GOOGLE TRANSLATE

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

ARTIKEL PILIHAN

( SEBUAH HARAPAN ) Dimanakah ( MERDEKA ) Sesungguhnya?

Written By Situs Baginda Ery (New) on Jumat, 16 Agustus 2013 | 22.38

Sepanjang perjalanan sejak merdeka hingga sekarang berbagai perasaan yang terjadi, sehingga judul diatas perlu dipertimbangkan – Merdeka sesungguhnya apakah sudah dirasakan oleh setiap warga Negara NKRI, ini perlu dipertanyakan dan dijawab dengan jujur.
Berbicara tentang Hukum – sepanjang hidup yang sama-sama berusia 65 tahun, jujur bahwa hukum selalu dikumandangkan dimana-mana, pejabat yang berkuasa selalu membuat statement bahwa semua dikembalikan pada supermasi hukum namun keadilan terhadap hukum belum benar-benar terasa. Bagi rakyat kecil hukum sangat ditegakan, berbeda dengan yang berduit, hukum bisa dipertimbangkan menurut situasi dan kondisi. Hukum bisa diatur menurut penapsiran oknum berkuasa, Memnag hukum segala-galanya dalam menegakan kebenaran, namun hukum juga bisa dijual belikan, sehingga mudah diatur. Suasana ini sudah berjalan 65 tahun lamanya, berubahkah ? rakyat kecil bisa menilai, mereka yang tidak diperlakukan adil menghujat hukum – Tidak bersalah dijadikan salah karena permainan hukum, saksi palsu bisa diatur, bukti bisa dihilangkan, statement yang sudah dikeluarkan pejabat, bisa diralat, atau bisa disalah tapsirkan. Orang jujur sulit bertahan, kecuali yang bisa menerima budaya sama ( ikut mempermainkan hukum ) – Jika dulu rakyat dijajah, hukum diperlakukan tidak adil oleh penjajah, sekarang rakyat tetap menerima perlakuan yang sama, hanya penjajahnya berbeda.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg1c3rIg2fbizAs2KaDe_NgFbQ-9pGdon8GIGJCJ-9peCER8rG38P7SQe4x-XlbQ34oNY9usgevGTzi-nofouiNVtsYA36ek1zTPic48mlNJEA4rTn0ZtXoHdf-Kepw1x8mYKmnRQ3B2ELu/s1600/46656_1419754859990_1416212242_31028694_5682727_n.jpg
Berbicara tentang ekonomi – Apakah sudah dirasakan kemerdekaan ? sepanjang perjalanan ekonomi jaman order lama, ekonomi sangat sulit, tuntutan politik untuk berdikari segala bidang, dirasakan begitu sulitnya untuk berkembang baik, namun semangat kepatriotan masih terasa. Meskipun masih kesulitan dalam tekanan penguasa khususnya oknum TNI, yang sewenang-wenang menangkap pelanggar ekonomi, terutama yang monopoli ekonomi. Masuk zaman order baru, ekonomi dikuasai oleh konglomerat, bagi yang bisa berkolusi dengan oknum pejabat, ia akan dengan mudah berkembang menjadi orang kaya baru. Orang kaya yang melalui kerja keras, akan dipaksakan untuk menjual sahamnya untuk bisa bertahan hidup. Orang yang memiliki kemampuan berkolusi dengan pejabat, mudah sekali meleset usahanya — Bagaimana dengan mereka yang jujur dalam usaha ? sangat berbeda perlakuannya, mau pinjam kredit bank, tanpa pelican sulit diperoleh, minta ijin usaha tanpa pelican sulit diijinkan. Dimana-mana monopoli bercokol, mulai dari tepung, import beras, gula dimonopoli oleh beberapa perusahaan besar ( khususnya yang ada kemampuan berkolusi ) cengkeh, beras dikuasai tengkulak, sistim ijon tetap ada – Bukankah rakyat kehilangan kemerdekaan, ada bedanya dengan penjajah sebelum merdeka ? Dimanakan fair play ? – Perbedaan jenjang miskin dan kaya makin jauh, yang kaya bertambah kaya yang miskin bertambah miskin.


