(PERSEMBAHAN 5 TAHUN SUFI MUDA)
T. Muhammad Jafar Sulaiman, MA
Kita hari ini hidup di Era Postmodern, demikian kata Jacques Lacan (tokoh Postmodernisme), “ Era dimana “Hasrat, keinginan harus disalurkan, dirayakan dan dilepaskan”
hal ini tentu paradoks ditengah berkembangnya ritual-ritual agama
simbolik (Koran, televisi, dunia maya) yang mengisi ruang-ruang
keseharian kita, yang justru menawarkan sebaliknya, “dunia adalah
sesuatu yang harus dicurigai secara berlebihan”, ajaran-ajaran yang
terus dipertontonkan adalah “manusia-manusia bumi hari ini tengah berada
di era penuh dosa, bergelimpang dalam maksiat, sehingga perlu bertaubat
secara ekstrem, pertaubatan wajib dilakukan meskipun harus mengekang
sisi kemanusiaannya yang paling berharga (mengubur relasi sesama
manusia, menyekat manusia kedalam kelompok agama tertentu, membenci
agama tertentu, golongan tertentu, dsbnya).
Tanpa
disadari, jika ini terus-menerus dihadirkan dihadapan kita, maka
manusia hari ini dengan melampaui Tuhan, telah merubah definisi agama
yang mencerahkan dan membebaskan, menjadi sesuatu yang “menyandera”
manusia. Sehingga Fahmi Huwaidi (Wartawan Senior Mesir terkenal) dengan
tegas mengajukan satu pertanyaan terkati fenomena ini “haruskah kita menderita karena agama, apakah agama hadir untuk membuat kita menderita ?”,
sebuah pertanyaan yang harus direnungkan dalam-dalam oleh siapapun yang
ada dibumi hari ini, agar tidak menggunakan kuasa, relasi-relasi kuasa
dengan “menyandera” agama dan membunuh eksistensi kemanusiaan”, padahal
seperti dikatakan oleh filosof Iran terkenal yaitu Mulla Sadra, dalam
teorinya yang sangat terkenal “Al-Harakah Al-Jauhariyah” (Teori Gerak substansial), : “manusia akan menjadi luar biasa, menjadi citra Ilahiyah, apabila seluruh potensi yang ada padanya dikeluarkan secara utuh”.
Fenomena
diatas juga membuat pesimis seorang jean P Baudrillard (pemikir sosial
modern, teoritisi postmodern saat ini) yang menyebut era sekarang dengan
Era patafisika atau era citraan, dia juga menyebut wacana ini dengan Era Post-Spiritualiy,
yaitu era ketika segala sesuatu (agama, sosial, budaya) ditampilkan
hanya dalam wujud citra, permukaan, dangkal, (tercerabut dari akar-akar
hakiki), karena meninggalkan fondasi-fondasi transenden dan
metafisikanya, dunia citra ini ditampilkan dalam simulasi-simulasi yang
tidak berhubungan lagi dengan realitas fisik manusia, artinya citra
agama ditampilkan dengan semakin menjauhkan dan menjauhkan manusia dari
realitas kemanusiaanya yang butuh pelepasan-pelepasan menjadi mengekang
pelepasan-pelepasan, dstnya.
Inilah
gambaran dunia yang ada dihadapan kita hari ini. Kita semua pasti
merasakan dan menyaksikan lansung realitas besar ini. Lalu muncul
pertanyaan natural, akan jadi apa dunia yang didalamnya dihuni oleh
manusia-manusia dan makhluk hidup lainnya dengan pola-pola seperti
diatas ?. bukankah yang akan dihasilkan oleh relasi-relasi diatas
hanyalah manusia-manusia kamuflase, manusia-manusia dangkal psikis dan
spiritnya. Maka jangan heran ketika semua orang tertegun dan takjub pada
model agama seperti digambarkan Baudrillard tadi, semua orang
beranggapan bahwa itulah agama yang sesungguhnya, sehingga akhirnya
mereka harus dihadapkan pada kekecewaan, kenapa ya, orang beragama, tapi berbuat kejahatan, orang shalat, tapi kok korupsi ya
?. padahal itu tidak ada hubungannya sama sekali, orang berbuat jahat
tidak ada hubungannya sama sekali dengan agama, itu murni persoalan
jiwa, psikis, psikologi, mindset, pola pikir yang kalau dalam ilmu
modern sekarang bisa disembuhkan dengan Coaching, maka semua itu bisa dirubah. kebaikan-kebaikan itu juga bisa dilakukan oleh atheis sekalipun, tanpa agama.
