Foto : informationseducations.blogspot.com
artikel by: http://politik.kompasiana.com/2013/07/31/-penggulingan-mursi-dan-standar-ganda-demokrasi-barat-as-580869.html
Kudeta yang menggulingkan Pemerintahan Legitimate Mursi yang diperoleh melalui satu Pemilihan Umum yang Demokratis, adalah Arogansi Kekuatan Militer sebagai satu tyrani gaya baru yang diterapkan Barat. Alasan
konyol bahwa penggulingan itu didasari Pemerintahan Mursi yang
eksklusif, merupakan satu standar ganda yang diterapkan Kaum Kapitalis
Liberal untuk memaksakan kekuasaan Kapitalis Militeristik terhadap
Pemerintahan yang tidak bisa dikontrol, walaupun diperoleh secara
Demokratis.
Adalah satu pernyataan yang konyol sekali, bahwa Penggulingan Mursi BUKAN
KUDETA MILITER, hanya karena Posisi Mursi digantikan oleh Pemerintahan
peralihan ( BONEKA ) dari kalangan sipil. Siapapun tahu bahwa
Pemerintahan sipil itu hanya boneka yang segala kebijakan Pemerintahan
dipegang sepenuhnya oleh Jenderal Al Sisi. Bukan satu rahasia pula, bahwa kudeta yang dilakukan Jendral Al Sisi didahului dengan “ RESTU PENTAGON “ bahwa Kudeta itu merupakan satu skenario Global melalui Demokrasi Barat standar ganda.
Demokrasi
yang merupakan satu bentuk pengambilan keputusan suara rakyat melalui
satu proses pemungutan suara, satu hal yang selalu didengungkan oleh
Barat dengan kalimat sakral “ SUARA RAKYAT SUARA TUHAN “ kenyataannya hanya merupakan satu alat untuk melanggengkan kekuasaan MODAL dengan menggunakan kekuatan Militeristik. Inilah yang senyatanya terjadi. Tak
satupun hasil keputusan rakyat yang akan didukung oleh Pegiat
Demokrasi, bila akan bermuara pada adanya satu kekuatan yang tidak bisa
dikontrol dan dikendalikan. Sebaliknya
Para PEGIAT DEMOKRASI , tidak akan pernah berkeberatan terhadap
Pemerintahan Monarchi Absolut, yang menindas rakyatnya sekalipun, bila
Pemerintahan itu BERPIHAK kepada yang mengaku “ PEGIAT DEMOKRASI “
Amerika
Serikat, yang oleh sebagian dari kalangan Masyarakat Indonesia dianggap
sebagai MASTERNYA DEMOKRASI, sebagai acuan Pemerintahan Idaman itu,
sebenarnya hanya satu Negara Kapitalis yang memaksakan DEMOKRASI sebagai acuan pengambilan keputusan terhadap satu Negara yang Merdeka, hanya sebagai alat untuk menguasai Pemerintahannya semata.
Amerika
Serikat akan masuk kejantung semua kekuatan politik yang ada pada suatu
Negara yang dituju, membiayai kekuatan Politik yang berseberangan,
membangun Demokrasi semu
kemudian menenggelamkan kekuatan Politik dalam HEDONISME DEMOKRASI.
Hasil yang dicapai adalah, siapapun pemenangnya, akan bersimpuh menyusun
sembah untuk mendapatkan “ PINJAMAN “ sebagai modal menyusun basis
kekuatan Politik periode berikutnya. Demokrasi ini tidak akan pernah
menghasilkan apa yang didengungkan sebagai “ SUARA RAKYAT SUARA TUHAN”
bahkan menyentuhpun tidak. Akan tetapi yang terjadi adalah : “ SUARA
KAPITAL - SUARA TUHAN” .
Bagaimana, apa bila Demokrasi benar-benar terujud dan suara rakyat tidak lagi bisa dikontrol?
Seperti
yang terjadi di Mesir dimana rakyat secara mayoritas telah menentukan
pilihan, SUARA RAKYAT telah memilih, sayangnya suara rakyat ini tidak
bisa dikontrol maka standar gandapun diterapkan. Hanya dengan alasan
MURSI membangun Pemerintahan secara eksklusif, maka Pemerintahan itu
divonis layak untuk dijatuhkan. KUDETA PUN MENJADI JALAN KELUAR. Tak kenal lagi keabsahan adanya Partai Pemerintah dan Partai Oposisi.
Kejadian
di Mesir merupakan satu peringatan terhadap Bangsa ini, terhadap yang
masih setia terhadap Pancasila dan masih memperjuangkan Pancasila, bahwa
apa bila Pancasila berhasil kita kembalikan sebagai LANDASAN DASAR
FILOSOFI BERNEGARA, SEBAGAI LANDASAN FUNDAMENTAL IDEOLOGI BANGSA , bahwa
bila UUD 45 dapat kita bersihkan dari benalu-benalu dan anasir ideologi
Asing liberalis individualistik, Dihadapan kita akan terbentang
Kejayaan Nusantara, akan tetapi itu akan berarti pula ANCAMAN INTERVENSI
KAPITALISME seperti yang terjadi di Mesir, yaitu rekayasa kudeta dan ancaman berkobarnya perang saudara.
Karena Negeri ini telah banyak di isi oleh para PENGKHIANAT PANCASILA, yaitu kaum sekuler, liberalis dan kapitalis.
Benarkah Liberalisme, Kapitalisme dan Sekularisme pengkhianat Pancasila ?
Jawabnya terpampang dengan jelas pada artikel-artikel dibawah ini :
0 komentar:
Posting Komentar
1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.
Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.
( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )
Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.
Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar
Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com