Berbicara tentang keamanan – dimana-mana dirasakan tidak aman, ada pencuri, perampok, ada mafia ada korak ada geng-geng. ada pemerkosaan, perampokan ada pemerasan ada ketidak adilan – dimana perasaan merdeka yang dilindungi undang-undang ? Angkutan umum penuh dengan copet, membuat mereka yang menengah atas segan berkendaraan umum, belum lagi kumuhnya angkutan umum. Pengangkutan umum selalu dikompas oleh korak-korak, dirampok barang angkutannya. Sejak order baru hinga saat ini fenomena ini tidak pernah hilang. Bagaimana mungkin angkutan umum bisa menjadi angkutan yang aman dan nyaman, tidak heran mereka yang menengah atas lebih suka naik kendaraan pribadi yang berakibat dimana-mana macet, sudsidi bbn bertambah terus. Oh dimanakah kemerdekaan bisa dinikmati pleh rakyat ?
Berbicara tentang pendidikan, zaman penjajahan hanya orang-orang tertentu yang bisa sekolah, zaman ini ada lebih baik, namun masih dirasakan adanya tekanan-tekanan yang kurang adil, perlakukan dan aturan yang banyak menekan kebebasan dalam belajar, belum lagi dituntut dengan ujian nasional yang belum memiliki keadilan yang bisa menjamin mutu sekolah. Menjamin siswa lebih peraya diri. Pendidikan sangat bernuasa politis, tidak pernah dipikirkan dengan program yang matang. Sejak zaman orde baru hingga sekarang, silih berganti peraturan dan kurikulum, hingga terkenal dengan istilah ganti menteri ganti aturan dan kurikulum. Guru guru yang seharusnya sebagai ujung tombak masa depan bangsa, sama sekali kurang diperhatikan, mental guru dirusak karena dianggap profesi kelas dua. Gaji guru yang tidak menunjang layak hidup dijadikan pahlawan tanpa jasa. Jika zaman penjajah rakyat ditindas dengan tidak diberi kesempatan untuk sekolah, zaman sekarang dipolitisir dengan bergagai aturan dan perubahan kurikulum yang bernuasa politis dan kolusi.


Berbicara tentang ketuhanan yang maha esa, kebebasan beragama, zaman order lama jauh lebih baik jika dibanding zaman order baru hingga sekarang, dimana-mana masih terlihat pembakaran, pengrusakan terhadap agama minoritas. Kepastian hukum dikalahkan dengan kekuatan massa, DImanakah kemerdekaan itu ? Adanya kekuasaan ormas melebihi kekuasaan polisi, bisa berbuat anargis dengan sesukanya. Bahkan pejabatpun juga menggunakan jasa mereka, Dimanakah kebebasan agama sesuai Pancasila ?
Berbicara tentang keadilan, Adilkah kita ? masih banyak rakyat yang dibawah garis kemiskinan, masih banyak rakyat kecil yang tidak mampu sekolah, masih banyak orang kaya yang bisa lolos membayar pajak yang sebenarnya, masih banyak orang kaya tidak membayar pajak. Masih banyak pejabat yang sudah menjadi milyarder, sedangkan rakyat kecil mencari nafkah di pinggir jalan dikejar-kejar. Dimanakah keadilan dalam zaman kemerdekaan ini ?

NKRI yang kita cintai masuk usai 65 tahun, seperti usia seorang kakek, yang sudah memiliki anak cucu, JIka ditanya jujur, pernahkah menikmati merdeka yang sesungguhnya ? jika toh ada, sesungguhnya kemerdekaan yang bertendensi, kemerdekaan yang hanya dimiliki oleh orang-orang tertentu – JIka mau jujur lagi , ada berapa banyak pejabbat yang jujur ? JIka ada, toh mereka tidak memiliki kekuasaan, mereka tidak bisa berbuat banyak karena sebagai pemhambat ambisi dan kerakusan. Dimanakah kemerdekaan itu sendiri ? Budaya setor dari pejabat rendahan ke pejabat lebih tinggi, bukan lagi rahasia, ujungnya rakyat yang ditindas dan diperas. – Dimanakah kemerdekaan yang sesungguhnya ?

