GOOGLE TRANSLATE

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

ARTIKEL PILIHAN

Mengapa Menjadi Pelacur? ( Pertanyaan yang Sungguh Sangat Sulit Di Jawab )

Written By Situs Baginda Ery (New) on Minggu, 11 Agustus 2013 | 21.26

Kupu-Kupu Malam, lagu ciptaan Titiek Puspa yang populer pada tahun 70-an itu, kembali populer belakangan ini melalui suara Ariel Peterpan. Apakah lantaran masalah pelacuran kembali merebak

Lagu itu terdengar sangat indah dan mampu menyentuh perasaan. Sekalipun kita termasuk orang yang mencibir kalau melihat wanita tampil genit-menggoda (tampak seperti pelacur), bila mendengar atau menyanyikan lagu itu kita toh dapat seratus persen berempati pada sosok pekerja seks.

Terbayang bagaimana seorang wanita yang memiliki wawasan sangat terbatas, dengan beban ekonomi keluarga yang tak tertanggungkan, ditinggalkan suami, dsb, sehingga "yang dia tahu hanyalah menyambung nyawa".
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQUZhmhrPBzlnBQD0ulLzMX-EHnbnfSrmKuXwCSL8X2UsLBO-5doIHN82IiqHsyuSHsv5mFwxAjAizgKvzC0vc8HFGaZsqlHhqYBasqLmYCurockhD_CpHVM_aH3fxOmnq8jWWQhecRU8/s72-c/541065_10151566086357491_919753346_n.jpg
pic by: blog bagindaery


Gambaran tersebut dapat kita jumpai, salah satunya di lokalisasi pelacuran. Di sana sebagian warga dari kantong-kantong masyarakat miskin yang terhempas oleh kebutuhan ekonomi mencari nafkah untuk membiayai hidup keluarganya.

Sebagai contoh Rini (bukan nama sebenarnya), dari sebuah wilayah yang kering kerontang di Jawa Tengah. Wanita berusia 24 tahun, yang penampilannya sangat lembut dan sederhana itu, diam-diam (hanya diketahul oleh ibunya) bekerja di lokalisasi pelacuran di kota yang cukup jauh dari kampungnya.

Rini yang sempat jadi pembantu rumah tangga dan penjual pecel itu menjadi PSK karena harus menghidupi empat anak, satu adik remaja dan dua orang tua. Tulang punggung keluarga, almarhum suaminya yang bekerja sebagai sopir, meninggal dalam kecelakaan lalulintas.

Dalam wawancara yang sangat pribadi dengan penulis, ia mengaku tidak dapat menikmati hubungan seks dengan para tamunya di lokalisasi. Mengapa? Karena ia hanya menemukan kepuasan ketika berhubungan dengan suami, yang menurutnya sangat baik dan sangat dicintainya.

Lepas dari gambaran tentang Rini, kita dapat menemukan sosok-sosok wanita lain, (juga pria dan waria) yang memang agresif secara seksual, dan memenuhi kebutuhan ekonomi dari hasil kencan-kencan dengan pasangan seksualnya.

Mereka ada di mana-mana, baik yang mengakui dirinya pekerja seks komersial (PSK) ataupun tidak. Ada yang status resminya pelajar, mahasiswa, karyawan kafe, karyawan perusahaan/institusi, artis, model, dsb.

Ketika lagu Kupu-Kupu Malam baru saja populer pada tahun 70-an, fenomena pelacuran banyak diwarnai oleh wanita-wanita seperti Rini. Namun, kini praktik pelacuran telah berkembang sedemikian rupa dalam berbagai bentuk.

Faktor Psikologis

Adler, salah satu tokoh Psikoanalisa, menjelaskan bahwa kecenderungan seseorang menjadi pelacur dasarnya adalah pilihan untuk menghindari usaha yang lebih sulit. Pemecahan problem kehidupan dilakukan dengan cara mereka sendiri, yang melanggar batas-batas hukum masyarakat.

Kehendak untuk menukarkan tubuh dan jiwa dengan uang hanya dimungkinkan oleh orang yang inferior (rendah diri) secara berurat berakar. Hal ini dapat dilihat dari bagaimana para pelacur ini menggunakan bentuk-bentuk hubungan sosial dan juga dari riwayat hidupnya.

Kerusakan mental pada umumnya mulai terjadi pada awal kehidupan. Gadis-gadis merasa dirinya menjadi korban lelaki superior; lelaki itu penjahat yang tetap dihormati, dan ia sendiri terhukum.

Tidak mengherankan bahwa membantu/bekerja untuk seorang lelaki dianggapnya sebagai kelemahan dan musuh. Namun, pada waktu yang sama ia mencoba mengimitasi lelaki yang tampak superior itu, dan memberikan sikap-sikap feminin dan loyalitas terhadap lelaki.

Perkembangan seperti diatas terjadi karena tersebar luasnya “racun pandangan hidup tentang supermaskulin”, kata Adler. Ayah melakukan kekuasaan sewenang-wenang dan menjadikan ibu sebagai contoh mengerikan tentang peran wanita.

Kondisi tersebut menempatkan ayah pada posisi yang membuat iri, sehingga gadis itu merasa bahwa femininitasnya mempresentasikan noda atau cacat dan suatu cela. Keyakinan terhadap kekuatan dirinya berkurang, yang kemudian berkembang menjadi ketakutan terhadap pria atau kemarahan terhadap takdir femininnya; yang dengann alasan sama tidak dapat berkembang menurut garis normal.

