INDONESIA adalah negara dengan kekayaan alam yang sangat besar dan melimpah. Di sanalah tempat lahir beta, menyimpan banyak sumber mineral, energi, perkebunan, hasil hutan dan hasil laut yang sungguh amat melimpah.
Di bidang pertambangan:
1. Peringkat 6 cadangan Emas;
2. Nomor 5 dalam produksi Tembaga;
3. Urutan 5 dalam produksi Bauksit;
4. Penghasil Timah terbesar di dunia setelah Cina;
5. Produsen Nikel terbesar kedua di dunia;
6. Tambang Grasberg Papua adalah tambang terbesar di dunia
7. Kesimpulannya, Indonesia berada dalam urutan teratas dalam hal bahan mentah (Raw Material)
Negara ini juga adalah produsen sumber energi terbesar :
1. Berada pada urutan nomor 2 eksportir Batubara di dunia setelah Australia;
2. Eksportir Gas Alam bersih LNG (Liquefied Natural Gas) terbesar di dunia, seperempatnya dikirim ke Singapura;
3. Eksportir terbesar Gas Alam Cair setelah Qatar dan Malaysia.
Dalam hal komoditi perkebunan:
1. Indonesia berada pada nomor 1 dalam produksi CPO (Crude Palm Oil);
2. Produsen Karet terbesar di dunia;
3. Urutan 3 dalam hal produksi Kakao;
4. Merupakan produsen Kopi terbesar di dunia bersama Vietnam dan Brazil.
Dan masih banyak lagi kekayaan alam yang Indonesia
miliki, yang akibatnya menjadi sasaran utama investasi Internasional
dalam rangka memburu bahan mentah. Umumnya investasi internasional
berasal dari negara-negara industri maju. Tujuan utama investasi
internasional di Indonesia ini tidak lain adalah untuk mengeruk bahan
mentah yang menjadi kekayaan milik rakyat Indonesia.
Indonesia Sudah Jadi “Milik Negara Asing”
Sesungguhnya, saat ini Indonesia kembali di jajah dan sudah berhasil ditaklukkan oleh para kolonial dari Eropa dan negara-negara lainnya. Parahnya, bentuk penjajahan itu malah didukung oleh Pemerintah Republik Indonesia dalam wujud MoU maupun kontrak yang berbau kongkalikong dalam mengeruk dan melahap habis kekayaan alam milik rakyat, sehingga sesungguhnya saat ini Ibu Pertiwi telah menangis terkapar tak berdaya karena “diperkosa” di depan anak bangsanya sendiri.
Tengok saja, total tanah atau lahan di Indonesia yang sudah dikuasai oleh perusahaan-perusahaan raksasa dari negara asing:Sesungguhnya, saat ini Indonesia kembali di jajah dan sudah berhasil ditaklukkan oleh para kolonial dari Eropa dan negara-negara lainnya. Parahnya, bentuk penjajahan itu malah didukung oleh Pemerintah Republik Indonesia dalam wujud MoU maupun kontrak yang berbau kongkalikong dalam mengeruk dan melahap habis kekayaan alam milik rakyat, sehingga sesungguhnya saat ini Ibu Pertiwi telah menangis terkapar tak berdaya karena “diperkosa” di depan anak bangsanya sendiri.
1. Sekitar 42 juta hektar untuk pertambangan Mineral dan Batubara;
2. terdapat 95 juta hektar untuk Minyak dan Gas;
3. Ada 32 juta hektar di sektor kehutanan;
4. Sekitar 9 juta hektar untuk Perkebunan Sawit.
Luas keseluruhan yang telah dikuasai dan dikontrol
oleh negara luar telah mencapai 178 juta hektar. Padahal luas daratan
Indonesia adalah 195 juta hektar.
Investasi di Indonesia benar-benar sudah didominasi oleh perusahaan asing:1. Sedikitnya 95% kegiatan investasi mineral dikuasai dua perusahaan AS, yakni PT. Freeport Mc Moran, dan PT. Newmont Corporation;
2. Sebanyak 85% eksploitasi Minyak dan Gas sudah dikuasai oleh negara asing, termasuk 48% migas dikuasai Chevron;
3. Sebanyak 75-85% perkebunan Sawit dikuasai negara luar;
4. Sebanyak 95% Air minum juga dikuasai asing;
5. Infrastruktur jalan tol 95% milik asing;
6. Industri farmasi dikuasai asing sebesar 75%, juga industri asuransi 80%;
7. Sudah 99% sektor Perbankan kini dikuasai negara asing;
8. Sebanyak 100% Mineral diekspor;
9. Sekitar 85% gas diekspor;
10. Terdapat 75% hasil perkebunan diekspor.
Hal tersebut di atas diungkapkan Salamuddin Daeng,
dari Indonesia for Global Justice (IGJ), saat mengisi diskusi pada acara
Rakernas MKRI (Majelis Kedaulatan Rakyat Indonesia), Sabtu-Minggu
(18-19 Mei 2013) yang lalu, di Jakarta.
Ia mengungkapkan bahwa investasi dalam rangka memburu
bahan mentah di Indonesia telah berlangsung sejak lama. Yakni sejak era
kolonialisme Eropa tahun 1600-an.
