Sehabis kuliah saya bekerja, dan berkenalan dengan seorang gadis yang sekarang menjadi ibu dari anak kami satu-satunya. Empat tahun pacaran, dan saya berniat untuk menikahinya dalam waktu tiga tahun. Sebelum menikah, Ibu menasihati saya untuk berusaha memiliki rumah dahulu. Sesuai dengan nasihat dan restu Beliau, saya KPR sebuah rumah sederhana di bilangan Barat Jakarta di lingkungan pinggiran dari perumahan elit di tengahnya.
Saat itu tahun 2003, dan oleh pengembang dijanjikan awal Februari 2004 bisa ditempati. Berhubung di tempat baru sepi banget saya tunda untuk masuk hingga April 2004.
perkenalan
Kompleks perumahan ini tidaklah besar, walaupun dibayang-bayangi oleh perumahan besar di sebelahnya tetapi yang tinggal disini umumnya adalah kelas pekerja. Rumah saya bernomor 11, dan ada tetangga yang menempati nomor 24, 9, dan 2.
Sesuai dengan kebiasaan saya dari kampung dulu dan saat di kos, saya berkenalan dengan semua tetangga yang ternyata telah lebih dahulu satu bulan menempati sebelum saya. Bagi saya saat itu semuanya adalah para pasangan muda yang belum memilik anak atau sedang hamil anak pertama dan mereka semuanya nice. Tetapi di hari ke-4 ada dua tetangga yang memperingatkan saya kalau tetangga yang satu itu 'menggigit', jadi hati-hati. Saya menepis peringatan ini dan berkata di dalam hati memang gak semua orang dapat hidup rukun dengan yang lainnya. Tetangga ini di kemudian hari di bulan ke-5 pindah untuk meneruskan usaha mertuanya.
Tidak terpikirkan oleh saya bahwa peringatan yang saya skeptis-kan ini kelak menjadi terror bagi keluarga saya selama 8 tahun ini.
Sang tetangga ajaib memperkenalkan diri sebagai putra dari pemilik sebuah showroom mobil di jakarta utara dan dia sendiri memiliki usaha spare part motor.
sebulan pertama
Sebulan pertama saya tinggal sendirian disini, hanya dengan tiga tetangga. Sebulan ini pula saya menyadari ada yang tidak beres pada tetangga ajaib ini. Orang mana yang mencuci mobilnya setiap subuh jam 04:30 - 05:30, pergi membeli makanan jam 06:00 di pasar sekitar 1 km dari perumahan, kembali jam 06:20 dan mencuci mobilnya lagi? Sehari bisa 5-7x mencuci mobil termasuk menggosok bannya. Saya mengetahui hal ini karena setelah capek pindah sempat sakit dan dahulu sempat bolak balik kota S untuk tugas.
kasus pertama
Di bulan ke-8 datanglah seorang cewe mengisi rumah nomer 15. Baru lulus kuliah dan baru mendapatkan kerja di daerah gatot subroto sehingga untuk pergi dari rumah ke kantor harus melalui jalan tol kebun jeruk.
Baru 2 bulan, saya bingung saat di pagi hari udah hadir sejumlah satpam kompleks dengan ht mereka, dan cewe ini marah marah menunjuk ke rumah tetangga ajaib. Menurut cewe ini tetangga ajaib ini meletakkan paku di bawah ban depan mobilnya setiap pagi selama 4 hari berturut turut dan baru kepergok tadi pagi.
Hal ini sangat berbahaya, kalau ban nya meletus di jalan tol gimana coba Tahun 2004 lalu tol kebun jeruk seingat saya sedang dalam masa pemindahan gerbang tol dari kebun jeruk ke tempatnya di karang tengah sekarang.
Tetangga ajaib langsung bersembunyi di belakang istrinya dan berkata 'itu salah si cewe soalnya saat pulang mobil saya dipotong olehnya'.
kasus kedua
Lanjutan dari kasus pertama, cewe ini akhirnya dalam waktu seminggu pindah ke rumah saudaranya di Tangerang karena kaget diteror oleh tetangga ajaib ini. TS tidak pernah bertemu dengannya lagi. Rumah ini sekarang ditempati oleh bibinya.
