by: http://metro.kompasiana.com/2012/03/10/kalau-andre-dan-sule-pimpin-jakarte-dki-jadi-seperti-apa-445350.html
Teringat dengan sebuah tayangan di Trans
TV beberapa hari lalu, menampilkan komentar Sule terhadap Andre saat
ditanyakan kepadanya apa pendapatnya jika Andre menjadi Gubernur alias
DKI-1. Sule memberi jawaban antusias full semangat, bahwa Andre memang
cocok dan pas memimpin DKI karena selain pernah memiliki kemampuan
bersaing dalam pilkada Banten (meski kalah) juga mempunyai relasi
(penggemar)yang banyak di DKI dan seluruh tanah air.
Tentu Sule menilai Andre adalah figure
yang pas dan tepat, selain karena faktor alasan obyektif di atas juga
karena ia adalah rekan akrab dan pasangan paling top dalam program acara
OVJ dan beberapa program lainnya di dalam iklan TV dan media cetak,
wajarlah Sule memberikan aplus dan dukungan kepada Andre.
Majunya Andre dan Sule sebagai calon
DKI-1 memang masih sebatas rumor dan gosip. Meskipun masih sebatas
“kabar burung” ada baiknya kita cermati dengan seksama dalam wacana yang
ringan dan yang lucu. Ini perlu dilakukan agar kabar burung itu dapat
disikapi dan diantisipasi dari sekarang, baik untuk tujuan mendukung
maupun untuk tujuan sekadar terperanjat.
Benarkah semudah itu untuk menjadi
Gubernur DKI? Apakah menjadi Gubernur DKI hanya sebatas popularitas dan
punya koneksi yang luas dan banyak? Berikut ini kita mengupas sedikit
tentang profil dan status ibukota DKI sebagai ibukota negara Republik
Indonesia.
Selain itu, apa persoalan paling krusial
yang dihadapi oleh masyarakat DKI untuk memenuhi syarat sebagai kota
paling aman di dunia dan menjadi kota yang paling layak dihuni di dunia.
Untuk itu kita perlu mengupas sedikit beberapa sisi penting tentang DKI
Jakarta dalam beberapa bagian di bawah ini.
Jakarta dan Permasalahannya
Daerah Khusus (DK) ada beberapa tempat
di seluruh Indonesia, yaitu Jakarta (disebut DKI Jakarta), Aceh, Papua
dan Papua Barat. Semua daerah khusus itu memiliki dasar hukumnya. Untuk
DKI dasar hukumnya adalah UU Nomor 29 Tahun 2007 tentang
Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibu kota Jakarta sebagai Ibu kota
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Daerah khusus berbeda dengan daerah
Istimewa (seperti Yogyakarta). Daerah khusus memiliki hak otonomi khusus
dalam beberapa hal lebih akibat kepentingan politik, sedangkan daerah
Istimewa lebih kepada soal budaya dan sejarah.
Kembali ke Jakarta. Kota yang pernah
Empat kali berganti nama ini memiliki luas 665 Km2 kini menampung jumlah
penduduk (terdaftar) sebanyak 9,59 juta (sensus 2011). Hal ini mengacu
pada pidato LPJ 2010 oleh Gubernur Fauzi Bowo di DPRD DKI pada 5/4/2011.
Jumlah penduduk hampir 10 juta jiwa itu
(belum lagi yang tidak terdaftar dan pendatang atau pekerja yang usaha
atau kantornya berada di Jakarta) tentu membuat kota Jakarta sangat
padat. Menurut catatan National Geographic Indonesia yang
dipublikasikan pada 17 Februari 2011, tingkat kepadatan kota Jakarta
mencapai 14.464 per kilometer persegi. Dengan tingkat
kepadatan penduduk seperti itu (belum lagi ditambah yang tidak
terdftara) menempatkan kota Jakarta sebagai salah satu kota urutan nomor
Empat paling padat di dunia.
Perhatikan sepuluh kota terpadat di dunia (urutan pertama sampai ke sepuluh) berikut ini :
- Seoul,Korea selatan – 10,321,449
- Mumbai, India – 9,900,000
- Sao Paulo, Brazil – 9,839,436
- Jakarta, Indonesia – 9,597,900 (Jumlah Jabotabek hampir 29 juta jiwa).
- Moscow, Russia – 9,000,000
- Mexico City, Mexico – 8,591,309
- Shanghai, China – 8,205,598
- Tokyo, Jepang – 8,021,943 jiwa
- Istanbul, Turkey – 7,774,169
- New York, Amerika Serikat – 7.362.600
Dengan kepadatan penduduk sebanyak
hampir 15 ribu jiwa per kilometernya, tentu DKI menghadapi persoalan
sosial yang teramat pelik dan rumit. Padahal sebagaimana disebutkan
dalam UU di atas fungsi dan peran DKI Jakarta adalah jIbu Kota Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang memiliki kekhususan tugas, hak,
kewajiban, dan tanggung jawab tertentu dalam penyelenggaraan
pemerintahan dan sebagai tempat kedudukan perwakilan negara asing, serta
pusat/perwakilan lembaga internasional, seluruh dunia.
