ARTIKEL PILIHAN
( ADA APA DENGAN POLITIK INDONESIA ) Kejahatan Politik di Indonesia: Sebuah Tinjauan dari Tingkat Partisipasi Pemilih
Written By Situs Baginda Ery (New) on Senin, 19 Agustus 2013 | 18.43
by: http://politik.kompasiana.com/2013/08/16/kejahatan-politik-di-indonesia-sebuah-tinjauan-dari-tingkat-partisipasi-pemilih-584679.html
Parliament Threshold (PT) atau ambang batas parlemen merupakan ambang batas perolehan suara minimal partai politik dalam pemilihan umum untuk diikutkan dalam penentuan perolehan kursi di Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Daerah. Ketentuan ini diberlakukan pertama kali pada Pemilu tahun 2009.
Pemilu 2014 ambang batas parlemen yang diberlakukan direncanakan adalah menggunakan pedoman yang tetulis dalam UU No. 8 Tahun 2012 yaitu bahwa ambang batas parlemen ditetapkan sebesar 3.5% untuk semua anggota DPR dan DPRD. Mahkamah Konstitusi kemudian mengubah menetapkan ambang batas tersebut menjadi 3.5% berlaku hanya untuk DPR dan untuk DPRD ditiadakan, setelah digugat oleh 14 partai saat itu.
Ambang batas 3.5% ini ditengarai menjadikan Presiden tidak optimal dan tidak bisa bergerak leluasa menjalankan roda pemerintahan, karena masih tergantung dengan parlemen. Hal ini bisa terjadi apabila Presiden mengeluarkan kebijakan pemerintahannya tetapi tidak didukung oleh parlemen. Atau bahkan apabila suatu kebijakan Presiden ingin diloloskan, akan ada biaya untuk meloloskannya. Presiden tidak leluasa menjalan kebijakannya, dan bahkan peluang korupsi menjadi besar dengan adanya system ini.
Selasa, 9 Juli 2013, Metrotvnew.com dalam Editorial yang berjudul Presidential Threshold mencatat hal tersebut di atas.
Presiden adalah lembaga tertinggi dalam pemerintahan. Untuk memperkuat lembaga kepresidenan dalam menjalankan Pemerintahannya ditetapkan Presidential Threshold sebesar 20%, kita akan menunggu Badan Legislatif (BALEG) Dewan Perwakilan Rakyat jadi-tidaknya merevisi UU. 42 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden.
Partai-partai yang mendukung Presidential Threshold 20% adalah PKS, PKB, PAN, Golkar, Partai Demokrat dan PDIP, sedangkan Partai-partai yang berkinginan menyamakan Presidential Threshold dan Parliament Threshold yaitu 3.5% adalah Gerindra, PPP dan Hanura.
Semua partai saling bermanuver untuk meloloskan keinginannya karena masing-masing partai berkepentingan meloloskan jagonya untuk menjadi penguasa di Negara berpenduduk hampir 300 juta ini.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) sementara mencatat rakyat sebagai pemilih resmi untuk Pemilu 2014 berjumlah 185 juta orang. Pemilih sejumlah itu akhir-akhir ini disuguhi tontonan yang diperlihatkan oleh semua partai politik yang berlomba menarik simpati rakyat pemilih agar memilih kader partai yang disodorkan oleh partai politik untuk baik menjadi anggota parlemen atau capres-cawapres.
Suguhan tontonan oleh partai politik sungguh terlihat secara vulgar bahwa capres-cawapres serta anggota parlemen berambisi besar untuk berkuasa. Bisa terlihat dengan dari aktivitas pencitraan melaui media massa cetak, baliho di jalan-jalan, media visual dan online, janji-janji yang diungkap dan diberikan, jargon yang dibuat dan dilontarkan. Mereka menggunakan segala apa yang mereka punyai untuk menarik simpati kita rakyat sebagai pemilih.
Jum’at, 16 Agustus 2013, Metrotvnews.com dalam newsprogram yang berjudul “Mempersiapkan Indonesia” menyebut bahwa saat ini sebagian bangsa Indonesia terjangkiti oleh virus-virus pragmatis seperti ingin cepat kaya dengan jalan pintas, ingin berkuasa dengan cara apapun, dan ingin menggemukkan pundi-pundi pribadi dengan jalan kini teramat mudah ditemui….”
