Siapa
yang tak kenal rokok? Rokok menjadi hal yang sangat kontroversial dan
banyak diperbincangkan akhir-akhir ini. Rokok kini telah menjamah
berbagai lapisan masyarakat, baik di negara maju maupun berkembang,
laki-laki maupun wanita, orang dewasa bahkan remaja. Konsumsi tembakau
telah mencapai proporsi epidemik global (Mackay & Eriksen, 2002).
Menurut Sitepoe (2000), merokok adalah membakar
tembakau yang kemudian diisap isinya, baik menggunakan rokok maupun
menggunakan pipa. Sedangkan perokok menurut WHO dalam Depkes (2004)
adalah mereka yang merokok setiap hari untuk jangka waktu minimal 6
bulan selama hidupnya masih merokok saat survey dilakukan.
Jumlah perokok di Indonesia
terus meningkat tiap tahunnya dan diperkirakan akan terus meningkat
kedepannya. Data Global Adult Tobacco Survey 2011 menunjukkan bahwa
prevalensi merokok pria dewasa adalah sebesar 67,4% dan perempuan
sebesar 4,5% atau terdapat 61,4 juta orang dewasa perokok di Indonesia. Angka tersebut tentu bukan angka yang sedikit.
Padahal ada banyak dampak buruk
dari kegiatan merokok baik terhadap diri sendiri, orang-orang di
sekitar perokok, bahkan lingkungan alam. Menurut Mackay & Eriksen
(2002), rokok tembakau terdiri dari 4.000 lebih bahan kimia, beberapa
dari ini bersifat iritan dan 60 lainnya diketahui atau diduga bersifat
karsinogenik. Bahan kimia tersebut antara lain: aseton, amonia, arsenik,
butan, cadmium, karbonmonoksida (CO), DDT, hidrogen sianida,
metanol, naftalen, toluen, dan vinil klorida. Bahan-bahan tersebut
berbahaya jika terdapat dalam jumlah yang banyak.
Berbagai media massa telah menginformasikan
mengenai bahaya merokok terhadap kesehatan, namun hanya sedikit yang
menginformasikan mengenai dampak buruk rokok terhadap lingkungan alam.
Faktanya, asap hasil pembakaran rokok dan sisa puntung rokok dapat
menjadi polutan bagi udara, tanah, dan air.
Asap hasil pembakaran rokok mengandung
berbagai bahan kimia yang dapat mencemari udara. Salah satu kandungan
yang terdapat dalam asap rokok karbon dioksida. Peningkatan konsentrasi
karbon dioksida dapat mengakibatkan efek rumah kaca yang akan berdampak
pada perubahan iklim di bumi dan peningkatan suhu yang berperan dalam
mencairnya gunung es di bumi. Perubahan iklim tersebut mengakibatkan
terganggunya ekosistem di muka bumi.
Mungkin saat ini sumbangsih asap rokok
terhadap efek rumah kaca belum terlalu besar, namun jika jumlah konsumsi
rokok di dunia terus meningkat, maka bukan hal yang tidak mungkin kelak
asap rokok akan berpengaruh besar terhadap kenaikan suhu di permukaan
bumi.
Selain asap rokok, puntung rokok juga
menjadi polutan yang berbahaya bagi lingkungan. Puntung rokok yang
dibuang sembarangan dapat mencemari tanah. Terdapat ribuan zat berbahaya
yang terdapat dalam puntung rokok, zat-zat berbahaya tersebut baik
secara langsung maupun tidak langsung dapat mengurangi kesuburan tanah
dengan mematikan mikroorganisme yang berada di dalam tanah. Padahal,
dibutuhkan waktu 25-26 tahun bagi tanah untuk membusukkan rokok.
Sedangkan untuk membusukkan filter yang terdapat pada rokok dibutuhkan
10-12 tahun.
Puntung rokok yang dibuang ke sungai atau
danau mungkin saja termakan oleh ikan-ikan. Kandungan berbahaya dalam
rokok dapat membunuh ikan-ikan tersebut. Jika hal ini terjadi
terus-menerus bukan tidak mungkin ekosistem air dapat rusak.
Jenis rokok yang paling sering kita temui
adalah berupa gulungan kertas yang berisi tembakau. Kertas-kertas
tersebut diperoleh dengan menebang pohon-pohon dihutan. Dalam satu jam
satu unit pabrik rokok memerlukan hampir 4 mil kertas untuk gulungan dan
kemasan rokok. Betapa menyedihkan, pohon-pohon yang seharusnya
berfungsi sebagai paru-paru dunia justru ditebang dan dijadikan sebagai
pembungkus rokok yang akhirnya terbakar sia-sia. Padahal, kertas-kertas
tersebut dapat digunakan untuk hal lain yang lebih bermanfaat.
Jadi, perlu kita sadari lagi bahwa rokok
bukan hanya memberi dampak buruk bagi kesehatan manusia sebagai perokok
aktif maupun pasif, tetapi rokok juga berperan dalam pencemaran
lingkungan di sekitar kita yang akhirnya berdampak buruk pada anak cucu
kita
Esensi
Menyadarkan masyarakat, khususnya saya
sebagai mahasiswa kesehatan masyarakat bahwa rokok bukan hanya berbahaya
bagi kesehatan tetapi juga berbahaya bagi lingkungan alam yang kelak
akan kita wariskan kepada anak cucu kita.
Sumber:
· http://www.psikm.unud.ac.id/kawasan_tanpa_rokok/?page_id=4
· http://pppl.depkes.go.id/berita?id=1091
· http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?tabel=1&daftar=1&id_subyek=54
· repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25418/4/Chapter%20II.pdf
0 komentar:
Posting Komentar
1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.
Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.
( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )
Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.
Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar
Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com