Gambar : akhwatsangpropaganda.blogspot.com
Hudzaifah
berkata, “Nabi saw bersabda, “Akan datang kepada kalian masa kenabian,
dan atas kehendak Allah masa itu akan datang. Kemudian, Allah akan
menghapusnya, jika Ia berkehendak menghapusnya.
Setelah
itu, akan datang masa Kekhilafahan ‘ala Minhaaj al-Nubuwwah; dan atas
kehendak Allah masa itu akan datang. Lalu, Allah menghapusnya jika Ia
berkehendak menghapusnya.
Setelah
itu, akan datang kepada kalian, masa raja menggigit (raja yang dzalim),
dan atas kehendak Allah masa itu akan datang. Lalu, Allah menghapusnya,
jika Ia berkehendak menghapusnya.
Setelah
itu, akan datang masa raja dictator (pemaksa); dan atas kehendak Allah
masa itu akan datang; lalu Allah akan menghapusnya jika berkehendak
menghapusnya.
Kemudian,
datanglah masa Khilafah ‘ala Minhaaj al-Nubuwwah (Khilafah yang
berjalan di atas kenabian). Setelah itu, beliau diam”.[HR. Imam Ahmad]
Masa Kenabian, “ NUBUWAH “ tidak
akan pernah ada lagi, akan tetapi kepemimpinan di Dunia ini akan selalu
terjadi dan berputar secara bergantian, tanpa menunjukkan batas
kekuasaan dan batas waktu. Seiring sifat manusia dan keinginan manusia
untuk selalu ingin berkuasa dengan menguasai manusia lainnya, maka apa
bila Hadits itu dipahami dalam konteks System Kepemimpinan. Maka tampak tiga system kepemimpinan yang akan selalu muncul bergantian:
1. Masa Raja yang menggigit ( dzalim ) satu tyrani single mayority satu kekuasaan tunggal yang didukung oleh kekuatan memaksa militeristik.
2. Masa Raja Pemaksa yang memerintah dengan kekuatan memaksa, membuat umat tak berkutik tunduk oleh satu kebutuhan hidup dibawah tekanan kekuatan modal Kapitalistis.
3. Masa Khilafah ‘ala Minhaaj al-Nubuwwah, satu pola kepemimpinan yang berdasar pada Ketaqwaan pada Allah dan perilaku Ahlakul karimah.
Tiga
Pola ini akan selalu muncul bergantian baik dalam sekala kecil maupun
menjadi satu cita-cita DUNIA GLOBAL. Tiga pola kepemimpinan yang akan
selalu berebut tempat, akan selalu tampak menghiasi kehidupan Dunia ini.
Semua bentuk dan system yang ada sepanjang sejarah sebenarnya hanya
perwujudan dari tingkat budaya manusia dalam memenuhi hasrat hidupnya.
Baik itu berupa bentuk pemerintahan model klasik (Aristoteles, Plato,
Pollybius) : Monarki-Tirani- Aristokrasi- Oligarki- Demokrasi –Mobokrasi.
Maupun pemikiran modern (Machiavelli) : Republik - Kerajaan (Monarki) yang didasarkan pada cara atau prosedur menjadi kepala negara /pemimpin negara, maupun yang termasuk sistem politik yang dikatakan non demokrasi seperti otoritarian, totalitrian, rezim militer, monarki absolut, kediktatoran, rezim komunis, fasis, sistem satu partai.
Itulah
maka Islam sama sekali tidak mengajarkan satupun pola pemerintahan
Islam, akan tetapi Islam mengajarkan Sitem Kepemimpinan Islam. Satu
sikap kepemimpinan Islam adalah berdasarkan pada Ketaqwaan kepada Allah
SWT., dan mengedepankan akhlkaqul karimah untuk mengaplikasikan amar ma’ruf nahi munkar.
Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda:“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak-akhlak mulia.”
(Shahiih, HR. Ahmad; lihat as-silsilah ash-shahiihah)
Atau hadits : “Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya.”
Serta sabda Rasulullah saw: “Tidak beriman seseorang dari kalian hingga dia mencintai saudaranya seperti dia mencintai dirinya sendiri.” (HR. Bukhari-Muslim dari Anas ra).
