ARTIKEL PILIHAN

GOOGLE TRANSLATE

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

ARTIKEL PILIHAN

Inilah 7 Kebahagiaan Dalam Hidup

Written By Situs Baginda Ery (New) on Sabtu, 04 Maret 2017 | 18.56


Ibnu Abbas r.a. adalah seorang sahabat Nabi saw, pernah ditanya pada suatu hari mengenai apa yang dimaksudkan dengan kebahagiaan dunia. Ibnu Abbas telah menjawab dengan mengatakan bahawa terdapat 7 (tujuh) kunci kebahagiaan hidup di dunia, iaitu:

Pertama, Al azwaju shalihah, iaitu pasangan hidup yang soleh. Pasangan hidup yang soleh akan menciptakan suasana rumah dan keluarga yang soleh pula. Di akhirat kelak seorang suami (sebagai imam keluarga) akan diminta pertanggungjawaban dalam mengajak isteri dan anaknya kepada amal kesolehan.

Berbahagialah menjadi seorang isteri bila memiliki suami yang soleh, yang pasti akan bekerja keras untuk mengajak isteri dan kesemua anak-anaknya menjadi Muslim yang soleh. Demikian pula seorang isteri yang soleh akan memiliki kesabaran dan keikhlasan yang luar biasa dalam melayani suaminya, walau betapa buruk sekalipun perlakuan suaminya.

Maka berbahagialah menjadi seorang suami yang memiliki seorang isteri yang soleh.

Kedua, Qalbun syakirun atau hati yang selalu bersyukur. Memiliki jiwa syukur bererti selalu menerima sekadar apa adanya (qona’ah), inilah nikmat bagi hati yang selalu bersyukur.

Seseorang yang pandai bersyukur mudah memahami sifat-sifat Allah SWT, sehingga apa pun yang diberikan oleh Allah tetap diterimanya dengan dada yang terbuka malah sentiasa redha dengan keputusan yang telah Allah tetapkan. Maka berbahagialah kepada orang yang pandai bersyukur.

Ketiga, iaitu memiliki umur yang berkat. Maknanya, umur yang semakin tua semakin soleh dan setiap detik masa akan diisi dengan membuat amal ibadah. Orang yang mengisi umurnya dengan banyak mempersiapkan diri untuk bekalan akhirat (melalui amal ibadah) maka semakin tua semakin rindu ia untuk bertemu dengan Sang penciptanya.

Inilah semangat “hidup” orang-orang yang berkat umurnya, maka berbahagialah orang-orang yang telah dianugerahkan umur yang berkat.

Keempat, al auladun abrar, iaitu memiliki anak yang soleh dan solehah. Di kala Rasulullah SAW sedang bertawaf, baginda telah bertemu denga seorang anak muda yang memiliki badan yang sedang melecet. Setelah selesai tawaf, Rasulullah SAW telah bertanya kepada anak muda itu, “Kenapa dengan badan mu itu?” Jawap anak muda itu, “Ya Rasulullah, saya dari Yaman dan mempunyai seorang ibu yang sudah uzur. Saya sangat mencintai dia dan saya tidak pernah melepaskan dia. Saya melepaskan ibu saya hanya ketika membuang hajat, ketika solat atau ketika istirehat, selain itu saya akan selalu mengendongnya.”

Lalu anak muda itu bertanya, “Ya Rasulullah, Apakah aku sudah termasuk ke dalam orang yang sudah berbakti kepada orang tua?” Rasulullah SAW sambil memeluk anak muda itu dan menyatakan, “Sesungguhnya Allah redha kepadamu, kamu anak yang soleh, anak yang berbakti, tapi anakku ketahuilah, cinta orang tuamu tidak terbalaskan olehmu.”

Dari hadis tersebut kita mendapat gambaran bahawa nyata segala amal ibadah kita sememangnya tidak cukup untuk membalas cinta dan kebaikan orang tua kita, namun pada kadar yang minimum sekalipun, kita sewajarnya memulainya dengan menjadi anak yang soleh. Di mana doa anak yang soleh atau solehah adalah dijamin akan dimakbulkan oleh Allah.

Berbahagialah kita bila memiliki anak yang soleh atau solehah.

Kelima, albiatu sholihah, iaitu memiliki lingkungan yang kondusif untuk iman kita. Yang dimaksudkan dengan lingkungan yang kondusif ialah kita boleh berkawan dengan sesiapa sahaja tetapi untuk menjadikannya sebagai sahabat karib kita, haruslah orang-orang yang mempunyai nilai tambah terhadap keimanan kita.

Dalam sebuah hadisnya, Rasulullah menganjurkan kita untuk selalu bergaul dengan orang-orang yang soleh. Orang-orang yang soleh akan selalu mengajak kepada kebaikan dan mengingatkan kita apabila kita berbuat salah. Orang-orang yang soleh adalah orang-orang yang bahagia kerana nikmat iman dan nikmat Islam yang selalu terpancar pada cahaya wajahnya.

Berbahagialah orang-orang yang selalu dikelilingi oleh orang-orang yang soleh.

Keenam, tafakuh fi dien, atau semangat untuk memahami agama. Semangat memahami agama diwujudkan dalam semangat memahami ilmu-ilmu agama Islam. Semakin ia terangsang untuk belajar lebih jauh lagi mengenai sifat-sifat Allah dan ciptaan-Nya.

