Berita
yang menginformasikan bahwa perusahaan besar mendanai penelitian untuk
menipu dan mengorbankan kesehatan masyarakat demi keuntungan pribadi
tidaklah mengherankan di jaman ini. Penelitian yang didanai oleh suatu
perusahaan akan memiliki kecenderungan untuk menguntungkan perusahaan
donatur.
Di tahun 2006, para peneliti kanker di Amerika
Serikat diguncangkan oleh uji ilmiah baru kontroversial yang mengklaim
bahwa 80 persen kematian karena kanker paru-paru dapat dicegah melalui
CT Scan.
Dalam laporan uji ilmiah tersebut tertulis bahwa penelitian telah didanai sebagai sumbangan kecil dari “Yayasan untuk Kanker Paru: Deteksi, Pencegahan, & Perawatan Dini” (The Foundation for Lung Cancer: Early Detection, Prevention & Treatment). Tapi dari hasil penyelidikan laporan pajak dari yayasan ini, diketahui bahwa yayasan ini didanai $ 3,6 juta oleh produsen rokok merek Liggett Select, Eve, Grand Prix, Quest dan Pyramid.
Para tokoh peneliti, ilmuwan, dan para editor jurnal kesehatan terkejut akan keterkaitan perusahaan rokok dengan penelitian kanker paru-paru ini. Hal ini memicu kritik-kritik yang mempertanyakan validitas penelitian/uji ilmiah tersebut, termasuk data yang memperlihatkan proyeksi siapa saja yang selamat dan asumsi penelitian yang mengklaim bahwa deteksi awal dengan CT scan akan menyelamatkan para perokok.
Sumber: New York Times March 26, 2008
Berita yang menginformasikan bahwa perusahaan besar mendanai penelitian untuk menipu dan mengorbankan kesehatan masyarakat demi keuntungan pribadi tidaklah mengherankan di jaman ini. Penelitian yang didanai oleh suatu perusahaan akan memiliki kecenderungan untuk menguntungkan perusahaan donatur.
“Mereka ingin menunjukkan bahwa kanker paru-paru tidaklah seburuk yang semua orang pikir karena skrining dapat menyelamatkan seseorang. Ini adalah hal yang berlebihan,” ujar Dr. Jerome Kassirer, editor terkemuka dari The New England Journal of Medicine dalam New Yor Times.
Dalam suatu penelitian di Journal of the American Medical Association, didapati bahwa penelitian-penelitian yang didanai oleh perusahaan tertentu, 3,6 kali memiliki hasil yang tujuannya demi keuntungan perusahaan donatur dibandingkan penelitian-penelitian yang tidak ada hubungannya dengan suatu perusahaan sama sekali.
Itulah sebabnya di Amerika mulai dilarang untuk mempublikasikan suatu penelitian yang ada hubungannya dengan perusahaan tertentu. Tapi hal ini tidak berlaku jika perusahaan “bersembunyi” lewat suatu “sumbangan” atau lewat organisasi bayangan (yang dimiliki oleh perusahaan tersebut). Ini disebut dengan istilah serigala berbulu domba.
Kesimpulan penelitian “tidak murni” (yang didanai oleh beberapa perusahaan rokok) di atas yang menyatakan bahwa 80 persen kematian karena kanker paru dapat dicegah melalui CT Scan, akan menimbulkan permasalahan baru, karena faktanya adalah CT scan beresiko cukup besar akan bahaya radiasi dan terkadang ia juga mendeteksi kanker yang sebenarnya tidak akan berkembang ganas, sehingga menyebabkan biopsi dan operasi yang tidak diperlukan, belum lagi tekanan emosional berlebih dari pasien (dimana faktor stress bisa menjadi pemicu kanker).
