Gambar : kickdahlan.wordpress.com
by: http://birokrasi.kompasiana.com/2013/10/01/kpk-terjebak-kasus-lhi-dan-hanyut-dalam-arus-kebobrokan-birokrasi-serta-lingkaran-setan-politisi-yang-tidak-dimengerti-596595.html
Berbincang-bincang
dengan berbagai kalangan yang mempunyai kompetensi terhadap Swasembada
diberbagai bidang, maka terungkaplah betapa bobroknya pola pikir dan
pemahaman Kebangsaan bagi segolongan besar Birokrasi di Negeri ini.
Adalah
BOHONG BESAR kalau kasus Kuota Impor Daging sapi adalah direkayasa oleh
LHI dengan memanfaatkan Menteri Suswono sebagai Kader PKS. Bahwa
jajaran BIROKRASI diKementerian PERTANIAN , Kementerian PERDAGANGAN ,
dan hampir semua Kementerian di Bidang Perekonomian melakukan KERJA
RANGKAP sebagai CALO, bekerja
sama dengan Oknom Partai Politik yang bercokol pada Lembaga Legislatif
dan para Menteri TIDAK MAMPU menindak, tidak mampu mengatasi bahkan merestui itulah yang terjadi sebenarnya. Ternyata sudah bukan rahasia umum lagi bahwa sebuah perusahaan Impor Exspor yang tidak mempunyai GIGI ke PUSAT PEMERINTAHAN akan lebih baik menempuh jalur pendekatan birokrasi model ini.
Ahmad
Fathonah adalah salah seorang Mediator dari beratus mediator lainnya.
Profesi mediator Proyek ini sudah berjalan minimal adalah selama
Pemerintahan SBY, bahkan ada beberapa Mediator Proyek yang memulai
ptofesinya jauh sebelumnya. Modalnya sederhana yaitu mempunyai link yang
luas dikalangan usaha dikalangan Politik untuk mendapat “KEPERCAYAAN” dari jaringan Birokrasi yang sudah ada di SEMUA KEMENTERIAN. Bahkan termasuk Kepolisian dan ABRI.
Dengan
niatan untuk mencari penyebab gagalnya swasembada Pangan di Negeri ini,
yang dimulai dari berbagai kebijakan yang dikeluarkan oleh Kementerian
Pertanian, maka tidak sengaja terbukalah Motivasi Kerja para BIROKRAT
dan Politikus Kader Partai Politik yang selama ini penuh dengan segala
retorika.
Kebijakan-kebijakan Kementerian maupun
Perundang-undangan yang dibuat oleh Lembaga Legislatif yang selama ini
dibuat seakan berpihak dan melindungi kebutuhan rakyat banyak tanpa
cacat. Ternyata pasti menyisakan satu lubang kecil tempat para Mediator
Proyek ini bertengger.
Kesejahteraan
dirinya dan keluarganya merupakan Motivasi yang mendorong BIROKRASI
melaksanakan tugasnya. Maka apa yang akan dilakukan adalah bagaimana ia
mampu mempertahankan kedudukkannya (bagi yang sudah nerasa enak ) atau
bagaimana ia meraih posisi /Kedudukkan yang lebih enak ( bagi yang
merasa kedudukkannya masih bisa lebih enak )
Ternyata jalan keluar yang dipilh adalah bagai mana ia dapat memberikan “ Upeti “ Kepada atasannya agar
posisinya dipertahankan atau dipindah kedalam posisi yang lebih enak.
Langkah ini telah dirintis oleh Jajaran Birokrasi sejak mereka
mendudukki jabatan serendahnya Esl IV, bahkan ada staf yang merasa
mempunyai “Link” sudah melakukan sejak ia masuk ke lingkungan Birokrasi.
Jaringan ini menjadi sangat terasa dan berpengaruh besar pada jajaran
Eselon II ke Eselon I. Pada
jajaran inilah yang ditemukan sudah tidak ada lagi kepedulian terhadap
KEBIJAKAN KEMENTERIAN yang mereka terlibat aktif ikut membuatnya. Bagi
Eselon ini yang terpenting adalah bagaimana ia mampu mempertahankan
kedudukkanya dengan memberikan “UPETI” kepada atasannya.
Yang terjadi kemudian adalah itung-itungan untung rugi :
Yang
mengerucut pada satu kesimpulan “ melakukan impor “ apapun itu, jauh
lebih menguntungkan dari pada mengupayakan swasembada.
Yang
perlu diingat bahwa Ahmad Fathanah ( dan Ahmad Fathanah yang lain )
tidak hanya menjadi solusi bagi Birokrasi yang menangani Ekspor Import,
akan tetapi pada berbagai layanan Jasa Kontraktor dan bidang-bidang yang
lain.
Pengusaha
skala Nasional yang tidak mempunyai GIGI di Pusat Kebijaksanaan, akan
lebih baik menggunakan jasa para Mediator sekelas Ahmad Fathanah ini
dari pada cara lainnya.
Inilah
mengapa KPK terjebak kedalam lingkaran yang tidak dimerngertinya ketika
KPK dipaksa menangani Kasus LHI. Andai ada semacam CCTV yang dipasang
khusus untuk mendeteksi Politisi Mana saja yang menjaring lobi dengan
Birokrasi di Kementerian Pertanian baik lewat jasa para Fathanah atau
datang sendiri ?
Mungkin hanya Politisi Demokrat yang terbebas. Mengapa ? he he …..
0 komentar:
Posting Komentar
1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.
Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.
( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )
Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.
Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar
Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com