Allah menjanjikan nikmat bagi umat-Nya yang menuntut ilmu, semakin ia belajar semakin cinta ia kepada agamanya, semakin tinggi cintanya kepada Allah dan Rasul-Nya. Cinta inilah yang akan memberi cahaya bagi hatinya.

Maka berbahagialah orang yang penuh semangat memahami ilmu agama Islam.

Ketujuh, al malul halal, atau harta yang halal. Paradigma dalam Islam mengenai harta bukanlah banyaknya harta tetapi halalnya. Ini tidak bererti Islam tidak menyuruh umatnya untuk kaya.

Dalam riwayat Imam Muslim di dalam bab sedekah, Rasulullah saw pernah bertemu dengan seorang sahabat yang berdoa mengangkat tangannya. “Kamu berdoa sudah bagus,” kata Nabi saw, “Namun sayang makanan, minuman dan pakaian dan tempat tinggalnya didapati secara haram, bagaimana doanya akan dimakbulkan?”

Berbahagialah menjadi orang yang hartanya halal kerana doanya sangat mudah dimakbulkan Allah

Sumber dari
SINI dengan ucapan terima kasih.
 
18.56 | 0 komentar | Read More

Inilah Pengertian Riba dan Hukum Riba yang Harus Diketahui

Kesempatan kali ini saya akan mencoba menulis tentang pengertian riba, pengertian riba dari segi bahasa adalah “tambah”, karena salah satu pengertian riba adalah meminta tambahan dari sesuatu yang dihutangkan. Riba ini merupakan sistem ekonomi kapitalis yang menyebabkan berdampak buruknya ekonomi masyarakat, bagaimana tidak betapa banyak sistem riba yang telah meruntuhkan bangunan-bangunan yang berdiri kokoh, orang kaya menjadi orang hina, keluarga dekat bisa menjadi musuh, dan lain sebagainya dari dampak riba.
Tetapi perlu diperhatikan bahwa tidak semua bentuk tambahan atas modal pokok yang ditransaksikan dilarang dalam Islam. Profit yang didapat dalam suatu usaha juga berpotensi untuk menambah nilai modal pokok, namun profit tersebut tidak dilarang dalam islam. Lalu, bentuk tambahan bagaimanakah yang sebenarnya dilarang dalam islam?

Pengertian Riba Menurut Para Ahli Fiqih

Pendapat para ahli fiqih berkaitan dengan pengertian riba, antara lain sebagai berikut. Menurut Al-Mali pengertian riba adalah akad yang terjadi atas pertukaran barang atau komoditas tertentu yang tidak diketahui perimbagan menurut syara’, ketika berakad atau mengakhiri penukaran kedua belah pihak atau salah satu dari keduanya.
Menurut Abdul Rahman Al-Jaziri, pengertia riba adalah akad yang terjadi dengan pertukaran tertentu, tidak diketahui sama atau tidak menurut syara’ atau terlambat salah satunya.
Pendapat lain dikemukakan oleh syeikh Muhammad Abduh bahwa pengertian riba adalah penambahan-penambahan yang disyaratkan oleh orang yang memiliki harta kepada orang yang meminjam hartanya (uangnya), karena pengunduran janji pembayaran oleh peminjam dari waktu yang telah ditentukan.
Perlu diketahui riba ini tidak hanya dilarang oleh agama Islam tetapi agama lain yaitu Hindu, Budha, Yunani, dan Kristen pun melarang perbuatan keji dan kotor ini. Sebagai contohnya, yaitu kristen pada perjanjian baru Injil Lukas ayat 34 menyebutkan:
 “Jika kamu menghutangi kepada orang yang kamu harapkan imbalannya, maka di mana sebenarnya kehormatanmu, tetapi berbuatlah kebaikan dan berikanlah pinjaman dengan tidak mengharapkan kembalinya, karena pahala kamu akan sangat banyak”.

Pengertian Riba : Landasan Hukum Riba

Riba hukumnya adalah haram berdasarkan pada firman-firman Allah swt dan sabda-sabda Rasulullah saw, di antaranya adalah sebagai berikut:
Firman Allah swt:
الَّذِينَ يَأْكُلُونَ الرِّبَا لا يَقُومُونَ إِلا كَمَا يَقُومُ الَّذِي يَتَخَبَّطُهُ الشَّيْطَانُ مِنَ الْمَسِّ ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ قَالُوا إِنَّمَا الْبَيْعُ مِثْلُ الرِّبَا وَأَحَلَّ اللَّهُ الْبَيْعَ وَحَرَّمَ الرِّبَا فَمَنْ جَاءَهُ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّهِ فَانْتَهَى فَلَهُ مَا سَلَفَ وَأَمْرُهُ إِلَى اللَّهِ وَمَنْ عَادَ فَأُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ 
Artinya: orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), Maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang kembali (mengambil riba), Maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya (QS. Al Baqarah [2]: 275).
Friman Allah swt lainnnya adalah:
(يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تَأْكُلُوا الرِّبَا أَضْعَافًا مُضَاعَفَةً وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ (١٣٠
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan Riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan (QS. Ali Imran [3]: 130).
1. Berbagai sabda Rasulullah saw diantaranya adalah “Allah melaknat pemakan riba, orang yang memberi makan dengan riba, dua orang saksinya, dan penulisnya (sekretarisnya)”. (HR penulis sunan, At Tirmidzi menshahihkan hadits ini)
2. Sabda Rasulullah yang lain: “satu dirham riba yang dimakan seseorang dengan sepengetahuannya itu lebih berat dosanya daripada tiga puluh enam berbuat zina” (HR. Ahmad dengan sanad shahih)
3. Sabda Rasulullah saw: “Riba mempunyai tujuh puluh tiga pintu, pintu yang paling ringan adalah seperti seseorang menikahi ibu kandungan” (HR. Al Hakim dan ia menshahihkannya)