Sekarang sang tetangga ajaib punya hobi baru, setiap kali mencuci mobil selalu dengan house music yang volumenya tidak disetel untuk kuping sendiri saja hingga saat dia berangkat. Pulangnya pun bisa ditandai dengan house music dari ujung jalan selepas pos satpam tanpa mengenal batas waktu subuh/magrib.
Pada tahun 2006 ada pasangan muda yang mengisi rumah nomer 7 dengan anak cewe berumur 2 tahun.
Dua bulan pertama house music yang sangat mengganggu ini hanya dibiarkan, di bukan ke-3, teguran diberikan melalui satpam.
Tetangga ajaib malah menghina balik satpam berkata bahwa 'ini rumah gua, ini mobil gua'. Teguran melalui surat juga tidak ditanggapi.
Tidak tahan, di bulan ke-4 tetangga di rumah nomer 7 memberikan teguran lisan. Dari teguran lisan yang kembali dibalas dengan 'ini rumah gua, ini mobil gua', tetangga ajaib kini menghina 'boil elu lebih jelek daripada gua, pasang dong sound system'.
Hinaan dibalas hinaan hingga seminggu lamanya, hingga pada suatu saat tetangga ajaib tiba-tiba bangkit amarahnya dan mengambil golok, mengacungkannya dan mengejar tetangga di rumah nomer 7.
Tetangga ini langsung kabur dan mengunci pintu rumah. Pelampiasan tetangga ajaib selain berkata-kata kotor dan kebun binatang adalah menendang pintu mobil hingga penyok. Anak tetangga nomer 7 yang benar-benar kaget melihat real evil langsung histeris.
Tetangga yang lain semua turun ke jalan, dan tetangga ajaib lari masuk ke rumah, bersembunyi di belakang istrinya.
Malam itu, satpam dan polisi datang.
Hasil akhir? Hanya golok yang disita, pelaku pengancaman bebas dengan alasan orang tidak waras.
kasus ketiga
Di malam-malam berikutnya, tidak ada lagi tetangga ajaib mengejar tetangga nomer 7 dengan golok, tetapi tiap malam tetangga ajaib dengan sengaja memainkan house music bahkan lebih keras lagi.
Setiap kali mematikan music akan diikuti dengan caci maki kata kata kotor.
Awal 2007 tetangga nomer 7 tidak tahan lagi, sharing kepada TS bahwa anaknya yang sekarang berumur 3 tahun terkadang menggigau 'pah jangan pah', trauma oleh kasus abahnya dikejar tetangga gila dengan golok.
Tetangga nomer 7 menawarkan rumahnya dengan harga pokok asalkan bisa pindah.
Di bulan maret tetangga nomer 7 pun pindah dengan dikawal oleh satpam.
Tetangga ajaib merasa mendapat angin, dan kompleks perumahan pun mendapatkan suguhan house music setiap waktu. Sementara tetangga gila juga memiliki momongan, yang saya heran anak ini bisa melolong ke bulan (lebay) nangis tiap malam tanpa ada orang tuanya yang peduli untuk menenangkan, dibiarkan cape dengan sendirinya sedangkan tetangga gila hanya peduli dengan kebersihan mobilnya.
Dari tahun ini tetangga gila mulai bertengkar dengan istrinya kebanyakan tentang permasalahan pembiayaan rumah tangga. Dua pembantu telah keluar.
Khusus pembantu terakhir rada unik, karena tetangga ajaib setiap hari selalu mengatai pembantu 'dasar pembantu lo cuma digaji 500 ribu juga'. Tidak sampai sebulan, pembantu ini keluar dan berkata 'bapak juga disokong orang tua dua juta tiap bulan'.