Link referensi:
http://www.nytimes.com/2008/03/26/health/research/26lung.html?_r=1&ex=1364356800&en=619dab240a840553&ei=5088&partner=rssnyt&emc=rss&oref=slogin
http://articles.mercola.com/sites/articles/archive/2003/02/15/medical-research-part-four.aspx
http://articles.mercola.com/sites/articles/archive/2008/03/29/a-fake-group-fights-for-monsanto-s-right-to-deceive-you.aspx?PageIndex=2
http://articles.mercola.com/sites/articles/archive/2001/05/30/ct-scan.aspx
Dalam laporan uji ilmiah tersebut tertulis bahwa penelitian telah didanai sebagai sumbangan kecil dari “Yayasan untuk Kanker Paru: Deteksi, Pencegahan, & Perawatan Dini” (The Foundation for Lung Cancer: Early Detection, Prevention & Treatment). Tapi dari hasil penyelidikan laporan pajak dari yayasan ini, diketahui bahwa yayasan ini didanai $ 3,6 juta oleh produsen rokok merek Liggett Select, Eve, Grand Prix, Quest dan Pyramid.
Para tokoh peneliti, ilmuwan, dan para editor jurnal kesehatan terkejut akan keterkaitan perusahaan rokok dengan penelitian kanker paru-paru ini. Hal ini memicu kritik-kritik yang mempertanyakan validitas penelitian/uji ilmiah tersebut, termasuk data yang memperlihatkan proyeksi siapa saja yang selamat dan asumsi penelitian yang mengklaim bahwa deteksi awal dengan CT scan akan menyelamatkan para perokok.
Sumber: New York Times March 26, 2008
Berita yang menginformasikan bahwa perusahaan besar mendanai penelitian untuk menipu dan mengorbankan kesehatan masyarakat demi keuntungan pribadi tidaklah mengherankan di jaman ini. Penelitian yang didanai oleh suatu perusahaan akan memiliki kecenderungan untuk menguntungkan perusahaan donatur.
“Mereka ingin menunjukkan bahwa kanker paru-paru tidaklah seburuk yang semua orang pikir karena skrining dapat menyelamatkan seseorang. Ini adalah hal yang berlebihan,” ujar Dr. Jerome Kassirer, editor terkemuka dari The New England Journal of Medicine dalam New Yor Times.
Dalam suatu penelitian di Journal of the American Medical Association, didapati bahwa penelitian-penelitian yang didanai oleh perusahaan tertentu, 3,6 kali memiliki hasil yang tujuannya demi keuntungan perusahaan donatur dibandingkan penelitian-penelitian yang tidak ada hubungannya dengan suatu perusahaan sama sekali.
Itulah sebabnya di Amerika mulai dilarang untuk mempublikasikan suatu penelitian yang ada hubungannya dengan perusahaan tertentu. Tapi hal ini tidak berlaku jika perusahaan “bersembunyi” lewat suatu “sumbangan” atau lewat organisasi bayangan (yang dimiliki oleh perusahaan tersebut). Ini disebut dengan istilah serigala berbulu domba.
Kesimpulan penelitian “tidak murni” (yang didanai oleh beberapa perusahaan rokok) di atas yang menyatakan bahwa 80 persen kematian karena kanker paru dapat dicegah melalui CT Scan, akan menimbulkan permasalahan baru, karena faktanya adalah CT scan beresiko cukup besar akan bahaya radiasi dan terkadang ia juga mendeteksi kanker yang sebenarnya tidak akan berkembang ganas, sehingga menyebabkan biopsi dan operasi yang tidak diperlukan, belum lagi tekanan emosional berlebih dari pasien (dimana faktor stress bisa menjadi pemicu kanker).
Link referensi:
http://www.nytimes.com/2008/03/26/health/research/26lung.html?_r=1&ex=1364356800&en=619dab240a840553&ei=5088&partner=rssnyt&emc=rss&oref=slogin
http://articles.mercola.com/sites/articles/archive/2003/02/15/medical-research-part-four.aspx
http://articles.mercola.com/sites/articles/archive/2008/03/29/a-fake-group-fights-for-monsanto-s-right-to-deceive-you.aspx?PageIndex=2
http://articles.mercola.com/sites/articles/archive/2001/05/30/ct-scan.aspx
0 komentar:
Posting Komentar
1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.
Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.
( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )
Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.
Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar
Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com