Macam Macam Riba yang Harus Diketahui

macam mcam riba
Riba adalah tambahan  uang pada sesuatu komoditas yang khusus, riba terbagi ke dalam dua bagian yaitu riba fadl dan riba nasi’ah. Berikut macam macam riba:

#Riba Tambahan Dalam Jual Beli (Riba Fadl)

Islam melarang riba (bunga) atas jual beli atau perniagaan, pengertian riba tambahan dalam jual beli (riba fadl) adalah jual beli satu jenis barang dari barang-barang ribawi dengan barang sejenisnya dengan nilai (harga) lebih, misalnya: misalnya, jual beli satu kwintal beras dengan satu seperempat kwintal beras sejenisnya, atau jual beli satu sha’ kurma dengan satu setengah sha’ kurma, atau jual beli satu ons perak dengan satu ons perak dan satu dirham.

#Riba Dalam Utang Piutang (Riba Nasi’ah)

Riba dalam utang piutang (nasi’ah) terbagi ke dalam dua bagian, yaitu sebagai berikut:
*Riba jahiliyah, riba inilah yang diharamkan Allah dalam firmannya:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تَأْكُلُوا الرِّبَا أَضْعَافًا مُضَاعَفَةً
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan Riba dengan berlipat ganda (QS. Ali Imran [3]: 130).
Hakikat pengertian riba adalah contohnya seperti ini, si A mempunyai piutang pada si B yang akan dibayar pada suatu waktu. Ketika telah jatuh tempo, si A berkata kepada si B, “engkau melunasi utangmu atau aku beri tempo waktu dengan uang tambahan”. Jika si B tidak melunasi utangnya pada waktunya, si A meminta uang tambahan dan memberi tempo lagi. Begitulah hingga akhirnya, dalam beberapa waktu, utang si B menumpuk berkali-kali lipat dari utang awalnya.
Di antara bentuk lain riba jahiliyah ialah si A meminjamkan uang sebesar Rp 100.000,- kepada si B hingga waktu tertentu dan si B harus mengembalikan hutangnya plus uang tambahan (riba) sebesar Rp. 150.000,-.
*Riba nasi’ah berasal dari kata fi’il madli nasa’a yang berarti menunda, menangguhkan, menunggu, atau merujuk pada tambahan waktu yang diberikan pada pinjaman dengan memberikan tambahan atau nilai lebih. Dengan demikian, riba nasi’ah identik dengan bunga dan pinjaman.

Contoh, seseorang menjual satu kwintal kurma dengan satu kwintal gandum atau beras hingga waktu tertentu, atau ia menjual sepeluh dinar emas dengan seratus dua puluh dirham perak hingga waktu tertentu.

Contoh Riba Dalam Kehidupan Sehari Hari

contoh riba
Setelah menjelaskan pengertian riba, agar pemahaman tentang riba lebih mudah maka saya akan mencoba memberikan contoh riba real yang biasa terjadi pada kehidupan sehari hari.
a). Misalnya seperti ini, budi ingin meminjam uang kepada hendri. Hen, minjam duit Rp 100 ribu dong, lalu Hendri menjawab boleh, ASALKAN dengan syarat kamu mau mijitin aku sejam. Nah, hal seperti ini termasuk riba. Jadi, selain Budi harus bayar kewajibannya Rp 100 rb, Budi juga dikenakan tambahan yaitu memijit Hendri selama satu jam, dengan tambahan syarat sebuah pijitan saja HARAM apalagi tambahan uang.
b). Bunga bank konvensional, ketika meminjam uang ke bank kovensional maka peminjam akan dikenakan bunga untuk pembayaran secara angsuran selanjutnya. (Berbeda dengan bank syari’ah yang menggunakan akad murabahah atau pembiayaan, di lain waktu mungkin akan saya tulis)
c). Berikut gambaran mudahnya:
gambaran mudah riba

Kesimpulan

Semoga artikel mengenai pengertian riba, macam macam riba, dan contoh riba ini jelas untuk teman-teman ya. Intinya riba ini sangat tegas dilarang oleh Allah swt dan Rasulullah saw, bahkan Allah dan Rasul menyatakan PERANG kepada para pelaku riba. Untuk itu, saya mengajak agar bisnis teman-teman bernilai berkah dan halal maka mulai dari sekarang tinggalkan riba yuk.
Semoga Bermanfaat dan Salam Berbagi

http://www.muhammadhafizh.com/
18.55 | 0 komentar | Read More

BEGITU DAHSYATNYA DOSA RIBA

Imam An-Nawawi rh berkata : “Telah Ijma’ seluruh ulama Islam tentang pengharaman Riba dan ianya termasuk dalam kategori dosa besar, dan dikatakan juga Riba diharamkan oleh semua agama , antara yang berpendapat demikian adalah Imam Al-Mawardi” (Rujuk Al-Majmu’, 9/391 )

Adalah menjadi fenomena yang amat malang bagi umat Islam, apabila mereka amat leka dan tidak ambil endah tentang besarnya dosa Riba. Justeru di sini, saya sertakan beberapa nas al-Quran dan al-Hadith yang menerangkan perihal besarnya dosa riba.

