by: http://filsafat.kompasiana.com/2013/09/26/ajaran-tidak-untuk-menghindarkan-konflik-konflik-abadi-595319.html
Bisakah manusia menghindar dari ‘konflik’ dengan sesama (?)
Manusia sebagai kodrat Illahi bersifat “dwi
tunggal” atau mono dualis. Tunggal karena ia berwujud satu yang tampak
lahir(raga) dengan mempunyai kemampuan indera, berupa pancaindra.
Tetapi yang tunggal itu sejatinya dwi atau dua yaitu menyatu dengan yang
tidak tampak atau batin, yang tidak tampak yaitu jiwa atau ruhani atau
budi, sedangkan kemampuan batin(jiwa) mempunyai sumber tiga jenis
yaitu, cipta, rasa dan karsa. Maka sifat dwi tunggal manusia itu lazim
disebut lahir dan batin, jiwa-raga. Dan jiwa dengan sumber sumber
kemampuan itu pula yang mendominasi perilaku dan aktifitas manusia, maka
walaupun raganya cacat, kalau jiwanya kuat apapun yang dikehendaki akan
dilakukan.
Kodrat manusia adalah sendiri/pribadi, namun
adanya manusia juga melalui orang lain (bapak-ibu), sehingga manusia
mempunyai tiga sifat hidup, sebagai individu/pribadi, sebagai makhluk
sosial dan sebagai makhluk Tuhan. Maka manusia “seutuhnya” secara
konkrit adalah : mempunyai raga, berjiwa, bercipta, berasa, berkarsa,
berke(pribadi)an, bermakhluk social, dan bermakhluk Tuhan. Oleh
karenanya hakekat manusia bersifat mono dualis, juga berhakekat mono
pluralis, “bhineka tunggal”. Manusia dengan memilki sumber kemampuan
cipta, rasa dan karsa ini berarti bahwa manusia mempunyai kesadaran dan
intelgensi yang tinggi, dengan kata lain manusia adalah makhluk yang
berjiwa atau berakal budi.
Manusia terlahir dalam keadaan serba lemah
tidak lengkap, berbeda dengan hewan, begitu lahir ada hewan yang dalam
waktu singkat bisa berjalan, ada yang sudah lengkap punya taring, punya
bisa/racun dan menggunaannya secara insting untuk mempertahankan
hidupnya dll. Sedangkan manusia dilengkapi peralatan sempurna yaitu
jiwa yang mempunyai sumber sumber kemampuan, tetapi tidak bisa digunakan
secepatnya. Manusia dapat berjalan setelah belajar berjalan, dapat
bicara setelah belacar bicara. Ini menunjukkan bahwa
manusia menjadi dewasa memerlukan proses dalam waktu cukup lama, dan
harus terjamah oleh “ajaran”, dan sangat tergantung dengan orang lain.
Namun dalam perjalan hidup dan kehidupan
manusia didalam jiwanya tumbuh konflik yang tidak berkesudahan, atau
dengan kata lain ,“konflik konflik abadi ada di dalam jiwa manusia”.
Yaitu konfliknya dua kubu yang berseberangan, antara kubu baik dan kubu
buruk, kubu benar dan salah, jujur dan khianat, adil dan serakah, haq
dan batil, iman dan kufur. Lantas bagaimana “peran ajaran” terhadap konflik konflik itu? .
Ajaran (suci) tidak untuk menghindari konflik
konflik tersebut, apalagi mendelete secara permanent, ini artinya
konflik akan terus terjadi sampai akhir hidup dan kehidupan manusia.
Jadi “peran ajaran”(hanya) menunjukkan, dan memberi tahu bahwa di dalam
jiwa(mu) itulah (sebetulnya) wadah dan sumber konflik. Untuk
ini secara garis besar Kitab Suci (al-Quran) menyatakan bahwa jiwa
manusia terbagi tiga, yaitu jiwa yang mendorong/memerintahkan
keburukan, jiwa yang menyesali diri dan jiwa yang tenang.
Setelah ajaran menunjukkan ada dan terjadinya
konflik pada jiwa manusia, maka disampaikan solusinya bagaimana
menghadapinya berupa dogma, syariat, hukum, dll, “agar
manusia terus-menerus mencari penyelesaiannya dalam menghadapi konflik
dengan suatu arus kebajikkan demi kebajikkan dan kebijaksanaan”, inilah
salah satu yang di inginkan ajaran suci. Pada ajaran menerangkan pula
eksistensi manusia dalam hubungannya antara daya natural dengan
supernatural, hubungan antara manusia dan alam, manusia dan Penciptanya,
bawah dan atas, tua dan muda, suami dan isteri, ayah dan anak, laki
laki dan perempuan , guru dan murid, antara diri pribadi dan sesama.
Maka pertanyaan diatas : Bisakah manusia menghindar dari ‘konflik’ dengan sesama? Menurut penulis “bisa” meskipun tidak semua “bisa dihindarkan”,
karena konflik akan sambung menyambung sampai akhir kehidupan, seperti
sambung menyambungnya “kepentingan” masing masing manusia, dan beda
kepentingan itulah yang dominan menimbulkan konflik…..
———-pojok renungan———
0 komentar:
Posting Komentar
1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.
Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.
( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )
Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.
Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar
Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com