Baru baru ini, Sempat terjadi berita heboh tentang penculikan yang terjadi pada mahasiswa Bina nusantara yang terjadi disaat mahasiswa tersebut sedang pulang menuju rumahnya dengan bus, saya agak congkang ketika membaca koran tersebut, bagaimana bisa seorang mahasiswa yang tentunya dari segi usia memiliki tingkat kepintaran dari pada anak sekolah dasar ataupun sekolah menengah lanjutan bisa diculik??.
Memang agak lucu untuk membayangkan bagaimana kasus ini bisa terjadi, dan hebatnya kenapa bisa mahasiswa tersebut diculik? Emangnya dia ditawarkan dan dirayu apa hingga mau aja ikut dengan si penculik. Kalau anak kecil mungkin ditawarkan main games sudah biasa lalu diculik, ataupun diculik disaat pulang sekolah oleh penculik yang notabane memiliki kemampuan untuk menculik. Karena dari segi tenaga si penculik pasti punya power lebih besar ataupun rayuan rayuan maut yang membuat si korban terhanyut dan ikut dengan si penculik.
Kasus mahasiswa ini memang bukan hal pertama yang terjadi dan yang terjadi kali ini mungkin sangat heboh sehingga membuat kita berpikir bagaimana cara si penculik itu melakukan penculikan. Dari berita koran didapatkan sikorban di cegat dijalan lalu dipaksa untuk ikut dengan penculik ke suatu tempat dan akhirnya terjerat dalam alur rencana mereka. Pertanyaan saya kok si korban ga teriak aja pas dicegat gitu? Apalagi yang diculik itu laki laki? Hm.. pertanyaan sulit dijawab ya.
Akhirnya saya mendapatkan sendiri sebuah kasus yang terjadi pada salah satu tetangga saya yang juga kuliah di Universitas bina nusantara. Dan untungnya penculikan yang terjadi terhadap dia tidak berakibat dengan pemukulan ataupun keadaan fatal yang terjadi pada kasus sebelumnya dibawah kesuatu tempa dan dibuang. Sebut saja namanya Fernando, ia punya kebiasaan pulang dan pergi ke kampus bersama dengan teman temannya yang searah dalam perjalanan bus menuju kampus di Jembatan tiga, Jakarta barat.
Namun ketika hendak pulang dari kampus, ntah karena suatu alasan yang tak jelas, Fernando memutuskan untuk pulang sendiri dan biasanya tidak terjadi apa apa. Kali ini ketika ia sedang melakukan pergantian bus di sekitar halte Ciputra menuju grogol. Terlihat 5 orang yang berwajah tidak seperti penculik mengikuti dia disaat sedang menunggu di halte tersebut. Fernando yang sedang asyik menunggu didatangin oleh kelima orang tersebut dengan bergerombol.
“Eh, lo yang gebukin temen gua ya?” tanya salah satu kelompok dengan wajah serius
Fernando hanya terdiam bingung dengan pertanyaan tersebut. kemudian rekan kelompok tersebut mulai menjalan rencana mereka setelah melihat si korban agak ketakutan.
“Eh, jawab lo yang mukulin temen gua yang tinggal di Grogol kan!” tanya salah satu rekan dan membuat korban ketakutan dengan setengah mengacam
“Nggak kok..!” jawab Fernando
“Uda deh lo ngaku aja., kalau ga kita laporin lo ke polisi!” ancam rekan kelompok lain
“Sumpah gua ga gebukin siapa siapa!” ujar korban semakin ketakutan karena mereka mulai terlihat bermain fisik dengan menarik baju korban
“Ngaku aja deh, lo.. !” teriak rekan keempat kelompok tersebut
“Sumpah, bang.. gua ga gebukin sapa sapa. Gua baru pulang dari kampus!”
Ketika melihat korbannya semakin panik , terlebih beberapa orang yang sedang menunggu bus juga melihat permasalahan tersebut sebagai konflik pribadi , orang orang sekitar korban ya tidak mau ikut campur. Kemudian orang terakhir dari komplotan tersebut bertindak lebih baik dari keempat lainnya.
“Mas, kalau emang mas ga gebukin teman saya, Mas mending ikut saya aja. Saya jamin mereka ga akan laporin Mas ke Polisi. !”