1. Pemakan dan Pemberi Riba Perangi Allah SWT dan Rasulullah SAW.
Firman Allah SWT :

Ertinya : “Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kamu kepada Allah SWT dan tinggalkanlah saki baki Riba sekiranya kamu benar-benar beriman, sekiranya kamu tidal meninggalkannya, istisharkanlah perang dengan Allah dan RasulNya” (Al-Baqarah : 278 )

Dalam ayat ini jelas menunjukkan bahawa sesiapa yang enggan dan masih berdegil untuk meninggalkan saki baki riba dalam kehidupannya dengan sengaja, maka ia akan berada dalam posisi peperangan dengan Allah SWT dan RasulNya.

Zahir ayat ini juga membayangkan peperangan itu juga berlaku sejak di dunia lagi, amat malanglah bagi seseorang dan pemimpin yang kurang mengambil endah akan hal ini.

Ibn Abbas r.a di riwayatkan berkata : 
Ertinya : “Akan dikatakan kepada pemakan riba di hari kiamat : ambillah senjata kamu untuk berperang dengan Allah SWT” ( Jami al-Bayan ‘An Takwil Ayyi Al-Quran, At-Tabari, 3/68 ; Ad-Durru Al-Manthur, As-Suyuti, 3/366)

Berkatalah Abu Hanifah rh pula :

“Inilah ayat di dalam Al-Quran yang paling menakutkan” (Rujuk At-Tabari, Hamisyh An-Naisaburi, 4/73)

Imam Malik Bin Anas rh pula berkata :
Ertinya : “Telah ku membuka lembaran-lembaran Kitab Allah dan Sunnah Nabi SAW dan tidak ku dapati (dosa) yang lebih buruk dari Riba, kerana Allah SWT dalam mengistiharkan atau mengizinkan perang ke atasnya” ( Al-Jami’ Li Ahkam Al-Quran, Al-Qurtubi, 3/364 )

Berkata Imam Qatadah rh :
“ Allah menjanjikan ahli Riba dengan hukuman bunuh, dan akan mendapatkannya dimana sahaja mereka berada” ( at-Tabari, 3/72 )
Kehilangan Berkat Harta dan Kehidupan.

Allah SWT berfirman :

Ertinya : “Allah menghancurkan keberkatan kerana Riba dan menambahkan keberkatan dari sedeqah” ( Al-Baqarah : 276 )

2. Kehilangan berkat itu akan berlaku di dunia dan di akhirat:-

Di Dunia : Bentuk-bentuk kehilangan berkat harta orang terlibat dengan riba adalah dengan mudah hilang dan habisnya harta dari pemilik dalam bentuk yang tidak berfaedah, sehinggalah ia akan merasa miskin dan faqir (walaupun ia mempunyai wang yang banyak), antaranya juga harta tadi akan menjadi sebab ringanya pemilik untuk melakukan maksiat, kefasikan, dan menghinakan diri di sisi Allah SWT, hilanglah sifat amanah, cenderung kepada rasuah, penipuan, dan tamak haloba. Ia juga bakal di timpa ujian harat yang banyak, seperti di rompak, curi, khianat, dan doa orang yang terkena zalim darinya juga lebih maqbul ( Az-Zawajir ‘an ‘iqtiraf al-Kabair, Ibn Hajar al-Haithami, Dar al-Ma’rifat, Beirut, 1982 , 1/224) . Sabda Nabi SAW dari Ibn Mas’ud r.a :-
Ertinya : “Sesungguhnya Riba walaupun lumayan (dari sudut kuantiti) tetapi hasilnya ia akan membawa kepada sedikit dan papa” ( Riwayat Ahmad, no 3754 , 1/395 ; Al-Hakim mengatakannya sohih, Ibn Hajar mengatakan sanadnya hasan ( Fath al-Bari, 4/399 )

Di Akhirat : Berkatalah Ibn Abbas r.a : Ertinya : “Tidak diterima dari pemakan riba ( yang menggunakan harta riba tadi) sedeqahnya, hajinya, jihadnya dan persaudaraannya” ( Al-Jami’ li Ahkamil Quran, Al-Qurtubi, 3/362 ; Az-Zawajir ‘An ‘Iqtiraf al-Kabair , ibid, 1/224)
3. Seperti Berzina Dengan Ibu Bapa Sendiri
Nabi SAW bersabda :

Ertinya : “ Riba mempunyai 73 pintu, Riba yang paling ringan (dosanya) seperti seorang lelaki berzina dengan ibunya.. ” (Ibn Majah, 2/764 ; Al-Hakim, 2/37 Al-hakim: Sohih menurut syarat Al-Bukhari dan Muslim)

4. Lebih Berat dari 36 Kali Zina.

Nabi SAW bersabda :

Ertinya : “Satu dirham Riba yang dimakan oleh seorang lelaki dalam keadaan ia mengetahuinya lebih buruk dari berzina sebanyak 36 kali” ( Musnad Ahmad , 2/225 ; Ad-Dar Qutni, hlm 295 ; Albani mengatakan sohih dalam Ghayatul Maram fi Takhrij Hadith Al-Halal wal Haram lil Qaradhawi, hlm 103 )