Ini terakhir kali tetangga ajaib memiliki pembantu, tetapi tetap saja bertengkar dengan istrinya minimal 2 kali seminggu. Suaranya pun sekeras house musicnya, dan uniknya selalu membandingkan dirinya dengan tetangga lain seperti 'paling engga gua ga kaya nomer 7 yang .... dan ....'. TS yakin istri tetangga nomer 7 ga tahan mendengar hal ini setiap saat yang mendorong kepergian mereka.
pergi kuliah
Pertengahan tahun 2007 saya mendapatkan kesempatan untuk kuliah ke negeri seberang selama 1 tahun (extension). Karena saya menjadi mahasiswa, maka saya memutuskan untuk tidak pulang dulu ke Indonesia sehingga selesai dikarenakan ongkosnya yang cukup mahal dan tidak ada penerbangan langsung dari Jakarta.
Saya bertunangan dahulu dan meninggalkan Jakarta, bertekad untuk menyelesaikan kuliah saya dan berusaha untuk mencari perusahaan yang berasal dari negeri itu nantinya karena kuliah saya menggunakan sistem 2N+1, ikatan kontrak dimana sehabis kuliah kita harus bekerja di negeri itu atau pada perusahaan yang berasal dari negeri itu.
Untuk sementara TS bisa hidup tenang walau harus belajar tinggal di asrama, mengikuti kegiatan asrama.
Pada pertengahan tahun 2008, tunangan saya menyusul saya, dan kami menikah di tempat ibadah setempat dan di catatan sipil setempat. Kami bertekad untuk pulang ke Indonesia setelah saya berhasil mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan persyaratan dari pemerintah tempat saya menuntut ilmu.
Saya berhasil mendapatkan pekerjaan yang baik dan setelah enam bulan meminta penempatan kembali ke Indonesia. Saya akan kembali ke rumah ini, saat itu istri saya tidak mengetahui tentang keajaiban tetangga ini dan saya berharap bahwa suasana telah berubah. TS berharap 18 bulan cukup untuk mengubah tetangga ajaib, mungkin saat anaknya mulai besar mungkin kebijakan akan mendatangi hatinya.
kembali ke Indonesia
TS pulang ke Indonesia pada maret 2009 dengan membawa istri yang tengah mengandung 3 bulan.
Bagaimana keadaan di kompleks?
Rumah TS, halaman yang di semen telah menghilang, ditumbuhi oleh tanaman merambat yang cukup tebal (5 senti), rupanya alam telah mengambil kembali tempatnya.
Rumah tetangga ajaib masih ada, penghuninya masih ada, tetapi ada tetangga baru sekarang di nomer 8, di kemudian hari TS mengetahui bahwa tetangga nomer 8 adalah pensiunan operator tambang asing yang cukup ternama di Indonesia.
Selain itu ada rumah nomer 11 dan 15 (tidak ada nomer 13 dan 14) yang juga dihuni sekarang.
Hari itu TS membersihkan semua tanaman merambat, menyapu, mengepel dan mengelap debu yang tebal sekali (heran dari mana udara masuk??). Sementara istri diungsikan dahulu ke PIM (pondok indah mertua). Karena pekerjaan yang berat, TS memutuskan untuk menginap dahulu semalam sendiri.
Malam itu TS mengetahui kalau tetangga ajaib sekarang juga telah memiliki anak kedua. Di batin TS berharap 'kebijakan telah mendatangi hatinya'.
Besok malam istri TS datang untuk menginap. Tetangga ajaib mengucapkan kata-kata jorok, WTF??
Untuk tidak merusak suasana TS menenangkan istri, 'bukan, itu bukan ditujukan kepada kamu tapi memang orangnya gila suka bicara sendiri'.
TS meminta libur seminggu sebelum mulai bekerja di Jakarta.
tiga bulan pertama di Indonesia lagi
Tiga bulan TS bekerja di Jakarta, dan selama itu TS menyaksikan tetangga ajaib bertengkar dengan tetangga lainnya karena tetangga ajaib ini mendamprat anak anak yang bersepeda di jalanan kompleks, kebetulan melewati rumahnya.