Virus itu telah menjangkiti partai politik yang ada. Tidak peduli partai yang berbasis agama pun tertular virus ini. Di era reformasi selama 15 tahun rakyat Indonesia merasakan berbagai pengalaman dipimpin oleh pemimpin partai yang berbeda yang menjadi presiden di periode tertentu (dipimpin oleh Gus Dur dari PKB, Bu Mega dari PDIP, dan dua periode oleh SBY dari Partai Demokrat). Hal-hal yang sama dirasakan oleh rakyat Indonesia adalah perasaan TIDAK SEJAHTERA yang menjadi-jadi, perasaan yang dibutuhkan hanya selama pilpres dan pileg, perasaan dibodohi (membayar pajak) tetapi dikorupsi, memilih tapi tidak merasa terwakili oleh legistaor dan senator. Fakta dan realita dirasakan, ditemukan, dan dialami secara langsung oleh rakyat Indonesia adalah korupsi semakin akut dan dilakukan secara besar-besaran oleh partai-partai yang ada terutama oleh partai penguasa demi mempertahankan kekuasaannya. Rakyat Indonesia merasa menjadi obyek yang ditipu, dibodohi dan diperalat, dan kesengsaraan selalu berpihak kepada rakyat jika kebijakan Pemerintah diambil (kenaikan bbm, kenaikan listrik, dan kenaikan tingkat korupsi, dll).
Kita bebas bersikap dan bertindak melihat keadaan pemerintahan dan situasi politik seperti yang digambarkan diatas. Tetapi yang jelas bahwa di antara kita yang tidak melakukan pilihan atau golongan putih (golput) dari pemilu ke pemilu selalu menunjukkan grafik yang menaik atau kebalikan dari tingkat partisipasi pemilih yang menurun.
Data statistik partisipasi pemilih dari 1955 – 2009 yang diolah oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) menunjukkan dari 9 kali pemilu legislative yang pernah dilakukan di Indonesia Pemilu tahun 1971 –pemilu pertama kali di era orde baru—mencapai tingkat partisipasi yang paling tinggi yaitu 96.62 persen, sedangkan yang terendah adalah pemilu legislatif tahun 2009 di era reformasi yaitu 60.78
persen. Selengkapnya data tersebut adalah sebagai berikut:
Tahun 1955, jumlah pemilih terdaftar 43,104,464 tingkat partisipasi 91.41 persen
Tahun 1971, jumlah pemilih terdaftar 58,558,776, tingkat partisipasi 96.62 persen
Tahun 1977, jumlah pemilih terdaftar 69,871,092, tingkat partisipasi 96.52 persen
Tahun 1982, jumlah pemilih terdaftar 82,132,195, tingkat partisipasi 96.47 persen
Tahun 1987, jumlah pemilih terdaftar 93,737,633, tingkat partisipasi 96.43 persen
Tahun 1992, jumlah pemilih terdaftar 107,565,413, tingkat partisipasi 95.06 persen
Tahun 1997, jumlah pemilih terdaftar 125,640,987, tingkat partisipasi 93.55 persen
Tahun 2004, jumlah pemilih terdaftar 148,000,368, tingkat partsipasi 84.07 persen
Tahun 2009, jumlah pemilih terdaftar 171,265,442, tingkat partisipasi 60.78 persen (http://golput.com)
Tahun 2014, jumlah pemilih terdaftar diperkirakan 185 juta, bulan Maret 2013 CSIS (Center for Strategic and International Studies) memperkirakan angka undecided voters dan golongan putih untuk tahun 2014 sekitar 40.5 persen. Angka ramalan terendah yang cukup fantastis.
Jangan menyalahkan dan prihatin terhadap rakyat yang tidak berpartisipasi, karena data tersebut di atas menunjukkan bahwa rakyat Indonesia telah cukup pandai untuk mengetahui tentang sepak terjang partai politik bila menjadi penguasa (pejabat pemerintahan dan anggota parlemen/politikus): korupsi akan semakin merajalela, rakyat semakin menderita. Pula, bisa diartikan bahwa ternyata di era reformasi kondisi politik tidak lebih baik dari era-era sebelumnya atau rakyat di era reformasi semakin menderita. Perasaan rakyat yang menderita akibat tingkah polah korup pejabat pemerintah dan politikus menyebabkan rakyat muak, pesimis, dan apatis sehingga mereka enggan untuk memilih. Legitimatkah pemerintah yang akan datang, jika ternyata tingkat partsipasi rakyat sedemikian rendah?
Rakyat sangat prihatin dengan tingkah polah pejabat dan anggota parlemen saat ini yang cenderung korupsi, menyengsarakan rakyat, membohongi rakyat dan menjadikan rakyat hanya sebagai obyek penderitaan.