“Tapi gua bener bener ga mukulin siapa siapa!”|
“Iya saya tau, makanya saya bilang kalau Mas emang ga merasa gebukin , ya jangan takut buat ikut. Toh kalau ga salah ya Mas tunjukkin dong ke mereka kalau bukan Mas yang gebukin!”
“Iya, ikut aja loh,. Buktiin ke kita lo ga gebukin teman gua!!” ujar orang pertama yang sangar dalam kelompok tersebut.
Fernando mulai merasa perlu membuktikan kalau dia memang tidak memukul siapa-siapa dalam kasus ini. Terlebih ada jaminan salah satu kelompok mereka kalau Fernando akan dilindungi olehnya. Dan termakanlah korban terhadap rencana mereka. Dan akhirnya korban ditarik ikut dalam kelompok mereka menaiki sebuah bus menuju ke arah pasar minggu. Di sepanjang perjalanan menuju tempat yang penculik katakan si korban terus dirayu oleh salah satu anggota yang berlaku sebagai penyelamat dengan kata kata untuk tidak perlu takut dengan mereka.
Tujuannya jelas supaya si korban tidak kabur dan berteriak minta tolong. Terlebih kelima penculik itu mulai bersikap baik dengan berpura pura mengajak cerita kalau temannya yang dikeroyok kini sedang terluka parah di rumah. Rencana berlanjut ketika mereka turun di sebuah kawasan pasar minggu dan si penculik mengajak korban untuk memasuki sebuah kawasan sepi dan berhenti. Fernando mulai menaruh curiga terhadap mereka karena mengajak terus berjalan tanpa arah.
Akhirnya ketika suasana sepi. Mereka berhenti . kelima orang itu mulai memegangi semua tangan dan mengambil semua isi tas, dompet dan barang barang berharga dari korban. Fernando mulai menyadari kelima orang ini adalah kriminal. Belum puas sampai disana. Korban memukuli Fernando dan memaksa Fernando untuk segera menghubungi orang tua di rumahnya untuk meminta tembusan agar ia selamat. Karena ketakutan Fernando pun menelepon Ayahnya.
“Pa, Fernando diculik sama orang ga dikenal, mereka minta tembusan 25 juta. “ ujar Fernando ketakutan dan awalnya sang Ayah pikir bercanda hingga penculik mulai bicara dengan kasar
“Kalau lo mau anak lo selamat kirim duit ke rekening dia sekarang sebesar 25 juta., jangan lapor polisi atau gua kebiri anak lo!”
Tujuan si penculik emang licik. Dia sengaja meminta transfer di lakukan kepada rekening korban dan diambil melalui Atm korban. Sehingga tidak ada bukti rekening dari salah satu penculik yang bisa dilacak oleh Polisi. Keluarga korban mulai cemas, orang tua korban bukanlah dari keluarga kaya sehingga mereka pun menawarkan membayar 10 juta untuk mengembalikan anak mereka.
Karena kelima penculik ini masih kurang terencana dengan baik. Mereka pun setuju dengan syarat keluarga korban tidak melapor ke Polisi. Keluarga menepati janji untuk transfer dan setelah memastikan uang itu dikirim. Kelompok penculik mengirim salah satu rekan untuk ke Bank untuk mengambil uang, tentunya setelah mendapatkan password asli dari korban. Uang diambil dengan menyisakan angka minimal di Kartu Atm.
Penculik mulai puas dengan uang yang mereka dapatkan. Dan akhirnya Fernando beruntung karena sungguh dilepaskan di sebuah jalan dengan memberikan uang sepuluh ribu untuk ongkos pulang. Dengan keadaan trouma dan ketakutan Fernando pulang kerumah dengan sambutan sukacita dari keluarganya. Keluarga tidak melapor hal tersebut kepada Polisi karena mereka masih awan dengan urusan kepolisian. Begitulah cerita singkat nyata dari Fernando yang ia tuturkan kepada saya.
Dari sini saya menilai. Ternyata penculik mempunyai trik trik yang pintar untuk membuat korban ikut dalam rencana mereka. Kasus ini benar benar membuat saya menjadi waspada terhadap adik saya yang juga kuliah di universitas tersebut. mungkin sasaran mereka adalah orang orang yang mereka pikir dapat dikelabuhi dan pastinya menaiki angkot. Dan semoga saja dari pengalaman tersebut, pembaca sekalian dapat menarik kesimpulan keadaan disaat mengalami hal tersebut.