5. Salah satu dari Tujuh Dosa Terbesar
Ia berdasarkan hadith nabi SAW :

Ertinya : “Jauhilah tujuh dosa besar, Syirik, Sihir, membunuh tanpa hak, makan harta anak yatim, makan riba, lari dari medan peperangan (kerana takut) dan menuduh perempuan yang suci dengan zina ( tanpa saksi adil) “ ( Riwayat al-Bukhari dan Muslim)
Bersambung...
Sumber: zaharuddin.net
18.52 | 0 komentar | Read More

Ngeri, Ketahuilah Dosa Riba Lebih Besar dari Zina

Dosa Riba Lebih Besar dari Zina, Ini Penjelasan Hadistnya



JawaPos.com - Menjelang lebaran, kebutuhan muslim Indonesia biasanya meningkat. Namun jangan coba-coba manfaatkan uang riba.
Riba atau rente yang biasanya juga disebut bunga uang, sangat diharamkan dalam Islam. Harta hasil riba ternyata dosanya lebih dahsyat dari berzina.
Begitu dahsyatnya riba itu, sampai disebutkan bahwa dosa menjalankan riba itu setara dengan berzina dengan ibu kandung sendiri. Berzina saja sudah berdosa, apalagi berzinanya dengan ibu kandung sendiri.
Ketua Makassar Dakwah Center, Abdul Qadir Al-Qitrie, menyampaikan bahwa riba dapat dijumpai pada dua transaksi. Yaitu transaksi jual beli dan utang piutang. Dalam Surah Al-Baqarah ayat 275 dan 276 menerangkan tentang larangan memakan harta riba.
Hadis Nabi, "Satu dirham uang riba yang dimakan oleh seseorang dalam keadaan mengetahui bahwa itu adalah uang riba dosanya lebih besar dari pada berzina sebanyak 36 kali". (HR. Ahmad)
Terkait menabung uang bank, lanjut Abdul Qadir, ulama berselisih pendapat. Sebagian menyebut bisa masuk kategori turut memperkuat usaha yang bersifat riba.
"Namun, ada juga yang berpendapat jika tujuannya hanya untuk menyimpan uang dan satu-satunya cara yang bisa digunakan untuk transaksi maka dibolehkan. Namun, agar lebih aman sekarang sudah ada bank syariah," ujar ulama dari Ormas Hidayatullah itu sebagimana dilansir dari Fajar (Jawa PosGroup).
Sementara itu, Lukman Abd Shamad dari Lembaga Pengembangan Pondok Pesantren Muhammadiyah merinci bahwa dalam syariat ada dua jenis riba yakni riba fadhl dan riba nasiah.
Fadhl berarti riba yang diharamkan karena kelebihan barang yang sama jenisnya. “Misalnya beras ditukar dengan beras yang lebih banyak. Ini dilarang karena jenisnya sama dan biasanya salah satu penukar berasnya dua kali lebih banyak dengan kualitas lebih rendah," jelasnya.
Sementara riba nasiah berarti riba yang dilarang karena adanya penentuan waktu atau tempo. Misalnya, seseorang meminjam uang Rp100 ribu lantas jika sudah satu bulan tidak dibayarkan, nilai pinjamannya akan bertambah. Ini biasa disebut dengan bunga. Hukumnya haram karena salah satu akan terzalimi.
Ditanya tentang cicilan kredit barang, Lukman menyampaikan bahwa sebagian besar ulama berpendapat kredit barang dengan cicilan yang nilai keseluruhan cicilannya lebih tinggi dari harga kontan itu dibolehkan.
"Secara logika kredit itu wajar jika nilainya lebih tinggi dari harga kontan. Apalagi, penukarannya adalah dengan uang dan barang yang bukan dengan jenis yang sama," tandasnya.
18.52 | 0 komentar | Read More

Sungguh Indah Sebuah Kesederhanaan Rasulullah SAW

Written By Situs Baginda Ery (New) on Kamis, 02 Maret 2017 | 14.48

bismillahirrahmanirrahim
Suatu hari ‘Umar bin Khaththab r.a. menemui Rasulullah SAW di kamar beliau, lalu ‘Umar mendapati beliau tengah berbaring di atas sebuah tikar usang yang pinggirnya telah lapuk. Jejak tikar itu membekas di belikat beliau, sebuah bantal yang keras membekas di bawah kepala beliau, dan jalur kulit samakan membekas di kepala beliau. Di salah satu sudut kamar itu terdapat gandum sekitar satu gantang. Di bawah dinding terdapat qarzh (semacam tumbuhan untuk menyamak kulit).
Air mata ‘Umar bin Khaththab r.a. meleleh. Ia tidak kuasa menahan tangis karena iba dengan kondisi pimpinan tertinggi umat Islam itu. Rasulullah SAW melihat air mata ‘Umar r.a. yang berjatuhan, lalu bertanya “Apa yang membuatmu menangis, Ibnu Khaththab?”
‘Umar r.a. menjawab dengan kata-kata yang bercampur-aduk dengan air mata dan perasaannya yang terbakar, “Wahai Nabi Allah, bagaimana aku tidak menangis, sedangkan tikar ini membekas di belikat Anda, sedangkan aku tidak melihat apa-apa di lemari Anda? Kisra dan Kaisar duduk di atas tilam dari emas dan kasur dari beludru dan sutera, dan dikelilingi buah-buahan dan sungai-sungai, sementara Anda adalah Nabi dan manusia pilihan Allah!”
Lalu Rasulullah SAW menjawab dengan senyum tersungging di bibir beliau, “Wahai Ibnu Khaththab, kebaikan mereka dipercepat datangnya, dan kebaikan itu pasti terputus. Sementara kita adalah kaum yang kebaikannya ditunda hingga hari akhir. Tidakkah engkau rela jika akhirat untuk kita dan dunia untuk mereka?”
‘Umar menjawab, “Aku rela.” (HR. Hakim, Ibnu Hibban dan Ahmad)