Memilih capres-cawapres, anggota parlemen serta pejabat lain yang bersih dari korupsi, dekat dan pro-rakyat, sederhana, integritas tinggi, tegas, professional serta bertanggung jawab adalah langkah awal pembenahan pemerintahan yang berpenyakit akut korupsi.
————————————–
*) Penulis adalah Jokowi Lover, tinggal di negeri jiran
**) Penulis cinta Jokowi-Ahok, tetapi lebih cinta Indonesia
***) Penulis membaca banyak artikel untuk dijadikan bahan rujukan tulisan ini
Parliament Threshold (PT) atau ambang batas parlemen merupakan ambang batas perolehan suara minimal partai politik dalam pemilihan umum untuk diikutkan dalam penentuan perolehan kursi di Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Daerah. Ketentuan ini diberlakukan pertama kali pada Pemilu tahun 2009.
Pemilu 2014 ambang batas parlemen yang diberlakukan direncanakan adalah menggunakan pedoman yang tetulis dalam UU No. 8 Tahun 2012 yaitu bahwa ambang batas parlemen ditetapkan sebesar 3.5% untuk semua anggota DPR dan DPRD. Mahkamah Konstitusi kemudian mengubah menetapkan ambang batas tersebut menjadi 3.5% berlaku hanya untuk DPR dan untuk DPRD ditiadakan, setelah digugat oleh 14 partai saat itu.
Ambang batas 3.5% ini ditengarai menjadikan Presiden tidak optimal dan tidak bisa bergerak leluasa menjalankan roda pemerintahan, karena masih tergantung dengan parlemen. Hal ini bisa terjadi apabila Presiden mengeluarkan kebijakan pemerintahannya tetapi tidak didukung oleh parlemen. Atau bahkan apabila suatu kebijakan Presiden ingin diloloskan, akan ada biaya untuk meloloskannya. Presiden tidak leluasa menjalan kebijakannya, dan bahkan peluang korupsi menjadi besar dengan adanya system ini.
Selasa, 9 Juli 2013, Metrotvnew.com dalam Editorial yang berjudul Presidential Threshold mencatat hal tersebut di atas.
Presiden adalah lembaga tertinggi dalam pemerintahan. Untuk memperkuat lembaga kepresidenan dalam menjalankan Pemerintahannya ditetapkan Presidential Threshold sebesar 20%, kita akan menunggu Badan Legislatif (BALEG) Dewan Perwakilan Rakyat jadi-tidaknya merevisi UU. 42 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden.
Partai-partai yang mendukung Presidential Threshold 20% adalah PKS, PKB, PAN, Golkar, Partai Demokrat dan PDIP, sedangkan Partai-partai yang berkinginan menyamakan Presidential Threshold dan Parliament Threshold yaitu 3.5% adalah Gerindra, PPP dan Hanura.
Semua partai saling bermanuver untuk meloloskan keinginannya karena masing-masing partai berkepentingan meloloskan jagonya untuk menjadi penguasa di Negara berpenduduk hampir 300 juta ini.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) sementara mencatat rakyat sebagai pemilih resmi untuk Pemilu 2014 berjumlah 185 juta orang. Pemilih sejumlah itu akhir-akhir ini disuguhi tontonan yang diperlihatkan oleh semua partai politik yang berlomba menarik simpati rakyat pemilih agar memilih kader partai yang disodorkan oleh partai politik untuk baik menjadi anggota parlemen atau capres-cawapres.
Suguhan tontonan oleh partai politik sungguh terlihat secara vulgar bahwa capres-cawapres serta anggota parlemen berambisi besar untuk berkuasa. Bisa terlihat dengan dari aktivitas pencitraan melaui media massa cetak, baliho di jalan-jalan, media visual dan online, janji-janji yang diungkap dan diberikan, jargon yang dibuat dan dilontarkan. Mereka menggunakan segala apa yang mereka punyai untuk menarik simpati kita rakyat sebagai pemilih.
Jum’at, 16 Agustus 2013, Metrotvnews.com dalam newsprogram yang berjudul “Mempersiapkan Indonesia” menyebut bahwa saat ini sebagian bangsa Indonesia terjangkiti oleh virus-virus pragmatis seperti ingin cepat kaya dengan jalan pintas, ingin berkuasa dengan cara apapun, dan ingin menggemukkan pundi-pundi pribadi dengan jalan kini teramat mudah ditemui….”