Salah satu dampratan ini yang jelas TS dengar sendiri memang tidaklah pantas bahkan bagi seorang PSK sekalipun, ditujukan kepada anak berumur 10 tahun yang bersepeda dengan riang bersama teman temannya.
Abahnya anak ini mendatangi tetangga ajaib, menggenggam bajunya dan hendak memukulnya. Mahkluk ini meminta ampun dan berkata 'gua ga bilang, gua ga bilang, gua ga bilaaaaang. Tanya aja kepada pembantu gua'. Pembantu dari pihak istrinya yang sedang berada di rumahnya keluar memisahkan mereka. Abah dari anak ini bertanya, 'apakah tadi dia berkata .... .... kepada anak-anak?'. Pembantu berkata 'iya', dan tetangga ajaib memohon maaf dan ampun sambil berkata 'bukan ditujukan kepada anak elu'. Malam itu pembantu ini dipulangkan...
TS mendapatkan panggilan untuk kembali ke kantor pusat di benua seberang selama 4 bulan, dan hanya dapat pulang saat menjelang kelahiran anak pertama.
kelahiran anak pertama
Selama bekerja di benua seberang, istri TS dititipin di PIM dahulu.
Di minggu kedua Agustus TS pulang ke Indonesia dan mempersiapkan rumah untuk menjadi tempat tinggal keluaga, sudah tidak single lagi, sehingga untuk mengisi rumah tentu saja diperlukan segala hal seperti ranjang, kulkas, mesin cuci dan ac karena bahkan sejak properti Indonesia booming, sawah dan hutan nun jauh di seberang perumahan, bahkan rawa juga diurug untuk proyek perumahan lainnya.
Minggu ketiga TS menjadi abah dari seorang bayi lucu, dan setelah tiga hari TS pulang ke rumah membawa anak dan istri, saat itu jam 5 sore.
Malam harinya tetangga ajaib datang dengan gaduh house music dari ujung jalan, dan dengan peningkatan: sirine ala polisi di depan rumah. TS kaget dan hendak menengur, tetapi berharap esok pagi saat TS membawa bayi berjemur sinar matahari pagi, tetangga ajaib akan menyadari bahwa ada bayi sekarang di kompleks ini.
Pagi hari jam 5, tetangga ajaib berlaku seperti biasa, mencuci mobil dengan house music, di luar dugaan saya dia juga memaki 'rumah sewa, mobil kantor'. Ditujukan kepada siapa?
Jam 6 saya keluar untuk menjemur bayi dan tetangga ajaib menyaksikan ini. Matanya melihat tetapi mata hatinya tidak, setelah puas 40 menit di luar dan saya kembali ke dalam rumah, tetangga ajaib bermain musik lagi, kali ini lagu 'online online' (TS kaga tau ini lagu apaan tapi ada ngomong facebook segala).
Rupanya bagi dia, TS itu ga ada.
setahun pertama
Lewat minggu ketiga saya tahu sekarang, siapakah 'rumah sewa, mobil kantor', rupanya ditujukan kepada tetangga nomer 8.
Minggu ini juga seorang ibu dan anaknya yang berdagang makanan di basement mall mengontrak rumah nomer 16 yang dari pertama berdiri tidak pernah dihuni.
Karena mereka tidak memiliki kendaraan sendiri, setiap pagi jam 07:00 mereka selalu memesan taxi dari pool terdekat, dan bagasinya diisi dengan berbagai kotak plastik untuk lauk, dan memuat kursi depan dengan gentong plastik berisi nasi.
Tetangga ajaib mulai berbuat onar dengan berkomentar 'mobil aja ga punya' selain berkomentar tentang tetangga nomer 8 yang memang mobilnya lebih bagus dari miliknya.
Yang saya tandai, dari bulan kedua saya menghuni, tetangga ajaib mulai membuang berbagai kantong sampah di rumah kosong di samping saya dan anehnya selalu membuang berlembar lembar koran.