Dalam riwayat lain disebutkan: ‘Umar berkata, “Wahai Rasulullah, sebaiknya Anda memakai tikar yang lebih lembut dari tikar ini.”
Lalu, Rasulullah SAW menjawab dengan khusyuk dan merendah diri, “Apa urusanku dengan dunia? Perumpamaan diriku dengan dunia itu tidak lain seperti orang yang berkendara di suatu hari di musim panas, lalu ia berteduh di bawah sebuah pohon, kemudian ia pergi dan meninggalkannya.” (HR. Tirmidzi)

Betapa Rasulullah SAW sangat sederhana. Ia menyadari bahwa akhirat jauh lebih berharga daripada dunia dan seisinya.
alhamdulillahirabbilalamin Referensi:
  1. Hadits Riwayat Hakim, Ibnu Hibban dan Ahmad (dialog ‘Umar versi pertama)
  2. Hadits Riwayat Tirmidzi (dialog ‘Umar versi kedua)
  3. http://www.jafarsoddik.com/cerita/07/Salah-satu-kisah-kesederhanaan-Rasulullah-saw


http://cara-muhammad.com/
14.48 | 0 komentar | Read More

Inilah Sifat Nabi Muhammad (Rasulullah Muhammad SAW)

bismillahirrahmanirrahim
Mengenali sifat-sifat Rasulullah Muhammad SAW adalah awal penting jika kita serius ingin mengikuti segala keteladanan beliau. Banyak sekali hadits yang menceritakan sifat-sifat beliau yang sangat luar biasa. Diantara sifat-sifat beliau tersebut adalah sebagai berikut:
  1. Baik hati;
  2. Jujur;
  3. Pemalu;
  4. Lemah lembut;
  5. Rendah hati;
  6. Tidak pernah memberatkan orang lain;
  7. Sangat sederhana;
  8. Tidak pernah membalas kejahatan dengan kejahatan;
  9. Suka memaafkan dan merelakan;
  10. Penuh kasih sayang
  11. Selalu memberi petunjuk;
  12. Selalu tersenyum;
alhamdulillahirabbilalaminReferensi:
  1. Ali bin Abi Thalib (ra) juga meriwayatkan: Rambut Rasulullah lurus dan sedikit berombak. Beliau tidak berperawakan gemuk dan tidak pula tampak terlalu berat, beliau berperawakan baik dan tegak. Warna kulit beliau cerah, mata beliau hitam dengan bulu mata yang panjang. Sendi-sendi tulang beliau kuat dan dada beliau cukup kekar, demikian pula tangan dan kaki beliau. Badan beliau tidak berbulu tebal, tapi hanya bulu-bulu tipis dari dada ke bawah sampai di pusar beliau. Jika beliau sedang berhadapan dengan seseorang, maka beliau akan mengarahkan wajah beliau ke orang tersebut (penuh perhatian). Diantara tulang belikat beliau “tanda” kenabian beliau. Beliau adalah orang yang paling baik hati, orang yang paling jujur, orang yang paling dirindukan dan sebaik-baik keturunan. Siapa saja yang mendekati beliau akan langsung merasa hormat dan khidmat. Dan siapa yang bergaul dengan beliau akan langsung menghargai dan mencintainya. Saya belum pernah melihat orang lain seperti beliau. (Riwayat dari Ali bin Abi Thalib).
  2. Abu Sa’id Al-Khudri RA mengatakan: “Rasulullah itu lebih pemalu daripada gadis dalam pingitan. Jika beliau tidak menyukai sesuatu, niscaya kami dapat mengetahui ketidak sukaan beliau itu dari wajahnya.” (HR. Al-Bukhari)
  3. Ibnu Mas’ud Radhiyallahu anhu berkata: Seorang laki-laki datang menemui Rasulullah. Beliau mengajak laki-laki itu berbicara sehingga membuatnya menggigil ketakutan. Rasulullah berkata kepadanya: “Tenangkanlah dirimu! Sesungguhnya aku bukanlah seorang raja. Aku hanyalah putra seorang wanita yang biasa memakan dendeng.” (HR. Ibnu Majah)
  4. Aisyah radhiyallahu ‘anha pernah ditanya: “Apakah yang dilakukan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam di dalam rumah?” Ia radhiyallahu ‘anha menjawab: “Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam adalah seorang manusia biasa.Beliau menambal pakaian sendiri, memerah susu dan melayani diri beliau sendiri.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi)
  5. Aisyah radhiyallahu ‘anha menuturkan: Kami, keluarga Muhammad, tidak pernah menyalakan tungku masak selama sebulan penuh, makanan kami hanyalah kurma dan air.” (HR. Al-Bukhari)
  6. Aisyah radhiyallahu ‘anha menuturkan, “Rasulullah SAW bukanlah seorang yang keji dan tidak suka berkata keji, beliau bukan seorang yang suka berteriak-teriak di pasar dan tidak membalas kejahatan dengan kejahatan. Bahkan sebaliknya, beliau suka memaafkan dan merelakan.(H R. Ahmad)


http://cara-muhammad.com
14.46 | 0 komentar | Read More

Inilah Ciri Fisik Rasulullah SAW (Rasulullah Muhammad SAW)

