GOOGLE TRANSLATE

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

ARTIKEL PILIHAN

ARTIKEL INDONESIA BANGET 100%: Tujuh kampung unik di Yogyakarta ( Jogja, melihat kata tersebut akan mengingatkan kita pada tempat indah memukau yang dapat menghilangan stres )

Written By Situs Baginda Ery (New) on Selasa, 06 Agustus 2013 | 17.48


Jogja, melihat kata tersebut akan mengingatkan kita pada tempat indah memukau yang dapat menghilangan stres. Tentunya sebagai tempat memesona banyak tampat – tempat unik yang dapat dikunjungi, dari banyak tempat unik diantaranya ada 7 yang paling terkenal, tempat – tempat unik tersebut adalah kampung Serangan, Banyusumurup, Kauman, Pecinan, Prawirotaman, Sosrokusuman, Sosrowijayan.
Serangan (kampung penatah keris)
Mengunjungi Kampung Serangan akan membuat anda semakin mengagumi keagungan keris, senjata tradisional sekaligus kerajinan yang kini telah diakui dunia sebagai salah satu hasil kebudayaan teragung. Anda dapat melihat aktivitas para penatah keris, satu profesi yang begitu penting dalam pembuatan keris namun kadang terlupa karena banyak orang terlalu mengagumi empu sang pembuatnya.
Kampung Serangan dapat dijangkau dengan berjalan ke arah barat dari perempatan Kantor Pos Besar, atau berbelok ke kiri bila anda berjalan dari Malioboro. Anda akan sampai ke kampung ini setelah melewatkan 2 traffic light dan berbelok ke kiri di sebuah gang yang terletak belakang kompleks terminal Serangan. Anda bisa menggunakan taksi atau naik bis jalur 9 dan 12 bila tak memiliki kendaraan pribadi.
Bila telah sampai di rumah para penatah keris itu, anda bisa melihat secara langsung proses menghias keris dengan ukiran-ukiran dan beragam pernik. Proses menghias ini biasanya dimulai dengan melebur dahulu bahan baku penghias yang dapat berupa perak atau emas. Selanjutnya, hasil peleburan ditempelkan pada permukaan keris dan ditatah dengan sesuai motif yang diinginkan.
Sebelum penatahan dimulai, alas dari bahan aspal terlebih dahulu dibakar sehingga keris dapat menempel. Hal ini perlu dilakukan karena proses menatah atau membuat hiasan untuk satu keris bisa memakan waktu hingga dua bulan. Penatahan kemudian dilakukan dengan cara yang unik, hanya menggunakan alat-alat yang sangat tradisional, berupa palu dan satu set paku tatah dengan ragam bentuk.
Banyusumurup (kerajinan aksesoris keris)
Menikmati proses pembuatan beragam aksesoris keris adalah agenda paling tepat setelah melihat beragam koleksi keris dan proses menghias keris. Anda akan semakin mendapat gambaran lengkap tentang bagaimana keris dan aksesorisnya diproduksi. Desa Banyusumurup adalah lokasi tempat anda bisa menikmatinya, sebuah desa yang sejak tahun 1950-an berkembang menjadi sentra kerajinan aksesoris keris.
Desa Banyusumurup memproduksi warangka atau sarung keris dan pendok atau bagian tangkai keris yang berfungsi sebagai pegangan. Wilayah ini bisa dijangkau dengan berjalan lurus ke selatan dari perempatan Terminal Giwangan dan kemudian mengambil lajur kanan setelah sampai di pertigaan menuju makam Imogiri. Anda mesti menempuhnya dengan kendaraan pribadi atau taksi, sebab tak ada angkutan umum seperti bis yang melewatinya.
Suasana sejuk pedesaan akan segera menyapa setelah anda sampai di wilayah ini. Meski telah berkembang sebagai desa kerajinan, suasana desa ini masih seperti desa pada umumnya, tak banyak papan penunjuk seperti halnya di desa Kasongan. Sebagian besar pengrajin memproduksi aksesoris keris dalam skala rumah tangga.
Kauman ( kampung islam )
Sebuah persimpangan akan dijumpai sesampai di ujung Jalan Malioboro. Orang seolah dihadapkan pada pilihan hendak ke mana kemudian. Hingga hari ini, lebih banyak orang memilih untuk berjalan terus ke kawasan Kraton tanpa sadar mereka telah melewatkan salah satu pesona yang tersimpan di kawasan itu, Kampung Kauman. Daerah yang akan dijumpai bila memilih berbelok ke kanan, melewati Jalan K.H. Ahmad Dahlan, dan masuk ke sebuah gapura yang ada di kiri jalan.