Di tahun mungkin sekitar Februari 2010 ada tetangga baru lagi mengisi rumah di nomer 10 dan 17. Tetangga di nomer 10 memiliki 4 anak sudah SD semua dan nomer 17 baru memiliki anak seumuran anak saya.
Di bulan Juni 2010 persoalan sampah ini semakin menjadi, pernah ada setengah bakul nasi dalam bentuk tercetak dibuang di samping rumah saya yang tentunya mengundang tikus dan lalat, sekarang koran yang ikut dibuang berubah menjadi harian terkemuka nasional, beda dengan koran yang banyak iklannya seperti dahulu.
Satu bulan kemudian ketahuan bahwa tetangga nomer 8 sering kali kehilangan korannya rupanya diambil oleh tetangga ajaib, dibaca dan dicerai beraikan hingga tertiup angin dan banyak sekali kertas koran beterbangan sepanjang jalan.
Keributan terjadi dan tetangga ajaib tidak berani lagi melakukannya setelah didatangi anak dari tetangga nomer 8 yang lebih tua dari saya.
tahun kedua
Kali ini keributan terjadi antara tetangga ajaib dengan tetangga nomer 10 yang bermain dengan teman sekolahnya anak kedua dari luar kompleks.
Anak anak SD tentu saja demen main bola, dan pada hari itu bola ini ketendang mengenai ban mobil tetangga ajaib yang telah dibersihkan.
Woah marahnya kaya hulk membelalak dan berkata kata kotor hingga anak anak ini bubaran dan lari ke rumah. Orang tuanya datang untuk meminta maaf, anak anak ini kecuali yang dari luar kompleks datang juga untuk meminta maaf tetapi tetangga ajaib berkata 'urusannya belum selesai'.
Berhubung kantor pengelola perumahan masih ada karena masih ada kapling kapling yang belum laku terjual, tetangga ajaib mulai meneror satpam dan kantor pengelola dengan kebohongan 'anak gua ditabrak'.
Di bulan yang sama tetangga nomer 19 datang menempati dengan anak berumur 3 tahun.
Di tahun kedua ini pertengkaran antara ayah-anak-istri menjadi semakin menjadi minimal seminggu sekali.
Kata-kata yang sering digunakan
'Jangan kaya nomer 10, anak anjing ditabrak boleh tapi anak orang ditabrak jangan'
'Jangan kaya nomer 8 anaknya ga bisa sekolah ternama kaya kamu, susah tauk masuk ke sekolah xxxxx'
'Jangan kaya sebelah anaknya belum bisa apa apa'
'Satpam aja takut sama papa masakan kamu berani sama papa'
'Jangan kaya nomer 10, nabrak anak ga tanggung jawab'
'Awas nomer 10 entar anak elu gua tabrak'
Mulai saat itu tetangga ajaib memiliki dua tempat sampah, di rumah kosong sebelah saya dan di seberang rumah nomer 10.
Di kemudian hari saya tahu bahwa 'anak anjing' adalah anak anjing beneran ras golden retriever yang ditabrak oleh tetangga ajaib saat dia memasuki kompleks selepas pos satpam.
Di akhir tahun kedua tetangga nomer 19 pindah ke tangerang mengaku tidak kuat dengan makian makiannya walaupun ke anak sendiri, tetapi suaranya yang besar dan nadanya membuat anak tetangga nomer 19 tidak merasa damai. Hingga saat ini rumah nomer 19 masih tetap kosong.
Tidak ada tindakan apapun yang dapat dilakukan oleh satpam ataupun kantor pengelola untuk meredakan keonaran tetangga ajaib ini.
yang waras ngalah
Di penghujung tahun saya bersama keluarga mendapatkan kedamaian karena tetangga ajaib pulang ke rumah orang tuanya. Bersama kami menikmati permainan kembang api yang diluncurkan dari perumahan mewah di seberang perumahan kami.
Kedamaian itu tidaklah lama, dua hari kemudian tetangga ajaib pulang dengan segala kegaduhannya.