Yang mengherankan hingga tulisan ini dimuat polisi belum juga berhasil menangkap komplotan yang mungkin jumlahnya ribuan tersebar di kota kota besar. Huih..
Memang agak lucu untuk membayangkan bagaimana kasus ini bisa terjadi, dan hebatnya kenapa bisa mahasiswa tersebut diculik? Emangnya dia ditawarkan dan dirayu apa hingga mau aja ikut dengan si penculik. Kalau anak kecil mungkin ditawarkan main games sudah biasa lalu diculik, ataupun diculik disaat pulang sekolah oleh penculik yang notabane memiliki kemampuan untuk menculik. Karena dari segi tenaga si penculik pasti punya power lebih besar ataupun rayuan rayuan maut yang membuat si korban terhanyut dan ikut dengan si penculik.
Kasus mahasiswa ini memang bukan hal pertama yang terjadi dan yang terjadi kali ini mungkin sangat heboh sehingga membuat kita berpikir bagaimana cara si penculik itu melakukan penculikan. Dari berita koran didapatkan sikorban di cegat dijalan lalu dipaksa untuk ikut dengan penculik ke suatu tempat dan akhirnya terjerat dalam alur rencana mereka. Pertanyaan saya kok si korban ga teriak aja pas dicegat gitu? Apalagi yang diculik itu laki laki? Hm.. pertanyaan sulit dijawab ya.
Akhirnya saya mendapatkan sendiri sebuah kasus yang terjadi pada salah satu tetangga saya yang juga kuliah di Universitas bina nusantara. Dan untungnya penculikan yang terjadi terhadap dia tidak berakibat dengan pemukulan ataupun keadaan fatal yang terjadi pada kasus sebelumnya dibawah kesuatu tempa dan dibuang. Sebut saja namanya Fernando, ia punya kebiasaan pulang dan pergi ke kampus bersama dengan teman temannya yang searah dalam perjalanan bus menuju kampus di Jembatan tiga, Jakarta barat.
Namun ketika hendak pulang dari kampus, ntah karena suatu alasan yang tak jelas, Fernando memutuskan untuk pulang sendiri dan biasanya tidak terjadi apa apa. Kali ini ketika ia sedang melakukan pergantian bus di sekitar halte Ciputra menuju grogol. Terlihat 5 orang yang berwajah tidak seperti penculik mengikuti dia disaat sedang menunggu di halte tersebut. Fernando yang sedang asyik menunggu didatangin oleh kelima orang tersebut dengan bergerombol.
“Eh, lo yang gebukin temen gua ya?” tanya salah satu kelompok dengan wajah serius
Fernando hanya terdiam bingung dengan pertanyaan tersebut. kemudian rekan kelompok tersebut mulai menjalan rencana mereka setelah melihat si korban agak ketakutan.
“Eh, jawab lo yang mukulin temen gua yang tinggal di Grogol kan!” tanya salah satu rekan dan membuat korban ketakutan dengan setengah mengacam
“Nggak kok..!” jawab Fernando
“Uda deh lo ngaku aja., kalau ga kita laporin lo ke polisi!” ancam rekan kelompok lain
“Sumpah gua ga gebukin siapa siapa!” ujar korban semakin ketakutan karena mereka mulai terlihat bermain fisik dengan menarik baju korban
“Ngaku aja deh, lo.. !” teriak rekan keempat kelompok tersebut
“Sumpah, bang.. gua ga gebukin sapa sapa. Gua baru pulang dari kampus!”
Ketika melihat korbannya semakin panik , terlebih beberapa orang yang sedang menunggu bus juga melihat permasalahan tersebut sebagai konflik pribadi , orang orang sekitar korban ya tidak mau ikut campur. Kemudian orang terakhir dari komplotan tersebut bertindak lebih baik dari keempat lainnya.
“Mas, kalau emang mas ga gebukin teman saya, Mas mending ikut saya aja. Saya jamin mereka ga akan laporin Mas ke Polisi. !”
“Tapi gua bener bener ga mukulin siapa siapa!”|
“Iya saya tau, makanya saya bilang kalau Mas emang ga merasa gebukin , ya jangan takut buat ikut. Toh kalau ga salah ya Mas tunjukkin dong ke mereka kalau bukan Mas yang gebukin!”
“Iya, ikut aja loh,. Buktiin ke kita lo ga gebukin teman gua!!” ujar orang pertama yang sangar dalam kelompok tersebut.