Kampung Kauman pada jaman kerajaan merupakan tempat bagi 9 ketib atau penghulu yang ditugaskan Kraton untuk membawahi urusan agama. Sejak ratusan tahun lampau, kampung ini memiliki peran besar dalam gerakan keagamaan Islam. Di masa perjuangan kemerdekaan, kampung ini menjadi tempat berdirinya gerakan Islam Muhammadyah. Saat itu, seorang muslim bernama K.H Ahmad Dahlan yang menjadi pendiri gerakan tersebut merasa prihatin karena banyak warga terjebak dalam hal-hal mistik. Di luar itu, K.H. Ahmad Dahlan juga menyempurnakan kiblat sholat 24 derajat ke arah barat laut (arah Masjid al Haram di Mekkah) serta menghilangkan kebiasaan selamatan untuk orang meninggal.
Menyusuri gang-gang kampung Kauman harus dengan berjalan kaki. Selain ada tanda dilarang memakai kendaraan yang dipasang di dekat gapura, jalan di Kauman sengaja dirancang agar menyulitkan kendaraan masuk. Perancangan itu bermaksud agar kebisingan tidak mengganggu kesibukan para santri belajar dan sebagai wujud filsafat kesetaraan di Kauman dimana setiap orang yang masuk diwajibkan menangggalkan status sosialnya dengan berjalan kaki.
Pecinan (Kawasan Dagang Bersejarah)
Sebuah kampung bersejarah sebenarnya selalu dilewati banyak orang jika berjalan ke selatan Malioboro, namun kadang pesonanya terlewatkan karena orang sudah terlalu asyik berbelanja. Kampung bernama Kampung Pecinan (kini Jalan Pecinan diganti dengan nama Jalan Ahmad Yani) itu adalah tempat dimulainya kesuksesan pedagang Cina di Yogyakarta. Mengelilinginya, anda akan menjumpai beberapa toko dan kios bersejarah yang berusia puluhan tahun.
Di kawasan Pecinan yang terletak di seberang Pasar Beringharjo, terdapat sebuah toko obat yang sudah cukup lama berdiri, yaitu ‘Toko Obat Bah Gemuk’. Di toko obat itulah dijual berbagai macam obat tradisional Cina yang kemanjurannya telah dikenal di seluruh penjuru dunia.
Meski kini citra kawasan Pecinan ini sedikit memudar, namun adanya beberapa kios yang hingga kini masih bertahan menjadikan kawasan ini masih tetap menarik untuk dikunjungi.
Prawirotaman ( Kampung Batik )
Prawirotaman, sebuah kawasan yang terletak sekitar lima kilometer dari pusat kota Yogyakarta bisa menjadi alternatif ketika bingung mencari tempat penginapan. Kawasan itu tidak hanya menyediakan penginapan yang unik dan terjangkau, tetapi juga sederet artshop, cafe, toko buku, pasar tradisional, dan sebuah batu tulis yang tentu bisa menjadi alternatif wisata pula.
Prawirotaman sebagai sebuah kampung dikenal sejak abad ke-19, saat seorang bangsawan kraton bernama Prawirotomo menerima hadiah sepetak tanah dari kraton. Sejak awal, kampung ini memang mempunyai peran yang tak kecil bagi Yogyakarta. Masa pra kemerdekaan, kampung ini menjadi konsentrasi laskar pejuang. Pasca kemerdekaan, tepatnya tahun 60-an, kampung ini dikenal sebagai pusat industri batik cap yang dikelola oleh keturunan Prawirotomo. Sementara sejak tahun 70-an, seiring meredupnya industri batik cap, para keturunan Prawirotomo banting setir ke jasa penginapan dan Prawirotaman pun mulai dikenal sebagai kampung turis.
Tak perlu khawatir jika hendak memulai perjalanan wisata. Sejumlah tempat menyediakan jasa penyewaan sepeda motor dan mobil, bahkan fasilitas antar jemput. Jika belum memiliki rencana wisata, sejumlah agen memiliki cukup referensi tentang tempat wisata menarik di Yogyakarta. Mulai dari wisata budaya seperti candi dan kraton hingga petualangan seperti trekking.
Sosrokusuman ( Penginapan Murah )