Awal januari ibu dari anak anak di tetangga nomer 10 pindah dari pekerjaannya di jakarta menjadi agen pemasaran bagi pengembang kompleks yang mulai terkena demam apartemen, 'biar dekat dengan anak anak katanya'.
Hampir 6 bulan lamanya ibu ini kenyang dari perkataan tetangga ajaib tentang menabrak (lihat bagian sebelumnya). Ibu ini cukup aktif membawa calon pembeli melihat lihat kapling kosong dan rumah yang memang masih kosong.
Melihat hal ini tetangga ajaib mengubah perkataannya, 'menjual xxx'.
Anak saya yang telah mulai besar sebagaimana anak anak lainnya mulai rewel dalam memilih makanan. Ada kalanya dia memilih untuk diberikan nasi ayam dari penjual di ruko dekat perumahan lain. Untuk kepraktisan, istri saya sering kali meminta antaran.
Komentar tetangga ajaib: 'suami xxxx punya istri ga bisa masak', atau 'beli mulu', sedangkan tetangga ajaib yang tidak bekerja/tidak bisa bekerja/tidak mau bekerja/mana ada yang mau mempekerjakan orang kaya gini, juga berlangganan rantangan.
Tepatlah pepatah 'buruk muka cermin dibelah'
Semua perkataan perkataan negatif ini tentunya berdampak buruk bagi suasana lingkungan terutama yang mendengarnya.
Dengan anggapan biarlah yang gila ga usah dilayanin seperti nasihat yang sering kita dengar, semua warga tidak membalasnya.
kontak fisik
Di bulan Maret saya dipanggil oleh kantor pusat untuk bertugas di supply base yang negaranya masih dekat dengan Indonesia, full sabtu minggu kerja selama tiga bulan.
Dengan berat hati saya tinggalkan anak istri di rumah dengan pesan untuk jangan pernah berurusan dengan tetangga ajaib karena sementara kami tidak bisa menempati PIM dikarenakan kelahiran cucu kedua mertua saya. Saya berpesan untuk menaruh nomer telepon satpam apabila keadaannya buruk.
Bersamaan dengan lahirnya keponakan saya, rumah nomer 17 juga memiliki anak kedua. Dengan dua anak tentu saja kedua pasangan di rumah nomer 17 menjadi lebih sensitif ditambah mereka telah menempati rumah itu selama tiga tahun. Hingga suatu saat karena tidak tahan lagi sang ayah memanggil satpam untuk memintakan si tetangga ajaib untuk tidak lagi bermain musik sejak dari ujung jalan khususnya subuh.
Tetangga ajaib kembali ke omongan semula 'rumah, rumah gua, mobil, mobil gua', ditambah dengan omongan 'tidak mau berisik tinggal di hutan sana'.
Terhitung lima kali satpam mendatangi tetangga ini hingga pada suatu saat sambil berhenti di depan rumah nomer 17 dia mengancam 'awas luh entar gua tabrak'.
Rumah nomer 17 karena kerepotan meminta salah satu saudaranya untuk tinggal bersama.
Melihat kecil hatinya kami semua cuma menganggap ini adalah angin lalu.
Hingga pada bulan Mei sore hari saat ibu, anak dan saudaranya berboncengan bertiga dengan motor, tetangga ajaib menabrakkan mobilnya dengan kekuatan yang cukup untuk membuat motornya jatuh, untungnya hanya jatuh di rerumputan.
Saya yang sedang berada di kota L tentu saja was was mendengar peningkatan ulah tetangga ajaib. Peristiwa ini hanya beredar di kalangan tetangga tanpa masuk ke suaminya karena kuatir sang suami bisa resah di kantor.
bagian 2
bagian 3
bagian 4
bagian 5
sumber: http://www.kaskus.co.id/thread/000000000000000016818642/kisah-nyata-delapan-tahun-hidup-bertetangga-dengan-orang-gila/
artikel dibuat dari versi kaskus ke versi blog oleh: bagindaery.blogspot.com
0 komentar:
Posting Komentar
1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.
Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.
( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )
Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.
Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar
Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com