Sebelum masuk ke penjabaran judul artikel di atas marilah kita lihat
fakta berikut ini: Indonesia vs Belanda 1-3, Indonesia vs Arsenal 0-7,
Indonesia vs Liverpool 0-2, dan Indonesia vs Chelsea 1-8. Meski
diembel-embeli atribut All Star atau Selection, materi pemain Indonesia
tak jauh beda.
Miris memang
melihatnya, tapi itulah yang sering dialami Timnas Indonesia. Meski
sering beruji coba, persoalan yang dihadapi Timnas Indonesia masih
itu-itu saja semisal stamina dan mental yang buruk, sering salah umpan,
dan kerja sama antar lini yang tidak berjalan.
Uniknya, walau kerap
menjadi bulan-bulanan tim top dunia, Indonesia sepertinya tak pernah
belajar dari pengalaman itu. Intensitas uji coba malah makin sering,
sementara kualitas permainan timnas kita tetap tidak meningkat.
Hal inilah yang
kemudian memunculkan pertanyaan apakah otoritas sepak bola Indonesia
serius dalam mempersiapkan tim ataukah hanya untuk hiburan saja? Lantas
benarkah ada banyak kepentingan yang bermain di balik semua ini? Siapa
sajakah yang diuntungkan dengan hadirnya klub ataupun timnas top dunia
ke Indonesia?
Yang pertama tentunya
stasiun televisi khususnya MNC Grup dan SCTV. Saat pertandingan
internasional digelar antusiasme penonton begitu tinggi. Dengan begitu,
iklan pun berlomba-lomba masuk ke stasiun televisi tersebut.
Tampak sekali bahwa
misi yang diusung oleh televisi lebih cenderung ke aspek entertainment.
Kedatangan tim top asing diekspos habis-habisan mulai dari meet &
greet, coaching clinic, hingga jamuan makan. Tak salah memang, mereka
prinsipnya ingin bikin fans senang sekaligus pundi-pundi pun datang.
Kedua, politisi. Wiranto adalah salah satunya. Sejak Hery Tanoe memutuskan bergabung ke Hanura, Wiranto memang banyak mendapat slot
iklan untuk berkampanye. Belakangan Wiranto juga terlihat duduk manis
di kursi VIP menyaksikan pertandingan Indonesia melawan klub elit Eropa.
Wiranto sepertinya
memang menjadikan olahraga dengan sasaran anak muda sebagai salah satu
bentuk pencitraan untuk Pilpres mendatang. Lihat saja iklannya yang
tayang di MNC Grup, Wiranto tampak bangga dengan sabuk hitam Dan V
karate yang disandangnya.
Jangan lupa, Roy
Suryo, politisi Demokrat yang saat ini menjadi Menteri Pemuda dan
Olahraga juga mendapat keuntungan dengan hadirnya klub atau timnas asing
saat berlaga di Indonesia. Meski tak suka bola, Roy tampak rajin
mengisi tribun kehormatan.
Ketiga, sadar atau
tidak, PSSI juga seperti mendapat durian runtuh. Mereka tak berbuat
apa-apa, tak ada prestasi pula, namun di sisi lain problem yang
membelitnya sejenak dilupakan publik. Perpecahan yang sebenarnya masih
membelit PSSI sampai saat ini belakangan jarang terdengar lagi karena
masyarakat dibuai oleh partandingan-pertandinga uji coba itu.
Dahaga para suporter
fanatik klub-klub asing memang cukup terpuaskan dengan kehadiran idola
mereka. Jika selama ini mereka hanya menyaksikan aksi lapangan para
pemain dari layar televisi, kini mereka saksikan langsung dari stadion.
Lantas bagaimana dengan prestasi sepakbola Indonesia? Sepertinya jauh panggang dari api. Memang akan selalu muncul permakluman Indonesia kalah karena memang beda kualitas, tapi poinnya bukan di situ.
Bertemu dengan tim
besar seolah tak menghasilkan pelajaran berharga bagi Kurnia Meiga dkk.
Justru yang sering mencuat ke permukaan adalah para pemain kita sebelum
pertandingan dimulai sudah gembar-gembor menargetkan tukar kostum dengan siapa.
Kalau ingin
berprestasi, sebenarnya tak perlu ngotot menghadapi klub atau timnas top
dunia. Pembinaan usia dini secara konsisten tanpa harus dicampuradukkan
dengan kepentingan politik bisa jadi solusi yang tepat.
Okelah kalau ingin uji
coba, lawanlah tim yang levelnya tidak terlalu jauh di atas Indonesia.
Dengan demikian, kekurangan-kekurangan pemain bisa terlihat dengan
jelas. Bandingkan bila bertanding dengan tim yang levelnya di jauh atas
Indonesia, tak bisa dievaluasi mana yang menjadi kelemahan karena memang semuanya terlihat buruk.
Akan lebih bagus jika
ada sinergi antara media dan otoritas sepakbola kita. Artinya, media
televisi tak hanya menonjolkan unsur entertainment-nya saja. Sebaliknya
PSSI pun harusnya berkaca pula dan perlu introspeksi diri. Penggemar
bola tentunya ingin melihat Timnas Merah Putih jadi tim yang tangguh.
Semoga…
by: http://olahraga.kompasiana.com/bola/2013/07/26/di-indonesia-sepakbola-bukan-untuk-prestasi-melainkan-sekadar-hiburan-579663.html
0 komentar:
Posting Komentar
1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.
Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.
( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )
Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.
Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar
Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com