Virus itu telah menjangkiti partai politik yang ada. Tidak peduli partai yang berbasis agama pun tertular virus ini. Di era reformasi selama 15 tahun rakyat Indonesia merasakan berbagai pengalaman dipimpin oleh pemimpin partai yang berbeda yang menjadi presiden di periode tertentu (dipimpin oleh Gus Dur dari PKB, Bu Mega dari PDIP, dan dua periode oleh SBY dari Partai Demokrat). Hal-hal yang sama dirasakan oleh rakyat Indonesia adalah perasaan TIDAK SEJAHTERA yang menjadi-jadi, perasaan yang dibutuhkan hanya selama pilpres dan pileg, perasaan dibodohi (membayar pajak) tetapi dikorupsi, memilih tapi tidak merasa terwakili oleh legistaor dan senator. Fakta dan realita dirasakan, ditemukan, dan dialami secara langsung oleh rakyat Indonesia adalah korupsi semakin akut dan dilakukan secara besar-besaran oleh partai-partai yang ada terutama oleh partai penguasa demi mempertahankan kekuasaannya. Rakyat Indonesia merasa menjadi obyek yang ditipu, dibodohi dan diperalat, dan kesengsaraan selalu berpihak kepada rakyat jika kebijakan Pemerintah diambil (kenaikan bbm, kenaikan listrik, dan kenaikan tingkat korupsi, dll).
Kita bebas bersikap dan bertindak melihat keadaan pemerintahan dan situasi politik seperti yang digambarkan diatas. Tetapi yang jelas bahwa di antara kita yang tidak melakukan pilihan atau golongan putih (golput) dari pemilu ke pemilu selalu menunjukkan grafik yang menaik atau kebalikan dari tingkat partisipasi pemilih yang menurun.
Data statistik partisipasi pemilih dari 1955 – 2009 yang diolah oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) menunjukkan dari 9 kali pemilu legislative yang pernah dilakukan di Indonesia Pemilu tahun 1971 –pemilu pertama kali di era orde baru—mencapai tingkat partisipasi yang paling tinggi yaitu 96.62 persen, sedangkan yang terendah adalah pemilu legislatif tahun 2009 di era reformasi yaitu 60.78
persen. Selengkapnya data tersebut adalah sebagai berikut:
Tahun 1955, jumlah pemilih terdaftar 43,104,464 tingkat partisipasi 91.41 persen
Tahun 1971, jumlah pemilih terdaftar 58,558,776, tingkat partisipasi 96.62 persen
Tahun 1977, jumlah pemilih terdaftar 69,871,092, tingkat partisipasi 96.52 persen
Tahun 1982, jumlah pemilih terdaftar 82,132,195, tingkat partisipasi 96.47 persen
Tahun 1987, jumlah pemilih terdaftar 93,737,633, tingkat partisipasi 96.43 persen
Tahun 1992, jumlah pemilih terdaftar 107,565,413, tingkat partisipasi 95.06 persen
Tahun 1997, jumlah pemilih terdaftar 125,640,987, tingkat partisipasi 93.55 persen
Tahun 2004, jumlah pemilih terdaftar 148,000,368, tingkat partsipasi 84.07 persen
Tahun 2009, jumlah pemilih terdaftar 171,265,442, tingkat partisipasi 60.78 persen (http://golput.com)
Tahun 2014, jumlah pemilih terdaftar diperkirakan 185 juta, bulan Maret 2013 CSIS (Center for Strategic and International Studies) memperkirakan angka undecided voters dan golongan putih untuk tahun 2014 sekitar 40.5 persen. Angka ramalan terendah yang cukup fantastis.
Jangan menyalahkan dan prihatin terhadap rakyat yang tidak berpartisipasi, karena data tersebut di atas menunjukkan bahwa rakyat Indonesia telah cukup pandai untuk mengetahui tentang sepak terjang partai politik bila menjadi penguasa (pejabat pemerintahan dan anggota parlemen/politikus): korupsi akan semakin merajalela, rakyat semakin menderita. Pula, bisa diartikan bahwa ternyata di era reformasi kondisi politik tidak lebih baik dari era-era sebelumnya atau rakyat di era reformasi semakin menderita. Perasaan rakyat yang menderita akibat tingkah polah korup pejabat pemerintah dan politikus menyebabkan rakyat muak, pesimis, dan apatis sehingga mereka enggan untuk memilih. Legitimatkah pemerintah yang akan datang, jika ternyata tingkat partsipasi rakyat sedemikian rendah?
Rakyat sangat prihatin dengan tingkah polah pejabat dan anggota parlemen saat ini yang cenderung korupsi, menyengsarakan rakyat, membohongi rakyat dan menjadikan rakyat hanya sebagai obyek penderitaan.