bismillahirrahmanirrahim
Seorang fans pasti sangat mudah membayangkan idolanya kapan saja. Begitupun sebagai seorang muslim, wajar jika kita berusaha membayangkan idola kita, Rasulullah Muhammad SAW. Untungnya, walaupun tidak ada referensi foto atau gambar beliau (karena memang tidak diperkenankan), banyak para sahabat Rasulullah SAW yang telah menyampaikan ciri fisik beliau dalam hadits-hadits.
Ciri fisik Rasulullah Muhammad SAW yang disebutkan para sahabat tersebut, antara lain adalah sebagai berikut:
  1. Berpostur tubuh sedang dan tegap;
  2. Tinggi tubuh sedang, tidak tinggi dan tidak pendek;
  3. Warna kulitnya sedang dan cerah, tidak terlalu putih dan tidak terlalu hitam;
  4. Sendi-sendi tulang beliau kuat;
  5. Bentuk kepala beliau agak besar dan kuat;
  6. Rambutnya tidak keriting, namun juga tidak lurus. Agak berombak;
  7. Rambutnya cukup tebal, panjangnya sampai batas telinga;
  8. Memiliki dahi yang lebar;
  9. Wajah beliau bercahaya;
  10. Alis mata melengkung dan tebal. Diantara alisnya nampak urat darah halus yang berdenyut bila beliau emosi atau bergairah;
  11. Warna mata hitam dan bulu mata yang panjang. Terlihat garis-garis merahnya;
  12. Hidung beliau agak melengkung dan mengkilap jika terkena cahaya serta tampak agak menonjol jika kita pertama kali melihatnya, padahal tidak demikian sebenarnya;
  13. Mulut beliau sedang, agak lebar;
  14. Gigi beliau putih cemerlang dan agak renggang;
  15. Memiliki jenggot hitam dengan uban putih. Jenggotnya tipis tapi penuh rata sampai di pipi;
  16. Bahunya bidang (lebar) dan kokoh;
  17. Memiliki dada, tangan dan kaki yang kekar;
  18. Pergelangan tangan beliau cukup panjang;
  19. Jari jemari tangan dan kaki beliau tebal dan lentik memanjang;
  20. Telapak tangan dan kaki beliau agak lebar dan padat berisi;
  21. Daerah di sekitar tulang belikat beliau cukup lebar, dan terlihat proporsional;
  22. Memiliki tanda kenabian di antara tulang belikat;
  23. Dada dan pinggang beliau seimbang ukurannya;
  24. Lengan dan dada bagian atas beliau berbulu;
  25. Terdapat bulu-bulu halus tumbuh di dada beliau dan terus kebawah hingga pusar;
  26. Bagian-bagian tubuh beliau yang tidak tertutup bulu lebat satupun nampak bersih dan bercahaya;
  27. Tumit beliau langsing;
  28. Telapak kaki beliau cukup lengkungannya dan atasnya halus serta bagus bentuknya.
alhamdulillahirabbilalaminReferensi:
  1. Ali bin Abi Thalib, ia berkata, “Rasulullah memiliki jari jemari tangan dan kaki yang tebal dan lentik memanjang.” (HR. Ahmad, Al-Mizzi dalam Tandzib Al-Kamal, dan Ibnu Sa’ad)
  2. Dikisahkan oleh Ismail bin Abi Khalid, “Aku mendengar Abu Juhaifa berkata, “Aku melihat sang Nabi dan Al-Hasan bin Ali tampak mirip dia. “Aku berkata pada Abu Juhaifa, “Coba gambarkan sosok nabi padaku.” Dia berkata, “Dia berkulit putih dan jenggotnya hitam dengan uban putih. Dia berjanji membei kami 13 ekor unta betina, tapu dia terlanjur mati terlebih dahulu sebelum kami menerimanya.” Hadits riwayat Imam Bukhari, vol.IV no.744
  3. Anas bin Malik meriwayatkan: “Rasulullah saw. bertubuh sedang, bercorak kulit cerah, tidak putih sekali namun tidak pula hitam benar. Rambut beliau dapat dikatakan lurus dan agak berombak. Allah Ta’ala mengangkat beliau sebagai Nabi ketika berusia empat puluh tahun. Sesudah itu beliau sempat tinggal di Mekah selama tiga belas tahun. Lalu di Madinah selama sepuluh tahun. Allah memanggil beliau ke hadirat-Nya pada umur enam puluh tiga tahun. Saat itu baru sedikit saja uban yang tumbuh di rambut dan janggut beliau.” (Diriwayatkan oleh Anas bin Malik)
  4. Anas bin Malik meriwayatkan: “Rasulullah (saw) tingginya sedang; tidak tinggi benar maupun pendek; beliau tegap. Rambut beliau tidak keriting namun tidak pula lurus sama sekali. Warna kulit beliau sedang, tapi cerah. beliau berjalan dengan gesit. Melangkah dengan tubuh sedikit condong ke depan.” (Diriwayatkan oleh Anas bin Malik).
  5. Bara’a bin Aazib (ra) meriwayatkan: “Rasulullah (saw) tingginya sedang, dengan tulang belikat (pundak) yang bidang. Rambut beliau cukup tebal, panjangnya sampai batas telinga. Saya belum pernah melihat sesuatu yang lebih menarik dari beliau. (Hadits Bara’a bin Aazib)
