Hari
ini tanggal 6 Juni bertepatan dengan 27 Ra’jab dimana seluruh ummat
Islam memperangati sebuah peristiwa luar biasa yang dilakukan nabi yaitu
Isra dan Mikraj nabi, perjalanan secara horizontal dari Mesjidil Haram
ke Mesjidil Aqsa dan perjalanan secara vertikal dari Mesjidil Aqsa di
Palestina menuju Sidratul Muntaha. Peristiwa ini diperingati setiap
tahun dan para penceramah yang mengisi acara Israk Mikraj menceritakan
kembali peristiwa yang sudah berlalu 14 abad yang lalu secara
berulang-ulang dan terkadang membuat kita menjadi bosan.
Saya
tidak mengajak kita semua untuk membaca kembali peristiwa tersebut
termasuk sebab-sebab kenapa Nabi diperjalankan oleh Allah SWT. Menarik
untuk direnungi adalah perjalanan Nabi dari Mesjidil Haram di Mekkah ke
Mesjidil Aqsa ke palestina berjarak 1500 km dan dari Mesjidil Aqsa ke
Sidratul Muntaha yang mustahil di capai dengan kenderaan biasa dengan
semalam.
Nabi
bisa menempuh perjalanan dalam waktu singkat karena Beliau menggunakan
kenderaan yang luar biasa yang disebut dengan al-Buraq. Kunci dari
peristiwa Isra Mikraj bukan pada jarak yang ditempuh tapi kenderaan yang
digunakan Nabi. Kalau memakai rumus fisika maka peristiwa Isra Mikraj
dapat dirumuskan sebagai berikut :
S = V x t
S = Jarak, V = kecepatan dan t = waktu
S
atau jarak yang ditempuh dalam peristiwa Nabi mencapai sidratul muntaha
adalah tak terhingga, tak terukur jauhnya maka untuk bisa mencapai S
yang tak terhingga tersebut dengan menggunakan rumus fisika harus salah
satu variable tak terhingga, waktu (t) yang tak terhingga atau v
(kecepatan) yang tak terhingga.
Banyak
orang menguraikan bahwa Nabi mengunakan kenderaan Buraq dengan
kecepatan cahaya 300.000 km perdetik dengan demikian jarak dari Mekkah
dan Palestina 1500 km bisa ditempuh dalam waktu hanya 0,005 detik. Tapi
kalau menggunakan kecepatan cahaya, apakah mampu Nabi mencapai Sidratul
Muntaha dalam waktu satu malam? Mengunjungi surga dan neraka, berjumpa
dengan arwah para Nabi, menerima perintah shalat, ini mustahil di
lakukan kalau Nabi menggunakan kecepatan cahaya. Kalau yang dimaksud
langit adalah apa yang kita lihat di atas sana, mencapai bintang
terdekat saja jika menggunakan kecepatan cahaya membutuhkan waktu 4,2
tahun konon lagi mencapai jarak yang tak terhingga. Artinya jika kita
meyakini kecepatan Buraq adalah sama dengan kecepatan cahaya maka Nabi
tidak akan mungkin bisa mencapai sidratul muntaha hanya dalam waktu satu
malam.
Dalam
peristiwa Isra Mikraj, Nabi menggunakan kenderaan yang mempunyai
kecepatan tak terhingga sehingga untuk menempuh jarak yang tak terhingga
bisa di tempuh dalam waktu seper sekian detik saja.
Apakah Hanya Nabi Memakai Buraq?
Untuk
bisa bermikraj kehadirat Allah SWT Nabi menggunakan kenderaan khusus
dari Allah SWT yang kecepatannya tak terhingga sehingga Beliau bisa
mencapai kehadirat Allah hanya dalam seper sekian detik, dalam waku
sekejab mata. Peristiwa ini sebagai sejarah awal perkebangan Islam
karena setelah peristiwa ini maka Shalat menjadi ibadah wajib bagi
seluruh kaum muslim.