Setiap tahun perayaan tujuh belasan, diseluruh pelosok bumi Indoenesia merayakan kemerdekaan, mari kita merenungkan, siapakah yang merasakan benar-benar mereka ? apakah mereka yang berteriak pekik merdeka ? sambil berpawai gagah gempita ataukah mereka yang berdiri di panggung menyaksikan dengan dielu-elu oleh yang dibawah panggung ? – Dimanakah kemerdekaan yang bisa dinikmati oleh rakyat ? Saat masih muda, ikut dalam perayaan kemerdekaan, diguyur hujan, basah kuyup masih tetap berdiri tegap, berteriak merdeka ! merdeka ! sambil kedinginan, belum lagi tiba dirumah dengan menggigil yang harus berurusan dengan obat dan dokter. Dimanakah mereka yang diatas panggung ? Bukankah mereka dipayomi oleh tenda anti hujan ? Pernahkah mereka memikirkan yang ada dibawah yang berteriak-teriak merdeka dan berbaris dengan gagah gempita ? Saat musim kemarau panas yang menyengat semua berdiri tegap dibawah panggung, tiba-tiba ada yang pingsan, adakah yang diatas panggung turun ikut ber-empati ?
Ohhhh, wakil rayat, bukankah anda juga diangkat oleh rakyat, mengapa anda mengatasnamakan rakyat memperkaya diri ? Dimana perjuangan nyata yang diberikan ? anda berangkat dengan sederhana, begitu menjadi wakil rakyat anda dipenuhi dengan kehidupan mewah, masuk rumah mewah, naik mobil mewah, dapat gaji besar . Lupa saat memberi janji-jani yang manis, namun tanpa ada realitanya, 

Ohhhh, Merdeka ! Merdeka ! tolong lah pejabat-pejabat yang diatas, tengoklah, berempatilah pada rakyat, bukankah anda juga dari rakyat ? bukankah anda pernah merasakan itu semua ? mengapa begitu anda memiliki kekuasaan lupa masa lalu, lupa akan orang yang kekurangan , orang yang kedinginan tidak memiliki tempat berteduh ? Janganlah anda merampas kemerdekaan yang sesungguhnya yang dimiliki seluruh rakyat. Sadarlah anda bisa duduk disana juga dukungan rakyat, bukan ? tanpa rakyat anda juga masih rakyat biasa juga. Janganlah merasa itu adalah hak anda untuk menikmati kemerdekaan, sedangkan lainnya menerima nasib untuk dijajah !

Enampuluh lima tahun katanya kita merdeka, Siapakah sebenarnya yang merdeka ? Dimanakah merdeka yang sesungguhnya ? Berapa lama lagi rakyat bisa menikmati merdeka yang sesungguhnya ? lima tahun ? 10 tahun ? atau tunggu sampai penuh seabad ? atau memang merdeka hanya untuk sekelompok kecil saja, sedangkan lainnya sebagai budak-budak yang bekerja untuk kelompok kecil ini ?

Semoga tulisan ini mengingatkan mereka yang berkuasa, yang seharusnya bertanggungjawab dalam mewujudkan merdeka yang sesungguhnya untuk rakyat seluruh Indonesia, tidak pantas anda memerdekakan diriterlebih dulu, sedangkan rakyat hanya menanti dan menanti tanpa batas !
by: http://sosbud.kompasiana.com/2010/08/16/dimanakah-merdeka-sesungguhnya-228122.html

0 komentar:

Posting Komentar

1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.

Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.

( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )

Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.

Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar

Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com

BACA JUGA

DAFTAR LENGKAP ARTIKEL BLOG BAGINDAERY

Ikuti situs Bagindaery

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...