Memilih capres-cawapres, anggota parlemen serta pejabat lain yang bersih dari korupsi, dekat dan pro-rakyat, sederhana, integritas tinggi, tegas, professional serta bertanggung jawab adalah langkah awal pembenahan pemerintahan yang berpenyakit akut korupsi.
————————————–
*) Penulis adalah Jokowi Lover, tinggal di negeri jiran
**) Penulis cinta Jokowi-Ahok, tetapi lebih cinta Indonesia
***) Penulis membaca banyak artikel untuk dijadikan bahan rujukan tulisan ini
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
BACA JUGA
DAFTAR LENGKAP ARTIKEL BLOG BAGINDAERY
-
►
2017
(50)
- ► 09/17 - 09/24 (3)
- ► 08/20 - 08/27 (4)
- ► 04/02 - 04/09 (7)
- ► 03/26 - 04/02 (5)
- ► 03/19 - 03/26 (9)
- ► 03/12 - 03/19 (15)
- ► 02/26 - 03/05 (7)
-
►
2016
(139)
- ► 12/18 - 12/25 (5)
- ► 12/11 - 12/18 (2)
- ► 11/13 - 11/20 (13)
- ► 11/06 - 11/13 (9)
- ► 07/24 - 07/31 (7)
- ► 07/17 - 07/24 (7)
- ► 07/03 - 07/10 (19)
- ► 06/26 - 07/03 (12)
- ► 06/19 - 06/26 (15)
- ► 06/12 - 06/19 (6)
- ► 05/08 - 05/15 (1)
- ► 04/10 - 04/17 (6)
- ► 02/14 - 02/21 (3)
- ► 02/07 - 02/14 (10)
- ► 01/31 - 02/07 (12)
- ► 01/24 - 01/31 (12)
-
►
2015
(281)
- ► 12/27 - 01/03 (19)
- ► 08/09 - 08/16 (3)
- ► 05/10 - 05/17 (10)
- ► 04/26 - 05/03 (3)
- ► 04/19 - 04/26 (28)
- ► 04/12 - 04/19 (39)
- ► 04/05 - 04/12 (93)
- ► 03/29 - 04/05 (64)
- ► 03/22 - 03/29 (13)
- ► 02/22 - 03/01 (3)
- ► 02/15 - 02/22 (5)
- ► 01/04 - 01/11 (1)
-
►
2014
(1059)
- ► 12/28 - 01/04 (12)
- ► 12/21 - 12/28 (5)
- ► 11/23 - 11/30 (33)
- ► 11/09 - 11/16 (1)
- ► 11/02 - 11/09 (1)
- ► 10/26 - 11/02 (14)
- ► 10/05 - 10/12 (4)
- ► 09/28 - 10/05 (7)
- ► 08/24 - 08/31 (19)
- ► 08/10 - 08/17 (6)
- ► 08/03 - 08/10 (3)
- ► 07/13 - 07/20 (12)
- ► 07/06 - 07/13 (15)
- ► 06/29 - 07/06 (7)
- ► 06/22 - 06/29 (5)
- ► 06/15 - 06/22 (7)
- ► 06/08 - 06/15 (29)
- ► 06/01 - 06/08 (34)
- ► 05/25 - 06/01 (3)
- ► 05/18 - 05/25 (7)
- ► 05/11 - 05/18 (4)
- ► 04/27 - 05/04 (1)
- ► 04/20 - 04/27 (19)
- ► 04/13 - 04/20 (18)
- ► 04/06 - 04/13 (13)
- ► 03/30 - 04/06 (19)
- ► 03/23 - 03/30 (31)
- ► 03/16 - 03/23 (51)
- ► 03/09 - 03/16 (56)
- ► 03/02 - 03/09 (80)
- ► 02/23 - 03/02 (78)
- ► 02/16 - 02/23 (41)
- ► 02/09 - 02/16 (54)
- ► 02/02 - 02/09 (61)
- ► 01/26 - 02/02 (68)
- ► 01/19 - 01/26 (57)
- ► 01/12 - 01/19 (88)
- ► 01/05 - 01/12 (96)
-
▼
2013
(3222)
- ► 12/29 - 01/05 (104)
- ► 12/22 - 12/29 (124)
- ► 12/15 - 12/22 (86)
- ► 12/08 - 12/15 (70)
- ► 12/01 - 12/08 (84)
- ► 11/24 - 12/01 (79)
- ► 11/17 - 11/24 (48)
- ► 11/10 - 11/17 (64)
- ► 11/03 - 11/10 (52)
- ► 10/27 - 11/03 (65)
- ► 10/20 - 10/27 (78)
- ► 10/13 - 10/20 (102)
- ► 10/06 - 10/13 (84)
- ► 09/29 - 10/06 (111)
- ► 09/22 - 09/29 (129)
- ► 09/15 - 09/22 (128)
- ► 09/08 - 09/15 (153)
- ► 09/01 - 09/08 (164)
- ► 08/25 - 09/01 (160)
-
▼
08/18 - 08/25
(104)
- KEHEBATAN JENDRAL SOEHARTO= Kisah Jenderal Soehart...
