DAN…
Akhirnya pasangan suami istri itu menyatu. Bukan hanya jiwa, tapi juga tubuh. Menyatu tanpa batas.
Memang sang istri sempat mengernyit
menahan sakit, namun itu hanya berlangsung beberapa detik. Selebihnya
adalah perasaan nikmat yang membuat jiwa melambung ke awan-awan.
Pagi pun menjelang. Burung berkicau
menyambut datangnya hari bahagia. Dan ketika sang istri bermaksud
membereskan seprei yang kusut dia terkesiap. Kenapa tak ada darah?
Bukankah orang bilang malam pertama harus ditandai dengan darah?
Bukankah dia selama ini masih perawan? Bukankah tak ada laki-laki lain
yang melakukan ‘itu’ selain lelaki yang kini menjadi suaminya, dan
perbuatan ‘itu’ baru mereka lakukan beberapa jam lalu?
“Kamu kenapa ‘yang?” bisik sang suami ketika melihat wajah cantik sang istri kini digayuti mendung kelabu.
“Di… seprei…. gak ada… darah…” Si istri
berkata sambil memejamkan mata. Dia merasa terhina, kecewa, karena tak
mampu memberikan yang terbaik untuk laki-laki yang paling dicintainya.
“Memangnya kalau malam pertama harus ada darah? Aturan dari mana itu?” balas sang suami heran.
Si istri menatap suaminya, tak mampu
menahan rasa heran. “Kamu gak pernah dengar soal itu? Kamu gak tau kalo
malam pertama harus ada darahnya?”
Suami tersenyum geli. Dengan lembut dia
membelai rambut istrinya. “Aku tentu saja pernah dengar hal itu sayang,”
katanya. “Tapi itu hanya mitos. Mitos menyesatkan yang dipercaya dan
membuat banyak perkawinan yang seharusnya berlangsung bahagia berubah
menjadi neraka karena kecurigaan dan kekecewaan….”
Si suami lalu merengkuh tubuh sang
istri, keduanya berbaring, dan dengan lembut sang suami bercerita. Bahwa
selaput dara perempuan itu berbeda-beda bentuknya, dan tebalnya tidak
sama. Bahwa ada perempuan yang akan berdarah jika bermain cinta pertama
kali, dan ada yang tidak. Bahwa perempuan yang tidak berdarah di malam
pertama belum tentu tidak perawan.
Bahkan ada perempuan yang tidak merasa
sakit, atau hanya ’sakit sedikit tapi enak’ ketika pertama kali bermain
cinta, karena selaput daranya sangat tipis, atau sangat elastis, atau
bahkan sangat tebal hingga tak akan pernah robek hingga dia melahirkan.
“Jadi, intinya, darah di malam pertama
itu bukan acuan seseorang masih perawan atau tidak. Lagipula, menilai
kesucian istri sendiri hanya berdasarkan pada bercak darah itu merupakan
perbuatan yang picik,” kata si suami.
“Jika seorang lelaki memutuskan meminang
seorang perempuan menjadi istrinya, seharusnya dia mencintai dengan
utuh, dari ujung rambut hingga ujung kaki, dan bukan hanya mencintai
selaput kecil yang besarnya tak seberapa,” tambahnya.
Si istri tersenyum, bahagia. Nyaris tak
percaya dengan yang didengarnya. Dia tak menyangka suaminya akan
berkata seperti itu. Perkawinan memang harus diisi oleh dua pihak yang
saling cinta, dan harus mencinta dengan tulus dan utuh. Bukan hanya
karena masih perawan atau perjaka.
Si istri memeluk suaminya. Sang suami
balas memeluk. Dan mereka kembali merasakan kehangatan itu. Kehangatan
yang membuat bibir mereka menyatu.
Dan….
p.s.
karena pertimbangan kenyamanan, kisah suami dan istri ini sengaja tak diberi nama… hihihi
karena pertimbangan kenyamanan, kisah suami dan istri ini sengaja tak diberi nama… hihihi
by: http://kesehatan.kompasiana.com/seksologi/2013/05/11/malam-pertama-haruskah-berdarah-558958.html
0 komentar:
Posting Komentar
1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.
Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.
( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )
Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.
Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar
Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com