Sebuah nuansa kampung yang berdampingan dengan nuansa kota metropolitan dapat dijumpai di Kampung Sosrokusuman. Bangunan yang berdekatan, keakraban antar warga dan warung-warung kecil gaya kampung tengah kota persis bersebelahan dengan kemewahan Malioboro Mall. Terletak di jantung kota Yogyakarta, kampung Sosrokusuman sejak lama telah menjadi persinggahan wisatawan yang mengunjungi kota wisata kedua di Indonesia ini.
Kampung ini membentang ke arah selatan dari Malioboro Mall hingga Hotel Mutiara. Sebuah gapura sederhana yang bagian atasnya berbentuk lengkung dapat dijadikan tanda bahwa anda telah memasuki wilayah kampung ini. Untuk memasuki wilayah kampung ini, anda dapat melewati 2 gang. Gang pertama persis terletak di sebelah Malioboro Mall sementara gang kedua ada di dapat ditemui jika berjalan ke selatan lagi.
Tepat di gapura gang pertama, anda akan menemui warung-warung kecil yang menjajakan makanan. Ada penjual nasi rames, pecel, kupat tahu hingga soto ayam. Kelezatan makanan itu bisa dinikmati dengan hanya mengeluarkan uang kurang dari Rp 5.000,00, termasuk minumannya. Sejumlah retail yang dibuka warga setempat juga mudah dijumpai jadi tak perlu repot jika hendak mencari kebutuhan sehari-hari selama wisata.
Sosrowijayan (Kampung Turis )
Berjalan sekitar 200 meter dari Stasiun Tugu, anda akan menemukan kawasan Sosrowijayan yang ditandai oleh sebuah jalan kecil ke arah barat yang bernama sama. Menghubungkan Jalan Jogonegaran dan Jalan Malioboro, Sosrowijayan dibagi menjadi dua daerah, yaitu Sosrowijayan Wetan dan Sosrowijayan Kulon. Daerah Sosrowijayan Wetan-lah yang kemudian dikenal sebagai kampung turis kedua di Yogyakarta setelah Prawirotaman.
Begitu sampai di pertigaan jalan yang dinamai berdasarkan penguasanya dahulu ini (Sosrowijoyo), anda akan disambut oleh sapa ramah pengayuh becak. Biasanya, mereka menawarkan anda untuk mencari penginapan, berkeliling ke Malioboro, atau membeli bakpia Pathuk. Karena kampung turis, banyak pula guide yang jika diminta bersedia mengantar anda untuk menunjukkan penginapan sesuai keinginan anda. Mereka juga akan bercerita seputar tempat wisata di Yogyakarta dan kekhasannya.
Hal lain yang ditawarkan kampung Sosrowijayan adalah kursus membatik yang ditawarkan oleh salah satu penginapan di gang kedua. Kini, tempat kursus itu tengah sepi sehingga anda bisa memanfaatkan untuk belajar membatik lebih intensif. Tak jauh dari penginapan itu juga terdapat studio batik yang dikelola oleh seorang warga Sosrowijayan. Jenis batik yang digarap di studio ini adalah batik lukis, seperti yang ditemukan di kampung Taman, sebelah Kompleks Istana Air Tamansari. Nilai lebih batik lukis adalah warnanya yang lebih bervariasi dan bercorak masa kini.
Sebagai kampung turis, tentu di Sosrowijayan juga terdapat penginapan. Lain dengan di Prawirotaman, penginapan di kampung ini lebih menyatu dengan penduduk karena kebanyakan terletak di gang. Tentu hal itu memberi kelebihan karena anda bisa berinteraksi dengan penduduk setempat. Namun, jika menginginkan penginapan yang lebih privat, anda bisa memilih hotel yang ada di pinggir Jalan Sosrowijayan. Tarif sewa penginapan di kampung terletak di sebelah selatan kawasan Pasar Kembang ini tak jauh berbeda dengan di Prawirotaman.
by: http://shantozone.wordpress.com/2011/10/01/7-kampung-unik-di-yogyakarta/

0 komentar:

Posting Komentar

1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.

Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.

( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )

Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.

Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar

Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com

BACA JUGA

DAFTAR LENGKAP ARTIKEL BLOG BAGINDAERY

Ikuti situs Bagindaery

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...