  6. Ali bin Abi Thalib (ra) meriwayatkan: “Rasulullah (saw) tidaklah tinggi; juga tidak pendek. Telapak tangan dan kaki beliau padat berisi. Beliau memiliki kepala yang agak besar dan kuat. Bulu-bulu halus tumbuh di dada beliau dan terus kebawah sampai pusar. Jika beliau berjalan, melangkahnya seolah-olah seperti turun (meloncat) dari suatu ketinggian. Saya belum pernah melihat beliau diantara sahabat-sahabatnya, dan dari antara orang-orang yang datang sesudah (wafatnya) beliau. (Riwayat dari Ali bin Abi Thalib)
  7. Ali bin Abi Thalib (ra) juga meriwayatkan: Rambut Rasulullah lurus dan sedikit berombak. Beliau tidak berperawakan gemuk dan tidak pula tampak terlalu berat, beliau berperawakan baik dan tegak. Warna kulit beliau cerah, mata beliau hitam dengan bulu mata yang panjang. Sendi-sendi tulang beliau kuat dan dada beliau cukup kekar, demikian pula tangan dan kaki beliau. Badan beliau tidak berbulu tebal, tapi hanya bulu-bulu tipis dari dada ke bawah sampai di pusar beliau. Jika beliau sedang berhadapan dengan seseorang, maka beliau akan mengarahkan wajah beliau ke orang tersebut (penuh perhatian). Diantara tulang belikat beliau “tanda” kenabian beliau. Beliau adalah orang yang paling baik hati, orang yang paling jujur, orang yang paling dirindukan dan sebaik-baik keturunan. Siapa saja yang mendekati beliau akan langsung merasa hormat dan khidmat. Dan siapa yang bergaul dengan beliau akan langsung menghargai dan mencintainya. Saya belum pernah melihat orang lain seperti beliau. (Riwayat dari Ali bin Abi Thalib).
  8. Hind bin Abi Halah (ra) menceritakan sebagai berikut: “Rasulullah (saw) memiliki pribadi mulia dan diakui sangat agung dalam pandangan orang yang melihatnya. Wajah beliau bercahaya seterang bulan purnama. Beliau sedikit lebih tinggi dari rata-rata kami tapi lebih pendek dari orang yang jangkung. Kepala beliau lebih besar dari rata-rata, dan rambut beliau agak keriting (berombak). Jika dapat dikuakan (dibelah), maka beliau kuakan, Jika tidak dapat maka beliau biarkan saja. Saat rambut beliau agak panjang, akan mencapai kuping telinga beliau. Kulit beliau berwarna cerah dan dahi beliau lebar. Alis mata beliau lengkung hitam dan tebal, diantara alisnya nampak urat darah halus yang berdenyut bila beliau emosi atau bergairah. Hidung beliau agak melengkung dan mengkilap jika terkena cahaya serta tampak agak menonjol jika kita pertama kali melihatnya, padahal tidak demikian sebenarnya. Beliau berjanggut tipis tapi penuh rata sampai di pipi. Mulut beliau sedang, gigi beliau putih cemerlang dan agak renggang. Pundak beliau bagus dan terpasang kokoh, seperti di cor dengan perak. Anggota tubuh beliau yang lain serba normal dan proporsional. Dada dan pinggang beliau seimbang ukurannya. Daerah di sekitar tulang belikat beliau cukup lebar, dan terpasang dengan baik. Bagian-bagian tubuh beliau yang tidak tertutup bulu lebat satupun nampak bersih dan bercahaya. Kecuali bulu-bulu halus yang tumbuh dari dada dan tumbuh sampai ke pusar. Lengan dan dada bagian atas beliau berbulu. Pergelangan tangan beliau cukup panjang, telapak tangan beliau agak lebar serta baik telapak tangan maupun kaki beliau padat berisi, jari-jari tangan dan kaki beliau cukup langsing. Telapak kaki beliau cukup lengkungannya dan atasnya halus serta bagus bentuknya, sehingga saat beliau mencucinya, maka air akan meluncur dengan cepat ke bawah. Jika beliau berjalan, beliau melangkah dengan posisi badan agak condong ke depan, tapi beliau melangkah dengan anggun. Langkah beliau panjang dan cepat serta terlihat seperti turun (loncat) dari suatu ketinggian. Jika beliau sedang berhadapan dengan seseorang, maka beliau memandang orang itu dengan penuh perhatian. Pandangan beliau selalu ditundukkan sesuai aturan (dalam Alquran), dan lebih sering melihat ke bawah dari pada ke atas. Beliau tidak pernah memelototi seseorang, pandangan mata beliau selalu menyejukkan. Beliau juga selalu berjalan agak di belakang, terutama saat melakukan perjalanan jauh dan beliau selalu lebih dulu menyapa orang yang ditemuinya di jalan.” (Hind bin Abi Halah (ra) telah diceritakan oleh Hasan bin Ali).
  9. Rasulullah (saw) memiliki mulut yang agak lebar, di mata beliau terlihat juga garis-garis merahnya. Dan tumit beliau langsing. Saya berkesempatan melihat Rasulullah (saw) di bawah sinar rembulan, san (saya) perhatikan pula rembulan tersebut, bagi saya beliau lebih indah dari rembulan tersebut.” (Diriwayatkan Jabir bin Samurah)


http://cara-muhammad.com/
14.45 | 0 komentar | Read More

BACA JUGA

DAFTAR LENGKAP ARTIKEL BLOG BAGINDAERY

Ikuti situs Bagindaery

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...