Jalan menuju pelacuran sekarang terbuka baginya. Dengan aktivitas itu ia dapat memberontak terhadap harapan masyarakat dan keluar dari tujuan yang sulit; sekaligus menemukan jalan yang menjanjikan prestise dan meniadakan perasaan tak berguna yang absolut.

Dengan demikian terdapat kompensasi terhadap perasaan inferior. Ada adjustment (penyesuaian diri) yang negatif terutama pada masa puber dan masa remaja.

Keinginan Bawah Sadar

Freud, tokoh utama Psikoanalisa, juga menyatakan bahwa hubungan kelamin campur aduk seperti yang dilakukan oleh wanita pelacur, disebabkan ia telah mengalami kecelakaan pada permulaan kehidupan seksualnya.

Proses terjadinya kekecewaan itu pertama-tama disebabkan adanya semacam keinginan di bawah sadar dari seorang anak wanita untuk menjadikan ayahnya sebagai objek cinta. Keinginan ini dikenal dengan nama Oedipus complex.

Dalam perkembangan selanjutnya ternyata keinginan ini tidak dapat disalurkan karena adanya norma-norma masyarakat yang menganggap penyaluran keinginan tersebut sebagai perbuatan sangat tercela yang disebut dengan istilah incest.

Pertentangan antara keinginan bawah sadar dengan norma yang beriaku, akhirnya dapat membawa seorang wanita mencari laki-laki pengganti. Bila ternyata ia menemui kegagalan di dalam pencariannya ia mulai mencari laki-laki lain.

Dengan demikian telah dimulailah pencarian lelaki pengganti yang tanpa akhir. Dengan ditambahkannya unsur bayaran didalam hubungan kelamin, si wanita telah melakukan pelacuran yang sesungguhnya.

Teori Freud dan Adler mempunyai kelemahan karena keyakinan mereka bahwa setiap pelacur mempunyai masa lalu yang seperti mereka uraikan. Meskipun demikian, kedua teori ini dapat menjadi bahan yang berharga untuk lebih memahami masalah pelacuran.

Berbagai faktor psikologis yang dapat merupakan penyebab wanita menjadi pelacur seperti yang ditemukan oleh mahasiswa-mahasiswa Psikologi di lapangan, antara lain: IQ rendah, kehidupan seksual abnormal (misalnya hiperseksual dan sadisme); keprbadian yang lemah (cepat meniru, mudah terpengaruh); moralitas rendah dan kurang berkembang (kurang dapat membedakan baik dan buruk, benar dan salah, boleh dan tidak boleh); dan memiliki motif kemewahan. Faktor-faktor tersebut saling kait-mengait, menghasilkan tindakan pelacuran.

Faktor Sosial Ekonomi

Faktor ekonomi merupakan faktor yang sering dijadikan sebagai alasan mengapa seseorang menjadi pelacur. Namun, hal ini ditolak oleh sebagian tokoh ilmu sosial. Mereka yang meyakini adanya andil faktor sosial ekonomi, dasarnya adalah penemuan bahwa terdapat interaksi antara faktor sosial ekonomi dengan pembentukan kepribadian orang yang kemudian melacurkan diri.

Mereka yang menjadi pelacur itu lahir dan dibesarkan dalam lingkungan yang miskin atau agak miskin. Orangtua mereka berwatak lemah dan kebanyakan kurang pendidikan. Standar moral keluarga umumnya rendah, cara membentuk disiplin tidak bijaksana dan tidak dapat dipertanggungjawabkan.

Keretakan rumah tangga biasanya disebabkan oleh kematian, perceraian, atau terasingnya ayah atau ibu. Mereka terlibat dalam kesedihan atau banyak bersusah hati; ada yang dibebani pikiran tidak waras, psikopatik, dan disertai keadaan emosi tidak stabil. Hasil pendidikan mereka pun lebih rendah.

Faktor sosial lain yang juga diketahui ikut menentukan berkembangnya pelacuran adalah budaya masyarakat setempat. Hal ini dapat diketahui dari penelitian Kuncoro, kini guru besar di Fakultas Psikologi UGM, terhadap komunitas yang dikenal sebagai pemasok gadis pelacur di kota-kota besar.

Di desa tersebut, orangtua justru mendukung anak-anak gadisnya untuk mencari nafkah sebagai pelacur. Mereka bangga ketika anaknya telah mampu membangun rumah orangtua di kampung halaman.

Faktor Lain

Sumber utama dari pelacuran adalah adanya nafsu seks yang lepas dari kendali dan hati nurani. Namun, dari pihak pelacur sendiri, biasanya wanita, menurut beberapa ahli, umumnya mereka tidak memiliki nafsu seks sama sekali ketika melakukan "perdagangannya”.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa akar terjadinya pelacuran tidak hanya terletak pada diri pelacur itu sendiri, melainkan juga karena didorong oleh adanya orang yang membutuhkan/mencari pelayanan seks diluar pernikahan, sehingga berkembanglah praktik pelacuran.

Selain itu, pelacuran dapat dipandang sebagai konsekuensi dari adanya kejahatan dalam bidang obat-obatan. Anak-anak gadis yang kecanduan obat bius (hasis, ganja, morfin, heroin, candu, minuman dengan kadar alkohol yang tinggi, dll) banyak yang menjadi pelacur untuk mendapatkan uang pembeli obat-obatan.

by: http://cybermed.cbn.net.id/cbprtl/cyberman/detail.aspx?x=Men%27s+Guide&y=cyberman|0|0|6|1745

0 komentar:

Posting Komentar

1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.

Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.

( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )

Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.

Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar

Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com

BACA JUGA

DAFTAR LENGKAP ARTIKEL BLOG BAGINDAERY

Ikuti situs Bagindaery

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...