Gambaran
dunia seperti ini, perlu sebuah perubahan besar, kamuflase yang
ditampilkan sudah sangat besar dan menggurita, perubahan yang diinginkan
bukanlah perubahan seperti revolusi Bolshevik Rusia 1912, juga bukan
setingkat Revolusi Iran 1979, apalagi revolusi prancis, tapi sebuah
perubahan “ide”, “paradigm” berfikir manusia, “mindset” berfikir
manusia, jika ini bisa dirubah, maka dunia akan berubah. Ibarat
piramida, maka yang akan bisa melakukan perubahan ini mesti ada dipuncak
piramida, sudah melewati tangga-tangga kapasitas keilmuan, mengerti dan
paham manusia sedetail-detailnya, yang bisa mencerai-berai manusia
kepada titik-titik terkecil atom dan inti atomnya, sehingga ketika itu
disatukan kembali maka akan muncul manusia-manusia unggul tak berbilang
karena akan terduplikasi otomatis.
Jika
kita ingin menarik sebuah garis demarkasi take-off, maka hanya berbekal
ilmu agama saja (syariat) dan dengan itu ingin merubah manusia, maka
dijamin 1000 % landingnya akan bermasalah dan tak mulus, karena
pola fikir saja masih sangat sektoral, bagaimana ingin mengubah dunia
yang multi sektoral dan multi polar ini. Yang perlu dirubah bukanlah
orang harus taat beragama, karena taat beragama tidak bisa menjadi
jaminan orang berbuat baik atau jahat. tapi bagaimana manusia itu
menyadari potensi yang ada padanya, , bagaimana manusia itu sejahtera,
sehat, menghargai sesama manusia, saling memberi, saling menolong,
saling membantu untuk sukses, dan jelas semua itu tanpa sekat agama,
budaya, kelas maupun ras dan itu harus dilakukan dalam skala global,
dunia, bukan hanya di Indonesia dan Asia saja, tapi dunia, iya,
PERUBAHAN DUNIA. Pola-pola relasi dunia kedepan dibangun dalam semangat
“etika-global” (Global-ethic), “kearifan-global’ (global wisdom) dan
etika-etika “post-sekuler, maka bisa anda bayangkan dimana posisi kita
disitu jika hanya Syari’at yang kita bawa ?.
Oleh
karena itu saya sangat optimis, dan yakin seyakin-yakinnya perubahan
dunia ini bisa dilakukan oleh sosok sang Sufi, hal ini bukan tak
beralasan, karena sosok Sufi itu sosok tanpa sekat, tanpa batas-batas
agama, dia bisa menjelma dan masuk kemana saja, agama apapun adalah
sesuatu yang indah dan tamasya jiwa yang menyenangkan, karena bagi Sufi
semuanya bertemu di esensi hakiki yaitu “kebaikan”. Juga kompleksitas
ajaran Sufi yang sangat luar biasa (agama, psikologi, metafisis,
motivasi, relasi kebaikan, afirmasi, realitas sosial modern, holistic
murni, antropologi kesadaran, sosiologi kesadaran, leadership,
penghambaan, paradigma kebaikan, mindset kebaikan, dsbnya), itu adalah
modal bagi perubahan besar dunia agar dunia ini “on the track” berjalan
di garis yang sebenarnya. Karena titik berangkat Sufi itu juga sangat
jelas, garis lurus tegak vertikalnya lansung menuju ketitik locus cosmos
utama yaitu Tuhan semesta alam, dimana garis kebawah selanjutnya masih
tetap terjaga secara murni, holistic, tak berubah, karena metode yang
dipakai adalah “Absolute Worship” (penghambaan mutlak, utuh), metode
penerimaan ilmu bukanlah dengan menghafal dan memakai otak tapi qalbu,
sesuatu tempat yang kebaikan tersimpan secara permanent, tanpa rekayasa,
karena kalau memakai otak, maka akan bertamsya dalam rekayasa simulasi
peradaban, sehingga perjalanan agama 1400 tahun lalu yang sampai
kepada kita sangat wajar kita curigai.
