by: http://www.noor-magazine.com/2012/06/teologi-air-menurut-al-quran/
Menurut Ibnu Katsir, ayat ini menunjukkan bahwa ‘arasy dan air sudah ada sebelum langit dan bumi diciptakan. Dalam sebuah hadis sahih riwayat Imam Ahmad dikisahkan, suatu ketika serombongan orang dari Bani Tamim mengunjungi Rasulullah SAW. Mereka minta penjelasan tentang asal-mula kejadian (bad’ al-khalq). Rasulullah menjawab, “Allah ada sebelum segala sesuatu ada. Sementara itu ‘arasy-Nya di atas air. Dia juga menuliskan di lauh mahfudh kejadian segala hal”.
Air dan Manusia
Kedudukan air sebagai “penyangga” ‘arasy Tuhan merupakan fakta teologis yang menunjukkan betapa penting dan mulianya keberadaan air di alam wujud ini. Terlebih lagi Alquran juga menyebutkan bahwa air merupakan sumber utama kehidupan. Allah berfirman, “…dan Kami jadikan segala sesuatu yang hidup berasal dari air” (QS. al-Anbiya’/21: 30).
Syekh Ibrahim al-Qaththan dalam kitab tafsirnya menegaskan, air adalah sumber kehidupan bagi setiap makhluk yang mengalami pertumbuhan seperti manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan. Berdasarkan temuan ilmu pengetahuan modern, air memiliki peranan sangat penting dan utama dalam proses pembentukan sel yang merupakan satuan organisme terkecil makhluk hidup. Tanpa air reaksi-reaksi kimiawi di dalam tubuh tidak akan terjadi. Air juga menjadi prasyarat utama bagi organ-organ tubuh agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Ini hanya beberapa contoh dari sekian banyak fakta tentang fungsi dan peran air yang terbukti sangat vital bagi kehidupan.
Keberadaan air sebagai sumber utama kehidupan itu pada gilirannya mengingatkan kita tentang adanya makhluk lain yang diciptakan Allah jauh sesudah air, tapi kedudukannya di dalam kehidupan juga sangat utama dan dimuliakan. Makhluk tersebut adalah manusia. Jika air diberi peran sangat penting sebagai sumber utama kehidupan, maka manusia merupakan makhluk terbaik yang diamanatkan untuk memimpin dan mengelola kehidupan di bumi.
Peran air berhubungan dengan kehidupan alam materi. Bumi menjadi layak dihuni karena ketersediaan airnya yang cukup untuk menjaga ketahanan dan kelangsungan hayati makhluk hidup seperti manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan (QS. al-Mu’minun/23: 18). Sedikit saja mereka kekurangan air, atau mengonsumsi air yang sudah tercemar atau teracuni,
Lebih dari 40 ayatayatayatayat di dalam Alquran membahas atauatauatau menyinggung tentanntang air. Berbagai faktafakta ilmiah dan informasi unik seputarputar air pun diungkap secara mendalam dan akuratakurat.
TEOLOGI AIR
menurut Alquran
“Dialah yang menurunkan air dari langit dengan takaran sempurna”
QS. as Zukhruf, 41:11
{ }
bisa dipastikan kehidupannya akan terancam. Makna inilah
yang diisyaratkan dalam Alquran, QS. al-Waqi’ah (56:68-70),
“Pernahkah kamu memperhatikan air yang kamu minum.
Kamukah yang menurunkannya dari awan (al-muzn) atau
Kami yang menurunkan. Sekiranya Kami menghendaki, niscaya
Kami menjadikannya asin, mengapa kamu tidak bersyukur?” Ini
menunjukkan bahwa ketersediaan air saja tidak cukup. Untuk
menjaga ketahanan dan kelangsungan hayati lingkungan
hidup kualitas air juga harus terjamin. Air berkualitas baik akan
menjadi berkah bagi kehidupan. Sedangkan air berkualitas buruk
sangat berpotensi mendatangkan bencana.
Begitu juga manusia. Ketika manusia masih terjaga
kemurnian dan kemuliaannya, seperti air murni dan berkualitas
yang diturunkan dari al-muzn, sebelum ia tercemar dan
teracuni, maka kehidupan di bumi akan terjaga dengan baik.