Hingga tahun 1870-an, kata Salamuddin, kekuasaan
Kolonial Belanda hanya meliputi Jawa dan Sumatera. Wilayah-wilayah lain
hanyalah kekuasaan yang sifatnya administratif belaka. “Namun sekarang
dominasi modal asing telah meliputi seluruh wilayah Nusantara hingga ke
pulau terluar dan pulau-pulau kecil pun telah jatuh ke tangan modal
asing,” ungkapnya.
Di sebutkannya, corak investasi di Indonesia saat ini
bercirikan investasi kolonial, dengan tiga ciri utama, yaitu : Pertama,
investasi menguasai tanah dalam skala yang sangat luas; Kedua,
investasi hanya berorientasi mencari raw-material untuk kebutuhan
industri di negara-negara maju; Ketiga, seluruh keuntungan atas
investasi dilarikan ke luar negeri dan ditempatkan di lembaga keuangan
negara-negara maju.
Secara detail, dikatakannya, di Nusa Tenggara Barat
(NTB), PT. Newmont Nusa Tenggara menguasai 50% wilayah NTB dengan luas
kontrak seluas 1,27 juta hektar. Di Pulau Sumbawa salah satu wilayah
NTB, Newmont menguasai 770 ribu hektar, atau setara dengan 50% lebih
luas wilayah daratan Pulau Sumbawa yang luasnya 1,4 juta hektar.
Sementara para bupati/walikota di tiga 5 kabupaten kota di Pulau Sumbawa
juga terus memberi izin tambang di atas lahan-lahan yang tersisa. Saat
ini lebih dari 150 izin usaha pertambangan yang beroperasi di NTB, baik
yang sedang melakukan eksplorasi maupun produksi.
Di Papua, Kontrak Karya (KK) Freeport seluas 2,6 juta
hektar, HPH 15 juta hektar, HTI 1,5 juta hektar, Perkebunan 5,4 juta
hektar, setara dengan 57% luas daratan Papua. Ini belum termasuk kontrak
Migas yang jumlahnya sangat besar, sehingga diperkirakan Papua telah
habis terbagi ke ratusan perusahaan raksasa asing.
Sementara di Kalimantan Timur (Kaltim) diperkirakan
seluruh wilayah daratannya seluas 19,8 juta hektar juga telah
dibagi-bagikan kepada modal besar dari negara asing. Izin tambang
Mineral dan Batubara sekitar 5 juta hektar, Perkebunan 2,4 juta hektar,
izin Hutan (HPH, HTI, HTR dan lain sebagainya) telah mencapai 9,7 juta
hektar (data MP3EI). Ini pun belum termasuk kontrak Migas, sebagaimana
diketahui Kaltim adalah salah satu kontributor terbesar pendapatan Migas
negara.
Di Madura, luas kontrak Migas malah sudah melebihi
luas Pulau Madura itu sendiri, yang diserahkan pemerintah kepada kepada
Petronas, Huskil Oil, Santos, dan perusahaan asing lainnya.
Keseluruhan dan penguasaan asing itu adalah untuk
menambah laju kemajuan negara-negara asing. Sementara Rakyat Indonesia
hanya sibuk “menyanyi” dan “berjoget” seakan tak mau tahu dengan keadaan
yang semakin dapat menghancurkan negeri ini. Sebagian lainnya hanya
sibuk gasak, gesek, gosok antar-sesama, dan saling konflik antarsuku
agama dan ras. Sungguh Pancasila juga ikut terkapar, terutama Sila
ketiga dan Sila Kelima.
Sesungguhnya, terdapat salah seorang tokoh nasional
yang sangat memahami kondisi ini, termasuk kiranya amat mengetahui
strategi yang harus ditempuh agar Indonesia tidak “lumpuh” dikuasai oleh
asing, yakni DR Rizal Ramli yang kini dikenal sebagai ekonom senior
sekaligus tokoh oposisi yang selama ini sangat menentang
kebijakan-kebijakan Pemerintahan SBY yang dinilainya hanya menguntungkan
dan mengenyangkan negara-negara asing.
Sayangnya, langkah Rizal Ramli pada pilpres 2009 lalu
mendapat hambatan hebat dari pihak-pihak yang diduga kuat antek-antek
asing, sehingga Rizal Ramli tak bisa berbuat banyak.
Namun untuk memastikan rakyat Indonesia sejahtera,
Rizal Ramli menyatakan jika rakyat memberinya amanah sebagai presiden
2014, maka akan mengamandemen UUD 1945 lagi, dengan tambahan utama
kalimat “dimiliki oleh rakyat Indonesia” pada pasal 33. Kalimat inilah
yang kelak benar-benar menjamin SDA Indonesia sepenuhnya dimiliki dan
dimanfaatkan untuk sebesar-besarnya kesejahteraan rakyat. Bahkan Rizal
Ramli mengaku berani menentang dominasi asing yang memang kini telah
menguasai Indonesia. “Saatnya seluruh kedaulatan di negeri ini
diserahkan kepada rakyat, bukan kepada dan untuk negara asing,” kata Rizal Ramli.
by: http://regional.kompasiana.com/2013/08/12/indonesia-bukan-lagi-milik-beta-583219.html
0 komentar:
Posting Komentar
1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.
Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.
( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )
Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.
Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar
Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com