- Informasi tentang Jenderal Suharto tentulah cukup ...
- Fakta yang Menarik= Kisah Pengabdian sang Asisten ...
- KISAH SPESIAL PEJUANG INDONESIA= Sejarah Hidup Per...
- ARTIKEL SPESIAL SEJARAH= Cerita Anak Jenderal D.I....
- ARTIKEL SPESIAL PEJUANG INDONESIA= Sejarah Hidup P...
- ( Biar sejarah yang bicara ) Jenderal Soedirman= K...
- ( NEGARA AUTO PILOT ) Semakin Pupus Kebenaran di N...
- ARTIKEL HIBURAN DILENGKAPI DENGAN GAMBAR= Kumpulan...
- ARTIKEL HIBURAN= 10 Mahluk Mitologi Aneh dan Unik ...
- ARTIKEL HIBURAN= 13 Dewa Mitologi Mesir Kuno
- ARTIKEL SPESIAL ISLAMI= Mahluk-Mahluk Mitologi Islam
- (ARTIKEL MITOLOGI YUNANI) Siapakah Titan? Kisah 12...
- ARTIKEL HIBURAN= 6 Manusia Setengah Dewa dalam Mit...
- ARTIKEL HIBURAN= Dewa-Dewi dalam Mitologi Yunani Kuno
- ARTIKEL HIBURAN= Kisah Cerita Dibalik Lambang Zodi...
- ARTIKEL MITOLOGI YUNANI= Kisah Tentang Zeus dari O...
- ARTIKEL MITOLOGI YUNANI= Asal Usul dan Sejarah Dew...
- SEBUAH DRAMA= Benciku ya Cintaku
- SEBUAH TULISAN MENARIK= Mengubah Energi Marah Menj...
- ARITKEL KHUSUS BAND TERSUKSES KAHITNA= Inilah 10 H...
- ( KESUKSESAN TERBESAR BAND KAHITNA ) Kahitna, Band...
- Masuki Dunia Melalui Kasih, Keluar Dari Dunia Lewa...
- Peran Hawa (pendorong) dan Akal
- Tarif Ustadz dan Problem Idealisasi ( Agama bekerj...
- Saat Anak Asyik Bicara dengan Teman Imajinasi ( Te...
- ( SEMUA SERBA BARU ) Tahun Ajaran Baru, Sekolah Ba...
- Tulisan Menarik= Berhati-hatilah dengan Hati
- Kisah Benar Di Arab Saudi= Peringatan Allah Untuk ...
- GRATIS UNTUK PARA BLOGGER= 7 Template Professional...
- Perjalanan Blogger Sukses Raditya Dika ( Siapa sih...
- JANGANLAH MENIKAH KARENA PAKSAAN ( MEMAKNAI PERJOD...
- ARTIKEL LEGENDA KHAS INDONESIA= Sembilan Makhluk L...
- ( Kenapa dan Mengapa ) Menggugat Fungsi Kantor Pos...
- BLSM, Antara Manfaat dan Konflik di Masyarakat ( ...
- TENTANG PILPRES 2014= Jokowi antara Prabowo dan Me...
- ANTARA MISTERI DAN KONSPIRASI= 5 teori konspirasi ...
- Anak Game, Muda Galau, dan Tua Kerja ( Mari kita p...
- NASEHAT TERBAIK DARI ORANG TUA= Nasehat untuk Anak...
- Kumpulan Foto Indonesia Zaman Dulu ( Masa-masa Pen...
- Merokok di Masjid ( Tulisan ini mungkin rada tidak...
- Rokok : Warisan dan Bom Waktu ( Siapa yang tak ken...
- Ngerinya Larangan Merokok dan Copet Di Kereta Kual...
- Mau Keren Kok Maksa? ( Lebih baik menyenangkan hat...
- ARTIKEL MENARIK= [FDR] Kapas-Kapas Jakarta
- SEBUAH DRAMA= Kisahku, Jadi Istri Muda
- Mak Comblang Kena Comblang?! [ Namanya Priska, ce...