Dalam Alquran, QS. al-Anbiya’/21: 105, Allah berfirman, “Dan
sungguh telah Kami tulis di dalam Zabur setelah (sebelumnya
tertulis) di dalam az-Dzikr (lauh mahfudh) bahwa bumi ini akan
diwarisi oleh hamba-hamba-Ku yang saleh”. Hamba-hamba
yang saleh adalah mereka yang layak, berkommpeten dan
berkualitas baik untuk menjaga kehidupan di bumi.
Selama kesalehan manusia terjaga, kehidupan di bumi pun
akan terjaga. Tapi, jika kesalehan itu sudah tercemari, maka
akan muncul berbagai bencana dan kemalangan di manamana.
Dalam Alquran, QS. ar-Rum/30: 41, Allah berfirman,
“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan
karena perbuatan tangan manusia, agar dirasakan oleh mereka
sebagian dari (akibat) perbuatan mereka sendiri, supaya mereka
kembali (ke jalan yang benar)”.
Tiga Jenis Air
Secara umum Alquran membedakan jenis air ke dalam
tiga kategori. Yaitu, maa’ thahuur atau air murni yang suci dan
mensucikan, maa’ furaat atau air tawar layak minum, dan maa’
ujaaj atau air asin yang berkadar garam tinggi dan tidak layak
dikonsumsi. Setiap jenis air memiliki spesifikasi dan fungsinya
sendiri-sendiri dalam kehidupan.
Makna inilah yang diisyaratkan dengan kalimat bi qadar,
artinya “sesuai takaran dan ukuran yang akurat dan sempurna”,
seperti termaktub dalam Alquran, QS. az-Zukhruf/41: 11,
bahwa “Dialah yang menurunkan air dari langit dengan qadar”.
Yakni, dengan takaran dan ukuran yang sangat sempurna dan
tepat; baik dari aspek kualitas dan kuantitasnya, spesifikasi
dan fungsinya, ataupun aspek-aspek lain yang dibuat tepat
takarannya sesuai kebutuhan hayati masing-masing lingkungan
Dialah yang menurunkan air dari langit dengan takaran sempurna”
QS. as Zukhruf, 41:11
Di alam wujud ini terdapat tiga makhluk ciptaan Allah yang paling tua. Yaitu, “singgasana” Tuhan (‘arasy), buku rahasia kejadian (lauh mahfudh), dan air (maa’). Dikatakan paling tua karena ketiga makhluk tadi sudah ada sebelum segala sesuatu diciptakani. Alquran, QS. Hud/11: 7, menyebutkan, “Dan (Allah-lah) yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, sementara itu ‘arasy-Nya di atas air, (yang demikian itu dimaksudkan) untuk menguji siapakah di antara kamu yang paling baik amalnya”.
Menurut Ibnu Katsir, ayat ini menunjukkan bahwa ‘arasy dan air sudah ada sebelum langit dan bumi diciptakan. Dalam sebuah hadis sahih riwayat Imam Ahmad dikisahkan, suatu ketika serombongan orang dari Bani Tamim mengunjungi Rasulullah SAW. Mereka minta penjelasan tentang asal-mula kejadian (bad’ al-khalq). Rasulullah menjawab, “Allah ada sebelum segala sesuatu ada. Sementara itu ‘arasy-Nya di atas air. Dia juga menuliskan di lauh mahfudh kejadian segala hal”.
Air dan Manusia
Kedudukan air sebagai “penyangga” ‘arasy Tuhan merupakan fakta teologis yang menunjukkan betapa penting dan mulianya keberadaan air di alam wujud ini. Terlebih lagi Alquran juga menyebutkan bahwa air merupakan sumber utama kehidupan. Allah berfirman, “…dan Kami jadikan segala sesuatu yang hidup berasal dari air” (QS. al-Anbiya’/21: 30).
Syekh Ibrahim al-Qaththan dalam kitab tafsirnya menegaskan, air adalah sumber kehidupan bagi setiap makhluk yang mengalami pertumbuhan seperti manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan. Berdasarkan temuan ilmu pengetahuan modern, air memiliki peranan sangat penting dan utama dalam proses pembentukan sel yang merupakan satuan organisme terkecil makhluk hidup. Tanpa air reaksi-reaksi kimiawi di dalam tubuh tidak akan terjadi. Air juga menjadi prasyarat utama bagi organ-organ tubuh agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Ini hanya beberapa contoh dari sekian banyak fakta tentang fungsi dan peran air yang terbukti sangat vital bagi kehidupan.