Kalau
kita tajam menganalisa peristiwa Isra Mikraj ini akan kita temukan
pesan-pesan istimewa diberikan Nabi kepada seluruh ummat Beliau, bahwa
untuk bisa mencapai kehadirat Allah SWT harus menggunakan rumus yang
sama agar hasilnya sama. Kalau Nabi Muhammad SAW mencapai Sidratul
Muntaha, berdialog dengan Allah SWT menggunaka Buraq apakah ummatnya
tidak? Sebelum anda melanjutkan membaca tulisan ini silahkan di baca
tulisan yang membahas pertanyaan-pertanyaan tentang penting atau
tidaknya ummat memakai Buraq dan jawabannya bisa di baca di tulisan APAKAH MENUJU KEHADIRAT ALLAH HARUS MEMAKAI BUROQ?
Pada
kesempatan ini saya ingin mengajak kita semua untuk merenungi sebuah
peristiwa yang sangat penting yaitu Isra’ Mikraj Nabi Muhammad SAW,
walaupun sekarang bukan bulan Ra’jab akan tetapi hal yang pokok dari
Isra’ Mikraj itu sering kali terlupakan oleh kita semua. Hal yang paling
pokok dalam Isra’ Mikraj adalah proses perjumpaan Nabi dengan Allah SWT
dan Beliau memakai kenderaan yang mempunyai kecepatan tak terhingga yang kita sebut dengan Buroq dan dibawah bimbingan Jibril AS
Kalaulah nabi Muhammad menuju Tuhan harus memakai Buroq apakah Saidina Abu Bakar dan para sahabat Nabi juga harus memakai Buroq?
TIDAK
Lho
berarti para sahabat lebih hebat dari Nabi donk, Nabi menuju kehadirat
Tuhan harus mamakai kendaraan sementara sahabat langsung bisa jumpa
Tuhan, bukankah itu suatu hal yang mustahil?
Pertanyaan lebih lanjut, apakah kita juga harus memakai Buroq juga?
TIDAK!!!
Berarti kita lebih hebat dari Nabi Muhammad SAW?
Menurut
saya untuk bisa mencapai sesuatu dengan hasil yang sama maka kita harus
memakai rumus yang sama juga, kalau kita memakai rumus yang berbeda
maka hasilnya juga akan berbeda. Sebagai contoh apabila kita ingin ke
Bulan yang sifatnya zahir dan bisa dilihat maka kita harus memiliki
kenderaan yang bisa melawan gravitasi bumi, dan kita sepakat untuk bisa
ke bulan harus memakai roket, kenderaan yang sudah terbukti bisa
mengantarkan manusia ke bulan. Andai generasi berikut ingin ke bulan
tentu minimal harus memakai kenderaan yang sama agar bisa mendarat di
bulan. Kalau kita memakai kendaraan yang berbeda maka sudah pasti tidak
akan bisa mendarat di bulan.
Lalu bagaimana mungkin kita bisa sampai kehadirat Tuhan kalau tidak memakai kenderaan yang sama seperti kenderaan yang dipakai oleh Nabi Muhammad SAW menuju kehadirat Allah SWT?
Apa itu Buroq?
Pertanyaan
ini harus kita jawab terlebih dahulu, kita semua harus tahu apa itu
Buroq sehingga akan memudahkan kita untuk bisa mengerti tentang proses
perjalanan Nabi menuju Allah SWT. Dari hadist kita tahu dan saya baca disini bahwa Buroq itu adalah
binatang ini berwarna putih, lebih besar dari himar lebih rendah dari
baghal, dia letakkan telapak kakinya sejauh pandangan matanya, panjang
kedua telinganya, jika turun dia mengangkat kedua kaki depannya,
diciptakan dengan dua sayap pada sisi pahanya untuk membantu
kecepatannya.
Demikianlah gambaran buroq yang saya dapatkan berdasarkan hadist Nabi
Apa memang Buroq itu memang sejenis binatang yang punya sayap? Atau hanya sebuah permisalan yang digambarkan nabi karena zaman itu kenderaan yang lain cepat adalah Kuda.
Saya
yakin orang yang telah sampai kehadirat Allah SWT akan tersenyum
membaca tulisan ini, senyum penuh makna, lalu bagaimana dengan orang
yang berkerut keningnya?
Saya
tidak menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas karena semua jawaban akan
saya serahkan sepenuhnya kepada saudara-saudara sekalian. Semoga kita
semua akan menemukan jawaban yang sebenarnya, amien
sumber: http://sufimuda.net
0 komentar:
Posting Komentar
1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.
Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.
( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )
Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.
Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar
Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com