Fernando mulai merasa perlu membuktikan kalau dia memang tidak memukul siapa-siapa dalam kasus ini. Terlebih ada jaminan salah satu kelompok mereka kalau Fernando akan dilindungi olehnya. Dan termakanlah korban terhadap rencana mereka. Dan akhirnya korban ditarik ikut dalam kelompok mereka menaiki sebuah bus menuju ke arah pasar minggu. Di sepanjang perjalanan menuju tempat yang penculik katakan si korban terus dirayu oleh salah satu anggota yang berlaku sebagai penyelamat dengan kata kata untuk tidak perlu takut dengan mereka.
Tujuannya jelas supaya si korban tidak kabur dan berteriak minta tolong. Terlebih kelima penculik itu mulai bersikap baik dengan berpura pura mengajak cerita kalau temannya yang dikeroyok kini sedang terluka parah di rumah. Rencana berlanjut ketika mereka turun di sebuah kawasan pasar minggu dan si penculik mengajak korban untuk memasuki sebuah kawasan sepi dan berhenti. Fernando mulai menaruh curiga terhadap mereka karena mengajak terus berjalan tanpa arah.
Akhirnya ketika suasana sepi. Mereka berhenti . kelima orang itu mulai memegangi semua tangan dan mengambil semua isi tas, dompet dan barang barang berharga dari korban. Fernando mulai menyadari kelima orang ini adalah kriminal. Belum puas sampai disana. Korban memukuli Fernando dan memaksa Fernando untuk segera menghubungi orang tua di rumahnya untuk meminta tembusan agar ia selamat. Karena ketakutan Fernando pun menelepon Ayahnya.
“Pa, Fernando diculik sama orang ga dikenal, mereka minta tembusan 25 juta. “ ujar Fernando ketakutan dan awalnya sang Ayah pikir bercanda hingga penculik mulai bicara dengan kasar
“Kalau lo mau anak lo selamat kirim duit ke rekening dia sekarang sebesar 25 juta., jangan lapor polisi atau gua kebiri anak lo!”
Tujuan si penculik emang licik. Dia sengaja meminta transfer di lakukan kepada rekening korban dan diambil melalui Atm korban. Sehingga tidak ada bukti rekening dari salah satu penculik yang bisa dilacak oleh Polisi. Keluarga korban mulai cemas, orang tua korban bukanlah dari keluarga kaya sehingga mereka pun menawarkan membayar 10 juta untuk mengembalikan anak mereka.
Karena kelima penculik ini masih kurang terencana dengan baik. Mereka pun setuju dengan syarat keluarga korban tidak melapor ke Polisi. Keluarga menepati janji untuk transfer dan setelah memastikan uang itu dikirim. Kelompok penculik mengirim salah satu rekan untuk ke Bank untuk mengambil uang, tentunya setelah mendapatkan password asli dari korban. Uang diambil dengan menyisakan angka minimal di Kartu Atm.
Penculik mulai puas dengan uang yang mereka dapatkan. Dan akhirnya Fernando beruntung karena sungguh dilepaskan di sebuah jalan dengan memberikan uang sepuluh ribu untuk ongkos pulang. Dengan keadaan trouma dan ketakutan Fernando pulang kerumah dengan sambutan sukacita dari keluarganya. Keluarga tidak melapor hal tersebut kepada Polisi karena mereka masih awan dengan urusan kepolisian. Begitulah cerita singkat nyata dari Fernando yang ia tuturkan kepada saya.
Dari sini saya menilai. Ternyata penculik mempunyai trik trik yang pintar untuk membuat korban ikut dalam rencana mereka. Kasus ini benar benar membuat saya menjadi waspada terhadap adik saya yang juga kuliah di universitas tersebut. mungkin sasaran mereka adalah orang orang yang mereka pikir dapat dikelabuhi dan pastinya menaiki angkot. Dan semoga saja dari pengalaman tersebut, pembaca sekalian dapat menarik kesimpulan keadaan disaat mengalami hal tersebut.
Yang mengherankan hingga tulisan ini dimuat polisi belum juga berhasil menangkap komplotan yang mungkin jumlahnya ribuan tersebar di kota kota besar. Huih..
http://forum.kompas.com/megapolitan/655-kisah-nyata-penculikan-mahasiswa-binus.html
http://lieagneshendra.blogs.friendster.com
0 komentar:
Posting Komentar
1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.
Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.
( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )
Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.
Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar
Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com