kepada berhala. Ternyata 2 peta kekuatan itu saling berlomba lomba untuk memperlihatkan siapakah yang terbaik dari keduanya. Singkat cerita, berlangsunglah peperangan diantara keduanya. Peperangan ini terjadi menurut para ahli sejarah sekitar tahun 614 M, peperangan ini berlangsung sangat a lot dan keras, namun demikian ternyata peperangan ini dimenangkan oleh kaum persia.

Ternyata hal ini berdampak pada goncangnya keimanan kaum muslimin yang pada waktu itu bersitegang dengan kaum kafir qurais. Kontan saja , hal ini merupakan sebuah kebahagian bagi kaum berhala dan yahudi , mereka mengejek dan mengolok orang orang muslim bahwa mereka akan mengalami sifat yang sama sebagaimana kaum romawi. Ternyata setelah itu , turunlah wahyu dari Allah swt yang memberitakan kabar gembira pada umat muslim, yaitu romawi akan menang tidak lama setelah beberapa tahun dari kekalahan mereka. Barangkali hal ini menjadi pertanyaan janggal dikalangan umat muslim, mana mungkin kaum romawi bisa membalas kekalahan mereka hanya beberapa tahun saja, padahal setelah kemenangan itu Persia ternyata lebih tangguh dan lebih kuat. Tidak hanya dibidang militer saja , dibidang peralatan senjata tentu otomatis menjadi lebih banyak. Disini Allah swt dengan ke Maha Kuasaannya hendak memperlihatkan bahwa anggapan yang diyakini oleh kaum muslimin itu salah. Tidak ada yang bisa menghalangi Kehendak Nya apabila Ia telah menetapkan suatu perkara, Jadilah maka Jadilah ia, sebagaimanya yang tertera didalam Al Quran.

Tahun 622 M yaitu 8 tahun setelah kekalahan itu, Kaum Romawi ternyata dapat mengalahkan kaum persia dengan tidak disangka sangka. Selain itu , ternyata ayat ini juga menjadi kabar gembira bahwa menangnya kaum Romawi akan disertai kemenangan kaum muslimin yaitu pada perang badar tahun 2 H. disinilah kebenaran al quran yang tidak bisa dipungkiri…

Kesimpulan :

  1. Al Quran merupakan kitab suci yang diturunkan oleh Allah swt kepada Nabi terakhir yaitu Muhammad saw, berisikan wahyu dan kalam ilahi , membimbing manusia dari jalan yang gelap ke jalan yang dipenuhi oleh Nur Ilahi.
  2. Mukjizat Al Quran tidak terbatas hanya satu zaman saja, akan tetapi Al Quran akan senantiasa ada dimuka bumi ini sampai hari kiamat datang. Hal ini berbeda sekali dengan mukjizat nabi nabi terdahulu. Mukjizatnya hanya bisa dirasakan pada zaman itu saja, tidak kekal dan abadi.
  3. Dari kisah kisah diatas , hal ini menunjukkan akan kebenaran Al Quran yang datang dari Allah swt.
16.02 | 0 komentar | Read More

BACA JUGA

DAFTAR LENGKAP ARTIKEL BLOG BAGINDAERY

Ikuti situs Bagindaery

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...