- SEBUAH CERMIN HIDUP= Akulah Pelaku Kesepian ( Aku ...
- Blackberry, Masihkah Penting???? ( Sudah hampir 2 ...
- Siraman Teh Manis Lebih kejam Dari Pada Ngomong ( ...
- BERITA HEBOH, Tes keperawanan rendahkan derajat ma...
- MENGAPA EMAS DIHARAMKAN BAGI PRIA ( Satu lagi, "Bu...
- ( WANITA BERHIAS DALAM PANDANGAN ISLAM ) Perhiasan...
- PESONA PAK GUBERNUR JOKOWI= Blusukan Jokowi Tak Ak...
- Ahok Kerja, Jokowi Wacana, Prabowo Makin Populer (...
- Jangankan ARB, Prabowo Pun Ketar-ketir Membaca Ang...
- ( SEBUAH HARAPAN BARU DI NEGERIKU INDONESIA ) Prab...
- ( ARTIKEL KHUSUS PRESIDEN SOEKARNO ) Sejarah dan R...
- ( KISAH INSPIRASI TOKOH INDONESIA ) Keteladanan Bu...
- Sindiran kepada Soekarno-Hatta ( Mengapa status Fa...
- Orde Baru dan Bahaya Laten Komunisme ( Pemerintaha...
- ( KENAPA DAN MENGAPA ) Orang Desa Tidak Mencoblos ...
- 7 Kisah Tragis Bunuh Diri Karena Asmara ( Hubungan...
- Ini bukan kisah fiksi, Hamil 7 Bulan, Dibunuh, dan...
- Ketika Sinetron Tak Lagi Menarik dan Mendidik ( Ac...
- Ketika Stasiun TV Kita Mulai Latah ( Konon di duni...
- ( TENTANG SINETRON RELIGI DI INDONESIA ) Sinetron ...
- ( ADA APA DENGAN SEPAK BOLA INDONESIA ) Di Indones...
- “Jodoh ada di tangan Tuhan” Benarkah Jodoh Ada di ...
- Jodoh Itu ???????????
- Kalau Jodoh Ga Bakal ke Mana ( Mungkin di antara k...
- Daftar 80 Tempat Wisata di Bandung yang harus diku...
- 5 Misteri Orang yang Hilang Tanpa Jejak Entah Kemana
- Misteri Kuburan Panjang Empat Meter Dijaga Harimau...
- Misteri Makam Berdarah Cilingcing ( Makam Cilingci...
- Misteri denting lonceng di kuburan Belanda Menteng...
- ( RAHASIA INDAH ISLAMI ) RAHASIA DAN KEUTAMAAN DZI...
- Apa yang mendorong manusia sekarang bertambah gana...
- Mulai dari Diri Sendiri ( Kesehatan adalah aset pa...
- Hati Ibu yang Terluka ( Dari dulu pepatah : ” Bina...
- Saat Hatiku Terluka ( Lebih dari tiga belas tahun ...
- Ini kisah tentang perempuan-perempuan terluka, Buk...
- ( ARTIKEL SPESIAL ISLAMI ) Keutamaan 4 Kalimat Mulia
- DIARI RASULULLAH: 7 Sunnah Harian ( ” 7 Sunnah Ha...
- Derajat Hadits Sholat Tasbih ( Ada beberapa hadits...
- Merayu Allah Melalui Tasbih, Tahmid, Tahlil dan Ta...
- MENUJU PINTU GERBANG KEMERDEKAAN HAKIKI ( Merdeka ...
- ( ADA APA DENGAN POLITIK INDONESIA ) Kejahatan Pol...
- ( NO SARA ) Ada Apa Dengan Media Berita Indonesia ...
- Dibalik Lengsernya Gus Dur ( Gus Dur adalah sosok ...
- Antara Gus Dur dan Morsi ( Kicauan media mengawali...
- Penggulingan Mursi dan Standar Ganda Demokrasi Bar...
- Indonesia, “Bukan Lagi Milik Beta” ( INDONESIA ada...
- Omong Kosong Indonesia Merdeka ( Fakta merdeka mas...
- ( pencapaian apa yang diraih ketika Presiden SBY b...
- Kisah dan Legenda Batu Gajah yang Unik di Tuban ( ...
- Bandung Bondowoso dan Mitos Perawan Tua ( Sumberny...
- Anda penggemar F.C. Barcelona? Pasti tahu dengan n...
- Anak Kelas 5 SD: Pak, Guru Besar Kok Korupsi?