Satu
sitem yang dibangun oleh Islam adalah satu sitem yang menjawab
pertanyaan bagai mana seorang muslim harus bersikap, bagaimana seorang
Muslim harus memimpin dengan Taqwa dan Ahlakul Karimah.
Dari Abu Sa’id Al-Khudri ra.
dia berkata: Aku mendengar Rosululloh sholallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda: “Barang siapa di antara kalian melihat suatu kemungkaran
hendaklah ia mengubah dengan tangannya; jika tidak mampu, maka dengan
lisannya; jika ia masih tidak mampu, maka dengan hatinya dan itu adalah
selemah-lemahnya iman.” (HR. Muslim)
Islam
tidak mengajarkan satu sitem Pemerintahan karena sebaik apapun satu
sistem dalam pelaksanaannya akan sangat tergantung pada siapa yang
menjalankan sistem itu. Islam juga tidak menghendaki adanya kepemimpinan
ISLAM GLOBAL, kalau itu dikehendaki maka itu akan terjadi dan harus
terjadi pada saat NUBUWAH.
Hudzaifah
berkata, “Nabi saw bersabda, “Akan datang kepada kalian masa kenabian,
dan atas kehendak Allah masa itu akan datang. Kemudian, Allah akan
menghapusnya, jika Ia berkehendak menghapusnya.
Allah
tidak menjadikan masa Kenabian sebagai Pusat Pemerintahan Global,
melainkan hanya memberikan satu contoh tentang satu Pemerintahan di masa
Kenabian sebagai acuan. Sebagai
acuan untuk terwujudnya satu kepemimpinan Islam ( Khilafah Islamiyah )
yang menjadi tanggung jawab Kepemimpinan Islam untuk mewujudkannya. Masyarakat Madaniyah itulah tolok ukur dan acuan Kepemimpinan Islam.
Tak
satupun pernah terjadi, sepanjang sejarah hidup manusia, ada satu
kekuasaan yang manapun dan dimanapun yang dapat menyamai “ KEBERHASILAN
MASYARAKAT MADANIYAH YANG MAMPU MEWUJUDKAN SATU KEKUASAAN PEMERINTAHAN
YANG PENUH DENGAN RAHMAT “ dari keberhasilan Masyarakat Madaniyah inilah
bersinarnya Islam sebagai “ RAHMATAN LIL ‘ALAMIN “ Inilah sebenar-benarnya “ Khilafah Islamiyah”
Tulisan ini merupakan :
- Satu
Kritik bagi Gerakan menuju Neo Imperium Islam yang mengacu pada
Kekuasan Bani Umayah / Bani Abbasiah, dan Imperium Islam lainnya, bahwa
Islam sama sekali tidak mengajarkan Kekuatan Islam menjadi Penguasa
Dunia.
- Satu Informasi bagi Islamophobia dari kalangan Demokratis, bahwa Konsep Demokrasi dalam berbagai versi termasuk :
Demokrasi sebagai bentuk pemerintahan
Demokrasi sebagai sistem politik
Demokrasi sebagai sikap hidup
Tak
satupun yang layak disejajarkan dengan Khilafah Islamiyah, karena apa
yang termaktub maupun yang terkandung dalam pengertian sebagai tata
nilai dan sumber hukum ; baik
Demokrasi sebagai bentuk pemerintahan, Demokrasi sebagai sistem politik
maupun Demokrasi sebagai sikap hidup hanya merupakan sebagian dari apa
yang telah diselesaikan dengan baik oleh Khilafah Islamiyah.
Itulah mengapa Islam “ TIDAK BUTUH DEMOKRASI “ karena semua tata nilai “ Yang tidak menyimpang” yang
dibutuhkan UMAT MANUSIA yang termuat dalam DEMOKRASI sudah ada dalam
Khilafah Islamiyah. Itu pula mengapa Islam tidak mempermasalahkan
Demokrasi sepanjang tata nilai Demokrasi yang tidak memasukkan tata
nilai yang bertentangan dengan kaidah-kaidah Ahlaqul Karimah.
by: http://birokrasi.kompasiana.com/2013/08/01/khilafah-islamiyyah-terbaik-dari-semua-yang-ada-khilafah-itu-bukan-system-pemerintahan-tapi-system-kepemimpinan-581012.html
0 komentar:
Posting Komentar
1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.
Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.
( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )
Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.
Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar
Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com