Dan,…Siapakah
sang Sufi yang akan melakukan perubahan besar itu ?. maka saya ingin
mengajak kita semua kepada sosok luar biasa ini, yang tak terasa sudah
lima tahun menemani kita dan semuanya dibelahan bumi manapun. ketika
anda di Indonesia, menyerup nikmatnya kopi Aceh dan sanger, anda
menikmati indahnya pantai Losari, atau anda berada di Hard Rock Café
manapun, Plaza Senayan, anda berada di Twin’s Tower Malaysia, atau anda
sedang berjalan di Orchad Road Singapore, anda yang sedang santainya ada
Harvard University Park yang teduh, atau ketika anda berada di
perpustakaan megahnya Oxford University, atau anda sedang terfana di
Museum Leiden university dan juga anda yang sedang berada dipelataran
Vatikan Roma lalu anda membaca “Silahkan order Pasti dikirim”,
maka anda segera berubah menjadi sosok-sosok optimis tak terbendung,
tubuh anda segera berubah menjadi “alam semesta” yang positif, segera
siap menyebar kebaikan kepada dunia.
Sosok
ini adalah sosok yang melipat dan meremas-remas keburukan, egosentris
negatif manusia menjadi bungkusan kecil sekecil-kecilnya, kemudian
membersihkan, menghapus keburukan itu dan mengembalikan bungkusan kecil
tadi menjadi kertas besar sebesar semesta dengan kalimat-kalimat
kebaikan, kalimat-kalimat penghambaan kepada Tuhan, yang dari situ
memancar kebaikan, sikap positif, membantu sesama, memberi lebih kepada
sesama, bagaimana memberi CINTA tanpa pamrih, semua kalimat itu
ditujukan kepada manusia sekali lagi tanpa sekat agama atau apapun tapi
mruni manusia denganb esensi kemanusiaannya.
Dalam
sosok ini kita juga bisa menemukan kebesaran ajaran-ajaran kebaikan
dunia dari tokoh sepanjang abad, semua berkumpul disini, dipersatukan,
diramu dalam kontkes kekinian, konsep yang paling dekat dengan realitas
manusia, kalimatnya sederhana, namun tajam menghunjam kejantung
kesadaran kita, yang saya tak habis fikir, ketika saya baca kalimat demi
kalimat disetiap tarikannya lalu saya mencoba melihat kalimat itu
dibuku lain, maka saya tidak akan menemukan kalimat itu, sayapun
tersadar, bahwa kalimat-kalimat yang lahir sebagai tulisan tersebut,
tidak ditulis di alam realitas dunia, tapi di tulis diruang dimensi
melebihi relativitasnya Einsten, dimana bukan DIA yang menegosiasikan
kata demi kata untuk ditulis menjadi kalimat, tapi kata demi katalah
yang menawarkan diri untuk ditulis , dalam ilmu menulis, maka ini adalah
maqam tertingginya. Sehingga bahasa yang lahir sangat bernas,
tajam, lansung ketitik sasaran, memberi efek luar basa dan bisa merubah
manusia dalam hitungan detik.
Dan,….sosok yang akan melakukan perubahan besar itu adalah,… SUFI MUDA,
yang saat ini telah lima tahun hadir bersama kita memberi pencerahan.
sebuah kebanggan dan dedikasi yang sangat tinggi membaca tulisan-tulisan
Sufi Muda. Kami semua selalu merindukan untaian kalimat-kalimatnya, ketika malam kami rindu keesokan paginya bersama Sufi Muda. Semestapun
pasti rindu dan terobati dahaganya di oase pencerahan yang ada disini.
Tulisan ini saya persembahkan untuk 5 tahun SUFI MUDA, sebuah kebanggaan
tiada bandingannya. Karena tulisan-tulisan yang ditulis SUFI MUDA akan
menjadi karya besar dan monumental selamanya.
Selamat ulang tahun yang ke-5 SUFI MUDA,…ya, DIA ada untuk merubah dunia”.
sumber: http://sufimuda.net/2013/04/21/dia-ada-untuk-merubah-dunia/
0 komentar:
Posting Komentar
1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.
Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.
( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )
Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.
Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar
Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com