Keberadaan air sebagai sumber utama kehidupan itu pada gilirannya mengingatkan kita tentang adanya makhluk lain yang diciptakan Allah jauh sesudah air, tapi kedudukannya di dalam kehidupan juga sangat utama dan dimuliakan. Makhluk tersebut adalah manusia. Jika air diberi peran sangat penting sebagai sumber utama kehidupan, maka manusia merupakan makhluk terbaik yang diamanatkan untuk memimpin dan mengelola kehidupan di bumi.
Peran air berhubungan dengan kehidupan alam materi. Bumi menjadi layak dihuni karena ketersediaan airnya yang cukup untuk menjaga ketahanan dan kelangsungan hayati makhluk hidup seperti manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan (QS. al-Mu’minun/23: 18). Sedikit saja mereka kekurangan air, atau mengonsumsi air yang sudah tercemar atau teracuni,
Lebih dari 40 ayatayatayatayat di dalam Alquran membahas atauatauatau menyinggung tentanntang air. Berbagai faktafakta ilmiah dan informasi unik seputarputar air pun diungkap secara mendalam dan akuratakurat.
TEOLOGI AIR
menurut Alquran
“Dialah yang menurunkan air dari langit dengan takaran sempurna”
QS. as Zukhruf, 41:11
{ }
bisa dipastikan kehidupannya akan terancam. Makna inilah
yang diisyaratkan dalam Alquran, QS. al-Waqi’ah (56:68-70),
“Pernahkah kamu memperhatikan air yang kamu minum.
Kamukah yang menurunkannya dari awan (al-muzn) atau
Kami yang menurunkan. Sekiranya Kami menghendaki, niscaya
Kami menjadikannya asin, mengapa kamu tidak bersyukur?” Ini
menunjukkan bahwa ketersediaan air saja tidak cukup. Untuk
menjaga ketahanan dan kelangsungan hayati lingkungan
hidup kualitas air juga harus terjamin. Air berkualitas baik akan
menjadi berkah bagi kehidupan. Sedangkan air berkualitas buruk
sangat berpotensi mendatangkan bencana.
Begitu juga manusia. Ketika manusia masih terjaga
kemurnian dan kemuliaannya, seperti air murni dan berkualitas
yang diturunkan dari al-muzn, sebelum ia tercemar dan
teracuni, maka kehidupan di bumi akan terjaga dengan baik.
Dalam Alquran, QS. al-Anbiya’/21: 105, Allah berfirman, “Dan
sungguh telah Kami tulis di dalam Zabur setelah (sebelumnya
tertulis) di dalam az-Dzikr (lauh mahfudh) bahwa bumi ini akan
diwarisi oleh hamba-hamba-Ku yang saleh”. Hamba-hamba
yang saleh adalah mereka yang layak, berkommpeten dan
berkualitas baik untuk menjaga kehidupan di bumi.
Selama kesalehan manusia terjaga, kehidupan di bumi pun
akan terjaga. Tapi, jika kesalehan itu sudah tercemari, maka
akan muncul berbagai bencana dan kemalangan di manamana.
Dalam Alquran, QS. ar-Rum/30: 41, Allah berfirman,
“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan
karena perbuatan tangan manusia, agar dirasakan oleh mereka
sebagian dari (akibat) perbuatan mereka sendiri, supaya mereka
kembali (ke jalan yang benar)”.
Tiga Jenis Air
Secara umum Alquran membedakan jenis air ke dalam
tiga kategori. Yaitu, maa’ thahuur atau air murni yang suci dan
mensucikan, maa’ furaat atau air tawar layak minum, dan maa’
ujaaj atau air asin yang berkadar garam tinggi dan tidak layak
dikonsumsi. Setiap jenis air memiliki spesifikasi dan fungsinya
sendiri-sendiri dalam kehidupan.
Makna inilah yang diisyaratkan dengan kalimat bi qadar,
artinya “sesuai takaran dan ukuran yang akurat dan sempurna”,
seperti termaktub dalam Alquran, QS. az-Zukhruf/41: 11,
bahwa “Dialah yang menurunkan air dari langit dengan qadar”.
Yakni, dengan takaran dan ukuran yang sangat sempurna dan
tepat; baik dari aspek kualitas dan kuantitasnya, spesifikasi
dan fungsinya, ataupun aspek-aspek lain yang dibuat tepat
takarannya sesuai kebutuhan hayati masing-masing lingkungan
0 komentar:
Posting Komentar
1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.
Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.
( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )
Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.
Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar
Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com