Sesuai dengan fungsi dan peran DKI
Jakarta dan seluruh persoalan yang terkandung di dalamnya Gubernur yang
bertugas dan bertanggung jawab di DKI Jakarta harus mampu menjawab
tantangan berikut ini :
- Masalah Tata ruang, sumber daya alam, dan lingkungan hidup
- Masalah Pengendalian penduduk dan permukiman
- Masalah Transportasi, sarana dan prasarana serta kemacetannya
- Msalah Industri dan perdagangan
- Masalah Pariwisata
- Masalah Keamanan dan Penghijauan
- Selain itu, Gubernur DKI Jakarta harus mampu melaksanakan tugas protokoler misalnya menghadiri sidang kabinet yang menyangkut kepentingan negara.
Melihat posisi dan kondisi serta
persoalan rutin dan protokoler yang harus dipertanggung jawabkan oleh
Gubernur selaku orang nomor satu dalam lingkungan pemprov DKI Jakarta,
pantas memilih Gubernur DKI bukanlah sekadar basa-basi atau sekadar
sangat poluper, sangat dikenal, banyak massanya dan sebagainya.
Menjadi Gubernur DKI sekarang BUKAN
seperti dahulu tatkala DKI Jakarta belum dijangkiti oleh banyak penyakit
sosial. Dahulu saja menjadi Gubernur sangat selektif meskipun lebih
ditonjolkan oleh kepentingan politik ketimbang kebutuhan publik. Hanya
saja pada beberapa dekade sebelumnya kepentingan politis itu lebih
dititikberatkan pada persoalan keamanan dan kenyamanan DKI Jakarta saja.
Hingga saat ini (2012) dari pertama
terbntuknya pemporv DKI telah terdaftar sebanyak 16 Gubernur yang pernah
memimpin DKI Jakarta, dari era Suwiryo (1945 -1947) sampai Fauzi Bowo
(2012). Dengan kata lain selama 67 tahun resmi berlakunya pemprov DKI
telah dijabat oleh 16 pejabat Gubernur yang memiliki rata-rata usia
menjabat selama 4,2 tahun usia jabatan.
Atas dasar seluruh rangkaian penjelasan
di atas, siapakah yang paling tepat memimpin dan mengelola Jabatan
Gubernur DKI Jakarta? Berikut nama-nama yang sudah gencar muncul
sebagai calon-calon Gubernur DKI, selain Fauzi Bowo adalah sebagai
berikut :
Jalur Independen
1. Adyaksa Dault (mantan Menpora); 2.
Faisal Basrie (ekonom, mantan komisioner KPPU); 3. Firman Abadi; 4.
Marzuki Usman (mantan Menteri Pariwisata era Gus Dur, Mantan Ketua
Bapepam); 5. Mayjen Soeharto (Marinir).
Calon Partai Golkar
1. Azis Syamsudin (DPR); 2. Basuki/Ahok
(DPR, mantan Bupati Belitong Timur); 3. Priya Ramadhani (Ketua DPD
Golkar DKI Jakarta); 4. Tantowi Yahya (DPR).
Calon PDI Perjuangan
1. Rano Karno (Wakil Bupati Tangerang); 2. Priyanto (Wakil Gubernur DKI Jakarta).
Calon Partai Demokrat. Nachrowi Ramli (Ketua DPRD DKI Jakarta).
Calon PKS. Nugroho Djayusman.
Calon dari “kabar burung” Andre OVJ berpasangan dengan Sule.
Sanggupkah Andre dan Sule memimpin
DKI? Cukupkah popularitas saja dan terkenal menjadi Gubernur? Mampukah
mereka beradaptasi dengan serangkaian tugas dan tanggung jawab sebagai
Gubernur yang harus menjalankan aneka fungsi dan peran yang mengemban
tugas rutin dan protokoler kenegaraan di wilayah Ibukota Negara Kesatuan
RI, nantinya?
Jawabannya tentu bisa Ya bisa juga
Tidak. Namun demikian terserah pada pilihan rakyat juga karena pilkada
ini dasarnya menjunjung tinggi demokrasi. Esensi dari demokrasi juga
yang menjawabnya sesuai prinsip demokrasi yaitu “dari rakyat, Oleh
rakyat dan Untuk rakyat.”
Tapi kalau boleh tahu rakyat yang bagaimana..? he he..he he..he..
Salam Kompasiana
abanggeutanyo
0 komentar:
Posting Komentar
1 SHARE DARI ANDA SANGAT BERHARGA BUAT BANYAK ORANG, SAMPAIKANLAH WALAU 1 AYAT, SEMOGA BERMANFAAT.
Jika anda merasa artikel diatas berguna dan bermanfaat bagi banyak orang, silahkan share / bagikan artikel diatas ke banyak orang lewat facebook / twitter anda.
Semoga anda mendapatkan pahala setelah membagikan artikel diatas, semoga setelah anda bagikan banyak bermanfaat buat semua orang, amin.
( Sampaikanlah walau satu ayat, untuk kebaikan kita semua )
Salah satu cara mencari pahala lewat internet adalah dengan menyebarluaskan artikel, situs/blog dan segala kebaikan yang diperoleh darinya kepada orang lain. Misalnya adalah kepada keluarga, sahabat, rekan kerja dan sebagainya.
Apa Pendapat Anda Tentang Artikel Diatas
Silahkan gunakan profile ( Anonymous ) jika anda tidak mempunyai Account untuk komentar
Jika anda ingin berpartisipasi ikut menulis dalam blog ini atau ingin mengirim hasil karya tulisan anda, membagikan informasi yang bermanfaat buat banyak orang lewat tulisan anda silahkan kirim tulisan anda ke email saya bagindaery@gmail.com
Tulisan anda akan dilihat dan dibaca oleh ribuan orang tiap harinya setelah anda mengirimkannya ke bagindaery@gmail.com