- ( 1001 MISTERI DIBALIK PEMBUNUHAN SISCA YOVIE ) Me...
- ► 08/11 - 08/18 (156)
- ► 08/04 - 08/11 (322)
- ► 07/28 - 08/04 (108)
- ► 07/21 - 07/28 (104)
- ► 07/14 - 07/21 (59)
- ► 07/07 - 07/14 (24)
- ► 06/30 - 07/07 (12)
- ► 06/23 - 06/30 (35)
- ► 06/09 - 06/16 (40)
- ► 06/02 - 06/09 (11)
- ► 05/26 - 06/02 (51)
- ► 05/19 - 05/26 (13)
- ► 05/12 - 05/19 (4)
- ► 04/21 - 04/28 (6)
- ► 04/14 - 04/21 (21)
- ► 04/07 - 04/14 (8)
- ► 03/31 - 04/07 (75)
- ► 03/24 - 03/31 (62)
- ► 03/17 - 03/24 (53)
- ► 03/10 - 03/17 (30)
- ► 03/03 - 03/10 (2)
- ► 02/03 - 02/10 (19)
- ► 01/20 - 01/27 (18)
-
►
2012
(403)
- ► 12/30 - 01/06 (8)
- ► 12/16 - 12/23 (14)
- ► 12/09 - 12/16 (12)
- ► 12/02 - 12/09 (10)
- ► 10/28 - 11/04 (1)
- ► 08/12 - 08/19 (13)
- ► 08/05 - 08/12 (29)
- ► 07/29 - 08/05 (69)
- ► 07/22 - 07/29 (85)
- ► 07/15 - 07/22 (92)
- ► 07/08 - 07/15 (65)
- ► 07/01 - 07/08 (5)
-
►
2011
(1411)
- ► 08/14 - 08/21 (51)
- ► 08/07 - 08/14 (52)
- ► 07/31 - 08/07 (5)
- ► 07/10 - 07/17 (3)
- ► 07/03 - 07/10 (10)
- ► 05/29 - 06/05 (6)
- ► 05/15 - 05/22 (57)
- ► 05/08 - 05/15 (45)
- ► 05/01 - 05/08 (97)
- ► 04/24 - 05/01 (169)
- ► 04/17 - 04/24 (293)
- ► 04/10 - 04/17 (200)
- ► 04/03 - 04/10 (142)
- ► 03/27 - 04/03 (107)
- ► 03/20 - 03/27 (87)
- ► 03/13 - 03/20 (1)
- ► 03/06 - 03/13 (7)
- ► 02/20 - 02/27 (10)
- ► 02/13 - 02/20 (8)
- ► 02/06 - 02/13 (20)
- ► 01/30 - 02/06 (6)
- ► 01/23 - 01/30 (17)
- ► 01/16 - 01/23 (10)
- ► 01/02 - 01/09 (8)
-
►
2010
(2102)
- ► 12/26 - 01/02 (5)
- ► 12/19 - 12/26 (1)
- ► 11/14 - 11/21 (53)
- ► 11/07 - 11/14 (70)
- ► 10/31 - 11/07 (27)
- ► 10/24 - 10/31 (41)
- ► 10/17 - 10/24 (1)
- ► 10/10 - 10/17 (29)
- ► 10/03 - 10/10 (2)
- ► 09/26 - 10/03 (39)
- ► 09/19 - 09/26 (3)
- ► 08/15 - 08/22 (23)
- ► 08/08 - 08/15 (74)
- ► 08/01 - 08/08 (70)
- ► 07/25 - 08/01 (131)
- ► 07/18 - 07/25 (202)
- ► 07/11 - 07/18 (93)
- ► 07/04 - 07/11 (144)
- ► 06/27 - 07/04 (311)
- ► 06/20 - 06/27 (199)
- ► 06/13 - 06/20 (120)
- ► 06/06 - 06/13 (34)
- ► 05/30 - 06/06 (178)
- ► 05/23 - 05/30 (89)
- ► 05/16 - 05/23 (93)
- ► 05/09 - 05/16 (17)
- ► 05/02 - 05/09 (3)
- ► 04/18 - 04/25 (1)
- ► 04/11 - 04/18 (1)
- ► 02/07 - 02/14 (26)
- ► 01/24 - 01/31 (9)
- ► 01/17 - 01/24 (12)
- ► 01/03 - 01/10 (1)
-
►
2009
(3)
- ► 12/27 - 01/03 (3)
0 komentar:
Posting Komentar
1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.
Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.
( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )
Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.
Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar
Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com